makalah pbl blok 5

Upload: xohanort

Post on 04-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah pbl blok 5

TRANSCRIPT

Skoliosis yang Disebabkan oleh Tulang Belakang yang AbnormalErlin Efrina Winata102013117/E8Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731Email: [email protected]

Abstrak Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang di bidang frontal yang abnormal ke arah samping yang dapat terjadi pada segmen cervical (leher), thoracal (punggung), maupun lumbal (pinggang). Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. Columna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicales, 12 vertebra thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebra coccygis. Terdapat otot-otot, sendi-sendi yang dapat memberikan beberapa gerakan pada tulang belakang atau vertebra dan gerakan tersebut yang menyebabkan adanya kontraksi dan relaksasi otot yang dapat terjadi. Kata kunci: skoliosis, columna vertebralis

AbstractScoliosis is a curvature of the spine in the frontal plane abnormal lateral segments which can occur in the cervical (neck), thoracic (back), and lumbar (loin). Backbone or vertebrae are irregular bones that form the spine easily moved. Columna vertebral consists of 33 vertebrae, ie the vertebrae cervicales 7, 12 thoracicus vertebrae, 5 lumbar vertebrae, 5 vertebrae sacralis (which united to form the os sacrum), and 4 vertebrae coccygis. There are muscles, joints can give some movement to the spine or vertebrae and the movement that led to the contraction and relaxation of muscle that can occur.Keywords: scoliosis, columna vertebral

Pendahuluan Skoliosis masih belum akrab di telinga masyarakat Indonesia. Tetapi bukan berarti kelainan tulang belakang (skoliosis) itu tak ada di Tanah Air. Pasalnya, pakar kesehatan mengatakan sebanyak 2% dari suatu populasi penduduk mengalami skoliosis. Sebanyak 10% dari kelompok penyandang skoliosis itu tergolong berat. Skoliosis sebenarnya berasal dari kata 'skolios' yang berarti bengkok jadi skoliosis diartikan pembengkokan pada tulang belakang. Pembengkokan tulang belakang itu selalu bergerak ke arah samping. Namun jika dilihat dari belakang, pembengkokan ke arah kanan atau kiri. Tetapi umumnya bengkoknya ke arah kiri.

PembahasanSkoliosisSkoliosis adalah kelengkungan tulang belakang di bidang frontal yang abnormal ke arah samping yang dapat terjadi pada segmen cervical (leher), thoracal (punggung), maupun lumbal (pinggang). Kurva yang terbentuk mungkin cembung ke kanan (lebih sering pada kurva level dada) atau ke kiri (lebih umum pada kurva punggung bawah). Tulang belakang mungkin berputar sekitar sumbunya, merusak bentuk tulang iga. Skoliosis sering diasosiasikan dengan kifosis dan punggung melengkung.1

Vertebrae (Tulang Belakang)Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. Dan juga merupakan merupakan pilar utama tubuh yang berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medula spinalis, radix nervi spinals, dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh columna vertebralis.1,2Columna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicales, 12 vertebra thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebra coccygis. Struktur columna tersebut fleksibel, karena columna bersegmen-segmen dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna.1,2

Vertebra CervicalesVertebra cervicales adalah bagian bawah kepala dengan ruas-ruas tulang leher yang berjumlah 7 buah (C1 C7). Vertebra servikalis merupakan bagian terkecil di tulang belakang. Secara anatomi vertebra servikalis dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah servikal atas (C1 dan C2) dan daerah servikal bawah (C3sampai C7). Diantara ruas-ruas tersebut, ada tiga ruas servikal yang memiliki struktur anatomi yang unik. Ketiga ruas telah diberi nama khusus, antara lain C1 disebut atlas, C2 disebut axis, dan C7 disebut prominens vertebra.1,2Ruas tulang leher umumnya mempunyai ciri yaitu badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping daripada dari depan ke belakang. Vertebra servikalis mempunyai korpus yang pendek dan korpus ini berbentuk segiempatdengan sudut agak bulat jika dilihat dari atas. Tebal korpus bagian depan dan bagian belakang sama. Lengkungnya besar mengakibatkan prosesus spinosus di ujungnya memecah dua atau bifida. Prosesus tranversusnya berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebralis.1,2

Vertebra ThoracicusVertebra thorakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal dan sebelah bawah lebih besar. Ciri khas vertebra torakalis adalah badannya berbentuk lebar lonjong (bentuk jantung) dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, prosesus spinosus panjang dan mengarah ke bawah. Sedangkan prosesus tranversus, yang membantu mendukung iga adalah tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.1,2

Vertebra LumbalisVertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil. Prosesus transversusnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sacrum pada sendi lumboakral.1,2

Vertebra SacrumSakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara ke dua tulang inominata (tulang koxa) dan membentuk bagian belakang rongga pelvis (panggul). Dasar dari sacrum terletak di atas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Tapi anterior dari basis sacrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak di bawah kanalis vertebralis (saluran tulang belakang) dan memang lanjutan dari padanya. Dinding kanalis sakralis berlubang lubang untuk dilalui saraf sakral. Prosesus spinosus yang rudimeter dapat dilihat pada pandangan posterior dan sacrum. Permukaan anterior sacrum adalah cekung dan memperlihatkan empat gili gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis. Pada ujung gili gili ini, di setiap sisi terdapat lubang - lubang kecil untuk dilewati urat urat saraf. Lubang lubang ini disebut foramina. Apex dari sacrum bersendi dengan tulang koksigeus. Di sisinya sacrum bersendi dengan illium dan membentuk sendi sakro iliaka kanan dan kiri.1,2,3

Vertebra CoccygisCoccygis atau tulang ekor terdiri atas empat atau lima vertebra yang rudimeter yang bergabung menjadi satu. Di atasnya ia bersendi dengan sacrum. Permukaan yang menghadap os sacrum mempunyai cornua/tanduk yang dibentuk dari persatuan sempurna processus articularis vertebra coccygis I.1,3

Medula Spinalis Medulla spinalis mengandung zat putih dan zat kelabu yang mengecil pada bagian atas menuju ke bagian bawah samapi servikal dan torakal. Pada bagian ini terdapat pelebaran dan vertebra servikal IV sampai vertebra torakal II. Pada daerah lumbal pelebaran ini semakin kecil disebut konus medularis. Konus ini berakhir pada vertebra lumbal I dan II, akar saraf yang berasal dari lumbal bersatu menembus foramen interventebralis.3Penyebaran semua saraf medulla spinalis, dimulai dari torakal I sampai lumbal III mempunyai cabang cabang dalam saraf yang akan keluar membentuk fleksus dan ini akan membentuk saraf tepi (perifer) terdiri dari: (1) Fleksus servikalis, dibentuk oleh cabang-cabang saraf servikalis anterior. Cabang ini bekerja sama dengan nervus vagus dan nervus assesorius. (2) Fleksus brakialis dibentuk oleh persatuan cabang cabang anterior dari saraf servikal 4 dan torakal 1. (3) Fleksus lumbalis, dibuat oleh serabut saraf dan torakal. (4) Dibentuk oleh saraf dan lumbal dan sakral. Saraf skiatik yang merupakan saraf terbesar keluar mempersarafi otot anggota gerak bawah.3

Ciri-Ciri Umum Vertebra Semua vertebra mempunyai pola yang sama. Vertebra tipikal, terdiri atas corpus yang bulat di interior dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah ruang disebut foramen vertebralis, yang dilalui oleh medulla spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi-sisi arcus, dan sepasang lamina gepeng yang melengkapi arcus dari posterior. Arcus vertebrae mempunyai 7 processus yaitu 1 processus spinosus, 2 processus transversus, dan 4 processus articularis.2 Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari pertemuan kedua laminae. Processus transversus menonjol ke lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus dan processus ransversus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat melekatnya otot dan ligamentum.2,4 Processus articularis superior terletak vertical dan terdiri atas 2 processus articularis superior dan 2 processus articularis inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline. Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis, inferior dari arcus yang ada di atasnya membentuk sendi sinoval.2,4 Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra dan incisura vertebralis inferior dari vertebra di atasnya membentuk foramen intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervi spinals dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf spinalis segmentalis.2

Otot-Otot yang Berperan pada Tulang BelakangPada posisi berdiri otot yang berperan pada tulang belakang adalah otot erector spinae, otot-otot abdominal dan otot-otot psoas. Untuk posisi duduk otot yang berperan pada tulang belakang adalah otot-otot abdominal dan otot-otot psoas.5

Sendi pada Tulang VertebraSendi yang terdapat pada tulang vertebra terdapat 2 sendi synovial yaitu sendi apophyseal dibentuk oleh facies articularis superior dan inferior, yang berfungsi dalam menahan beban tubuh. Pada hyperextensi sendi ini menopang 30% berat, sendi ini juga berperan pada gerakan fleksi dan rotasi.6

Pergerakan yang Dapat Dilakukan Tulang BelakangTerdapat beberapa pergerakan yang dapat dilakukan pada tulang belakang yaitu yang pertama fleksi dan ekstensi dengan ROM (Range of motion) 110-140o, gerakan terjadi pada cervical dan lumbal sedangkan pada thorakal pergerakannya terbatas. Yang kedua fleksi lateral dengan ROM 75-85o pada cervical dan lumbal, diikuti kompresi discus bersamaan dengan sedikit rotasi ke arah berlawanan. Dan yang ketiga adalah rotasi dengan ROM 90o pada cervical sedangkan pada thoracal dan lumbal di kombinasi gerak fleksi lateral. Rotasi kekanan pada thoracal dan lumbal akan diikuti sedikit dengan gerakan fleksi ke kiri, sedangkan pada lumbal gerakkannya terbatas.6

Derajat Kelengkungan pada Tulang VertebraPosisi tulang belakang yang normal akan terlihat lurus jika dilihat dari depan atau belakang. Jika dilihat dari samping, segmen servikal akan sedikit melengkung ke depan (lordosis) sehingga kepala cenderung berposisi agak menengadah. Segmen torakal akan sedikit melengkung ke belakang (kyphosis) dan segmen lumbal akan melengkung kembali ke depan (lordosis).6Klasifikasi dari derajat kurva scoliosis yaitu scoliosis ringan : kurva kurang dari 20 , scoliosis sedang : kurva 20 40 /50 . Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa dan scoliosis berat : lebih dari 40 /50 . Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 - 70 terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup.6

Jaringan IkatFungsi Jaringan IkatFungsi dari jaringan ikat adalah (1) jaringan ikat memberi bentuk dan penunjang bagi tubuh. Tanpa substansi interselular dari jaringan ikat, tubuh akan tampak seperti massa-jelly. (2) jaringan ikat mengikat berbagai jaringan agar tetap menyatu dan menyediakan materi pembungkus antar bagian-bagian tubuh, menyimpan lemak, dan membantu dalam poerbaikan jaringan. (3) substansi dasar dari jaringan yang renggang memberikan jalur untuk pembuluh darah dan saraf, nutrien, gas, dan sisa metabolisme ditranspor dari kapilar ke sel (dan sebaliknya) melalui substansi dasar. (4) substansi dasar merupakan suatu barier terhadap penyebaran bakteri yang berbahaya dan juga menjadi tempat berlangsungnya perang melawan bakteri.7

Jenis-jenis jaringan ikat1. Jaringan ikat areolar terdiri dari beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks pada susunan serat kolagen dan serat elastik yang renggang. Serat ini halus dan fleksibel, memiliki pembuluh darah yang banyak dan tahan terhadap tekanan.7(1) Sel Fibroblast adalah sel yang paling lazim ditemukan pada jaringan ikat renggang. Fibroblast muda memiliki prosessus sitoplasmik bercabang irreguler dan memiliki nukleus berbentuk oval yang besar. Fibroblast bertanggung jawab untuk melakukan sintesis pada serat jaringan dan substansi dasar.7 Makrofag (histiosit) hampir selazim fibroblast. Sel ini berasal dari sel darah putih (monosit) yang bersirkulasi dalam darah dan bermigrasi ke dalam jaringan ikat tempatnya berkontribusi dalam pertahanan melawan agen infeksius. Sel tersebut memiliki karakteristik berikut ini : Ukuran sel besar, bentuknya ireguler dengan nukleus berbentuk oval yang terkadang identik dan lebih kecil dari nukleus fibroblast. Sel ini fagositik, artinya bahwa sel ini memliki kemampuan untuk mencerna bakteri, sel yang mati, dan benda asing.7 Sel mast ditemukan dalam area yang kaya pembuluh darah terbentuk dari sejenis sel darah putih yang disebut basofil. Sel mast berukuran besar, berbentuk oval, dan berisi granula sitoplasma. Sel ini memproduksi histamin, zat yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah, dna heparin, suatu antikoagulan yang mencegah pembekuan darah.7 Sel plasma pada jaringan ikat relatif jarang, kecuali pada area yang terinvasi bakteri. Sel plasma berbentuk bulat dengan sebuah nukleus yang sering dikatakan memiliki penampakan serupa jam dinding. Sel ini menyintesis antibodi.7 Sel adiposa adalah sel jaringan ikat yang mengalami spesialisasi untuk menyimpan lemak. Leukosit (sel darah putih) seringkali ditemukan pada jaringan ikat setelah bermigrasi dari pembuluh darah.7 (2) Distribusi Jaringan ikat areolar sangat banyak didalam tuuh dan ditemukan di bawah jaringan membran epitel dan disekitar kelenjar serta duktus Jaringan ini memenuhi ruang dalam organ epitel dan otot, serta saraf, dan pembuluh darah serta pembuluh limfe yang tidak terbungkus.

2. Jaringan ikat rapat memiliki komponen yang sama dengan jaringan ikat areolar, walaupun demikian, serat kolagen dan serat elastik memiliki susunan yang lebih rapat. Jaringan ikat dapat dibagi menjadi 2, yaitu reguler dan ireguler.7a. Jaringan ikat padat reguler(1) Struktur, serat kolagen (putih) tersusun dalam berkas paralel, dimaksudkan untuk membentuk suatu pola untuk menagan tekanan yang datang dengan arah paralel. (2) DistribusiTendon mengikat otot pada tulang, ligamen melekatkan tulang ke tulang pada sendi dan aponeurosis adalah tendon datar yang lebar, berfungsi untuk mengikatkan otot lebar ke tulangb. Jaringan ikat padat ireguler(1) Struktur, serat kolagen predominan tersusun dalam berkas ireguler, dengan demikian, jaringan dapat emnahan tekanan yang berasal dari berbagai arah.(2) Distribusi, jaringan membentuk pelapis otot (fasia dalam), tulang (periosteum), kartilago (perikondrium) dan kapsul pembungkus organ.7

3. Jaringan ikat elastik(1) Struktur, jaringan ikat elastik mengandung serat elastis yang bercabang bebas (berwarna kuning), tersusun dalam serat paralel atau dalam bentuk jaring. Serat kolagen dan fibroblas mengisi ruang antar serat elastik.(2) Distibusi, jaringan ikat elastik ditemukan dalam ligamen elastis (diantara bertebrata yang berdekatan, ligamen penahan penis, pita suara asli), dan pada dinding arteri dan jalan udara terbesar.7

4. Jaringan adiposa adalah jenis jaringan ikat khusus tempat jaringan adiposa menyimpan lemak dalam bentuk droplet intraselular yang besar.7(1) Struktur- droplet lemak memperbesar sel sehingga sitoplasma berkurang menjadi lingkaran tipis di sekitar tepi sel. Nukleus yang terdorong droplet lemak juga menjadi gepeng dan tipis.- Suatu potongan melintang mikroskopik memperlihatkan sebuha sel lemak dengan satu nukleus yang memiliki penampakan cincin signet- Sel lemak ditemukan tersebar dalam jaringan ikat renggang. Jika banyak sel lemak yang tersusun dalam suatu massa yang dikelililngi jaring-jaring, maka massa itu disebut jaringan adiposa.(2) Distribusi, jaringan adiposa berada di setiap persambungan dengan jaringan ikat areolar, misalnya :- Di bawah kulit- Dalam mesentrium dan mediastinum- Di sekitar ginjal dan kelenjar adrenal- Pada permukaaan jantung- Dalam sumsum tulang

5. Jaringan ikat retikular tersusun dari serat-serat tipis yang bercabang banyak dan bersatu membentuk jaringan kerja yang halus untuk menyokong organ-organ lunak. Dalam proses penyembuhan luka yang pertama terrbentuk adalah serat retikular, kemudian menebal menjadi serta kolagen.7

Kontraksi OtotKontraksi otot dapat terjadi melalui serangkaian perjalanan impuls. Perjalanan impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu diteruskan ke neuron sensorik (aferen) sebagai penghantar, kemudian dibawa ke pusat saraf, yaitu otak untuk diolah. Kemudian, hasil olahan oleh otak berupa tanggapan diteruskan ke neuron motorik (eferen), lalu menuju ke efektor sehingga muncul tanggapan dalam bentuk gerak yang disadari.1Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan suatu gerakan. Otot akan berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filamen (sliding filament mode), seperti yang terlihat pada gambar. Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinaps atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ketika konsentrasi kalsium di bagian dalam sel meningkat, kalsium berikatan dengan troponin sehingga menyebabkan posisi troponin pada molekul tropomiosin bergeser, sehingga membuka tempat pengikatan untuk miosin, yang disebut jembatan silang (cross bridge). Saat tempat pengikatan pada aktin terbuka, kepala miosin (filamen tebal) segera berikatan dengan aktin (filamen tipis) dan melepaskan energi yang disimpannya dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis, sehingga filamen bergeser satu sama lain dan otot berkontraksi. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada satu waktu, semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot.1,8Setelah setiap kontraksi, molekul ATP yang baru berikatan dengan molekul miosin (ADP dan Pi lama telah dilepaskan). Hal ini menyebabkan jembaran silang miosin terpisah dari aktin dan serabut mengalami relaksasi. Saat mengalami relaksasi, molekul ATP baru terpecah, dan energinya kembali disimpan dalam kepala miosin. Apabila kalsium intrasel tetap tinggi, jembatan silang miosin akan kembali mengikat aktin, dan energi ini akan dilepaskan sehingga menimbulkan kontraksi kedua. Dengan tropomiosin tersingkir, aktin dan miosin dapat berikatan dan berinteraksi di jembatan silang, menyebabkan kontraksi otot.8,9Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa siklus berulang pergeseran filamen untuk menimbulkan tegangan yang diperlukan otot untuk bekerja. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan, maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi. Otot tidak pernah beristirahat dengan benar, meskipun kelihatannya demikian. Pada hakekatnya otot-otot tersebut selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap untuk bereaksi terhadap rangsangan.1,8

Relaksasi OtotSetelah otot mengalami kontraksi, harus diikuti dengan adanya relaksasi. Serabut otot mengalami relaksasi ketika kalsium dipompa keluar dari sitoplasma kembali ke dalam retikulum sarkoplasma. Pemompaan kalsium adalah proses aktif yang terjadi di membran retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari pemecahan molekul ATP yang berbeda. Ketika kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7 molar, troponin kembali ke posisinya semula pada molekul tropomiosin dan tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin dan miosin, yang menyebabkan kontraksi otot berhenti (relaksasi).8

Otot LemasMiosin dan aktin tidak khas untuk sel otot, tetapi kedua protein ini lebih banyak dan lebih teratur di sel otot. Pada serat otot yang melemas, kontraksi tidak terjadi. Aktin tidak dapat berikatan dengan jembatan silang karena posisi dua tipe protein lain tropomiosin dan troponin di dalam filamen tipis. Molekul tropomiosin adalah protein mirip benang yang terbentang dari ujung ke ujung di samping alur spiral aktin. Pada posisi ini, tropomiosin menutupi bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang, menghambat interaksi yang menghasilkan kontraksi otot.9

Kontraksi Isotonik dan IsometrikKontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan tanpa bisa memendek untuk memindahkan suatu beban. Kontraksi isometrik terjadi ketika individu mencoba mengangkat beban yang memerlukan tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot. Tidak ada kerja mekanis yang dilakukan. Aktivitas jembatan silang berlangsung, tetapi mikrofilamen tidak bergeser saat kontraksi isometrik berlangsung. Tegangan terbentuk, tetapi otot tidak memendek. Tegangan yang terbentuk dalam otot-otot postural berfungsi untuk mempertahankan kepala tetap tegak dan tubuh tetap berdiri merupakan contoh kontraksi isometrik.7,8Kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek untuk mengangkat atau memindahkan suatu beban (melakukan pekerjaan). Kontraksi isotonik terjadi saat otot memendek karena mengangkat beban yang konstan. Salah satu contoh kontraksi isotonik adalah ketika seorang atlet angkat berat mengangkat barbel. Otot-otot dalam tubuh dapat berkontraksi secara isometrik atau secara isotonik. Sebagian besar kontraksi merupakan kombinasi kedua jenis kontraksi tersebut. Misalnya ketika berjalan dan berlari, mengangkat suhu tubuh.7,8

Energi untuk Kontraksi OtotEnergi pada kontraksi otot didapati dari perubahan adenosine trifosfat (ATP) menjadi adenosine difosfat (ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan adanya tambahan persediaan oksigen, maka pemecahan ini berlangsung aerobik dan menghasilkan karbon dioksida dan air. Jika tidak tersedia cukup oksigen, maka glikogen hanya dipecahkan menjadi asam laktat (glikogen anaerobik) dan kadar asam laktat dalam darah bertambah. Ini kejadian yang biasa pada atlit-atlit. Tetapi pada penderita yang jantung atau aliran darahnya tidak sanggup mengantarkan darah dalam jumlah memadai kepada otot-otot yang sedang bekerja, hal ini terlalu cepat terjadi.10ATP atau adenosine trifosfat merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa keratin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. Persedian keratin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fosfat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP.10Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terus-menerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.10Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali keratin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi dan membentuk ATP dari ADP. Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).10

Kesimpulan Pada skenario 6, dapat disimpulkan seorang perempuan berusia 17 tahun yang didapatkan asimetris pada bahu, dimana bahu kiri lebih tinggi dari kanan yang dapat disebabkan oleh tulang belakang di bidang frontal yang abnormal ke arah samping yang dapat terjadi pada segmen cervical (leher), thoracal (punggung), maupun lumbal (pinggang).

Daftar Pustaka1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia. h. 85-2. Snell Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006.h.881-4.3. Setiadi TH. Diktat osteologi fakultas kedokteran universitas tarumanagara. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara; 2012. h.13-26 .4. Medicinesia. Medula spinalis, batang otak dan thalamus. Edisi 6 Mei 2010. Diunduh dari http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/neurosains/medula-spinalis-batang-otak-dan-thalamus/. 20 Maret 20145. Davies K. Buku pintar nyeri tulang dan otot. Jakarta: Erlangga. h.51-3.6. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan sistem muskuloskeletal. Jakarta: EGC; 2008. h. 19-22.7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Alih bahasa, James Veldman; editor edisi bahasa indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC; 2003. h.74-9.8. Elizabeth J. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 20099. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem; alih bahasa, Brahm U. Editor edisi bahasa Indonesia, Nella Yesdelita. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 201110. Firmansyah R, Marwadi A, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. PT Setia Purnama Inves. h. 53