makalah landasan_hub ortu keluarga dan masyarakat

19
1 Makalah HUBUNGAN ORANG TUA, KELUARGA, DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN Disusun guna memenuhi tugas akhir matakuliah Landasan Pendidikan Dosen Pengampu: Prof. Dr. Punaji Setyosari, M. Ed Oleh: Pendidikan Kimia Off. B Lita Novilia (130331811072) UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Upload: lita-novilia

Post on 26-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

1

Makalah

HUBUNGAN ORANG TUA, KELUARGA, DAN

MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas akhir matakuliah Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Punaji Setyosari, M. Ed

Oleh:

Pendidikan Kimia Off. B

Lita Novilia (130331811072)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Desember 2013

Page 2: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

2

DAFTAR ISI

HalamanSampul.................................................................................................... 1

Daftar Isi................................................................................................................ 2

I. Pendahuluan...................................................................................................... 3

A. Latar belakang.................................................................................................. 3

B. RumusanMasalah.............................................................................................. 4

C. Tujuan............................................................................................................... 4

II. Isi...................................................................................................................... 4

A. Hubungan Orang Tua Dalam Pendidikan......................................................... 4

B. Hubungan Keluarga Dalam Pendidikan........................................................... 6

C. Hubungan Madyarakat Dalam Pendidikan....................................................... 7

III. Penutup........................................................................................................... 9

A. Kesimpulan....................................................................................................... 9

IV. DaftarPustaka................................................................................................. 10

Daftar Pertanyaan dan Jawaban............................................................................. 11

Page 3: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak berhak menerima pendidikan, baik pendidikan secara formal

maupun nonformal. Tujuan pendidikan adalah untuk mendewasakan anak. Ki

Hajar Dewantara dalam Tri Pusat Pendidikan mengatakan bahwa lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan organisasi pemuda memberikan

peranan dalam pendidikan seorang anak.

Keluarga merupakan pusat utama pendidikan, dan membawa dampak besar

bagi psikologis, karakter, dan sikap anak. Keluarga merupakan faktor strategis

yang menentukan seperti apa anak tersebut nantinya. Sehingga diperlukan

pendidikan pada anak sejak dini sebagai dasar-dasar perilaku anak saat terjun ke

masyarakat. Namun, keluarga memiliki keterbatasan dalam segi pengetahuan.

Keterbatasan tersebut diatasi dengan adanya sekolah. Sekolah merupakan tempat

yang membantu keluarga dalam mendidik anak. Tujuan sekolah menurut Bobbitt

adalah membantu anak menyiapkan dan membekali agar siap dan memnuhi

kebutuhan masyarakat. Interaksi sosial yang ada di masyarakat sangat

mempengaruhi pola perkembangan anak. Sebagai contoh seorang anak dapat

belajar menghargai pendapat orang lain jika anak tersebut terbiasa berdiskusi,

bertukar pendapat dengan teman-temannya di sekolah.

Tidak hanya lingkungan keluarga dan sekolah yang memberikan pengaruh

dalam perkembangan seorang anak, lingkungan masyarakat di sekitar anak berada

juga memberikan dampak yang besar dalam perkembangan seorang anak. Seorang

anak yang tumbuh di dalam masyarakat perkotaan berbeda dengan anak yang

tumbuh di pedesaan.

Ketiga pusat pendidikan tersebut memiliki hubungan yang saling

mempengaruhi satu sama lain. Interaksi diantara ketiga pusat dengan pendidikan

anak haruslah menjadi perhatian, agar bangsa kita daapat mencetak generasi

penerus yang memiliki karakter, sikap, seperti yang tercantum dalam tujuan

pendidikan. Oleh karena pentingnya, keluarga, sekolah ,dan masyarakat dalam

pendidikan, maka dalam makalah ini membahas tentang hubungan orang tua,

keluarga, dan masyarakat dalam pendidikan.

Page 4: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dari

makalah ini antara lain:

1. Bagaimanakah hubungan orang tua dalam pendidikan?

2. Bagaimanakah hubungan keluarga dalam pendidikan?

3. Bagaimanakah hubungan masyarakat dalam pendidikan?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah,

maka tujuan dari makalah ini antara lain:

1. Mengetahui hubungan orang tua dalam pendidikan.

2. Mengetahui hubungan keluarga dalam pendidikan.

3. Mengetahui hubungan masyarakat dalam pendidikan.

II. ISI

A. Hubungan Orang Tua Dalam Pendidikan

Orang tua atau parent berasal dari bahas latin parēns yang berarti pengasuh

keturunannya. Menurut Thamrin Nasution, orangtua merupakan setiap orang yang

bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam

kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Orang tua memiliki dua

hubungan dengan anak yaitu hubungan biologis dan hubungan sosial. Hubungan

biologis orang tua dengan anak dapat terjalin melaui hubungan keturunan, selain

hubungan keturunan dapat juga melalui hubungan adopsi orang tua kepada anak

angkat berupa hubungan sosial.

Menurut Baumrind dalam Kopko (2007:01) parenting style atau gaya orang tua

dalam mengasuh anak dibedakan menjadi empat berdasarkan dua aspek perilaku

orang tua yaitu memberi kontrol dan kehangatan. Orang tua memberikan kontrol

kepada anak dengan mengatur perilaku dan sikap anak dalam menentukan

peraturan. Selain itu orang tua juga berperan dalam memberi kehangatan atau

kasih sayang kepada anak. Gaya orang tua dalam mengasuh anak dibedakan

menjadi:

Page 5: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

5

1. Authoritative Parents

Merupakan cara mengasuh dengan kehangatan yang membangun kepribadian

anak. Meskipun kontrol utama dipegang oleh orang tua, anak juga diberikan

kebebasan untuk berpendapat. Penelitian menunjukkan bahwa remaja dari orang

tua yang authoritative belajar bagaimana bernegosiasi dan terlibat dalam diskusi.

Mereka memahami bahwa pendapat mereka dihargai. Akibatnya, mereka lebih

kompeten dalam bersosialisasi, lebih bertanggung jawab, dan mandiri.

2. Autoritharian Parents (Otoriter)

Berbeda dengan orang tua authoritative yang mengutamakn diskusi dalam

keluarga, orang tua autoritharian tidak terlibat dalam diskusi dengan anak-anak

mereka dan menetapkan aturan keluarga yang tidak dapat diubah dan

diperdebatkan. Orang tua autoritharian percaya anak harus menerima, tanpa

pertanyaan dalam menentukan sebuah peraturan di keluarga. Penelitian

mengungkapkan bahwa anak-anak dari orang tua autoritharian belajar bahwa

aturan-aturan yang ditetapkan orang tua harus dipatuhi dengan disiplin yang ketat.

Akibatnya, anak bisa menjadi pemberontak dan tergantung dengan orang tua.

3. Permissive Parents

Orangtua Permisif sangat hangat, bahkan memanjakan anak mereka. Mereka

memanjakan dan pasif dalam mengasuh anak mereka, dan percaya bahwa cara

untuk menunjukkan cinta mereka kepada anaknya yaitu dengan menuruti segala

keinginan anak-anaknya. Orang tua yang permisif tidak dapat mengatakan tidak

kepada anaknya. Akibatnya anak diperbolehkan untuk menentukan segala

keputusan tanpa mempertimbangkan masukan orang tua. Selain itu anak juga

mengalami kesulitan dalam mengendalikan dirinya, menjadi anak dengan ego

yang tinggi dan dapat mengganggu perkembangannya dalam kehidupan sosial.

4. Uninvolved Parents

Merupakan gaya mengasuh yang tidak hangat dan lalai akan perkembangan

anaknya. Orang tua tidak peduli dengan apa kebutuhan anaknya dan dengan apa

yang dilakukan anaknya di sekolah atau di luar rumah. Orang tua merasa lelah,

frustasi, dan menyerah dalam mengatur anak-anaknya. Penelitian menjelaskan

bahwa anak dari orang tua dengan gaya mengasuh seperti ini sibuk dalam

Page 6: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

6

kehidupan mereka sendiri. Akibatnya, anak jadi bertindak sesuka hati sesuai

dengan keinginan mereka sendiri.

Dalam hubungannya dengan pendidikan, orang tua juga memiliki beberapa

peran diantaranya: (1) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak; (2)

Menjamin kehidupan emosional anak; (3) Memberikan dasar pendidikan sosial

anak; (4) Menanamkan pendidikan moral pada anak; (5) Meletakkan dasar-dasar

agama bagi anak.

B. Hubungan Keluarga Dalam Pendidikan

Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang

berarti "anggota", maksudnya adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang

yang masih memiliki hubungan darah

Dimensi keluarga dibedakan menjadi dimensi hubungan biologis dan dimensi

hubungan sosial. Dimensi hubungan biologis keluarga adalah kesatuan sosial yang

diikat dalam hubungan darah, sedangkan dimensi hubungan sosial adalah

kesatuan sosial yang diikat dalam hubungan dan interaksi saling mempengaruhi.

Dalam hubungan biologis, keluarga dibedakan menjadi keluarga inti dan keluarga

besar dimana keluarga inti terdiri dari bapak, ibu dan beberapa anak, sedangkan

keluarga besar merupakan gabungan beberapa keluarga inti. Keluarga inti

dibedakan menjadi:

1. Keluarga seimbang

Keluarga seimbang merupakan keluarga yang Harmonis antar anggota

keluarga. Memiliki orang tua yang proaktif, bertanggung jawab dan dapat

dipercaya. Adanya sikap saling menghormati antar anggota keluarga. Terdapat

aturan dan harapan yang ditetapkan secara bersama, serta melakukan musyawarah

dalam menghadapi masalah dalam keluarga.

2. Keluarga kuasa

Keluarga kuasa cenderung otoriter dalam mendidik anak. Orang tua bertindak

sebagai pengawas tertinggi dalam keluarga. Terdapat aturan dan ketetapan yang

ditetapkan oleh orang tua, anak wajib mematuhi dengan disiplin.Pengambilan

keputusan dalam keluarga dilakukan sepihak oleh orang tua tanpa melalui diskusi

antar anggota keluarga.

Page 7: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

7

3. Keluarga protektif

Keluarga protektif menekankan pada rasa saling menyadari perasaan satu sama

lain. Situasi dalam keluarga dibuat sekondusif mungkin untuk menghindari

ketidakcocokan antar anggota keluarga. Orang tua bertugas memberi dukungan,

perhatian, dan pedoman bagi aktivitas kegiatan. Segala kegiatan anak diatur penuh

oleh orang tua demi kebaikan anak-anaknya.

4. Keluarga kacau

Keluarga kacau merupakan keluarga yang kurang teratur, mendua dan sering

terjadi konflik. Orang tua kurang peka dan kurang perhatian terhadap

perkembangan anak-anaknya. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi tertekan

sehingga anak merasa bahwa tempat tinggal hanya sekedar tempat berteduh.

5. Keluarga simbiotis

Keluarga simbiotis merupakan keluarga yang berpusat pada anak dengan cara

berelasi dan memberikan perhatian kepada anak secara berlebih sehingga

menyebabkan kemandirian dan kedewasaan anak kurang. Orang tua

mengungkapkan rasa cintanya dengan menuruti semua kemauan anaknya.

Hubungan sosial dalam keluarga dibedakan menjadi keluarga psikologis dan

keluarga pedagogis. Keluarga psikologis merupakan sekumpulan orang yang

hidup bersama dan diantaranya ada hubungan dan interaksi yang saling

mempengaruhi. Sedangkan keluarga pedagogis merupakan persekutuan hidup

antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dalam pernikahan. Keluarga pedagogis

inilah yang dapat membentuk keluarga besar.

Menurut BKKBN, keluarga memiliki beberapa fungsi diantaranya: fungsi

agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi pendidikan,

fungsi ekonomi, fungsi reproduksi dan fungsi lingkungan.

C. Hubungan Masyarakat Dalam Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masyarakat adalah sejumlah

manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka

anggap sama. Masyarakat yang dimaksud adalah orang tua atau wali peserta didik,

anggota keluarga yang lain atau semua orang yang tinggal di sekitar lingkungan

sekolah.

Page 8: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

8

Masyarakat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu masyarakat pedesaan,

masyarakat pinggiran (marginal) dan masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan

memiliki karakter masyarakat dalam jumlah kecil (small community) dengan

penghasilan yang tidak terlalu besar. Masyarakat masih bersifat homogen dalam

agama, kebudayaan dan adat istiadat. Hubungan antara sekolah, masyarakat dan

orang tua sangat dekat sehingga jarang ditemui permasalahan serius pada peserta

didik. Di pedesaan, guru jarang mendapat tekanan dari orang tua peserta didik

Masyarakat pinggiran kota atau biasa disebut masyarakat marginal memiliki

karakter masyarakat dengan penghasilan lebih besar dibandingkan pedesaan.

Masyarakat lebih kompetitif dikarenakan mulai ada pengaruh berupa

perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulai timbul

masalah-masalah pada siswa sehingga pada masyarakat pinggiran biasanya guru

mulai mendapat tekanan dari orang tua atas hasil belajar peserta didik.

Masyarakat perkotaan dengan peradaban yang serba instan, memberikan

banyak pengaruh dalam perkembangan anak. Masyarakat perkotaan memiliki

karakteristik diantaranya masyarakat dalam jumlah banyak dan heterogen dari

segi sosial ekonomi, etnik, agama, dan kebudayaan. Masyarakat perkotaan

cenderung sibuk dengan kegiatannya masing-masing sehingga menyebabkan

hubungan antara sekolah, masyarakat dan orang tua jauh dan sering ditemui

permasalahan-permasalahan yang kompleks pada perkembangan anak.

Menurut Depdiknas, masyarakat memberikan beberapa peranan diantaranya:

1. Mitra pemerintah dalam mendukung terlaksananya pembelajaran

2. Memperluas akses pendidikan dan pekerjaan bagi peserta didik berkebutuhan

khusus

3. Membangun dan mengembangkan kesadaran akan hak peserta didik untuk

memperoleh pendidikan

4. Melakukan kontrol sosial akan kebijakan pemerintah tentang pendidikan.

5. Membantu mengidentifikasi peserta didik yang berkebutuhan khusus yang

belum bersekolah di lingkungannya

6. Sebagai tempat/wadah belajar bagi peserta didik.

7. Merupakan sumber informasi, pengetahuan dan pengalaman praktis.

Page 9: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

9

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Sekolah bertugas membantu

mendidik anak karena adanya keterbatasan pengetahuan yang diberikan keluarga.

Menurut Diaz (2005: 119) hubungan sekolah dengan keluarga dan masyarakat di

sekitarnya meliputi:

1. Communicating yaitu menjalin komunikasi dua arah antara sekolah dengan

orang tua dan sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah.

2. Parenting dimana orang tua dan masyarakat dibantu sekolah membimbing

anak dalam perkembangannya.

3. Student learning dimana orang tua memegang peran dalam menilai

pembelajaran anak yang dibantu oleh sekolah.

4. Volunteering dimana orang tua mendukung keputusan yang diberikan sekolah

dalam perkembangan anak.

5. School decision making and advocacy dimana sekolah bersama orang tua dan

masyarakat sebagai pembuat keputusan demi perkembangan dan pendidikan

anak.

6. Colaborating, antara sekolah, orang tua dan masyarakat diperlukan adanya

kolaborasi dalam pendidikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang harus dilakukan orang tua, sekolah

dan masyarakat adalah menjalin komunikasi dengan baik untuk mengetahui

perkembangan anak-anak.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hubungan orang tua dalam pendidikan adalah (1) Sebagai pengalaman pertama

masa kanak-kanak; (2) Menjamin kehidupan emosional anak; (3) Memberikan

dasar pendidikan sosial anak; (4) Menanamkan pendidikan moral pada anak;

(5) Meletakkan dasar-dasar agama bagi anak.

2. Hubungan keluarga dalam pendidikan meliputi fungsi agama, fungsi sosial

budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi,

fungsi reproduksi dan fungsi lingkungan.

Page 10: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

10

3. Hubungan masyarakat dalam pendidikan meliputi aspek communicating,

parenying, student learning, volunteering, shool decision making amd

advocacy, dan collaborating.

IV. DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2010. Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (P3K).

Semarang: BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.

Diaz, Carlos F, Carol Marra P and Eugine F. 2006. Touch The Future, Teach!

USA: Pearson.

Kopko, Kimberly. 2007. Parenting Style and Adolescents. USA: Cornell

University.

Page 11: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

11

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

Nama : Ika Farida

NIM : 130331811076

Pertanyaan:

1. Bagaimana pendapat Anda tentang penyandang cacat dalam mengenyam

pendidikan namun dikucilkan masyarakat?

Jawaban:

1. Ya memang benar bahwa kenyataan di masyarakat yang mengucilkan siswa

dengan keterbatasan, hal tersebut menimbulkan masyarakat yang tidak kondusif,

maka yang seharusnya dilakukan masyarakat adalah memberikan kontrol yang

baik sesuai dengan peran masyarakat dalam pendidikan.

Sebagai contoh di Amerika Serikat memliki Undang-Undang “No Child Left

Behind” dimana semua siswa baik siswa normal maupun siswa dengan

keterbatasan harus mengenyam pendidikan, siswa dengan keterbatasan

diperolehkan mengikuti pelajaran di kelas umum, peran guru adalah membantu

siswa dengan keterbatasan tersebut.

Nama : Teguh Santoso

NIM : 130331811092

Pertanyaan:

1. Bagaimana pendapat Anda tentang masyarakat yang memandang remeh

pendidikan. Bagaimana menanggapinya?

Jawaban:

1. Wali kelas sebagai penanggung jawab siswa di sekolah mengcover siswa dan

orang tua, melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua, selain itu adanya

guru BK yang digunakan untuk selalu membimbing siswa tentang pentingnya

pendidikan, bisa juga dilakukan kunjungan rutin wali kelas ke rumah siswa untuk

menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa.

Lagi pula saat ini pemerintah begitu mendukung kemajuan pendidikan, adanya

sekolah-sekolah gratis dari jenjang SD-SMP dan SMK dapat mendukung semua

Page 12: Makalah Landasan_Hub Ortu Keluarga Dan Masyarakat

12

anak untuk mengenyam pendidikan, jadi tidak ada alasan untuk tidak mendapat

pendidikan.

Nama : Ulya Lathifa

NIM : 130331811070

Pertanyaan:

1. Dewasa ini terdapat kasus free sex di kalangan pelajar yang menyebabkan

hamil di lluar nikah, bagaimana jika pelajar yang hamil di luar nikah tersebut

menjelang Unas, apa solusi yang terbaik?

Jawaban:

1. Dari sisi orang tua bukan menjatuhkan dan mempersalahkan anak, namun

memberi motivasi untuk terus belajar menjelang Unas. Dari pihak sekolah

memiliki peraturan yang tertulis mengenai siswa yang hamil di luar nikah.

Pilihannya dipindahkan atau diijinkan mengikuti Unas sesuai dengan peraturan

sekolah masing-masing, yang jelas sekolah harus memberikan kondisi yang terus

memotivasi siswa tersebut, jangan malah mengucilkan dan menyalahkan siswa

tersebut. Dan masyarakat seharusnya memberikan keadaan yang baik, keadaan

yang tidak mengucilkan siswa di masyarakat. Selain itu. Juga diperlukannya

psikolog untuk membantu pemulihan jiwa siswa yang hamil di luar nikah/