makalah manajemen pendidikan

27
MANAJEMEN PENDIDIKAN A. Pengertian Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam- macam. Beberapa definisi yang kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya sebagai berikut. 1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan. 2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan lagi beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain sebagai berikut : 3. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau 1

Upload: istiqomah-addiin

Post on 31-Oct-2015

322 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Pengertian

Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan

pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya,

yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Beberapa definisi yang

kiranya ada manfaatnya disadur maknanya atau hanya dikutip dari sumbernya sebagai

berikut.

1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya

terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil

atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.

2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan

dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Selanjutnya untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, di sini dikutipkan

lagi beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen dari sumber-sumber lain

sebagai berikut :

3. Menurut Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses

kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk

mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

4. Menurut Pariata Westra, manajemen adalah segenap rangkaian perbuatan

penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai

tujuan tertentu.

5. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan

Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun

Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama untuk

mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif

dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

1

Dari definisi yang terakhir tersebut maka secara eksplisit disebutkan bahwa

manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi oleh Departemen Pendidikan

Manajemen Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan

kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi, apabila

ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat

diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi

yaitu Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha

kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan.

Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan

oleh Mulyani A. Nurhadi, Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan

yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung

dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian

manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:

(a) usaha kerjasama

(b). oleh dua orang atau lebih

(c) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa

manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan

oleh seorang individu.

Jika pengertian ini diterapkan pada usaha pendidikan maka sudah termuat hal-

hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih tepatnya, definisi

Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada

usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. (http://staff.uny.ac.id)

Manajemen adalah penggunaan efektif sumber tenaga manusia dan bukan manusia

serta bahan-bahan materil lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan

itu. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas

pendidikan. (http://murniramli.wordpress.com)

2

Manajemen pendidikan terdiri dari dua istilah, yaitu manajemen dan pendidikan.

Sebelum mengartikan istilah manajemen pendidikan, terlebih dahulu dikemukakan

pengertian manajemen dan pengertian pendidikan.Setiap ahli memberi pandangan yang

berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah member arti universal yang

dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi

manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses

mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efesien. Dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen

Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan Manajemen berasal dari kata “manage” atau

“managiare” yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya, karena kuda

mempunyai daya mampu yang hebat.

Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan

langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata

pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan

Hasan Shadily (1995: 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti

mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.

Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan bahwa

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas

kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain

(Robbin dan Coulter, 2007:8).

Istilah manajemen mengacu kepada proses pelaksanaan aktivitas yang diselesaikan

secara efesien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978)

menyebutkan manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh

sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan–kegiatan orang lain.

Sedangkan Hersey dan Blanchard (1988:144) menyebutkan bahwa manajemen adalah

suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses kontinu

yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang

untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupan bersama orang lain

3

dalam mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan

organisasi secara produktif, efektif, dan efesien.( http://vhocket.wordpress.com)

B. Tujuan

Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan

dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara

produktif, berkualitas, efektif dan efesien.

a. Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan

jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara

kuantitas maupun kualitas.

b. Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang

diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services) tertentu

berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Pfeffer end Coote,

1991).

c. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi.

d. Efesiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing things

right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau

efektivitas adalah perbandingan antara rencana tujuan yang dicapai, efesiensi lebih

ditekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Efesiensi

pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi

waktu, biaya, tenaga dan sarana.( http://vhocket.wordpress.com)

C. Fungsi

Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:

1) Perencanaan

Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, yaitu :

a) Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan

rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau

lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-

sumber yang dapat disediakan.

4

b) Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-

sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan

nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki

nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

3) Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan

berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan

meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan

merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.

4) Pembinaan

Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur

organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai

tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Ada beberapa pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh

beberapa penulis, yaitu :

1) Louis A. Allen : Leading, planning, organizing, controlling

2) Prajudi Atmosukirjo : planning, organizing, directing atau actuating, controlling.

3) John Robert Beishline : perencanaan, organisasi, komando control

4) Henry Fayol : planning, organizing, coordinating, commanding, controlling.

5) Luther Gullich : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting,

budgeting.

(http://murniramli.wordpress.com)

5

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah

akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif

persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan

dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan

oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as

the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of

action designed to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995)

mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan

tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,

metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap

kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan

seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan

bahwa perencanaan:

a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan;

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;

Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;

c. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;

d. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;

e. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

f. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;

g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan

h. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah

pokok dalam perencanaan, yaitu :

a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) menggunakan kata-kata yang sederhana,

2) mempunyai sifat fleksibel,

6

3) mempunyai sifat stabilitas,

4) ada dalam perimbangan sumber daya, dan

5) meliputi semua tindakan yang diperlukan.

b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya

manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.

c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.

Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat

tahap dalam perencanaan, yaitu :

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;

b. Merumuskan keadaan saat ini;

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan

bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam

suatu perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1)

rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka

panjang, 2) rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan

tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai

dimensi jangka panjang, dan 3) rencana operasional yang merupakan rencana

kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka

panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.

Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan

perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti

perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin

kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.

Pada bagian lain lagi, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang

langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:

a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi,

falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab

kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang

dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan

etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan

diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.

7

b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan

kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk

mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan

kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan

menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam

pencapaian tujuan di masa yang akan datang.

c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara

dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi.

Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus,

seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan

lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi

secara langsung operasi perusahaan.

Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks

bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula

dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang

pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal

maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat

menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri.

2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R.

Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan

mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang,

sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan

pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu

guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.

Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “…

as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of

arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment

organizational obtective”. Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa

pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-

rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang

8

penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan

harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.

Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan

beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :

(a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai

dengan kebutuhan;

(b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;

(c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;

(d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;

(e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah;

(f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.

Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah

dalam proses pengorganisasian, yaitu :

(a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

organisasi;

(b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat

dilaksanakan oleh satu orang; dan

(c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan

pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi

manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih

banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan

fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung

dengan orang-orang dalam organisasi.

Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan

usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka

9

berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-

anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai

sasaran-sasaran tersebut.

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk

menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan

pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal

sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa

seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :

(1) merasa yakin akan mampu mengerjakan,

(2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,

(3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,

atau mendesak,

(4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan

(5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya

dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai

fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984)

memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which

manager determine wether actual operation are consistent with plans”.

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko

(1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial

proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik

untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan,

merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin

bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan

efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk

mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

10

memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana

letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk

mengatasinya.Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses

pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:

a. Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

b. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

c. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan

penyimpangan-penyimpangan; dan

d. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan

profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan planning, organizing,

staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting,

controlling. Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi

manajemen pada tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan

melakukan fungsi manajemen secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro

yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating,

innovating, controlling. Demikian juga yang terdapat dalam buku Kapita Selekta

Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak

ada lima unsur pentng yang harus ada dalam manajemen pendidikan yang kita coba

lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang meliputi:

1) Planning (perencanaan)

2) Organizing (pengorganisasian)

3) Actuating (penggerakan)

4) Communication (komunikasi)

5) Controlling (pengawasan)

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait

antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses

manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses

interaksi antara berbagai fungsi manajemen.

Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai

secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang

amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya

melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik

11

dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya

akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan

pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.(

http://vhocket.wordpress.com)

D. Prinsip

Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian,

yaitu :

a. Division of work

Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap masyarakat. Bila masyarakat

berkembang maka bertambah pula organisasi-organisasi baru menggantikan

organisasi-organisasi lama. Tujuan daripada pembagian kerja adalah menghasilkan

pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan usaha yang sama.

b Authority and Responsibility

Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi dan kekuasaan

meminta kepatuhan.

Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang harus

dilakukan oleh seseorang pejabat dan agar dapat dilaksanakan, authority (wewenang)

harus diberikan kepadanya.

c. Discipline

Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan apa yang sudah

disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik persetujuan tertulis,

lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.

d. Unity of command

Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima instruksi-instruksi dari

seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti dikurangi,

disiplin terancam, keteraturan terganggu dan stabilitas mengalami cobaan, seseorang

tidak akan melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.

e. Unity of direction

Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one plan for a group of activities

having the same objective”, yang merupakan persyaratan penting untuk kesatuan

tindakan, koordinasi dan kekuatan dan memfokuskan usaha.

12

f. Subordination of individual interest to general interest

Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas

kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu

daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan negara harus

didahulukan dari kepentingan warga negara dan kepentingan kelompok masyarakat.

g. Remuneration of Personnel

Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang diberikan dan harus adil.

Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan dan penawaran tenaga kerja.Di

samping itu agar pemimpin memperhatikan kesejahteraan pegawai baik dalam

pekerjaan maupun luar pekerjaan.

h. Centralization

Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah pembagian kekuasaan, pada

suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada organisasi besar

harus diterapkan disentralisasi.

i. Scalar chain

Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan bermula dari authority

terakhir hingga pada tingkat terendah.

j. Order

Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang yaitu, suatu tempat untuk

setiap orang dan setiap orang pada tempatnya masing-masing.

k. Equity

Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan dan

kesetiaan, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan. Kombinasi dan

keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.

l. Stability Of Tonure Of Personnel

Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu pekerjaan baru dan agar

berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.

m. Initiative

Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya merupakan

pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir ini dan

kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif.

n. Ecsprit de Corps

“Persatuan adalah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan harus berbuat banyak untuk

merealisir pembahasan itu.

13

Douglas (1963: 13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai

berikut:

a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.

b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.

c. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-

sifat dan kemampuannya.

d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.

e. Relativitas nilai-nilai.

Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus

memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Hal ini hampir selaras

dengan apa yang dikemukakan Fattah (1996: 33) yang mengklasifikasikan prinsip

manajemen ke dalam tiga ranah yaitu:

a. Prinsip manajemen berdasarkan sasaran: bahwa tujuan adalah sangat esensial bagi

organisasi.

b. Prinsip manajemen berdasarkan orang; adalah suatu aktivitas manajemen yang

diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia.

c. Prinsip manajemen berdasarkan informasi; adalah aktivitas manajemen yang

membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat.(

.http://vhocket.wordpress.com)

E. Ruang Lingkup

Dr. Hadari Nawawi menyatakan bahwa secara umum ruang Iingkup administrasi

berlaku juga di dalam manajemen pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi bidang-

bidang kegiatan sebagai berikut:

a. Manajemen Adminstrasi (administrative management).

Bidang kegiatan ini disebut juga “management of adminisrative function” yang

bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/kelompok kerjasama

mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

b. Manajemen operatif (operative management)

Bidang kegiatan ini disebut juga “management of operative function” yakni kegiatan-

kegjatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan

14

pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakan

dengan tepat dan benar.

(http://manajemenperguruantinggi.blogspot.com)

Adapun ruang lingkup menajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat di jelaskan

sebagai berikut:

1. Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang

diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlag guru beserta pembagian jam

pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang

dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan,

perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum.

2. Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawwaian), meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan

pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga

kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja

pegawai, dan sebagainya.

3. Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa baru,

pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan-

kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan

sebagainya.

4. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengadaan

barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar

tambah maupun penghapusan barang.

5. Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan masuk dan

keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan

koperasi serta penggunaan dana secara efisien.

6. Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan pelayanan

yang terbaik kepada semua orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan

kegiatan lembaga.

15

7. Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi kegiatan unit-unit

penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS,

pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.

8. Manejemen layanan khusus pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu

makanan/konsumsi, layanan antar jemput , bimbingan khusus di rumah, dan

sebagainya.

9. Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan

sekolah, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan

lingkungan sekolah.

10. Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya

pendataan alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-

progran humas, dan sebagainya.( http://r-vai.blogspot.com)

F. Manfaat

Keith dan Girling dalam penelitiannya menyebutkan "kontribusi manajemen

pendidikan terhadap keberhasilan dan kegagalan belajar siswa adalah sebesar 32%".

Dengan bertumpuh pada landasan tersebut, pendidikan memulai usahanya dengan

sungguh-sungguh untuk mengembangkan suatu teori dan ilmu administrasi pendidikan.

Seorang kepala sekolah yang memanajemen sekolah tanpa pengetahuan manajemen

pendidikan tidak akan bekerja secara efektif dan efisien, jauh dari mutu, dan

keberhasilannya tidak akan meyakinkan. Pengetahuan dan atau teori tentang manajemen

pendidikan sangat dibutuhkan dan harus dipahami oleh seorang kepala sekolah karena

tanpa teori manajemen seorang kepala sekolah akan melakukan pekerjaannya dengan

terkaan dan pendapatnya saja.

Teori manajemen pendidikan akan sangat membantu para kepala sekolah dalam

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya karena teori adalah pernyataan tentang

prinsip-prinsip umum yang tampak meramalkan atau menjelaskan kejadian-kejadian

dengan teliti dan lebih baik dari terkaan sehingga kita dapat mengatakan bahwa prinsip-

prinsip itu benar. Coladarci mengatakan seorang kepala sekolah yang tidak mempelajari

16

teori manajemen dalam mengelolah sekolahnya tidak akan dapat mencapai tujuan secara

efektif karena apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan harus berpijak pada perilaku

yang sistematis dan berhubungan dengan konsep, asumsi, dan generalisasi teori

manajemen..

Manajer sekolah perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajer

pendidikan sebagai bekal kerja. Dengan kata lain, ia memiliki filsafat manajemen yang

akan bermamfaat untuk:

1. Pegangan dalam melaksanakan manajemen pendidikan.

2. Melahirkan kepercayaan diri bagi kepala sekolah dalam proses manajemen guna

mencapai tujuan sekolah.

3. Memudahkan kepala sekolah dalam proses berpikir guna memecahkan permasalahan

manajemen sekolah secara sistem.

4. Memotivasi kepala sekolah untuk mendapatkan dukungan dari staf sekolah dan

menarik partisipasinya.

5. Selalu berpikir efektif dan efisien dalam mencapai tujuan

6. Mengetahui batasan-batasan wewenang dalam manajemen dan memimpin sekolah.(

http://id.shvoong.com)

17

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com. 2011. Fungsi Manajemen Pendidikan. 20 Mei 2012.

http://manajemenperguruantinggi.blogspot.com. 2012. Ruang Lingkup Manajemen

Pendidikan. 20 Mei 2012

http://murniramli.wordpress.com. 2008. Manajemen Pendidikan dan Profesionalisme Guru.

20 Mei 2012

http://r-vai.blogspot.com. 2010. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan. 20 Mei 2012.

http://staff.uny.ac.id. . Manajemen Pendidikan. 20 Mei 2012

http://vhocket.wordpress.com. 2012. Konsep dan Penerapan Fungsi – Fungsi Manajemen

Pendidikan di Lembaga Pendidikan. 20 Mei 2012

18