makalah pbl blok 6
DESCRIPTION
Gangguan pada Mekanisme Pendengaran yang Menyebabkan Penurunan Fungsi PendengaranTRANSCRIPT
Tinjauan Pustaka
___________________________________________________________
Gangguan pada Mekanisme Pendengaran yang Menyebabkan Penurunan Fungsi Pendengaran
Abstrak
Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, yang menerima gelombang suara, telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam, telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udara menyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan di telinga luar atau telinga tengah, seperti atresia liang telinga, eksostosis liang telinga, serumen, sumbatan tuba eustachius serta radang telinga tengah.
Kata kunci: indera, pendengar, gelombang, suara, telinga.
Abstract
Auditory and balance contained in the ear. The human ear consists of three parts, the outer ear, which receives sound waves, the middle ear, where sound waves are transferred from the air to the bone and by bone to the inner ear, the inner ear, where the vibrations are transformed into nerve impulses that travel through nerve specific acoustic to the central nervous system. To check the required examination hearing by air conduction and bone by using a tuning fork or a pure tone audiometer. By air conduction abnormalities causing conductive deafness, meaning there are abnormalities in the outer ear or middle ear, such as ear canal atresia, eksostosis ear canal, wax, eustachian tube obstruction and inflammation of the middle ear.
Keywords: sense, the listener, the waves, the sound, ears.
1
Pendahuluan
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam
sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga
keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi,
Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup. Indera ini berfungsi untuk
mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar
tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel
reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.
Kemudian kitapun sebagai manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari
lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar
rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh
tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga /
kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang
berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan
respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Dalam makalah ini
akan dibahas secara mendetail pada indera pendengaran kita yaitu telinga.
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami struktur telinga pada manusia
2. Makalah ini dibuat dengan tujuan mengetahui dan memahami
mekanisme yang terjadi pada pendengaran, dan
3. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar dapat memahami gangguan
yang terjadi dalam indera pendengaran kita yaitu telinga
2
Pembahasan
Skenario kasus :
” Tuan A, umur 65 tahun mengeluh sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu
pendengaran telinga kiri terasa kurang jelas dibandingkan telinga kanan. Kemudian ia
berobat ke puskesmas oleh dokter Puskesmas dilakukan test ketajaman pendengaran.
Ketajaman pendengaran dengan garpu penala pada telinga kiri didapat hasil sebagai
berikut : Test cara Rinne (+), cara weber : Lateralisasi (+) ke kanan, cara schwabach :
memendek. Kemudian ia disarankan ke dokter THT untuk pemeriksaan lebih lanjut.”
A. Struktur Telinga
Telinga merupakan organ sensoris yang sensitif menerima dan mengubah suara
menjadi impuls saraf yang diinterpretasi di pusat auditori otak. Menurut anatomi
dan fungsi, telinga dapat dibagi menjadi telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga luar menangkap bunyi, menghantarnya, dan memperkuat kira-
kira 15dB pada sekitar 2,5 kHz dan menentukan arah datangnya bunyi. Telinga
tengah mengubah getaran suara menjadi gelombang cairan. Kemudian telinga
dalam mengubah getaran cairan itu menjadi rangsangan saraf.1
Secara Makroskopis
Telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam. Sepertiga telinga luar tersusun atas kartilago, yaitu tulang
rawan fibrosa yang dilapisi oleh kulit dan dua pertiga proksimalnya
tersusun atas osteon, yaitu Meatus Akustikus Externus pada Os.
Temporale pada Basis Cranii. Di sepertiga bagian luar telinga terdapat
rambut dan banyak kelenjar serumen yang berasal dari modifikasi
kelenjar keringat/kelenjar cerumenosa.2 Namun, kelenjar serumen hanya
sedikit sekali dijumpai pada duapertiga bagian dalam liang telinga.
Telinga tengah tersusun atas 4 dinding (dinding lateral, dinding medial,
dinding anterior, dinding posterior), atap, dan dasar:3
1. Dinding lateral Membrana timpanika. Pada lapisan tengahnya tertanam
manubrium maleus. Struktur ini disilang oleh korda timpani yang di atasnya terletak pars flaccida.
3
Resesus epitimpanicus (atticus), yaitu bagian rongga telinga tengah pada superior membrana timpanika.
Ossicle (tulang-tulang kecil) yang terdiri atas maleus, inkus, stapes. Stapes berhubungan dengan fenestra vestibuli. Tulang-tulang kecil ini berfungsi menghantarkan getaran dari membrana ke telinga dalam.
2. Dinding medial Promontorium, yaitu tonjolan yang dibentuk oleh lekukan
pertama koklea. Fenestra vestibuli. N. Fasialis berjalan menuju arah anterior pons, terletak persis
pada sisi lateral neuron VI. Mengandung ganglion genikulatum. 3. Dinding anterior
Terdapat tuba auditorius atau disebut juga saluran Eustachii yang bermuara ke dinding anterior dan arahnya turun ke nasofaring. Fungsinya adalah untuk menyamakan tekanan pada telinga tengah dan faring.
4. Dinding posterior Aditus mengarah ke antrum mastoideum, suatu rongga dalam
Os. Mastoid yang mengarah ke selulae mastoideae.5. Atap
Terdapat tegmen timpani, yaitu suatu lempeng tulang tipis yang memisahkan telinga tengah dengan fossa cranii media.
6. Dasar Memisahkan telinga tengah dari A. Karotis interna dan V.
Jugularis interna.
Telinga dalam berfungsi sebagai pendengaran dan keseimbangan. Telinga bagian dalam terdiri atas dua komponen, yaitu:3
Labirin osseus yang terdiri atas vestibulum, kanalis semisirkularis, dan koklea. Labirin ini merupakan rongga-rongga pada Os. Temporale petrosa dan berisi labirin membranosa.
Labirin membranosa terdiri atas utrikulus dan sakulus (dalam
vestibulum), ductus semisircularis (dalam canalis semisircularis), dan
ductus koklea (dalam koklea). Utrikulus dan sakulus berperan dalam
sensasi posisi dan ductus semisircularis berperan dalam sensasi gerak.
Ductus koklearis adalah organ pendengaran. Semuanya dipersarafi oleh
N. Vestibulokoklearis (auditorius).
Secara Mikroskopis
4
1. Telinga Luar
Helix atau aurikula (daun telinga) terdiri dari tulang rawan
elastin yang berkelok-kelok dilapisi kulit. Disini terdapat kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Pada lobulus erdapat tulang rawa
tanpa jaringan lemak. Telinga luar (pinna) terdiri atas kulit tipis
dengan sedikit rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,
diatas dari tulang rawan elastic. Meatus akustikus eksternus,
sepertiga bagian luarnya berdinding tulang rawan elastic dan dua
pertiga bagian dalamnya adalah tulang kompakta. Yang dilapisi
kulit berambut dengan kelenjar sebasea dan kelenjar serumen.
Kelenjar serumen adalah kelenjar jenis apokrin yang terdiri atas
tubuli lebar dilapisi oleh epitel selapis gepeng atau kubis atau
torak dan mengeluarkan lilin, yang nantinya akan bermuara ke
permukaan melalui saluran-saluran pendek yang dilapisi oleh
epitel berlapis kubis. Membrane timpani diluar ditutupi epidermis
tipis sebelah dalam oleh epitel selapis kubis dari rongga telinga
tengah. Bagian tengahnya adalah jaringan ikat dengan serat-serat
kolagen tersusun dalam lapisan radier luar dan sirkular dalam.
Tangkai maleus melekat pada aspek dalam membrane ini.
2. Telinga Tengah
Meatus akustikus eksternus (liang telinga luar) merupakan
saluran yang terbentang antara aurikula sampai ke membrane
timpani dengan panjang kira-kira 2,5 cm. terbagi menjadi 2,
yaitu 1/3 luar dasarnya tulang rawan elastin dan 2/3 dalam
dasarnya tulang temporal. Rongga telinga tengah(timpanium)
dilapisi oleh epitel selapis gepeng sampai kubis diatas lamina
propria tipis yang bersatu dengan periosteum tulang temporal.
Tulang-tulang pendengaran, maleus, inkus dan stapes terdiri
atas tulang kompakta tanpa rongga sumsum. Tangkai maleus
melekat pada membrane timpani. Lempeng atas stapes
mempunyai sendi fibrosa melingkar yang menghubungkannya
5
pada tepi fenestra ovalis. Sendi synovial menghubungkan
maleus dengan inkus dan inkus dengan stapes. Muskulus tensor
timpani dan stapedius adalah otot skelet dan melekat oleh
tendo-tendo masing-masing pada tangkai maleus dan leher
stapes. Lempeng atlas stapes memisahkan kavum timpani
berisikan udara dari perilimfe dalam vestibulum koklea.
Fenestra rotundu tertutup suatu membrane elastic. Membrane
timpani sekunder memisahkan udara dalam timpanium dari
perilimfe skala timpani koklea.
3. Telinga Dalam
Berbagai komponen telinga dalam mengisi sederetan
rongga penghubung dalam bagian petrosus tulang temporal, yang
bersama-sama membentuk labirin oseosa.4 Telinga dalam terdiri
atas labirin tulang, labirin membranosa dan system perilimfatik.
Labirin tulang seluruhnya terpendam dalam os petrosum dan
terdiri atas vestibulum dan koklea. Vestibulum, suatu ruangan
yang didalamnya terdapat utrikulus dan sakulus yang merupakan
bagian labirin membranosa. Koklea, terletak anteromedial
terhadap vestibulum, di dalamnya terdapat labirin membranosa
yang berisi organ corti. Koklea pada potongan melalui
sumbunya(madiolus) terlihat sebagai untaian kiri kanan modiolus,
makin keatas makin kecil dan satu lingkaran dipuncaknya.
Modiulus terdiri atas jaringan ikat dan jaringan saraf. Dalam
koklea terdapat skala vestibule, skala timpani dan skala media.
Skala media ditempati oleh organ corti. Skala timpani dan skala
vestibule menyatu dipuncak koklea membentuk helikotremma.
Tiga kanalis semisirkularis keluar dari vestibulum yang
pangkalnya melebar membentuk ampula. Labirin membranosa
merupakan isi tulang yang terdiri atas duktus koklearis yang
terletak didalam koklea, utrikulus yang terletak didalam
vestibulum, sakulus yang terletak didalam vestibulum, ampula dan
duktus semisirkularis yang mengisi kanalis sirkularis. Semua
6
bangunan berisi endolimf dan berhubungan satu dan lainnya.
Labirin membranosa terdiri atas dinding jaringan ikat dilapisi
epitel. Sebagian besar epitel adalah selapis gepeng tapi pada
beberapa tempat dapat kubis atau torak. Pada enam tempat, epitel
itu diganti oleh pusat reseptor neuroepitelial dengan bentuk yang
unik dan fungsi yang khusus. Keenam itu adalah Krista dalam,
masing-masing dari ketiga kanalis semisirkularis, macula dalam
utrikulus dan sakulus, dan organ corti dalam skala media dari
koklea. Organ corti dari luar kedalam tersusun atas sel hensen
yang bentuk selnya panjang-panjang, sel falangs luar yang
langsing dan tinggi, sel rambut luar, antara sel hensen yang
disebelah lateral dan sel falangs luar terdapat trowongan luar, sel
tiang luar bersama sel falangs luar yang termedial membentuk
ruang nuel, sel tiang dalam, dan sel batas(border cells). Organ ini
terletak pada dasar duktus koklearis dan duduk diatas membrane
basilar yang terentang antara mina spiralis osea dan ligament
spiralis. Yang terdiri atas sel-sel rambut dan sel-sel
sustentakular.Pilar corti tersusun berupa dua baris sel-sel (pilar
dalam-pilar luar) yang bagian-bagian asalnya berinti sanat lebar
diatas membrane basilar dan apeksnya saling berentuhan. Dengan
demkian pilar-pilar itu membenuk ruangan segitiga, terowongan
dalam, yang mengandung substansia gelatin dan yang dilalui serat-
serat saraf koklear halus secara melintang. Pilar-pilar corti diapit
sel-sel rambut, satu baris dalam dan tiga sampai lima baris luar.
Sel-sel rambut terpisah dari membrane basilar oleh sel-sel
penyokong(deiters). Ramut-rambut (mikrovili) tebenam dalam
membrane tektoria, massa gelatin yang melekat pada lamina
spiralis osea. Ada dua macam sel rambut, tipe satu berbentuk labu
dan dibugkus oleh ujung saraf yang berbentuk mangkok. Sel
rambut tipe dua berbentuk torak dan memiliki sejumlah ujung-
ujung saraf halus. Ganglion spiralis terdiri atas sel-sel ganglion
bipolar yang akson-aksonya membentuk cabang koklear dari
nervus cranial ke delapan. Dendrit-dendritnya bercabang-cabang
halus sekitar dasar-dasar sel rambut dalam organ corti.
7
B. Mekanisme Pendengaran
Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar dan disalurkan sepanjang saluran telinga ke gendang telinga. Dampak memukul suara gendang telinga menciptakan getaran yang menyebabkan tiga tulang di telinga tengah - maleus, inkus, dan stapes (martil, landasan dan sanggurdi) - untuk bergerak. Terkecil, stapes, cocok ke jendela oval antara telinga tengah dan dalam. Ketika jendela oval bergetar, cairan di telinga dalam mengirimkan getaran ke organ pendengaran, disebut koklea. Pusat ini menerjemahkan impuls ke otak suara bisa mengenali. Setelah getaran memukul gendang telinga, reaksi berantai adalah berangkat. gendang telinga yang lebih kecil dan lebih tipis daripada kuku di jari kelingkingnya, mengirimkan getaran ke tiga tulang terkecil dalam tubuh.5 Pertama palu, kemudian landasan, dan akhirnya, sanggurdi. sanggurdi yang melewati mereka getaran sepanjang bak melingkar di telinga bagian dalam yang disebut koklea. Di dalam koklea terdapat ribuan ujung saraf rambut seperti, silia. Ketika Cochlea bergetar, gerakan silia. Otak akan dikirim pesan-pesan ini (diterjemahkan dari getaran oleh silia) melalui saraf pendengaran. Otak kemudian menerjemahkan semua itu dan memberitahu Anda apa yang Anda dengar.
Cara kerja telinga adalah sebagai berikut.Getara suara > daun telinga > saluran telinga > gendang telinga > tiga tulang pendengaran > rumah siput > sel-sel rambut dalam organ korti > sel saraf audiotori > otak.
C. Fungsi Alat Pendengaran
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita.Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa suara (fonoreseptor). Selain berungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat keseimbangan. Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian dalam, telinga bagian tengah.Indra pendengar adalah telinga yang terdiri dari :2,6
1). Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran2). Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.3). Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Fungsi bagian-bagian indra pendengar :
8
a. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.b. Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam.c. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.d. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput) berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tga saluran setengah lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.e. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar.
D. Pemeriksaan PendengaranGangguan pendengaran biasanya dibagi menjadi dua jenis yang
mempunyai etiologi dan terapi yang berbeda.7
1. Tuli Konduktif yang disebabkan oleh gangguan hantaran getaran udara
ke telinga dalam.
2. Tuli Sensorineural yang disebabkan oleh penyakit yang timbul dimana
saja antara organ corti dengan otak. Kombinasi gangguan ini lazim
ditemukan.
Kedua jenis tuli ini dapat dibedakan dengan garpu tala, meskipun
untuk menentukan kelainan yang pasti diperlukan pemeriksaan
audiometrik.
Tes rinne dilakukan dengan cara menggerakkan garpu tala 512 Hz
( putaran per detik ). Letakkan dasar penala pada suatu prosesus
mastoideus dan minta pasien untuk memberikan tanda apabila dia
sudah tidak lagi mendengar dengungan. Setelah pasien tidak
mendengar bunyinya, segera pindahkan garpu tala ke depan meatus
akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat
mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat
mendengarnya.
9
Gambar 2. Tes Rinne8
Tes Weber dilakukan dengan memegang dasar garpu tala yang
bergetar pada garis tengah tulang tengkorak dan meminta pasien untuk
menunjukkan dimana ia menerima suara. Respon normal adalah ketika
pasien menjawab “di tengah” atau “di seluruh kepala saya”. Tetapi jika
pasien dengan jelas mendengar suara hanya pada salah satu telinga
atau medengar suara yang lebih jelas pada telinga lainnya, maka tes
Weber dikatakan mengalami lateralisasi karena adanya abnormal.
Tujuan dari tes cara Rinne dan tes Weber adalah untuk membantu
membedakan antara tuli hantaran dan tuli sensorineural9.
Gambar 3. Tes Weber10
Tes schawabach bertujuan untuk membandingkan pendengaran pasien
dengan pemeriksa. Tes ini dilakukan dengan cara garputala dibunyikan
dan ditempatkan di dekat liang telinga pasien. Setelah pasien tidak
mendengar bunyi garputala tersebut, garputala ditempatkan dekat liang
telinga pemeriksa. Apabila masih terdengar bunyi oleh pemeriksa,
maka dikatakan Schwabach lebih pendek ( untuk konduksi udara ).11
10
Kesimpulan
Telinga merupakan indera pendengaran, dengan susunan makroskopik telinga
adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Sebagai indera pendengaran
telinga juga memiliki fungsi lain untuk menunjang system keseimbangan tubuh.
Secara fisiologis suara diterima oleh telinga kemudian disalurkan melalui saraf
menuju ke area auditorik. Secara fisiologis juga dapat terjadi gangguan yaitu tuli
konduktif, perseptif, dan campuran. Untuk mengetahui kondisi telinga maka dapat
diguanakan berbagai macam tes yaitu tes rinne, weber dan swabach.
11
Daftar Pustaka
1. Iskandar N. Buku saku ilmu kesehatan tenggorok, hidung, dan telinga.
Jakarta: EGC; 2009.
2. Sloane E.Anatomi dan fisiologi utnuk pemula.Jakarta:EGC;2003.h.189-195.
3. Eroschenko V.Atlas histologi difiore.Jakarta:EGC;2008.h.516-8.
4. Bloom, Fowcett. Buku ajar histologi. Jakarta:EGC;2003.h.826
5. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pendengaran.Diunduh dari: http://www.bukupr.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-alat-indera_4.html.
6. Janquiera.Histologi dasar teks dan atlas.Jakarta:EGC;2007.h.415-429.
7. Lukmanto H. Diagnosis fisik. Jakarta: EGC; 2005.
8. Gambar Test Rinne. Diunduh dari: http://www.google.co.id/search?
hl=id&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1138&bih=553&q=tes+rinne
&oq=tes+rinne&gs_l=img.3..0j0i24l4.575.3087.0.3238.11.7.1.3.4.0.144.876.0
j7.7.0...0.0...1ac.1.9.img.Q0qx5YA7Hvk#imgrc=FQMQayClOI0cQM%3A
%3BkuUfkv9DvfHOxM%3Bhttp%253A%252F
%252Fwww.clinicaljunior.com%252Fimages%252Frinnes.jpg%3Bhttp
%253A%252F%252Fwww.clinicaljunior.com%252Fenttuningforktests.html
%3B800%3B344
9. Willms.J.L,Schneiderman.H,Algranati.P.S.Diagnosis fisik.edisi pertama.
Jakarta : EGC.2005.h.126.
10. Gambar Test Webber. Diunduh dari: http://www.google.co.id/search?
q=tes+weber&noj=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=4oZ2UbuaFMrqrA
es9IHgAg&ved=0CAoQ_AUoAQ&biw=1138&bih=553#imgrc=UiyfmZgKH
CBInM%3A%3BymhbOYR4RttS8M%3Bhttp%253A%252F
%252F1.bp.blogspot.com%252F-0cVyGrrorEc%252FTzXueGbFHsI
%252FAAAAAAAAANg%252FnK0T1KfkOiE
%252Fs1600%252Fwebers.jpg%3Bhttp%253A%252F
%252Famelohamelia.blogspot.com%252F2012%252F02%252Fpemeriksaan-
telinga.html%3B580%3B499
11. Satyanegara.Ilmu bedah saraf.edisi keempat.Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama.2010.h.133.
12
13