makalah nasionalisme sudah jadi
TRANSCRIPT
MAKALAH SOSIOLOGI
MASALAH NASIONALISME
Oleh:
Tjipto Aldike Wandari Noviantikoso (201310040311237)
Dinni Anggraini (201310040311238)
M. Tri Rahmadani (201310040311239)
Prasetya Satria Ratnanda (201310040311240)
Isviatul Anita (201310040311242)
Universitas Muhammadiyah Malang
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Rasa syukur yang dalam kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan
kemurahan hatiNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sesuai target. Dalam
makalah ini, kami membahas tentang “Masalah Nasionalismr”, yang kian hari kian
menghilang rasa nasionalisme setiap warga negara Indonesia.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai Tugas Pengantar Ilmu Sosiologi yang
menjadi mata kuliah prasyarat untuk semester kedepannya.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Malang, Oktober 2013
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Berbagai masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah
kemiskinan, pengangguran, terorisme dan lain sebagainya. Menimbulkan suatu
ataupun banyak permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya rasa Nasionalisme
Bangsa Indonesia. Memang itu tidak bisa dipungkiri, karena masyarakat lebih
memilih untuk kelangsungan hidupnya dari pada memikirkan hal-hal seperti itu yang
dianggapnya tidak penting. Padahal rasa nasionalisme itu sangat penting sekali bagi
bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern , bangsa
yang aman dan damai, adil dan sejahtera.
Itu berbanding terbalik dengan situasi yang terjadi pada sejarah bangsa Indonesia
di masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia mencapai puncak kejayaan rasa
nasionalime pada masa tersebut. Dimana pejuang-pejuang terdahulu kita bersatu dari
sabang sampai merauke untuk membebaskan diri dari tirani. Yang mana itu bisa
terwujud jika adanya rasa nasionalisme yang tinggi di masyarakat Indonesia. Dan
telah terbukti kita bisa memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia dengan
semangat juang yang tinggi. Tapi bagaiman dengan saat ini? Hal tersebut pun
berpengaruh pada ketahanan nasional bangsa ini. Dapat kita lihat aksi bom-bom di
Negara Indonesia ini seakan menjawab bahwa rendah sekali rasa nasionalisme kita
hingga kita bisa-bisanya merusak bangsa dan Negara kita sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya masalah nasionalisme?
2. Mengapa masyarakat Indonesia kurang mendalami arti nasionalisme?
C. Tujuan
Topik ini sangat menarik untuk diperbincangkan. Karena Rasa Nasionalisme itu
bisa tumbuh subur jika faktor-faktor penunjang lainnya pun bagus atau tercapai.
Karena Rasa Nasionalisme sangat berkaitan erat dengan tinggkat kesejahteraan
masyarakat itu sendiri.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Nasionalisme
Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter
yang timbul karena perasaan senasib.
Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National
Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah bentuk dari kesadaran
nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang
membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.
Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai
perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics
mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.
2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
3. Hasrat untuk mencapai keaslian.
4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Sedangkan menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-
faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.
Nasionalisme timbul dari diri kita sendiri, rasa itu timbul jika kita meraskan hal yang
sama dengan orang lain ataupun masyarakat yang lainnya. Jadi nasionalisme
berbanding lurus dengan persamaan anatara individu yang satu dengan individu yang
lainnya.
B. Karakteristik Nasionalisme
Karakteristik Nasionalisme yang melambangkan kekuatan suatu negara dan
aspirasi yang berkelanjutan, kemakmuran, pemeliharaan rasa hormat dan penghargaan
untuk hukum.
Nasionalisme tidak berdasarkan pada beberapa bentuk atau komposisi pada
pemerintahan tetapi seluruh badan negara, hal ini lebih ditekankan pada berbagi cerita
oleh rakyat atau hal yang lazim, kebudayaan atau lokasi geografi tetapi rakyat
berkumpul bersama dibawah suatu gelar rakyat dengan konstitusi yang sama.
1. Membanggakan pribadi bangsa dan sejarah kepahlawanan pada suatu Negara.
2. Pembelaan dari kaum patriot dalam melawan pihak asing.
3. Kebangkitan pada tradisi masa lalu sebagai bagian mengagungkan tradisi lama
karena nasionalisme memiliki hubungan kepercayaan dengan kebiasaan kuno. Seperti
nasionalisme orang mesir bahwa kaum patriot harus memiliki pengetahuan tentang
kebudayaan mesir yang tua dan hebat untuk menjaga kelangsungan dari sejarah.
4. Suatu negara cenderung mengubah fakta sejarah untuk kemuliaan dan kehebatan
negaranya.
5. Ada spesial lambang nasionalisme yang diberikan untuk sebuah kesucian. Bendera,
lambang nasionalisme dan lagu nasionalisme merupakan hal yang suci untuk semua
umat manusia sebagai kewajiban untuk pengorbanan pribadi.
C. Jenis-jenis Nasionalisme
Snyder membedakan empat jenis nasionalisme, yaitu:
1. Nasionalisme revolusioner, (terjadi di Perancis pada akhir abad ke18).
Untuk negeri yang dikatakan memiliki nasionalisme revolusioner, ketika elite politik
sangat berkeinginan untuk melakukan demokratisasi, tapi lembaga perwakilan yang
ada jauh dari memadai untuk mengimbanginya.
2. Nasionalisme kontrarevolusioner, (terjadi di Jerman sebelum Perang Dunia I).
Negeri yang bernasionalisme kontrarevolusioner, para elite politiknya menganggap
diri selalu benar dan untuk itu lewat lembaga perwakilan yang ada, mereka
menyerang pihak yang mereka anggap sebagai musuh atau melawan kepentingan
mereka.
3. Nasionalisme sipil, (merujuk pada perkembangan di wilayah Britania dan Amerika
hingga sekarang). Suatu negeri dikatakan memiliki nasionalisme sipil ketika ia
memiliki lembaga perwakilan yang kuat, dan juga para elite politiknya memiliki
kelenturan dalam berdemokrasi.
4. Nasionalisme SARA (diterjemahkan dari kata ethnic nationalism) (terjadi di
Yugoslavia atau Rwanda).
SARA di sini merujuk pada akronim zaman Orde Baru, yakni suku, agama, ras,
dan antar golongan, yang sering kali justru ditabukan untuk dibicarakan dalam negeri
yang sangat plural ini. Dapat dikatakan nasionalisme SARA jika para elite politik
negara tersebut tidak menganut paham demokrasi, dan mengekspresikan
kepentingannya hanya untuk membela satu kelompok tertentu lewat lembaga-lembaga
perwakilan yang ada. Snyder memilah empat jenis nasionalisme tersebut dan Ia
membedakannya dari interseksi kuat atau lemahnya lembaga perwakilan politik, dan
lentur atau tidak lenturnya kepentingan elite politik terhadap demokrasi.
D. Masalah Nasionalisme
Salah satu masalah nasionalisme adalah masalah menurunnya prestasi di bidang
olahraga, khususnya di Indonesia. Tak ada yang menyangkal bahwa prestasi olahraga
Indonesia menurun drastis. Status Indonesia sebagai "Macan Asia" kini luntur. Mengapa ini
bisa terjadi?
Pengamat olahraga sekaligus wartawan senior harian Kompas, Anton Sanjoyo,
mencatat prestasi olahraga Indonesia mulai menurun sejak 1998. Krisis moneter yang kala itu
melanda Indonesia juga memengaruhi prestasi olahraga nasional.
"Sejak 1998, olahraga kita drop secara drastis. Hingga SEA Games Laos (2009), prestasi kita
cenderung turun. Saat itu (1998) akibat krisis, semua sponsor mengundurkan diri untuk
membantu," kata Anton dalam diskusi dengan tema "Apa yang Salah dengan Olahraga
Indonesia" di Jakarta, Senin (13/6/2011).
Dalam kesempatan yang sama, psikolog olahraga, Jo Rumeser, mengatakan bahwa
merosotnya olahraga nasional karena sebagian besar induk olahraga melakukan cara-cara
yang instan untuk menciptakan prestasi. "Pembahasannya terlalu mikro. Bagaimana proses
pembinaan atau memperbaiki mental, padahal kita juga harus bicara soal fasilitas dan juga
pelatih," ujar Jo.
Jo yang menjabat sebagai dekan di salah satu universitas swasta di Jakarta ini menyatakan,
olahraga tidak dapat dikarbit sehingga menciptakan prestasi luar biasa dalam waktu cepat.
"Kita harus back to basic. Ada proses untuk itu, tidak bisa langsung. Jangan cari yang aneh-
aneh. Jika menggunakan yang aneh-aneh, maka hasilnya juga akan aneh," katanya.
Sementara itu, mantan atlet binaraga, Ade Rai, mengatakan, olahraga Indonesia merosot
karena semua pihak terlalu sibuk untuk saling menyalahkan. Jadi, fokus dan tenaganya
terkuras hanya untuk saling menyalahkan dan juga mengeluh.
"Seharusnya kita tidak perlu saling menyalahkan. Yang penting adalah mencari solusi untuk
mengatasi masalah," kata Ade Rai.
Jika dibandingkan dengan negara lain Indonesia sudah sangat tertinggal jauh,
jangankan dengan Cina, Jepang, Korea dengan negara tetangganya sendiri saja masih
ketinggalan. Jangan hasil Seagames sebagai acuan, waktu itu kita sebgai tuan rumah. ynag
menjadi acuannya adalah Olimpiade kemarin, sangat-sangat menyedihkan.
Jika kita lihat pembinaan di Negeri Cina. Dapat dilihat kalau pengurus olahraganya sangat
serius terhadap pembinaan usia dini, sewaktu-waktu atlet senior sudah tua, ada saja atlet
muda yang muncul.
Sistem olahraga di Negeri Cina adalah pembinaan usia dini yang terseleksi, misalnya ada
usia dini yang ingin dimasukkan dalam pemusatan olahraga maka di test dahulu secara fisik,
lalu minatnya kemudian baru latihan. Lalu jika sudah mengalami proses latihan, para calon
atlet akan dilatih secara teknik, agility, fisik, ability, kelenturan, dan yang paling penting
adalah mentality kemudian sistem latihannya berjenjang sehingga diusia 17-19 tahun sudah
berhasil menciptakan atlet yang profesional. Itu yang tidak dilakukan oleh para pengurus dan
pelatih di Indonesia.
Kemunduran prestasi olahraga nampaknya terjadi secara hampir merata diberbagai
cabang olahraga. Banyak argumen yang menyebutkan apa penyebab keterpurukan prestasi
kita ini. Mulai dari belum adanya program pembinaan atlet yang komprehensif berskala
nasional, kekurangan fasilitas olahraga, rendahnya kualitas sistem kompetisi di tanah air,
hingga minimnya pendanaan terhadap kegiatan olahraga.
Apakah prestasi Indonesia yang terus turun ini akan berpengaruh pada kehidupan berbangsa
dan bernegara? Jawabannya adalah ya. Walaupun sulit untuk mengukur secara kuantitatif
dampak tersebut, tetapi paling tidak bahwa mental pesimis lahir dari lingkungan dan kondisi
yang pesimis.
Jika kondisi ini berlanjut dalam waktu yang panjang, maka yang terjadi adalah makin
suramnya masa depanolahraga di Indonesia. Upaya memperbaiki prestasi olahraga di tanah
air merupakan salah satu faktor penting untuk membangkitkan mental juara
BAB III
Penutup
• Kesimpulan
Rasa Nasionalisme di Indonesia telah ada dari jaman perjuangan melawan para
penjajah hanya tahun demi tahun mengalami penipisan karena adanya banyak faktor yang
mempengaruhinya. Diantaranya faktor perekonomian yang mana menimbulkan banyak
masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Rasa Nasionalisme itu harus kita pupuk
ulang agar tidak hilang ditelan masa. Negara Indonesia sendiri menganut Nasionalisme
Pancasila yang mana dalam Nasionalisme ini kita tidak hanya mencintai Bangsa dan Negara
Indonesia sendiri tapi juga menghormati Negara dan bangsa lainnya.
• Saran
Untuk dapat memupuk kembali semangat nasionalisme bangsa Indonesia, salah
satunya bisa juga dengan lebih menekankan pada pembenahan bidang perekonomian terlebih
dahulu supaya tingkat kemiskinan kita berkurang. Karena jika kita sudah menjadi bangsa
yang Adil dan Sejahtera Niscaya Rasa Nasionalisme kita pun akan tinggi dan Rakyat semakin
bangga dengan bangsa dan Negara Indonesia tercinta ini.
Daftar Pustaka
http://www.pangisyarwi.com
http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=222&id=2796&option=com_content&task=view
http://teman-abadi.blogspot.com/2013/04/alasan-olahraga-di-indonesia-tertingal.html
http://olahraga.kompas.com/read/2011/06/13/15080919/ini-penyebab-olahraga-nasional-merosot