pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

19

Click here to load reader

Upload: yusuf-darismah

Post on 23-Jul-2015

303 views

Category:

Economy & Finance


118 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Fiqh Transaksi Keuangan Kontemporer

Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Oleh:

*Muhammad Arif

*Muhammad Yusuf

Page 2: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Pengertian Bai’ Inah

Bai al-Inah adalah akad jual beli ketika penjual menjual asetnya

kepada pembeli dengan janji untuk dibeli kembali (sale and buy

back) dengan pihak yang sama. Bai al-Inah adalah penjualan

tunai (cash sale) dilanjutkan dengan pembelian kembali dengan

tangguh (deferred payment sale / BBA)

Page 3: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Bai’ Inah Menurut Para Ulama

Al-Haskafi: "Menjual sesuatu secara ditangguhkanuntuk mendapat keuntungan. Pihak yang berhutangakan menjualnya kembali pada harga yang lebihrendah untuk menjelaskan utangnya”.

Al-Zaila`i: “Menjual barang secara ditangguhkan,dan membelinya kembali dengan harga yang lebihrendah secara tunai. “

Al-Dardir: "Penjualan yang dilakukan olehseseorang yang diminta darinya sesuatu yang tidakdalam pemilikannya”.

Ibnu Qudamah: "Menjual sesuatu kepada orang laindengan harga tangguh, dan membelinya kembalidengan harga yang lebih rendah”.

Page 4: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Skema Bai’ Inah

Page 5: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Bai’ Inah Menurut Para Ulama

Imam Syafi'i: "Membeli sesuatu dari seseorang secara

hutang, kemudian setelah barang tersebut diterima

olehnya (Qabdh), barang tersebut dijual kembali kepada

pemilik asal atau ke pihak ketiga baik dengan harga

tunai yang lebih rendah atau lebih tinggi, atau secara

hutang atau dengan penukaran barang.

Al-Rafi`i: "Menjual sesuatu kepada orang lain dengan

harga tangguh. Barang tersebut diserahkan kepada

pembeli, dan sebelum menerima pembayaran penjualan

(pertama), dia membelinya kembali secara tunai dengan

harga yang lebih rendah”.

Page 6: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Landasan Hukum

Dari Ibnu Umar ra, bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila

kamu berjualbeli secara ‘inah dan 'memegangi ekor-ekor

sapi' [kinayah/kiasan sibuk dengan urusan

peternakan/keduniaan] dan puas dengan pertanian serta

meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan atas

kamu kehinaan, dia tidak akan mencabut hingga kamu

kembali kepada agamamu.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir

no:423 dan “Aunul Ma’bud IX:335 no:3445)

Page 7: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Perbedaan Pendapat diantara Para

Ulama

• Hanafi berpendapat bahwa bai’ al-inah diperbolehkan

hanya jika melibatkan pihak ketiga.

• ulama yang membolehkan bai’ al-inah diantaranya

adalah Syafi’i dan Zahiri. Imam Syafi’i : ”menurut satu

riwayat membolehkan bai’ al-inah berdasarkan sabda

Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id dan

Abu Hurairah, “Tukarkanlah kurma yang jelek dengan

uang dirham, kemudian dengan uang dirham itu

hendaklah engkau membeli kurma yang bagus”.

Page 8: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Perbedaan Pendapat diantara Para

Ulama

• Mayoritas ulama menyatakan bahwa bai’ al-inah dilarang sebab ia mengandung suatu cara (zari’ah) untuk melegitimasi riba.

• Diriwayatkan dari Anas bahwa ia pernah ditanya perihal bai’ al-inah maka jawabnya, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menipu (hamba_nya), (bai’ al-inah) termasuk hal-hal yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya.

• Ibnu Taimiyah membagi penjualan menjadi 3 (tiga) kelompok : – seseorang membeli barang dengan tujuan untuk dikonsumsi. Tentu saja

dalam hal ini hukum Islam membolehkannya.

– seseorang membeli barang dalam rangka untuk dijual kembali. Dalam hal ini pun Islam tidak melarangnya.

– seseorang membeli barang bukan untuk tujuan seperti kelompok pertama dan kedua, namun untuk mendapatkan uang. Karena meminjam uang sangat sulit, ia harus membeli barang dengan harga yang lebih tinggi dan segera setelah itu dijual kembali kepada pihak yang sama untuk mendapatkan uang kas

Page 9: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Pengertian Bai’ Tawarruq

Tawarruq adalah bentuk akad jual beli yang melibatkan tiga

pihak, ketika pemilik barang menjual barangnya kepada

pembeli pertama dengan harga dan pembayaran tunda, dan

kemudian pembeli pertama menjual kembali barang tersebut

kepada pembeli akhir dengan harga dan pembayaran tunai.

Harga tunda lebih tinggi dari harga tunai, sehingga pembeli

pertama seperti mendapatkan pinjaman uang dengan

pembayaran tunda.

Page 10: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

• Tawaruq adalah “wariq” yang artinya : simbol ataukarakter dari perak (silver). Kata tawarruq ini digunakan untuk mengartikan, mencari perak, samadengan kata Ta allum,yang arti nya mencari ilmu, yaitubelajar atau sekolah.

• Istilah tawarruq ini di perkenalkan oleh MazhabHanbali.

• Secara literatur arti nya adalah berbagai cara yang ditempuh untuk mendapat kan uang tunai atau likuditas.

• Mazhab Shafi’i mengenal tawarruq dengan sebutan“zarnagah”, yang arti nya bertambah atauberkembang.

Page 11: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Skema Bai’ Tawarruq

Page 12: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Pendapat Para Ulama Mengenai

Tawarruq

I. Membolehkan• Para Ulama yang merestui transaksi Tawarruq ini mempunyai

dalil dari ayat ayat Al-Qur’an yang di unversalkan dan mereka

berpendapat bahwa semua transaksi jual beli itu halal (di perboleh

kan), kecuali ada bukti yang kuat untuk melarang nya. Secara

universal memang transaksi al-bay adalah halal/legal. Tawarruq

adalah salah satu transaksi al-bay yang termasuk dalam universal

dari semua transaksi al –bay dan di anggap legal/halal walaupun

tidak ada satu ayat dari Al-qur’an dan satu kutipan Hadist, serta

tidak ada satu pun tindakan dari sahabat Nabi Muhammad SAW

yang menyatakan Tawarruq tidak halal/di larang.

Page 13: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Pendapat Para Ulama Mengenai

TawarruqII. Tidak membolehkan, diantaranya:• Para Ulama dari Mazhab Hanbali, Ibn Taymiyyah, adalah salah

satu yang menentang tawarruq, dan beliau mengatakan bahwa tawarruqtidak jauh berbeda dengan inah yang hanya bertujuan untukmendapatkan dana segar/likuditas. Pemilik modal (penyandang dana)menjual asetnya kepada seseorang, bukan memberi nya uang, untukmendapat kan keuntungan lebih nantinya, ketika (pihak kedua) orangtersebut menjual aset itu kembali kepada penjual nya (pihak pertama),itu adalah inah, kalau di jual kepada orang lain (pihak ke tiga)itu adalah tawarruq.

• Ibn Qayim, muridnya Ibn Taymiyyah menolak untuk mengizinkan praktekdari tawarruq, karena indikasi untuk mendapatkan riba ada dalamtransaksi tawarruq.

• Ibn Taymiyyah menyatakan bahwa sangat tidak mungkin untuk Syariahmelegal kan kerusakan yang besar sementara melarang kerusakan yanglebih kecil, yaitu riba. Beliau mengutip statement yang di berikan olehUmar ibn Abdul Aziz : tawarruq adalah saudaranya riba.

Page 14: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Perbedaan Tawarruq dengan Inah

Bay’ al-inah, seseorang yang membutuhkan dana membeli

barang dengan cara kredit, lalu menjualnya kembali kepada

si penjual/pemilik barang dalam bentuk tunai, yang

harganya lebih rendah dari harga kreditnya.

Tawarruq adalah ketika seseorang yang membutuh kan

dana segar/uang tunai membeli barang dengan cara kredit

lalu menjualnya kepada pihak ke 3 dengan cara tunai

dengan harga yang lebih rendah, struktur transaksinya

tidak meng indikasikan hilah (melegalkan cara untuk

mendapatkan riba), karena barang tersebut tidak kembali

pada pemilik asalnya.

Page 15: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Pengertian Bai’ Al-Dayn (Jual Beli

Hutang)

Bai’ al-Dayn adalah akad jual beli ketika yang diperjual

belikan adalah dayn atau hutang. Dayn dapat diperjual

belikan dengan harga yang sama, tetapi sebahagian besar

ulama Fuqaha berpendapat bahwa jual beli dayn atau

hutang dengan diskon tidak dibolehkan secara syariah.

Bai’ al-dayn atau bai’ nasiah bin nasiah atau Nabi SAW

sering menyebutnya bai’ kaly bi kaly adalah menjual hutang

dengan hutang, membeli barang dengan hutang dan

uangnya juga hasil hutang

Page 16: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Bai’ Al-Dayn dalam Terapan …?

Bai’ al-dayn adalah akad penyediaan pembiayaan untuk jual-beli barang dengan menerbitkan surat hutang dagang atausurat berharga lain berdasarkan harga yang telah disepakatiterlebih dahulu. Pembiayaan ini bersifat jangka pendek (kurangdari satu tahun) dan hanya mencakup surat-surat berhargayang memiliki nilai rating investasi yang baik

Bai’ al-dayn merujuk kepada pembiayaan hutang. Di dalamprinsip ini pembiayaan dibuat berdasarkan jual beli dokumenperdagangan dan pembiayaan digunakan bagi tujuanpengeluaran, perdagangan.

Keputusan DPS pada awal operasinya bank syariahberdasarkan keadaan darurat dimana bank syariah masihsebagai pemain tunggal, baik syariah diijinkan denganmemanfaatkan excess (kelebihan) atau idle fund denganmenggunakan perangkat al-dayn.

Page 17: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Tanya Jawab…????

Jawab Tanya…????• A.Rijal: alasan Logis pengharaman Bai

Inah?? Apakah ada Bay ad Dayn secara

Syaria??

• M. Ihsan: Terapan Bay Al inah Malaysia??

• Abd.Rob: Studi Kasus Bay Tawarruq ??

Page 18: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Meskipun mayoritas ahli fikih mengharamkannya, Shariah Advisory Council

(Dewan Pengawas Syariah) Malaysia tetap berpendapat bahwa bai' al-inah

boleh dipergunakan sebagai konsep bagi produk-produk keuangan Islam di

Malaysia, dengan merujuk pada pendapat Syafi'i dan Zahiri. Akibatnya,

banyak orang kemudian menganggap bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara bank syariah dan bank konvensional. Kemudian, kalangan

perbankan Islam di Malaysia pun mengalami kesulitan untuk menarik dana-

dana investasi dari Timur Tengah, karena para investor Timteng

berpendapat bahwa bai' al-inah tetap dilarang, apapun alasannya. Berkaca

pada pengalaman di Malaysia tersebut, kita seharusnya lebih bangga

sekaligus percaya diri akan perbankan syariah di Indonesia. Alhamdulilah,

Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional MUI masih memegang teguh

prinsip bahwa bai'al-inah tidak dapat dilaksanakan dalam praktik perbankan.

Yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana kalangan perbankan

syariah nasional mampu meningkatkan kinerja, sekaligus mendatangkan

investasi, terutama dari Timur Tengah.

Make money by Copying: http://bit.ly/copy_win

Page 19: Pembiayaan berbasis utang (kontroversi)

Kesimpulan

• Bai al-inah dan bai al-dayn merupakan dua konsep Syariah yang

masih diterapkan dalam perbankan Islam di Asia Tenggara

meskipun ditolak oleh ulama timur tengah, exm: Malaysia, Kini

produk yang berbasis bai al-inah masih dilakukan berdasarkan

keputusan Dewan Penasihat Syariah Bank Negara Malaysia dan

Dewan Penasehat Syariah Komisi Sekuritas.

• Konsep al-dayn tidak digunakan oleh bank-bank Islam di Timur

Tengah, oleh karena pendapat ulama setempat yang berprinsip

bahwa bai’ al dayn adalah jual beli hutang yang tidak diperbolehkan.

Dan menurut Ibnu Taimiyah bai’ aldayn itu tidak ada manfaatnya,

karena transaksi ini hanya bisa dilakukan dalam dunia maya, dan ini

akan menimbulkan keharaman.