makalah pbl blok 1 modul 2

Upload: renee-lewis

Post on 15-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok 1

TRANSCRIPT

MAKALAH PBL BLOK 1 MODUL 2KOMUNIKASI DAN EMPATIVANIA [email protected]

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) [email protected] I PENDAHULUAN

1. Latar BelakangKomunikasi menjadi bagian terpenting dalam kemanusiaan seorang individu karena dengan komunikasi ia dapat menjalin hubungan social dengan orang lain.Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahas latin : communicatio. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang berarti sama. Sama yang dimaksudkan disini adalah sama makna/arti. Jadi komunikasi terjadi apabila trdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator (pemberi pesan) dan ditrima oleh komunikan (penerima pesan)1Pada hakikatnya komunikasi memang merupakan faktor yang sangat penting dalam hub D-P. Faktor ni bahkan dianggap sebagai indikator utama palayanan kesahatan yang berkualitas. Dokter dan pasien akan sama-sama merasa puas bila mereka dapat membangun komunikasi yang baik. Sedemikian penting faktor ini sehingga tidak sedikit pasien yang sembuh sesaat setelah melakukan komunikasi yang baik dengan dokternya.

BAB II PEMBAHASAN

1.Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Cephalgia :Sakit kepalayang secaramedisdikenal sebagaicephalalgiaatau dilafalkancephalgiaadalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalamkepala

2.Rumusan masalah

-Menangggapi keluhan pasien dengan muka cemberut dan perasaan tersinggung.-Pasien menyimpulkan sendiri penyakitnya

3.1 Komunikasi dan EmpatiEmpati(dariBahasa Yunani yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.2Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakupspektrumyang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.3

Dalam berempati, diperlukan upaya dan kemampuan :4Kognitif : mengerti kebutuhan pasienAfektif : Peka akan perasaan pasienPsikomotor : memperlihatkan/menyampaikan empati kepada pasienTingkat/level empati dalam komunikasi4

Level 0 : dokter menolak sudut pandang pasienLevel 1 : dokter mengenal secara sambil laluLevel 2 : dokter mengenal sudut pandang pasien secara implisitLevel 3 : dokter menghargai pendapat pasienLevel 4 : dokter mengkonfirmasi kepada pasienLevel 5 : dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien

Komunikasi: tingkah laku verbal/nonverbal yang disampaikan seseorang sebagai pemberi pesan kepada orang lainnya sebagai penerima pesan, dengan maksud agar isi pesan dapat mempengaruhi tingkah laku orang yang menerima pesan. ( De Vito Joseph 2002)1Berdasarkan definisi diatas, komunikasi terbagi atas 2 : Komunikasi verbal dan Komunikasi nonverbal.

3.1.1 Komunikasi verbalKomunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata maupun berupa tulisan.Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a.Vocabulary(perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.b.Racing(kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.c.Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.d.Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.e.Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.f.Timing(waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

3.1.2Komunikasi Non VerbalKomunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.Yang termasuk komunikasi non verbal :a.Ekspresi wajahWajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.b.Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnyac.Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.d.Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.e.Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.f.Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress

Dalam komunikasi, khususnya kom.non-verbal, dokter tidak melakukan komunikasi tersebut dengan baik, karena dokter mengekspresikan wajah yang tidak sepantasnya dia berikan untuk pasien.

3.1.3Faktor yang Mempengaruhi KomunikasiKomunikasisering mengalamigangguansehinggaproses komunikasitidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhikomunikasidiantaranya :5Latar Belakang BudayaInterpretasi suatupesanakan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin samalatar belakang budayaantarakomunikatordengankomunikanmakakomunikasisemakin efektif.Ikatan Kelompokatau GroupNilai-nilai yang dianut oleh suatukelompoksangat mempengaruhi cara mengamatipesan.HarapanHarapanmempengaruhi penerimaanpesansehingga dapat menerimapesansesuai dengan yang diharapkan.PendidikanSemakin tinggipendidikanakan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isipesanyang disampaikan.SituasiPerilakumanusiadipengaruhi olehlingkungan/situasi.Faktorsituasi ini adalah:61.Faktor ekoligis (iklim atau kondisi alam)2.Faktorrancangan dan arsitektural (penaataan ruang).3.Faktortemporal, misal keadaanemosi.4.Suasanaperilaku, misal cara berpakaian dan caraberbicara.5.Teknologi.6.Faktorsosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.7.Lingkunganpsikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.8.Stimuli yang mendorong dan memperteguhperilaku.

3.1.4Hambatan dari Proses Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelasbagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.Hambatan dalam penyandian/simbolHal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerimaHambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

3.1.4.1Hambatan FisikHambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3.1.4.2Hambatan Semantik.Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima3.1.4.3Hambatan PsikologisHambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

3.1.5 Komunikasi Dokter-PasienBagi Pasien4Bagi Dokter4

Menyampaikan keluhannyaMenjekaskan perjalanan penyakitnyaMemberi tahu riwayat kehidupan pribadi, riwayat keluarga, keh.socialMemberi kesempatan kepada dokter untuk memeriksanyaIngin dapat kepastian tentang penyakitnnyaIngin mendapatkan pertolongan, prngobatan agar penyakitnya disembuhkan

Membina hubungan (saling menghargai)Berupaya mendapatkan infi tentang keluhan, perjalan panyakit, Memberi tahu riwayat kehidupan pribadi, riwayat keluarga, keh.social pasienMelakukan pemerksaan fisik, mental, dan pemeriksaan tambahna lainyang diperlukanMenegakkan diagnosisMembuat prognosisMerencanakan danmemberi terapiMerehabilitasi pasien

Kewajiban Pasien4Kewajiban Dokter4

Memberikan informasi yang jujurMemberikan kesempatan kepada dokter untuk memeriksa fisik dan mentalMematuhi nasihat dokterMematuhi cara-cara pengobatanMematuhi syarat-syarat pengobatanMenghormati hak pasienMenjaga rahasia pasienMemberikan info yang berkaitan dengan tindakan medis terttentu yang akan dilakukanMeminta persetujuan atas tindakan medis tertentu yang akan di lakukanMembuat dan memeihara rekam medis

Hak Pasien4Hak Dokter4

Hak akan informasi kondisinyaHak atas rahasia medikHak untuk persetujuna tindakan medik tertentuHak untuk memperoleh pendapat ke-2Hak untuk menolak tindakan medikHak untuk menghentikan pengobatanHak atas isi rekam medikHak unutk memilih dokterHak untuk meperoleh saranakesehatanMendapatkan info yang benarMelakukan pemeriksaan fisik dan mentalMenegakkan diagnosisMenyusun prognosisMemberi terapiMerawat dan melakukan rehabilitasMemimpin pelayan kesehatanMendapatkan honor

MenurutHie (2003),dokter yang bertugas melayani konsultasi di situshttp: //www.mldi.or.id/,terdapat beberapa faktor yang menyebabkanpercakapan dokter dengan pasien tidak berjalan dengan baik:

faktor ekonomi (pembayarannya sama, padahal waktu yang terpakai lama)faktor kesombongan dokter yang sering menganggap pasien tidak mengerti apa-apafaktor kemampuan komunikasi dokter-pasienfaktor pasiennya sendiri. Gaya bertanya pasien yang menjengkelkan, padahalmereka tidak mengerti apa-apa.

Hambatan hambatan lain berupa :4Pasien tidak mendengar, tidak mengerti, tidak setuju

Dalam hubugan dokter pasien, diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki seorang dokter, yaitu sebagai berikut :7

1.Pengetahuan ilmu perilaku yang relevan dengan ilmu kedokteran2.Kemampuan menilai situasi emosi pasien3.Kemampuan dokter untuk mengenal dirinya sendiri sebaik mungkin supaya menghilangkan sikap curiga atau masalah-masalah yang dapat merusak hub D-P4.Kemampuan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan mencegah kesalahan yang mendasar dalm hub D-P. Untuk itu diperlukan kecerdasan emosi(IQ) yang baik, yang merupakan perpaduan antara ketrampilna inter dan intrapersonal5.Mempunyai pengetahuan utuk membedakan faktor somatik dan psikososial6.Mengetahui dampak psikologik dari pe,eriksaa dan tindakan terapi yang diberikan pada pasien dan mengadaptasikan teknik tersebut setepat mungkin7.Mempunyai pengetahuan yang memadai dalam menciptakan dan membina hubungan yang abaik natra D-P, pasien anak, manula, pasien penyakit kronik, dan pasien yang menderita penyakit stadium terminal, serta bantu mengatasi berbagai masalah dari pasien tersebut

Dalam hubungan kom.D-P, dokter melanggar kewajiban dan hak pasien karena dia tidak memberikan pelayanan yang memuaskan.

3.2KepribadianKepribadianadalah keseluruhan cara di mana seorangindividubereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.8Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilahsifatyang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.81.Kepribadian menurut pengertian sehari-hariDisamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut berkepribadian pemalu. Kepada orang supel diberikan atribut berkepribadian supel dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut tidak punya kepribadian.92.Kepribadian menurutpsikologiBerdasarkan penjelasanGordon Allporttersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.9

Teori kepribadian menurut freud :-Id - Ego -Superego .

Id (Biologis)4-Lapisan psikis paling dasra yang merupakan keinginan-keinginan tersimpandal psikis seseorang-Psikis bayi yang baru lahir terdiri dari Id saja-Bahan dasar dari pembentukan psikis lainnya-Dikuasai oleh prinsip kesenangan-Tidak mengenal waktu dan tidak menurut logiga

Ego4-Lapisan psikis yang mengadakan hubungan langsung dengan dunia luar-Terbentuk dengan deferensiansi dari Id karena kontankya dengan dunia luar-Dukuasai prinsip realitas, seperti tampak dalam pemikiran yang objektif sesuai dengan tuntutan social dan rasional-Bertugas mempertahankan kepribadian dirinya dan juag menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya-Akan menyelesaikan pertentangan antara realitas lingkungan dengan keingina0keinginan dalam psikis seseorang

Superego4-Lapisan psikis yang terbentuk dari internalisasi (memasukkan kedalam psikis) larangan-larangan, perintah-perintah, dan aturan-aturan ke dalam psikis seseorang-Merupakan dasar hati nurani-Beberapa manifestasi yang merupakan akv.superego, misalnya rasa mrnyesal, rasa bersalah, dan rasa berdosa.-Pengertian kecerdasan Emotional-Gabungan dari semua kemampuan emosional dan kemampuan social untuk menghadapi seluruh aspek kehidupannyaKomponen kecerdasan emosional4

Kesadaran diri-Kemampuan mengenali diri sendiri secara menyeluruh dan obyektif-Kemampuan mengenali kelebihan dan kekurangan diri secara objektif-Kemampuan memantau perasaan diri dari waktu ke waktu

Mengelola emosi-Kemampuan menangani perasaan diri sendiri agar terungkap secara tepat, dan mampu mengatasi perasaan hati yagn tidak wajar

Motivasi diri-Suatu energi dari dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan, karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat keputusan atau perbuatan tersebut

Empati-Kemampuan akan perasaan untuk mampu merasakan perasaan orang lainmenurut sudut pandang orang tersebut

Hubungan social-Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain secara lancar dan kedua belah pihak merasa nyaman/puas.-Kemampuan komunikasi sangat tergatung pada kematangan dan ketrampilan emosional yang lain, yaitu : kemampuan memahami emosi sendiri dan kemampuan berempati

3.3 Analisa transaksionilAnalisa transaksional adalah metode yang menyelidiki hubungan timbal balik antara orang dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner-partner hubungan itu bermain.11-Teori analisa transaksional menjelaskan bahwa sifat dari sut\atu transaksi ditentukna oleh keadaan ago atau begian ego (ego states) pada saaat tertentu dari orang yang sedang berinteraksi-Unsur ego yang melekat dalam diri setiap orang terjadi seumur hisup, yang d bagi dalam 3 bagian, yaitu : 1. Bagian orang tua (Parent), 2. Dewasa (adult), 3. Kanak-kanak (child)

Bagian orang tua ( Parent)11

-Bagian parent dalam dirisesorang, berperasaan dan berperilaku seperti peran-peran orang tua (dalam arti sesungguhnya) dan ototritas lainnya.-Persepsi, perasaan dan reaksi-reaksi terhaap figur ini terprogram ke dalam kepribadian dan menjadi satu bagian yang permanen-Figur Parent : superioritas, otoritas, dan kepuaan maupun bersifat megasuh, mencela, ataupun menghakimi ( jangan, harus, ingat, awas, ...!!!dll)

Bagian Dewasa ( Adult )11-Merupakan dari diri manusia yang mengelolah persoalan dengan berpangkal pada data dan fakta-Bagian ini semacam komputer atau bagian yang mengolah data dan fakta untuk membuat keputusan yang rasional-Bagian dewasa bersifat objektif, suka berpikir, maatang secara emosional dan berdasarkan realitas

Bagian Kanak-kanak ( Child )11-Bagian Child memiliki perasaan dan pola perilaku seperti yang dimiliki seseorang dimasa kecil-Bagian Child mempunyai 2 sifat, yaitu : wajar artinya dapat bertindak sendiri bebas dari pengaruh bagian orang tua dan adaptive untuk memuaskan bagian orang tua dalam diri manusia tersebut-Sifat Child, bebas, immature, rasa ingin tahu besar, spontan, malu-malu, kadang penurut dan pasif, kadang tidak bertanggung jawab & pemberontak.

Dalam analisa transaksionil, dokter menampilkan anutan kanak, karena dia menampilkan emosi negtif( cemberut & tersinggung) di depan pasien. Sedangkan pasien sendiri menampilkan anutan orang tua, karena dia bertindak seperti mengetahui segala sesuatu.

4.Hipotesis Komunikasi Dokter-Pasien yang tidak efektif karena tidak adanya empati5.Sasaran PembelajaranKomunikasi Dokter-PasienAnalisa TransaksionilKepribadian

III PENUTUPKesimpulanDalam kasus Dokter ini, Dokter memberikan pelayanan yang tidak memuaskan pasien, karena sikap kekanak-kanakkan dokter (memancarkan emosi negatif) dan juga komunkasi yang tidak berjalan secara baik.Yang harus dilakukan dokter dan pasien adalah menciptakan sebuah komunikasi yang baik, yaitu komunikasi yang dibagun secara profesional dengan mengedepankan sikap terbuka serta saling memahami hak dan kewajiban masing-masing..

Daftar Pustaka

1modul20071.Guntar N, Salmon JS, Desriaman S, Willem S, William G, Judin PT. Who am I, Komunikasi Empati, Kom. Dokter-Pasien. Bahan Kuliah. Jakarta : FK UKRIDA ; 20072.Baron,Byrne.Psikologi Sosial. Ed.2.Jakarta: Erlangga.h.111.3.Hodges, S.D., & Klein, K.J.Regulating the costs of empathy: the price of being human.Journal of Socio-Economics.20014.Andri, Dan H, Elly I, Evalina A, Hubertus KH. Komunikasi dan Empati. Bahan kuliah. Jakarta : FK UKRIDA ; 20115.Komunikasi. Update 04 mei 2009. Diunduh pada 14 oktober 2011 dari :http://www.lusa.web.id/faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi/6.faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-berkomunikasi. Diunduh pada 14 oktober 2011 dari :massofa.wordpress.com/2008/03/26/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-berkomunikasi//7.Elias S, Soetjiningsih, wayan K, dkk . Modul komunikasi D-P :suatu pendekatan holistik. Jakarta : Peberbit buku kedok EGC ; 2007. Hal 7-88.Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi. Ed.1 .Jakarta: Salemba Empat;2008Hal.126-1279.Kepribadian. Update9 Juli 2011.Dalam Wikipedia, ensiklopedia bebas. Diambil jam 15:38, 14 oktober 2011 dari :http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian10.Wade, C.Tavris, C. Psikologi. Ed.2.Jakarta: Erlangga.2008.hal. 194-204.