makalah kepemimpinan
TRANSCRIPT
MAKALAH KEPEMIMPINAN
NORMALISASI WADUK PLUIT DI JAKARTA UTARA
Di Susun oleh :
Mahasiswa/i Kelompok III
(Nama Kelompok Terlampir)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2013
Nama Kelompok III
Arlita Aji Saraswati 1110711006
Ayu Kristiana 1110711009
Deni Nurohman 1110711015
Yunike Wirahmaningrum 1110711018
Rini Wahyu Ningsih 1110711022
Sallindry Widyasari 1110711023
Januari Wulandari 1110711028
Made Ayu Rahmawati 1110711034
Fany
Ira
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat dan
bimbinganNya kami dapat menyelesaikan “MAKALAH KEPEMIMIPINAN” Dengan judul
“NORMALISASI WADUK PLUIT DI JAKARTA UTARA”.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Kepemimpinan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen pembimbing Drs.
Subakdi. MM yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, namun tentunya dengan adanya tugas ini semoga dapat menambah pengalaman
bagi penulis untuk membuat makalah di lain kesempatan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membaca. Amin.
Jakarta, Mei 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ______ 2
Daftar Isi ______ 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ________________4
2. Tujuan Penulisan 4
3. Sistematika Penulisan ____________5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konflik _6B. Analisis Konflik _____________7
C. Dampak Positif dan Negatif____________________________________8
D. Pendekatan Pemimpin _______8
E. Solusi ____________ ___________ 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ______ 10
Saran______________________________________________________10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Buruknya tata kota dan pembangunannya yang tidak terintegerasi di masa lalu,
menimbulkan masalah yang kemudian dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk
mencari keuntungan pribadi. Salah satu contoh kasusnya adalah munculnya
pemukiman liar di lahan Waduk Pluit yang kini menjadi masalah karena
menyebabkan banjir.
Sekitar 80 persen lahan di bantaran Waduk Pluit yang selama ini dijadikan
pemukiman merupakan lahan sewaan yang dikuasai tuan tanah. Bahkan, ada juga
pengusaha yang memiliki bangunan besar di kawasan itu tanpa mengantongi Izin
Mendirikan Bangunan (IMB).
Pemerintah DKI Jakarta membongkar bangunan usaha di empat lokasi di
bantaran Waduk Pluit seluas total hampir hektare kemarin Pembongkaran ini adalah
bagian dari relokasi warga sebagai dampak dari normalisasi waduk dan
penanggulangan masalah banjir di Jakarta. Keempat bangunan yang terletak di sisi
barat waduk itu terdiri dari tempat usaha alat berat meter persegi tanaman hias meter
persegi las tangki meter persegi dan lapangan futsal meter persegi Sekretaris
Kecamatan.
Sulitnya merelokasi warga di bantaran Waduk Pluit, Jakarta Utara, disinyalir
karena adanya komersialisasi lahan. Bahkan ada pengembang yang menyewakan
lahan kepada warga. Kendati demikian Pemprov DKI Jakarta, tidak akan mundur
untuk melakukan normalisasi waduk terbesar di ibu kota ini.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang
permasalahan yang saat ini sedang menjadi topik hangat di Indonesia, khusunya di
Ibukota Jakarta mengenai kasus “Normalisasi Waduk Pluit di Jakarta Utara.”
4
Tujuan Khusus
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui :
Penyebab dari permasalahan
Bagaimana dampak positif dan negatif dari kasus “Normalisasi Waduk
Pluit di Jakarta Utara.”
Bagaimana peran pemerintah dalam menangani kasus “Normalisasi
Waduk Pluit di Jakarta Utara.”
Solusi yang tepat dari permasalahan “Normalisasi Waduk Pluit di Jakarta
Utara.”
3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III :PENUTUP
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konflik
Perseteruan antara warga Waduk Pluit, yang menolak program normalisasi
waduk, yang berimbas relokasi warga yang tinggal di Waduk Pluit, dikarenakan dosa
turunan dari Pemerintahan Provinsi sebelumnya. Hal itu diungkapkan pengamat
perkotaan dan akademisi Universitas Trisaksi Yayat Supriyatna.
Yayat menilai, akar dari perseteruan antara warga Waduk Pluit dengan
Pemprov DKI dikarenakan, ketidakpedulian pemerintahan sebelumnya terhadap
pendatang yang menempati lahan pemerintah.
“Pemilik lahan seharusnya wajib menjaga dan merawat lahan tersebut. Dalam
kasus Waduk Pluit, seharusnya Pemprov DKI tidak melakukan pembiaran terhadap
pendatang, yang mengisi lahan kosong tersebut,” kata Yayat kepada Sindonews,
Kamis (16/5/2013).
Hal itu mengakibatkan, lanjutnya, ada pengakuan kaum oportunis yang
mengklaim bahwa lahan tersebut miliknya. Sehingga, warga sulit untuk dipindahkan.
“Apa pekerjaan Dinas PU dan Air selama ini ?, hingga warga Waduk Pluit menempati
lahan tersebut sampai puluhan tahun,” tanya Yayat.
Ia mengaku, pembiaran terhadap penyalahgunaan lahan milik negera juga
kesalahan pemerintah sebelumnya. Pemprov saat ini, kata Yayat, hanya menanggung
dosa turunan atau pembiaran yang dilakukan pemerintahan sebelumnya.
“Ketika warga sudah merasa nyaman dan aman, tentunya akan melakukan penolakan
jika dipindah,” tegasnya.
Seperti diketahui, warga yang tinggal di sisi timur Waduk Pluit kini masih
bertahan dan tetap menolak rencana penggusuran, yang akan dilakukan Pemprov DKI
Jakarta. Penggusuran itu dilakukan dalam rangka upaya Pemprov DKI, untuk
6
melakukan normalisasi waduk yang berfungsi mengatasi banjir tahunan di Jakarta.
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan beberapa tempat
alternatif untuk merelokasi warga Pluit. Alternatif tempat antara lain, Rusun Marunda,
Daan Mogot dan Pulo Gebang. Namun, karena keberadaan rusun tersebut jauh dari
lokasi tempat tinggal asal, maka Pemprov DKI rencananya menyiapkan tempat di
sekitar Muara Baru, Jakarta Utara.
B. Analisis Konflik
a) Sebagian besar, kasus ini bukan sepenuhnya salah warga. Melainkan pemerintah
yang tidak memperhatikan lahan di waduk pluit sehingga diklaim menjadi hak
milik warga pendatang yang terlebih dahulu menempati lahan tersebut.
b) Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui kalau salah satu
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT Jakarta Propertindo telah
menyewakan tanah Waduk Pluit kepada pengusaha dan selanjutnya dibangun
menjadi sebuah lapangan futsal. Oleh karena itu, DKI akan mencabut lahan-lahan
kepemilikan PT Jakpro di Waduk Pluit untuk dikembalikan ke Pemerintah DKI.
Jokowi menjelaskan bahwa PT Jakpro telah menggadaikan tanah di area Waduk
Pluit. Selain itu, mereka juga telah membangun lapangan futsal di area bantaran
Waduk Pluit. Oleh karena itu, ia berjanji akan menindak tegas pihak PT Jakpro
dan juga akan menyita aset-aset PT Jakpro di Waduk Pluit.
c) Sekitar 80 persen lahan di bantaran Waduk Pluit yang selama ini dijadikan
pemukiman merupakan lahan sewaan yang dikuasai tuan tanah. Bahkan, ada juga
pengusaha yang memiliki bangunan besar di kawasan itu tanpa mengantongi Izin
Mendirikan Bangunan (IMB). Diungkapkan Basuki, salah satu orang yang
menolak revitalisasi Waduk Pluit bernama Teddy yang mengklaim sebagai
pemilik lahan dan menyewakan lahannya kepada orang lain.
d) Seluruh warga yang tinggal di lahan tersebut apabila tidak meminta izin kepada
Pemrov DKI akan digusur karena mereka tidak memiliki sertifikat tanah.
e) Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menegaskan
menolak tuntutan kerahiman atau ganti rugi lahan sebesar Rp 3 juta per meter.
Tuntutan itu diajukan warga di bantaran Waduk Pluit, Jakarta Utara, terkait
rencana penertiban rumah di bantaran waduk yang akan dilaksanakan Pemprov
DKI. Prinsip Pemprov DKI tetap sama, warga yang menduduki waduk dan sungai
harus ditindak dan direlokasi ke rumah susun (rusun) yang telah disediakan DKI.
7
Apabila warga terus bersikeras menuntut ganti rugi, maka Basuki tak heran jika
nantinya Monas juga akan dibangun bangunan ilegal.
C. Dampak positif dan negatif
a) Dampak positif
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
menjelaskan bahwa selain digunakan sebagai sebagai penampung air
hujan, Waduk Pluit juga akan digunakan sebagai Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
Selain untuk melindungi air laut dan limbah, IPAL juga digunakan
sebagai sumber pasokan air bersih bagi warga Jakarta.
Penggusuran warga Waduk Pluit dapat mengurangi 40% banjir di Jakarta.
Alasan mendasar Pemprov DKI tetap ngotot meneruskan program
normalisasi Waduk Pluit karena untuk menangani banjir tahunan Jakarta.
Selain itu juga demi keselamatan jiwa bagi warga yang tinggal di bantaran
waduk tersebut.
b) Dampak negatif
Menurutnya, jika Waduk Pluit tersebut jebol, maka ribuan nyawa
dipastikan melayang. Atas alasan keselamatan warga itu, baik Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya, mengimbau kepada warga
setempat agar bersedia untuk direlokasi.
Jika warga masih menuntut Pemerintah untuk meminta ganti rugi atas
peggusuran lahan, maka hal tersebut dapat menghabiskan anggaran negara
yag seharusnya dapat digunakan untuk keperluan yang jauh lebih penting
(pendidikan, kesehatan, kesejahteraan rakyat, dll).
D. Pendekatan Pemimpin
Dalam hal ini, pemimpin harus dapat meyakinkan warga Waduk bahwa penggusuran
lahan ini memiliki tujuan yang positif untuk kesejahteraan dan keselamatan warga
sekitar Waduk.
E. Solusi
Pemerintah dan warga harus dapat mengambil jalan tengah dari permasalahan
ini. Apabila warga sekitar Waduk memiliki IMB dan meminta ganti rugi maka
pemerintah harus bersedia untuk mengganti rugi, tetapi apabila warga sekitar
Waduk tidak memiliki IMB maka mereka harus terima jika pemerintah
8
menggusur lahan tempat tinggal mereka atau menyuruh mereka untuk pindah
ke rusun yang telah disediakan oleh pemerintah.
Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan tanah-tanah atau lahan-lahan
milik negara agar pendirian pembangunan di atas tanah negara tersebut tidak
terjadi.
Memberikan sanksi yang tegas. Misalnya berupa penggusuran paksa. Namun
penggusuran ini tidak memberikan kesan menambah kesengsaraan rakyat
tetapi untuk mensejahterakan kehidupan rakyat.
Pemerintah harus lebih terbuka kepada masyarakat agar tidak terjadi
kesalahpahaman di kemudian hari.
Pemerintah harus bekerja sama dengan semua pihak. Baik dari kalangan atas
(instansi-instansi pemerintah), dan semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perseteruan antara warga Waduk Pluit, yang menolak program normalisasi
waduk, yang berimbas relokasi warga yang tinggal di Waduk Pluit, dikarenakan dosa
turunan dari Pemerintahan Provinsi sebelumnya. Ketidak perhatian pemerintah akan
tanah milik ngara yang sekarang telah di klaim oleh orang pendatang membuat
perseteruan ini semakin panas yang berujung pada hak atas kepemilikan tanah
tersebut. Sebagian besar, kasus ini bukan sepenuhnya salah warga. Melainkan
pemerintah yang tidak memperhatikan lahan di waduk pluit sehingga diklaim menjadi
hak milik warga pendatang yang terlebih dahulu menempati lahan tersebut. Tetapi
alasan mendasar Pemprov DKI tetap ngotot meneruskan program normalisasi Waduk
Pluit karena untuk menangani banjir tahunan Jakarta. Selain itu juga demi
keselamatan jiwa bagi warga yang tinggal di bantaran waduk tersebut.
B. Saran
Dengan adanya kasus seperti ini pemerintah diharapkan dapat meningkatkan
lagi perhatiannya terhadap lahan-lahan atau tanah yang dimiliki negara. Untuk
memperkecil terjadinya permasalahan yang sama di lain waktu. Dan sebagai warga
negara yang baik kita juga harus mendukung kegiatan pmerintah atau negara, karena
bagaimana pun juga semua kegiatan yang dilakukan tujuannya adalah untuk
kesejahteraan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
10
http://metro.sindonews.com/read/2013/05/16/31/749437/pemprov-vs-warga-waduk-pluit-karena-
dosa-turunan
http://jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2013/05/15/saran-kepada-jokowi-cara-terbaik-
untuk-penyelesaian-kasus-waduk-pluit-560491.html
http://news.detik.com/read/2013/05/16/200614/2248257/10/ahok-soal-waduk-pluit-perlu-saya-
kasih-kuliah-itu-komnas-ham?nd771104bcj
http://www.lensaindonesia.com/2013/05/18/pemprov-dki-terlambat-tangani-penertiban-waduk-
pluit.html
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/05/18/mmyrbx-kasus-waduk-
pluit-ini-yang-bikin-ahok-kesal
11