makalah manajemen mutu puskesmas
DESCRIPTION
mutuTRANSCRIPT
MAKALAH MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS
MATA KULIAH : MANAJEMEN MUTU TERPADUDOSEN : TASWIN, SKM, M.Kes
IDENTIFIKASI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN SERTA PRODUK JASA PELAYANAN PADA PUSKESMAS WOLIO
KOTA BAUBAU TAHUN 2014
DI SUSUN OLEH :KELOMPOK VIII
HERMAN LAKEPE 09 710 145ABDUL SALIM 10 710 001NENI NURAINI 10 710 122AZWARNAS 10 710 204DHITA FEBRIATI 11 710 245SITI RAHMA THOIBAH 11 710 246
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU2 0 1 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................iDAFTAR ISI.................................................................iiBAB I PENDAHULUAN.....................................1.1 Latar Belakang ....................................................1.2 Rumusan Masalah................................................1.3 Tujuan dan Manfaat..............................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3.1 Mutu Pelayanan Puskesmas.................................3.2 Konsep Puskesmas..............................................3.3 Pengertian Mutu Dan Pendekatan Sistem Dalam Menjaga Mutu3.4 Pengertian Jasa...................................................3.5 Dimensi Kualitas Jasa ……………………………………………………………………………….. 3.6 Kualitas Pelayanan ……………………………………………………………………………………….
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….3.1 Hasil ....................................................................................................3.2 Pembahasan ........................................................................................
BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan.........................................................4.2
Saran.................................................................................................. Daftar Pustaka.........................................................................................Lampiran..................................................................................................
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimal, maka berbagai upaya harus dilaksanakan, salah satu di antaranya ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya dan diberi tanggung jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/ kotamadya bersangkutan. Pada era globalisasi, dinamika kehidupan dunia usaha semakin keras dan ketat termasuk di bidang pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas.
Dengan makin tingginya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin meningkat pula. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut, tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan, kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik -baiknya. Sebagai lembaga kesehatan yang bermisi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Puskesmas ini telah berperan dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kepercayaan yang diberikan masyarakat dan pemerintah terhadap Puskesmas tersebut adalah sebuah kehormatan sekaligus amanat dan tugas berat yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh dan hati penuh keikhlasan, lebih-lebih dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan maka
Puskesmas ini dituntut lebih keras lagi berusaha dan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasiennya. Pelayanan yang telah diterapkan di Puskesmas Wolio saat ini yaitu dengan memberikan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5 S) kepada setiap pasien yang datang ke puskesmas, memberikan pelayanan pemeriksaan yang baik pada setiap pasien yang datang berobat sehingga memberikan kesan yang akrab dan nyaman serta tidak menimbulkan rasa kekhawatiran bagi pasien terhadap penyakit yang diderita serta berusaha memberikan pengobatan yang terbaik terhadap penyakit pasien, memberi pelayanan secara tepat dan cepat kepada setiap pasien Masalah yang akan di identifikasi adalah tentang Mutu Pelayanan dan Kepuasan Pasien. Disini kami akan membuktikan kepuasan atau ketidakpuasan pasien atas kualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas. Dengan kuesioner yang akan dibagikan langsung kepada pasien puskesmas. Meskipun identifikasi ini ruang lingkupnya hanya puskesmas Wolio, tetapi sangat mempunyai potensi yang baik, meliputi potensi Sumber Daya Manusia, Manajemen Puskesmas dan Pelayanannya, sehingga potensi yang dimiliki oleh Puskesmas Wolio dapat diterima oleh semua pasien yang berkunjung di Puskesmas tersebut.
1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
di Puskesmas Wolio ?
2. Bagaimana mutu pelayanan dari suatu instansi pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas Wolio ?
1.2 MANFAAT DAN TUJUAN Beberapa manfaat dan tujuan yang penulis inginkan didalam pembuatan
laporan mengenai mutu pelayanan puskesmas :
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
kesehatan di Puskesmas Wolio.
2. Untuk mengetahui mutu pelayanan dari suatu instansi pelayanan kesehatan
khususnya di Puskesmas Wolio.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas
dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: Puskesmas Tingkat Provinsi, Puskesmas
Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan.
Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian yang sistematik dan terpadu yang
meliputi unsure-unsur perencanaan (P1), penggerakkan pelaksanaan (P2),
Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam rangka meningkatkan fungsi
pelayanan Puskesmas.Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan sesuai profesi keahlian masing-masing.Pengabdian
adalah pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagi wujud aktualisasi
(pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat.Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan (sosialisasi) dan
mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang
pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Koordinasi adalah kegaiatan mengatur
pelayanan kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas
program (dalam unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi
lainnya) sehingga program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan
dilaksanakan bisa saling mendukung pencapaian target pelayanan.
Pelayanan Kesehatan di taraf Puskesmas saat ini masih sering dikeluhkan oleh
masyarakat.hal-hal yang sering dikeluhkan adalah:
1. Keridakramahan petugas
Petugas yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. administrasi
yang lama, petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi
keluhan masyarakat. yang menyebabkan masyarakat sering berobat ke pengobatan
alternatif, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh lebih
nyaman.
2. Obat yang ala kadarnya
Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah ini.obat demam dikasi pil dan tablet
yang sama dengan obat gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi,
masyarakat harus membeli di apotek.
3. Tidak adanya Dokter
Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter begitu banyak bahkan
ada yang sampai spesialis. Namun di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah
yang jauh dari kota, dokter sangat langka. hanya ada pada jam-jam tertentu atau
pada hari-hari tertentu.
Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, yaitu jika memiliki
dua dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan.
2.2. KONSEP PUSKESMAS
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
2.2.1 Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2.2.2 Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
2.2.3 Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota,
sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota
sesuai dengan kemampuannya.
2.2.4 Wilayah Kerja
Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi
apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan
kabupaten/kota.
2.3. PENGERTIAN MUTU DAN PENDEKATAN SISTEM DALAM MENJAGA MUTU
Pengertian Mutu Ketika pihak manajemen suatu organisasi mengerti definisi mutu
dari konsumen dan berniat untuk dimengerti sebagai produsen barang atau jasa
yang bermutu, semua karyawan harus mengerti dan mengimplementasikan konsep
bahwa:
1) mutu adalah mengerti dan menterjemahkan permintaan pelanggan kepada
suatu definisi tingkatan mutu dan untuk memproduksi barang/produk atau
menyediakan jasa yang sesuai dengan permintaan pelanggan.
2) mutu harus direncanakan, dirancang dan dibangun ke dalam suatu produk
atau jasa yang mana mutu tidak dapat diinspeksi di dalam produk atau jasa.
3) mutu adalah mengenai pencegahan bukan mendeteksi kesalahan, oleh karena
itu harus memulai dengan benar sejak tahapan awal dari suatu operasi bisnis untuk
menjamin bahwa proses akan menambah nilai bukan biaya. Pencegahan akan
melibatkan perencanaan, training, kalibrasi, inspeksi/uji, kontrol terhadap
ketidaksesuaian, audit mutu internal dan tindakan perbaikan.
4) mutu adalah mengenai peningkatan yang berkelanjutan dan organisasi harus
secara konstan menyadari adanya perubahan/ perkembangan baru dan
peningkatan secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan
pelanggan yang selalu berubah.
5) hanya dapat dijamin melalui perencanaan yang matang dan kerja keras dari
seluruh staf di dalam organisasi.
6) Mutu adalah tanggung jawab dari semua karyawan, tidak hanya staf mutu dan
pimpinan, untuk mutu harus datang dari pihak manajemen puncak.
Definisi Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa
Inggris quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu.Jadi mutu
berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal.
Standar-standar Mutu produk dan jasa terdiri dari :
1) Kesesuaian dengan spesifikasi
2) Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat
3) Tanpa cacat ( Zero Defects)
4) Selalu baik sejak awal Standar pelanggan terdiri dari : Kepuasan pelanggan,
Memenuhi kebutuhan pelanggan, dan Menyenangkan pelanggan
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dilakukan dengan pendekatan sistem,
artinya memperhatikan proses manajemen mutu sejak INPUT/STRUKTUR, PROSES,
dan OUTCOME.
1. Input Atau Struktur
“Karakteristik yang relatif stabil dari penyedia pelayanan kesehatan, alat dan
sumber daya yang dipergunakan, fisik dan pengaturan organisasi di lingkungan
kerja. Konsep struktur termasuk manusia, fisik, dan sumber keuangan yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan medis”. Struktur digunakan sebagai
pengukuran tidak langsung dari kualitas pelayanan. Hubungan antara struktur dan
kualitas pelayanan adalah hal yang penting dalam merencanakan, mendesain, dan
melaksanakan sistem yang dikehendaki untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Pengaturan karakteristik struktur yang digunakan mempunyai kecenderungan
untuk mempengaruhi proses pelayanan sehingga ini akan membuat kualitasnya
berkurang atau meningkat.
2. Proses
Proses adalah Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang
mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya. Baik tidaknya
pelaksanaan proses pelayanan dapat diukur dari tiga aspek, yaitu relevan tidaknya
proses itu bagi pasien, efektivitas prosesnya, dan kualitas interaksi asuhan
terhadap pasien
3. Output/Outcome
Tentang output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome
secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai
pelayanan kesehatan. Dalam menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur
dengan dengan standar hasil (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah
dikerjakan.
2.4 PENGERTIAN JASA
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja yang tidak berwujud dan cepat
hilang, tetapi tidak dirasakan daripada dimiliki, dimana pelanggan lebih dapat
berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Namun kondisi cepat
atau lambatnya pertumbuhan jasa sangat tergantung pada penilaian pelanggan
terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen
(perusahaan barang atau jasa).
2.5 DIMENSI KUALITAS JASA
Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui
dimensi-dimensinya. Zeithaml (1996) melakukan beberapa penelitian khusus
terhadap beberapa jenis jasa dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
kualitas jasa yang biasa disebut sebagai dimensi kualitas. Dalam
perkembangannya, dimensi kualitas yang semula berjumlah sepuluh dirangkum
menjadi lima dimensi pokok, sebagai berikut:
1) Reliability (bukti langsung), meliputi penampilan fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
2) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membentuk
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4) Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari bahaya, resiko, atau
keraguraguan.
5) Emphaty (empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.
2.6 KUALITAS PELAYANAN
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan bersifat multidimensional, yaitu kualitas
menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyedia jasa layanan
kesehatan.
1) Dari segi pemakai jasa pelayanan, kualitas pelayanan terutama berhubungan
dengan ketanggapan dan kemampuan petugas puskesmas dalam memenuhi
kebutuhan pasar dan komunikasi pasien termasuk di dalamnya sifat ramah dan
kesungguhan.
2) Dari pihak penyedia jasa dalam hal ini puskesmas, kualitas pelayanan terkait
pada pemakaian yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Menurut Azwar (1996) secara umum dapat dirumuskan bahwa batasan pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,serta
penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar yang telah ditetapkan. Kualitas
pelayanan kesehatan di puskesmas merupakan suatu fenomena unik, sebab
dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi perbedaan dipakai suatu pedoman yaitu
hakikat dasar dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan, yaitu memenuhi
kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. Kualitas
pelayanan dapat dicapai dengan menetapkan dan mengendalikan karakteristik
mutu pelayanan serta karakteristik penghantaran pelayanan.
Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan, perusahaan juga harus
meningkatkan komitmen dan kesadaran serta kemampuan para pekerja, terutama
mereka yang langsung berhubungan dengan konsumen. Meskipun sistem dan
teknik kualitas sudah bagus tetapi jika orang yang melaksanakan dan alat-alat yang
digunakan tidak dengan cara yang benar maka kualitas pelayanan yang diharapkan
tidak akan terwujud.
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
3.1.1 LETAK GEOGRAFIS
Kecamatan Wolio terdiri atas 12 kelurahan,dimana kelurahan yang menjadi wilayah
kerja Puskesmas Wolio ada 2 Kelurahan dengan luas wilayah 15,79 , meliputi
Kelurahan Wangkanapi dan Kelurahan Batulo. Sebelum bulan Januari Tahun 2011
wilayah kerja Puskesmas Wolio terdiri atas 4 kelurahan dengan terbentuknya
puskesmas Bukit Wolio Indah maka kelurahan Bukit Wolio Indah dan Kadolokatapi
yang dulunya menjadi wilayah kerja puskesmas Wolio kini masuk dalam wilayah
kerja Puskesmas Bukit Wolio Indah.
Kelurahan-kelurahan di wilayah Puskesmas Wolio tersebut di atas masing-masing
dapat dijangkau dengan transportasi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Wolio.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Wolio adalah sebagai berikut
Þ Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kadolomoko, kecamatan
Kokalukuna.
Þ Sebelah Selatan adalah Kelurahan Kadolokatapi berbatasan dengan kecamatan
Sorawolio.
Þ Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Batulo.
Þ Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Baubau.
3.1.2 DATA DEMOGRAFI
Berdasarkan data proyeksi Tahun 2013,jumlah penduduk di wilayah Puskesmas
Wolio adalah sebanyak 13.176 jiwa,dengan distribusi penduduk sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Wolio
Berdasarkan Data Proyeksi Tahun 2013
No
KELURAHANJUMLAH
PENDUDUK1 WANGKANAPI 1.7982 BATULO 5.378
JUMLAH 13.176 Sumber : data sekunder tahun 2013
Tabel 3.2
Data Demografi di Wilayah Kerja Puskesmas Wolio
DATA DEMOGRAFINO URAIAN JUMLAH SATUAN1 Jumlah Penduduk 13176 Jiwa
2Jumlah Rumah Tangga
2860 RT
3Jumlah Penduduk Miskin
2068 Jiiwa
4 Jumlah WUS 3163 Orang5 Jumalah PUS 1963 Orang6 Jumlah Ibu Hamil 274 Jiwa7 Jumlah Ibu Bersalin 273 Jiwa8 Jumlah Ibu Nifas 273 Orang9 Jumalah Bayi 318 Orang10 Jumlah Balita 895 Orang11 Jumlah Anak SD 202 Orang12 Jumlah Usila 601 Orang13 Jumlah Anak Balita 577 Orang
Sumber : data sekunder tahun 2013
3.1.3 SOSIAL EKONOMI
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas secara umum terdiri dari berbagai suku
(Etnis) yakni Buton,Muna,Bugis,Makassar,Nusa Tenggara,Toraja,Manado dan lain-
lain. Multi kultural Etnis yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Wolio tidak
menimbulkan konflik atau kekacauan di wilayah tersebut. Adapun mata
pencaharian penduduk yang terbesar di wilayah kerja Puskesmas Wolio adalah PNS,
selain wiraswasta dan lain-lain.
3.1.4 LINGKUNGAN FISIK
Lingkungan fisik di wilayah Puskesmas Wolio dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.3
Sarana Fisik Wilayah Puskesmas Wolio
No SARANA FISIK
KELURAHAN
BATULO WANGKANAPI
1.SARANA PERKANTORAN
8 5
2. SEKOLAHTK 1 2SD 1 1SMP 1SLB 1
3. SARANA IBADAHGEREJA 2 1MESJID 2 3
JUMLAH 15 13 Sumber : data sekunder tahun 2013
3.1.5. SUMBER DAYA KESEHATAN
3.1.5.1. Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di Puskesmas Wolio sampai akhir Tahun 2013 adalah sebanyak
42 orang yang terdiri dari 29 orang berstatus sebagai PNS dan 13 orang berstatus
sebagai tenaga Volunter.
Tabel 3.4
Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas Wolio Tahun 2013
No.
TENAGA KESEHATAN JUMLAH
1 Dokter Umum 2 Orang2 Dokter Gigi 1 Orang3 Apotek 1 Orang
4Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
3 Orang
5 Bidan 5 Orang6 Perawat 11 Orang7 Gizi 4 Orang8 Kesling 1 Orang9 Tata Usaha 2 Orang10 Tenaga Volunter 13 Orang
JUMLAH 42Sumber : data sekunder tahun 2013
b. Tenaga Non Kesehatan
Tenaga Non Kesehatan adalah sebanyak 79 orang,dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.5
Tenaga Non Kesehatan di Wilayah Puskesmas Wolio Tahun 2013
No Tenaga Non
Kesehatan
KelurahanJumla
hWangkanapi
Batulo
1.Kader Posyandu Aktif
35 10 45
2.Dukun Bayi Terlatih
4 2 6
3 Kader Desa Siaga 5 5 104 Dokter Kecil 10 5 15
JUMLAH 54 22 79
3.1.5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Dalam menunjang pelaksanaan program diperlukan sarana dan prasarana yang
cukup.
Tabel 3.6Sarana dan Prasarana di Puskesmas Wolio Tahun 2013
No.
JENIS SARANA DAN PRASARANA
JUMLAH
1 Puskesmas Induk 12 Pustu 13 Poskesdes 24 Posyandu Balita 95 Posyandu Lansia 66 Perumahan Dokter 17 Perumahan Paramedis 28 Kendaraan Roda Empat 19 Kendaraan Roda Dua 1310 Peralatan:
> LCD + Layar 1> Komputer 1> Laptop 2> Printer 2> Kulkas 1> Televisi 1> DVD 1
Sumber : data sekunder tahun 2013
3.2. PEMBAHASANBerdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan mengenai Mutu pelayanan dan
kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas, yang dilakukan di Puskesmas
Wolio Kota Baubau menunjukan bahwa lebih dari separoh (55 %) pasien merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan puskesmas tersebut,baik dari petugas
Medis dan Non Medis. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan harus lebih
ditingkatkan lagi,tidak hanya pada puskesmas Wolio saja tapi juga puskesmas-
puskesmas lainnya.
Tabel 3.2.1
Kepuasan Konsumen Puskesmas Wolio Tahun 2014
KEPUASAN KONSUMEN (Y)
P %
SS 8 40
S11
55
RR 1 5
JUMLAH20
100
Sedangkan hasil identifikasi untuk mengetahui produk jasa pelayanan puskesmas
Wolio yang menjadi tolak ukur kami adalah berdasarkaan lima dimensi kualitas
jasa. Yaitu Reliability (bukti langsung), Reliability (keandalan), Responsiveness
(daya tanggap), Assurance (jaminan) dan Emphaty (empati).Gambaran tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2.2
Bukti langsung Pelayanan Puskesmas Wolio Tahun 2014
BUKTI LANGSUNG (X1)
P %
SS12
40
S17
56,7
TS 1 3,3
JUMLAH30
100
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa yang mengatakan sangat setuju 40 %
dan setuju 56,7 % tingginya respon positif menunjukan penyediaan pelayanan
puskesmas Wolio sudah baik.
Tabel 3.2.3
Kehandalan Pelayanan Puskesmas Wolio Tahun 2014
KEHANDALAN (X2) P %SS 8 32
S17
68
JUMLAH25
100
Berdasarkan data diatas Respon Pasien yang setuju terhadap kehandalan
pelayanan tenaga Medis 68 %, sedangkan yang mengatakan sangat seetuju 32 %.
Hal ini menunjukan bahwa tenaga kesehatan pada Puskesmas Wolio benar-benar
menjalankan pelayanan sesuai tuntutan profesinya.
Tabel 3.2.4
Jaminan Pelayanan Puskesmas Wolio 2014
JAMINAN (X3) P %SS 9 47,4
S10
52,6
JUMLAH19
100
Jaminan pelayanan kesehatan yang terdapat pada Puskesmas Wolio sudah
dikatakan baik.Hal ini dapat dilihat dari data diatas yaitu jumlah pasien yang
mengatakan sangat setuju 47,4 % dan pendapat masyarakat yang setuju 54,6 %
salahsatu faktor yang mendominasi baiknya respon masyarakat pada pelayanan
Puskesmas Wolio yaitu kejelasan tenaga kesehatan dalam menyampaikan informasi
kepada setiap pasien yang datang melakukan pengobatan.
Tabel 3.2.5
Daya Tanggap Tenaga Kesehatan Puskesmas Wolio Tahun 2014
DAYA TANGGAP (X4) P %
SS 430,8
S 969,2
JUMLAH13
100
Berdasarkan hasil kuesioner Daya Tanggap Tenaga Kesehatan pada
Puskesmas Wolio sudah terbilang baik.Hal ini tingginya tanggapan pasien yang
mengatakan setuju sekitar 69,2 % dan sangat setuju 30,8 %. Untuk meningkatkan
Pelayanan yang perlu di perhatikan di Puskesmas Wolio adalah Tenaga kesehatan
perlu memperkenalkan diri ketika pertama kali bertemu dengan pasien,perawat
menanggapi keluhan pasien dengan cepat,perawat memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan yang diajukan pasien,perawat melayani pasien dengan sopan
dan ramah.
Tabel 3.2.6
Perhatian/Empati Tenaga Kesehatan Puskesmas Wolio Tahun 2014
PERHATIAN/EMPATI (X5)
P %
SS 7 46,7S 8 53,3
JUMLAH15
100
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah di analisis,pasien yang merasa setuju
dengan pelayanan yang diberikan tenaga Medis pada puskesmas Wolio lebih tinggi
53,3 %, dibandingkan pada pasien yang merasa sangat setuju 46,7 %. Namun
kondisi ini.
BAB IVPENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan
pasien.ada Beberapa hubungan yang signifikan dalam pelayanan di puskesmas
antara lain,hubungan antara perawat dengan pasien,hubungan antara dokter
dengan pasien,dan hubungan petugas puskesmas dengan pasian.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan puskesmas terhadap tingkat
kepuasan pasien sesuai dengan Identifikasi di puskesmas Wolio ialah sikap
perawat ,perhatian dalam memberi informasi,dan ketepatan dalam mengurus
pasien.Salah satu faktor signifikan yang mempengaruhi hal tersebut ialah segi
pembayaran atau dapat dikatakan finansial dan komunikasi.
4.2 SARAN
Untuk itu diharapkan bagi tenaga kesehatan baik dokter,perawat,dan ahli
kesehatan lainnya di pukesmas maupun di layanan kesehatan lain agar
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kode etik yang
berlaku demi meningkatkan kualitas pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Perri,Potter.(2010).Foundamental Of Nursing.Edisi 7.Jakarta:Salemba Medika
Arsi Murti, 2013, “Pelayanan Prima dalam Konteks Pelayanan Publik”, dalam blog
UGM.ac.idAzrul Azwar, 1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan
Mubarok,Wahit Iqbal,dkk.(2006).ilmu keperawatan komunitas 2.Jakarta:Sagung Seto
Anonim.http://unmuhpnk.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Kepuasan Pasien.pdf.
(2011).”Kepuasan Pasien”.diakses dari 7 September 2012