makalah organisasi (akhir)

14
By: Guna Monda W. MAKALAH “ORGANISASI” PADA MATAKULIAH MANAJEMEN DAN EKONOMI TEKNIK Disusun oleh: Guna Monda W. (09530074) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

Upload: guna-monda-wicaksana

Post on 06-Aug-2015

135 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

MAKALAH

“ORGANISASI”

PADA MATAKULIAH

MANAJEMEN DAN EKONOMI TEKNIK

Disusun oleh:

Guna Monda W. (09530074)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

Page 2: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Masuk organisasi adalah pilihan. Ya, dari

sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya

sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, besar

harapan masyarakat terhadap kaum muda yang bergelut dengan dunia intelektual ini.

Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat

waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mengondol gelar sarjana/diploma sesegera

mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa.

Tapi apakah cukup dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks

prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja

yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu

saja. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait

dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan

memimpin dan dipimpin.

Kapabilitas soft skill ini tidak diajarkan lewat bangku kuliah. Namun, bisa didapatkan

melalui organisasi-organisasi mahasiswa, baik itu Organisasi Intra Kampus seperti Badan

Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Di

dalam Univesitas Gunadarma sendiri memiliki cukup banyak organisasi kemahasiswaan baik

antar Fakultas ataupun organisasi lainnya seperti SNAP, Paduan suara, dll.

Hal yang ingin penulis tegaskan di sini adalah keberadaan organisasi menjadi penting karena

kemanfaatannya terpulang kepada manusia itu sendiri

Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi merupakan wahana bagi kita

berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia,

banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi,

kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi membawa para anggotanya

bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis

untuk mencari solusi atas apa yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis

memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan

masalah. Rumusan masalah itu adalah:

· Apa yang dimaksud dengan organisasi?

· Apa tujuan dan unsure organisasi?

· Apa yang menyebabkan organisasi terbentuk?

· Apa manfaat aktif dalam organisasi?

· Apa yang menjadi pendekatan dalam organisasi?

· Apa masalah dan solusinya yang kerap terjadi dalam organisasi?

· Apa saja teori yang terdapat dalam organisasi?

Page 3: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi

1. Arti Organisasi

Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang

dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu,

terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian

mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku

organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis)

2. Definisi Organisasi

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok

sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya

digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama

secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,

dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),

sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan

efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan

yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan

bersama.

James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap

perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu

sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)

sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif

dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk

mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi

sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik

adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya,

karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam

masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang

terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan

tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam

keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang

dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Page 4: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

Sebuah organisasi akan dipengaruhi oleh lingkungan, ukuran, teknologi yang

ada dalam organisasi tersebut, tingkat sentralisasi, formalisasi, dan juga dimensi

struktural dari organisasi itu. Faktor-faktor tersebut tidak akan berdiri bebas satu

sama lain.

Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:

1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama

dijalankan;

2. Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara

orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.

Organisasi formal ialah Organisasi yang memiliki struktur (bagan yang

menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung

jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Organisasi formal juga bisa dikatakan

suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta

tujuan yang ditetapkan secara jelas. Contohnya: Perseroan Terbatas, sekolah, Negara,

dll. Sedangkan Organisasi informal ialah kumpulan dari dua orang atau lebih yang

terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contohnya:

Arisan ibu-ibu sekampung, dll.

Organisasi informal akan timbul apabila anggota organisasi formal merasa

keinginannya tidak terpenuhi oleh organisasi formal. Hubungan organisasi formal

dengan organisasi informal bersifat berbanding terbalik “semakin tinggi tingkat

kepuasan pegawai, maka semakin kecil kemungkinan munculnya atau terbentuknya

organisasi informal.

3. Pengertian Pengorganisasian.

Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan

pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur

organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan

demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

4. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)

dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda

tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga

menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian

laporan.

B. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh

organisasi diwaktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Seperti diketahui

bahwa setiap organisasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Pencapaian

tujuan itu tentu tidak asal tercapai, melainkan harus ada ukuran-ukuran yang dijadikan

patokan untuk mendapat nilai berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

Fungsi tujuan dalam organisasi:

· Sebagai dasar bagi organisasi untuk mencapai hasil akhir

· Sumber legitimasi guna mendapat sumber daya

· Stendar pelaksanaan

Page 5: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

· Sumber motivasi

· Dasar rasional pengorganisasian

Parrow membagi tujuan menjadi:

· Social goals: Tujuan kemasyarakatan

· Output goals: Pelaksanaan fungsi organisasi

· System goals: Pelaksanaan fungsi organisasi

· Produk goals: Karakteristik barang yang dibuat

· Derivide goals: Tujuan turunan

C. Unsur-unsur Organisasi

Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu yang antara lain sebagai

berikut:

1. Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama

Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat

bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi

menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerjasama, sebab setiap

orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerjasama tersebut akan dilaksanakan.

Pengertian tempat disini bukan dalam arti yang konkrit tetapi dalam arti yang

abstrak. Sehingga dengan demikian tempat disini adalah dalam arti fungsi yaitu

menampung atau mewadahi keinginan kerjasama beberapa orang untuk mencapai

tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berupa wadah

sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi

buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa, dll.

2. Proses kerjasama sedikitnya antara dua orang

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerjasama juga merupakan proses

kerjasama sedikitnya antara dua orang. Dalam praktek, jika kerjasama itu dilakukan

dengan banyak orang, maka organisasi itu disusun harus lebih sempurna dengan kata

lain proses kerja sama dilakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan

untuk dilaksanakan dengan lebih baik. Hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka

proses kerjasama itu hanya bersifat sementara, dimana hubungan antar kerjasama

antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau

pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian

kesimpula dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat dihindarkan. Dengan kata lain

tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan

bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

4. Ada tujuan tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seseorang manager. Suatu

perencanaan yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik

hasilnya daripada perencanaan yang baik tetapi organisasinya tidak baik. Selain itu

dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan yaitu

pelaksannan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien.

Page 6: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah:

· Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama

· Harus ada orang-orang yang bekerja sama

· Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas

· Harus ada tujuan bersama yang ingin dicapai

Menurut Peter Drucker, unsure yang harus ada dalam organisasi adalah:

· Posisi yang akan direbut

· Produktifitas atau efisiensi

· Sumber daya

· Provitabilitas

· Inovasi dan prestasi

· Tanggung jawab social dan politik

D. Terbentuknya Organisasi

Manusia makhluk sosial, makhluk bermasyarkat (homo socius, social animal,

zoon politicon), tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat atau

berkelompok (gregariousness).

· Keperluan Manusia (Abraham Maslow )

1. Keperluan fisik (physical need);

2. Keperluan rasa aman dan selamat (safety need);

3. Keperluan social (social needs);

4. Keperluan akan harga diri (esteem needs);

5. Keperluan aktualisasi diri (self realization needs).

· Dorongan Orang Bekerja

1. Dorongan primer (Kelangsungan hidup organis)

2. Motif Dasar (Psikologis dan sosial)

· Motivasi Orang Bekerja

1. Kepastian (masa depan-kelangsungan kerja);

2. Kesempatan (naik pangkat/dipromosikan);

3. Peran serta (saran-saran/masukan dalam pengambilan keputusan);

4. Pengakuan/penghargaan (prestasi kerja);

5. Ekonomi (upah/gaji yang layak untuk hidup);

6. Pencapaian (keberhasilan dalam pekerjaan);

7. Komunikasi (mengetahui apa yang terjadi dalam organisasi);

8. Kekuasaan (kewibawaan, dan mempengaruhi orang lain);

9. Keterpaduan (bagian dari organisasi secara keseluruhan);

10. Kebebasan (pribadi dan pendapat).

Page 7: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

E. Manfaat aktif dalam Organisasi

1. Dapat memanajemen waktu maupun orang lain

Orang yang aktif dalam organisasi akan menyibukkan dirinya, sehingga secara alami

dia akan terbiasa untuk memanajemen waktunya. "Orang sibuk lah yang pandai dalam

memanajemen waktu"

2. Hidup produktif

Jika anda berorganisasi, waktu anda akan selalu terisi dengan kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat. Dan akan jarang waktu anda terbuang sia-sia.

3. Upgrrade softskill

Softskill merupakan hal yang sangat dibutuhkan sekarang ini dalam menyambut

zaman globalisasi saat ini.

4. Jaringan Luas ( Gaul )

Orang yang berorganisasi senantiasa terhubung dengan orang - orang baru,

mempunyai keluarga baru. Sekarang ini jaringan merupakan hal penting yang

dibutuhkan seseorang. Jika anda membutuhkan sesuatu, maka senantiasa ada orang

yang akan menolong anda.

5. Populer

Gak ada yang bisa memungkiri manfaat ini, sewaktu sekolah, siapa yang gak kenal

dengan yang namanya Ketua OSIS, atau dalam kuliah, siapa yang gak kenal dengan

Ketua BEM, Ketua BPM, pengurusnya.

6. Dekat dengan mahasiswa, dosen, dekanat, dan rektorat

Organisasi merupakan salah satu cara dalam mendekati dosen. Dosen selalu

mempunyai banyak proyek, seperti penelitian. Dan dosen biasanya selalu mencari dan

memilih mahasiswa yang aktif dalam organisasi.

7. Teamwork

Organisasi adalah kesatuan dari berbagi orang yang bekerja untuk satu tujuan.Dari

mulai brainstorming ide,rapat,nyusun anggaran, eksekusi kegiatan,sampai

evaluasi,semua dipikrkan dan dikerjakan bersama-sama.Setiap anggota bagai roda

mesin yang saling menggerakkan.kalau salah satu macet ,hasil akhirnya bisa nggak

sesuai.

8. Sikap Mental Positif

Berorganisasi bikin kita sadar akan pentingnya sikap-sikap mental yang

positif.Dengan segala tanggung jawab di organisasi ,kita bisa dilatih

disiplin,jujur,berpikir kritis,dan mampu memanage waktu.Kita juga makin terlatih

untuk berani bikin keputusan.Sikap-sikap ini bakal terpakai banget di dunia

kerja,sehingga memungkinkan karir kamu naik lebih cepat

9. Berdiskusi dan Berbeda Pendapat

Karena di organisasi kita bekerja sama dengan banyak orang yang karakternya beda-

beda, kita dituntut untuk mampu menghargai perbedaan dan mau mendengar pendapat

orang lain.Kita juga „dipaksa‟ untuk berani mengemukakan pendapat lewat

Page 8: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

diskusi,baik itu dalam rapat, maupun kepada pihak-pihak yang lebih tua, seperti guru,

kepala sekolah,atau rektor yang akan kita ajak kerja sama

10. Belajar Manajemen Organisasi

Aktif di organisasi mengajarkan kita bertindak sesuai prosedur dalam manajemen

organisasi,misalnya tentang tata cara rapat,cara mengajukan proposal yang

baik,termasuk step-step dalam mengerjakan sebuah proyek.Misalnya kamu tergabung

di OSIS dan akan mengadakan suatu kegiatan, maka kamu akan terlibat dalam acara

tersebut dari sejak masih berupa ide mentah sampai saat hari H berlangsung

F. Pendekatan Organisasi

Keyakinan bahwa keefektifan organisasi tidak dapat dirumuskan karena ada

perbedaan pandangan, oleh karena itu, maka pemahamannya melalui suatu pendekatan

yang sering diungkapkan dengan apa yang disebut :

1) Pendekatan pencapaian tujuan, menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi

harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya.

2) Pendekatan sistim, bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling berhubungan, oleh

karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan mempertahankan stabilitas

dan keseimbangan.

3) Pendekatan stakeholders, dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik

adalah laba atau investasi, pertumbuhan penghasilan ; pegawai adalah kompensasi,

tnjangan tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja ; pelanggan adalah kepuasan

terhadap harga, kualitas, pelayanan ; kreditur adalah kemampuan untuk membayar

hutang.

4) Pendekatan nilai-nilai bersaing, bertitik tolak dengan assumsi terdapat apa yang

disebut dengan fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ;

perolehan sumber (mampu meningkatkan dukungan dari luar dan memperluas

jumlah tenaga kerja) ; perencanaan (tujuan jelas dan dipahami dengan benar) ;

produktifitas (volume keluaran tinggi, rasio keluaran terhadap masukan tinggi) ;

Ketersediaan informasi (saluran komunikasi membantu pemberian informasi kepada

orang mengenai hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan mereka) ; stabilitas (perasaan

tenteram, kontinuitas, kegiatan berfungsi secara lancar) ; Tempat kerja yang

kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama dengan yang lain)

; tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan, mempunyai keterampilan

dan berkapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik).

G. Masalah dan Solusi

Masalah pertama dalam suatu organisasi itu terkadang tingkat control untuk

memutuskan persoalan pengambilan keputusan tidak terkontrol dalam setiap anggota ,

maka dari itu terkadang pula hasilnya pun tidak baik . untuk solusi dalam permasalahan

ini kita pecahkan dengan cara , mengurangi tingkat control untuk pengambilan keputusan

dan dilakukan dengan cermat , agar proses pengambilan keputusan pun akan menjadi

lebih sentralisasi.

Masalah kedua dalam suatu organisasi itu terkadang para anggota salah untuk

meletakan pondasi di dalam berbagai fungsi dalam suatu organisasi , dan menyebabkan

hancur suatu organisasi , untuk masalah seperti ini kami sudah memiliki solusinya untuk

Page 9: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

suatu organisasi , yaitu memberika perhatian kepada setiap anggota di dalam suatu

organisasi agar lebih mengerti dalam meletakan pondasi di dalam suatu organisasi.

Masalah ketiga dalam suatu organisasi itu terkadang kekuasaan dari para anggota

tidak menciptakan struktur yang sentralisasi , dan tidak sejalan kepada anggota , itulah

yang tidak di pertanggung jawabkan di dalam suatu organisasi. Solusinya untuk masalah

tersebut yaitu di dalam suatu oganisasi harus memiliki kekuasaan yang penting dalam

setiap tugas dan fungsinya yang harus mereka pertanggung jawabkan di dalam suatu

organisasi .

Masalah keempat dalam suatu organisasi itu terkadang interdepensi merupakan

factor yang sangat sulit untuk di selesaikan dari berbagai kelompok di dalam organisasi ,

oleh karna itu kami memiliki solusinya akan tetapi masalah tersebut hanya dapat di

tempuh dengan konsep alat-alat penghubung di antara para anggota dalam suatu

organisasi.

H. Teori Organisasi

1) Teori Taylorisme

Taylorisme adalah nama yang populer untuk gagasan F. W. Taylor dan kini bersinonim

dengan sebutan “efficiency expert”. Berikut lima prinsip dasar Taylorisme:

a) Geser tanggung jawab keorganisasian dari pekerja ke manajer. Manajer adalah pihak

yang harus memikirkan perencanaan dan perancangan kerja.

b) Gunakan metode ilmiah (scientific method) untuk menentukan cara yang paling

efisien untuk melakukan suatu pekerjaan (misalnya dengan memakai teknik time

and motion study). Kemudian rancanglah pekerjaan untuk tiap pekerja dengan

menetapkan secara jelas dan detail mengenai pekerjaan apa saja yang dilakukan.

c) Pilih orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang baru dirancang tersebut.

d) Latihlah karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaannya secara efisien.

e) Lakukan monitoring terhadap kinerja karyawan untuk menjamin prosedur kerja yang

telah ditetapkan benarbenar dijalankan dan tujuan yang dikendaki dicapai.

Penggunaan teknik tersebut di atas ditujukan untuk mempersingkat waktu pengerjaan

dengan memaksa para pekerja menghilangkan “waktu yang tidak produktif”. Itu

merupakan sebuah waktu dan gerak yang telah banyak dilakukan untuk menemukan cara

terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan dengan “rule of thumb”.

Perlu juga dikemukakan di sini bahwa teknik Taylorisme tidak hanya diterapkan di

pabrik (production floor), tetapi juga dibagian administrasi (office work) dengan cara

memecah rangkaian pekerjaan (integrated tasks) menjadi komponen-komponen yang

spesifik (specialized components) untuk dikerjakan oleh masing-masing ahlinya.

2) Teori Kontijensi Struktural

Hakikat teori kontijensi adalah tidak ada satu cara terbaik yang bisa digunakan

dalam semua keadaan (situasi) lingkungan. Masuknya pengaruh variabel lingkungan

dalam analisis organisasi diawali dengan kemunculan pendekatan sistem (system

approach) dalam analisis organisasi dimana kemunculan pendekatan ini sebenarnya

karena inspirasi dari ilmu biologi, khususnya yang dikemukakan oleh Ludwig von

Bertalanffy.

Pendekatan sistem dibangun berdasarkan anggapan bahwa organisasi pada

hakekatnya mirip dengan organisme (makhluk hidup) yang terbuka terhadap pengaruh

lingkungan sekitarnya. Menurut pendekatan ini organisasi adalah sebuah open system

Page 10: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

besar yang di dalamnya terdiri dari beberapa sub-sistem yang saling terkait. Organisme

di dalam sistem semacam itu akan mengambil dan sekaligus memberikan sesuatu dari

dan kepada lingkungannya. Dengan pola simbiose take and give itulah organisasi

mempertahankan hidupnya.

Sama halnya dengan makhluk hidup, menurut Teori Kontijensi tujuan akhir

sebuah organisasi dalam beroperasi adalah agar bisa bertahan (survive) dan bisa tumbuh

(growth) atau disebut juga keberlangsungan (viability). Ada dua hal yang dilakukan

organisasi untuk menjalankan penyesuaian hidup terhadap lingkungannya. Pertama,

manajemen menata konfigurasi berbagai sub-sistem di dalam organisasi agar kegiatan

organisasi menjadi efisien. Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi memiliki efektivitas

yang berbeda-beda dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan luar. Dengan kata

lain mekanisme sistem pengendalian bisa sangat bervariasi sesuai dengan variasi

lingkungan yang dihadapi. Dalam rangka mencari cara yang efektif, organisasi

seharusnya menghubungkan permintaan lingkungan eksternal dengan fungsi-fungsi

internalnya. Seorang manajer harus bisa mengatur harmonisasi fungsi-fungsi

organisasinya dengan kebutuhan manusia.

Teori kontijensi memberi penekanan pada perlunya memfokuskan pada perubahan.

Tidak ada satu aturan atau hukum yang memberi solusi terbaik untuk setiap waktu,

tempat, semua orang atau semua situasi. Ada beberapa anggapan dasar dalam teori

tersebut, yaitu antara lain:

(a) Manajemen pada dasarnya bersifat situasional. Konsekuensinya teknik-teknik

manajemen sangat bergantung pada situasi yang dihadapi. Jika teknik yang

digunakan sesuai dengan permintaan lingkungan, maka teknik tersebut dikatakan

efektif dan berhasil. Dengan kata lain diversitas dan kompleksitas situasi eksternal

yang dihadapi organisasi harus di pecahkan dengan teknik yang sesuai.

(b) Manajemen harus mengadopsi pendekatan dan strategi sesuai dengan permintaan

setiap situasi yang dihadapi. Kebijakan dan praktik manajemen yang secara spontan

dapat merespon setiap perubahan lingkungan bisa dikatakan efektif. Untuk mencapai

keefektifan ini organisasi harus mendesain struktur organisasinya, gaya

kepemimpinannya, dan sistem pengendalian yang berorientasi terhadap situasi yang

dihadapi.

(c) Ketika keefektifan dan kesuksesan manajemen dihubungkan secara langsung dengan

kemampuannya menghadapi lingkungan dan setiap perubahan dapat diatasi, maka

harus ditingkatkan keterampilan mendiagnosa yang proaktif untuk mengantisipasi

perubahan lingkungan yang komprehensif.

(d) Manajer yang sukses harus menerima bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam

mengelola suatu organisasi. Mereka harus mempertimbangkan prinsip-prinsip dan

teknik-teknik manajemen yang dapat diaplikasikan untuk semua waktu dan semua

kebutuhan. Tidak ada solusi yang dapat diaplikasikan secara universal.

3) Teori Ketergantungan Sumber Daya

Teori Ketergantungan Sumber Daya dibangun berdasarkan asumsi-asumsi di

bawah ini:

a) Organisasi-organisasi dianggap terdiri dari koalisi internal-eksternal yang muncul dari

pertukaran sosial yang dilakukan untuk mempengaruhi dan mengendalikan perilaku.

b) Lingkungan dianggap berisi sumber daya yang langka dan penting untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

c) Organisasi dianggap bekerja untuk mencapai dua tujuan yaitu: mendapatkan kendali

atas sumber daya bisa meminimalkan ketergantungannya pada organisasi lain dan

Page 11: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

meningkatkan kendali atas sumber daya yang memaksimalkan ketergantungan

organisasi lain padanya.

Walaupun pandangan bahwa organisasi terkendala oleh faktor eksternal sepertinya

berpaham determinisme, menurut Pfeffer dan Salancik organisasi tidaklah pasif dalam

menghadapi kendala eksternal tersebut. Organisasi juga merespon lingkungan melalui

berbagai diskresi manajemen dalam bentuk mempengaruhi organisasi lain, berkoalisi

dengan organisasi lain atau merubah lingkungan. Merger, diferensiasi, dan lobi pada

pemerintah bisa kita anggap sebagai contoh bagaimana merespon lingkungan.

4) Teori Ekologi Populasi

Teori Ekologi Populasi membahas perubahan organisasi sebagai fungsi dari

kekuatan-kekuatan lingkungan pada populasi organisasi, khususnya pada proses

pembentukan dan kegagalan organisasi. Pandangan Ekologi Populasi tersebut menentang

pendapat Teori Kontijensi Struktural yang menyatakan bahwa proses adaptasi dilakukan

pada level individu organisasi. Bagi Teori Ekologi Populasi adaptasi terjadi pada level

populasi melalui proses lahir (birth) dan mati (death). Oleh sebab itu proses adaptasi

yang dijalankan oleh organisasi sebetulnya lebih merupakan proses seleksi alam menurut

Donaldson dalam “Teori Organisasi” (Gudono: 2009).

Berikut ini adalah beberapa konsep yang lazim ditemui dalam tulisan-tulisan mengenai

Teori Ekologi Populasi:

(a) Structural inertia. Structural inertia adalah kecenderungan organisasi untuk

mempertahankan struktur internalnya apapun yang terjadi pada fakor lainlainnya.

Jadi sebenarnya konsep ini merujuk pada ketidakmampuan suatu organisasi untuk

beradaptasi dengan lingkungannya: semakin kuat tekanan structural inertia, semakin

rendah fleksibilitas adaptif organisasi tersebut. Teori structural inertia menyatakan

bahwa proses perubahan akan menciptakan masalah reorganisasi internal dan

legimitasi eksternal menurut Hannan dan Freeman dalam “Teori Organisasi”

(Gudono: 2009).

(b) Liability of newness. Liability of newness berunjuk pada kenyataan bahwa risiko

mati (bangkrut) organisasi yang masih baru adalah tinggi dan risiko ini akan

menurut sejalan dengan bertambahnya usia perusahaan menurut Stinchombe dalam

“Teori Organisasi” (Gudono: 2009)

(c) Liability of smallness. Liability of smallness merujuk pada kecenderungan

menurunnya tingkat kematian (mortality rate) sejalan dengan semakin besarnya

ukuran organisasi. Ada dugaan mengapa hal ini bisa terjadi, yaitu karena organisasi-

organisasi besar umumnya memiliki akuntabilitas, reliabilitas dan legitimasi yang

juga lebih besar.

(d) Niche width theory. Niche width theory menyatakan bahwa populasi organisasi

menempati niche yang sama dalam arti bahwa mereka tergantung pada sumber daya

lingkungan yang identik. Jika dua populasi organisasi menempati niche yang sama

tapi berbeda dalam hal karakteristik organisasi, maka populasi yang memiliki

kecocokan yang lebih kecil dengan karakteristik lingkungan akan dieliminasi.

(e) Generalist population dan specialist population. Terkait dengan niche width theory

teori Ekologi populasi menyatakan bahwa generalist population tergantung pada

rentang niche yang lebar sumber daya lingkungan. Keadaan ini akan

memaksimalkan eksplorasi tetapi akan meningkatkan risiko. Sebaliknya specialist

population tergantung pada kondisi lingkungan yang spesifik atau rentangan niche

yang sempit dan hal tersebut akan memungkinkan organisasi di dalamnya untuk

Page 12: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

makmur dari pemanfaatan niche khusus tersebut. Perbedaan karakteristik keluasan

rentangan niche ini akan berpengaruh pada strategi organisasi yang ada di dalamnya.

(f) Density dependence. Density dependence menyatakan bahwa legimitasi dan

kompetisi bergantung pada tingkat kepadatan populasi. Pada waktu tingkat

kepadatan rendah, proses legitimasi mendominasi dan hal ini akan meningkatkan

tingkat kelahiran dan menurunkan kematian organisasi. Pada waktu tingkat

kepadatan tinggi, kompetisi akan mendominasi dan hal ini akan menurunkan tingkat

kelahiran dan meningkatkan tingkat kematian organisasi.

Ada beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam pembahasan-pembahasan. Teori

Ekologi Populasi menurut Robbins dalam “Teori Organisasi” (Gudono: 2009). Pertama,

teori ini memusatkan pada kelompok atau populasi organisasi, bukan sebuah organisasi.

Kedua, teori ini mendefinisikan efektivitas organisasi semata-mata sebagai survival

(mampu bertahan hidup). Ketiga, lingkungan sangat menentukan dan manajemen

memiliki pengaruh yang kecil terhadap kemampuan organisasi untuk bertahan hidup.

Keempat, kapasitas (daya dukung/carriying capacity) lingkungan adalah terbatas.

5) Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan

masalah yang muncul manakala ada ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan

kontrak. Kontrak yang dimaksudkan disini adalah kontrak antara prinsipal (pemberi

kerja, misalnya pemegang saham atau pimpinan perusahaan) dengan agen (penerima

perintah, misalnya manajemen atau bawahan). Teori keagenan meramal jika agen

memiliki keunggulan informasi dibandingkan prinsipal dan kepentingan agen dan

principal berbeda, maka akan terjadi principal-agent problem dimana agen akan

melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya namun merugikan prinsipal. Beban

yang muncul karena tindakan manajemen tersebut menjadi agency costs.

Pandangan teori keagenan tersebut pada hakekatnya dibangun dengan

memperluas teori yang dibahas dalam karyakarya Coase, Berle, dan Means. Coase

meletakkan landasan mengapa organisasi diperlukan. Coase mengakui bahwa baik solusi

dengan pasar ataukah dengan organisasi keduanya sama-sama memiliki konsekuensi

biaya. Dalam konteks ini agency costs, adalah merupakan biaya (transaction cost atau

lebih tepat lagi cost ef governance) yang terjadi manakala solusi organisasi adalah yang

dipilih (untuk mendistribusikan barang dan jasa dalam masyarakat).

Page 13: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi

keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan

lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan. Oleh

karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor

yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol.

B. SARAN

Organisasi haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan

mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini

dinamakan PRIMA dalam daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benar-

benar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar,

teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan.

Page 14: MAKALAH ORGANISASI (AKHIR)

By: Guna Monda W.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London:

1962).Hlm.15-19

^ Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1976. Understanding Practice and Analysis. New

York: Random House.Hlm. 132

^ D, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.Hlm. 56

^ Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology. Edisi keenam. International Student

Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company Inc.Hlm. 89

^ Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, (Jakarta: Arcan:

1994), hlm.4

^ WS, Winkel. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.Hlm.75

Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

Rachman,Abdul talib. 2010 . Pengembangan Organisasi: “ENTREPRENEUR

MENDALAMI FAKTOR KUNCI ORGANISASI DALAM STRATEGI DAUR HIDUP

ORGANISASI”. http://organisasiatr.wordpress.com/

Septiyani,vivi indah. 2011. Perencanaan Organisasi Kewirausahaan .

http://vivay.blog.com/2011/03/16/perencanaan-organisasi-kewirausahaan/