makalah kehutanan

11

Upload: jamal-udin

Post on 16-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mengenai hukum kehutanan

TRANSCRIPT

A. Kawasan Hutan Muria

Kawasan Pegunungan Muria secara administratif terletak di Jawa Tengah, tepatnya di tiga kabupaten yaitu: Kudus, Jepara, dan Pati. Kawasan ini merupakan kawasan yang cukup strategis dilihat dari kesejarahannya maupun kondisi lingkungannya. Dilihat dari kesejarahannya, kawasan ini dahulu pernah menjadi pusat peradaban Kerajaan Keling (Kalingga; 7 M) dan menjadi daerah strategis bagi pengembangan wilayah Kerajaan Demak ( 16 M). Pada masa Kolonial Belanda, daerah ini juga sudah mulai dikembangkan menjadi salah satu sentra industri kebutuhan pemerintah Hindia Belanda ( 19 M).

Dari segi sejarah geologinya, kawasan Muria dulu sebelum abad XIV berada terpisah dari P. Jawa. Karena adanya proses erosi dan sedimentasi yang terus menerus dari P. Jawa melalui pendangkalan sungai-sungai yang mengalir ke arah selat yang menghubungkan kedua pulau pada waktu itu, maka lama kelamaan selat tertutup dan kemudian menjadi daratan hasil proses sedimentasi. Kawasan ini meliputi sebagian daerah Kudus, Jepara dan Pati. Dengan demikian, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan di pegunungan ini sudah berlangsung sangat panjang melalui proses pasang-surut perebutan kekuasaaan yang tidak jarang mengorbankan kondisi lingkungan.

Kawasan Muria, berfungsi sebagai hutan lindung, dan sebagai daerah resapan air. Selain itu, lereng Muria menjadi habitat flora fauna, serta sebagai daerah permukiman. Akan tetapi kerusakan hutan di lereng Muria membuat trenyuh mengingat tumbuhan makin berkurang karena penebangan liar. Hutan lindungadalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intutisu air laut dan memelihara kesuburan tanah.

Jadi kawasan hutan muria sebagai hutan lindung memiliki fungsi yang penting sebagaimana yang dijabarkan poin diatas bagi daerah yang berada dikawasan hutan muria yaitu kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan juga kabupaten Jepara. Tentunya jika kawasan hutan lindung dirusak akan menyebabkan bencana yang dapat merugikan kawasan-kawasan yang berada disekitar kawasan hutan muria.B. Penegakan Hukum Kehutanan Kawasan Hutan MuriaBerbagai jenis kerusakan hutan yang merupakan kategori tindakan pidana diatur dalam pasal 50 UU No.41 Tahun 1999 yaitu:(1) Setiap orang dilarang merusak prasarana perlindungan hutan.

(2) Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta izin pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan.

(3) Setiap orang dilarang:

a.mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah;

b.merambah kawasan hutan;

c.melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan:

1.500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau;2.200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan jalan di daerah rawa;

3.100 (seratus) meter dari kiri kanan jalan;

4.50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai;

5.2 (2) kali kedalaman jurang dari tepi jurang;

6.130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang terdiri dan pasang terendah dari tepi pantai;

d.membakar hutan dan lain-lain sampai poin m.

Sedangkan untuk ketentuan pidananya diatur dalam pasal 78 UU No.41 Tahun 1999 dimana mengatur sanksi pidana yang bebagai jenis tindak pidana pengrusakan kehutanan yang mana diatur dalam pasal 50 UU Kehutanan. Dimana ketentuanya pidanaya bervariasi terdiri dari pasal 78 ayat 1 sampai ayat 13.Pidananya terdiri dari pidana penjara dan pidana denda.

Penegakan hukum terhadap kerusakan hutan muria idealnya bisa dilakukan dengan baik apabila budaya hukum dari aparat penegak hukumnya juga baik. Penegak hukum menjalankan ketentuan diatas sebagaimana mestinya sehingga timbul kepastian hukum yang mana juga dapat mencegah timbulnya kerusakan hutan lindung. Namun Law in the book tak selamanya seirama dengan law in action, das sollen kontradiktif dengan das sein. Selain itu peran dari pemerintah daerah selaku pemangku kuasa yang meneruskan titah pemerintah pusat agar berperan aktif melakukan pencengahan kerusakan dengan melakukan tindakan preventif yaitu berkomunikasi dengan warga sekitar kawasan hutan muria agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan. Peran warga sekitar juga dibutuhkan agar ikut menjaga kelestarian lingkungan.BAB II

PEMBAHASAN

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

http://muriastudies.umk.ac.id/

http://bpsda-seluna.jatengprov.go.id/profilbalai/0berita_full_43.php

Pasal 1 Ketentetuan Umum poin 8 UU No.31 tahun 1999 tentang Kehutanan