makalah model konseling analisis transaksioal

Upload: midha-a-ulfa

Post on 06-Jul-2018

262 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    1/22

    1

    PENDEKATAN KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL

    Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model-Model

    Konseling 1

    Dosen Pengampu : Pramana Wiguna, M.pd

    Oleh :

    1.  Midha Azmilatul Ulfa (1114500090)

    2.  Pradita Anggi Ayuningtiyas (1114500095)

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

    2016

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    2/22

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Analisis Transaksional (AT) adalah psikoterapi transaksional yang dapat

    digunakan dalam terapi individual, tetapi ini lebih cocok digunakan untuk terapi

    kelompok. AT berbeda dengan sebagian besar terapi lain karena merupakan suatu

    terapi kontraktual dan desisional. AT melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh

    klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi. AT

     juga berfokus pada putusan-putusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan

    kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru. AT menekankan aspek-

    aspek kognitif rasional-Behavior dan berorientasi pada peningkatan kesadaran

    sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru dan mengubah cara

    hidupnya.

    Pendekatan ini dikembangkan oleh Eric Berne, berlandaskan suatu

    teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural dan transaksional.

    Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego

    yang terpisah, yaitu : orang tua, orang dewasa, dan anak. Teori Berne

    menggunakan beberapa kata utama dan menyajikan suatu kerangka yang bisa

    dimengerti yang dipelajari dengan mudah. Kata-kata utamanya adalah orang tua,

    orang dewasa, anak, putusan, putusan ulang, permainan, skenario, pemerasan,

    dicampuri, pengabaian, dan ciri khas. Karena sifat operasional AT dengan

    kontraknya, taraf perubahan klien bisa dibentuk.

    Pada era sekarang semakin maju kehidupan maka semakin kompleks pula

     permasalahan yang inividu alami. Dengan adanya pendekatan analisis

    transaksional maka dapat membantu konselor dalam mengentaskan masalah

    konseli sesuai asumsi permasalahan yang ada. Sebagai calon konselor ataupun

    mahasiswa bimbingan dan konseling harus memahami dengan benar terkait

     pendekatan analisis transaksional, seperti teknik, paranan konselor dan

    sebagainya. Oleh karena itu, kami sebagai penulis telah memaparkan tentang

     pendekatan analisis transaksional agar dapat menjadi bahan pembelajaran,

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    3/22

    3

     pemahaman sehinga akan menghasilkan aplikasi yang tepat sebagai konselor

    ataupun guru bimbingan dan konseling.

    B. 

    Rumusan Masalah

    1.  Apa konsep dasar pendekatan analisis transaksional?

    2. 

    Bagaimana hakikat manusia menurut pendekatan analisis transaksional?

    3.  Bagaimana hakikat konseling pendekatan analisis transaksional?

    4.  Apa tujuan konseling pendekatan analisis transaksional?

    5. 

    Bagaimana karakteristik pendekatan analisis transaksional?

    6.  Bagaimana peran dan fungsi konselor dalam pendekatan analisis

    transaksional?

    7. 

    Bagaimana hubungan konselor dan konseli dalam pendekatan analisis

    transaksional?

    8.  Bagaimana tahap konseling pendekatan analisis transaksional?

    9. 

    Apa saja teknik konseling pendekatan analisis transaksional?

    10. Apa saja kelebihan dan keterbatasan pendekatan analisis transaksional is?

    11. Bagaimana asumsi perilaku bermasalah dalam pendekatan analisis

    transaksional?

    12. Bagaimana contoh kasusdalam pendekatan analisis transaksional?

    C.  Tujuan 

    1.  Mengetahui konsep dasar pendekatan analisis transaksional.

    2.  Mengetahui hakikat manusia menurut pendekatan analisis transaksional.

    3. 

    Mengetahui hakikat konseling pendekatan analisis transaksional.

    4. 

    Mengetahui tujuan konseling pendekatan analisis transaksional.5.  Mengetahui karakteristik pendekatan analisis transaksional.

    6. 

    Mengetahui peran dan fungsi konselor dalam pendekatan analisis

    transaksional.

    7.  Mengetahui hubungan konselor dan konseli dalam pendekatan analisis

    transaksional.

    8.  Mengetahui tahap konseling pendekatan analisis transaksional.

    9.  Mengetahui teknik konseling pendekatan analisis transaksional.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    4/22

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    5/22

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.  Konsep Dasar

    Pendekatan Analisis Transaksional dikembangkan oleh Eric Bernie. Eric

    Bernie  (1919-1970) kelahiran Montreal, Canada, adalah pelopor Aanalisis

    Transaksional (AT). Ia mulai mengembangkan AT ini sebagai terapi ketika ia

     bertugas dalam Dinas Militer Amerika Serikat dan diminta untuk membuka

     program terapi kelompok bagi para serdadu yang mendapat gangguan emosional

    sebagai akibat Perang Dunia ke-2.

    Berne, pada mulanya adalah seorang pengikut Freud dan melakukan

     praktik Psikoanalisi dalam terapi. Sebab, saat itu psikoanalisis tengah mendapat

     perhatian yang luar biaa. Bahkan Berne sendiri pernah mendapat kuliah

     psikoanalisis di Yale Psychiatric Clinic (1936-1938) dan New York

    Psichoanalitical Institute (1941-1943).

    Akhmad Sugianto (2013), Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu

     pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.

    Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang dengan

    orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan

    isi dari komunikasi mereka.  Transaksional, berasal dari kata transaction, yaitu

    tingkah laku dilihat dari segi pandang individu dalam interaksi dengan lingkungan

    fisik dan sosialnya. Analisis transaksional menunjuk pada hubungan antar

    manusia yang ditandai kegiatan saling berbagi perhatian atau dukungan ( strokes)

    diantara dua pribadi.

    Analisis Transaksional berevolusi dari ketidakpuasan Berne dengan

    lambatnya psikoanalisi dalam menyembuhkan orang-orang dari masalah mereka.

    Setelah Berne berhenti bekerja pada Dinas Militer, Berne mulai melakukan

    eksperimen yang sungguh-sungguh. Akhirnya pada pertengahan tahun 50-an

     berulah ia memperkenalkan teorinya, Analisi Transaksional. Diluar dugaan, teori

    ini mendapat sambutan baik dari kalangan ahli terapi kelompok, dalam pertemuan

    Regional Perhimpunan Terapi Kelompok Amerika di Loa Angeles tahun 1957

    teori ini diangkat sebagai salah satu tema yang dibahas. Tentu saja AT mulai

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    6/22

    6

    mengundang ingin tahu banyak orang dengan prinsip-prinsip yang

    dikembangkannya. Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Eric Berne dalam AT

    adalah upaya untuk meracang rasa tanggung jawab pribadi atas tingkah lakunya

    sendiri, pemikiran logis, rasional, tujuan-tujuan yang realistis, berkomunikasi

    dengan terbuka, wajar, dan pemahaman dalam berhubungan dengan orang lain.

    Analisis Transaksional (AT) merupakan psikoterapi transaksional yang

    dapat digunakan dalam konseling individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam

    konseling kelompok. Analisis transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat

    oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses

    konseling.

    B.  Hakekat Manusia

    Analisis transaksional berakar dari filosofi antiderterministik. Filsafat ini

    menempatkan kepercayaan pada kapasitas individu untuk meningkatkan

    kebiasaan dan memilih tujuan dan tingkah laku baru. Pendekatan ini melihat

    individu dipengaruhi oleh ekspektasi dan tuntutan dari orang-orang yang

    signifikan baginya terutama pada pengambilan keputusan pada masa-masa dimana

    individu masih bergantung pada orang lain. Akan tetapi keputusan yang telah

    dibuat tersebut dapat ditinjau kembali dan didobrak bila keputusan awal tersebut

    tidak lagi sesuai sehingga dapat membuat keputusan baru

    (Thompson,et.al,2004,p.266;Corey,1986,p.150-151 dalam Komalasari 2011:92).

    Manusia dianggap memiliki pilihan dan tidak tergantung pada masa lalu.

    Walaupun pengalaman masa lalu yang menentukan posisi hidup tidak bisa

    dihapus, individu dapat mengubah posisinya. 

    C.  Hakekat Konseling

    Pendekatan analisis transaksional memiliki asumsi dasar bahwa perilaku

    komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan

    komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang didalamnya turut

    melibatkan ego state serta sebagai hasil pengalaman dari masa kecil, setiap orang

    cenderung memilih salah satu dari empat kemungkinan posisi hidup.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    7/22

    7

    Analisis Transaksional berfokus pada keputusan-keputusan awal yang

    dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien untuk membuat keputusan-

    keputusan baru. Analisis Transaksional menekankan aspek-aspek kognitif

    rasional-behavioral dan berorientasi kepada peningkatan kesadaean sehingga klien

    akan mampu membuat keputusan-keputusan baru dan mengubah cara hidupnya.

    Berne menemukan bahwa dengan menggunakan Analisis Transaksional kliennya

    membuat perubahan signifikan dalam kehidupan mereka.

    Gladding (1995) dalam Edi Kurnanto (2013) mengemukakan tiga bentuk

    kelompok dalam konseling analisis transaksional, yaitu :

    1.  Kelompok redecision ( putusan ulang ) tiap anggota mengalami kembali

     pengalaman hidup mereka yang tidak tepat, sehingga menekankan pada

     proses – proses intrapsikis anggota.

    2.  Kelompok classic ( klasik ) menekankan pada interaksi saat sekarang.

    3.  Kelompok cathexis ( kateksis) menekankan pada pengasuhan ulang.

    Pendekatan analisis transaksional memiliki asumsi dasar bahwa perilaku

    komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan

    komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang di dalamnya turut

    melibatkan ego state serta sebagai hasil pengalaman dari masa kecil, setiap orang

    cenderung memilih salah satu dari empat kemungkinan posisi hidup. Menurut eric

     berne bahwa sumber-sumber tingkah laku, sikap perasaan, sebagaimana individu

    melihat kenyataan, mengolah informasi dan melihat dunia diluar dirinya disebut

    status ego (ego state).

    Analisis transaksional sebagai suatu sistem terapi yang didasarkan pada

    suatu teori kepribadian yang memusatkan perhatiannya pada tiga pola perilakuyang berbeda sesuai status egonya :

    1. 

    Ego orang tua ( parent ) adalah bagian kepribadian yang merupakan

    introjeksi dari orang tua atau subtitut orang tua. Ego orang tua memiliki

    ego dualistik, diantaranya merawat adalah untuk memperhatikan dan

    merawat serta mengkritik atau mengendalikan adalah untuk menyimpan

    dan menyalurkan aturan dan perlindungan kehidupan.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    8/22

    8

    2.  Ego dewasa ( Adult ) adalah pengolahan data dan informasi yang

    merupakan bagian dari kepribadian yang mengetahui apa yang sedang

    terjadi. Ego dewasa bertugas untuk membuat keputusan yang paling baik

    untuk memecahkan masalah tertentu, karena tidak emosional dan

    menghakimi, melainkan bersikap tenang.

    3. 

    Ego anak (Child ) adalah bagian kepribadian anak yang dapat dibagi

    menjadi dua bentuk yaitu anak yang dapat menyesuaikan diri dan anak

    alamiah. Ego anak yang mampu menyesuaikan diri, mampu

    menyesuaikan diri dengan keinginan ego orang tua didalam diri sendiri

    dan orang lain, ia patuh dan mudah untuk menjalin hubungan. Sedangkan

    ego alamiah adalah memperlihatkan reaksi lebih spontan, periang, dan

    selalu ingin tahu serta berusaha memenuhi kebutuhannya tanpa

    memperhatikan orang lain.

    Berdasarkan teori dasar status ego, maka Harris mengidentifikasi dan

    menggambarkan empat posisi utama dalam interaksi individu dengan yang

    lainnya, menunjukkan sifat-sifat dan karakteristik kepribadiannya. Secara teoritik

     posisi itu dikonseptualisasikan sebagai berikut :

    1) 

     I’m OK-You’re OK

    Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian seseorang yang sangat

     positif karena secara transaksional apa yang dia pikirkan juga mendapat

    dukungan orang lain. Keputusan yang diambilnya didasarkan pada

    keyakinan yang lebih kuat, karena baik dirinya maupun orang lain sama-

    sama menyetujui.

    Individu yang memiliki posisi ini akan merasa aman dalam

    keberadaannya sebagai manusia dan keberadaan orang lain disekitarnya.

    2) 

     I’m OK-You’re not OK

    Posisi ini digunakan individu yang merendahkan orang lain atau

    mencurigai motif-motif orang lain. Haris disini mengatakan bahwa posisi

    ini berkembang dari suatu reaksi yang berlebihan terhadap perlakuan not

    OK. Contoh dari ini adalah perilaku kriminal yang marak, hal ini terjadi

    akibat dari pengambilan posisi I’m OK – You’re not OK. Individu yang

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    9/22

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    10/22

    10

    otonom yang ditandai kesadaran, spontan, intim, dengan menggunakan  game dan

    naskah hidup. Individu juga belajar menulis kembali naskah hidup mereka

    sehingga mereka memiliki kontrol atas hidup mereka (Dalam komalasari,dkk.

    2011:128).

    Menurut Eric Berne, dalam bukunya yang berjudul “ Principle of Group

    Treatment, ( 1966)”  terdapat empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling

    analisis transaksional, yaitu :

    1.  Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi (pencemaran)

    status ego yang berlebihan.

    2.  Konselor berusaha membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam

    menggunakan semua status egonya yang cocok. Ini menyangkut pula

    dalam memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus

    diantara status egonya.

    3.  Konselor berusaha membantu klien didalam mengembangkan seluruh

    status ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnta adalah

    menetapkan penalaran dan pemikiran individu. Untuk itu dibutuhkan

    kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya

    sendiri.

    4.  Membantu klien dalan membebaskan dirinya dari posisi hidup yang

    kurang cocok serta menggantikannya dengan rencana hidup yang baru,

    atau naskah hidup (life script ) yang lebih produktif.

    E.  Karakteristik Konseling

    Konseling analisis transaksional merupakan pendekatan konseling yang

    tergolong berorientasi kognitif. Sebagai suatu pendekatan konseling, analisistransaksional memiliki karakteristik antara lain:

      Konseling analisis transaksional lebih menitik beratkan perhatiannya

     pada faktor insight dan pemahaman dalam membantu klien mencapai

     perubahan tingkah lakunya.

      Proses konseling analisis transaksional bersifat aktif, direktif dan

    didaktif. Dalam hal ini konseling merupakan proses belajar mengajar

    dimana konselor sebagai pembelajar dan klien sebagai pelajar. Dalam

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    11/22

    11

     proses tersebu konselor aktf mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang

    diri klin dan interaksinya dengan orang lain, disamping itu ia

    mengarahkan proses tersebut agar tujuan yang telah disepakati tercapai.

     

    Konseling analisis transaksional pada dasarnya merupakan pendekatan

    yang dapat digunakan dalam konseling individual akan tetapi sangat

    cocok untuk konseling kelompok.

      Konseling analisis transaksional menekankan pentingnya kontrak dalam

     proses konseling, yaitu kesepakatan antara konselor dengan klien yang

    mencerminkan adanya persamaan hak dan kewajiban antara keduanya

    dalam mengelola proses konseling untuk mencapai tujuan yang

    diinginkan.

    F.  Peran Dan Fungsi Konselor

    Dikutip dalam Edi (2013), Harris (1967) memberikan gambaran peran

    terapis, seperti seorang guru, pelatih atau nara sumber dengan penekanan kuat

     pada keterlibatan. Sebagai guru, terapis menerangkan konsep-konsep seperti

    analisis struktural, analisis transaksional, analisis skenario, dan analisis

     permainan. Selanjutnya menurut Corey (1988), peran terapis yaitu membantu

    klien untuk membantu klien menemukan suasana masa lampau yang merugikan

    dan menyebabkan klien membuat keputusan-keputusan awal tertentu,

    mengindentifikasikan rencana hidup dan mengembangkan strategi-strategi yang

    telah digunakannya dalam menghadapi orang lain yang sekarang mungkin akan

    dipertimbangkannya. Terapis membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih

    realistis dan mencari alternatif-alternatif untu menjalani kehidupan yang lebih

    otonom.Terapis memerlukan hubungan yang setaraf dengan klien, menunjuk

    kepada kontrak terapi, sebagai bukti bahwa terapis dan klien sebagai pasangan

    dalam proses terapi. Tugas terapi adalah, menggunakan pengetahuannya untuk

    mendukung klien dalam hubungannya dengan suatu kontrak spesifik yang jelas

    diprakarsai oleh klien. Konselor memotivasi dan mengajari klien agar lebih

    mempercayai ego Orang Dewasanya sendiri ketimbang ego Orang Dewasa

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    12/22

    12

    konselor dalam memeriksa keputusan–keputusan lamanya serta untuk membuat

    keputusan-keputusan baru.

    G. 

    Hubungan Konselor dan Klien

    Pelaksanaan terapi AT beradasarkan kontrak, kontrak tersebut menjelaskan

    keinginan klien untuk berubah, di dalam kontrak berisi kesepakatan-kesepakatan

    yang spesifik, jelas, dan ringkas. Kontrak menyatakan apa yang dilakukan oleh

    klien, bagaimana klien melangkah ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya

    dan kapan kontrak tersebut akan berakhir. Kontrak dapat diperpanjang, konselor

    akan mendukung dan bekerja sesuai kontrak yang telah menjadi kesepakatan

     bersama. Pentingnya keberadaan kontrak, karena umumnya dalam terapi, klien

    seringkali keluar dari kesepakatan awal. Menyimpang, cenderung memunculkan

    masalah-masalah baru, bersikap pasif, dan dependen akibatnya proses

     penyembuhan membutuhkan tambahan waktu. Dengan adanya kontrak maka

    kewajiban tanggungjawab bagi klien semakin jelas, membuat usaha klien untuk

    tidak keluar pada kesepakatan dan komitmen untuk penyembuhan tetap menjadi

     perhatian, maka klien menjadi fokus pada tujuan-tujuan sehingga proses

     penyembuhan akan semakin cepat. Maksud dari kontrak lebih spesifik, yaitu

    menyepakati cara-cara yang sesungguhnya digunakan dalam terapi yang

    disesuikan dengan kebutuhan klien dengan memperhatikan apakah untuk individu

    atau kelompok.

    Contoh dalam kontrak, misalnya klien membutuhkan hubungan yang

    harmonis dan bermakna dengan orang lain, kemudian dia berkata, “Saya merasa

    kesepian dan saya ingin lebih memiliki hubungan yang harmonis dengan para

    kerabat”. Maka, kontrak yang dibuat harus mencakup latihan yang spesifikdengan mengerjakan tugas oleh kliean agar dia memiliki kepercayaan diri untuk

     berhubungan secara harmonis dan bermakna. Bagaimana dengan klien yang

     bingung menentukan apa yang menjadi keinginannya? Selanjutnya untuk

    membuat kontrak pun akan sulit, memberikan solusi, bagi mereka yang seperti itu

    disarankan untuk memulai dan menetapkan kontrak jangka pendek atau kontrak

    yang lebih mudah dengan berkonsultasi tidak terlalu lama diyakini kontrak akan

     bisa ditetapkan. Perlu dipahami bahwa kontrak buka tujuan, melainkan sebagai

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    13/22

    13

    alat untuk membantu klien untuk dapat menerima tanggunjawab agar lebih aktif

    dan otonom.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh konselor ketika membangun

    hubungan dengan klien; Pertama, tidak ada kesenjangan pemahaman antara klien

    dan konselor yang tidak dapat jembatani. Kedua, klien memiliki hak-hak yang

    sama dan penuh dalam terapi, artinya klien memiliki hak untuk menyimpan atau

    tidak mengungkapkan sesuatu yang dianggap rahasia. Ketiga, kontrak

    memperkecil perbedaan status dan menekankan persamaan di antara konselor dan

    klien. Ada beber apa implikasi yang menyangkut hubungan konselor dan

    klien, yaitu:

    1. 

    Tidak ada jurang pengertian yang tidak bisa di jembatani di antara

    konselor dan klien. Konselor dan klien berbagi kata-kata dan

    konsep-konsep yang sama, dan keduanya memiliki pemahaman yang

    sama tentang situasi yang dihadapi .

    2. 

    Klien memiliki hak- hak yang sama dan penuh dalam konseling.

    Hal ini berarti klien tidak bisa dipaksa untuk menyingkapkan hal -

    hal yang tidak ingin diungkapkannya. Selain itu pasti klien merasa

     bahwa dia tidak akan diamati atau di rekam di luar

     pengetahuannya atau tanpa persetujuan darinya.

    3.  Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan persamaan

    diantara konselor dan klien. Pada diri konselor , seorang klien

    harus menemukan “seorang manusia yang berminat memajukan

     pengetahuan pasien tentang dirinya sendiri dalam seketika sehingga

    secepat mungkin, pasien itu bisa menj adi analis bagi dirinya

    sendiri”. Inti pokok dari AT terletak pada usaha konselormenganalisis transaksi klien dengan teknik-teknik yang telah

    disebutkan diatas.

    H.  Tahap Konseling

    1. 

    Bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak dengan

    klien, baik mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua pihak.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    14/22

    14

    2.  Pada bagian kedua baru mengajarkan Klien tentang ego statenya

    dengan diskusi bersama Klien .

    3. 

    Membuat kontrak yang di lakukan oleh klien sendiri , yang

     berisikan tentang apa yang akan di lakukan oleh klien, bagaimana

    klien akan

    4. 

    melangkah kearah tujuan yang telah ditetapkan, dan klien tahu

    kapan kontraknya akan habis. Kontrak berbentuk pernyataan klien

    konselor untuk bekerja sama mencapai tujuan dan masing-masing

    terikat untuk saling bertanggung jawab. Beberapa persyar atan yang

    harus dipenuhi dalam kontrak, yaitu :

    a. 

    Dalam kontrak, konselor dan klien harus melalui transaksi

    dewasa-dewasa , serta ada kesepakatan dalam menentukan

    tujuan- tujuan yang ingin dicapai.

     b.  Kontrak harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

     pertimbangan pertama yaitu konselor memberikan layanan kepada

    klien secara profesional (baik berupa kesempatan maupun keahlian)

     pertimbangan kedua yaitu, klien memberikan imbalan jasa kepada

    konselor, dan menandatangani serta melaksanakan isi kontrak

    sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditetapkan.

    c.  Kontrak memiliki pengertian sebagai suatu bentuk kompetensi

    anatara dua pihak, yaitu, konselor yang harus memiliki

    kecakapan untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya,

    dan klien harus cukup umur dan matang untuk memasuki suatu

    kontrak.

    d. 

    Tujuan dari kontrak haruslah sesuai dengan kode etik koseling .e.  Setelah kontrak ini selesai , baru kemudian konselor bersama

    klien menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan

    tercapainya tujuan konseling.

    I.  Teknik Konseling

    Prosedur pada TA dikombinasikan dengan terapi Gestalt, seperti yang

    dikemukakan oleh James dan Jongeward (1971) dalam Corey (1988), dia

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    15/22

    15

    menggabungkan konsep dan prosedur TA dengan eksperimen Gestalt, dengan

    kombinasi tersebut hasil yang diperoleh dapat lebih efektif untuk mencapai

    kesadaran diri dan otonom. Sedangkan teknik-teknik yang dapat dipilih dan

    diterapkan dalam TA, yaitu :

    1.  Analisis struktural,  para konseli akan belajar bagaimana mengenali

    ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat membantu konseli untuk mengubah

     pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan membantu konseli

    untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan

    tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.

    2.  Kursi Kosong, Teknik ini merupakan adopsi dari pendekatan Gestalt.

    Teknik ini biasanya digunakan untuk analisis struktur. Teknik yang

    menggunakan dua kursi ini merupakan cara yang efektif untuk membantu

    konseli mengatasi konflik masa lalu dengan orangtua atau orang lain

     pada masa kecil. Tujuan teknik ini adalah untuk menyelesaikan

    unfinished business masa lalu.

    3.  Metode-metode didaktik,  TA menekankan pada domain kognitif,

     prosedur belajar-mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.

    4. 

    Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-

    orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang

    melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat

     pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu;

    komplementer, menyilang, dan terselubung.

    5.  Percontohan Keluarga, Family modeling adalah pendekatan untuk

    melakukan structural analysis, yang pada umumnya berguna untuk

    menghadapi constant parent,constant adult  atau constant child . Konselidiminta untuk membayangkan episode yang berisi orang-orang yang

     penting baginya di masa lalu. Konseli bertindak sebagai sutradara,

     produser dan aktor. Konseli mendefinisikan situasi dan menggunakan

    anggota kelompok sebagai pengganti anggota keluarganya. Konseli

    menempatkan mereka sehingga ia mengingat situasinya. Berdasarkan

    hasil drama ini konseli dan konselor mendiskusikan, bertindak, dan

    mengevaluasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran tentang situasi

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    16/22

    16

    yang spesifik dan makna personal yang masih dipegang teguh oleh

    konseli.

    6.  Permainan peran, prosedur-prosedur TA dikombinasikan dengan teknik

     psikodrama dan permainan peran. Dalam terapi kelompok, situasi

     permainan peran dapat melibatkan para anggota lain. Seseorang anggota

    kelompok memainkan peran sebagai perwakilan ego yang menjadi

    sumber masalah bagi anggota lainnya, kemudian dia berbicara pada

    anggota tersebut. Bentuk permainan yang lain adalah permainan

    menonjolkan gaya-gaya yang khas dari ego Orang Tua yang konstan.

    7.  Analisis upacara, hiburan, dan permainan,  AT meliputi pengenalan

    terhadap upacara (ritual), hiburan, dan permainan yang digunakan dalam

    menyusun waktunya. Penyusunan waktu adalah bahan penting bagi

    diskusi dan pemeriksaan karena merefleksikan keputusan tentang

     bagaimana menjalankan transaksi dengan orang lain dan memperoleh

     perhatian.

    8.  Analisi Permainan dan Ketegangan, suatu aspek yang penting bagi

     pemahaman sifat transaksi – transaksi dengan orang lain. Permainan

    sebagai rangkaian transaksi terselubung komplementer yang terus

     berlangsung menuju hasil yang didefinisikan dengan baik dan dapat

    diprakirakan. Penting bagi klien untuk mengamati dan memahami

    mengapa permainan – permainan dimainkan, apa hasil akhir dari

     permainan itu, belaian – belaian apa yang diterima dan bagaimana

     permainan – permainan itu membuat jarak dan menghambat

    keakraban. Di dalam berkomunikasi kelompok tidak jarang orang akan

    mengalami ketakutan dari lawan bicaranya sehingga menyebabkanketegangan, ketegangan ada dua penyebabnya yaitu : yang pertama

    ketegangan yang disebabkan penyakit, dan yang kedua ketegangan yang

    disebabkan karena ada objek nyata yang membuat tegang contohnya :

    ketika seorang guru yang menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan

    dari guru, maka siswa tersebut akan mengalami ketegangan. Ketegangan

    yang disebabkan karena apabila ia salah memberi jawaban atau ia salah

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    17/22

    17

    menjawabnya, maka pemikiran siswa tersebut ia akan dimarahi oleh guru

    tersebut

    9.  Analisa skenario, kekurangan otonomi berhubungan dengan keterikatan

    individu pada skenario atau rencana hidup yang ditetapkan pada usia dini

    sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya di dunia sebagaimana

    terlihat dari titik yang menguntungkan menurut posisi hidupnya.

    Skenario kehidupan, yang didasarkan pada serangkaian keputusan dan

    adaptasi sangat mirip dengan pementsan sandiwara.

    J.  Kelebihan dan Keterbatasan Konseling

    1. 

    Kelebihan

    a. 

    Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah

    menggunakannya.

     b.  Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.

    c. 

    Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan

    konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor

     bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain. Bab ini

    menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan almarhum

    Robert Goulding (1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA.

    The Gouldings berbeda dari pendekatan Bernian klasik dalam

     beberapa cara. Mereka telah digabungkan TA dengan prinsip-prinsip

    dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi keluarga, psikodrama, dan

    terapi perilaku. Pendekatan yang redecisional pengalaman anggota

    kelompok membantu kebuntuan mereka, atau titik di mana mereka

    merasa terjebak. Mereka menghidupkan kembali konteks di manamereka membuat keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya

    tidak fungsional, dan mereka membuat keputusan baru yang

    fungsional. Redecisional terapi ini bertujuan untuk membantu orang

    menantang diri mereka untuk menemukan cara-cara di mana mereka

    menganggap diri mereka dalam peran dan victimlike untuk

    memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk diri mereka

    sendiri bagaimana mereka akan berubah.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    18/22

    18

    d.  Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena

    konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi

    dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri

    sendiri

    2.  Keterbatasan

    a.  Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis

    transaksional cukup membingungkan.

     b. 

    Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek

    yang meresahkan.

    c. 

    Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral,

    tidak dapat di uji keilmiahannya.

    d.  Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak

    merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.

    K.  Asumsi Perilaku Bermasalah

    Pendekatan analisis transaksional berlandaskan suatu teori kepribadian

    yang berkenaan dengan analisis struktural dan transaksional. Teori ini menyajikan

    suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu:

    orang tua, dewasa, anak. Sifat kontraktual proses terapeutik analisis transaksional

    cenderung mempersamakan kedudukan konselor dan klien. Pendekatan analisis

    transaksional menolak konsep adanya sakit mental pada setiap manusia. Perilaku

     bermasalah hakekatnya terbentuk karena adanya rasa tidak bertanggung jawab

    terhadap keputusannya. Berikut merupakan pribadi sehat dan bermasalah:

    1. 

    Pribadi sehat,  dalam pandangan teori ini kepribadian individu yangsehat adalah sebagai berikut:

    a. 

    Memiliki posisi kehidupan I’M ok – You ‘re OK

     b.  Status ego berfungsi secara tepat

    c.  Relatif bebas dari script

    d. 

    Memahami dirinya dan orang lain

    2.  Pribadi bermasalah, kepribadian yang dipandang tidak normal menurut

    teori ini adalah sebagai berikut:

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    19/22

    19

    a.  Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re OK

     b.  Posisi kehidupan I’am OK – You ‘re not O K

    c. 

    Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re not OK

    d. 

    Kontaminasi status ego

    e.  Eksklusi (batas status ego yang kaku)

    L.  Contoh Kasus

    Rudy merupakan siswa kelas X SMAN 1 di kabupaten Kuningan. Dia

    memiliki kebiasaan buruk yakni sering minum minuman keras. Hal ini menjadi

    kebiasaan yang harus dilakukannya ketika dirinya sedang mengalami kecemasan

    atau dilanda sesuatu yang menyakitkan, maka pelampiasannya berkumpul dengan

    teman dan berpesta miras. Setelah pesta miras, dirinya merasakan sesuatu yang

     berbeda yakni rasa semangat kembali muncul dari dirinya, semua beban hilang,

    lambat laun dia merasakan ketagihan akan hal itu. Kebiasaan ini bermula

    semenjak dirinya masih di sekolah dasar kelas 6, dimana dia bergaul dengan

    teman-temanya yang lebih tua darinya yakni kelas X atau anak-anak penganggura.

    Karena itulah Rudy sering diajak untuk berkumpul bersama mereka. Dan lambat

    laun Rudy pun ikut minum miras karena didesak oleh teman-temannya. Akhir-

    akhir ini Rudy sering sakit-sakitan, namun kebiasaanya berpesta miras belum bisa

    dia hentikan. Oleh karena itulah, Rudy memutuskan untuk menemui konselor.

      Penyelesaian dengan Konseling Analisis transaksional

    Analisis transaksional memberikan hubungan yang supportif dan suasana

    yang kondusif bagi klien untuk dapat memikul tanggungjawab pribadi yang lebih

     besar atas hidupnya. Pada awal konseling, konselor dank lien menetapkan aturan-

    aturan dasar dan menentukan elemen-elemen kontrak kerja dan kontrak belajar.

    Konselor melatih klien tentang keterampilan dan menganalisis ego state. Konselor

    memberikan kesempatan kepada klien untuk aktif dalam sesi konseling. Konselor

    mendukung klien pada saat mereka mengungkapkan dan menganalisis dirinya

    secara lebih lengkap dan mengujicobakan pola-pola perasaan tentang

    ketergantungannya terhadap miras, perasaan jika efek negatif miras pada dirinya

    membuat orang yang disayanginya menjadi khawatri, pemikiran tentang

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    20/22

    20

     bahayanya miras, dan perilaku yang lebih adult dengan mencoba secara bertahap

    dengan mulai mengurangi bergaul bersama teman-temannya yang gemar pesta

    miras hingga meninggalkan mereka sampai kecanduannya bisa hilang

    sepenuhnya. Konselor dalam konseling analisis transaksional perlu memisahkan

    sebuah pola perasaan-pikiran-dan-tindakan (ego states) dengan pola lainnya.

    Konselor berusaha mengalihkan ketergantungannya terhadap miras melalui

     pemisahan tersebut. tujuannya untuk membebaskan klien agar memiliki akses

    yang tepat ke semua ego states nya tanpa eksklusi dan kontaminasi yang

    melemahkan.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    21/22

    21

    BAB III

    PENUTUP

    A.  Kesimpulan

    Analisis transaksional merupakan salah satu pendekatan psikoterapi yang

    menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah

    hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain.

    Pendekatan yang dikembangkan oleh Eric Berne menggunakan berbagai

     bentuk permainan orang tua, orang dewasa, dan anak. Dari experimen ini Benre

    mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak ditentukan oleh ketiga status ego

    saling berinteraksi dan hubungan antara ketiga status ego itu dapat mendorong

     pertumbuhan diri seseorang, tetapi juga dapat menjadi sumber-sumber gangguan

     psikologis.

    Dalam terapi ini hubungan klien dengan konselor dipandang sebagai suatu

    transaksional ( interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab ) dimana masing-

    masing partisipan berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai fungsi tujuan

    tertentu. Setiap tindakan dengan orang lain merupakan proses timbal-balik dan

     peraturan memulai, merespon, dan memberi umpan balik.

    B.  Saran

    Dengan adanya makalah ini, kami berharap calon konselor maupun

    mahasiswa bimbingan dan konseling dapat mengetahui dan memahami tentang

     pendekatan analisis transaksional. Setiap manusia memiliki keterbatasan

     begitupun dengan makalah ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari

    dosen pembimbing mata kuliah Model-Model Konseling Iyakni Pramana Adi

    Wiguna, M.Pdserta dari rekan-rekan mahasiswa khususnya program studi

    Bimbingan dan Konseling sebab jalan menuju kesempurnaan adalah dengan

    saling memperbaiki. Dengan adanya kritikan serta saran dari pihak yang terkait,

    maka makalah ini menuju jalan kesempurnaan.

  • 8/16/2019 Makalah Model Konseling Analisis Transaksioal

    22/22