makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

18
Masalah Pokok Pembangunan | 1 Kelompok 2 | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini setiap pemimpin negara di belahan dunia manapun selalu memikirkan masalah pembangunan negaranya. Hal ini wajar karena memang pembangunan itu sifatnya terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti pada satu titik. Jika satu titik sudah di bangun maka masih ada titik-titik lain yang masih menunggu untuk di bangun. Bahkan selama dua dasa warsa yang lalu titik pertumbuhan ekonomi dunia ditunjukan pada upaya-upaya untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional riil. Hal itu karenan para ekonom beranggapan bahwa pertumbuhan pendapatan nasional riil tersebut bisa digunakan sebagai ukuran kinerja perekonomian suatu negara. Masalah pembangunan memang lebih di titik beratkan atau lebih di fokuskan dalam hal ekonomi, hal itu karena bidang ekonomilah titik awal pembangunan itu harus di mulai karena di bidang ekonomi ini jembatan untuk pembangunan ke bidang selanjutnya bisa lebih terintegrasi. Misalnya saja dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan itu bisa meminimalisisr tingkat kemiskinan, tingkat kesehatan, pengangguran, dan pendidikan. Maka dari itu kenapa titik fokus pembangunan dan pertumbuhan ekonomi itu lebih kepada bidang ekonomi. Dalam setiap kegiatan pembangunan itu sendiri terdapat masalah-masalah pokok yang pasti selalu di hadapi oleh setiap negara di muka bumi ini khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Karena titk fokus pembangunan itu dalam bidang ekonomi maka dalam makalah ini akan membahas Masalah-masalah pokok pembangunan ekonomi. Masalah pokok pembangunan ekonomi itu memiliki beberapa subtansi yang sangat kompleks. Pembahasanya mencakup faktor penyebab pertumbuhan ekonomi, karakteristik pertumbuhan ekonomi modern, perdebatan masalah pertumbuhan, distribusi pendapatan, kemiskinan, dan masih banyak lagi. Subtansi-subtansi tersebutlah yang akan coba di paparkan makalah ini.

Upload: dewa-ares-atthahirah

Post on 19-Jan-2016

1.211 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah ekonomi pembangunan dengan judul masalah pokok pembangunan ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 1

Kelompok 2 | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini setiap pemimpin negara di belahan dunia manapun selalu memikirkan

masalah pembangunan negaranya. Hal ini wajar karena memang pembangunan itu sifatnya

terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti pada satu titik. Jika satu titik sudah di bangun

maka masih ada titik-titik lain yang masih menunggu untuk di bangun. Bahkan selama dua

dasa warsa yang lalu titik pertumbuhan ekonomi dunia ditunjukan pada upaya-upaya untuk

meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional riil. Hal itu karenan para ekonom

beranggapan bahwa pertumbuhan pendapatan nasional riil tersebut bisa digunakan sebagai

ukuran kinerja perekonomian suatu negara.

Masalah pembangunan memang lebih di titik beratkan atau lebih di fokuskan dalam

hal ekonomi, hal itu karena bidang ekonomilah titik awal pembangunan itu harus di mulai

karena di bidang ekonomi ini jembatan untuk pembangunan ke bidang selanjutnya bisa lebih

terintegrasi. Misalnya saja dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan itu bisa

meminimalisisr tingkat kemiskinan, tingkat kesehatan, pengangguran, dan pendidikan. Maka

dari itu kenapa titik fokus pembangunan dan pertumbuhan ekonomi itu lebih kepada bidang

ekonomi.

Dalam setiap kegiatan pembangunan itu sendiri terdapat masalah-masalah pokok yang

pasti selalu di hadapi oleh setiap negara di muka bumi ini khususnya bagi negara yang sedang

berkembang. Karena titk fokus pembangunan itu dalam bidang ekonomi maka dalam

makalah ini akan membahas Masalah-masalah pokok pembangunan ekonomi.

Masalah pokok pembangunan ekonomi itu memiliki beberapa subtansi yang sangat

kompleks. Pembahasanya mencakup faktor penyebab pertumbuhan ekonomi, karakteristik

pertumbuhan ekonomi modern, perdebatan masalah pertumbuhan, distribusi pendapatan,

kemiskinan, dan masih banyak lagi. Subtansi-subtansi tersebutlah yang akan coba di

paparkan makalah ini.

Page 2: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 2

Kelompok 2 | 2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?

2. Bagaimanakah karakteristik pertumbuhan ekonomi modern?

3. Apa saja masalah distribusi pendapatan?

4. Seperti apakah masalah, penyebab dan macam-macam kemiskinan?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

2. Dapat mengetahui karakteristik pertumbuhan ekonomi modern.

3. Dapat mengetahui apa saja masalah distribusi pendapatan.

4. Dapat mengetahui seperti apakah masalah, penyebab dan macam-macam

kemiskinan.

Page 3: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 3

Kelompok 2 | 3

BAB II

PEMBAHASAN

Banyak literatur ekonomi mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran

kuantitatif yang mengambarkan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Atau Pertumbuhan Ekonomi adalah Proses

perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai

proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk

kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi

keberhasilan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita suatu Negara meningkat dalam waktu panjang. Adapaun

faktor-faktor penyebab pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:

2.1 Faktor – faktor penyebab pertumbuhan ekonomi

1. Akumulasi modal

Akumulasi modal akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang

ditabung dan kemudian di Investasikan untuk memperbesar output pada masa yang

akan datang. Termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan

fisikal, dan sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dan hal – hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah

angkatan kerja (labor force) secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.

3. Kemajuan Teknologi

Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting

bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan

teknologi di sebabkan oleh cara-cara baru, cara-cara lama yang diperbaiki dalam

melakukan pekerjaan – pekerjaan tradisional seperti : menanam padi, membuat

pakaian, atau membangun rumah.

Page 4: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 4

Kelompok 2 | 4

Ada 3 klasifikasi kemajuan teknologi :

1. Netral

Terjadi jika tingkat output yang di capai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi –

kombinasi input yang sama

2. Hemat tenaga kerja (labor saving)

Tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau input

modal yang sama.

3. Hemat modal ( capita saving)

Kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal adalah sangat jarang terjadi karena

hampir semua penelitian ilmiah dan perkembangan teknologi yang di lakukan di

negara maju adalah bertujuan untuk menghemat tenaga kerja bukan modal. Tetapi

untuk negara-negara yang memiliki tenaga kerja yang melimpah seperti NSB pada

umumnya, maka kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat dibutuhkan.

2.2 Karakteristik pertumbuhan ekonomi modern

Simon kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai

“peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi

penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan

kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan.

Ketiga komponen pokok dari definisi ini sangat penting artinya

1. Kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari

pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam tentang

ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi.

2. Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang

berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang cukup untuk merealisir

potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi baru

3. Penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi harus dilakukan inovasi teknologi

tanpa disertai inovasi sosial ibarat bola lampu tanpa aliran listrik. Potensi ada tetapi

tanpa input yang melengkapi tidak akan berarti apa – apa.

Dalam analisisnya yang mendalam, kuznets memisahkan 6 karakteristik yang

terjadi dalam proses pada hampir semua negara maju yaitu :

Page 5: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 5

Kelompok 2 | 5

a. Dua variabel ekonomi agregatif

i. Tingginya tingkat pertumbuhan output perkapita dan penduduk

ii. Tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan,

terutama produktivitas tenaga kerja.

b. Dua variabel transformasi struktural

i. Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi

ii. Tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi

c. Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional

i. Kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis untuk menjangkau

seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku

ii. Pertumbuhan ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia.

2.3 Perdebatan Masalah Pertumbuhan

Di awal tahun 1970-an terjadi perubahan yang luar biasa berkenaan dengan

persepsi pemerintah dan masyarakat mengenai tujuan utama kegiatan ekonomi. Di

negara-negara maju maupun di NSB tumbuh kekecewaan terhadap tekad untuk

mengejar pertumbuhan sebagai tujuan pokok ekonomi masyarakat. Di Negara-negara

maju, tekanan yang utama tampaknya usaha untuk menggeser orientasi pada

pertumbuhan ekonomi menuju usaha yang lebih memperhatikan kualitas hidup

(quality of life). Perhatian tersebut tampak pada adanya gerakan lingkungan hidup.

Terjadi protes keras terhadap ganasnya pertumbuhan ekonomi dan akibat polusi oleh

air dan udara, penipisan cadangan sumberdaya alam dan perusahaan keindahan-

keindahan alam.

Di NSB yang menjadi perhatian utama adalah masalah pertumbuhan versus

distribusi pendapatan banyak NSB yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi

yang tinggi pada tahun 1960-an mulai menyadari bahwa pertumbuhan semacam itu

hanya sedikit manfaatnya dalam memecahkan masalah kemiskinan.

Dengan kata lain pertumbuhan GNP per kapita yang cepat secara otomatis

meningkatkan tingkat hidup rakyat banyak. Malah pertumbuhan GNP perkapita ini di

beberapa NSB telah menimbulkan penurunan absolut tingkat hidup orang miskin di

perkotaan dan pedesaan.

Page 6: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 6

Kelompok 2 | 6

2.4 Distribusi Pendapatan

A. Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan

Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan distribusi

pendapatan merupakan ini permasalahan pembangunan. Walaupun titik perhatian utama

kita pada ketidakmerataan distribusi pendapatan dan harta kekayaan (assets), namun hal

tersebut hanyalah merupakan sebagian kecil dari masalah ketidakmerataan yang lebih

luas di NSB. Misalnya ketidakmerataan kekuasaan, prestise, status, kepuasan kerja,

kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan untuk memilih, dan lain-lain.

Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah ketidakmerataan dan

kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah pembangunan

yang lebih khusus seperti : pertumbuhan penduduk, pengangguran, pembanguan

perdesaan, pendidikan, perdagangan internasional, dan sebagainya.

Sebuah cara yang sederhana untuk mendeteksi masalah distribusi pendapatan dan

kemiskinan adalah dengan menggunakan kerangka kemungkinan produksi, seperti yang

telah tersinggung pada bagian di muka.

Untuk menggambarkan analisis tersebut, produksi barang dalam sebuah

perekonomian dibagi menjadi dua macam barang. Pertama adalah barang-barang

kebutuhan pokok seperti : makanan pokok, pakaian, perumahan sederhana, dan

sebagainya, kedua adalah barang-barang mewah seperti : mobil mewah, video, televisi,

pakaian mewah, dan sebagainya.

Secara umum apa yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di

NSB. Irma Adelman & Cynthia Taft Morris (1973) mengemukakan 8 sebab yaitu :

1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per

kapita.

2. Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proposional

dengan pertambahan produksi barang-barang.

3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.

4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital

intensive), sehingga presentase pendapatan modal dari harta tambahan besar

Page 7: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 7

Kelompok 2 | 7

dibandingan dengan presentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga

pengangguran bertambah

5. Rendahnya mobilitas social.

6. Pelaksaan kebijaksanaan industry subtitusi impor yang mengakibatkan kenaikan

harga-harga barang hasil industry untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.

7. Memburuknya nilai tukai (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan

negara-negara maju, sebagai akibat ketidak elastisitas permintaan Negara-negara

terhadap barang-barang ekspor NSB.

8. Hancurnya industry-industri kerajianan rakyat seperti pertukangan, industry rumah

tangga, dan lain-lain.

B. Distribusi Pendapatan Perorangan

Ukuran distribusi pendapatan perorangan (personal distribution) merupakan ukuran

yang paling umum digunakan oleh para ekonom. Ukuran sederhana ini menunjukkan

hubungan antara individu-individu dengan pendapatan total yang mereka terima.

Bagaimana Caranya pendapatan itu diperoleh tidak diperhatikan. Berapa banyak

pendapatan masing-masing pribadi, atau apakah pendapatan itu berasal dari hasil kerja

semata ataukah dari sumber-sumber lain seperti bunga, laba, hadiah, warisan, dan lain-

lain, juga tidak diperhatikan. Lebih jauh lagi, sumber-sumber yang bersifat lokasional

(perkotaan atau pedesaan) dan okupasional (misalnya pertanian, industry pengolahan,

perdagangan, jasa-jasa) juga diabaikan.

Oleh karena itu, para ekonom dan ahli statistic lebih suka menyusun semua

individu menurut tingkat pendapatannya yang semakin meninggi dan kemudian membagi

semua individu tersebut ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda-beda. Metoda yang

umum adalah membagi penduduk ke dalam kuintil (5 kelompok) atau desil (10 kelompok)

sesuai dengan tingkat pendapatan yang semakin meninggi dan kemudian menentukan

proporsi dari pendapatan nasional total yang diterima oleh masing-masing kelompok

tersebut.

C. Kurva Lorenz

Cara lain untuk menganalisis distribusi pendapatan perorangan adalah membuat

kurva yang disebut kurva Lorenz. Dinamakan Kurva Lorenz adalah karena yang

memperkenalkan kurva tersebut adalah Conrad Lorenz seorang ahli statistika dari Amerika

Page 8: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 8

Kelompok 2 | 8

Serikat. Pada tahun 1905 ia menggambarkan hubungan antara kelompok-kelompok

penduduk dan pangsa (share) pendapatan mereka.

Gambar A menunjukan bagaimana cara membuat kurva Lorenz tersebut. Jumlah

penerima pendapatan digambarkan pada sumbu horizontal, tidak dalam angka mutlak

tetapi dalam presentase komulatif. Misalnya, titik 20 menunjukan 20% penduduk

termiskin (paling rendah pendapatannya), dan pada titik 60 menunjukkan 60% penduduk

terbwah pendapatannya, dan pada ujung sumbu horizontal menunjukan jumlah 100 %

penduduk yang dihitung pendapatannya.

Sumbu vertical menunjukan pangsa pendapatan yang diterima oleh masing-masing

presentase jumlah penduduk. Jumlah ini juga kumulatif sampai 100%, dengan demikian

kedua sumbu itu sama panjangnya dan ahirnya membentuk bujur sangkar.

Sebuah garis diagonal digambarkan melalui titik origin menuju sudut kanan atas

dari bujur sangkar tersebut. Setiap titik pada garis diagonal tersebut menunjukkan bahwa

presentase pendapatan yang diterima sama persis dengan presentase penerimaan

pendapatan tersebut. Sebagai contoh, titik tengah dari diagonal tersebut betul-betul

menunjukkan bahwa 50% pendapatan diterima oleh 50 % jumlah penduduk. Demikian

juga titik 75 atau 25.

Dengan kata lain, garis diagonal tersebut menunjukkan distribusi pendapatan

dalam keadaan kemerataan sempurna (perpect equality). Oleh karena itu garis tersebut bisa

juga disebut sebagai garis kemerataan-sempurna.

Gambar A

Page 9: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 9

Kelompok 2 | 9

Kurva Lorenz menunjukkan hubungan kuantitatif antara presentase penduduk

dan presentase pendapatan yang mereka terima, misalnya selama 1 tahun. Semakin

jauh kurva Lorenz tersebut dari garis diagonal (kemerataan sempurna), semakin

tinggi derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan.keadaan yang paling ekstream dari

ketidakmerataan sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh pendapatan hanya

diterima oleh satu orang, akan ditunjukan oleh berimpitnya kurva Lorenz tersebut

dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu vertical bagian kanan.

Oleh karena itu tidak ada satu Negara pun yang mengalami kemerataan

sempurna ataupun etidakmerataan sempurna dalam distribusi pendapatannya, maka

kurva-kurva Lorenz untuk setiap Negara akan terletak disebelah kanan kurva diagonal

tersebut seperti tampak pada gambar A itu. Semakin tinggi derajat ketidakmerataan,

kurva Lorenz itu akan semakin melengkung (cembung) dan semakin mendekati

sumbu horizontal sebelah bawah. Keadaan tersebut ditunjukkan oleh Gambar B (1

dan 2).

(1) Distribusi yang (2) Distribusi yang relative

relative merata tidak merata

Gambar B

Derajat Kemerataan/Ketidakmerataan Menurut Kurva Lorenz

Page 10: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 10

Kelompok 2 | 10

D. Koefisien Dini

Suatu ukuran yang singkat mengenai ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam

suatu negara bisa diperoleh dengan menghitung luas daerah antar garis diagonal

(kemerataan sempurna) dengan kurva lolernz dibandingkan dengan luas total dari separuh

bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz tersebut

Dalam gambar 9.9 koefisien gini ditunjukan oleh perbandingan antara daerah yang

diarsir Adengan luas segitiga BCD. Koefisien gini diambil dari nama ahli statistic italia

yang bernama C. Gini yang menemukan rumus tersebut pada tahun 1912

Secara matematis rumus koefisien gini dapat disajikan sebagai berikut :

KG = 1 - (Xi+1 – Xi)(Yi + Yi+1)

Atau

KG = 1 - fk (Yi+1 + Yi)

Keterangan :

KG = Koefisien Gini

Xi = proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i

fk = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i

Yi = proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam kelas i

Koefisien gini merupakan ukuran ketidak merataan agregat dan nilainya terletak

antara 0 (kemerataan sempurna) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna). Koefisien gini dari

negara-negara yang mengalami ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50 – 0,70 ketidak

merataan sedang berkisar antara 0,36 – 0,49 dan yang mengalami ketidak merataan rendah

berkisar antara 0,20 – 0,35

E. Distribusi Fungsional

Ukuran distribusi pendapatan lain yang sering digunakan oleh para ekonomi adalah

distribusi fungsional atau distribusi pangsa factor produksi (factor share distribution).

Ukuran distribusi ini berusaha untuk menjelaskan pangsa (share) pendapatan nasional yang

diterima oleh masing-masing factor produksi. Disamping memandang individu-individu

Page 11: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 11

Kelompok 2 | 11

sebagai kesatuan yang terpisah, teori ukuran distribusi pendapatan fungsional tersebut

menyelidiki persentase yang diterima tenaga kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan

persentase dari pendapatan nasional yang terdiri dari sewa, bunga dan laba.

Suatu kerangka ekonomi teoritis telah dibangun berkaitan dengan konsep distribusi

pendapatan fungsional ini. Konsep ini mencoba untuk menjelaskan “pendapatan” suatu

factor produksi melalui kontribusi factor tersebut terhadap produksi. Kurva penawaran dan

permintaan digunakan untuk menentukan harga-harga dari masing-masing factor produksi.

Jika harga-harga tersebut dikaitkan dengan kuantitas yang digunakan, dengan anggapan

penggunaan factor produksi secara efisien (biaya minimum), akan didapatkan jumlah

pembayaran dari masing-masing factor produksi. Misalnya, penawaran dan permintaan

akan tenaga kerja digunakan untuk menentukan tingkat upah,. Jika tingkat upah ini

kemudian dikaitkan dengan tingkat penggunaan factor produksi tersebut (tenaga kerja),

akan diperoleh nilai upah total

Gambar dibawah ini memberikan suatu gambaran yang sederhana dari teori

distribusi pendapatan fungsional tradisional. Kita menganggap bahwa hanya ada dua factor

produksi, modal yang merupakan factor produksi tetap dan tenaga kerja merupakan satu-

satunya foktor produksi.

Tingkat Upah

R SL

W Laba

E

Upah DL = MPL

0 L Tingkat Pengerjaan

Menurut asumsi pasar persaingan, permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh

produk margin (marginal product) dari tenaga kerja tersebut (MPL), yaitu tambahan pekerja

akan pekarjaan sampai pada titik dimana nilai produk marginalnya (value of marginal

product = MPL) sama dengan tingkat upah riil. Tetapi, sesuai dengan prinsip produk

Page 12: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 12

Kelompok 2 | 12

marginal yang menurun. Permintaan akan tenaga kerja ini akan merupakan suatu fungsi

yang menurun dari jumlah yang dipekerjakan.

Kurva permintaan akan tenaga kerja yang berslope negative tersebut ditunjukan oleh

garis DL pada gambar diatas. Dengan kurva penawaran tenaga kerja SL, tingkat upah

keseimbangan akan sama dengan OW dan tingkat keseimbangan penggunaan tenaga kerja

adalah OL. Pendapatan nasional total ditunjukkan oleh daerah OREL. Pendapatan nasional

ini terbagi menjadi 2 yaitu QWEL merupakan pangsa tenaga kerja dalam bentuk upah dan

WRE sebagai laba dari kaum kapitalis.oleh karena itu dalam suatu pasar persaingan dengan

fungsi produksi yang bersifat constant returns to scale, harga-harga factor produksi

ditentukan oleh kurva penawaran dan permintaan akan factor produksi tersebu. Pendapatan

didistribusikan menurut “fungsi” yaitu tenaga kerja menerima “upah”, pemilik tanah

menerima “sewa” dan kaum kapitalis menerima “laba”. Ini merupakan teori yang murni dan

logis karena masing-masing factor produksi memperoleh pembayaran hanya sesuai dengan

kontribusinya terhadap pendapayan nasional, tidak kurang tidak lebih.

Sayangnya, relevansi teori fungsional ini dilemahkan oleh kegagalannya dalam

memperhitungkan peranan dan pengaruh penting dari kekuatan-kekuatan “non-pasar” seperti

“kekuatan” untuk menentukan harga-harga factor produksi, misalnya perjanjian bersama

antara para pekerja dan kekuatan para monopolis atau tuan tanah dalam penetapan tingkat

upah.

2.5 Kemiskinan

Menurut para ahli (antara lain AndreBayo Ala, 1981), kemiskinan itu bersifat multi

dimensional. Artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan

pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek

primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial dan politik, dan pengetahuan serta

keterampilan dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber

keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam

bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik

dan tingkat pendidikan yang rendah.

Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung

mapun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan dan atau kemunduran pada salah

satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan dan kemunduran pada aspek lainnya. Dan aspek

Page 13: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 13

Kelompok 2 | 13

lainnya dari kemiskinan ini adalah bahwa yang miskin itu adalah manusianya, baik secara

individual maupun secara kolektif. Kita sering mendengar istilah kemiskinan pedesaan,

kemiskinan perkotaan dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti desa atau kota yang

mengalami kemiskinan, tetapi orangorang atau penduduk (manusianya) yang menderita

miskin.

Oleh karena itu, masalah kemiskinan ini masih tetap relevan dan penting untuk

dikaji dan diupayakan penanggulangannya, kalau tujuan pmbangunan nasional yang adil

dan merata serta terbentuknya manusia yang seutuhnya ingin dicapai.

A. Penyebab kemiskinan

Dengan demikian, kemiskinan dapat diamati sebagai kondisi anggota masyarakat

yang tidak/belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan,

baik kemampuan dalam kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang

memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Ketidak ikut

sertaan dalam proses pembangunan ini dapat disebabkan karenan secara alamiah

tidak/belum mendayagunakan faktor produksinya, dan dapat pula terjadi secara tidak

alamiah. Pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengan

kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk berpartisipasi berakibat manfaat

pembangunan tidak menjangkau merata.

Oleh karena itu, kemiskinan di samping merupakan masalah yang muncul dalam

masyarakat bertalian dengan pemilikan faktor produksi, produktivitas dan tingkat

perkembangan masyarakat sendiri, juga bertalian dengan kebijakan pembangunan nasional

yang dilaksanakan. Dengan kata lain, masalah kemiskinan ini bisa ditimbulkan oleh hal

yang sifatnya alamiah/kultural juga disebabkan oleh miskinya strategi dan kebijakan

pembangunan yang ada, sehingga para pakar pemikir melihat kemiskinan sebagai masalah

struktural. Dan pada akhirnya timbul istilah kemiskinan struktural yakni kemiskinan yang

diderita oleh suatu golongan masyarakat karena sturuktur sosial masyarakat tersebut tidak

dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya teredia bagi mereka

(selo sumardjan, 1980).

Page 14: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 14

Kelompok 2 | 14

B. Ukuran kemiskinan

Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan memang tidak mudah untuk

mengukurnya. Namun demikian, dalam bagian ini akan dijelaskan 2 macam ukuran

kemiskinan:

1. Kemiskinan absolut

Kemiskinan di ukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan

tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. Tingkat

pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan tidak miskin

atau biasa disebut dengan garis batas kemiskinan, inilah yang disebut dengan konsep

kemiskinan absolut.

Kesulitan utama konsep ini adalah menentukan komposisi dan tingkat

kebutuhan minimum, karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat

kebiasaan saja, tetapi juga oleh iklim, tingkat kemajuan suatu negara, dan berbagai

faktor ekonomi lainnya. Walaupun demikian, untuk dapat hidup layak seseorang

membutuhkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan fisik dan sosialnya.

Kebutuhan dasar dibagi dua golongan yaitu kebutuhan dasar yang diperlukan

sekali untuk mempertahankan hidupnya dan kebutuhan lain yang lebih tinggi.

United Nation Research Institute for Social Development (UNRISD)

menggolongkan kebutuhan dasar menjadi tiga kelompok yaitu kebutuhan fisik

primer, kebutuhan kultural dan terkahir kelebihan pendapatan untuk mencapai

kebutuhan yang lebih tinggi.

Konsep kemiskinan yang didsarkan atas perkiraan kebutuhan dasar minimum

merupakan konsep yang mudah dimengerti. Tetapi penentuan garis kemiskinannya

secara obyektif sulit dilaksanakan karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya.

Garis kemiskinan berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, sehingga

tidak ada garis kemiskinan yang berlaku umum.

2. Kemiskinan relatif

Orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi

kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti “tidak miskin.” Ada ahli yang berpendapat

bahwa walaupun pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi

masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat disekitarnya, maka

ornag tersebut masih berada dalam keadaan miskin. Ini terjadi karena kemiskinan lebih

Page 15: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 15

Kelompok 2 | 15

banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, dari pada lingkungan orang yang

bersangkutan (Miller, 1997)

Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami perubahan bila tingkat

hidup masyarakatnya berubah. Hal ini jelas merupakan perbaikan dari konsep

kemiskinan absolut. Konsep kemiskinan relatif bersifat dinamis, sehingga kemiskinan

akan selalu ada.

Oleh karena itu, Kincaid (1975) melihat kemiskinan dari aspek ketimpangan

sosial. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan bawah maka

akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan selalu miskin.

C. Indikator kemiskinan

Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yaitu :

1. Tingkat konsumsi beras per kapita pertahun

2. Tingkat pendapatan

3. Tingkat kecukupan gizi

4. Kebutuhan fisik minimum

5. Tingkat kesejahteraan

D. Strategi atau kebijakan dalam mengurangi kemiskinan

1. Pembangunan pertanian

Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan pengurangan

kemiskinan Indonesia. Ada tiga aspek pembangunan pertanian yang telah

memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pengurangan kemiskinan tersebut,

terutama di daerah pedesaan. Kontribusi terbesar bagi peningkatan pendapatan

pedesaan dan pengurangan kemiskinan pedesaan dihasilkan dari adanya revolusi

teknologi dalam pertanian padi, pembangunan irigas, penciptaan varietas unggul

menggantikan varietas tradiosional. Kontribusi utama lainnya datang dari program

pemerintah untuk meningkatkan produk tanaman keras.

2. Pembangunan sumber daya manusia

Perbaikan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, dan

gizi) merupakan alat kebijakan penting dalam strategi pemerintahan secara

keseluruhan untuk mengurangi kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan

penduduk indonesia.

Intervensi untuk memperbaiki kesehatan dari pemerintah juga merupaka suatu alat

kebijakan penting untuk mengurangi kemiskinan. Ada tiga faktor utama

Page 16: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 16

Kelompok 2 | 16

mendasari kebijakan ini: pertama, berkurangnya beban penderitaan secara

langsung memuaskan kebutuhan konsumsi pokok yang juga merupakan tujuan

kebijaksanaan sosial yang sangat penting. Kedua, perbaikan kesehatan akan

meningkatkan produktivutas golongan miskin. Ketiga, penurunan tingkat

kematian bayi dan anak-anak secara tak langsung juga berperan dalam

mengurangi kemiskinan yakni menurunkan tingkat kesuburan.

3. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

LSM bisa memainkan peran yang lebih besar di dalam perancangan dan

implementasi program pengurangan kemiskina. Karena fleksibilitas dan

pengetahuan mereka tentang komunitas yang mereka bina, LSM-LSM ini untuk

beberapa hari bisa menjangkau golongan miskin tersebut secara lebih efektif

ketimbang program-program pemerintah. Lebih dari itu, keterlibatan aktif dari

LSM tersebut di dalam program-program pemerintah cenderung untuk

meningkatkan “penerimaan” masyarakat pedesaan terhadap program pemerintah

dan oleh karena itu pada akhirnya akan meningkatkan pertisipasi masyarakat.

Keterlibatan LSM juga dapat meringankan biaya finansial dan staf dalam

pengimplementasikan program padat-karya untuk mengurangi kemiskinan

Bentuk dan macam organisasi- organisasi kemsyarakatan bisa dikelompokan

dalam empat kategori:

1. Lembaga Swadaya Masyarakat

2. Lembaga Pembina Swadaya Masyarakat

3. Organisasi-organisasi sosial lainnya

4. Organisasi- organisasi semi-pemerintah

Page 17: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 17

Kelompok 2 | 17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi di pengaruhi

oleh beberapa masalah yang menghambat pembangunan ekonomi. Dapat dilihat dari faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat yaitu akumulasi modal,

termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisikal, dan sumber

daya manusia. Akumulasi ini bisa berupa fasilitas-fasilitas yang menunjang dan memperbaiki

pertumbuhan ekonomi kedepannya. Lalu pertumbuhan penduduk artinya apabila terjadi

kenaikan pertumbuhan penduduk maka secara tradisional merupakan faktor pendukung

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Sedangkan adanya kemajuan ekonomi dengan

cara-cara yang baru, membantu perekonomian bekerja lebih efektif dan efisien.

Dalam analisisnya Kuznets memisahkan 6 karakteristik yang terjadi dalam proses

pada hampir semua negara maju yaitu : a. Dua variabel ekonomi agregatif (Tingginya tingkat

pertumbuhan output perkapita dan penduduk dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas

faktor produksi secara keseluruhan, terutama produktivitas tenaga kerja). b. Dua variabel

transformasi structural (Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan tingginya

tingkat transformasi sosial dan ideology). c. Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya

pertumbuhan ekonomi internasional (Kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis

untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku dan pertumbuhan

ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia).

Masalah distribusi pendapatan terjadi karena Ketidakmerataan distribusi pendapatan.

Dimana hanya beberapa golongan yang merasakan, sedangkan yang lain tetap saja tertinggal.

Ketidakmerataan ini bisa di sebabkan oleh angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, inflasi,

ketidakmerataan pembangunan antar daerah, rendahnya mobilitas social dan hancurnya

kerajinan rakyat atau industry tradisional karena kalah bersaing dengan industry padat

modal.

Penyebab kemiskinan terletak pada kondisi anggota masyarakat yang tidak/belum ikut

serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam

kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak

mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Untuk macam-macam kemiskinan ada

Page 18: Makalah masalah pokok ekonomi pembangunan

M a s a l a h P o k o k P e m b a n g u n a n | 18

Kelompok 2 | 18

2 yakni kemiskinan absolut, kemiskinan yang di ukur dengan membandingkan tingkat

pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan

dasarnya dan Kemiskinan relatif, orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang

dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti “tidak miskin.”