makalah pbl b2m2

14
Penatalaksanaan Puskesmas Baru dalam Upaya Pembangunan Kesehatan dan Mendekatkan Akses Pelayanan Kesehatan Anggela Tiana Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 Pendahuluan Didalam skenario C, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasir Putih melihat bahwa dalam rangka percepatan pembangunan kesehatan dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat perlu dibangun sebuah puskesmas baru. Upaya kesehatan pokoknya adalah meliputi kesehatan wajib. Prioritas utama adalah program KIA-KB dan pencegahan penyakit menular. Pencapaian imunisasi dasar bayi sudah diatas 80%. Dari skenario tersebut, dapat kita ketahui bahwa pokok permasalahannya adalah sulitnya akses pelayanan kesehatan yang bersumber dari kurangnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat setempat mengenai pentingnya kesehatan serta kurangnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan. Selain itu peran lingkungan dan faktor perilaku juga merupakan 1

Upload: angela-tiana

Post on 12-Sep-2015

51 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

BLOK 2

TRANSCRIPT

Penatalaksanaan Puskesmas Baru dalam Upaya Pembangunan Kesehatan dan Mendekatkan Akses Pelayanan Kesehatan

Anggela Tiana

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

PendahuluanDidalam skenario C, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasir Putih melihat bahwa dalam rangka percepatan pembangunan kesehatan dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat perlu dibangun sebuah puskesmas baru. Upaya kesehatan pokoknya adalah meliputi kesehatan wajib. Prioritas utama adalah program KIA-KB dan pencegahan penyakit menular. Pencapaian imunisasi dasar bayi sudah diatas 80%. Dari skenario tersebut, dapat kita ketahui bahwa pokok permasalahannya adalah sulitnya akses pelayanan kesehatan yang bersumber dari kurangnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat setempat mengenai pentingnya kesehatan serta kurangnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan. Selain itu peran lingkungan dan faktor perilaku juga merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan dan juga diperlukan penerapan paradigma sehat.Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan. Beberapa poin penting akan dibahas dalam pembahasan dibawah ini, seperti puskesmas, pelayanan kesehatan puskesmas, konsep sehat-sakit, perilaku, promosi kesehatan, dan lingkungan. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu paradigma sehat dan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

PuskesmasPuskesmas adalah sarana pelayanan masyarakat srata satu yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan dan masyarakat disekitar wilayah kerjanya.Wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan dan melayani 30.000 jiwa. Apabila penduduk disekitar puskesmas lebih dari 30.000 jiwa maka akan dibentuk puskesmas pembantu. Untuk menjangkau masyarakat di wilayah yang sulit transportasinya dibentuk puskesmas keliling. Apabila pada satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka salah satu dijadikan puskesmas pembina sebagai rujukan untuk koordinasi.Harus diketahui bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas. Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu: Pusat penggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.Pusat pemberdayaan masyarakat, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat Pusat pelayanan kesehatan srata pertama, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.1-4

Pelayanan Kesehatan PuskesmasPelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di kecamatan meliputi balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA), usaha higiene sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan lain-lain.Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah (Basic Six): upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana (KIA-KB), upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan upaya pengobatan.Upaya promosi kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan promosi dalam bentuk penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.Upaya kesehatan lingkungan. Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan kotoran, penyehatan lingkungan perumahan, pengawasan sanitasi tempat umum, dan penyehatan makanan dan minuman.Upaya kesehatan ibu dan anak meliputi pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori dan lain-lain, serta bila ada pemberian makanan tambahan mineral dan vitamin. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X, polio 3X, dan campak IX pada bayi. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan.Upaya perbaikan gizi masyarakat yaitu dengan mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka, mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi, serta memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan kepada mereka yang membutuhkan, terutama dalam rangka program KIA.Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisa data penyakit, melaporkan kasus penyakit menular, melakukan tindakan permulaan untuk menahan penyakit menular, pemberian imunisasi, pemberantasan vektor, dan memberikan pendidikan kepada masyarakat.Upaya pengobatan yaitu dengan melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui medapatkan riwayat penyakit, mengadaan pemeriksaan fisik, membuat diagnosa, melaksanakan tindakan pengobatan, dan melakukan rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa rujukan diagnostik, rujukan pengobatan, dan rujukan lain.4,5Penyakit Menular Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme atau toksinnya (agent) yang berasal dari suatu sumber penyakit (reservoir) dan ditularkan secara langsung atau tidak langsung (transmisi) kepada manusia yang rentan (host). Ada tiga faktor yang berperan pada penularan penyakit infeksi (Gordon & Le Ritch), yaitu:Faktor pejamu (host) yaitu keturunan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan, kebiasaan hidup.Penyebab penyakit (Agent) benda biotis dan benda abiotis.Benda biotis disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dll (penyakit infeksiBenda abiotis disebabkan oleh makanan, kurang zat gizi, kecelakaan, dll (penyakit metabolisme, tumor) serta lingkungan.

Konsep Sehat-SakitKita ketahui dimana konsep sehat-sakit merupakan konsep yang kompleks dan multi interprestasi, karena konsep tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan jika kita lihat dari definisinya menurut WHO, sehat merupakan suatu keadaan keseimbangan yang sepurna, baik fisik, mental, sosial dan dimana tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Selain itu sehat menurut Undang-Undangn Kesehatan RI tahun 1992 merupakan keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Perkins merupakan suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial.5Dan dalam konsep tersebut dimana ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit. Pertama pejamu (host), adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan penyakit. Kedua penyebab penyakit (agent), adalah suatu substansi atau elemen-elemen tertentu yang kehadirannya atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Dan yang ketiga adalah lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi.Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, karena sehat/tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri, disamping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lainnya yang melekat pada dirinya.Pelayanan kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau oleh masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan, serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukannya.Sedangkan faktor keturunan (genetic) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan, misalnya diabetes mellitus, asma bronkial dan sebagainya. Namun dalam melaksanakan hal-hal tersebut dibutuhkan juga suatu usaha-usaha nyata dalam pencegahan penyakit yakni peningkatan kesehatan (Health Promotion), perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (Specific Protection), menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early diagnosis and prompt treatment), pembatasa kecacatan (Dissability Limitation), dan pemulihan kesehatan (Rehabilitation).Peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre-patogenesis) dan disebut pencegahan primer.Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan adalah usaha-usaha yang dilakukan pada waktu sakit (patogenesis). Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan cepat dan tepat disebut pencegahan sekunder (secondary prevention). Sedangkan pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary prevention).3

LingkunganLingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sulitnya akses pelayanan kesehatan. Banyak aspek yang mempengaruhi kesulitan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan yang dapat dilihat dalam suatu lingkungan.Yang pertama adalah aspek geografis. Kondisi geografis suatu lingkungan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan itu sendiri. Kondisi geografis yang sulit ditempuh dan masalah transportasi menjadi salah satu penyebab kesulitan dalam mendekatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit terjangkau oleh sarana transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan tenaga kesehatan untuk menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim dalam sarana kesehatan.Yang kedua adalah aspek biologis. Aspek biologi berkaitan dengan sesuatu atau benda hidup yaitu hewan, tanaman, mikrobiologi.Yang ketiga adalah aspek sosial ekonomi. Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan masyarakat untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai.Dan yang keempat yaitu aspek adat atau budaya. Aspek adat dan budaya sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang yaitu cara pola makan. Contohnya yaitu orang yang bersuku Batak lebih cenderung terkena penyakit hipertensi karena budaya atau adat mereka yang sering mengkonsumsi daging, sedangkan orang yang bersuku Jawa lebih cenderung terkena penyakit kencing manis karena budaya mereka yang sering minum teh yang terlalu manis.Beberapa faktor risiko kesehatan lingkungan adalah air bersih dan air minum, makanan dan susu, udara (terbuka dan tertutup), ekskreta manusia, air limbah, vektor penyakit, sampah padat, perumahan dan pemukiman, tempat-tempat umum, energi (radiasi, bunyi), dan perubahan iklim.

PerilakuPerilaku kesehatan menjadi salah satu faktor penentu status kesehatan dalam suatu populasi masyarakat tertentu. Oleh sebab itu dalam pendisiplinan perilaku kesehatan perlu diberikan promosi kesehatan. Selain promosi kesehatan juga perlu diterapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang merupakan budaya perilaku hidup bersih dan sehat untuk perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat umum. Hasilnya dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan.1-3

Promosi KesehatanIstilah promosi selama ini selalu dihubungkan dengan penjualan (sales), periklanan (advertising), dan dipandang sebagai pendekatan propaganda yang didominasi oleh penggunaan media massa. Dalam konteks kesehatan, promosi berarti upaya memperbaiki kesehatan dengan cara memajukan, mendukung, dan menempatkan kesehatan lebih tinggi dari agenda, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Determinan pokok kesehatan adalah aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sering kali berada diluar kontrol perorangan atau masyarakat secara kolektif.Oleh karena itu, aspek promosi kesehatan yang mendasar adalah melakukan pemberdayaan sehingga individu lebih mampu mengontrol aspek-aspek kehidupan mereka yang mempengaruhi kesehatan (Ewles dan Simnett, 1994). Menurut pengertian tersebut, terdapat dua unsur tujuan dan proses kegiatan promosi kesehatan, yaitu memperbaiki kesehatan dan memiliki kontrol yang lebih besar terhadapnya (aspek-aspek kehidupan yang mempengaruhi kesehatan). Definisi WHO, berdasarkan piagam Ottawa/Ottawa charter (1986) mengenai promosi kesehatan sebagai hasil Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada adalah sebagai berikut."Health promotion is the process of enabling people to control over and improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the environtment."Berdasarkan definisi di atas, WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment). Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan sendiri adalah suatu proses intelektual, psikologikal, dan sosial yang berhubungan dengan aktifitas yang dapat meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat (Ella Nurlaela Hadi dalam Notoatmodjo, 2005). Proses ini didasarkan pada prinsip ilmiah, fasilitas proses belajar, dan perubahan perilaku secara sukarela. Dalam promosi kesehatan, selain pendidikan kesehatan, juga diperlukan intervensi pada faktor lingkungan (politik, ekonomi, dan organisasi) yang didesain untuk memfasilitasi perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Hal tersebut berdampak terhadap operasionalisasi promosi kesehatan.6,7

KesimpulanParadigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan. Masalah kesehatan dalam suatu populasi masyarakat bersumber dari berbagai faktor seperti kurangnya gizi masyarakat, kurangnya peran serta masyarakat, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan dan kurangnya pendidikan masyarakat. Promosi kesehatan sangat berguna untuk mengatasi segala persoalan yang berkaitan dengan perilaku hidup suatu masyarakat dengan memberikan berbagai pelatihan, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat tersebut memilik kontrol yang lebih besar terhadap aspek-aspek kehidupan mereka yang berkaitan dengan kesehatan. Jadi paradigma sehat sangat diperlukan guna meningkatkan kesehatan masyarakat serta meningkatkan keberhasilan program KIA-KB dan pencegahan penyakit menular.

Daftar Pustaka1. WHO. Perawatan ibu dan bayi pedoman praktis. Penerbit Buku Kedokteran EGC: 5.2. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009. h.275-281.3. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h.161-9.4. Dainur. Kegiatan KIA di puskesmas dan permasalahannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h.25-30.5.Program KIA/KB. Diunduh dari:puskesmaskintamanisatu.blogspot.com/p/program kiakb.html, 16 November 2013.6. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005: 27-8.7. Maulana H. Promosi kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h.12-26.

1