makalah sistem informasi manajemen - perancangan sistem informasi pendidikan

22
1 BAB I PEMBUKAAN 1.1 Latar Belakang Informasi di dalam sebuah perusahaan merupakan bagian yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya,sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan- keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Namun, terkadang sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat. Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru. Umumnya, semua organisasi termasuk lembaga pendidikan memiliki kebutuhan untuk menjaga agar sumber daya informasi mereka aman. Dengan perkembangan teknologi dan informasi, hampir seluruh data atau informasi penting disimpan dan didistribusikan kepada pengguna melalui alat yang namanya komputer, sampai saat ini teknologi yang banyak digunakan oleh pengguna informasi adalah dengan internet. Komputer yang canggih didukung dengan jaringan kuat pastinya akan mampu memberikan informasi yang berkualitas. Berkenaan dengan meningkatnya teknologi informasi maka semakin banyak juga kejahatan-kejahatan yang dilakukan. Maka dari itu, keamanan teknologi informasi menjadi peran yang sangat penting untuk bisa mengamankan data dan informasi yang dimiliki oleh pribadi, organisasi, perusahaan ataupun lembaga pendidikan

Upload: fajar-jabrik

Post on 18-Jul-2015

2.228 views

Category:

Education


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

1

BAB I

PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang

Informasi di dalam sebuah perusahaan merupakan bagian yang sangat penting untuk

mendukung kelangsungan perkembangannya,sehingga terdapat alasan bahwa

informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang

mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami

ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-

keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan

dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Namun, terkadang sistem informasi

yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah

bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat.

Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah

sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau

metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam

mendesain sistem baru.

Umumnya, semua organisasi termasuk lembaga pendidikan memiliki kebutuhan

untuk menjaga agar sumber daya informasi mereka aman. Dengan perkembangan

teknologi dan informasi, hampir seluruh data atau informasi penting disimpan dan

didistribusikan kepada pengguna melalui alat yang namanya komputer, sampai saat

ini teknologi yang banyak digunakan oleh pengguna informasi adalah dengan internet.

Komputer yang canggih didukung dengan jaringan kuat pastinya akan mampu

memberikan informasi yang berkualitas.

Berkenaan dengan meningkatnya teknologi informasi maka semakin banyak juga

kejahatan-kejahatan yang dilakukan. Maka dari itu, keamanan teknologi informasi

menjadi peran yang sangat penting untuk bisa mengamankan data dan informasi yang

dimiliki oleh pribadi, organisasi, perusahaan ataupun lembaga pendidikan

Page 2: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

2

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini diangkat beberapa topik permasalahan yang nantinya akan

dibahas. Permasalah tersebut antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan perancangan sistem informasi pendidikan?

2. Apa tujuan, sasaran, serta tahapan perancangan sistem informasi pendidikan?

3. Seperti apa definisi dan konsep serta tujuan pengaman dan pengendalian

sistem informasi pendidikan (ITSEC)

4. Bagaimana pengendalian maupun manajemen resiko dalam pengaman dan

pengendalian sistem informasi pendidikan (ITSEC).

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1. Memahami definisi sistem informasi pendidikan.

2. Mengerti tujuan, sasaran, serta tahapan dari perancangan sistem informasi

pendidikan.

3. Memahami definisi dan konsep serta tujuan pengaman dan pengendalian

sistem informasi pendidikan (ITSEC)

4. Memahami pengendalian maupun manajemen resiko dalam pengaman dan

pengendalian sistem informasi pendidikan (ITSEC).

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun makalah ini, penyusun melakukan pengumpulan data dengan cara

meramencari sumber-sumber yang berkaitan dengan isi makalah melalui buku Sistem

Informasi Manajemen dan juga beberapa sumber dari media internet.

Page 3: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

3

BAB II

PEMBAHASAN

*BAGIAN 15*

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

1. PERANCANGAN SISTEM

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem

tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem.

Perancangan sistem dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu :

1. Perancangan sistem secara umum / perancangan konseptual, perancangan

logikal / perancangan secara makro.

2. Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.

1.1 Pengertian Perancangan Sistem

Verzello/John Reuter III

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem:

Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang

bangun implementasi: ”menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.”

John Burch & Gary Grudnitski

Disain sistem dapat didefinisikan sebagai pnggambaran, perencanaan dan

pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu

kesatuan yang utuh dn berfungsi.

Page 4: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

4

George M. Scott

Disain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang

mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengonfigurasikan komponen-komponen

perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah intalasi dari

sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada

akhir tahap analisis sistem.

Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut:

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem

2. pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional

3. Persiapan untuk bangun rancang implementasi

4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

5. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang

utuh dn berfungsi

6. Termasuk menyangkut mengonfigurasi komponen-komponen perangkat lunak

dan perangkat keras dari suatu sistem

1.2 Tujuan Tahan Perancangan Sistem adalah :

1. Memenuhi kebutuhan pemakai system

2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang Lengkap kepada

programmer dan ahli-ahli tehnik yang terlibat.

Sasaran yang harus dicapai sistem ialah :

1. Desain system harus berguna, mudah dipahami dan digunakan, data harus

mudah ditangkap, metode harus mudah diterapkan, informasi mudah

dihasilkan, mudah dipahami.

2. Desain system harus mendukung tujuan utama perusahaan.

3. Desain system harus efisien dan efektif untuk mendukung pengolahan

transaksi pelaporan manajemen dan keputusan.

4. Desain system harus memberikan komponen system informasi secara rinci,

meliputi data, informasi, media penyimpanan, prosedur yang digunakan

Page 5: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

5

sumber daya manusia yang dibutuhkan, perangkat keras, software, dan

pengendaliannya.

Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Studi

menunjukan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis, dan dimodelkan selama fase

analisis menyediakan dasar bagi desain sistem secara umum untuk dibuat. Fase

analisis sistem merupakan investigasi dan berorientasi ke temuan.

1.3 PERANCANGAN SISTEM SECARA UMUM

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran

secara umum kepada user tentang sistem yang baru.

Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Studi

menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama

fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem secara umum untuk dibuat.

Fase analisis sistem merupakan investigasi dan berorientasi ke temuan.

Pada fase ini, profesional sistem harus sering membuat fitur yang baru atau

berbeda dari model dasar yang dibuat selama analisis sistem.

Kuncinya adalah dapatkan atau tuliskan semua ke dalam kertas tanpa mencoba

untuk memperbaiki desain sistem lebih awal. Aturannya adalah : berinteraksi

dengan user, periksa dengan anggota tim, periksa dengan teknisi (pemrogram);

desain ulang, periksa, periksa dan periksa kembali tetapi jangan coba-coba untuk

membangun detail yang lebih rendah atau spec kecil selama fase ini. Semua ini

akan dilakukan jika salah satu dari desain sistem secara umum sudah dipilih untuk

implementasi.

3. TIGA KATEGORI DESAIN SISTEM

3.1 Global-Based Systems (Sistem Berbasis Global)

Untuk mendesain sistem yang berbasis global (global-based) membutuhkan

pemeriksaan secara seksama dan lengkap atau penggantian dari seluruh komponen

desain umum. Beberapa tipe perubahan yang umum adalah :

Page 6: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

6

Output yang lama : dari laporan berbentuk tabel setiap bulannya menjadi layar

grafik berwarna 2 atau 3 dimensi

Proses baru dibuat

Input diambil dari peralatan scan daripada dengan pensil dan kertas

Database hirarki lama diubah ke database relasional baru dengan standar

bahasa query

Kontrol yang bervariasi diinstal, termasuk UPS (Uninterruptible Power

Systems), DRP (Disaster Recovery Plans), peralatan enkripsi dan peralatan

kontrol akses biometri

Platform teknologi baru yang menggabungkan seluruh topologi jaringan

organisasi (komputer dan peralatannya) yang mendukung

3.2 Group-Based Systems (Sistem Berbasis Kelompok)

Sistem ini melayani cabang-cabang atau group user khusus dalam organisasi.

Kelompok ini memiliki kebutuhan khusus untuk menyelesaikan pekerjaan dan

membuat keputusan yang tepat. Perancang sistem yang bekerja pada group ini

perlu memiliki pengetahuan tentang bekerja pada sistem group-based. Perancang

tidak perlu memusatkan perhatian ke perancangan desain sistem tertentu, seperti

database dan platform teknologi tetapi pada output, input, proses, kontrol dan

untuk platform teknologi, khusus untuk group local (LAN).

3.3 Local-Based Systems (Sistem Berbasis Lokal)

Sistem ini khusus didesain untuk beberapa orang, sering satu atau dua, untuk

aplikasi khusus tambahan. User memiliki PC dan ia direncanakan untuk memiliki

sistemnya. Profesional sistem umumnya dipakai untuk bekerja sama dengan user

menganalisis mendesain, mengevaluasi sistem yang berbeda, memilih satu dan

mengimplementasikan dengan menggunakan jaringan dan pendukungnya.

Page 7: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

7

4. EMPAT KUNCI ELEMEN DARI RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

UNTUK MENDESAIN SISTEM

RAD dipopulerkan oleh James Martin. Sinergismenya adalah bahwa RAD

menggabungkan elemen-elemen yang bekerja sama, sehingga dampak

keseluruhannya lebih besar dibandingkan dengan jumlah dampak per individu /

masing-masing.

Adapun 4 kunci elemen RAD adalah :

1. Joint Application Development (JAD)

2. Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams

3. Computer-Aided System and Software Engineering (CASE) tools

4. Prototyping

4.1 Joint Apllication Development (JAD)

Efektif untuk digunakan di sistem global-based. JAD dapat juga dipakai di sistem

group-based maupun local-based. Kunci utamanya adalah joint; user dan

professional sistem bekerja sama untuk menganalisis dan mendesain sistem.

4.2 Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams

Terdiri dari 3 atau 4 profesional sistem yang memiliki kemampuan dan motivasi.

Tim proyek yang kecil lebih produktif dibandingkan dengan tim proyek untuk

sistem yang lebih besar.

4.3 CASE Tools

Digunakan oleh tim SWAT untuk menambah produktifitas dan kualitas kerja dari

membangun sistem.

Menambah disiplin

Mengurangi kesalahan dan kekosongan desain

Mengurangi kerja sistem yang berulang

Page 8: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

8

4.4 Prototyping

Bekerja dengan JAD dimana user ditunjukkan dengan apa yang akan mereka

dapatkan dan meresponnya. CASE memfasilitasi prototyping untuk membuat desain

layar, model-model yang bervariasi dan dialog yang cepat serta untuk

memodifikasinya saat berinteraksi dengan user.

Dengan RAD, penyusunan prototyping tidak dibuang, tetapi menjadi bagian

dari desain sistem akhir. Pendekatannya mencapai aturan 80:20, 80% permintaan user

dapat dipenuhi dengan 20% desain sistem. Tim SWAT bekerja di akhir dari sistem.

Pengalaman user membantu tim SWAT dalam mendefinisikan perubahan-perubahan

yang tidak terbayangkan.

Macam dari aturan 80:20 ini untuk membangun sistem adalah teknik kotak

waktu DuPont (time box technique) dimana proyek sistem harus diselesaikan tidak

lebih dari 90 hari. Pendekatan ini lebih ke teknik manajemen proyek. Jika melebihi 90

hari berarti kehilangan kesempatan bisnis dan akan melebihi estimasi waktu dan uang.

Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikanide

bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam

bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.

4.1 Jenis-Jenis Prototipe

a. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype)

Jenis prototipe yang terus disempurnakan sampai memiliki seluruh

fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini

kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi

sistem aktual.

Empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolutioner:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna.

2. Membuat satu prototipe.

Page 9: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

9

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang

mendemonstrasikan prototipe kepada pata pengguna untuk mengetahui

apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.

4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

Prototype persyaratan (requirement prototype)

Prototipe yang dikembangkan sebagai salah satu cara untuk mendefinisikan

persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak

mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan.

Dalam prototipe persyaratan, tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil

dalam membuat sebuah prototipe evolusioner, langkah-langkah berikutnya adalah

sbb:

a. Membuat kode sistem baru

b. Menguji sistem baru

c. Menentukan apakah sistm yang baru dapat diterima

d. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi

5. Tahapan Perancangan

Tahap perancangan si stem mempunyai dua tujuan utama, yaitu;

a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai si stem.

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada programmer dan ahli ­ahli teknis lainnya yang terlibat

5.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah sebuah teknis grafis yang menggambarkan aliran

informasi

dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi

output.

DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan aliran

Page 10: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

10

informasi. Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang

berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai alat bantu

dalam perancangan suatu aplikasi, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari

sudut pandang fungsi (Pohan, 1997).

Terdapat empat komponen utama dalam pemodelan ini, antara lain ;

1. Proses

Komponen pertama dalam model ini dinamakan proses. Proses

menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran. Dalam hal ini

sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya.

2. Aliran

Komponen ini direpresentasikan dengan menggunakan panah yang menuju

ke atau dari proses. Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data

atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana

penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data.

3. Penyimpanan

Komponen ini digunakan untuk memodelkan kumpulan data atau paket

data. Notasi yang digunakan adalah garis sejajar, segiempat dengan sudut

melengkung ataupun persegi panjang.

4. Terminator

Komponen ini direpresentasikan menggunakan persegi panjang yang

mewakili entity luar dimana sistem berkomunikasi. Biasanya notasi ini

melambangkan orang atau sekelompok orang misalnya organisasi, grup,

departemen dan entiti lain yang berada di luar sistem.

5.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

E­R Diagram merupakan diagram yang menggambarkan hubungan data antara

objek yang terdapat di dal am sistem tanpa memberikan informasi apapun

Page 11: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

11

tentang fungsi yang menghasilkan atau menggunakan data tersebut. Komponen

E­ R Diagram terdiri dari :

a) Entity adalah sesuatu yang digambarkan dengan sekumpulan attribute

yang dimilikinya, dimana atribut tersebut akan dimanipulasi di dalam si

stem. Untuk memberi nama entity digunakan kata benda, dimana

masing­masing entity tidak boleh memiliki nama yang sama.

b) Relationship mengindikasikan hubungan antara dua atau lebi h entity dan

menggunakan kata kerja untuk menggambarkan hubungan tersebut.

c) Attribute adalah karakteristik dari entity atau relationship yang

menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut.

d) Cardinality menggambarkan banyaknya entity yang

direlasikan ke suatu entity lain dengan suatu relationship.

Page 12: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

12

*BAGIAN 16*

PENGAMAN DAN PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI

PENDIDIKAN (ITSEC)

1. Konsep dan Pengertian ITSEC

The Information Technology Security Evaluation Criteria (ITSEC) adalah sebuah set

yang terstruktur untuk mengevaluasi keamanan komputer antara produk dan sistem.

ITSEC memiliki fokus pada pengujian Sistem berdasarkan pada pendekatan yang

sistematik dan terdokumentasi untuk pengujian keamanan sistem dan juga produk

Kerentanan dan gangguan terhadap sistem informasi dari pengalaman berbagai

organisasi dalam pemanfaatan sistem informasi, salah satu hal yang di butuhkan

adalah bagai mana setiap organisasi dapat memastikan bahwa sistem informasi yang

ada memiliki sistem pengaman dan pengendalian yang memadai.

Beberapa hal yang menjadi tantangan manajemen menghadapi berbagai resiko dalam

penggunaan sisten informasi yaitu:

1. Bagaimana merancang sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya

pengendalian yang berlebih ( overcontrolling ) atau pengendalian terlalau

lemah (undercontrolling)

2. Bagaimana pemenuhan standar jaminan kualitas ( qualityassurance ) dalam

aplikasi informasi.

Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data yang disimpan dalam bentuk elektronis

umumnya lebih mudah atau rawan sekali terhadap ancaman atau gangguan yang

mungkin timbul, dibanding jika data tersebut disimpan secara manual. Beberapa

ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh terhadap sistem

informasi, adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan perangkat keras.

2. Perangkat lunak tidak berfungsi.

Page 13: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

13

3. Tindakan-tindakan personal.

4. Penetrasi akses ke terminal.

5. Pencurian data atau peralatan.

6. Kebakaran.

7. Permasalahan listrik.

8. Kesalahan-kesalahan pengguna.

9. Program berubah.

10. Permasalahan-permasalahan telekomunikasi.

Kemajuan dalam telekomunikasi dan perangkat lunak dan keras komputer

secara signifikan juga memberikan kontribusi atas meningkatnya kerentanan dan

gangguan terhadap sistem informasi. Melalui jaringan telekomunikasi, informasi

disebarkan atau dihubungkan ke berbagai lokasi. Kemungkinan adanya akses yang

tidak sah, gangguan atau kecurangan dapat saja terjadi baik di satu atau beberapa lokasi

yang terhubung. Semakin kompleksnya perangkat keras juga menciptakan

kemungkinan terjadinya peluang untuk penetrasi dan manipulasi penggunaan sistem

informasi.

Pertumbuhan dan penggunaan yang pesat internet dalam berbagai aktivitas juga

mengundang timbulnya berbagai gangguan terhadap sistem informasi. Dua hal yang

menjadi perhatian di sini adalah masalah hackers dan virus. Hacker adalah seseorang

yang melakukan akses yang tidak sah ke jaringan komputer untuk tujuan mencari

keuntungan, kriminal, atau hanya untuk sekedar kesenangannya. Sedangkan virus

adalah program yang mengganggu dan merusak file yang ada dalam komputer, serta

sulit untuk dideteksi. Virus ini dapat cepat sekali menyebar, menghancurkan file, dan

mengganggu pemrosesan dan memory sistem informasi. Umumnya, untuk mencegah

penyebaran virus yang menyerang, digunakan program khusus anti virus yang didesain

untuk mengecek sistem komputer dan file yang ada dari kemungkinan terinfeksi oleh

virus komputer. Seringkali, anti virus ini mampu untuk mengeliminasi virus dari area

yang terinfeksi. Namun, program antivirus ini hanya dapat untuk mengeliminasi atas

virus-virus komputer yang sudah ada. Oleh karenanya, para pengguna komputer

disarankan untuk secara berkala memperbarui program anti virus mereka.

Semakin meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap teknologi informasi

telah membuat para pengembang dan pengguna sistem informasi untuk menempatkan

Page 14: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

14

perhatian yang khusus, terutama aterhadap permasalahan permasalahan yng dapat

menjadi kendala untuk penggunaan sistem informasi secara memadai. Paling tidak ada

3 hal yang menjadi perhatian khusus di sini, yaitu:

1.1 Bencana (disaster)

Perangkat keras komputer, program-program, file-file data, dan peralatan-peralatan

komputer lain dapat dengan seketika hancur oleh karena adanya bencana, seperti:

kebakaran, hubungan arus pendek (listrik), tsunami, dan bencana-bencana lainnya. Jika

bencana ini menimpa, mungkin perlu waktu bertahun-tahun dan biaya yang cukup besar

(jutaan dan bahkan mungkin milyaran rupiah) untuk merekonstruksi file data dan

program komputer yang hancur. Oleh karenanya, untuk pencegahan atau

meminimalkan dampak dari bencana, setiap organisasi yang aktivitasnya sudah

memanfaatkan teknologi informasi biasanya sudah memiliki:

a. Rencana Kesinambungan Kegiatan (pada perusahaan dikenal dengan Bussiness

Continuity Plan) yaitu suatu fasilitas atau prosedur yang dibangun untuk menjaga

kesinambungan kegiatan/layanan apabila terjadi bencana.

b. Rencana Pemulihan Dampak Bencana “disaster recovery plan”, yaitu fasilitas

atau prosedur untuk memperbaiki dan/atau mengembalikan kerusakan/dampak

suatu bencana ke kondisi semula. Disaster recovery plan ini juga meliputi

kemampuan untuk prosedur organisasi dan “back up” pemrosesan, penyimpanan,

dan basis data.

1.2 Sistem Pengamanan (security)

Merupakan kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk

mencegah akses yang tidak sah, perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik

terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan terhadap teknologi informasi dapat

ditingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk

mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan komunikasi, dan data.

1.3 Kesalahan (errors)

Page 15: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

15

Komputer dapat juga menyebabkan timbulnya kesalahan yang sangat mengganggu dan

menghancurkan catatan atau dokumen, serta aktivitas operasional organisasi. Kesalahan

(error) dalam sistem yang terotomatisasi dapat terjadi di berbagai titik di dalam siklus

prosesnya, misalnya: pada saat entri-data, kesalahan program, operasional komputer,

dan perangkat keras.

2. Tujuan Keamanan Sistem Informasi.

Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumberdaya

informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.

Institusi/organisasi menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan

mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan

perlindungan yang diperlukan. Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga

tujuan utama yaitu; kerahasiaan, ketersediaan dan integritas.

2.1 Kerahasian.

Setiap organisasi berusaha melindungi data dan informasinya dari pengungkapan

kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Sistem informasi yang perlu mendapatkan

prioritas kerahasian yang tinggi mencakup; sistem informasi eksekutif, sistem informasi

kepagawaian (SDM), sistem informasi keuangan, dan sistem informasi pemanfaatan

sumberdaya alam.

2.2 Ketersediaan

Sistem dimaksudkan untuk selalu siap menyediakan data dan informasi bagi mereka

yang berwenang untuk menggunakannya. Tujuan ini penting khususnya bagi sistem

yang berorientasi informasi seperti SIM, DSS dan sistem pakar (ES).

2.3 Integritas

Semua sistem dan subsistem yang dibangun harus mampu memberikan gambaran yang

lengkap dan akurat dari sistem fisik yang diwakilinya.

Page 16: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

16

3. Pengendalian

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana (disaster), kesalahan (errors),

interupsi pelayanan, kejahatan terhadap pemanfatan komputer, dan pelanggaran sistem

pengamanan komputer, perlu dibangun kebijakan dan prosedur khusus ke dalam desain

dan implementasi sistem informasi. Perlu dibangun pengendalian sistem informasi yang

terdiri dari seluruh metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang dapat memastikan

keamanan aset organisasi, keakuratan dan dapat diandalkannya catatan dan dokumen

akuntansi, dan aktivitas operasionalmengikuti standar yang ditetapkan manajemen.

Pengendalian atas sistem informasi harus menjadi bagian yang terintegrasi sejak sistem

informasi ini dirancang.

Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan

menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang

diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah

direncanakan sebelumnya.

Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin

aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu

sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian

berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :

SENSOR/DETEKTOR yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang

sedang terjadi dalam suatu proses.

ASSESOR yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya

dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.

EFEKTOR yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang

diperoleh dari assessor.

JARINGAN KOMUNIKASI yakni alat yang mengirim informasi antara

detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor.

Dengan demikian pengendalian adalah suatu proses untuk mengarahkan organisasi

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberapa keterampilan untuk mengelola pengendalian sistem informasi, yaitu :

Kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi

Kemampuan mengendalikan proses transformasi informasi

Page 17: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

17

Kemampuan mengendalikan organisasi pelaksana sistem informasi

Kemampuan-kemampuan kegiatan koordinasi

Dengan kemampuan-kemapuan itu, maka terjamin kelancaran pelaksanaan

pengelolaan sistem informasi Pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan

kegiatan dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme

pengelolaan sistem informasi, khususnya dalam fungsi-fungsi perencanaan informasi,

transformasi, organisasi, dan koordinasi

4. Manajemen Risiko

Arti dari manajemen risiko adalah suatu pendekatan yang terstruktur atau metodologi

dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu

rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk

mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau

pengelolaan sumberdaya.

Dalam manajemen risiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini

antara lain dengan memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,

mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi

risiko tertentu.

Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko - risiko yang timbul oleh penyebab

fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun

kematian). Manajemen risiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada risiko

yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

5.1 Tahapan dalam Manajemen Risiko

Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh

perusahaan

Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko)

dan frekuensinya

Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir)

dan ataupun secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)

Page 18: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

18

Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya

kerugian, misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan

kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam

Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan

kerugian, misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat

dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control)

Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari

risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk

menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri)

Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau

risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi

5.2 Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya

untuk melaksanakan strategi organisasi. Dari hal ini dapat diambil beberapa hal

berikut :

a) SIFAT KEPUTUSAN.

Keputusan pengendalian manajemen dibuat dalam kerangka kerja sesuai dengan

strategi organisasi. Tanpa pedoman yang jelas akan sulit menjalankan pengendalian

manajemen yang benar. Manajer dalam hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa

saja lain dari yang telah ditetapkan asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit

bisnisnya.

b) SISTEMATIS DAN RITMIS.

Dalam proses pengendalian manajemen, keputusan yang dibuat berdasarkan prosedur

dan jadwal yang dilakukan berulang-ulang tahun demi tahun.

c) PERTIMBANGAN PERILAKU.

Proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antara individu dan interaksi

tersebut tidak sistematis. Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri.

Yang harus dilakukan adalah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan

secara keseluruhan. Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi

anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.

d) ALAT UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI.

Page 19: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

19

Sistem pengendalian manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai

dengan strategi yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan

pada pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi

manajer untuk menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat diterapkan

selain pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan struktur organisasi,

manajemen sumber daya dan budaya.

e) PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN.

Pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara atasan-bawahan. Pengendalian

dilakukan melalui tingkat atas hingga ke bawah. Proses ini meliputi aktivitas

komunikasi, motivasi dan evaluasi.

f) METODOLOGI PENGENDALIAN MANAJEMEN.

Penerapan proses pengendalian manajemen yang telah diuraikan diatas memerlukan

tiga bentuk aktivitas yaitu menentukan tujuan, pengukuran prestasi dan evaluasi

prestasi. Menurut David Outley proses pengendalian manajemen dirancang untuk

menjamin bahwa tugas rutin dijalankan oleh seluruh anggota organisasi yang secara

bersama-sama membantu tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.

g) PERUMUSAN STRATEGI.

Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-

langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diambil oleh

perusahaan tidak tertutup kemungkinan untuk diuji kembali atau dilakukan perubahan

dimana perlu. Kebutuhan untuk mengubah strategi biasanya disebabkan oleh ancaman

atau untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik.

5.3 Proses Manajemen Risiko

a) Identifikasi Risiko

Tujuan identifikasi risiko adalah untuk mengenal secara pasti ancaman ketidakpastian

yang dihadapi organisasi. Untuk dapat melakukannya dengan baik, diperlukan

pengetahuan mendalam tentang organisasi, pasar dimana organisasi beroperasi,

lingkungan hukum dan perundang-undangan sosial, politik, serta budaya, di mana

organisasi berada, juga tingkat kemajuan pemahaman tentang strategi dan tujuan

operasional, meliputi faktor-faktor keberhasilan, ancaman serta peluang untuk

Page 20: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

20

mencapai tujuan. Identifikasi risiko harus dilakukan dengan metode tertentu sehingga

dapat dipastikan bahwa semua kegiatan penting organisasi telah diidentifikasi (tidak

ada yang luput dari perhatian) dan seluruh risiko berasal dari kegiatan yang

didefinisikan secara jelas.

b) Evaluasi Risiko

Pada tahap ini, risiko murni dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau

berdasarkan seringnya kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis besarnya atau

tingkat kerugian risiko. Harus dipertimbangkan kerugian maksimum yang mungkin

terjadi. Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu dikaji derajat risiko

dengan cara yang akurat.

c) Memilih Teknik Manajemen Risiko

Hasil analisis pada langkah kedua digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

cara-cara yang akan digunakan menangani suatu risiko. Untuk situasi tertentu

mungkin tidak dibutuhkan tindakan yang lebih lanjut. Tetapi pada situasi lain, harus

digunakan cara-cara canggih untuk mendanai potensi kerugian yang sangat mungkin

terjadi.

d) Implementasi dan kaji ulang keputusan manajemen risiko

Langkah berikutnya adalah keputusan tentang metode optimal untuk menangani risiko

yang telah diidentifikasi, organisasi atau seseorang harus mengimplementasikan

metode yang dipilih. Akan tetapi, manajemen risiko harus merupakan proses yang

terus menerus dimana keputusan-keputusan terdahulu yang telah diputuskan harus

dikaji ulang secara teratur

Page 21: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

21

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Seperti yang telah kita ketahui, perancangan sistem merupakan bagian yang sangat

sentral dalam menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang

mesti diselesaikan. Karena, pada tahap ini sistem akan mengonfigurasikan komponen-

komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga ketika

pada tahap akhir selesai, maka hasilnya akan benar-benar memuaskan. Dengan

adanya perancangan sistem maka kebutuhan pemakai system akan terpenuhi dan juga

akan mempermudah pemberian gambaran yang jelas dan rancang bangun yang

lengkap kepada programmer dan ahli-ahli tehnik yang terlibat.

Akan tetapi, sehebat apapun manusia dalam merancang sistem. Pasti akan ada yang

namanya resiko kesalahan/error. Untuk itu, dibuatlah pengendalian dan pengaman

sistem informasi manajemen. Pengaman dan pengendalian ini diciptakan dengan

tujuan untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya kesalahan dalam sistem. Selain

untuk tindakan preventif (pencegahan), sistem ini juga bertujuan untuk mempermudah

dan mempercepat seorang manajer mengatasi gangguan apabila nantinya terjadi

kesalahan karena sebelumnya telah dibentuk tahapan dan manajemen penyelesaian

masalah

Page 22: Makalah Sistem Informasi Manajemen - Perancangan sistem informasi pendidikan

22

DAFTAR PUSTAKA

۞ http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2144444-tujuan-tahap-

perancangan-dan-sasaran

۞ http://www.academia.edu/6560049/3._PERANCANGAN_SISTEM_SECAR

A_UMUM

۞ http://andinurina2.blogspot.com/2013/11/makalah-manajemen-risiko.html

۞ http://www.rezachandra.web.id/itsec-metode-it-audit

۞ http://yemimaidea-41207373.blogspot.com/2009/10/pengamanan-dan-

pengendalian-sistem.html

۞ Darmawan, Deni & Kunkun Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen.

PT Remaja Rosdakarya. Bandung

۞ http://alfat-nurdiansyah.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-informasi-

manajemen