makalah pbl 6 blok 30-1
TRANSCRIPT
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 1/12
1
Pendahuluan
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi di antara penyakit infeksi
seksual. Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital,
orogenital dan anogenital. Masa tunas penyakit ini singkat bervariasi antara 2-5 hari, kadang
dapat lebih lama. Pada pria dan wanita menunjukan gejala yang berbeda. Pada wanita lebih
asimtomatik.1
Pembahasan
Dokter
Dalam kasus ini dokter sebagai bertindak sebagai seorang tenaga profesional
yang baik, hendaknya memberikan pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan yang
sesuai dengan infeksi yang diderita oleh pasein tersebut. Selanjutnya sesuai permintaan
dan hak otonomi pasien maka apabila pasien tidak ingin penyakit diketahui oleh orang
lain termasuk istri pasien, sesuai peraturan yang berlaku dan sesuai dengan sikap
profesional rahasia jabatan dokter tidak berhak untuk membuka informasi penyakit
pasien kepada siapa pun, sehingga yang dapat dilakukan dokter dalam kasus untuk
mencegah dampak orang lain (istri pasien) telah terkena GO dari pasein maka dokter
wajib menjelaskan risiko istri pasien tertular, dan bahwa pada wanita GO tidak
menimbulkan gejala seperti pada pria, sehingga kebanyakan wanita muncul gejala GO
pada saat telah terjadi komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain uretritis
(sakit saat berkemih, dimana vagina akan kemerahan, dan keluar sekret mukopurulen)
dan salpingitis (infeksi meluas ke daerah uterus dan ovarium sehingga menimbukan
radang panggul yang mengakibatkan kehamilan ektopik dan sterilitas).
Penting pasien menerima dan memahami bahaya yang akan dialami istri pasien
apabila tidak diberikan pengobatan dini, dan kemungkinan besar istri pasien telah
tertular sehingga apabila pasien diobati masih dapat tertular lagi dari istrinya.
Selanjutnya dokter berusaha memberikan pengertian bahwa ada baiknya pasien
mengatakan secara baik-baik tentang keadaan sebenarnya pada istrinya sehingga kedua
pihak dapat diobati bersama-sama, dan sembuh dari GO.
Apabila pasien tetap berkeras tidak ingin memberitahu maka dokter dapat
memberikan pilihan seperti pasien berkonsultasi pada dokter obgin tentang masalah inisehingga mencari jalan keluar memberikan pengobatan tanpa memberitahu perihal
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 2/12
2
patner seksual lain yang dimiliki pasien. Namun, sikap terbuka pasien pada istrinya
merupakan sikap paling baik untuk menghindari risiko reinfeksi pasien dan risiko
komplikasi GO pada istri pasien. Dengan tetap dokter tidak berhak membuka penyakit
pasien pada siapapun seijin pasien.1
Informed consent
Informed consent merupakan alat paling penting dalam hubungan dokter-pasien pada
masa kini. Informed consent yang benar harus disertai dengan komunikasi baik
antara dokter dan pasien. Keterangan yang dapat diberikan kepada pasien sebelum
mendapatkan informed consent termasuk menerangkan diagnosis penyakit, prognosis
dan pilihan pengobatan penyakit. Perlu juga kebaikan dan keburukan masing-masing
tindakan yang bakal dilakukan. Informed consent harus berisi pilihan untuk pasien
menerima atau menolak tindakan medis yang bakal dilakukan dokter selain
mencantumkan pilihan terapi lain. Pasien yang kompeten boleh memilih untuk
menolak tindakan medik walaupun tanpa tindakan ini dapat mengancam nyawa
pasien. Terdapat dua kondisi di mana informed consent dikecualikan yaitu:
a. Pasien menyerahkan sepenuhnya keputusan tindakan medik terhadap dirinya
kepada dokter. Apabila pasien menyerahkan semua keputusan kepada dokter yangmerawatnya, dokter tetap harus menerangkan secara lengkap tindakan yang bakal
dilakukan.
b. Keadaan apabila pemberitahuan tentang kondisi penyakit pasien dapat berdampak
besar terhadap pasien secara fisik, psikologis dan emosional. Contohnya adalah
apabila pasien cenderung untuk membunuh diri apabila mengetahui tentang
penyakitnya. Namun, dokter pada awalnya harus menganggap bahwa semua
pasien dapat menerima berita tentang penyakitnya dan memberikan informasi
selengkapnya sesuai dengan hak pasien.
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan tentang persetujuan tindakan medik,
yaitu:
Pasal 1 Permenkes No.585/MenKes/Per/IX/1989
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 3/12
3
a. Persetujuan tindakan medic atau informed consent adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan tentang tindakan
medic yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut;
b. Tindakan medic adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostic atau terapeutik;
c. Tindakan invasive adalah tindakan medic yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh;
d. Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan dokter gigi/dokter spesialis yang
bekerja di rumah sakit,puskesmas,klinik atau prakter perorangan/bersama.
Pasal 4 Permenkes No.585/MenKes/Per/IX/1989
(1) Informasi tentang tindakan medic harus diberikan kepada pasien, baik diminta
maupun tidak diminta.
(2) Dokter harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter
menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien
atau pasien menolak diberikan informasi.
(3) Dalam hal-hal sebagaimana yang dimaksud ayat (2) dokter dengan persetujuan
pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan
didampingi oleh seorang perawat/paramedik lainnya sebagai saksi.Pasal 13 Permenkes No.585/MenKes/Per/IX/1989
(4) Terhadap dokter yang melakukan tindakan medic tanpa adanya persetujuan dari
pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administrative berupa pencabutan
surat ijin prakteknya.2,3
Pembahasan KasusPasien perlu diberi penerangan bahwa untuk menangani kasus GO ini,
istri juga harus turut dalam pengobatan yang harus dijalankan karena apabila istri
tidak turut diobati akan terjadi “Pingpong Fenomena” yaitu istri kemungkinan
dapat menularkan kerja kepada pasien, jadi kedua belah pihak harus diobati secara
tuntas. Untuk itu diperlukan kesediaan dari pasien untuk menjelaskan kepada istri
dan turut mengajak istri mengikuti pengobatan yang harus dijalankan.
Dalam hal ini dokter tidak diperbolehkan membuka rahasia kedokteran
tentang penyakit pasien kepada istrinya, namun dokter harus meminta kepada
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 4/12
4
suami atau pasien untuk menyampaikannya kepada istrinya dengan baik-baik tapi
tidak menunda waktu atau dokter bisa menyarankan pasien beserta istri datang ke
praktek dokter dan dokter yang menjelaskan tentang apa itu GO serta
penanganannya tanpa membuka rahasia kedokteran dari pasien. Tidak ada
sedikitpun hak atau kewenangan dokter untuk membuka rahasia kedokteran tanpa
izin dari pasien. Dokter hanya bisa membuka rahasia kedokteran tanpa izin pasien
untuk kepentingan peradilan dan yang menyangkut kepentingan umum.
Aspek hukum
Apabila dokter tanpa persetujuan dari pasien membuka rahasia kedokterannya
kepada isteri ataupun orang lain, maka dokter bisa terjerat pasal 322 KUHP.
Pasal 322 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu,diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.
(2)
Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanyadapat dituntut atas pengaduan orang itu.
Pasal 48 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran ditetapkan sebagai
berikut:
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran.
Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.4,5
Istri pasien
Gonore diobati efektif dengan penisilin. Tapi penicillin-resistant strain kuman muncul dalam
30 tahun terakhir, sehingga para ahli beralih ke obat yang disebut cefixime, diberi oral.
Namun pada Maret 2011, Asosiasi Inggris untuk Kesehatan Seksual dan HIV (BASHH)
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 5/12
5
direkomendasikan bahwa pengobatan 'baris pertama' yang baru gonore harus diubah, karena
masalah semakin umum resistensi terhadap cefixime. Jadi, mereka merekomendasikan bahwa
ketika mengobati gonore, dokter untuk selanjutnya harus menggunakan kombinasi dua obat:
1. Ceftriaxon, diberikan melalui suntikan
2. Azitromisin, diberikan secara lisan
Catatan: ceftriaxone dikatakan oleh produsen untuk berinteraksi dengan kontrasepsi
oral. Jadi jika pasien berada dalam penggunaan KB, silakan berkonsultasi hal ini
dengan dokter.1
AIDS
AIDS adalah singkatan dari sindrom defisiensi imun dan merupakan tahap akhir dari infeksi
yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Virus
menyebabkan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh.6
Pengobatan AIDS
Tidak ada obat untuk AIDS setelah berkembang. Ada agen yang tersedia yang dapat
membantu menjaga gejala di teluk dan meningkatkan kualitas dan panjang hidup bagi mereka
yang telah mengembangkan gejala. Obat melawan HIV termasuk ART. Ini mencegah
replikasi virus HIV di dalam tubuh. Kombinasi obat antiretroviral beberapa, yang disebut
terapi antiretroviral (ART), telah sangat efektif dalam mengurangi jumlah partikel HIV dalam
aliran darah.
Mencegah virus dari replikasi dapat meningkatkan jumlah T-sel atau jumlah CD4 dan
membantu sistem kekebalan tubuh pulih dari infeksi HIV. Obat juga diresepkan untuk
mencegah infeksi oportunistik jika jumlah CD4 yang rendah.
Dalam kasus pasien HIV positif pembeberan informai kepada pasangan atau partner seksnya
saat itu bukanlah sesuatu yang tidak etis, dan bahkan dibenarkan jika pasien tidak bersedia
menginformasikannya kepada orang (orang-orang) tersebut bahwa dia (mereka) dalam resiko.
Pembenaran dari pembeberan informasi haruslah berdasar: partner beresiko terinfeksi HIV
namun tidak mengetahui kemungkinan terinfeksi; pasien menolak memberi tahu pasangan
seksnya; pasien menolak bantuan dokter untuk melakukannya; dan dokter telah mengatakan
kepada pasien untuk memberitahu pasangannya. Dokter harus mengungkapkan status
penderita HIV pada anak, orangtua, pengasuh atau pasien itu sendiri. Perlu dilakukan
konseling untuk mengatasi efek psikologis dan efek medis dari penyakit, termasuk
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 6/12
6
didalamnya diskusi antara pasien dan konselor.Pasien harus melaporkan dan mengungkapkan
mengenai penyakitnya baik kepada keluarga, teman, dan lainnya.
Dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi HIV AIDS terdapat 3 masalah etik, yaitu ;
1. Pelanggaran prinsip kebutuhan untuk mengetahui ( need-to-know principle ).
2. Penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisasi yang tidak tertentu ( blanket
authorization).
3. Pelanggaran privasi yang terjadi sebagai akibat dari prosedur pengungkapan sekunder
( secondary release ).
Rekam medis bersifat rahasia. Pelepasan informasi pasien menular maupun HIV AIDS dapat
diberikan dengan tetap memperhatikan tujuan maupun kegunaan dari pelepasan informasi
tersebut. Hal ini sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No. 29 Tahun 2004 memberikan
peluang pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas, yaitu dalam pasal 48 ayat (2):
1. untuk kepentingan kesehatan pasien
2. untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum
3. permintaan pasien sendiri
4. berdasarkan ketentuan undang-undang
Alasan lain yang diperbolehkan untuk membuka rahasia kedokteran adalah ( Dewi, 2008 Hal
257 ):
Keadaan memaksa
Hal ini diatur di dalam pasal 48 KUHP : Siapapun tak terpidana jika melakukan tindakan
karena didorong oleh keadaan terpaksa.Keadaan ini dapat pula disebut ” overmatch” yang
oleh Prof. Moeliono terdapat dua pengertian ;
Absolute Overmatch
Seseorang dikatakan di dalam keadaan terpaksa apabila ia dihadapkan kepada kekerasan
untuk tekanan jasmani atau rohani sedemikian, hingga ia kehilangan kehendak untuk
melakukan suatu hal lain daripada satu-satunya tindak pidana yang merupakan pelanggaran
hukum.
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 7/12
7
Nisbi Overmatch
Keadaan memaksa timbul karena adanya tekanan rohani sehingga yang bersangkutan berbuat
suatu hal yang pasti tidak akan diperbuatnya, jika keadaan terpaksa atau darurat tersebut tidak
ada.5,6
Etika profesi kedokteran
Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar salahnya suatu
sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitas.
Beauchamp and childress (1994) menguraikan bahwa untuk mencapai suatu keputusan
etis diperlukan empat kaedah dasar moral dan beberapa rules dibawahnya, yaitu:
a. Prinsip beneficence , yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang
ditunjukan kepada kebaikan pasien. Dokter harus mengusahakan agar pasien yang
dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya. Pengertian berbuat baik di sini adalah
bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajibannya.
Tindakan konkrit dari beneficience meliputi:
Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untukkepentingan orang lain)
Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan
dokter
Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya
Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang
Menjamin kehidupan baik
Pembatasan “goal based”
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan / preferensi pasien
Minimalisasi akibat buruk
Kewajiban menolong pasien gawat darurat
Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
Tidak menarik honorarium di luar kepantasan
Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 8/12
8
Mengembangkan profesi secara terus-menerus
Memberikan obat berkhasiat namun murah
Menerapkan Golden Rule Principle, dimana kita harus memperlakukan orang
lain seperti kita ingin diperlakukan oleh orang lain. b. Prinsip non-maleficence , yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang
memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai „ primum non nocere‟
atau „do no harm‟. Tindakan konkrit dari non-maleficence meliputi:
Menolong pasien emergensi
Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah:
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
Mengobati secara tidak proporsional
Mencegah pasien dari bahaya
Menghindari misinterpretasi dari pasien
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
Memberiksan semangat hidup
Melindungi pasien dari serangan
Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/ kerumah-sakitan
yang merugikan pihak pasien/ keluarganya.
c. Prinsip autonomy , yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien (the
rights to self determinations). Maksudnya tiap individu harus diperlakukan
sebagai makhluk hidup yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasibnya
sendiri).Tindakan konkrit dari autonomi meliputi:
Menghargai hak menentukan nasibnya sendiri
Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)
Berterus terang
Menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 9/12
9
Melaksanakan informed consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
Mencegah pihak lain ,emgintervensi pasien dalam membuat keputusan,termasuk keluarga pasien sendiri
Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien
Menjaga hubungan.
d. Prinsip justice , yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan
dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice). Maksudnya adalahmemperlakukan semua pasien sama dalam kondisi yang sama.
Tindakan konkrit yang termasuk justice meliputi:
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability,
quality)
Menghargai hak hukum pasien
Menghargai hak orang lain
Menjaga kelompok yang rentan (yang paling merugikan)
Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll
Tidak melakukan penyalahgunaan
Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil
Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat
Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
Bijak dalam makroalokasi. 5
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 10/12
10
Rahasia kedokteran
Kewajiban seorang dokter untuk menyimpan rahasia kedokteran telah diatur
dalam PP.No.10 tahun 1966.
Pasal 1 PP No 10/1966
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui
oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 2 PP No 10/1966
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut
dalam pasal 3, kecuali apabila sautu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi
dari pada PP ini menentukan lain.
Pasal 3 PP No 10/1966
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang tenaga kesehatan
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksan,
pengobatan dan atau perawatan dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan.
Pasal 4 PP No/1966
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai wajib simpan rahasia yang tidak atau
dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 KUHP, menteri kesehatan dapat
melakukan tindakan administratif berdasakan pasal UU tentang tenaga kesehatan.
Pasal 5 PP No 10/1966
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang
disebut dalam pasal 3 huruf b, maka menteri kesehatan dapat mengambil
tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 11/12
11
1. Pasal 7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan
hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
2. Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pada dasarnya rahasia kedokteran harus tetap disimpan walaupun pasien
tersebut telah meninggal. Rahasia kedokteran ini begitu dijunjung tinggi dalam
masyarakat, sehingga walaupun dalam pengadilan meminta seorang dokter untuk
membuka rahasia kedokteran, seorang dokter memiliki hak tolak (verschoningsrecht).
Hak ini telah diatur dalam pasal 170 KUHAP, yang menentukan bahwa mereka yang
diwajibkan menyimpan rahasia pekerjaan/jabatan dapat minta dibebaskan dari
kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi. Namun ayat kedua dari pasal 170
KUHAP tersebut membatasi hak tolak sesuai dengan pertimbangan hakim. Hal ini
tentunya diterapkan bila kepentingan yang dilindungi pengadilan lebih tinggi dari
rahasia kedokteran.4,5,7
Daftar pustaka
1. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran
Univesitas Indonesia;2010.h.369-72.
2. Penerangan informed consent dalam pelayanan kesehatan. 25 januari 2011.. Diunduh
dari eprints.undip.ac.id,16 januari 2013
3. Rizaldy Pinzon. Strategi 4s untuk pelayanan medik berbasis bukti. Vol 36. Jakarta:
Cermin dunia kedokteran; 2009.p.163-208.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Persetujaun tindakan medic. Dalam :
peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Edisi 1. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1994.hal.20-3.
5. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia Ikatan Dokter Indonesia. Kode etik
kedokteran Indonesia dan pedoman pelaksanaan kode etik kedokteran Indonesia.2006.
Diunduh dari dikti.go.id, 15 Januari 2013.
8/13/2019 Makalah Pbl 6 Blok 30-1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbl-6-blok-30-1 12/12
12
6. What is HIV-AIDS. Mandal A. Diunduh dari: http://www.news-
medical.net/health/What-is-HIVAIDS.aspx. 16 Januari 2013.
7. Sampurna B. Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran: pengantar bagi
mahasiswa kedokteran dan hukum. Jakarta: Departemen Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.h.30-2.