kontroversi bunga dan riba (1)

31
Bunga dan Riba: Perdebatan yang Sudah Berakhir (1) Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Upload: islamic-economic

Post on 10-Jul-2016

17 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Kontroversi Bunga dan

Riba: Perdebatan yang Sudah Berakhir (1)

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 2: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Suku BungaSuku bunga atau tingkat bunga biasanya memiliki peran

terbentuknya harga yang terdapat di pasar uang dan modal.

Tingkat bunga memiliki fungsi alokatif dalam perekonomian

khususnya dalam penggunaan uang atau modal.

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 3: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Lanjutan.........Bunga merupakan tanggungan pada pinjaman uang, yang

biasanya dinyatakan dengan persentase dari uang yang

dipinjamkan.

Bunga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar atau

dikalkulasikan untuk penggunaan modal.

Jumlah bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase

dengan sejumlah pinjaman atau modal tertentu. Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 4: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Permasalahan Pokok Perekonomian

Pertama, berapa banyak faktor produksi yang harus

digunakan/dialokasikan untuk menghasilkan beberapa barang yang

berbeda pada waktu/saat yang bersamaan

Kedua, masalah alokasi penggunaan faktor produksi untuk

menghasilkan barang yang akan digunakan sekarang atau di kemudian

hari

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 5: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Pilihan Waktu

Tradisi Keputusan Pemerintah Pilihan Individu

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 6: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

RIBAEkonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 7: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Sejarah RibaBagi agama non islam terutama bagi orang – orang Yahudi, mereka juga mengenal apa

yang disebut dengan riba.

Salah satu perbedaan pengetian dengan para kaum muslim adalah, orang Yahudi

melarang Riba hanya pada golongan kaum Yahudi/ sesama, kemudian meraka

menghalalkan riba jika dilakukan kepada bukan orang Yahudi

Riba itu sendiri sebenarnya sudah ada pada zaman Nabi Musa setelah beliau berhasil

membebaskan perbudakaan dari Fir’aun

Pada masa itu mulai ada praktik – praktik riba’ dikarenakan hidup meraka yang penuh

kesenangan dan akhirnya mengalami kejatuhan pada masa Nabi Isa Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 8: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Bangsa Yahudi merupakan bangsa dimana mereka memiliki reputasi yang

sangat bagus tentang bisnis pembungaan uang baik itu terdapat pada lembaga

perbankan atau lembga non perbankan.

Sedangkan pada umat nasrani telah terpampang jelas bahwa mereka

mengharamkan riba bagi semua orang tanpa terkecuali tanpa membedakan

agama.

Yang menjadikan riba dewasa ini mulai mendapatkan perlakuan yang berbeda

ketika para kaum periba berusaha menghalalkan riba dengan motif haruslah

ada biaya administrasi dan organisasi dalam setiap transaksi ekonomi.Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 9: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Larangan RibaSalah satu sumber penting peningkatan kekayaan yang tidak diperbolehkan adalah

menerima keuntungan moneter dalam sebuah transaksi bisnis tanpa memberikan

suatu imbalan yang setimpal yang adil

Larangan riba yang diturunkan dalam Al-Quran tidak serta merta dengan nada yang

mendoktrin, kaku dan cenderung otoriter akan tetapi dengan bahasa yang halus,

santun dan mudah dimengerti tanpa mengurangi esensi dari pengetian riba itu

sendiri.

Pertama, diturunkannya surat (Ar’Ruum : 39) menyatakan bahwa bunga akan

menjauhkan keberkahan Allah dalam kekayaan, sedangkan sedekah akan

meningkatkannya keberkahan atas kekayaan yang dimiliki Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 10: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Kedua (An-Nisa: 161), mulai berisi mengutuk dengan keras praktik riba’, seirama dengan

larangannya pada kitab – kitab terdahulu. Dalam hal ini Allah mensejajarkan orang yang

mengambil riba sama dengan mereka yang mengambil kekyaan orang lain dengan cara

tidak benar dan Allah mengancam dengan siksa yang pedih

Ketiga (Ali-Imran : 275 – 281); kaum muslimin jika menginginkan kesejahteraan maka

mereka harus menjauhi riba’

Keempat (Al-Baqarah : 275 – 281); dalam hal ini mengutuk keras riba’, menegaskan

perbedaan yang jelas antara perniagaan dan riba dan menuntut kaum muslimin agar

menghapuskan seluruh utang piutang yang mengandung riba, menyerukan meraka agar

mengambil pokoknya saja, dan mengikhlaskan kepada peminjam yang mengalami kesulitan.

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 11: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

RibaSelama ini hampir setiap manusia mengatakan bahwa, ketika berbicara mengenai

riba maka tidak akan lepas dari pandangan ekonomi islam.

Akan tetapi sebenarnya ketika berbicara riba bukan hanya umat Islam saja yang

melarang akan tetapi non muslim dalam hal ini dunia Kristen pun melarang apa

yang dimaksud dengan riba.

Riba itu sendiri semakin menyebar ke berbagai negara dan penyebarannya sulit

sekali diberantas sehingga pemerintah biasa melakukan pembatasan dan

pengaturan tentang pembungaan uang.Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 12: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Arti Riba’Riba secara literal berarti bertambah, berkembang atau tumbuh.

Akan tetapi tidak semua penambahan atau pertumbuhan itu dilarang oleh

Islam.

Menurut pengertian syariah, riba secara teknis mengacu kepada pembayaran

premi yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman

disamping pengembalian pokok sebagai syarat pinjaman atau perpanjangan

jatuh tempo. Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 13: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

RibaTambahan terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang piutang

yang harus diberikan terutang kepa pemilik uang pada saat utang jatuh

tempo

Riba ini berlangsung begitu pesat dikalangan Yahudi dan juga berlangsung

juga di Arab sebelum datangnya agama Islam.

Pada zaman dulu ditetapkan riba oleh kaum masyarakat Barat dikarenakan

belum mapannya kondisi pasar keuangan sehingga penguasa harus

menetapkan suatu tingkat bunga yang dianggapnya wajar Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 14: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Hal yang Menjadi Diskusi dan Dipertentangkan

Riba dewasa ini dipertentangkan pengertiannya dengan zakat.

Riba dikatakan tidak menambah sesuatu nilai tambah dalam pandangan

Allah.

Dalam pandangan konvensional dikatakan dalam dunia riil, riba akan

menambah nilai pada kekayaan seseorang.

Zakat yang diberikan kepada orang lain secara teori hanya mampu

memberikan tambahan amalan/ paha seseorang akan tetapi akan

mengurangi harta seorang pemberi zakat Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 15: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Tahapan Ekonomi Moneter Islam

Teori – teori keuangan moneter dalam Islam tidak kaku seperti yang selama

ini dikabarkan, dalam hal riba untuk mengatakan riba tersebut haram

terdapat tiga tahapan;

1. Transaksi jual beli itu tidak sama dengan riba

2. Perdagangan diperbolehkan, sedangkan riba itu diharamkan

3. Mereka yang mendengarkan ayat larangan riba, segera harus berhemti,

tanpa mengembalikan riba yang telah ditarik Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 16: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Macam – Macam Riba dan Hukumnya

Riba Fadl, adalah riba yang berlaku pada jual beli yang didefinisikan oleh para

ulama fiqh dengan “kelebihan pada salah satu harta sejenis yang

diperjualbelikan dengan ukuran syarak”.

Syarak adalah timbangan atau ukuran tertentu.

Riba fadl, biasanya lebih sering terjadi pada perdagangan yang sifatnya barter.

Contohnya, satu kilogram beras dijual dengan seperempat kilogram. Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 17: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Riba FadlRiba yang dilibatkan pada transaksi pembelian dari tangan ke tangan dan

penjualan komoditas.

Terdapat enam komoditas yang termasuk dalam golongan riba fadl yaitu; emas,

perak, gandum, jelai, kurma, garam.

Emas dan perak merupakan komoditas yang dapat mewakili uang pada saat itu

Sedangkan empat lainnya merupakan barang kebutuhan pokok, dapat dimakan,

tahan lama dimana dapat menimbulkan riba’ dan biasanya pada zaman dahulu

keempat komoditas ini digunakan sebagai pengganti uangEkonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 18: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Riba Nasi’ahIstilah nasi’ah berasal dari arti menunda, menangguhkan atau

menunggu dan mengacu kepada waktu yang diberikan bagi pengutang

untuk membayar kembali utang dengan memberikan tambahan atau

premi.

Larangan riba nasi’ah mengandung implikasi bahwa penetapan suatu

keuntungan positif di depan pada suatu pinjaman sebagai imbalan

karena menunggu, menurut syariah tidak diperbolehkan.Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 19: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Apabila waktu jatuh tempo sudah tiba, ternyata orang yang berutang tidak

sanggup membayar utang dan kelebihannya, maka waktunya bisa diperpanjang

dan jumlah utang bertambah pula.

Pelarangan riba’ an-nasi’ah mempunyai pengertian bahwa penetapan

keuntungan positif atas uang yang harus dikembalikan dari suatu pinjaman

sebagai imbalan karena menanti, pada dasaranya tidak diizinkan oleh syari’ah

Menurut syariah, waktu tunggu selama pembayaran kembali pinjaman tidak

dengan sendirinya memberikan justifikasi atas keuntungan positif yang

dimaksudEkonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 20: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Riba, Bunga dan BankPerkembangan riba’ menuju bunga tidak terelepas dari perkembangan

lembaga keuangan khususnya perbankan

Timbulnya lembaga keuangan tidak lain karena kebutuhan modal untuk

membiayai industri dan perdagangan, dimana biasanya modal didapat

dari para pedagang.

Pelopor dari pendiri bank adalah kaum Yahudi yang kemudian diikuti

oleh orang – orang pribumi Italia. Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 21: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Kebutuhan modal bagi pengembangan

usaha

Muncullah bank sebagai lembaga

keuangan bagi yang membutuhkan

kreditPada awalnya kredit

hanya untuk keperluan usaha,

akan tetapi kemudian bank

mendifersifikasikan menjadi kredit

konsumsi, produksi, perdaganganUntuk kredit

konsumsi biasaya perbankan mau

memberikan kredit ketika terdapat

jaminan

Pada akhirnya sebenarnya yang menjadi sasaran pihak perbankan adalah orang –

orang kaya bukan orang – orang miskin

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 22: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Bank harus mengenakan ongkos kepada peminjam, dan harus

membayar ongkos kepada nasabah

Hal tersebut biasa disebut dengan modal murni, yaitu

tingkat bunga nominal dikurangi beberapa biaya ongkos

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 23: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Beban dan Resiko Meminjam dan Menyimpan Uang di

PerbankanPertama, akan kehilangan kesempatan memanfaatkan uangnya, baik

untuk keperluan usaha maupun konsumsi.

Kedua, nilai uang bisa turun, apalagi jika terjaadi inflasi ataupun

aktifitas ekonomi ekonomi lainnya yang mengakibatkan nilai uang

berfluktuasi tidak menentu.

Ketiga, pemilik uang juga menanggung resiko uang tidak kembali.Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 24: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Pendapat dan Tanggapan Tentang Bunga Bank Tidak

Sama Dengan RibaPendapat Imam Akbar Syekh Mahmud Syaltut adalah “pinjaman

berbunga diperbolehkan bila sangat dibutuhkan”

Fatwa ini muncul ketika beliau ditanya tentang kredit yang berbunga

dan kredit suatu negara dari negara lain atau perorarangan. Juga

ditanya mengenai saham dan surat – surat berharga

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 25: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Pendapat Syeh Rasyid Ridla, bahwa beliau membenarkan kaum muslimin mengambil

hasil bunga dari penduduk negeri yang kafir terutama dari golongan kafir harbi, yang

mana kafir harbi adalah seseorang yang membahayakan kaum muslim.

Terdapat pendapat bahwa “tidak termasuk dalam pengertian riba, jika seseorang

memberikan kepada orang lain harta (uang) untuk diinvestasikan sambil menetapkan

kadar tertentu (persentase) baginya dari hasil usaha tersebut, karena dianggap

menguntungkan bagi pemilik dan peminjam harta

Sedangkan riba yang diharamkan yang merugikan salah seorang tanpa sebab, kecuali

keterpaksaannya, serta menguntungkan pihak lain tanpa usaha, kecuali melalui

penganiayaan dan ketamaan. Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 26: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Beberapa Pendapat Ulama Tentang Suku Bunga

1. Dalam keadaan – keadaan darurat bunga halal hukumnya.

2. Hanya bunga yang berlipat ganda saja yang dilarang, adapun suku bunga yang

“wajar” dan tidak mendhalimi diperkenankan.

3. Lembaga keuangan bank, demikian juga lembaga keuangan non bank sebagai

lembaga hukum.

4. Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan bunga dilarang, adapun

yang produktif tidak demikian.

5. Bunga diberikan sebagai ganti rugi atas hilangnya kesempatan untuk memperoleh

keuntungan dari pengelolaan dana tersebut. Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 27: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

6. Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang – barang lainnya

sehingga dapat disewakan atau diambil upah atas pengunaannya.

7. Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan

menyusutnya nilai uang atau daya beli uang itu.

8. Jumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang

sama pada suatu masa nanti, oleh karena itu bunga diberikan untuk

mengimbangi penurunan nilai atau daya beli beli uang

9. Bunga diberikan sebagai imbalan atas pengorbanan tidak/ berpantang

menggunakan pendapatan yang diperoleh.Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 28: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Pendapat 1 -3 meruapakan pendapat ulama islam yang mereka putus

asa akan kemungkinan dapat dioperasionalkannya secara murni bank

syariah di Indonesia

Kebanyakan ulama khawatir apabila umat islam menjauhi bank

keadaan ekonomi mereka tidak akan semakin bertambah maju.

Sedangkan pendapat 4 - 9 sebenarnya merupakan pendapat ahli

ekonomi barat yang belum mengetahui tentag berita bahwa imbalan

bunga dapat diganti dengan agi hasil yang lebih adilEkonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 29: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Bagimana Penetapan Bunga Bank yang Terdapat di Lembaga

Keuangan Indonesia?Fatwa Majelis Ekonomi Muhammadiyah menyatakan bahwa bunga bank yang

ditetapkan di bank – bank pemerintah tidak termasuk riba.

Fatwa tersebut mempunyai alasan bahwa penetepan suku bunga di bank

pemerintah, biasanya telah disepkati oleh para wakil rakyat.

Akan tetapi biasanya lembaga keuangan yang bukan milik pemerintah biasanya

menerapakan bunga yang semakin tinggi, yang pada akhirnya dapat menyengsarakan

debitur maka penetapan bunga ini yang termasuk riba.Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 30: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Penerapan Sistem Bunga Pada Bank Konvensional

• Tingkat suku bunga dikatakan menarik apabila:

1. Lebih tinggi dari tingkat inflasi, karena pada tingkat bunga yang rendah, dana yang

disimpan nilainya akan habis dikikis inflasi.

2. Lebih tinggi dari bunga riil di luar negeri karena pada tingkat bunga yang rendah

dengan dianutnya sistem devisa bebas, dana – dana besar akan lebih

menguntungkan untuk disimpan di luar negeri.

3. Lebih bersaing di dalam negeri, karena penyimpan dana akan memilih bank yang

paling tinggi menawarkan tingkat bunga simpanannya dan memberikan berbagai

jenis hadiahEkonomi SyariahFakultas Agama Islam

Page 31: Kontroversi Bunga Dan Riba (1)

Penyebab Sistem Bunga yang Selalu Disamakan Dengan Riba

1. Mengakumulasikan dana untuk keuntungannya sendiri.

2. Bunga adalah konsep biaya yang digeserkan kepada penanggung berikutnya.

3. Menyalurkan hanya kepada mereka yang mampu.

4. Penanggung terakhir adalah masyarakat.

5. Meng-nonaktifkan kebijakan stabilitas ekonomi dan investasi.

6. Terjadi kesenjangan yang tidak akan ada habisnya.

Ekonomi SyariahFakultas Agama Islam