makalah kontroversi pelaksanaan un ditinjau dari landasan hukum pendidikan

11

Click here to load reader

Upload: ibnu-sunoto

Post on 26-May-2015

7.810 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Kontroversi Ujian Nasional Ditinjau Dari Landasan Hukum Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

1

KONTROVERSI PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DITINJAU DARI

LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN

Oleh: Ibnu Fazar

[email protected]

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya secara implisit pendidikan pada

hakikatnya bertujuan untuk membentuk peserta didik yang paripurna. Dalam

Undang Undang tentang Sistem pendidikan Nasional ini juga dikatakan bahwa di

seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia pendidikan harus

memenuhi kriteria minimal yakni memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan yang

diatur lebih lanjut pada peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah dengan mengadakan

evaluasi pembelajaran secara nasional dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Ujian

Nasional (UN) merupakan program evaluasi yang berfungsi selektif, yaitu untuk

memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah. Ujian Nasional

(UN) juga merupakan bentuk penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang

bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata

pelajaran tertentu yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk

pemetaan mutu program dan satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang

pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari program dan satuan

pendidikan, dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan

dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan (PP No 19 Tahun 2005).

Page 2: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

2

Namun kenyataan yang terjadi dilapangan sungguh berbeda bahkan

ironis. Pendidikan yang semula diharapkan menjadi bekal buat membangun

masyarakat Indonesia baru yang tercerahkan justru sebaliknya menjadi cobaan

yang justru membuat bangsa ini kian terpuruk. Sejalan dengan kenyataan itu,

keberhasilam pembangunan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita

dalam mengelola pendidikan. Begitu juga dengan pelaksanaan Ujian Nasional

(UN) yang pada dasarnya bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian

Standar Nasional Pendidikan.

Namun, apakah Ujian nasional (UN) yang dilaksanakan selama ini sudah

memenuhi standar yang ada sesuai Prosedur Operasi Standar (POS) yang

dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ? Sementara kita

membaca dan melihat di media massa maupun media elektronik ketika UN

dilaksanakan begitu banyak beredar kunci jawaban melalui SMS yang notabene

tidak jelas darimana sumber kunci jawaban tersebut. Apakah pelaksanaan UN

yang demikian mampu mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang

sebenarnya ?

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa keterkaitan hubungan antara pelaksanaan Ujian Nasional dengan

landasan hukum pendidikan.

2. Apa dampak yang ditimbulkan pelaksanaan Ujian Nasional.

3. Bagaimana mengatasi ketimpangan yang terjadi pada pelaksanaan

Ujian Nasional terhadap tujuan pendidikan.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang kontroversi pelaksanaan

Ujian Nasional (UN) ditinjau dari landasan pendidikan yaitu :

1. Mengetahui keterkaitan hubungan antara pelaksanaan Ujian Nasional

Page 3: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

3

dengan landasan hukum pendidikan.

2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan pelaksanaan Ujian Nasional.

3. Mencari solusi bagaimana upaya mengatasi ketimpangan yang terjadi

pada pelaksanaan Ujian Nasional terhadap tujuan pendidikan.

D. Manfaat

Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap

perbaikan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sehingga sesuai dengan tujuan

pelaksanaan Ujian Nasional (UN) itu sendiri, yaitu mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional

Pendidikan sesuai dengan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar

penilaian pendidikan.

Page 4: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum Pelaksanaan Ujian Nasional

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) merupakan evaluasi yang dilakukan

oleh pemerintah yang harus memenuhi standar penilaian pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar

peserta didik, dalam pelaksanaannya mempunyai landasan hokum yang kuat,

yaitu :

1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pada pasal 35 ayat 1 berisi tentang 8 Standar Nasional

Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kemudian berkenaan dengan standar penilaian lebih lanjut pada pasal 58

ayat 2 berbunyi “Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program

pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,

transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional

pendidikan.”

2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005. Ketentuan terkait standar

nasional pendidikan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah No 19

Tahun 2005 yang menjelaskan secara rinci kedelapan standar nasional

pendidikan. Salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang

mempunyai kaitan dengan pelaksanaan ujian nasional adalah standar

penilaian pendidikan. Pada pasal 63 ayat 1 PP No 19 Tahun 2005

menjelaskan tentang penilaian pendidikan pada jenjang dasar dan

menengah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian

hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh

pemerintah. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63

ayat (1) butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan

secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian

Page 5: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

5

nasional. Selanjutnya pada pasal 68 berbunyi “Hasil ujian nasional

digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu

program dan/atau satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang

pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program

dan/atau satuan pendidikan; d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada

satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu

pendidikan”.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 3 tahun 2013 tentang

Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan

penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah/pendidikan kesetaraan dan ujian

nasional. Pada pasal 2 berbunyi “Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan

pendidikan setelah: a.menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b.memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran yang terdiri atas: 1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia; 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3)

kelompok mata pelajaran estetika; dan 4) kelompok mata pelajaran

jasmani, olah raga, dan kesehatan; c. lulus Ujian S/M/PK untuk kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. lulus UN.

Selanjutnya pada pasal 15 berbunyi “BSNP menyelenggarakan UN bekerja

sama dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah, pemerintah

propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.”

Dengan demikian ujian nasional memiliki dasar hukum yang kuat dan di

akui oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Tujuan Penyelenggaraan Ujian Nasional

Ujian nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan

menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah

yang dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan dalam hal ini Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) yang memiliki tugas dan tanggungjawab,

diantaranya adalah melakukan sosialisasi penyelenggaraan UN, menetapkan kisi-

kisi soal berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL), menyusun dan merakit

Page 6: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

6

soal, menjamin mutu soal, menyiapkan master naskah soal, melakukan penskoran

hasil UN, mendistribusikan hasil UN ke provinsi, mengkoordinasikan kegiatan

pemantauan UN, menganalisis data hasil UN, mengevaluasi dan melaporkan

pelaksanaan UN kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Adapun tujuan ujian nasional adalah menilai pencapaian kompetensi

lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut PP nomor 19

tahun 2005 pasal 68 hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu

pertimbangan untuk :

a) Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan.

b) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

c) Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan

pendidikan.

d) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan

dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

C. Kelebihan dan Kelemahan Ujian Nasional

Ujian Nasional pertama kali diperkenalkan tahun ajaran 2002/2003

dengan istilah Ujian Akhir Nasional (UAN). Kemudian dari tahun ajaran

2004/2005 berubah menjadi Ujian Nasional (UN) hingga sekarang. Dari kurun

waktu pelaksanaan yang sudah sekian tahun dapat dilihat apa kelebihan dan

kekurangan dari pelaksanaan ujian nasional tersebut.

Adapun kelebihan yang diperoleh dengan dilaksanakannya ujian nasional

antara lain :

a) Dapat menggambarkan indikator kondisi pendidikan di Indonesia

secara umum, artinya lembaga pendidikan internasional

(UNESCO dll) dapat mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia

melalui UN.

b) Dapat memacu sekolah, dinas pendidikan (propinsi dan kab/kota)

untuk berkompetisi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

c) Dapat memotovasi guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas

pembelajaran, sehingga guru senantiasa meningkatkan

Page 7: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

7

kompetensinya untuk menuju guru yang profesional.

d) Dapat memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga mampu

meraih nilai ujian nasional yang tinggi. Artinya disini dengan

dilaksanakannya ujian nasional dapat membelajarkan siswa

sehingga mampu berkembang secara optimal dalam

mengembangkan potensinya.

Di samping kelebihan tersebut di atas, pelaksanaan ujian nasional juga

banyak memiliki kelemahan antara lain :

a) Pelaksanaan ujian nasional bertentangan dengan prinsip penilaian

pada kurikulum yang berlaku dimana penilaian menekankan

penilaian yang otentik (autentic assesment) yaitu penilaian saat

proses pembelajaran berlangsung yang pelaksanaannya

diserahkan kepada sekolah/ guru sesuai dengan kondisi sekolah

yang ada.

b) Adanya standar nilai ujian nasional yang sama di seluruh

Indonesia, sementara kondisi sekolah baik sarana prasarana, guru,

input siswa di setiap daerah terdapat perbedaan yang sangat

signifikan.

c) Dengan dilaksanakannya nilai ujian nasional sebagai salah satu

syarat kelulusan akan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat.

Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa tingginya

nilai ujian nasional di sekolah atau daerah masih dianggap

sebagai gambaran kualitas pendidikan disekolah/ daerah tersebut.

d) Adanya pemborosan anggaran biaya penyelenggaraan

pendidikan, karena pelaksanaan ujian nasional menghabiskan

dana yang tidak sedikit mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga

evaluasi.

e) Ujian nasional merupakan penilaian yang sifatnya sesaat dan

hanya menilai aspek kognitif saja, namun menentukan kelulusan.

Hal ini bertentangan dengan penilaian berbasis kelas (PBK) yang

menitikberatkan penilaian selama proses pembelajaran

berlangsung.

Page 8: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

8

D. Pro Kontra Pelaksanaan Ujian Nasional

Dari kelebihan dan kelemahan tersebut di atas memicu munculnya pro-

kontra dan protes terhadap pelaksanaan ujian nasional dari berbagai kalangan

yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, adanya perbedaan yang tinggi tentang mutu sekolah baik dalam

satu daerah maupun antar daerah. Realitas di lapangan menunjukan mutu sekolah

berbeda-beda, baik dari aspek siswa, guru, fasilitas, sumber dana, maupun

manajemen. Dengan perbedaan ini tentu kurang bijaksana kalau diterapkan

standar yang sama untuk persyaratan kelulusan. Seharusnya Depdiknas

menetapkan standar kelulusan yang berbeda dengan memperhatikan kondisi riil

daerah dan sekolah.

Kedua, hasil ujian nasional yang hanya menguji beberapa mata pelajaran

dan hanya bersifat kognitif tidak serta merta dapat dijadikan indikator tentang

mutu pendidikan. Kalangan yang menolak ujian nasional berpandangan bahwa

untuk mengukur standar mutu pendidikan harus dilihat struktur pendidikan secara

menyeluruh termasuk non-akademis, proses dan input pendidikan. Meningkatkan

standar mutu pendidikan tentu tidak sesederhana hanya dengan meningkatkan

angka standar kelulusan.

Ketiga, hasil ujian nasional selama ini tidak ada tindak lanjutnya. Para

praktisi pendidikan, terutama guru selama ini kurang merasakan adanya manfaat

nyata dari ujian nasional, terutama dalam hal peningkatan kualitas mengajar.

Ujian nasional lebih sekedar kegiatan rutin tahunan. Seharusnya pasca ujian

nasional dilakukan pelatihan intensif terhadap guru bidang studi yang siswanya

banyak yang gagal dalam ujian nasional.

Keempat, ujian nasional di SMA/SMK kurang mempunyai relevansi

dengan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Siswa SMA yang

dinyatakan lulus dengan nilai ujian nasiona yang tinggi tetap harus ikut seleksi

untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Sepertinya tidak ada koordinasi antara

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Pendidikan Tinggi. Pihak

Perguruan Tinggi sepertinya “tidak percaya” dengan hasil ujian nasional yang

diselenggarakan manajemen pendidikan dasar dan menengah. Padahal dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Page 9: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

9

Pendidikan pasal 68 dinyatakan bahwa hasil ujian nasional digunakan sebagai

salah satu pertimbangan untuk dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

E. Ujian Nasional dan Mutu Pendidikan

Pro kontra seputar ujian nasional tidak seharusnya terjadi kalau semua

pihak saling memahami dan menempatkan ujian nasioinal secara proporsional.

Pihak pemerintah melalui Depdiknas harus merancang sistem ujian atau penilaian

yang sistematis, bertahap dan berkelanjutan. Sistem penilaian harus dapat

difungsikan untuk mendeteksi potensi dan kompetensi siswa sekaligus bisa

memetakan kompetensi guru dalam keberhasilan pembelajaran di kelas.

Hasil ujian nasional juga harus ditindaklanjuti dengan berbagai program

yang dapat meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif. Sistem penilaian

ujian nasional harus mampu: memberi informasi yang akurat; mendorong siswa

untuk belajar; memotivasi guru dalam pembelajaran; meningkatkan kinerja

lembaga; dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan sistem penilaian yang

demikian diharapkan secara berangsur-angsur mutu pendidikan di tanah air akan

meningkat.

Di lain pihak, para praktisi pendidikan di lapangan, terutama guru dan Kepala

Sekolah harus meningkatkan kompetensi dan kinerjanya, sehingga kualitas

pembelajaran di kelas akan meningkat dan pada gilirannya akan meningkatkan

mutu pendidikan. Dengan demikian berapapun standar kelulusan yang akan

ditetapkan pemerintah akan selalu siap, tanpa ada rasa takut dan kaget.

Di sisi lain pula para siswa dan orang tua juga akan tumbuh kesadaran

bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan harus ditempuh dengan kerja keras,

sehingga anggapan dalam ujian pasti lulus 100% hilang dari pikiran mereka.

Kalau semua pihak sudah pada pemikiran, kesadaran, dan tindakan yang sama,

maka mutu pendidikan di Indonesia perlahan-lahan namun pasti akan meningkat.

Page 10: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Ujian nasional masih perlu dilaksanakan agar gambaran riil pendidikan di

Indonesia dapat diketahui dan dapat memotivasi daerah/sekolah untuk senantiasa

meningkatkan kualitas sehingga mencapai 8 Standar nasional pendidikan sesuai

dengan PP nomor 19 tahun 2005. Namun yang perlu diperbaiki adalah

pelaksanaannya sehingga UN yang dilaksanakan benar-benar dapat mencapai

tujuan UN itu sendiri dan tujuan pendidikan nasional yaitu mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B.Saran

Untuk mengefektifkan pelaksanaan ujian nasional, maka perlu dilakukan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Pemerintah memfasilitasi guru mata pelajaran yang diujikan

untuk meningkatkan kompetensi mereka

2. Pemerintah membuat konsep ujian nasional yang bukan hanya

menitik beratkan pada ranah kognitif saja tetapi juga ranah afektif

dan psikomotorik.

3. Komponen sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, staf tata usaha,

peserta didik dan wali murid peserta didik bekerja sama dalam

persiapan menghadapi ujian nasional.

4. Nilai ujian nasional dapat dijadikan salah satu syarat kelulusan,

namun perlu adanya grade (tingkatan) standar kelulusan di setiap

daerah. Kelulusan bisa dikategorikan berdasarkan hasil akreditasi.

Sekolah dengan akreditasi A memiliki standar kelulusan yang

bebeda dengan sekolah dengan akreditasi B.

Page 11: Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

11

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara

Basaruddin, Chan. Ujian Nasional Untuk Apa ? http://edukasi.kompas.com

diakses 10 November 2013.

Darmaningtyas. 2005. Pendidikan Rusak-Rusakan. Yogyakarta : LKiS

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik,

Implementasi dan Inovasi. Bandung : Remaja Rosda Karya

_________, Konvensi, Justifikasi Ujian Nasional ? http://www.suaramerdeka.com

diakses tanggal 10 November 2013.