makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

16
MENGEVALUASI KINERJA KEBIJAKAN PENDIDIKAN I. Pendahuluan Apabila para analis kebijakan telah berhasil memonitor konsekuensi dari tindakan-tindakan kebijakan, berarti mereka berada dalam posisi siap mengevaluasi informasi tentang hasil-hasil kebijakan, monitoring merupakan suatu prosedur analisis, kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi tentang penyebab-penyebab dan konsekwensi-konsekwensi kebijakan dan program-program monitoring berhubungan dengan hasil dari tuntutan yang direncanakan, dan oleh sebab itu sangat berhubungan dengan penyusunan premis-premis yang berdasarkan fakta tentang kebijakan- kebijakan umum. Sebaliknya, evaluasi merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi tentang kinerja dari kebijakan- kebijakan dalam memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan-kesempatan yang mengangkat suatu masalah. Monitoring menjawab pertanyaan, apa yang terjadi, bagaimana dan mengapa?. Evaluasi menjawab pertanyaan “perbedaan apa yang dibuatnya”? Tujuan evaluasi kinerja kebijakan adalah untuk menunjukkan pertanyaan penting dengan mempertimbangkan metode evaluasi analitis kebijakan : 1. Kita akan mereview sifat, maksud-maksud, dan fungsi-fungsi evaluasi dalam analisis kebijakan, yang menunjukkan bahwa evaluasi didsarkan pada monitoring, tetapi berbeda dengan monitoring itu sendiri. 2. Kita akan membandingkan dan membedakan beberapa pendekatan terhadap evaluasi dalam analisa kebijakan 3. Kita akan mereview teknik yang spesifik yang digunakan bersama dengan pendekatan-pendekatan ini. 4. Kita akan menyimpulkan bahwa evaluasi kinerja kebijakan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan pemanfaatan informasi dalam analisa kebijakan 1

Upload: dianto-irawan

Post on 02-Jul-2015

1.119 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

DIANTO IRAWAN https://www.facebook.com/?q=#/dianto.irawan?ref=tn_tnmn

TRANSCRIPT

Page 1: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

1

MENGEVALUASI KINERJA KEBIJAKAN PENDIDIKAN

I. Pendahuluan

Apabila para analis kebijakan telah berhasil memonitor konsekuensi

dari tindakan-tindakan kebijakan, berarti mereka berada dalam posisi siap

mengevaluasi informasi tentang hasil-hasil kebijakan, monitoring merupakan

suatu prosedur analisis, kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan

informasi tentang penyebab-penyebab dan konsekwensi-konsekwensi

kebijakan dan program-program monitoring berhubungan dengan hasil dari

tuntutan yang direncanakan, dan oleh sebab itu sangat berhubungan dengan

penyusunan premis-premis yang berdasarkan fakta tentang kebijakan-

kebijakan umum.

Sebaliknya, evaluasi merupakan prosedur analisis kebijakan yang

digunakan untuk menghasilkan informasi tentang kinerja dari kebijakan-

kebijakan dalam memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan-kesempatan

yang mengangkat suatu masalah. Monitoring menjawab pertanyaan, apa yang

terjadi, bagaimana dan mengapa?. Evaluasi menjawab pertanyaan “perbedaan

apa yang dibuatnya”?

Tujuan evaluasi kinerja kebijakan adalah untuk menunjukkan

pertanyaan penting dengan mempertimbangkan metode evaluasi analitis

kebijakan :

1. Kita akan mereview sifat, maksud-maksud, dan fungsi-fungsi evaluasi

dalam analisis kebijakan, yang menunjukkan bahwa evaluasi didsarkan

pada monitoring, tetapi berbeda dengan monitoring itu sendiri.

2. Kita akan membandingkan dan membedakan beberapa pendekatan

terhadap evaluasi dalam analisa kebijakan

3. Kita akan mereview teknik yang spesifik yang digunakan bersama dengan

pendekatan-pendekatan ini.

4. Kita akan menyimpulkan bahwa evaluasi kinerja kebijakan secara

keseluruhan dengan mempertimbangkan pemanfaatan informasi dalam

analisa kebijakan

1

Page 2: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

2

Istilah evaluasi memiliki beberapa arti yang saling berhubungan,

masing-masing merujuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil-

hasil kebijakan dan program-program. Pada umumnya istilah evaluasi

memiliki arti yang sama dengan penilaian dan penaksiran. Penilaian adalah

proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi

kerja karyawan/staf. Kegiatan ini dapat mempermudah keputusan personalia

dan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka

(Handoko, 1992:135)

Penilaian merupakan upaya pembandingan antara hasil yang nyata

dicapai setelah satu tahap tertentu selesai dikerjakan dengan hasil yang

seharusnya dicapai untuk tersebut (Siagian, 2001:41)

Kata-kata yang menyatakan secara tidak langsung usaha-usaha untuk

menganalisa hasil-hasil kebijakan dalam hal beberapa rangkaian nilai lebih

spesifik, evaluasi merujuk pada hasil informasi tentang nilai atau harga dari

hasil-hasil kebijakan. Apabila hasil-hasil kebijakan pada kenyataanya

memiliki nilai, itu disebabkan hasil-hasil tersebut memberikan konstribusi

kepada cita-cita dan tujuan.

Dalam hal ini, kita mengatakan bahwa suatu kebijakan atau program

telah mencapai tingkat kinerja yang cukup berarti, yang artinya bahwa

masalah-maslaah kebijakan paling tidak telah diselesaikan sebagiannya.

Dari keterangan diatas maka yang akan dijadikan permasalahan

bagaimana langkah-langkah dalam mengevaluasi kinerja kebijakan dinilai?

II. Sifat Evaluasi

Ciri-ciri utama evaluasi adalah bahwa evaluasi menghasilkan

tuntutan-tuntutan yang sifatnya evaluatif. Disini pertanyaan utama atau

tindakan apa yang harus dilakukan? Tetapi salah satu dari nilai-nilai (nila

idari apa itu ? Oleh sebab itu adalah memiliki sifat yang membedakannya

dengan metode-metode analitis kebijakan :

1. Kebijakan Nilai

Page 3: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

3

Evaluasi berbeda dengan monitoring, berfokus pada penilaian-penilaian

yang berhubungan dengan sifat yang diinginkan atau nilai kebijakan-

kebijakan dan program-pragram. Evaluasi merupakan suatu usaha untuk

menentukan harga atau kegunaan sosial dari suatu kebijakan atau

program, dan bukan suatu usaha untuk mengumpulkan informasi tentang

hasil-hasil tindakan yang telah diantisipasi dan yang belum, selama

kecocokan cita-cita dan tujuan-tujuan kebijakan dapat selalu

dipertanyakan, evaluasi mencakp prosedur-prosedur untuk mengevaluasi

cita-cita dan tujuan itu sendiri.

2. Saling ketergantungan antara fakta dengan nilai.

Tuntutan yang bersifat evaluatif sama saling ketergantungan, baik pada

fakta maupun pada nilai. Untuk menyatakan bahwa kebijakan atau

program tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tinggi atau rendah

tidak hanya membutuhkan bahwa hasil-hasil kebijakan mempunyai nilai

bagi beberapa individu, kelompok atau masyarakat-masyarakat secara

keseluruhan, tetapi juga membutuhkan hasil-hasil kebijakan benar-benar

merupakan suatu konsekwensi tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

memecahkan suatu masalah tertentu. Dalam hal ini, monitoring

merupakan prasyarat bagi evaluasi.

3. Orientasi masa lampau dan sekarang

Tuntutan-tuntutan yang bersifat evaluatif yang kontrasnya dengan

tuntutan-tuntutan yang bersifat menyokong yang dihasilkan melalui

rekomendasi diorientasikan terhadap hasil-hasil saat sekarang dan masa

lampau dari pada hasil-hasil masa mendatang.

Evaluasi berhubungan dengan masa lampau dan terjadi setelah

tindakan-tindakan dilakukan (Siagian.2002:233), sementara rekomendasi

juga berhubungan dengan masa lampau dan terjadi sebelum tindakan-

tindakan dilakukan.

III. Evaluasi Dalam Analisa Kebijakan

1. Evaluasi memberikan informasi yang dapat dipercaya dan sah tentang

kinerja kebijakan, yakni tingkat kebutuhan, nilai-nilai dan kesempatan-

Page 4: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

4

kesempatan yang telah diwujudkan melalui tindakan publik

(Mangkuprawira, 2002 : 224). Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan

tingkat cita-cita tertentu dan tujuan-tujuan yang telah dicapai dan

membantu membuat kesimpulan praktis tentang tingkat masalah-masalah

kebijakan yang telah diselesaikan

2. Evaluasi memberikan kontribusi bagi klarifikasi dan kritik nilai-nilai yang

mendasari pemilihan cita-cita dan tujuan. Nilai-nilai diklarifikasi dengan

menentukan dan mengoperasikan cita-cita dan tujuan. Nilai-nilai juga

dikritik dengan mempertanyakan secara sistematis tentang cita-cita

dikritik dengan mempertanyakan secara sistematis tentang cita-cita dan

tujuan dalam hubungannya dengan masalah yang ditujukan. Dalam

mempertanyakan tentang kecocokan cita-cita dan tujuan, para analis

mungkin memeriksa sumber-sumber alternatif dan nilai-nilai (cotohnya,

pegawai-pegawai publik, kepentingan-kepentingan tetap, kelompok klien)

juga dasar-dasarnya dalam bentuk-bentuk rasionalitas yang berbeda

(teknik, ekonomis, legal, sosial, substantif)

3. Evaluasi mungkin memberikan konstribusi bagi penerapan metode-

metode analitis kebijakan lainnya, termasuk penyusunan masalah dan

rekomendasi. Informasi tentang kinerja kebijakan yang tidak cukup

mungkin memberikan konstribusi bagi penyusunan ulang masalah-

masalah kebijakan contohnya, dengan cara menunjukkan bahwa cita-cita

dan tujuan harus diulang penetapannya. Evaluasi juga dapat memberi

kontribusi pendefinisian alternatif kebijakan yang baru atau yang direvisi,

contohnya dengan cara menunjukkan bahwa alternatif sebelumnya harus

diganti dengan yang lain. Ada empat cara utama dalam informasi tentang

kinerja kebijakan dapat mempengaruhi aspek-aspek analisa kebijakan :

a. Tindakan-tindakan kebijakan dapat disesuaikan dengan keadaan-

keadaan baru yang telah dimonitor dan dievaluasi dalam bagian

pelaksanaan kebijakan. Peraturan penyesuaian ini menghasilkan

rekomendasi yang direvisi bagi tindakan dan jelas dalam banyak

Page 5: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

5

keputusan untuk menukar sumber-sumber dari satu kategori anggapan

ke yang lainnya.

b. Tindakan-tindakan kebijakan dapat juga dilanjutkan tanpa perobahan

karena informasi tentang kinerja kebijakan memungkinkan

kesimpulan praktis bahwa kebutuhan, nilai-nilai dan kesempatan-

kesempatan cukup memuaskan. Putaran kelanjutan ini jelas di dalam

kebijakan-kebijakan dan program-program dimana tujuan-tujuan

menimal sedang dicapai tapi tidak dengan perobahan dalam definisi

masalah kebijakan tersebut, spesialisasi kelompok-kelompok target,

atau dalam tingkat-tingkat sumber dan personil.

c. Tindakan-tindakan juga dapat diakhiri sekaligus, baik karena

informasi memungkinkan adanya kesimpulan-kesimpulan bahwa

masalah original telah dipecahkan atau karena tindakan-tindakan

kebijakan menciptakan lebih banyak permasalahan dari pada

pemecahannya. Putaran pengakhiran yang demikian jarang sekali,

walaupun pencabutan hukum-hukum yang menentang produksi,

penjualan dan pengkonsumsian minuman beralkohol pada tahun

1993-an merupakan satu contoh yang baik.

d. Akhirnya, informasi tentang kinerja kebijakan dapat menghasilkan

usaha-usaha untuk menyusun ulang permasalahn-permasalahan

kebijakan. Disini cita-cita, tujuan-tujuan dan selusi-selusi potensial

mungkin muncul sebagai bagian dari suatu putaran penyusunan ulang

adalah analisa Badan Hukum Read yang dilakukan pada tahun

1960-an di New York. Sementara kajian original dirancang untuk

membuat rekomendasi tentang cara yang paling efisien untuk

membanun unit-unit perumahan baru, laporan akhir merumuskan

masalah sebagai salah satu rentang alangkah baiknya untuk

meningkatkan kualitas unit-unit yang ada melalui subsidi pemerintah

kepada pemilih tanah.

Kriteria Pengevaluasi Kebijakan

Page 6: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

6

Dalam membuat informasi tentang kinerja akan kebijakan para

analisis menggunakan tipe kriteria yang berbeda untuk mengevaluasi

hasil-hasil kebijakan. Tipe-tipe kriteria ini telah didiskusikan dalam

hubungannya dengan rekomendasi kebijakan. Perbedaan utama antara

kriteria bagi evaluasi dan kriteria bagi rekomendasi adalah waktu

penerapan kriteria. Kriteria bagi rekomendasi adalah waktu penerapan

kriteria. Kriteria bagi evaluasi diterapkan secara retrospektif (setelah),

sementara kriteria bagi rekomendasi diterapkan secara prospektif

(sebelum). Kriteria-kriteria ini dirangkum menjadi :

No Tipe Kriteria Pertanyaan Kriteria Ilustratif

1 2 3 4

1

2

3

4

5

6

Keefektifan

Efisiensi

Kecukupan

Kesamaan

Respon

Kecocokan

Apakah suatu hasil

yang dinilai telah

dicapai

Berapa banyak usaha

yang dibutuhkan untuk

mencapai hasil yang

dinilai

Ketingkat pencapaian

hasil yang dinilai

memecahkan masalah

Apakah biaya dan

keuntungan dibagikan

secara sama diantara

kelompok-kelompok?

Apakah hasil-hasil

kebijakan telah

memuaskan kebutuhan,

pilihan atau nilai-nilai

kelompok-kelompok

tertentu

Apakah hasil-hasil yang

diharapkan benar-benar

berharga atau bernilai?

Unit-unit pelayanan

Biaya unit keuntungan

bersih, rasio biaya

keuntungan

Biaya tertentu (mas-

alah tipe I). efektifitas

tertentu (maslaah tipe

II)

Kriteria Pareto kriteria

Kaldor Hicks. Kriteria

Rawks

Kemantapan dengan

survey-survey warga

negara.

Program-program

umum harus wajar dan

efisien

IV. Pendekatan-Pendekatan bagi Evaluasi

Page 7: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

7

Evaluasi, sebagaimana kita lihat di atas, memiliki dua aspek yang

saling berhubungan; penggunaan berbagai metode untuk memonitor hasil-

hasil kebijakan dan program-program publik dan penerapan suatu skala nilai

untuk menentukan harga dari hasil-hasil ini bagi beberapa personil,

kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan. Perhatikan bahwa kedua

aspek yang saling berhubungan ini, menunjukkan pada adanya premis-premis

nilai dan fakta dalam setiap tuntutan evaluatif. Lagi pula banyak kegiatan

yang digambarkan sebagai “evaluasi” dalam analisa kebijakan tidak bersifat

evaluatif, yakni berhubungan dengan pembuatan tuntutan-tuntutan yang

designatif dibandingkan dengan tuntutan-tuntutan yang bersifat evaluatif.

Beberapa pendekatan (Terry, 2000:223), yang berbeda dalam analisa

kebijakan adalah :

A. Evaluasi Fiktif

Evaluasi fiktif merupakan satu pendekatan yang menggunakan metode

keilmuan untuk menghasilkan informasi yang sah dan dapat dipercaya

tentang hasil-hasil kebijakan, tanpa mencoba untuk mempertanyakan

harga atau nilai, hasil-hasil ini bagi personil, kelompok-kelompok, atau

masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi ini adalah

bahwa ukuran nilai akan terbukti dan tidak kontraversial.

Dalam evaluasi ini analis biasanya menggunakan berbagai metode

(eksperimen, kwesioner, sampel random, teknik-teknik statistik) untu

menjelaskan variasi-variasi proses dalam hasil-hasil kebijakan dalam

variabel-variabel proses kebijakan. Hasil kebijakan yang diberikan akan

diterima akan diterima sebagai tujuan yang cocok.

B. Evaluasi Formal

Evaluasi formal adalah satu pendekatan yang menggunakan metode-

metode ilmu pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang sah dan

dapat dipercaya tentang hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil-

hasil tersebut atas dasar tujuan-tujuan program kebijakan yang telah

diumumkan oleh pembuat kebijakan dan administrator-administrator

Page 8: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

8

program. Asumsi utama evaluasi formal adalah bahwa cita-cita yang

cocok bagi nilai atau harga kebijakan-kebijakan dan program-program.

Di dalam evaluasi formal analisis menggunakan tipe metode ilmu

pengetahuan yang sama seperti yang diterapkan dalam evaluasi palsu

(fiktif) dan maksudnya sama untuk menghasilkan informasi yang sah dan

dipercaya tentang variasi-variasi dalam hasil kebijakan dan dampak-

dampak yang dapat ditemukan dari input-input dan proses-proses

kebijakan. Akan tetapi perbedaannya adalah bahwa evaluasi formal

menggunakan legalisasi, dokumen-dokumen program, dan wawancara

dengan pembuat kebijakan dan administratif untuk mengidentifikasi,

menentukan dan menspesifikasi cita-cita dan tujuan-tujuan formal.

Pada waktu yang bersamaan kecocokan cita-cita dan tujuan yang

diumumkan secara formal ini tidaklah dipertanyakan. Di dalam evaluasi

formal, tipe-tipe kriteria evaluasi yang sangat sering digunakan adalah

dari segi keefektifan dan efesiensi. Tipe kriteria evaluatif lainnya

(kecakupan, kesamaan, respon, kecocokan) jarang sekali diterapkan.

Salah satu dari tipe utama evaluasi formal adalah evaluasi sumatif,

yang melibatkan suatu usaha untuk memonitor penyelesaian cita-cita dan

tujuan-tujuan formal setelah suatu kebijakan atau program dilaksanakan

selama beberapa kurun waktu. Evaluasi-evaluasi sumatif dirancang untuk

menilai hasil-hasil kebijakan publik dan program-program yang stabil dan

berkembang dengan baik. Sebaliknya, evaluasi-evaluasi formatif

melibatkan usaha-usaha untuk terus memonitor penyelesaian cita-cita dan

tujuan-tujuan formal. Perbedaan antara evaluasi sumatif dan formatif yang

sangat membedakannya adalah jumlah poin dalam waktu selama hasil-

hasil kebijakan dimonitor. Disini perbedaan antara evaluasi sumatif dan

formatif adalah satu tingkatan.

Evaluasi formal boleh jadi sumatif atau formatif, tetapi mungkin juga

melibatkan kontrol-kontrol langsung atau tidak langsung pada iput-input

dan proses-proses kebijakan.

V. Macam-macam Evaluasi Formal

Page 9: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

9

1. Evaluasi perkembangan, yaitu kegaitan-kegiatan evaluasi yang secara

eksplisit dirancang untuk melayani kebutuhan staf program dari hari ke

hari. Evaluasi perkembangan sangat berguna untuk menyiap-siagakan staf

terhadap kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang tidak diinginkan dari

suatu program dan untuk memastikan pelaksanaan yang tepat oleh mereka

yang ditugasi.

Evaluasi perkembangan yang melibatkan beberapa ukuran kontrol

terhadap tindakan kebijakan telah digunakan dala situasi yang bermacam

ragam disektor publik dan swasta. Evaluasi perkembangaan, sepanjang

masih formatif dan melibatkan kontrol-kontrol langsung, dapat digunakan

untuk segera menyesuaikan terhadap pengalaman baru yang didapat

melalui manipulasi input-input dan variabel-variabel proses yang

sistematis.

2. Evaluasi proses, evaluasi ini melibat monitoring dan proses program-

program setelah dilaksanakan beberapa waktu. Evaluasi proses

retrospektif yang sering berfokus pada masalah-masalah dan kemacetan-

kemacetan yang ditemui dalam pelaksanaan kebijakan dan program, tidak

memungkinkan manipulasi yang langsung terhadap input-input dan

proses-proses.

3. Evaluasi eksperimental, melibatkan monitoring dan evaluasi hasil

dibawah kondisi kontrol langsung terhadap input-input dan proses-proses

kebijakan. Tujuan evaluasi ini umumnya adalah : “ekspremen ilmiah

terkontrol”, dimana juru bicara dari kalangan pemerintah dan akademik

diperlakukan dalam pembuatan kebijakan. Gagasan dasar evaluasi

eksperimental adalah bahwa semua faktor yang dapat mempengaruhi hasil

kebijakan kecuali satu yakni variabel proses dan input tertentu dikontrol

dan tetap diadakan.

Evaluasi eksperimental harus memenuhi syarat yang agak keras

sebelum dapat dilaksanakan, yaitu :

Page 10: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

10

a. Serangkaian variabel “perlakuan” yang dapat dimanipulasi langsung

dan ditentukan secara jelas yang dispekasikan dalam syarat-syarat

operasional

b. Strategi evaluasi yang memungkinkan penyamarataan kesimpulan

yang maksimum tentang kinerja terhadap banyak kelompok target dan

seting yang sama (keabsahan eksternal).

c. Suatu strategi evaluasi yang memungkinkan sedikitnya kesalahan

dalam menafsirkan kinerja kebijakan sebagai hasil aktual dari proses

dan input-input kebijakan yang dimanipulasikan

d. Suatu sistem monitoring yang menghasilkan data terpecaya tentang

hubungan antara keadaan sebelumnya, kejadian-kejadian yang tak

terduga, input-input, proses-proses, hasil-hasil, dampak dan efek

samping

4. Evaluasi hasil Retrospektif, juga melibatkan monitoring dan evaluasi

hasil, tapi tidak dengan kontrol langsung terhadap input-input dan proses

kebijakan yang dapat dimanipulasikan. Paling-paling kontrol secara tidak

langsung dan bersifat statis, yaitu pengevaluasi mencoba memisahkan

pengaruh-pengaruh dari banyak faktor yang berbeda dengan

menggunakan metode-metode kuantitatif.

VI. Evaluasi Teorits – Keputusan

Evaluasi teoritis – keputusan merupakan suatu pendekatan yang

menggunakan metode-metode ilmiah untuk menghasilkan informasi yang sah

dan terpecaya tentang hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh

pemrakarsa. Perbedaan utama antara evaluasi teoritis-keputusan mencoba

untuk membawa kepermukaan dan membuat menjadi eksplisit cita-cita dan

tujuan maupun tersembunyi dari pemrakarsa.

Evaluasi teoritis-kesimpulan merupakan satu cara untuk mengatasi

beberapa kekurangan evaluasi fiktif dan evaluasi formal :

Page 11: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

11

1. Kurangnya pemanfaatan dan tidak adanya pemanfaatan informasi kinerja.

Banyak informasi yang berasal melalui evaluasi kurang dimanfaatkan

atau sama sekali tidak dimanfaatkan untuk meningkatkan pembuatan

kebijakan. Sebagian ini dikarena evaluasi tidak cukup responsive terhadap

cita-cita dan tujuan pihak-pihak yang memiliki prakarsa, dalam

merumuskan dan melaksanakan program dan kebijakan.

2. Kerancuan cita-cita kinerja. Banyak cita-cita, kebijakan-kebijakan publik

dan proses yang kabur, ini berarti bahwa cita-cita umum yang sama,

contohnya peningkatan kesehatan dapat dan memang menghasilkan

tujuan-tujuan yang spesifik yang bertentangan antara satu dengan yang

lainnya

3. Tujuan yang mult – bertentangan. Tujuan kebijakan umum dan program-

program ditingkatkan dengan berfokus pada nilai satu atau beberapa

pihak. Sebenarnya, multi-prakarsa dengan tujuan yang bertentangan

terdapat dalam banyak situasi yang membutuhkan evaluasi. Evaluasi

teoritis - keputusan mencoba untuk mengidentifikasi multi-pemrakarsa

ini dan membawa cita-cita dan tujuan kepermukaan.

Salah satu tujuan utama evaluasi teoritis-keputusan adalah untuk

meningkatkan informasi tentang hasil dengan nilai-nilai multi pemrakarsa.

Dua bentuk utama dari evaluasi teoritis keputusan adalah penilaian

evaluailitas dan analisa kegunaan multi atribut, kedua-duanya mencoba untuk

menghuungkan informasi tentang hasil-hasil dengan nilai-ilai multi

pemrakarsa.

Penilaian evaluabilitas adalah serangkaian prosedure yang dirancang untuk

menganalisa sistem pembuatan keputusan yang diharapkan menguntungkan

dari informasi kinerja dan untuk memperjelaskan sasaran, tujuan dan asumsi-

asumsi terhadap kinerja mana yang akan diukur.

Analisa kegunaan yang multi atribut adalah serangkaian prosedur yang

dirancang untuk memperoleh informasi penilaian subjektif dari multi-

pemrakarsa tentang kemungkinan kejadian dan nilai hasil kebijakan.

Page 12: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

12

Kelebihan dari analisa ini adalah bahwa analisa ini secara eksplisit

memunculkan pertimbangan nilai kepermukaan, mengenali adanya tujuan

yang multi konfilik dalam evaluasi program kebijakan dan juga menghasilkan

informasi kinerja yang lebih dapat digunakan langkah-langkah dalam

melaksanakan analisis kegunaan yang multi-atribut :

1. Mengidentifikasi pemrakarsa

2. Menspesifikasi permasalahan keputusan yang relevan

3. Mensefikasi hasil kebijakan

4. Mengidentifikasi atribut hasil

5. Membuat ranking atribut

6. Memberi skala atribut

7. Standarisasi skala

8. Pengukuran hasil

9. Perhitungan kegunaan

10. Evaluasi dan presentasi

Kelebihan dari analisa ini adalah bahwa analisa ini memungkinkan para

analisis memperlakukan tujuan-tujuan yang beronflik secara sistematis. Akan

tetapi ini hanya memungkinkan apabila langkah-langkah di atas dilaksankaan

sebagai bagian dari suatu proses kelompok yang melibatkan semua

pemrakarsa yang relavan.

Teknik-teknik Evaluasi :

No Pendekatan Teknik

1 2 3

1

2

Evaluasi Fiktif

Evaluasi Formal

Penampilan grafik

Penampilan tabular

Nomor-nomor indeks

Analisa seri waktu yang disela

Pemetaan tujuan

Klarifikasi nilai

Kritik nilai

Page 13: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

13

3

Evaluasi Teoritis

Keputusan

Pemetaan kendala-kendala

Analisa dampak silang

Pemotongan / korting

Penggagasan

Analisa asumsi

Delphi kebijakan

Analisa survei pemakai

VII. Pemanfaatan Informasi Kinerja

Perbedaan antara dua aspek proses kebijakan-kebijakan dan politis-

sangat kritis bagi pemahaman pemanfaatan, pemanfaatan yang kurang, dan

tidak adanya pemanfaatan informasi kinerja. Pemanfaatan informasi yang

dihasilkan oleh setia metode analitis-kebijakan dibahas dalam teks ini yakni ;

penyusunan masalah perkiraan, rekomendasi, monitoring dan evaluasi secara

signifikan dibentuk metodologis dan teknis.

Ada lima tipe faktor yang menentukan penggunaan informasi yaitu :

1. Karakteristik Informasi

Karakteristik infomasi yang dihasilkan oleh analisa kebijakan seringkali

menentukan pemanfaatannya oleh pembuat kebijakan informasi yang

sesuai dengan hasil spesifikasi pembuat kebijakan lebih memungkinkan

spesifikasi merupakan cerminan kebutuhan, nilai dan kesempatan

pembuat keputusan

2. Cara-cara penyelidikan

Pemanfaatan informasi oleh pembuat kebijakan juga ditentukan oleh

proses penyelidikan yang digunakan oleh analisis untuk menghasilkan

dan menafsirkan informasi yang sesuai dengan standar riset dan analisa

yang berkualitas. Kualitas diartikan dalam hal penggunaan eksperimentasi

sosial, samping acak, dan prosedur-prosedur pengukuran kuantitatif.

Asumsi disini adalah bahwa penggunaan informasi adalah suatu fungsi

tingkatan yang mana riset dan analisa dengan metode-metode ilmiah yang

diterima.

Page 14: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

14

Sebaliknya, praktisi lainnya mendefinisikan kualitas dalam hal-hal yang

berbeda sekaligus. Dinisi kualitas didefinisikan dalam hal yang

menekankan prosedur-prosedur non kuantitatif yang dirancang untuk

menemukan penilaian yang subjektif tentang masalah-masalah dan

pemecahan yang potensial yang dibuat oleh pembuat kebijakan dan

pemrakarsa lainnya.

3. Struktur Masalah Kebijakan

Pemanfaatan infomrasi oleh pembuat kebijakan dipengaruhi oleh

kecocokan antara cara-cara penyeledikan dan tipe-tipe masalah.

Permasalahan yang struktur dengan baik melibatkan kesepakatan atas

sasaran, tujuan, alternatif, dan konsekwensinya membutuhkan metodelogi

yang berbeda jika dibandingkan dengan masalah yang tidak terstruktur

dengan baik.

4. Struktur Birokrasi dan Politik

Pemanfaatan informasi juga ditentukan oleh perbedaan-perbedaan dalam

struktur, prosedur, dan sistem insentif yang formal dari organisasi-

organisasi publik. Adanya elit-elit pembautan kebijakan, birokratisasi

peranan, formalisasi prosedur dan pelaksanaan sistem insentif yang

memberi penghargaan pada kontribusi terhadap pemanfaatan yang kurang

dan ketidak pemanfaatan informasi yang dihasil oleh analisis kebijakan.

5. Interaksi antar Pemrakarsa

Penggunaan informasi oleh pembuat kebijakan juga dipengaruhi oleh

sefat dan tipe interaki antar kebijakan dalam berbagai tahapan proses

pembuatan. Analisa kebijakan bukanlah hanya sekedar proses ilmiah dan

teknis, tetapi juga merupakan proses sosial dan politis dimana cakupan

dan intensitas interaksi antara pemrakarsa mengatur cara informasi

tersebut dihasilkan, ditransormasi, dan dimanfaatkan.

Para analis kebijakan jarang sekali menghasilkan informasi yang dapat

digunakan untuk pemecahan masalah-masalah. Analisa kebijan

dinyatakan sebagai suatu proses penyelidikan yang terpadu, dimana

Page 15: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

15

multimetode digunakan untuk terus menghasilkan dan

mentransformasikan informasi tentang kinerja.

VIII. Kesimpulan

Dari paparan yang tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

lengkah-langkah yang ditempuh dalam mengevaluasi kinerja kebijakan

ialah dengan melalui menjelaskan sifat evaluasi, menganalisa kebijakan,

menjelaskan kriteria pengevaluasi kebijakan (kefektifan, efesiensi,

kecukupan, kesamaan, respon). Pendekatan-pendekatan bagi evaluasi

(evaluasi fiktif, formal) dan lain-lain.

Page 16: makalah mengevaluasi kinerja kebijakan pendidikan

16

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, William,N, (tt), Publik Policy Analysis An Intraduction, University of

Pittsbuogh, Printice-Hal Inc Engleward Cliffs.

Mangku Prawira, Tb, Syafri, Dr. Ir, (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia

Strategik, Jakarta: Ghalia.

Siagian, Sondang,P, Prof,Dr, (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :

Bumi Aksara.

-----------------------------------, (2002). Sistem Informasi Manajemen, Jakarta :

Bumi Aksara.

Terry, George R, Rue, Leslie,W, (2000). Dasar-dasar Manajemen, Penterjemah

G.A. Tecualu, Jakarta : Bumi Aksara.