makalah manajemen pendidikan fisika
DESCRIPTION
UNIVERSITAS NEGERI MEDANTRANSCRIPT
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985).
Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal
manajemen adl penggunaan sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan
kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut:
“Management is the attainment of organizational goals in an effective and
efficient manner through planning organizing leading and controlling
organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa
manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan
efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan
sumberdaya organisasi.
Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more
managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising
related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and
coordinating various resources (information materials money and people)”.
Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu
atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan
mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan
pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan
mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).
Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are
allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan
mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of
administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to
achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai
arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber
1
daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen
merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin
diperlukan.
2. Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian
fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,
sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari
empat fungsi, yaitu:
Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang
dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana
merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi
bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain
dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam
2
orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program
agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi
agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan
tetapi esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan
tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan
organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus
dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan
fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada
Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan
agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
Fungsi Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan tujuan dan target organisasi.
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target organisasi tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
3
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
organisasi.
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan
menetapkan rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya
mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan
kebijakan yagn ditetapkan
Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
3. Tujuan Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif,
Efektif, Menyenangkan, dan Bermakna (PAKEMB);
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
4
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara;
3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan
(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai
manajer);
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien;
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentan proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau
konsultan manajemen pendidikan);
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya;
7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan
akuntabel;
8. Meningkatnya citra positif pendidikan.
4. Pendekatan – Pendekatan Manajemen
Ada berbagai pendekatan (approach) yang dapat dilakukan dalam
mempelajari ilmu manajemen, yaitu :
1. Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan.
2. Pendekatan Berdasarkan Kelakuan Antarindividu.
3. Pendekatan Berdasarkan Kelakuan Kelompok.
4. Pendekatan Sistem Kerja Sama Sosial.
5. Pendekatan Sistem Sosio Teknik.
6. Pendekatan Teori Keputusan.
7. Pendekatan Pusat Komunikasi.
8. Pendekatan Matematis.
9. Pendekatan Situasional.
10. Pendekatan Sumber Daya Manusia.
11. Pendekatan Kombinasi.
Uraian singkat dari berbagai pendekatan manajemen di atas adalah sebagai
berikut :
5
1. Pendekatan berdasarkan kebiasaan (empirial case approach). Manajernen di
pelajari dari sudut sejarahnnya, asal usulnya berdasarkan pengalaman-
pengalaman nyata di masa lalu.
2. Pendekatan berdasarkan kelakuan antar individu (interpersonal behavior
approach). Manajemen di pelajari berdasarkan hubungan antar
manusia,diakui tingkah laku hubungan manajer dengan bawahan, bawahan
dan bawahan sebagai manusia.
3. Pendekatan berdasarkan kelakuan kelompok (goup behaviour approach).
Manajemen di pelajari dari psikologi sosial suatu studi pola budaya mengenai
susunan tingkah laku kelompok manusia (organizational behaviour) yang di
artikan sebagai system, pola hubungan antar manusia di antara kelompok.
4. Pendekatan system kerja sama social (cooperative social system approach).
Manajemen di pelajari dari teori system atau merupakan bagian dari teori
system semua manajer bekerja dalam suatu system social, manajer memimpin
orang berdasarkan kerja sama manusia, kerja sarna ini timbul sebagai akibat
adanya keterbatasan physic, biologi, psychology, dan sociologi.
5. Pendekatan system sosioteknik (socio technological system approach).
Memandang suatu orang sebagai dua system yaitu social system dan technical
system yang kedua-duanya perlu ada interaksi yang harmonis. Jadi orang dan
manajemen yang efektif tidak hanya tergantung pada interaksi yang baik dari
orang-orang tetapi juga pada lingkungan teknis di tempat mereka bekerja,cara
bekerja, alat-alat yang di gunakan, ruangan dan keadaan cahaya tempat
mereka bekerja.
6. Pendekatan Teori keputusan (decision theori approach). Merupakan
pemilihan secara rasional yang di titik beratkan pada keputusan rasional, logis
dan ilmiah. Rational Decision adalah pemilihan di antara beberapa alternative
yang merupakan cara tindakan yang berdasarkan keputusan yang di ambil
secara rasional. Jadi, rational decision harus di dasari oleh alternative-
alternatif kegiatan yang di evaluasi
7. Pendekatan pusat komunikasi (communication center). Menekankan
pentingnya peranan komunikasi bagi manajer.
6
8. Pendekatan matematis (mathematical approach). Melihat manajemen sebagar
suatu system proses dalam model-model matematik, pendekatan ini di kenal
sebagai operation research./operationalist yang mendasarkan pembahasan
pada pendekatan mathematic dan telah menamakan dirinya sebagai
manajement scientist. Jadi,dalam pengambilan keputusan selalu dengan
bantuan orang yang merupakan penerapan dari metode ilmiah terhadap
masalah-masalah manajemen yang di kemukakan secara kuantitatif.
9. Pendekatan Situasional (contingency approach). Mempelajari manajemen di
dasarkan pada sifat situasional (sikon) internal dan eksternal orang pada saat
tersebut. Masalah-masalah yang di hadapi di selesaikan dan di atasi
berdasarkan situasional (sikon), sehingga pemecahan masalah yang berbeda-
beda dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula.
10. Pendekatan sumber daya manusia (human
resources/supportiveapproach).Manajemen di pelajari dengan SDM sebagai
dasar kajian/tinjauan. Masalah individu, kelompok kerja, lingkungan kerja,
motivasi-motivasi apa yang dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
11. Pendekatan kombinasi (operation approach) Manajemen di pelajari
berdasarkan kombinasi sernua pendekatan diatas(1-10).
5. Prinsip Manajemen
Menurut Herny Fayol dalam manajemen itu memiliki 14 prinsip utama yaitu :
1. Pembagian kerja.
2. Wewenang yang sama dengan tanggung jawab.
3. Disiplin.
4. Kesatuan komando.
5. Kesatuan pengarahan.
6. Kepentingan individu berada di bawah kepentingan organisasi.
7. Balas jasa yang wajar dan adil.
8. Sentralisasi.
9. Sistem skalar yang menunjang lancarnya komunikasi, informasi, dan
koordinasi.
7
10. Menempatkan pekerja sesuai dengan tingkat kemampuannya (the rigth man
on the rigth place).
11. Perlu adanya keadilan dan saling mengasihi.
12. Perlu stabilitas jabatan pekerja, jangan berpindah-pindah dalam waktu yang
pendek.
13. Perlu inisiatif.
14. Perlu diciptakan rasa bersatu dan senasib (esprit de-corps).
Uraian ke-14 prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Division of Work / Pembagian Kerja
Division of Work atau Spesialisasi pekerjaan kepada individu individu
dalam lingkaranmanajemen untuk membangun sebuah pengalaman dan terus
mengasah keahliannya sehingga pada akhirnya individu individu tersebut bisa
menjadi lebih produktif dan menguntungkan. Terlebih lagi dengan kemampuan
manusia yang memiliki banyak keterbatasan mengenai pengetahuan, kebutuhan
waktu, dan perhatian sehingga keterbatasan keterbatasan ini bisa dijalankan oleh
individu individu yang memiliki kemampuan untuk itu.
b. Authority and Responsibility/ Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan pertanggung jawaban, kedua prinsip manajemen ini adalah
kunci didalam melaksanakan roda usaha kerja sama. Bukan tanpa sebab, karena
tanpa prinsip ini para manajer tidak akan bisa mengadakan suatu hubungan ke atas
ataupun kebawah. Harus ada suatu kekuasan dalam memberi perintah dan sesuatu
kekuatan yang bisa membuat manajer ditaati. Pertanggungjawaban akan timbul
oleh adanya kekuasaan tersebut. Keduanya harus dalam kondisi yang seimbang
dan tidak ada kekuasaan tanpa tanggungjawab, dan begitupun sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar ada pada manajer puncak. Kegagalan adalah terletak
pada pucuk pimpinan, bukan pada karyawan yang berada dibawah karena pihak
yang memiliki wewenang terbesar adalah para puncak manajer. Maka dari itu, jika
seorang pucuk pimpinan tidak memiliki keahlian dan sifat kepemimpinan, maka
wewenang yang ada bisa menjadi boomerang yang merugikan.
8
c. Discipline/Disiplin
Discipline atau disiplin sangat berhubungan dengan wewenang. Jika
wewenang tidak bisa berjalan dengan semestinya, maka bisa jadi disiplin akan
hilang. Maka, pemegang wewenang setidaknya harus bisa menanamkan rasa
disiplin terhadap diri sendiri sehinggan nantinya memiliki tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang sesuai dengan wewenang yang dimiliki. Disiplin
mencakup : kesungguhan hati, kerajinan, ketaatan, kesiapan, persetujuan,
kebiasaan, tata krama antara organisasi tersebut dengan warganya
d. Unity of Command /Kesatuan Perintah
Kesatuan perintah adalah sebuah prinsip dimana perintah yang diterima
bawahan tidak diperbolehkan untuk diberikan oleh lebih dari seorang petugas
yang ada di atasnya. Dalam melaksanakan pekerjaan, para karyawan harusnya
memperhatikan prinsip prinsip kesatuan perintah supaya pekerjaan bisa
dilaksanakan secara baik. Tiap karyawan harus mengetahui kepada siapa dia harus
bertanggungjawab yang sesuai dengan kewenangan yang didapatnya. Perintah
yang diterima dari manajer yang lain kepada karyawan yang sama bisa
mengakibatkan rusaknya wewenang dan tanggungjawab serta pembagian kerja.
Untuk itu, pekerja harus memiliki hanya satu atasan tanpa ada perintah dari yang
lain yang bisa jadi sangat bertentangan
e. Unity of Direction/ Kesatuan Pengarahan
Kesatuan Pengarahan merupakan prinsip manajemen yang mengatakan
setiap golongan pekerjaan yang memiliki tujuan yang sama, harus memiliki satu
rencana dan dipimpin oleh satu manajer saja. Bisa dibedakan, dengan "unity of
command" yang berhugunban dengan jalannya fungsi personalia sedangkan unity
of direction berhubungan dengan struktur
Didalam melakukan tugas dan tanggung jawab, pekerja perlu diarahkan
pada sasarannya. Kesatuan pengarahan ini sangat berhubungan erat dengan
pembagian kerja. Prinsip kesatuan pengarahan juga bergantung pada kesatuan
perintah.
f. Subordination of Individual Interest to General Interest/Subordinasi
Kepentingan Perseorangan terhadap Kepentingan Umum
9
Prinsip manajemen yang ini menyatakan bahwa tiap karyawan harus
mengabdi kepentingan pribadi kepada kepentingan perusahaan atau organisasi.
Prinsip ini seperti berupa syarat yang penting supaya aktivitas berjalan dengan
baik dan lancar. Prinsip ini terjadi jika karyawan mempunyai kesadaran bahwa
kepentingan pribadinya sebenarnya bergantung pada keberhasilan atau tidaknya
kepentingan organisasi. Prinsip manajemen ini bisa terwujud jika karyawan
merasa senang dan nyaman dalam bekerja. Dalam prinsip ini intinya kepentingan
kelompok harus bisa mengatasi kepentingan individu, Jika subordinasi ini
mengalami gangguan, maka disini diperlukan manajemen untuk mendamaikan
g. Remunerasi/ Penggajian Pegawai
Prinsip manajemen ini menurut Henry Fayol adalah pembayaran upah serta
cara pembayaran yang adil serta memberi kepuasan yang maksimal untuk
pegawan dan majikan. Dengan menggunakan sistem upah atau gaji yang
memuaskan nantinya bisa merangsang pegawan untuk bisa bekerja lebih rajin
lagi.
h. Centralization/Pemusatan
Pemusatan adalah prinsip manajemen yang menyatakan seluruh organisasi
harus bisa berpusat, harus memiliki pusat. Prinsip ini harus bisa menunjukkan
hingga batas mana kewenangan itu dipusatkan ataupun dibagi pada suatu
organisasi. Pemusatan kewenangan bisa menimbulkan pemusatan tanggung jawan
pada sebuah aktivitas. Tanggung jawab yang terakhir dan terbesar berada pada
orang yang memegang kewenangan tertinggi atau pucuk pimpinan manajer.
Prinsip pemusatan bukan berarti ada kekuasaan untuk mempergunakan
kewenangan, tapi untuk menghindari adanya simpang siur kewenangan dan
tanggung jawab. Prinsip manajemen pemusatan ini juga tidak bisa menghilangkan
asal pelimpahan kewenangan.
i. Chain of Command /Rangkaian Perintah/Hierarki
Rangkaian Perintah merupakan prinsip manajemen yang mengharuskan
perintah dari atas kebawah harus selalu mengambil jarak yang terdekat. Hierarki
ini dibutuhkan untuk kesatuan arah perintah. Rantai perintah ini mengacu kepada
jumlah tingkatan yang ada pada hierarki dari otoritas tertinggi sampai tingkat
10
yang paling rendah pada sebuah organisasi. Garis otoritas jaraknya tidak boleh
terlalu jauh.
j. Order / Ketertiban
Prinsip manajemen ini bisa jadi adalah syarat yang utama karena pada
umumnya tidak ada orang yang dapat bekerja pada keadaan kejang atau kacau.
Ketertiban pada suatu pekerjaan bisa terwujud jika semua karyawan memiliki
disiplin dan ketertiban yang tinggi.
k. Equity/Keadilan
Prinsip keadilan menurut Henry Fayol dianggap sesuatu yang bisa
memunculkan kesetiaan dan ketaatan karyawan dengan cara mengkoordinasikan
keadilan dan kebaikan para manajer didalam memimpin para bawahan dan
memicu tumbuhnya rasa tunduk kepada kekuasaan dari atasan.
Menurut Atmosudirdjo, Keadilan merupakan realisasi dari sesuatu yang
telah tetap. Kewajaran membutuhkan banyak pikiran sehat, pengalaman dan
kebaikan hati. Umumnya, karyawan menuntuk diperlakukan dengan wajar,
mendapat apa yang telah menjadi haknya. Prinsip ini mutlak diperlukan karena
menuntut manajemen untuk memperlakukan bawahan dengan baik.
l. Stability of Tenur of Personel /Stabilitas Masa jabatan dalam Kepegawaian
Perputaran karyawan yang tinggi bisa menyebabkan ongkos yang tinggi
dalam produksi, untuk itulah prinsip ini dijalankan. Karyawan akan bekerja
dengan lebih baik apabila mendapat stimulus keamanan pekerjaan dan jenjang
karir yang pasti. Butuh waktu untuk seorang pekerja agar bisa menyesuaikan diri
terhadap jabatan atau fungsinya yang baru serta untuk menunaikan tugas dengan
baik
m. Inisiative /Prakarsa
Inisiatif merupakan prinsip manajemen yang menyatakan seseorang kepala
harus pintar dalam memberikan inisiatif. Inisiatif muncul dari dalam diri seorang
yang mempergunakan daya pikir. Inisiatif memunculkan kehendak untuk
mewujudkann sesuatu yang bernilai guna bagi penyelesaian pekerjaan dengan
cara yang sebaik baiknya. Pada Prakarsa ini terhimpun perasaan, kehendak,
pikiran, keahlian serta pengalaman seseorang yang nantinya akan di realisasi.
11
Setiap prakarsa atau inisiatif yang datang hendaknya harus dihargai setinggi
tingginya bila inisiatif tersebut memberikan nilai manfaat yang luar biasa bagi
organisasi sehingga karyawan yang memberi inisiatif tersebut dan juga
manajemen akan mendapatkan kepuasan serta materi yang setimpal.
n. Esprit de Corps /Semangat Kesatuan
Esprit de Corps atau kesetiaan kelompok merupakan prinsip manajemen
dimana setiap pegawai harus mempunyai rasa kesatuan senasib sepenangungan
yang bisa menciptakan semangat kerja sama yang lebih baik. Semangat kesatuan
ini bisa muncul jika tiap tiap karyawan memiliki kesadaran bahwa tiap pekerja
berarti bagi pekerja yang lain dan pekerja lain sangat diperlukan oleh dirinya.
Manajer yang mempunyai jiwa kepemimpinan akan bisa memunculkan semangat
kesatuan ini. Sebaliknya, jika manajer tidak memiliki kepampuan, bisa berakibat
perpecahan.
4. Proses Manajemen
Proses manajemen {utama|Proses manajemen} Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
Planning Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun
rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus
ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
Organizing Berarti menciptakan suatu struktur organisasi dengan bagian-
bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-bagian
satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur
tersebut.
Pengorganisasian Bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
12
Actuating Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Controlling Adalah proses pengawasan performa perusahaan untuk
memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu
menjadi semakin besar dan mengevaluasinya.
6. Perkembangan Teori Manajemen
Apa yang telah dikenalkan oleh Owen dan Babbage pada akhir abad 19
memberikan kontribusi yang berharga bagi para praktisi manajemen bahwa
organisasi bisnis perlu dikelola secara benar, terutama jika organisasi tersebut
berskala besar dan melibatkan banyak sekali orang dan sumber daya yang harus
dikelola. Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para
praktisi bisnis pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan
pula setelah itu berbagai teori-teori dalam ilmu manajemen.
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi
konsep teori (Tim Dosen Administrasi Pendidikan: 2009) adalah sebagai berikut:
a. Teori Manajemen Aliran Klasik (1890-1930)
Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian
Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka
memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi
kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para pekerja.
Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya
“scientific management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan
pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-
13
tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkan
Taylor adalah:
1. Pengembangan metode ilimah alam manajemen agar suatu perkejaan
dapat ditentukan metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberika tugas
dan tanggung jawab sesuai keahlian.
3. Pendidikan dan pengembangan karyawan.
4. Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan.
Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui
studi gerak dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional, system
tariff berbeda yaitu karywan yang lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji
lebih besar dari yang lainnya.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik
sebagai teknik scheduling produksi untu perencanaan, koordinasi dan pengawasan
produksi yang popular dengan sebutan “Bagan Gantt”.
b. Manajemen Organisasi Klasik (Classical Organization Theory) atau
Manajemen Operasional Modern (1900-1940)
Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen
dikenal dengan julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang
berjudul Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan
Umum) Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu
teknikal, komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia
adalah perumus empat belas prinsip manajemen yaitu:
1) Pembagian kerja
2) Wewenang
3) Disiplin
4) Kesatuan perintah
5) Kesatuan pengarahan
6) Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
7) Balas jasa/imbalan
14
8) Sentralisasi
9) Rantai scalr/khirarki
10) Order/susunan
11) Keadilan
12) Stabilitas staf organisasi
13) Inisiatif
14) Esprit de corps (semangat korps)
Fayol percaya bahwa melalui penguasaan keterampilan dan prinsip dasar
manajemen orang yang mendalaminya dapat menjadi manajer yang baik.
c. Aliran Perilaku (1924-1940)
Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku
manusia dalam bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan
Western Electric dengan temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan
sosial karyawan memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.
McGregor memandang perlu adanya perhatian pada kebutuhan sosial dan
aktualisasi diri karyawan dengan menjunjukan dua kategori manusia yaitu
manusia X dan manjusia Y atau lebih dikenal dengan teori X dan teori Y.
Manusia tipe X adalah manusia yang harus selalu diawasasi agar mau melakukan
usaha dalam pekerjaan mereka. Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia bersemangat
bekerja sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan
sekalipun.
Di samping penelitian yang focus terhadap perilaku manusia, dikembangkan
juga aliran perilaku organisasi yang memandang bahwa hubungan manusia dalam
manajemen berada dalam konteks organisasi. Diantara tokohnya adalah Abraham
Maslow, Frederick Herzberg, Edgar Schein.
Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa:
1) Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.
2) Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk
pencapaian tujuan organisasi.
15
3) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat
(peranan, prosedur dan prinsip).
d. Pendekatan Sistem (1940-sekarang)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang saling
berkaitan. Chester I Barnard menjelaskan dalam “the functions of the executive”
bahwa tugas manajer adalah menyarankan pendekatan sistem sosial komprehensif
dalam aktifitas “managing”.
Komponen-komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terikat,
memperngaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu harus disadari
bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-
komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak system berarti tidak
memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara
sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dari bagian-
bagiannya. System yang sinergi adalah tiap-tiap unti atau bagian-bagian bekerja
dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggung
jawab terhadap kemajuan system secara umum.
Sistem memiliki makna bahwa (1) suatu system terdiri atas bagian-bagian
yang saling terkait satu dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling
hubung itu dapat berkerja dan berfungsi secara independent atau bersama-sama,
(3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum
dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu system yang terdiri atas bagian-bagian yang
saling hubung tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.
e. Pendekatan Kontingensi atau Pendekatan Situsional (1950-sekarang)
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori
manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi.
Tidak seluruh metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi
16
begitupun tidak selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena
adakalanya pemecahan yang efektif melalui pendekatan kauantitatif. Itu semua
sangat tergantung pada karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin
dicapai.
17
DAFTAR RUJUKAN
Hasibuan, Malayu S.P. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara. 2004
Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Prenada Media Group.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Trisnawati Sule, Ernie. Pengantar Manajemen. Kencana: Jakarta
http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm
Usman, Husaini. 2011. Manajemen : Teori, Praktek dan Riset Pendidikan.
Yogyakarta: Bumi Aksara. Edisi Ketiga, hal.13.
18