makalah kelompok pbl 23 kalazion.docx
TRANSCRIPT
KALAZION
Pendahuluan
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata
yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola
mata. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai
keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan
blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau
pun mengancam penglihatan. Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan,
sedangkan di bagian belakang ditutupi selaput lender tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Di kelopak mata terdapat kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis
pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan
20 pada kelopak bawah) yang bermuara pada margo palpebra. Otot seperti M. Orbikularis okuli
yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak.
M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M. Levator palpebra
berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata. 1
Anamnesis
Anamnesis yaitu suatu proses wawancara dua arah antara dokter dengan pasiennya untuk
mendapatkan informasi mengenai keluhan yang membuatnya datang ke dokter. Anamnesis bisa
dilakukan secara autoanamnesis (langsung) ataupun alloanamnesis (tidak langsung). Pada
anamnesis, ditanyakan nama, umur, jenis kelamin, keluhan utama, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit sekarang, riwayat sosial, riwayat keluarga, dan riwayat obat. Pertanyaan yang
bisa diajukan untuk kasus ini adalah :1
Sudah berapa lama benjolannya ada?
Apakah mengenai satu kelopak mata atau kedua kelopak mata?
Apakah benjolannya semakin membesar?
1
Bagaimana konsistensi benjolannya?
Apakah ada rasa nyeri ?
Pola serangan (mendadak atau berangsur-angsur) ?
Apakah ada cairan yang keluar? Kental/cair
Apakah ada keluhan lain seperti mata merah, perih, berair, gatal?
Apakah ada kotoran mata terus (belekan)?
Apakah ada gangguan penglihatan ?
Apakah dulu pernah mengalami seperti ini?
Apakah keluarga ada yang seperti ini?
Apakah sudah di obati ?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan chalazion yang bisa kita lakukan adalah:
Inspeksi
Inspeksi mata sendiri dibedakan menjadi inspeksi mata luar dan dalam dengan
menggunakan funduskopi, namun untuk kasus chalazion yang lebih ditekankan
adalah inspeksi mata luar.
Dalam inspeksi mata luar perlu diperhatikan apakah ada lesi kulit, pertumbuhan
jaringan yang salah, tanda-tanda radang seperti pembengkakkan, eritema, panas dan
nyeri tekan dengan palpasi. 1
Posisi palpebral juga perlu diperhatikan apakah dalam posisi normal atau sudah
terjadi ptosis atau retraksi palpebra. Keadaan kornea dan konjugtiva perlu
diperhatikan karena chalazion interna yang mengarah ke bagian konjungtiva dengam
ukuran cukup besar dapat mengakibatkan terjadinya gesekkan pada kornea atau
konjungtiva yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terjadinya konjungtivitis atau
keratitis atau bahkan keratokonjungtivitis.1
Dalam inspeksi konjugtiva superior juga perlu dilakukan pembalikkan palpebral
untuk melihat apakah terdapat benda asing yang mungkin saja mencetus terjadinya
pembengkakan pada palpebra.
Palpasi
2
Palpasi palpebral juga perlu dilakukan bila terjadi pembengkakkan pada palpebral,
dimana kita harus menilai konsistensi, nyeri, ukuran dan apakah benjolan tersebut
dapat digerakkan atau tidak. 1
Dari hasil pemeriksaan mata secara insepeksi dan palpasi ditemukan benjolan tersebut
terdapat pada palpebral superior oculo dextra dengan ukuran 10mm x 5 mm,
berkosistensi kenyal, tidak nyeri dan immobile. Pemeriksaan pada OS masih dalam
batas normal.
Pada kasus chalazion umumnya hanya itu yang penting untuk dilakukan namun sebaiknya
dilakukan pemeriksaan mata secara keseluruhan untuk mendapatkan keadaan umum mata pasien.
Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk menilai mata pasien adalah:
Penilaian visus
Pemeriksaan segmen posterior mata (funduskopi)
Pemeriksaan gerak bola mata
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan tekanan bola mata (tonometry)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan exudat dari chalazion bila ada
untuk mengetahui jenis bakteri penyebab terjadinya dengan kultur dan dapat dilakukan
pemeriksaan sensitifitas antibiotik untuk memilih antibiotik yang baik.
Umumnya pemeriksaan penunjang untuk chalazion jarang dilakukan, kecuali bila chalazion
mengalami rekurensi, pemeriksaan patologik perlu dilakukan karena tampilan karsinoma
kelenjar meibom dapat mirip chalazion.2
Diagnosis Kerja
3
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis kelenjar tersebut. 2
Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri
tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikel tidak membesar. Kadang-kadang
mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi
pada mata tersebut. Kadang-Kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat
diabsorpsi.
Awalnya dapat berupa radang ringan disertai nyeri tekan yang mirip hordeolum. Dibedakan dari
hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kebanyakan kalazion mengarah ke
permukaan konjungtiva, yang mungkin sedikit memerah atau meninggi. Jika cukup besar, sebuah
kalazion dapat menekan bola mata dan menimbulkan astigmatisme. Jika cukup besar sehingga
mengganggu penglihatan atau mengganggu secara kosmetik, dianjurkan eksisi lesi.2
Diagnosis banding
Kelainan Benjolan Nyeri tekan Gangguan
penglihatan
Durasi
Chalazion Keras / kenyal Tidak ada/
minim
Jarang Beberapa
minggu
Hordeolum Eritematous
dan kenyal
Nyeri saat di
tekan
Jarang Beberapa hari –
minggu
Alergica eye
swelling
Lunak karena
edem
Nyeri ringan
atau tidak nyeri
Jarang Tidak lama dan
sering rekuren
Karsinoma
kelenjar meibom
Keras / kenyal Tidak nyeri Jarang pada fase
awal, fase lanjut
dapat
mengganggu
penglihatan
Lama (chalazion
yang sering
rekuren perlu
curigai
karsinoma
4
kelenjar
meibom)
Epidemiologi
Chalazion dapat ditemukan hampir diseluruh bagian bumi, namun tidak ada data studi chalazion
lebih jauh sehingga tidak ditemukan data epdiemiologi yang baik. Namun dari data di USA
ditemukan bahwa chalazion lebih banyak ditemukan pada pria terutama pria yang sudah dewasa,
meskipun demikian chalazion juga dapat ditemukan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan karena
hormon androgen pada pria akan meningkatkan viskositas dari secret kelenjar meibom yang
kemudian akan meningkatkan kemungkinana terjadinya sumbatan pada kelenjar meibom.
Beberapa penelitian lain menyatakan bahwa wanita lebih banyak menderita chalazion
dibandingkan pria hal ini dikarena kan penggunanaan kosmetik yang kemudian dapat menutup
saluran pengeluaran dari kelenjar meibom yang selanjutnya akan membentuk terjadinya
chalazion. 3
Etiologi
Kalazion dapat muncul secara spontan akibat sumbatan pada orifisium kelenjar atau karena
adanya hordeolum. Kalazion dikaitkan dengan seborrhea, blefaritis kronik, dan akne rosasea.
Higiene yang buruk pada palpebra dan faktor stress juga sering dikaitkan dengan terjadinya
kalazion. 2
Patofisiologi
Kelenjar meibom yang berjumlah 30-40 buah pada bagian palpebral atas atau pun bawah
merupakan kelenjar yang menghasilkan minyak yang dikeluarkan bersama air mata untuk
membasahi dan melicinkan mata agar mata terlindungi dari benda asing dan mata tidak kering
yang disebut sebum. Sebum ini dikeluarkan bersama-sama dengan air mata melalui salurannya
yang berukuran kecil yang berada di sekitar bulu mata. Chalazion sendiri merupakan pembesaran
5
dari kelenjar meibom yang sering terjadi karena adanya sumbatan dari pada saluran keluar atau
bisa juga terjadi karena sebum yang dihasilkan oleh meibom gland terlalu kental dan tidak dapat
dikeluarkan. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya pembesaran dari kelenjar meibom yang
kemudian terbentuklah chalazion. 4
Chalazion juga dapat pecah dan melepaskan sebumnya keluar kejaringan sekitar yang kemudian
mengakibatkan terjadinya perangsangan sel-sel radang radang granuloamotosa. Peradangan ini
granulomatousa ini berbeda dengan peradangan yang terjadi pada hordeolum, dimana pada
chalazion peradangannya berlangsung secara perlahan dan tidak menghasilkan pus dalam jumlah
besar, sehingga dari gejala klinis juga tidak didapatkan nyeri tekan pada chalazion.4
Manifestasi klinik
Gejalanya adalah adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan
adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikel tidak membesar dan tidak ada tanda-tanda radang
akut.
Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru-baru ini,
diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali
terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki
kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom terdapat
lebih banyak daripada palpebra inferior. Penebalan dari saluran kelenjar Meibom juga dapat
menimbulkan disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada
kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya
hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak. Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar
sebasea dan obstruksi di kulit (seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne
rosasea berupa kemerahan pada wajah (facial erythema), teleangiektasis dan spider nevi pada
pipi, hidung, dan kulit palpebra.3
Penatalaksanaan
6
Chalazion yang berukuran kecil dan tidak mengganggu aktivitas pasien dapat dibiarkan sembuh
sendiri, chalazion yang berukuran besar atau yang mengganggu aktivitasi pasien dapat dilakukan
pengobatan dengan cara:5
1. Medika mentosa:
Untuk keadaan akut: antibiotic oral doksisiklin (100 mg x 10 / hari )atau minosiklin (
50 mg x 10 / hari) selama masih ada benjolan
Untuk keadaan kronik: antibiotic tetrasiklin (100 mg / minggu selama 6 bulan)
Bila pasien sensitif terhadap derivate tertasikilin metronidazole dapat di gunakan
sebagai terapi
Analgetik NSAID juga dapat diberikan bila pasien merasa sakit pada matanya
Steroid, ada pendapat yang menyatakan bahwa injeksi steroid dapat mengurangi
reaksi inflamasi yang terjadi
2. Non medika mentosa:
Kompres air hangat selama 10-15 menit pada bagian palpebral yang terdapat
chalazion dapat mempercepat penyembuhan. Dengan kompres air hangat akan
meningkatkan sirkulasi ke daerah chalazion dan dapat memecahkan sebum yang
menggumpal pada kelenjar meibom.
Pemijitan chalazion dapat dilakukan bila chalazion tidak meradang secara hebat,
pemijitan sebaiknya dilakukan dengan keadaan bersih untuk mencegah terjadinya
kemungkinan infeksi sekunder.
Eksisi bedah dapat dilakukan untuk chalazion yang tidak sembuh sendiri atau lama
sembuh. Eksisi bedah dapat dilakukan baik melalui sayatan di bagian palpbera luar
atau dari palpebral dalam. Saat ini sayatan pada permukaan konjungtiva tarsal
lebih sering dilakukan untuk menghindari bekas sayatan yang membekas. Sayatn
dilakukan secara vertical dalam kelenjar tarsal dari permukaan konjungtiva
kemudian dilakukan kuretase materi gelatinosa dan epitel kelenjar dengan hati-
hati. Eksisi kelenjar chalazion tidak akan mengakibatkan gangguan atau
pengurangan pada produksi sebum air mata karena terdapat 30-40 kelenjar
meibom pada mata.5
7
Pada kasus pasien juga mengalami gangguan visus mata pada mata kanannya dimana dari
snellen chart didapatkan mata kanan pasien visusnya 20/30 dan mata kirinya masih normal.
Setelah dilakukan tes dengan pin hole visus mata pasien membaik, hal ini menunjukkan bahwa
pasien mengalami gangguan pada media refraksi. Dalam keadaan ini pasien juga perlu diberikan
kacamata, soft lens atau intraoculat lensa yang berlensa negative untuk memperbaiki visus
matanya.
Komplikasi
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu
mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya
keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea.
Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi
prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.3
Pencegahan
Jika pasien memiliki tendensi untuk mudah terkena kalazion, basuh kelopak mata setiap hari
dengan air dan shampo bayi menggunakan cotton swab. Jika mulai tampak tanda-tanda awal
iritasi kelopak mata, segera kompres dengan air hangat beberapa kali dalam sehari.4
Prognosis
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul lesi
baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.
Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering
terjadi peradangan akut intermiten.5
Kesimpulan
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat dengan
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Gejalanya adalah
8
adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis.
Kelenjar preaurikel tidak membesar. Seringkali terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu
yang lampau.
Lebih sering terjadi pada dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh
hormone androgen yang dapat meningkatkan viskositas sebum. Kalazion lebih sering timbul
pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom lebih banyak.
Daftar Pustaka
1. Mitchell, dkk. Buku saku dasar patologis penyakit Robbins & Cotran ed. 7. Jakarta:
EGC;2008.h.811
2. Burnside, Thomas J. McGlynn. Diagnosis Fisik. Ed 17. Jakarta: EGC, 1995.h.117-23
3. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes on Ophtalmology. Ed 9th. Jakarta : Penerbit
Erlangga;2005.h.18-24
4. Riordan P, Eva. Oftalmologi umum Vaughan & Asbury ed. 17. Jakarta: EGC;2009.h.78-
9
5. Ilyas HS. Ilmu penyakit mata ed. 3. Jakarta: FKUI;2010.h.94
9