kejahatan kehutanan

Upload: pela-hms

Post on 18-Jul-2015

653 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ELSDA Institute

02

ELSDA Institute

02

CATATANAWALTAHUN2008

MenelusuriKejahatan BisnisKehutanan ELSDAInstitute,Jakarta

Penulis 1. TrianaRamdhani,S.E.,FinancialAnalyst 2. AlbertHasudungan,S.E.,FinancialAnalyst 3. ZainalArifin,S.H.,LegalAnalyst

4.

GrahatNagara,S.H.,LegalAnalyst

DiterbitkanOleh: LembagaEkonomiLingkungandanSumberDayaAlam(ELSDAInstitute) ManggalaWanabaktiBuildingIV/Room509A Jl.GatotSoebrotoJakartaPusat,10270,Indonesia Telepon Fax ELSDA Institute, adalah sebuah lembaga yang terbentuk atas keprihatinan terhadap kondisi sumberdaya alam Indonesia saat ini. Kamimembangunkekuatandenganmenggalangparaprofessionaldi bidanghukumdanakuntansi.Kekuatankamibertumpupadakedua bidang tersebut. Dua bidang yang selama ini dirasakan belum optimal berperan dalam penyempurnaan pengelolaan lingkungan dansumberdayaalamyanglestari. ISBN HakCiptaELSDAInstitute,2008 CetakanPertama,Februari2008 Hak cipta dilindungi Undangundang. Dilarang mengutip atau menyebarkansebagianataukeseluruhanisibukutanpaizintertulis daripenerbit. :+62215711309/57902778 :+62215711309

KATAPENGANTAR HutanadalahkekayaanrakyatIndonesiayangdikuasaiolehnegaradanseharusnya dipergunakansebesarbesarnyauntukkemakmuranrakyat.Pemerintahsebagaipemegang kekuasaan negara telah mengeluarkan kebijakan dibidang kehutanan dan industri kehutanan yang telah menghasilkan sebuah industri kehutanan dengan nilai milyaran dollar.EksporkomoditiberbasiskayutelahmencapairatarataUS$5milyarpertahunatau sekitar Rp.45 trilliun per tahun. Bisnis kehutanan juga menghasilkan Penerimaan Bukan Pajak(PNBP)yangbesaruntukPemerintahPusat.Perusahaankehutananharusmembayar kurang lebih US$13,5 per m3 untuk setiap kayu yang diambil dari hutanhutan alam dan hutantanamanyangdibiayaidariuangnegara.Jikahutantelahmemberikankayusebesar 60jutam3kayusetiaptahunnyakepadaperusahaankayudiIndonesia,PemerintahPusat seharusnya telah menerima PNBP kehutanan senilai US$ 810 juta atau setara Rp.7,29 triliun setiap tahunnya. Dana kehutanan ini kemudian bisa digunakan untuk membangun Indonesiakhususnyadaerahyangkayadenganhutan. Peran ekonomi kehutanan ini tidak diragukan lagi telah mengeluarkan bangsa IndonesiadarimasamasayangsulitpadaeraOrdeLamamaupunOrdeBaru.Bisnishutan telah mendatangkan devisa yang diperlukan pemerintah untuk mengimpor kebutuhan pokok seperti beras dan menyelesaikan hutang PERTAMINA yang jika tidak ditanggulangi dapat menhancurkan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh karena sumbangan devisa dari bisnis hutan ini akhirnya telah berhasil mengangkat kualitas hidup sebagian besar bangsa Indonesia. Kemiskinan dan mahalnya hargaharga barang dapat distabilkan dengan devisa dari hutan. Hutan kembali berperan menyelamatkan bangsa Indonesia pada saat krisis keuangan pada tahun 1997. Perusahaanperusahaan pulp dan plywood dizinkan terus beroperasi dengan kapasitas normalnya untuk menghasilkan devisa yang dibutuhkan untuk menyelamatkan perokomian Indonesia. Walaupun untuk mencapai hal ini tidak sedikit biaya yang harus

dibayarolehrakyatIndonesia.Hutanghutangperusahaaniniyangbernilaitriliuanrupiah dihapuskan oleh pemerintah dan menjadi beban APBN setiap tahunnya. Pemerintah berhutang miliaran dollar untuk membiayai penghapusan hutanghutang tersebut yang bungasertacicilanhutangnyasetiaptahunmencapai30persendaritotalAPBN. Namun sayangnya, hutan yang dieksploitasi oleh industri kehutanan ini tidak dikelolasecaralestaridangagalmengatasikemiskinandiwilayahyangkayadenganhutan. MenurutBankDunia,Indonesiatelahkehilanganhutanrataratasebesar2jutahektarper tahun. Hutan yang rusak telah mencapai 59,2 juta hektar dari total 120 juta hektar kawasanyangdiklaimsebagaikawasanhutan(MenteriNegaraLingkunganHidup,Status LahanHutanIndonesia2006).Selainmenghadapibencanakarenakerusakanhutan,rakyat Indonesiajugatidakmenikmatikeuntunganekonomiyangdiperoleholehparaperusahaan dibidangkehutanan.Banyakperusahaankehutananyangselalumenyatakanrugisehingga tidakpernahmembayarpajakdanbahkanpadasaatkrisiskeuangankarenajatuhnyanilai tukar rupiah terhadap nilai dollar Amerika Serikat, perusahaanperusahaan kayu yang seharusnya menerima windfall profit dari tingginya nilai dollar secara beramairamai menyatakan rugi dan tidak mampu membayar hutangnya. Disamping tidak menerima keuntungan dari kegiatan kehutanan diwilayahnya serta harus menghadapi bencana, pendudukyangberadadisekitarhutanjugaseringmenjadikorbanpenegakanhukumyang tidak adil. Para penegak hukum Indonesia masih terpaku kepada memburu orangorang yang dapat dibuktikan di pengadilan melakukan proses perusakan hutan. Sehingga penyidikanyangmerekalakukandifokuskanlebihkepadaadanyabuktikayuyangditebang secarailegaldanorangyangmenebangsertamembawakayuilegaltersebut.Orangyang memerintahkan (umumnya secara lisan) baik untuk melakukan penebangan, pengangkutan, dan menadah kayu ilegal tersebut tidak pernah disentuh. Mereka yang menikmatikeuntunganekonomidaribisnismenggunakankayuilegaltidakpernahterjerat hukum.

Catatan awal tahun ELSDA Institute ini memberikan hindsight kepada para pembacanya tentang kenapa peran ekonomi kehutanan yang besar dalam membatu bangsa Indonesia keluar dari berbagai krisis ekonomi sepanjang 40 tahun ini gagal menyelesaiakanmasalahyangfundamentaldiIndonesia,yaitukemiskinandankelestarian hutan. ELSDA Institute melihat praktek akuntansi perusahaan kehutanan, program ekonomi berbasis lingkungan, dan penegakan hukum dibidang kehutanan. Analisis atas ketiga persoalan ini dapat memberikan informasi kepada pembacanya tentang tanggung jawabperusahaankehutananuntuklebihtransparandanakuntabelterhadapsumberkayu yang dipergunakan, kewajiban pembayaran PNBP kehutanan, dan investasi dibidang kehutanan dan social. Analisis ELSDA juga dapat membantu peningkatan efektivitas penegakan hukum atas pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan kehutanan ataupejabatkehutananyangseharusnyamengawasiperusahaanini. InformasidananalisisyangdilakukanELSDAInstituteinisangatdiperlukanuntukmembuat hutanmenjadisumberdayaalamuntukkemakmuranrakyatIndonesiasecarakeseluruhan sepertiyangdicitacitakanolehpendiribangsaini. BambangSetiono ResearchFellow ForestandGovernanceProgram CenterforInternationalForestryResearch(CIFOR)

DAFTARISI KATAPENGANTAR DAFTARISI LAPORANANALISISLAPORANKEUANGAN PERUSAHAANKEHUTANAN2007 TrianaRamdhani,S.E. DEBTFORNATURESWAPTAMANNASIONAL DANPELUANGKEDEPAN AlbertHasudungan,S.E. HUTANHANCURKORUPSITUMBUHSUBUR MuhamadZainalArifin,S.H. MELIHATUANGHARAMPERUSAKHUTAN YANGKEBALHUKUM GrahatNagara,S.H. CATATANBADANLAYANANUMUM2007 TrianaRamdhani,S.E. 79 53 21 13 1 vi iii

1

LAPORANANALISISKEUANGAN PERUSAHAANKEHUTANAN2007

Berbicara tentang perusahaan, laporan keuangan merupakan informasi pengungkapan secara rinci kondisi keuangan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Maka sudah seharusnya fakta yang ada di perusahaan terungkapdalamlaporankeuangan.

TrianaRamdani,FinancialAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan2

2008

PENDAHULUANSangat ironis, perkembangan industri kehutanan yang begitu menguntungkan tidak sejalan dengan pengelolaan lingkungan yang sustainable.Setelahmengerukhasilkekayaanalamyangterkandungdidalam hutan, perusahaanperusahaan kayu begitu saja membiarkan hutan menjadi gunduldantidakbermanfaatsamasekali. Secara konservatif, pabrikpabrik yang terkait dengan hutan (bubur kayu,kayulapis,dankayugergajian)membutuhkanlebihdari60jutam3kayu, sementara hutan alam, hutan tanaman, dan hutan masyarakat hanya dapat memproduksi secara legal dan berkelanjutan sekitar 20 juta m3 kayu.1 Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, kita akan kehilangan dua hal sekaligus yaitu lingkungan hidup dan SDA serta kekuatan ekonomi dari perusahaan berbasis SDA.2 Berbicara tentang perusahaan, laporan keuangan merupakan informasi pengungkapan secara rinci kondisi keuangan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Maka sudah seharusnya fakta yang ada di perusahaan terungkap dalam laporan keuangan. Tapi apa yang terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang berbasis SDA khususnya kehutanan? Kondisi hutan yang rusak tidak sama sekali terungkap dalam laporan keuangannya.Tanyakenapa? Seharusnya pihak berwenang lah yang menyatakan wajibnya pengungkapan kondisi SDA dalam laporan keuangan bagi perusahaan yang berbasisSDA.HarusdibuatstandarataspengungkapankondisiSDAtersebut. Saat ini aturan mengenai standarstandar penyusunan laporan keuangan dinyatakandalamPernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK). Bambang Setiono dan Yunus Husein, Memerangi Kejahatan Kehutanan dengan Mendorong Prinsip Kehati hatianPerbankanuntukMewujudkanPengelolaanHutanyang Berkelanjutan: Pendekatan Anti Pencucian Uang, CIFOR OccasionalPaperNo.44(i),CIFOR,Bogor,2005,hlm4. 2 Bambang Setiono (CIFOR) dan Mulyadi Noto (ELSDAInstitute),IndikatordanInstrumenuntukMendeteksi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, Diskusi Panel Menghilangkan Korupsi dan Pencucian Uang di Bidang Kehutanan.ELSDAInstitute,Jakarta,31Mei,2007,hlm1.1

3

Organisasi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) merupakan pihak yang berwenangdalampenentuanPernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK) bagi perusahaan. Standarstandar yang ditetapkan wajib diterapkan oleh setiapperusahaandalampenyusunanlaporankeuangansesuaidenganbidang usahanya. Maka sudah selayaknya standar yang dibuat bisa benarbenar mewakiligambarankegiatandankeadaandariperusahaan. Khusus untuk Akuntansi Kehutanan, disinyalir bahwa tidak memadainya PSAK 32 yakni tentang Kehutanan, mengakibatkan perusahaan perusahaan kehutanan dengan mudah untuk tidak mengungkapkan halhal penting mengenai aktivitasnya. Misalnya untuk jumlah bahan baku yang digunakan selain dilaporkan dengan satuan moneter, seharusnya dilaporkan juga dengan satuan dari bahan baku tersebut, seperti kayu dengan meter kubiknya. Jika dalam aturannya memang tidak diwajibkan untuk dilaporkan, maka pihak auditor pun sebagai pemeriksa laporan keuangan tidak bisa berbuat apaapa. Laporan yang disajikan akan tetap benar di mata auditor karena telah sesuai dengan aturan standar yang ditetapkan. Padahal dari penjelasan jumlah bahan baku saja, bisa dengan mudah diketahui apakah perusahaan kehutanan terindikasi melakukan penyimpangan seperti illegal logging atau tidak. Dengan PSAK yang memadai niscaya maraknya kejahatan kehutanandikalanganperusahaanakanbisadicegah. Inisiatif strategis Akuntan Indonesia benarbenar ditunggu guna membantumengoperasionalisasikankebijakanperlindunganlingkunganhidup yang sudah dan akan digariskan pemerintah. Deloitte Touche Tohmatsu telah memulai tahun 2002 dengan mengembangkan Sustainablitiy Reporting Scorecard untuk pelaporan. Selain itu, Global Reporting Initiative (GRI) juga mengembangkan indikator kinerja ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial sebagai acuan pelaporan perusahaan. Saat ini, indikator tersebut sudah digunakansecaraluasdi460negara,di45negarasebagaibestpracticesdalam pelaporan, yang kemudian dikembangkan oleh masingmasing negara atau bahkanolehperusahaanyangbersangkutan.3

Heli Restiati, Mengintip Kejahatan Lingkungan lewatLaporanKeuanganPerusahaan,BiruVoiceTahunI(1), 1November,2007.3

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan4

2008

ATURANIKATANAKUNTANINDONESIAAturan mengenai penyusunan laporan keuangan perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan ditetapkan pada PSAK 32. Namun, sangat disayangkan karena aturan yang ditetapkan tidak dapat dikatakan cukup mewakili atas kegiatan dan keadaan perusahaan. Padahal sesuai dengan pengertiannyayangdimaksuddenganlaporankeuanganadalahringkasandari seluruhaktivitasperusahaandalamkurunwaktusatuperiode. Dalam PSAK tersebut tidak dinyatakan bahwa perusahaan harus mengungkapkan jumlah dan sumber bahan baku yang digunakan dalam bentuk satuannya. Pada paragraf 11 PSAK 32 mengenai Laporan Laba Rugi, hanyadijelaskanHargaPokokPenjualanharusdisajikanmasingmasinguntuk kayutebangandankayuolahan. SelainituaturanaturanyangdimuatdalamPSAK32hanyamencakup aturan untuk perusahaan HPH saja, tidak untuk perusahaan pulp and paper. Sementara perusahaan pulp and paper justru yang lebih berbahaya terhadap pengelolaan lingkungan karena banyak menggunakan zatzat kimia yang bisa merusaklingkungan.TingkatproduksiperusahaanHPHjugadapattergantung darikebutuhanindustripulpandpaper.

KONTRIBUSIELSDAUntuk melihat performa dari suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya. Analisis yang digunakan pun bisa bermacammacam tergantung dari kebutuhan si analisnya. Misalnya, untuk mengidentifikasipenyimpanganyangdilakukanperusahaandalampemenuhan bahan bakunya, yang harus dilakukan adalah menganalisis struktur Harga PokokPenjualan(HPP),kegiatanHPH(HakPengusahaanHutan),dankapasitas produksinya. Selama ini perusahaan tidak lagi bijak dalam melakukan kegiatan pemanfaatanSDAyangberkelanjutan.Danbelumditemukancarayangtepat untukmengidentifikasiketidakpatuhanyangdilakukanolehperusahaandalam eksploitasihutanyangberkelanjutan,yangmengakibatkankerugiannegara.

5

Ataskeprihatinanterhadapkondisidiatas,ELSDAmencobamenyusun beberapa indikator keuangan yang bisa menjelaskan penyimpangan tersebut. Dimana meskipun tetap untuk sebagian unsur menggunakan asumsi, paling tidakbisadiketahuigambarandarikegiatanperusahaansebenarnyayangtidak terungkapdalamlaporankeuangan. Adapun indikatorindikator keuangan yang ditetapkan adalah Jumlah dan Sumber Pemakaian Bahan Baku, Jumlah Pemakaian Bahan Perusak Lingkungan, Jumlah Pembayaran Pajak dan PNBP, Arus Kas Keluar, dan Laba Perusahaan. Berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan atas instrumen tersebut, sejumlah indikator umum pengelolaan SDA dan lingkungan yang tidak berkelanjutan yang mengarah pada indikasi penyimpangan pengelolaan kehutananbisadiketahui. Indikator Jumlah dan Sumber Pemakaian Bahan Baku akan memberikanindikasitentangseberapabesarperusahaantelahmengeksplorasi sumber daya alam. Informasi ini berguna untuk menilai seberapa jauh perusahaantelahmenerapkankebijakanpengelolaanSDAyangberkelanjutan. Sementara itu, jumlah pemakaian bahan perusak lingkungan adalah indikator seberapa besar perusahaan telah menggunakan bahanbahan kimia dan energi yang memberikan kontribusi kepada pemanasan global dan kerusakanairsungaidanlingkunganhiduplainnya.Termasukdalamindikator ini adalah jumlah pemakaian energi untuk pembangkit listrik, mercuri, dan bahanbahanracunlainnya. Jumlah Pembayaran Pajak dan (PNBP) yang telah dilakukan oleh perusahaan. Jumlah pembayaran pajak dan PNBP akan memberikan indikasi tentang konsistensi antara jumlah SDA yang telah diambil oleh perusahaan dengan total kewajiban perusahaan kepada negara sebagai akibat eksploitasi tersebut. Perusahaan yang mendukung kelestarian SDA secara minimal akan membayarseluruhkewajibanpajakdanPNBPdenganbenardantepatwaktu. Jumlah Arus Kas perusahaan yang dialirkan ke luar bisnis perusahaan di bidang SDA akan memberikan indikasi minimnya komitmen perusahaan kepada upaya pelestarian SDA dan kesinambungan usahanya. Jika sebagian besararuskasperusahaanyangdiperolehdaribisnisSDAdisalurkankepihak afiliasi dan pihak ketiga di bidang non SDA terkait, kemampuan perusahaan untukmelakukanrehabilitasidanregenerasiSDAakansangatkecil.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan6

2008

LabaPerusahaanbisadilihatdaristrukturlabanya,apakahperusahaan benarbenarkonsistendenganusahanyaatautidak.Jikalabausahanyaminus sedangkanlababersihtinggi,makakonsistensiperusahaanterhadapusahanya patut dipertanyakan. Perolehan laba yang tidak normal atau bahkan perusahaan rugi terus tapi jalan terus, patut menjadi pertanyaan apa sebenarnyafokusdarikegiatanutamanyadibidangpemanfaatansumberdaya alam,khususnyakehutanan. Saat ini dari delapan perusahaan kehutanan yang Tbk, baru dua perusahaan yang dianalisis oleh ELSDA. Yakni PT XYZ dan ABC. Keduanya merupakanperusahaanyangbergerakdibidangHPH.Berikutkesimpulandari analisis yang dilakukan dengan menggunakan indikator keuangan umum ELSDApadakeduaperusahaanitu:

JUMLAHDANSUMBERPEMAKAIANBAHANBAKUDilihat dari komitmen yang ditetapkan perusahaan untuk concern dalampembangunanHTIsebagaisalahsatusumberbahanbakunya,berarti menunjukkan adanya kepatuhan terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Akan tetapi setelah melihat laporan keuangannya ternyata kedua perusahaan tersebut tidak melaksanakan komitmennya untukmembangunHTI. Tabel1.PenambahanHTIdanHTIdalamPengembanganKetarangan PTXYZ(Rp) HTI HTIdalam Pengembangan PTABC(Rp) HTI HTIdalam Pengembangan 2003 426.689.488.624 7.771.128.018 1.770.898.231 2004 85.995.564.009 2.298.679.055 2005 2006

2.556.374.722 12.144.007.404

385.761.960 57.737.372 18.310.118.940

Sumber:LaporanKeuanganPTXYZdanABC20032006

Sepertiyangdisajikan,tidakadainvestasiyangsignifikanterhadap HTI dibandingkan dengan nilai aset yang dimilikinya. Hal itu akan lebih diulaspadapembahasanArusKasyangkembalikeHutan.Selainituketidak

7

konsistenan kedua perusahaan dalam penambahan HTI juga ditunjukkan dengantidakmelakukaninvestasipadaHTIsetiapperiode. Setelah memperhatikan implementasi komitmen perusahaan dalam pembangunan HTI, selanjutnya harus ditelusuri perusahaan menggunakan sumber kayunya dari mana. Analisis terhadap penambahan HTI di atas akan membantu untuk menyesuaikan penggunaan kayu pada periodetersebutdenganmelihatberapakayuyangdigunakandanberapa kayuyangdipanendariHTI. Jika terjadi ketidaksinkronan, maka perusahaan terindikasi tidak patuh terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Asumsinya, selain dari HPH dan HTI atau pembelian, dari mana lagi perusahaan memperolehkayunyaselaindarihutanalam. Sayangnya,datadatapendukunguntukmenganalisiskapasitasHTI, kapasitas HPH, dan Dokumentasi Pembelian yang dibutuhkan belum tersedia dalam kedua laporan keuangan perusahaan itu. Sehingga analisis jumlah dan sumber bahan baku belum mampu mendeteksi indikasi ketidakpatuhanpengelolaankehutanan. Dengan data yang terbatas, ELSDA tetap berusaha melakukan analisis terhadapjumlahbahanbakukayubulatyangdigunakan,khususnyadalam satuanmeterkubik.InformasiyangdapatdiperkirakanseputarJumlahdan SumberBahanBakuKayuyangdigunakanPerusahaanmenggunakanPPNo. 74 Tahun 1999 Tentang Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku Pada DepartemenKehutanandanPerkebunan.Dalamhalinidiasumsikanbahwa hargarataratakayupermeterkubikadalahRp431.000. Tabel2.PemakaianKayuBulatKeterangan PTXYZ PemakaianKayu(Rp) PemakaianKayu(m3) PTABC PemakaianKayu(Rp) PemakaianKayu(m3) 2003 854,97M(HPH) 363,13M(HTI) 1.983.694(HPH) 842.532(HTI) 192,6M 446.922 204,8M 475.375 196,6M 456.253 263,3M 611.046 2004 2005 2006 Tidakdibahaskarenatidakdiketahuiunsur HPHdanHTIataskayuyangdipergunakan.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan8

2008

Sumber:PaperIndikatordanInstrumenuntukMendeteksiPengelolaanSumberDayaAlam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, 2007 danLaporanKeuanganPerusahaanPTXYZdanPTABC20032006.

Dari informasi di atas, terlihat bahwa tidak ada keseragaman pengungkapan mengenai jumlah dan sumber kayu bulat bagi setiap perusahaan.BahkanuntukPTXYZperbedaanpenyajianjumlahdansumber bahanbakuterjadiantaraperiode2003dengan2004danseterusnya. Penggunaan Sumber Daya Alam yang jelas tidak tersaji dalam laporan keuangan kedua perusahaan, sehingga tidak diketahui berapa bahan baku sebenarnya yang digunakan. Kemungkinan hal itu sengaja dilakukan untuk menyamarkan asal kayu yang sebenarnya. Maka kedua perusahaan terindikasi tidak patuh pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

JUMLAHPEMAKAIANBAHANPERUSAKLINGKUNGANUntuk indikator ini tidak dilakukan analisis, karena indikator ini hanyauntukperusahaanpulpandpaper.

JUMLAHPEMBAYARANPAJAKDANPNBPInformasi mengenai jumlah DR dan PSDH yang sebenarnya harus dibayar juga tidak bisa diketahui dengan pasti karena informasi jumlah sumber bahan bakunya sendiri tidak dikatahui. Sehingga tidak bisa diklarifikasikebenarannya.DanupayauntuktidakmembayarDR/PSDHpun bisa dilakukan. Hal itu akan menimbulkan kerugian negara yang tidak sedikit.

ARUSKASKELUARDari analisis arus kas keluar ini dapat diketahui dengan jelas concern perusahaan terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.Yaitudenganmembandingkanberapakasyangdialokasikan untukpembangunanhutandankasyangdialokasikankeposlain.

9

Tabel3.ArusKasuntukHutan Ketarangan PTXYZ ArusKasuntukHTI(Rp) MutasiKasKeluar(m3) PersentaseKasuntukHTI terhadapTotalKasKeluar(%) PTABC ArusKasuntukHTI(Rp) MutasiKasKeluar(m3) PersentaseKasuntukHTI terhadapTotalKasKeluar(%) 11,59M 2.195,13M 0,53 1,7M 783,1M 0,24 2003 4,69M 1.409,11M 0,33 872,8M 0,00 2004 5,36M 1.127,25M 0,47 12,1M 874,0M 1,39 2005 1,62M 847,73M 0,19 18,3M 1.154,4M 1,59 2006

Sumber:PaperIndikatordanInstrumenuntukMendeteksiPengelolaanSumberDayaAlam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, 2007 danLaporanKeuanganPerusahaanPTXYZdanPTABC20032006.

Tabel di atas menunjukkan informasi angka yang sangat fantastik. Sungguhsangatironis,perusahaanyangbergerakdibidangkehutanantapi justruuangyangdikeluarkanuntukhutantidakmencapai2%pun.Jelashal itu membuktikan ketidakpatuhan perusahaan terhadap pengelolaan sumberdayaalamyangberkelanjutan.

LABAPERUSAHAANIndikator terakhir yang akan dibahas adalah mengenai performa labaperusahaanyangakanmenginformasikankualitasgoingconcernsuatu perusahaan.BerikutdatayangdiambildarilaporankeuanganPTXYZdanPT ABC: Tabel4.PerformaLaba/RugiPTXYZdanPTABCKetarangan PTXYZ(RpJutaan) PejualanBersih Laba(Rugi)Kotor Laba(Rugi)Usaha Laba(Rugi)sebelumPPh Laba(Rugi)Bersih PTABC(RpJutaan) 1.871.209 (20.778) (287.641) 104.806 229.581 2003 1.278.060 241.150 56.417 (144.592) (143.276) 2004 818.030 9.851 (199.777) 355.165 686.842 2005 451.028 (22.500) (191.819) 16.518 7.190 2006

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan10PejualanBersih Laba(Rugi)Kotor Laba(Rugi)Usaha Laba(Rugi)sebelumPPh Laba(Rugi)Bersih 689.608 (10.576) (73.986) (162.603) (155.867) 773.559 90.584 17.342 (6.346) 163.427

2008703.992 (12.689) (90.870) 1.637 (53.109)

829.103 91.612 26.301 (12.480) 12.846

Sumber:PaperIndikatordanInstrumenuntukMendeteksiPengelolaanSumberDayaAlam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, 2007 danLaporanKeuanganPerusahaanPTXYZdanPTABC20032006.

Untuk PT XYZ, Laba Usaha terus mengalami kerugian selama tiga periode, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan tidak concern dengan bisnis utamanya yaitu di bidang kehutanan. Sedangkan untuk Laba Bersihnya justru hanya mengalami satu kali rugi. Itu menunjukkan adanya fokus lain yang justru menjadi bisnis utamanya. Dimana perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih menjanjikan dari pada bisnis kehutanan. Status perusahaan kehutanan hanya sebagai kedok untuk mengerukkeuntungansaja. Untuk PT ABC, meskipun dua dari empat periode yang dianalisis mengalamikerugian,halitudianggapmasihdalamtahapwajar.Begitupun untuk perolehan Laba Bersihnya, perusahaan masih berada dalam tahap kewajaran. Namun demikian perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahuisecararincitransaksikeuanganyangterjadididalamnya.

11

KENDALADALAMANALISISLAPORANKEUANGAN PERUSAHAANKEHUTANAN1. AturanaturanyangdimuatdalamPSAK32hanyamencakupaturanuntuk perusahaanHPHsaja,sedangkanuntukperusahaanpulpandpapertidak diatur. Minimnya aturan mengenai pengungkapan atau disclosure atas kondisi lingkunganatauyangberkaitandengankepentinganpengelolaansumber daya alam yang berkelanjutan menyulitkan untuk mengklarifikasi kebenarandarilaporankeuanganyangdisajikan. Penghitungankerugiannegaraatasterjadimyaillegalloggingyangmasih bias.ApakahnegaradirugikanhanyaberdasarkanDRdanPSDHyangtidak dibayar,atauberdasarkannilaitegakanpohonyangditebang.Ataujustru berdasarkankeduanyaditambahdengannilaikerusakanbiodiversitydan keuntunganyangdiperolehparacukongkayu.

2.

3.

REKOMENDASI1. Perludilakukanupayayangsungguhsungguhuntukmenghentikanproses penghancuran lingkungan dan SDA. Kebijakan pembangunan ekonomi untuk mendorong lahirnya industri berbasis sumber daya alam perlu dimonitordandikajiagarlebihberpihakkepadaupayaupayapelestarian lingkungandansumberdayaalam. Penelaahan sejumlah kebijakan pembangunan ekonomi: kebijakan investasi, kebijakan keuangan, kebijakan pelaporan keuangan dan seterusnya.Salahsatuyangmenjadiperhatianadalahkebijakandibidang akuntansi dan pelaporan keuangan. Menurut ELSDA Institute, kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dapat menjelaskan kinerja perusahaandalammengelolalingkungandanSDAakansangatmembantu para stakeholders untuk menilai tanggung jawab perusahaan untuk melestarikanlingkunganhidupdansumberdayaalam. Salahsatuupayayangdapatdilakukanadalahmengembangkansejumlah instrumen pendeteksi (berupa data dan informasi serta laporan yang tersedia di area publik) untuk dilakukan sejumlah analisis keuangan dan analisishukum,agardapatmengidentifikasikansejumlahindikatorumum

2.

3.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan12

2008

pengelolaan SDA dan lingkungan. Indikator umum dapat menjadi digunakanuntukmengibarkanredflagyangakanmenstimulasiparapihak terkait untuk menyelidiki lebih lanjut dan lebih detail kemungkinan terjadinyapengelolaanSDAdanlingkunganyangtidakbekesinambungan bahkan mungkin indikasi tindak ketidakpatuhan di bidang pengelolaan lingkunganhidupdanSDA. 4. Kekurangan pengungkapan dalam laporan keuangan yang menyebabkan hasil analisis belum menghasilkan informasi yang lengkap. Untuk itu, sejumlah rekomendasi berkenaan dengan perbaikan muatan informasi yang harus diungkap dalam laporan keuangan dapat diajukan kepada pihakpihak yang berwenang seperti: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), DepartemenKeuangan,BadanPengelolaPasarModal(Bapepam).

13

DEBTFORNATURESWAP TAMANNASIONAL DANPELUANGKEDEPAN programDebtForNatureSwapdapatmenjadisalah satu solusi yang cukup baik dalam menangani kerusakan hutan Indonesia, khususnya pada taman nasional. AlbertHasudungan,FinancialAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan14

2008

PENDAHULUANDebt swap merupakan mekanisme pengurangan utang yang secara umum dapat diartikan sebagai pertukaran utang luar negeri dengan ekuitas ataudanadalammatauanglokaluntukpembiayaanproyekdanatauprogram pemerintah(Ragimun,2005).Salahsatukomponendaridebtswapituadalah debt for nature swap, yaitu program pengalihan utang luar negeri untuk digunakan ke dalam pendanaan dan kegiatan konservasi hutan. Saat ini Indonesia mendapat skema penghapusan utang luar negeri, melalui debt for natureswap(DNS)yangberasaldarinegaraAmerikaserikat(AS)danJerman. Total komitmen utang luar negeri yang dibebaskan oleh negara Amerika serikat sebesar 19.6 juta dollar AS, sedangkan negara Jerman (melalui green program) berkomitmen untuk menghapuskan utang luar negeri Indonesia sebesar12.5jutaeuro.ProgramkonservasihutandariskemapendanaanDNS ini diadakan di taman nasional yang dipandang mengalami ancaman deforestasihutan,danberadadalamkondisimembahayakansaatini. MekanismeinsentifyangdiberikanpemerintahJermanyaituIndonesia harus melakukan program konservasi hutan di taman nasional dahulu senilai 50 % dari komitmen utang luar negeri yang dilunaskan, baru pihak Jerman akan membebaskan utang luar negeri demi program konservasi hutan di taman nasional sebesar 12.5 juta euro. Untuk perjanjian dengan Amerika serikat(AS),negaraIndonesiamendapatpengalihanutangluarnegerisebesar 19.6jutadollarASdengancatatanbahwautangluarnegeriIndonesiadipotong dahulu, kemudian negara Indonesia harus membayar secara bertahap 19.6 jutadollarASuntukdanaperlindunganhutanditamannasional,yangmasih dibahas.BagiNGOyanginginmenjadipengawaspenggunaandanakonservasi hutan tersebut (board of commitee), harus menyumbangkan dana 20% dari 19.6jutadollartersebutperentitastersebut. Saat ini program konservasi hutan di taman nasional yang mulai dilaksanakandiIndonesiaadalahskemaDNSIndonesiadenganpihakJerman, dengan nilai sebesar 12.5 juta euro. Program yang difokuskan oleh departemen teknis terkait, Dephut, adalah mengkonservasi Taman Nasional (TN)GunungLeuser,TNKerinciSeblat,danTNBukitBarisanSelatan.Paperini akan mengkaji secara singkat atas masalah debt for nature swap dan peran ELSDAterhadapfenomenadebtfornatureswapdiIndonesia.

15

ANALISISSWOTTERHADAPDNSDANHALYANG DILAKUKANELSDA Pada bagian ini akan dibahas tentang analisis SWOT terkait dengan mekanisme dana DNS di negara Indonesia, dan beberapa kendala yang dihadapiterkaitdengandebtfornatureswaptersebut.

STRENGTHHal utama yang perlu digarisbawahi menjadi kekuatan Indonesia, terkait dengan debt for nature swap, adalah luas hutan di Indonesia yang besar. Menurut sumber data di Departemen Kehutanan, luas hutan Indonesia mencapai 126.97 juta hektar di tahun 2005. Selain itu, Departemenkehutananjugamemiliki50tamannasionaldiIndonesiayang tersebardiseluruhIndonesia.Tamannasionalyangdilindungidariprogram DNS pun cukup luas areal hutannya, seperti yang terlihat pada tabel di bawahini. Tabel1.NamaTamanNasionalyangDikonservasi NamaTamanNasional LuasHutan TamanNasionalGunungLeuser 1,094,692Ha TamanNasionalKerinciSeblat 1,389,509.87Ha TamanNasionalBukitBarisanSelatan 365,000HaSumber:DepartemenkehutananRI,2007

Jadi, hal tersebut merupakan faktor yang penting mengapa negara donor yang sudah ada, yakni Jerman dan Amerika serikat, tertarik bekerjasamadengannegaraIndonesiadalambentukdebtfornatureSwap.

WEAKNESSSalah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam mengelola hutan nasional yang berkelanjutan adalah masih minim dan terbatasnya dana anggaran nasional dari pemerintah Indonesia dalam rangka melakukan upaya perlindungan hutan di Indonesia. Alasannya karena besarnyabebanpemerintahuntukmenanggungseluruhpembayaranutang luarnegerinyatersebut.Adapunjumlahdanpersentaseutangluarnegeri pemerintahIndonesiadapatdilihatpadatabeldibawahini.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan16 Tabel2.JumlahdanPersentaseUtangLuarNegeriPemerintah Keterangan JumlahUtangLN(USDMilyar) PersentaseTerhadapPDB(%) 2002 74.5 31.5

2008

LuasHutan 2003 2004 2005 80.9 80.7 78.3 28.3 25.3 24.5

2006 na na

Sumber:DataAPBN(2002s/d2006)DepartemenKeuanganRI,diolah

Walaupun tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia sudah mengalami trend yang menurun, namun penurunannyatidaksignifikandibandingkandengansisabebanutangyang masih harus ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Kalau kita lihat pula dari persentasenya terhadap PDB, porsi utang terhadap PDB juga hanya mengalamipenurunanyangtidaksignifikandanmenyisakanbesarnyasisa porsiutangLNterhadapPDBhinggamencapai24.5%sampaiditahun2005. Dataitumenyiratkanbahwapembayaranutangluarnegeriyangdilakukan pemerintahpun masih terbatas dan dirasakan kurang signifikan dibandingkan dengan jumlah utang luar negeri Indonesia, yang akumulasi bunganya dapat membahayakan bagi anggaran keuangan negara di masa mendatang. Jadi masih dibutuhkan sumber pembiayaan lain untuk memperkecil utang luar negeri pemerintah, seperti upaya negara kreditor yangmenghapuskanutangluarnegerikita,sehinggakebijakanpengeluaran pemerintah untuk membenahi hutan Indonesia bisa dilakukan secara maksimal. Oleh karena itulah program DNS menjadi dapat menjadi salah satu solusi yang cukup baik dalam menangani kerusakan hutan di Indonesia,khususnyapadatamannasional. Kedua,halyangmasihmenjadikelemahannegaraIndonesiaadalah implementasi perlindungan hutan Indonesia yang dilakukan pemerintah terkait, khususnya Departemen kehutanan, masih kurang efektif dan efisien. Menurut Departemen kehutanan, hutan di Indonesia masih mengalami akumulasi deforestasi hingga mencapai 59 juta hektar pada tahun2007. Bilakitaperhatikankembalisecaramendetailtaman nasional yang rusak di pulau Sumatra juga cukup besar. Berikut ini adalah data kehancuran hutan yang diakumulasi sampai bulan juni tahun 2007 di tiga tamannasional.

17

Tabel3.DeforestasiHutandiBeberapaTamanNasional NamaTamanNasional JumlahKerusakan GunungLeuser KerinciSeblat BukitBarisanSelatanSumber:DepartemenKehutanan,2007,diolah

22,559Ha 303,776Ha 111,178Ha

Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa kerusakan taman nasional Gunung leuser saja bisa mencapai 22,559Ha. Kalau kita rinci lagi kebawah,kerusakanhutanyangpalingbesarterjadipadatamannasional Kerinci seblat hingga mencapai 303,776 Ha. Oleh karena itulah langkah preventif yang efisien dan efektif untuk melindungi taman nasional tersebut merupakan suatu permasalahan yang perlu diselesaikan oleh pemerintahterkaitsecepatnya.

OPPORTUNITYNamun di tengah kegetiran dari kelemahan tersebut, kita masih dilegakandenganpeluangdankesempatanyangditawarkanolehDNSyang sudah diimplementasikan, yaitu DNS Jerman. Salah satu kesempatan yang kita dapatkan adalah penghapusan utang luar negeri dua kali lipat dari negaraJermanterhadapbiaya/danayangtelahdisepakatiuntukkonservasi ditigatamannasionaltersebut.

THREATHal yang menjadi perhatian penting bagi perlindungan hutan adalah keefektifan atas implementasinya. Indikator kehancuran taman nasionalsepertitabeldiatas,hendaknyamemacuDepartemenkehutanan untuk meningkatkan kinerjanya dalam perlindungan hutan di taman nasional. Ancaman utama yang dihadapi Indonesia atas DNS ini yaitu apabila Departemen kehutanan tidak mampu menyelesaikan program perlindungan hutan di taman nasional secara efektif dan tidak lulus audit auditor independen, maka Indonesia tidak akan mendapat penghapusan utangluarnegeridarinegaraJermantersebut. Selain itu, apabila kita tidak mampu melindungi dan mengelola dana hutan tersebut secara benar, maka bersiapsiaplah kita untuk kehilangan kepercayaan dari negara donor yang berniat untuk membantu memberikandanaperlindunganhutanbagiIndonesia.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan18

2008

Hallainyangjugaperludiperhatikanbahwaimplementasiprogram perlindungan yang tidak efektif dan efisien dapat membuat kerugian atas anggaran dan keuangan negara. Kerugian tersebut antara lain adalah potensi utang luar negeri yang hilang dan kerugian atas besarnya pengeluaran anggaran nasional atas konsekuensi program perlindungan hutan di taman nasional, yang tidak berhasil diimplementasikan secara tepatdanbenarolehdepartementeknistersebut.

HALYANGDILAKUKANELSDAPadabagianiniakandibahasmengenaikegiatan,kendaladanprospek terkaitdenganDNSyangsudahdilaksanakanyaitudenganpemerintahJerman.

KEGIATANYANGDILAKUKANELSDABanyakhalyangdilakukanolehELSDAInstituteuntukberpartisipasi dalammensukseskanprogramperlindunganhutandenganskemadebtfor natureswaptersebut.Pertama,ELSDAInstitutemencobamembuatpaper yang berkaitan dengan debt for nature swap. Kedua, ELSDA menjalin hubungandanmencaricontactpersonyangmengurusdebtfornatureswap yang sudah terlaksana, yakni dengan negara Jerman. Ketiga, ESLDA melakukan berbagai tindakan rekonstruktif demi mensukseskan program perlindungan hutan dengan skema pendanaan debt for nature swap tersebut. Hal yang sudah dilakukan ELSDA Institute diantaranya adalah menggagas forum diskusi BLU Taman Nasional dan Pengelolaan DNS yang diadakanpadatanggal3Desember2007.

KENDALAYANGDIHADAPIELSDAINSTITUTEAda beberapa kendala baik yang pernah dihadapi maupun yang akandihadapi.KendalayangpalingseringditemuitertkaitdenganDNSini adalah menghubungi dan bertemu dengan staf dan pejabat terkait di Departemen Kehutanan. Selain itu tantangan lain yang dihadapi ELSDA adalah mengajak Departemen kehutanan supaya ELSDA bisa terlibat di dalam menyukseskan program perlindungan hutan dengan skema DNS tersebut.

19

PROSPEKDNSMENURUTPERSEPSIELSDAELSDA memposisikan dirinya sebagai LSM yang berfokus pada ide follow the money. Jadi hal yang ingin dibantu ELSDA terutama difokuskan pada hal pengelolaan keuangan dari dana DNS Jerman tersebut, supaya dapatmembantumensukseskankeberhasilanprogramperlindunganhutan ditamannasionaltersebut. SalahsaturencanadankonsepyangditawarkanolehELSDAadalah inginmembantumengelolakeuangandariDNSJermandengantoolsBadan Layanan Umum (BLU) Taman Nasional. Hal ini dilakukan agar upaya pengelolaankeuanganuntuktamannasionalinidapatlebihprofesionaldan bisa lulus audit auditor independen yang telah ditunjuk tersebut. Hal lain yang menjadi citacita ELSDA ke depan adalah membangun success story pengelolaanDNSdaridanabantuanyangberasaldaripemerintahJerman, serta menciptakan laporan & indikator keuangan yang layak dari segi pemeriksaankeuanganolehauditorindependentersebut.

DAFTARPUSTAKAAriadi, Kurniawan (2002), Pemanfaatan Skema Debt Conversion Sebagai UpayaPenguranganUtangLuarNegeriPemerintah,Bappenas:Jakarta Occhiolinni, Michael (1990), DebtForNatureSwap, Worldbank Working Paper:InternationalEconomicsDepartment Ragimun, (2005), Tinjauan Mengenai Implementasi Program Debt Swap Sebagai Salah Satu Alternatif Mengurangi Beban Utang Luar Negeri, KajianEkonomidanKeuangan,Volume9,Nomor1,Maret2005 DataDepartemenKehutanan,BerbagaiEdisi DataDepartemenKeuangan,BerbagaiEdisi

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan20

2008

21

HUTANHANCUR KORUPSITUMBUH Penebangan liar di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan berbagai kepentingandanjaringan,baikitudipengusaha, masyarakat,DepartemenKehutanan,pemerintah daerah, kepolisian, maupun TNI. Hampir setiap praktekillegalloggingmelibatkanaparatsupaya dapatberjalanmulus.

MuhamadZainalArifin,LegalAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan22

2008

PENDAHULUANSecara umum, sumber daya hutan dan lahan Indonesia telah berada padatitikkritis.Citrasatelitmenunjukkan60jutahektarhutandalamkondisi rusak parah.4 Departemen Kehutanan (2003) mencatat bahwa laju kerusakan hutan (degradasi dan deforestasi) selama 12 tahun (19851997) untuk Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mencapai 1,6 juta ha per tahun. Pada periode pengamatan tahun 19972000, angka deforestasi hutan di Indonesia meningkat 2,83 juta hektar. Sedangkan tahun 20002005, angka deforestasi hutanturunmenjadi1,08jutahektar.MenurutDataAsianDevelopmentBank, ratarata kerusakan hutan di Indonesia diperkirakan antara 600.000 hektar sampai 1,3 juta hektar per tahun. Namun, ada juga penelitian lain yang menyebutkan penggundulan hutan telah mencapai tingkat kecepatan 1,62,0 juta hektar per tahun.5 Data yang lebih miris lagi disajikan EIA/Telapak yang menyatakankehancuranhutanmencapai2,8jutahektarpertahunterparahdi dunia.6 Akibat adanya penggundulan hutan tersebut, banyak musibah banjir dantanahlongsoryangdatangsilihbergantidiIndonesiamewarnaiperjalanan tahun 2007. Bencana banjir telah menerpa Aceh, Langkat, Riau, Palembang, Padang,Morowali,dandaerahdaerahlainyangkayaakanhutan.Ratusanribu orang mengungsi, ribuan rumah terendam, infrastruktur rusak parah dan triliunanhartalenyapakibatterjanganbanjir.Jikatidaksegeradiatasi,bencana banjirdantanahlongsormungkinakankembalimenerpapadatahun2008. Selaindihadiahiolehalamdenganrentetanbencana,padatahun2007 Indonesia diganjar sebagai negara penghancur hutan tecepat di dunia versi Food and Agiculture Organization (FAO). Indonesia pun tercatat di Guinnes Suripto, Transnational Crime of Illegal Logging, PresentasiuntukWorkshopEIA/Telapak,September2006 5 Bambang Setiono dan Yunus Husein, Memerangi Kejahatan Kehutanan dengan Mendorong Prinsip Kehati hatianPerbankanUntukMewujudkanPengelolaanHutanyang Berkelanjutan: Pendekatan Anti Pencucian Uang, CIFOR OccasionalPaperNo.44(i),CIFOR,Bogor,2005,hlm5 6 EIA / Telapak, Raksasa Dasamuka: Kejahatan Kehutanan, Korupsi dan Ketidakadilan di Indonesia, Maret 2007,hlm24

23

World of Record sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia dengan ratarata kerusakan hutan sebesar 1,871 juta hektar per tahun. Reward yang diterima Indonesia tentu saja sangat ironis karena pada Desember 2007 Indonesia menjadi tuan rumah United Nation Framework Climate Change Conference(UNFCCC)diBali. Meskibanyakhutanyanggundul,ironisnyatidakadaaktorintelektual yang dihukum. Vonis bebas terhadap Adelin Lis menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia terlampau permisif terhadap pelaku illegal logging. Hal ini diperparah lagi dengan pernyataan dari Departemen Kehutanan yang lebih membela pelaku pengrusakan hutan yang berijin dibanding menjaga hutan. Tindak pidana kehutanan hanya dianggap sebagai pelanggaran administrasi belaka. Padahal praktek illegal logging sudah semakin rapi dan melibatkan korporasisebagaipelaku.Jikapembalakanliarhanyalahsuatukejahatanyang melibatkan masyarakat miskin yang kehidupannya bergantung kepada hutan, seperti supir truk ataupun penjaga hutan yang bergaji kecil, kejahatan tersebut tentu tidak akan sulit untuk dihentikan.7 Lebih dari itu, kejahatan kehutanan telah melibatkan korporasi besar yang lebih mementingkan mencari keuntungan dibandingkan menjaga kelestarian hutan. Dalam melakukanillegallogging,korporasiseringberlindungdibalikijin. Penebangan liar di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan berbagai kepentingan dan jaringan, baik itu di pengusaha, masyarakat, Departemen Kehutanan, pemerintah daerah, kepolisian, maupun TNI. Hampir setiap praktek illegal loggingmelibatkanaparatsupayadapatberjalanmulus.Membawakayubukan seperti membawa jarum yang sulit terlihat. Pelaku illegal logging harus melewati pospos pemeriksaan pemerintah dan melakukan praktek suap kepadaaparatyangberkuasa. Tahun 2007 menjadi tahun kegagalan pemberantasan korupsi di bidang kehutanan. Bagaimana tidak. Sepanjang tahun 2007 jarang ada kasus korupsi kehutanan yang divonis bersalah. Satusatunya kasus illegal logging yang berhasil menggunakan UU Korupsi yakni Kasus Sejuta Hektar Kelapa 7

BambangSetionodanYunusHusein,op.cit,hlm1

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan24

2008

SawitdiKaltimyangmelibatkanmantanGubernurKaltim,MantanKaKanwil, Mantan Kepala Dinas Kehutanan, Dirjen Dephut dan pengusaha Martias. Itu pun dilakukan oleh KPK dan Pengadilan Tipikor. Kasus lain yang berpeluang divonisbersalahdenganmenggunakanUUAntiKorupsiyaknikasusDLSitorus. Namun sayang, pada waktu itu jaksa menggunakan dakwaan alternatif yakni korupsidankejahatankehutanan.DidalamputusanKasasi,HakimMahkamah AgunglebihmemilihUUKehutananuntukmenghukumDLSitorus. Di samping itu, pada tahun 2007 aparat penegak hukum juga mengacukan hasil analisis PPATK yang terkait dengan kasus illegal logging, pencucian uang dan korupsi. Padahal di dalam beberapa analisis PPATK menggambarkan secara gamblang proses suap yang dilakukan pengusaha terhadapaparat.

GAMBARANUMUMPENEGAKANHUKUM KEJAHATANKEHUTANANTaksepertitahunsebelumnyayanglebihmengutamakanpelaksanaan operasi hutan lestari, pada tahun 2007 pemerintah tidak mencanangkan operasipemberantasanillegalloggingsecarabesarbesaran.Akibatnya,jumlah kasusillegalloggingyangdijeratdenganmenggunakanUUkehutanansemakin menurun. Dari data yang dihimpun Direktur Penyidikan dan Perlindungan Hutan Departemen Kehutanan, menyatakan bahwa jumlah kasus tahun 2006 berjumlah1.329danpadatahun2007(sampaidenganSeptember2007)turun drastismenjadi204kasus. Tabel1.DataPenyelesaianKasusKasusKejahatanKehutananyangDitangani PPNSKehutanan Tahun Jml Jml Pe Penyi SP3 P21 Per Vo TSK Kasus nyeli dikan sidangan nis dikan 2005 879 732 112 217 6 119 40 217 2006 1.409 1.329 367 320 23 236 84 247

s.dSept 2007

25

204 75 69 30 5 8

182

Sumber:DepartemenKehutanan,2007

Data yang dikeluarkan Kepolisian Republik Indonesia berbeda jauh dengan Departemen Kehutanan. Data yang diungkap POLRI selama Januari hinggaAgustus2007,polisitelahmenangkap1.375tersangkapembalakanliar. Paratersangkainiditangkapdalam1.124kasus.HalituterungkapdalamRapat Kerja Kapolri Jenderal Sutanto dengan Komisi III DPR (Media Indonesia 18/9/2007).

KERUGIANNEGARAAKIBATILLEGALLOGGINGTidak ada data resmi dari Departemen Kehutanan tentang kerusakan hutan tahun 2007. Data kerusakan hutan terdekat yang dikeluarkan Dephut yakni data pada tahun 20002005 sebesar 1,08 juta hektar per tahun. Sedangkan ratarata potensi produksi hutan per hektar pada tahun 2007 sebesar 37,78 m3.8 Jika kita menggunakan data kerusakan hutan per tahun sebesar 1,08 juta hektar dan dikalikan dengan potensi hutan 37,78 m3 per hektar, maka ada sekitar 40,802 juta m3 kayu yang ditebang dari bumi Indonesia. Jumlahproduksikayudiatastentusajajauhdiatasproduksikayuyang dihimpunDephut.RencanaKerjaTahunanIzinUsahaPemanfaatanHasilHutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam yang dilansir perusahaan untuk tahun 2007 sebesar9,379jutam3.Sampailaporaninidibuat,Dephutbelummengeluarkan realisasi produksi kayu baik itu berasal dari Hutan Alam, Hutan Tanaman maupun ijin lainnya tahun 2007. Untuk mengisi kekosongan data 2007, kita menggunakan ratarata realisasi produksi kayu terdekat yakni antara 2001 2005.RatarataproduksikayupertahununtukIjinPemanfaatanKayusebesar 1,741jutam3,HutanTanaman8,190jutam3danHutanRakyatsebesar0,304 juta m3. Dengan menggunakan asumsi data RKT tahun 2007 dan ratarata realisasi produksi kayu tahunan, maka kita dapat memperkirakan jumlah produksilegalkayuuntuktahun2007sebesar19,614jutam3. AngkainidiperolehdariRencanaKerjaTahun2007 IUPHHK Hutan Alam yakni sebesar 9.379.064 m3 dengan mencakuparealhutanseluas248.234hektar.8

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan26

2008

Hal ini berarti ada sekitar kayu 21,188 juta m3 yang diindikasikan berasal dari illegal logging dan tidak tercatat oleh Dephut. Kalau kita menggunakanhargakayusebesarUS$105,82perm3(US$1=Rp9.309,51)9, makanilaikerugiannegaradarinilaikayusebesarRp20,873triliun.Kerugian tersebut belum dihitung dari nilai penyimpanan karbon, air, lingkungan dan nilaihutannonkayuyangjumlahnyabisamencapaiUS$1283sampaidengan US$1416perhektar.10

MONITORINGKASUSKORUPSIBIDANG KEHUTANANKASUSDLSITORUSPadabulanFebruari2007,nasibterdakwatindakpidanakehutanan Darianus Lumbuk Sitorus atau yang dikenal dengan DL Sitorus berubah drastis. Setelah Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta memutusnya bebas, melalui putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) akhirnya menjebloskannya kembalikepenjara.Iadiganjarpenjara8tahundandipidanadendasebesar Rp5miliarsubsiderpidanakurungan6bulan. Dengan demikian putusan kasasi ini menguatkan kembali putusan PNJakartaPusat.Artinya,DLSitorusterbuktimengerjakandanmenduduki secara sengaja kawasan hutan negara tanpa ijin yang melanggar Pasal 6 ayat (1) jo pasal 18 ayat (2) PP No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan dan Pasal 50 ayat (3) huruf a jo Pasal 78 ayat (2) UU No 41 Tahun 1999tentangKehutanan.MajelishakimMAmenyatakanDLSitorusterbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan dan menggunakan kawasan hutan secara tidak sah yang Meski harga ini diambil dari harga kayu bulat menurut FAO tahun 2002, namun harga ini mendekati harga kayu pasaran di Indonesia. Menurut Direktur Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, harga ratarata kayu antara Rp 900.000 s.d. Rp 1 juta. Menurut Bambang Setiono peneliti di CIFOR,hargarataratakayuRp1juta. 10 Bintang C.H. Simangungsong, Nilai Ekonomi dari HutanProduksiIndonesia,IWGFF,2003,hlm309

27

dilakukan secara bersamasama dan dalam bentuk perbuatan berlanjut. Kasasi ini diajukan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta karena tak puas dengan putusanPTDKIJakartayangdibacakanpada11Oktober2006.Ketikaitu,PT DKI Jakarta memutus bebas DL Sitorus. Pertimbangannya, dakwaan JPU prematurataubelumsaatnyadiajukankarenabelumadaputusanperdata mengenai areal yang disengketakan. Tak hanya itu, gugatan pembatalan SuratMenteriKehutanandiPTUNjugabelumberkekuatanhukumtetap. Di PN Jakarta Pusat, Jaksa menerapkan dakwaan alternatif antara korupsiataukejahatankehutanan.Padadakwaanpertamadankedua,JPU menjeratterdakwadenganpasaltindakpidanakorupsi,yaitupasal1ayat1 subajopasal28jopasal34cUUNo3Tahun1971jopasal43AUUNo31 Tahun1999joUUNo20Tahun2001tentangpemberantasantindakpidana korupsidanpasal2ayat1jopasal18UUNo31Tahun1999joUUNo20 Tahun2001padadakwaankedua. Sedangkanpadadakwaanketiga,terdakwadijeratpasal6ayat1jo pasal18ayat2PPNo28Tahun1985tentangPerlindunganHutandanpasal 50 ayat 3 huruf a jo pasal 78 ayat 2 UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Majelis hakim yang diketuai oleh Andriani Nurdin menunda sidanghinggaJumat,28Juli2006,untukmembacakanputusan. JPUmenuntutDLSitorushukuman12tahunpenjara,danhukuman tambahanberupadendasebesarRp200jutasubsiderenambulankurungan sertamenggantiuangkerugiannegarasebesarRp323,655miliar.Perbuatan terdakwa,menurutJPU,telahmerugikannegaracqDepartemenKehutanan sebesar Rp323,655 miliar yang terdiri atas hilangnya tegalan di 47 ribu hektar hutan produksi negara sebesar Rp44,655 miliar, hilangnya pemasukan dana reboisasi dan pengelolaan sumber daya alam yang seharusnya masuk ke Departemen Kehutanan sebesar Rp207 miliar dan Rp72miliar. Namun, pada tanggal 10 September 2007 DL Sitorus, mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK). DL Sitorus hanya menyodorkan sebuah novum, yaitu putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) No. 134 K/TUN/2007. Putusan tertanggal 12 Juni 2007 tersebut berisi pembatalan SK Menteri Kehutanan No. S.149/MenhutII/2004 tentang Permohonan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan28

2008

untuk Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di Kawasan Hutan Register 40 PadangLawasSumateraUtara. SK Menhut tertanggal 13 Oktober 2004 itu pada intinya menyatakan,kawasanhutanyangtelahdikuasaidandijadikanperkebunan kelapa sawit oleh DL Sitorus akan dipertahankan sebagai kawasan hutan. Masih dalam SK yang sama, Menhut juga membatalkan SK No. 1680/MenhutIII/2002 tertanggal 20 September 2002. SK tersebut mengatur mengenai Penerbitan Sertifikat Tanah yang Terletak di Dalam Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas Sumatera Utara. Selain itu, Menhut menghimbau agar DL Sitorus menghentikan seluruh kegiatan dan meninggalkankawasanhutanRegister40PadangLawasSumateraUtara. Dalam putusannya, Majelis Kasasi MA yang diketuai Titi Nurmala Siagian menyatakan, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) DKI Jakartatelahsalahmenerapkanhukumtentangtenggangwaktupengajuan gugatan TUN. Menurut majelis kasasi, pengajuan gugatan masih dalam tenggat waktu yang dimaksud Pasal 55 UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Dengan dibatalkannyaSKtersebutolehMA,DLSitorusmendapatkansenjatauntuk mengajukanPeninjauanKembali.Sebab,SKtersebutnyatanyatamelarang Direktur PT Torganda ini menguasai kawasan hutan produksi di Padang Lawas.

KASUSTEDDYANTONIPada April 2007, Teddy Antoni (39), Direktur Utama PT ATN, pembalak 13.000 m3 kayu di Kepulauan Mentawai, Sumbar yang dinilai merugikannegaraRp7,3miliar,divonisbebas.MajelishakimdenganKetua, Nurhaida Betty Aritonang, SH, di PN Padang menyatakan Teddy wajar divonis bebas dari tuntutan berlapis, karena persidangan membuktikan kejahatan yang didakwakan terhadapnya tidak memenuhi unsur pidana. Terkait pembebasan Teddy, JPU, Jopi Noveli, SH, menyatakan pikirpikir atau menyerahkan kebijakan selanjutnya pada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar.

29

Sebelumnya Jaksa penuntut Umum, Jopi Noveli, SH dan Wiily Ade Chaidir,SH,menuntutterdakwaselamaenamtahunpenjara,dendaRp300 jutadansubsiderenambulankurungan,karenamelanggarpasal2ayat1jo pasal 18 ayat 1 huruf b UU No 31 tahun 1999 tentang korupsi. Terdakwa jugadijeratpasalNo.20tahun2001jopasal55ayat1keKUHP,karena dugaan kejahatan dilakukan secara bersama dengan dua koperasi Mina Awera dan KSU Simantorai dalam izin pemanfaatan kayu (IPK) di Sipora KepulauanMentawai. Dakwaan sebelumnya, Teddy Antoni, dinilai bekerjasama dengan Zulkarnain Ketua KUD Mina Awera dan M Parulian Samalinggai (DPO), menggarapkayujenismeranti,kruing,mencimin,balamdiluarlahanatas IPKyangdimilikinya.DalammengelolakayutersebutTeddymenyediakan5 unitbuldozer,danwheelloader,eskavator,motorgraderdandumptruck masingmasing satu unit serta peralatan lainnya untuk KSU Simarotorai. Pengoperasian alat barat itu tidak memiliki izin Dirjen/Derektur Bina pengembangan Hutan Tanaman yang seharusnya sesuai Kepmenhut No 428/kpts11/2003. Guna melancarkan operasinya Teddy Antoni, juga menyediakan empatunitchainsawatasnamaJailaniuntukKoperasiMinaAweradanlima operator ATN. Selain itu, Teddy juga menyediakan enam unit kendaraan rodaempatsertamengontrakduaunitkapal.TeddydiadilikePNPadang, mulai 20 Desember 2005. Terdakwa dalam sidang putusan itu, didamping penasehat hukumnya Suherman, SH dan Azimar SH. Dalam kasus ilegal Loggingitu,diperiksa27orangsaksi.

KASUSSEJUTAHEKTARKELAPASAWITDIKALTIMKasus sejuta hektar kelapa sawit di Kaltim melibatkan 5 Tersangka/Terdakwayakni: 1. SuwarnaAF(GubenurKaltim) 2. Martias(PresidentSuryaDumaiGrup) 3. UuhAliyuddin(KaKanwilDephutbunKaltim) 4. Robian(Kadishut/PltKaKanwilDephutbunKaltim) 5. WaskitoSuryodibroto(DirjenPHPDephutbun)

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan30 KasusPosisi

2008

Sejak tahun 1998, SUWARNA AF selaku Gub. Kaltim mencanangkan pembangunan kebun kelapa sawit Sejuta hektar di Prov. Kaltim, namun dalam perencanaannya tidak dibuat secara matang dan tanpa pembahasandenganDPRDKaltim. MARTIAS selaku President BOD Surya Dumai Grup (SDG) turut serta dalam pelaksanaan kegiatan yang canangkan SUWARNA, dengan membentuk Surya dumai Grup Divisi Pengembangan Kaltim, yg membawahi antara lain : PT BUMI SIMANGGARIS INDAH, PT BULUNGAN AGRO JAYA, PT KALTIM BHAKTI SEJAHTERA, PT REPENAS BHAKTI UTAMA, PT BUMI SAWIT PERKASA, PT BORNEO BHAKTI SEJAHTERA,PTBULUNGANHIJAUPERKASA(didirikanpadatanggal29 April 1999), PT MARSAM CITRA ADIPERKASA , PT TIRTA MADU SAWITJAYA, PT SEBUKU SAWIT PERKASA dan PT BERAU PERKASA MANDIRI,yangalamatdanpemegangsahamnyaadalahsama. Perusahan SDG mendapatkan rekomendasi dari Suwarna selaku Gub. Kaltimseluas147.000Hautkbangunperkebunankelapasawit.Halini melanggar batas maksimum SK Menhutbun No. 107/KptsII/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan yaitu sebesar maksimum 20.000 Ha bagi satu perusahaan atau satu grup perusahaandalamsatuprovinsi. LokasipembangunankebunkelapasawitSDGberadadiKab.Bulungan, Kab.BeraudanKab.Nunukan. SUWARNA meminta bantuan WASKITO (Dirjen PHP Dephutbun) utk mempercepat pembangunan kebun kelapa sawit sejuaa Ha di Kaltim diantaranyapercepatanpemberianIPKdlmrangkalandclearing. MARTIAS didampingi PAULUS TANURAHARDJA mendatangi WASKITO dalamrangkamengurusperijinanIPK. PAULUSselakuPerwakilanDiVisiPengmebanganKaltimSDGdiJakarta atas perintah MARTIAS mengajukan permohonan IPK langsung kpd Dirjen PHP yg dilampiri antara lain rekomendasi dari Gub Kaltim (SUWARNA) tanpa melalui Ka Kanwil Dephutbun Kaltim serta permohonan tidak dilampiri dgn persyaratan yaitu : Persetujuan Prinsip Pelepasan Kawasan Hutan dari Menteri, FS dan Bukti telah

31

dilksanakanTataBatasAreal.Halinimelanggarpasal5ayat(1)dan(2) KepMenhutbunNo538/1999 WASKITO menerbitkan Persetujuan Prinsip IPK kpd perusahaan2 SDG dgn membuat surat kepada Ka Kanwil Dephutbun Kaltim dgn tembusan Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan kaltim untuk menerbitkanIPK. AtasdasarPersetujuanPrinsipIPKdariDirjenPHPtersebut,SUWARNA menerbitkan Surat Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPH TP, Surat Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu kpd PT yg tergabung dlm SDG. Surat tersebut disertai dgn instruksi kepada Kakanwil untuk segera menerbitkanIPK. Berdasar HPHTP, Ijin Prinsip Dirjen PHP dan Persetujuan Prinsip PembukaanLahandanPemanfaatankayu,UUHALIYUDDIN,KaKanwil Dephutbun Kaltim selaku pejabat teknis menerbitkan 14 IPK (1999 2000)kepadaPTygtergabungdlmSDG. Pada saat IPK yg diterbitkan oleh UUH ALIYUDIN akan habis masa berlakuknya, TONY CANDRA selaku Kepala Perwakilan Divisi Kaltim SDG di Samarinda, atas perintah MARTIAS mengajukan Dispensasi PenyerahanBankGaransiDRPSDHkpdGubKaltim(SUWARNA) SUWARNAmenerbitkanDispensasiPenyerahanBankGaransiDRPSDH kepadaperusahaanygtergabungdlmSDG. BrdasarkanIPKygtelahditerbitkanolehUUHALIYUDINygtidaksesuai dgnketentuandanadanyaDispensasidariSUWARNA,ROBIANselaku Kadishut/Plt Ka Kanwil Dephutbun Kaltim menerbitkan 14 SK IPK/PerpanjanganIPKkepadaPTygtergabungdlmSDG. Dengan SK IPK dan SK Perpanjangan IPK tersebut, PT yang tergabung dalam SDG melakukan eksploitasi kayu tanpa ada keseriuasan membangunkebunkelapasawitpadaarealseluaskuranglebih53.600 Ha,dgnjumlahnilaitebangansekitarRp.386.221.139.830,.Dikatakan tidakseriuskarenapadakenyataannyasampaiJuni2006hanya2.170 Ha yang dibangun dari luas 53.600 Ha yang ditebang. Hal ini karena tidakadanyapengawasandariGubernurdanpihakKanwilDephutbun KaltimsertaKadishutKaltim.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan32 DakwaanterhadapSuwarnaAF

2008

DalamsidangyangdigelardiPengadilanTindakPidanaKorupsiitu, penuntut umum KPK mendakwa Suwarna telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 346,8 miliar. Menurut penuntut umum, kerugian tersebut diakibatkan serangkaian perbuatan Suwarna dalam kurun waktu sejakAgustus1999sampaiDesember2002.PerbuatanSuwarnayangdinilai penuntut KPK melanggar mulai dari pemberian rekomendasi areal perkebunan sawit, memberikan persetujuan sementara Hak Pengusahaan HutanTanamanPerkebunan(HPHTPsementara)danIjinPemanfaatanKayu (IPK), hingga memberikan persetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu. Suwarna juga dianggap telah menyalahi aturan ketika memberikandispensasikewajibanpenyerahanjaminanbank(BankGaransi) kepada perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group yang dikendalikan Martias alias Pung Kian Hwa tanpa mengindahkan peraturan teknisbidangkehutanan. Dengan mengantongi IPK tersebut, Martias pada kenyataannya tidak melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tapi hanya memanfaatkan IPK guna mengambil kayu pada areal hutan yang direkomendasikanuntuk perkebunan. Hasilnya,Martiasmemperolehkayu sebanyak692meterkubiksenilaiRp346,8miliar. Tindakan Suwarna tersebut oleh penuntut dalam dakwaan primairnyadiancamdenganPasal2ayat(1)joPasal18UU31/1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 (UU Korupsi) jo Pasal 55 ayat (1) ke1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP. Dalamdakwaansubsidairnya,Suwarnadianggapmenyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya dengan serangkaian perbuatan yang memberikan ijin kepada Surya Dumai Group untuk pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu. Perbuatan ini diancam Pasal 3 jo Pasal 18 UU Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke1 KUHP jo Pasal 64 ayat(1)KUHP.

33

TuntutanterhadapSuwarnaAF Tuntutandigelarpadatanggal2Maret2007.PenuntutUmumKPK menuntut Gubernur Kalimantan Timur Mayjend (Purn) Suwarna Abdul Fatah 7 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider kurungan 6 bulan. Terdakwa melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah denganUU20Tahun2001joPasal55ayat(1)ke1KUHPjoPasal64ayat (1)KUHP. Terdakwa kasus korupsi pelepasan ijin pembebasan seribu hektar lahan perkebunan kelapa sawit ini dinilai tidak menikmati sendiri hasil korupsinya. Justru Martias alias Pung Kian Hwa, pengendali sejumlah perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group, yang menikmati hasil korupsi Suwarna. Suwarna juga dianggap telah menyalahi aturan ketika memberikan dispensasi kewajiban penyerahan jaminan bank (Bank Garansi)kepadasejumlahperusahaanyangtergabungdalamSuryaDumai Group yang dikendalikan Martias tanpa mengindahkan peraturan teknis bidangkehutanan. Selain itu, Suwarna juga memberi perintah secara lisan kepada Kepala Kantor Wilayah Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Kaltim serta KepalaDinasKehutananPropinsiKaltimuntukmenerbitkanIPKyangbelum memenuhisyaratkepadaSuryaDumaiGroup. Dengan mengantongi IPK tersebut, Martias pada kenyataannya tidak melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tapi hanya memanfaatkan IPK guna mengambil kayu pada areal hutan yang direkomendasikan untuk perkebunan. Belakangan terungkap, proyek pembukaanlahanituterbengkalai.Yanganeh,sebagianbesarlahansudah ditebangikayunya,tapitidakditanamikelapasawit. Putusan Majelis hakim yang diketuai Gus Rizal hanya menjatuhkan vonis 1 tahun6bulanpenjarasertadendaRp200jutasubsidairtigabulankurungan kepadaterdakwaSuwarnaAF.MajelishakimmenyatakanSuwarnaterbukti melakukantindakpidanakorupsiterkaitpelepasanizinpembebasanlahan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan34

2008

perkebunan kelapa sawit seribu hektar. Pidana uang pengganti tidak dikenakan karena tidak ada fakta persidangan yang menyatakan Suwarna menikmatihasiltindakpidanakorupsiyangdilakukannya. Walaupunterbuktimelakukantindakpidanakorupsi,majelishakim menilai perbuatan Suwarna tidak memenuhi unsurunsur Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana dakwaan primair JPU. Majelis hakim justruberpendapatdakwaansubsidairyakniPasal3UUNo.31Tahun1999 yangterbukti. Putusan ini diwarnai dengan pendapat berbeda atau dissenting opinion dari salah seorang anggota majelis, Slamet Subagio. Slamet menyatakan tidak setuju dengan pendapat mayoritas majelis hakim yang menyatakanperbuatanterdakwatidakmemenuhiunsurunsurpasaldalam dakwaan primair. Dalam pertimbangannya, majelis hakim menyatakan berdasarkan fakta persidangan terungkap bahwa Suwarna telah membuat sejumlah kebijakan dalam rangka Program Pembangunan Perkebunan KelapaSawitSejutaHektarKalimantanTimur.Kebijakankebijakantersebut diantaranya diberikan kepada sejumlah perusahaan yang ternyata tergabungdalamSuryaDumaiGrup. Kebijakan dimaksud antara lain penerbitan surat persetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan Kayu, rekomendasi areal perkebunan sawit, persetujuan sementara hak pengusahaan hutan tanamanperkebunan(HPHTPsementara),izinpemanfaatankayu(IPK),dan dispensasikewajibanpenyerahanjaminanbankgaransidanareboisasi(DR) danprovisisumberdayahutan(PSDH). Majelis hakim berpendapat perbuatan Suwarna belum dapat dikualifikasikansebagaiperbuatanyangmelanggarhukumkarenabeberapa kebijakan yang dibuatnya seperti surat persetujuan prinsip pembukaan lahandanpemanfaatanKayudanpersetujuanHPHTPsementarabelumada dasarhukumnya.Pertimbanganmajelishakimdiantaranyadidasarkanpada keterangan ahli Soeparno dari Biro Hukum Departemen Kehutanan yang menyatakanHPHTPsementara,sejauhinitidakadadasarhukumnya.

35

Sementara itu, untuk dakwaan subsidair, majelis hakim menegaskan bahwa kebijakankebijakan yang dibuat Suwarna terbukti telah melampaui kewenangannya sebagai Gubernur Kaltim. Sebagai contoh,kebijakanmenerbitkansuratpersetujuanprinsippembukaanlahan dan pemanfaatan Kayu yang semestinya bukan kewenangan seorang GubernuratauKepalaDaerah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) SK Menhut No. 107/KptsII/1999 tanggal3Maret1999tentangPerizinanUsahaPerkebunan,makaizinusaha perkebunan berskala besar diterbitkan oleh Menhut. Padahal, usaha perkebunan yang dijalankan perusahaanperusahaan Surya Dumai Grup masuk kualifikasi usaha perkebunan skala besar karena lebih dari 10 ribu hektar. Selainitu,majelisjugamenyatakankebijakankebijakanyangdibuat Suwarna terbukti secara nyata telah menguntungkan orang lain yakni MartiasaliasPungKianHwayangtidaklainadalahpimpinanSuryaDumai Grup. Terkait unsur kerugian negara, majelis hakim berpendapat perhitungankerugiannegarayangdilakukanolehahlidariBadanPengawas KeuangandanPembangunan(BPKP)tidakvalid.Pasalnya,ahliBPKPhanya menghitung kerugian negara berdasarkan datadata yang dimiliki penyidik KPKdantidakmelakukanpenelusurankelapangan. Perhitungan ahli BPKP tidak melingkupi fakta adanya tunggakan sejumlahperusahaanSuryaDumaiGrupsebesarRp5.7milyaruntukPSDH dan Rp1,5 milyar untuk DR yang telah dibayar lunas. Akibatnya, jumlah kerugian negara Rp 346.823.970.564,24 yang diperoleh ahli BPKP kurang akuratdanolehkarenanyadikesampingkanolehmajelishakim.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan36

2008

Putusan terhadap terhadap terdakwa kasus kelapa sawit sejuta hektardiKaltimselengkapnyalihattabeldibawahini: No. Terdakwa Putusan Tingkat Pertama 1tahun6 bulan 1tahun6 bulan Putusan Banding 4tahun 1tahun6 bulan ? Putusann Kasasi 4tahun 1tahun6 bulan ?

1. 2.

3.

4.

5.

SuwarnaAbdulFatah (GubenurKaltim) Martias(President BODSuryaDumai Grup) UuhAliyuddin(Ka 4tahun KanwilDephutbun Kaltim) Robian(Kadishut/Plt 4tahun KaKanwilDephutbun Kaltim) WaskitoSuryodibroto 2,5tahun (DirjenPHP Dephutbun)Sumber:Diolahdarimediacetak.

?

?

?

?

KASUSBUPATIPELALAWANRIAUPada tanggal 13 Agustus 2007, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar (AJ) sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi keluarnya sejumlah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman. AJ ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Tanda Penerimaaan Barang Bukti (STTB)/220/Dak.2/KPK/VI/2007.Azmun sendiri sudah beberapa kali diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus tersebut. KPK juga sudah memeriksa sejumlah saksi lainnya seperti Ketua DPRD Pelalawan M Harris dan mantan Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismal serta rekanan yang didugatelahmemberikangratifikasi.

37

KPK telah menyita sejumlah barang bukti yang memperkuat penetapan Azmun sebagai tersangka. Barang bukti yang disita antara lain buku kas PT Persada Karya Sejati tahun 2006, 3 lembar form PT Persada Karya Sejati tanggal 26 Januari, 1 lembar kwitansi tertanggal 20 Januari 2006 dengan nilai Rp600 juta.Kemudian 1 bundel kesekapatan antara CV TuanNegeridenganPTRAPPtertanggal1Juli2003,1bundelkesepakatan CV Putri Lindung Bulan dengan RAPP, dan 1 bundel kesepakatan antara KoperasiPangkalanTuoSaktidenganPTRAPP. Pada tanggal 14 Desember 2007, (KPK) menangkap pelaku pembalakan liar Bupati Pelelawan Riau Tengku Azmun Jaafar. Penerbitan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUP) yang dikeluarkan Azmun diduga merugikan negara sebesar Rp1,3 triliun. Dari hasil penyidikan KPK itu, antara 2001 hingga 2006 Azmun diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam penerbitan IUP kepada 15 perusahaan di Riau.Penerbitan ijin itu dilakukan pada lahan hutan alam yang memiliki potensi kayu dan bukan pada areal kosong, padang alang alang atau semak belukar. Hal itu bertentangan dengan PP No. 34 Tahun 2002 tentang tata hutan dan rencana pengelolaan hutan. Pasal 30 PP No. 30/2004itumenyebutkanusahapemanfaatanhutanpadahutantanaman, dilaksanakan pada lahan kosong, padang ilalang dan atau semak belukar dihutanproduksi. Dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 10.1/KptsII/2000 tentangpedomanpemberianIUPpadahutanproduksihalitujugadilarang. Kepmenhut itu menentukan areal yang dapat diterbitkan Pmeberian IUUPHHK pada Hutan Tanaman dapat diberikan pada lahan hutan yang telahmenjadilahankosongatauterbukadanvegetasialangalangdan/atau semak belukar. Begitupula untuk vegetasi hutan alam yang tidak terdapat pohonberdiameterdiatas10cmtidakbolehdiberikanizin.

KASUSADELINLISKasusPosisi PT KNDI pada tanggal 30 September 1999 berhak atas hutan di KecamatanMuaraBatangGadis,Madina,seluas58.590hektaredenganSK Menhut Nomor 805/KptsVI/1999. Adelin Lis, salah satu "raja hutan" dari

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan38

2008

Sumatera Utara, ditangkap karena kasus pembalakan liar pada September 2006 di Beijing, Cina. Ia adalah Direktur Umum dan Direktur Keuangan PT KeangNamDevelopmentsertaKomisarisPTInantaTimberTrading. Padatanggal20Juni2007lalu,AdelinLisselakudirekturkeuangan PTKNDIdidakwaataskasuspidanakorupsidankerusakanhutan.AdelinLis dianggaptelahmelakukanpenggelapanpembayaranDR/PSDH.Disamping itu, ia telah melakukan kegiatan pembalakan jauh diluar jumlah RKT yang notabenedapatmenyebabkankerusakanhutan. Hakim ArmanByrin,RobinsonTarigan,JarasmenPurba,AhmadIsmedi,dan DolmanSinaga. Jaksa HarliSiregarSH,HalilaSH,TomoSitepu,danAgusWirawanSH TersangkaLainnya Oscar Sipayung (Direktur Utama PT KNDI), Washington Pane (Direktur Perencanaan dan Produksi PT KNDI), Budi Ismoyo (Kadis Kehutanan Kab Madina periode 2006), dan Sucipto (mantan Kadis Kehutanan Madina periode2002) Dakwaan Pada dakwaan kesatu primer, jaksa penuntut umum (JPU) mendakwa Adelin dengan Pasal 2 ayat (1) junto Pasal 18 UU No 20/2001 tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsijuntoPasal55ayat(1)ke1 juntoPasal64ayat(1)KUHPidanadenganancamanpenjaraseumurhidup. Jaksamenyatakan,AdelinbersamadenganDirekturUtamaPTKNDI Oscar Sipayung dan Direktur Operasional PT KNDI Washington Pane merambahhutandikawasanhutanSikuangSungaiNatalKabMadinayang berada di luar Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah ditetapkan sejak

39

20002005. Akibat penebangan kayu dan tunggakan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) serta tunggakan Dana Reboisasi (DR) negara dirugikan sebesarRp119.802.399.040danUSD2.938.556,24. Sementara dalam dakwaan kedua primer, jaksa mendakwa Adelin denganPasal50ayat(2)juntoPasal78ayat(1),ayat(14)UUNo41/1999 tentang Kehutanan junto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Penebangan hutan yangdilakukanPTKNDImenurutjaksa,jugatidakdibarengikegiatansistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) dalam penebangan pohon kayu hasil hutan dari periode 20002005 mengakibatkan kerusakan hutan yangparah. Saksi Di antaranya saksi itu adalah Nirwan Rangkuti (P2SKSHH Dishut Madina), Zairun Harahap (P2SKSHH Dishut Madina),Cardi Riswandi dan Asep Perry Muhammad (Petugas Ceking Cruising Dishut Madina), Hanafi Hasibuan (Petugas P2LHP Dishut Madina), dan M Tohir (Kasubdin Bina ProduksiDishutMadina). Selanjutnya, saksi dari Oscar A Sipayung (Dirut PT KNDI),Umasda (Kabag Perencanaan dan Pengawasan Eksploitasi Hutan PT KNDI),Simon AgustinusSihombing(ManagerCampPinangPTKNDI),PaknerSimanjuntak (Pengukur Kayu Bulat PT KNDI), Lahmudin (Wakil Dirut PT Mujur Timber),dan Wilson sendiri selaku Kepala Logs Pond Camp Manager PT KNDI. Tuntutan JaksamenuntutAdelinLishukumanpidana10tahundiPengadilan NegeriMedan.AdelinjugadituntutdendaRp1miliaratausubsider6bulan kurungandanuanggantirugisebesarRp119milyardanUS$2,9juta.Uang pengganti ini ditanggung renteng bersama empat terdakwa lainnya, yaitu Oscar Sipayung (Direktur Utama PT KNDI), Washington Pane (Direktur Perencanaan dan Produksi PT KNDI), Budi Ismoyo (Kadis Kehutanan Kab Madina periode 2006), dan Sucipto (mantan Kadis Kehutanan Madina periode2002).

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan40 Putusan:Bebasdarisegaladakwaan

2008

Hakim menilai penebangan hutan hanya merupakan kelalaian administrasi, bukan pidana. Soal pidana korupsi, menurut majelis hakim, tidak terbukti adanya penebangan hutan di luar areal RKT (rencana kerja tahunan). Dengan begitu, dakwaan penunggakan provisi sumber daya hutandandanareboisasitidakterbuktipula. Dalamamarputusannya,majelishakimmenilaibuktiyangdiajukan jaksa kurang lengkap. Tidak ada foto atau video yang membuktikan kerusakan hutan yang dituduhkan. Saksi ahli dari Institut Pertanian Bogor yangdiajukanjaksa,yakniBasukiWasisdanDarsono,pundinilaitidakkuat. Bagaimana saksi bisa membuktikan kerusakan hutan hanya dengan penelitian lapangan selama satu hari, yang seharusnya dilakukan selama dua bulan, untuk area seluas 58 ribu hektare milik keluarga Adelin Lis? Karenaitu,hakimpunmeloloskanAdelindarijeratpasalperusakanhutan. Walaupun mengakui PT KNDI tidak menerapkan sistem silvikultur TebangPilihTanamIndonesia(TPTI),hakimmenyerahkansanksinyakepada menteri kehutanan sebagai pemberi dan pencabut izin HPH. Dengan kata lain,majelissepakatbahwaPTKNDIhanyadikenaisanksiadministratifatas perusakan maupun pelanggaran hukum lain terhadap 58 ribu ha hutan di KecamatanMuaraBatangGadis,KabupatenMadina. Dalam putusan, majelis juga menyatakan bahwa izin HPH PT KNDI masih sah hingga sekarang. Mereka berpegang pada surat sakti Menhut M.S.KabankepadaKapoldaSumatera Utarabertanggal21April 2006dan Kapolri Jenderal Sutanto bertanggal 7 Juni 2006. Inti surat Menhut ke Kapoldasuyangsempatmenjadipolemikitu,antaralain,menyebutkan,PT Mujur Timber, PT Inanta Timber, dan PT Keangnam Development merupakan perusahaan swasta PMDN yang memiliki IUPHHK/HPH. Kaban jugamintaKapoldasumemproseskasustersebutsecaraobjektif.Kapoldasu juga diminta dapat membedakan pelanggaran administratif dan pelanggaranpidana.

41

PROBLEMPENGGUNAANUUANTIKORUPSIDALAM MENJERATPELAKUILLEGALLOGGINGPEMBELOKANKORUPSIKEPELANGGARANADMINISTRASIVonis bebas Adelin Lis telah menambah daftar panjang pelaku illegalloggingyangdibebaskandipengadilan.Sistemperadilanyangkorup ditambah intervensi Departemen Kehutanan telah gagal menuntut para pelaku yang mendalangi illegal logging. Vonis tersebut semakin memperburuk citra Indonesia sebagai negara yang permisif terhadap pelakupengrusakanhutan.Banyakhutanyanggundultapitidakadaaktor intelektual illegal logging yang dihukum. Padahal sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia, kita diharapkan mengambil langkah langkahsistematisuntukmenghukumparapelaku. DidalamkasusAdelinLis,Hakimmenilaibuktiyangdiajukanjaksa kurangkuat.Tidakadafotoatauvideoyangmembuktikankerusakanhutan yangdituduhkan.SaksiahlidariInstitutPertanianBogoryangdiajukanjaksa dinilai tidak kuat. Karena itu penebangan hutan besarbesaran hanya merupakanpelanggaranadministrasi,bukanpidana. Vonis bebas dengan pertimbangan hanya melakukan pelanggaran administrasiyangmenimpaAdelinLisbukanlahhalpertamayangterjadidi Indonesia. Sebelumnya, banyak pelaku illegal logging di Papua juga bebas karenaalasanyangsama. Bebasnya pelaku illegal logging disebabkan pernyataan dari Departemen kehutanan yang menyatakan bahwa pemilik ijin hutan hanya dapat dikenakan sanksi administrasi tatkala melakukan kerusakan hutan. IjinyangdiberikanDepartemenKehutananseolaholahmelegalkanpemilik ijin pemanfaatan hutan untuk melakukan tebang habis tanpa mempertimbangkanprosedurTebangPilihTanamanIndonesia(TPTI). Padahal pasal 50 ayat (2) UU No. 41 Tahun 1999 menyatakan bahwa pemilik ijin pemanfaatan hutan yang melakukan kerusakan hutan dikenai sanksi pidana, bukan sekedar sanksi administrasi. Seseorang yang mempunyai ijin, tetapi melakukan penebangan tanpa mempertimbangkan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan42

2008

aspek lingkungan dan kelestarian hutan berarti telah melakukan illegal logging. Di samping itu, pembelokan kasus korupsi Adelin Lis ke dalam ranahpelanggaranadministrasimembuatpersepsitentangkorupsisemakin kabur dan tidak jelas. Orang yang melakukan manipulasi Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dianggap hanya melakukan pelanggaranadministratifbelaka. Padahal di dalam Laporan Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2006 terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumatera Utara secara jelasjelas mengindikasikan terjadinya tindak pidana korupsi. AdasetidaknyaduamodusyangdigunakanperusahaanAdelinLis. Pertama,melakukanmarkdownterhadapterhadapketentuantarif DRPSDH. Perusahaan Adelin Lis membayarkan DRPSDH jenis kayu golongan tinggi dengan menggunakan tarif kayu golongan rendah. PT Inanta Timber dan PT Keang Nam Development Indonesia (KNDI) yang merupakan bagian dari Mujur Timber Group milik Adelin Lis kerap kali melakukan modus tersebut. Dengan modus ini negara dirugikan miliaran rupiah. Hasil pengecekan atas dokumen kayu miliki PT KNDI ternyata diketahui bahwa pembayaran kayu jenis Medang sebanyak 2.372,30 m3 telah dimasukan dalam kelompok rimba campuran dengan tarif PSDH Rp30.000/m3 dan DR US$12/m3. Padahal seharusnya jenis kayu Medang masuk jenis Meranti dengan tarif PSDH Rp50.000/m3 dan DR US$14/m3, sehinggaterjadikurangbayarPSDHsebesarRp47.446.000,00(2.372,30m3 xRp20.000)danDRsebesarUS$4.744,60(2.372,30m3xUS$2). PT Inanta Timber juga melakukan hal yang serupa. Hasil pengecekan di lapangan menyebutkan bahwa pembayaran PSDH dan DR kayu jenis Medang sebanyak 2.428,86 m3 dan Mayang sebanyak 1.168,77 m3 telah dimasukan dalam kelompok kayu golongan rendah. Dengan modus tersebut, maka PT Inanta Timber melakukan penggelapan PSDH

43

sebesar Rp71.952.600,00 (3.597,63 m3 x Rp20.000) dan DR sebesar US$7,195.26(3.597,63m3xUS$2). Kedua, melakukan manipulasi terhadap jumlah kayu yang dikenakan DR/PSDH. Perusahaan Adelin Lis yang beroperasi di Sumatera Utara seringkali melaporkan hasil penebangan yang tidak sesuai dengan kayuyangditebang. Berdasarkan data hasil stock opname tanggal 31 Desember 2005 dan pengukuran dan pengujian kayu bulat tanggal 30 Januari 2006 oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, diketahui bahwa PT Inanta Timber telah menebang kayu bulat melebihi target RKT Tahun 2005 dan belum dibayar PSDH dan DR adalah sebanyak 2.686,58 m3. Ada dugaan bahwa PT Inanta Timber sengaja melakukan menggelapkan DR/PSDH atas sebagian kayu yang ditebang. Dengan modus tersebut, maka kerugian negara berupa PSDH sebesar Rp134.329.000,00 (2.686,58 m3 x tarif PSDH sebesar Rp50.000,00/m3) dan DR US$37.612,12 (2.686,58 m3 x tarif DR sebesarUS$14/m3). Melihat modus di atas, perusahaan milik Adelin Lis bukan sekedar melakukanpelanggaranadministrasibelaka,tetapilebihdariituadaunsur kesengajaan untuk memanipulasi pembayaran DR/PSDH yang dapat merugikan keuangan negara. Perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum karena melanggar peraturan perundangundangan. Dari sisi keuntungan, modus manipulasi DR/PSDH tentusajadapatmemperkayaAdelinLisdankroninya.

PENGHITUNGANKERUGIANNEGARAYANGMASIHBIASPutusanPengadilanTipikortingkatpertamamengenaiKasuskelapa sawit sejuta hektar di Kaltim dan Putusan Kasus Adelin Lis memberikan pelajaran berharga terkait perhitungan kerugian negara. Di dalam kedua kasus tersebut, hakim secara mentahmentah menolak perhitungan kerugian negara yang dilakukan oleh BPKP. Perdebatan tentang kerugian negara apakah hanya dihitung dari potensi tegakan, kerusakan lingkungan danDR/PSDHmasihbelumadakesepahaman.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan44

2008

DidalamkasuskelapasawitsejutahektardiKaltim,PenuntutKPK dengan menggunakan perhitungan BPKP menaksir Suwarna telah memperkayaMartiassebesarRp5,16miliarataukorporasisebesarRp578 miliar yang berasal dari penjualan kayu perusahaanperusahaan yang bernaung di bawah Surya Dumai Group (SDG), atau setidaktidaknya sebesar Rp346 miliar. Tiga versi yang mengungkapkan kerugian negara menunjukkan bahwa penuntut umum kurang yakin terhadap perhitungan BPKP.Padahaldalamperhitungantersebuthanyadihitungpotensitegakan tidaktermasuknilaikerusakan. PutusanPengadilanTindakPidanaKorupsipadaPengadilanNegeri Jakarta Pusat Nomor : 18/PID.B/TPK/2006 /PN.JKT.PST tanggal 22 Maret 2007 Jo. Putusan Pengadilan putusan Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 03/PID/TPK/2007/PT.DKItanggal26Juni2007dalamperkaraatasnamaH. SUWARNA ABDUL FATAH dan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 21/PID.B/TPK/2006/PN.JKT.PST tanggal 03 Mei 2007 dalam perkara atas namaMARTIASALIASPUNGKIANHWAjumlahkerugiannegarasebesarRp. 5.167.723.032 (lima milyar seratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluhtigaributigapuluhduarupiah). PutusanPengadilanTindakPidanaKorupsipadaPengadilanNegeri Jakarta Pusat Nomor: 02/PID.B/TPK/2007/PN.JKT.PST tertanggal 16 Juli 2007 atas nama Ir. UUH ALIYUDIN, MM (Mantan Kakanwil Dephutbun Kaltim) dan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan NegeriJakartaPusatNomor:03/PID.B/TPK/2007/PN.JKT.PSTtertanggal16 Juli 2007 atas nama Ir. H. ROBIAN, MSi (Mantan Plt. Kakanwil Dephutbun Kaltim dan Kadis Kehutanan Propinsi Kaltim), jumlah kerugian negara sebesarRp.186.579.088.185(seratusdelapanpuluhenammilyarlimaratus tujuh puluh sembilan juta delapan puluh delapan ribu seratus delapan puluhlimarupiah). PutusanPengadilanTindakPidanaKorupsipadaPengadilanNegeri Jakarta Pusat Nomor: 08/PID.B/TPK/2007/PN. JKT.PST tertanggal 19 September 2007 atas nama Ir. WASKITO SURYODIBROTO, MM, jumlah

45

kerugian negara sebesar Rp. 218.940.223.830. (dua ratus delapan belas milyar sembilan ratus empat puluh juta dua ratus dua puluh tiga ribu delapanratustigapuluhrupiah).

PENEGAKHUKUMTIDAKMENGOPTIMALKAN ANALISAPPATKSampai16April2007,adasekitar263LaporanTransaksiKeuangan Mencurigakan (LTKM) terkait dengan korupsi dan 5 LTKM terkait dengan illegal logging. Dari sejumlah LTKM tersebut, sampai akhir tahun 2007 PPATK berhasil menyelesaikan analisis sebanyak 231 untuk korupsi dan 4 analisis untuk illegal logging. Namun ironisnya, dari sejumlah analisis PPATK, tidak ada satu kasus pun kasus illegal logging yang terkait dengan pencucianuangdankorupsiditeruskankeprosesperadilan.Tabel3.StatistikPerkembanganTindakPidanaAsalBerdasarkanjumlahLTKMSetiap TahunTindakPidanaAsal s.d2003 Korupsi/Penggelapan Penipuan PercobaanPenipuan KejahatanPerbankan PemalsuanDokumen Teroris PenggelapanPajak Perjudian Penyuapan Narkotika PornografiAnak Pemalsuan Uang/Rupiah Pencurian PembalakanLiar 0 0 2 1 0 2 0 2 0 0 2 5 0 4 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 Tahun 2004 103 149 2 8 12 3 1 2 5 1 1 2 2005 43 45 8 16 10 2 2 2 8 1 0 2 2006 60 32 3 4 53 0 3 0 5 2 0 0 2007/16Apr 57 2 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 263 232 15 36 77 6 7 5 19 4 1 4 Jumlah

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan46Penyelundupan TidakTeridentifikasi/ dll 12 302 149 170 72 0 0 4 6 0 8 0 6 0 5

20084 25

705

PadahaldalambeberapaanalisisPPATK,menguraikanalurtransaksi dari pengusaha kayu yang diduga terkait illegal logging kepada pejabat pemerintahdanaparatkepolisian(LihatLampiran).Adasetidaknya6hasil analisis PPATK yang terkait dengan illegal logging, korupsi dan pencucian uang yang belum dipecahkan oleh aparat penegak hukum. Transaksi dari pengusaha ke aparat pemerintah dalam jumlah yang begitu besar merupakan transaksi yang mencurigakan. Jika aparat pemerintah tidak melaporkan terjadinya pemberian kepada KPK, maka pemberian tersebut dikategorikangratifikasi.Pasal12B (1)Setiapgratifikasikepadapegawainegeriataupenyelenggaranegaradianggap pemberiansuap,apabilaberhubungandenganjabatannyadanyangberlawanandengan kewajibanatautugasnya,denganketentuansebagaiberikut: a. yangnilainyaRp10.000.000,00(sepuluhjutarupiah)ataulebih,pembuktian bahwagratifikasitersebutbukanmerupakansuapdilakukanolehpenerima gratifikasi; yangnilainyakurangdariRp10.000.000,00(sepuluhjutarupiah),pembuktian bahwagratifikasitersebutsuapdilakukanolehpenuntutumum.

b.

(2)Pidanabagipegawainegeriataupenyelenggaranegarasebagaimanadimaksuddalam ayat(1)adalahpidanapenjaraseumurhidupataupidanapenjarapalingsingkat4(empat) tahundanpalinglama20(duapuluh)tahun,danpidanadendapalingsedikitRp 200.000.000,00(duaratusjutarupiah)danpalingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliar rupiah).

Berikut ini contoh analisis PPATK terrhadap transaksi di bidang kehutanan:

K asu s 1

47

(P e n g u s a h a k a y u ) S M R K A L T IM J H T P T E , L td S IN G A P O R E W P S dn, B hd E C S dn, B hd M A L A Y S IA In c o m in g T r a n s fe r U S D 1 1 ,2 ju ta

In c o m in g T r a n s fe r U S D 0 ,5 ju ta

P e m in d a h b u k u a n dana

F R /D N JA K A R T A

T ra n s fe r d a n a K A S P E M D A

S e to r d a n a

S e to r d a n a

M R & Y P W ( P o lis i)

R S (T N I)

H W ( K a d is h u t)

M M & F M (P N S )

P age 1

Penjelasan gambar itu adalah sebagai berikut. Pada Periode 2001 2004,DNdanWST(kuasaFR)didugamengeksporkayuolahankeMalaysia dan Singapura melalui PT SM Jakarta. Hal ini diketahui dari transfer USD11,2jutadariJHTPTELtd(Singapura)danUSD0,5jutadariWPSdnBhd, EC Sdn Bhd, Ti Co, dan ST Co (Malaysia). Atas transfer tersebut, sebagian besar dananya ditransfer oleh DN dan WST ke SMR (pengusaha kayu) di SamarindadanpejabatPemdaPapuasertaKasPemdaPapua. Di samping itu, DN dan WST juga menarik dan langsung menyetorkan dana kepada oknum Polisi (MR dan YPW), oknum PNS (MM dan FM), oknum TNI (RS) dan Oknum Pejabat Dishut (HW) sebesar USD128,4 ribu (Rp1,146 milliar). Oknum MR yang pada waktu menjabat sebagaiKanitsersetidakmelakukanpenindakanterhadapperusahaanmilik FR.PadahalperusahaanmilikFRdidugamelakukanillegallogging.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan48

2008

Tabel4.StatistikPerkembanganTindakPidanaAsalBerdasarkanjumlah AnalisisSetiapTahunTindakPidanaAsal s.d 2003 Korupsi/Penggelapan Penipuan PercobaanPenipuan KejahatanPerbankan PemalsuanDokumen Teroris PenggelapanPajak Perjudian Penyuapan Narkotika PornografiAnak Pemalsuan Uang/Rupiah Pencurian PembalakanLiar Penyelundupan Tidak Teridentifikasi / dll 4 240 122 67 522 0 0 0 0 1 1 4 6 0 2 0 8 0 1 0 2 0 0 0 5 1 4 4 21 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 99 98 2 8 10 3 1 1 2 1 1 2 Tahun 2004 200 5 37 35 6 16 8 2 2 2 1 1 0 2 42 11 2 2 1 0 1 0 4 1 0 0 2006 20 07 53 16 3 2 2 1 3 2 2 0 0 0 231 163 13 29 21 6 7 5 9 3 1 4 Jumlah

Hasil analisis PPATK menjadi bukti nyata bahwa kejahatan illegal logging dapat dilacak dengan menggunakan aliran arus uang. Seorang pengusaha kayu yang mentransfer dalam jumlah besar kepada pejabat pemerintah dan kepolisian dapat diindikasikan bahwa dalam bisnisnya telah menerimakayuillegaldanterlibatpraktekillegallogging.

49

Tidakoptimalnyapemberantasanillegalloggingdenganmenggunakan UU Anti Korupsi disebabkan karena aparat penegak hukum yang korup. Tarif setorantiapbulanuntuktiaptiappejabatmemangbervariasi.Misalnyaaparat levelbawahdanmenengahsepertiDanlanalmenerimaRp3050juta,pejabat PolairudRp20juta,DinasKehutananRp10juta,KapolrestaRp50juta,Polsek KP3 Rp 10 juta.11 Untuk pangkat yang lebih tinggi mungkin memasang tarif yanglebihbesar.

KESIMPULANDANREKOMENDASIKESIMPULAN1. Nilai kerugian negara dari nilai kayu akibat illegal logging pada tahun 2007 sebesar Rp 20,873 triliun. Ironisnya, penyelesaian kasus illegal loggingyangmenggunakanUUPemberantasanTindakPidanaKorupsi masihsangatminim. Simpang siur penghitungan kerugian negara dari sektor kehutanan menjadi problem besar dalam pemberantasan korupsi di bidang kehutanan. Dengan kesimpangsiuran kerugian negara akan mengakibatkanbanyakterdakwayangterlepasdarihukumanpenjara danpengembaliankeuangannegara. Di dalam pengungkapan kasus illegal logging yang terkait korupsi, aparatkepolisiandankejaksaankurangmengoptimalkanhasilanalisis PPATK. Padahal ada sekitar 6 analisis PPATK yang menggambarkan proses suap diantara perusahaan kehutanan dengan pejabat dan aparat pemerintah. Tidak dilanjutkannya hasil analisis PPATK disebabkan banyak aparat penegak hukum yang tersandung masalah jikahalinidilanjutkandiperadilan. Di dalam beberapa kasus, aparat sering terjebak pembelokan korupsi kepelanggaranadministrasi.Banyakpelakukejahatankehutananyang berkelitbahwaperbuatanyangdilakukanbukanlahkorupsi,melainkan hanya pelanggaran administrasi belaka. Menanggapi trik tersebut, aparatpenegakhukumsebenarnyatidakperluterkecoh.Aparatharus

2.

3.

4.

Kesaksian Vivin dalam persidangan terdakwa PontjodionodiPengadilanNegeriCirebontahun2006.11

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan50

2008

menggunakan formulasi bahwa pelanggaran administrasi kehutanan yangmerugikankeuangannegaramerupakantindakpidanakorupsi.

REKOMENDASI1. Penggunaan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi perlu diterapkan kepada setiap kasus kejahatan kehutanan yang berskala besarkhususnyayangterjadiRiau.Untukmengetahuiterjadinyasuap atautidak,POLDARiauperlumemintaanalisistransaksikeuangandari PPATK. Hasil analisis PPATK diharapkan dapat membantu dalam merekonstruksiterjadinyasuapdiantarapengusahahutandanpejabat pemerintah. Departemen Kehutanan, Kepolisian, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, BPKP, dan BPK diharapkan dapat menformulasikan standar penghitungankerugiankeuangannegaraakibatadanyapraktekillegal logging. Dalam hal ini perlu ada kesepakatan apakah kerugian negara hanya berupa nilai tegakan, tunggakan DR/PSDH atau termasuk kerusakan lingkungan. Hasil dari formulasi tersebut diharapkan dapat dijabarkankedalam petunjukteknis,petunjukpelaksanaandansurat edaransupayabisadioperasionalkanditingkatbawah. Departemen Kehutanan perlu mengumumkan tentang sanksi administrasi berupa denda terhadap setiap perusahaan yang melanggar administrasi pengusahaan hutan. Selama ini Departemen Kehutanan terkesan melindungi para perusahaan yang melakukan pelanggaranadministrasi. Pada tahun 2008, aparat kepolisian dan kejaksaan perlu menindaklanjuti 6 hasil analisis PPATK yang terkait dengan illegal logging,pencucianuangdankorupsi.

2.

3.

4.

51

LAMPIRANLAMPIRAN W A nH k T H a M ( M e n a n tu T H )

K asus 3

PO LR I

S e to r d a n a

S e to r d a n a

TH P engusaha kayu D ib a n tu a n a k d a n m e n a n tu

SEKADAN

SETOR SANGGAU

Page 1

D U A K O N T A IN E R KAYU

R p . 2 5 m ily a r P E R IO D E SEPTEM BER 0 4 -J J U L I 0 5 T A R IK T U N A I

P O N T IA N A K

BANK X

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan52 (P e ru s a h a a n k a y u ) P T. H JP

2008

K asus 4

SKSHH A spal P e ja b a t D is h u tK E R U G A IN NEG ARA 35M

P engusaha kayu (A R B ) P E M A S O K (P e ru s a h a a n k a y u ) CV. PG P engusaha kayu (U T , Y T , R A R , W , AS, AR, AG, C, MK)

R p . 1 0 , 7 m ily a r P e r io d e F e b 0 3 -A g s t 0 5

T A R IK T U N A I 2 R ek. B ank X

Page 1

53

MELIHATUANGHARAM PERUSAKHUTAN YANGKEBALHUKUM

Satusajapelakuillegalloggingtertangkap,atau satu saja delik korupsi seorang pejabat diindikasikan, dengan rezim anti pencucian uang seluruh jaringan kejahatan kehutanan tersebut akan terbongkar. Selama proses transaksi keuangan antara para pelaku masih menggunakansistemkeuangan,makaselamaitu pula alur harta para pelaku tersebut menjadi jejakyangtidakdapatdibantah.

GrahatNagara,LegalAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan54

2008

PENDAHULUANMenjelaskanKerusakanHutandenganMenelusuriUang Semua pihak setuju hutan di Indonesia telah rusak. Terlepas apakah penyebab utamanya maupun luasannya masih diperdebatkan, yang pasti hutan telah rusak. Orang boleh berargumen mengenai istilah penghancuran, ataukerusakanhutan,ataudeforestasi.Tapi,jumlahkerusakanhutanyangkini banyak muncul sebagai asesoris tulisantulisan yang mengupas mengenai hutan, memang sangat mengejutkan. Telapak/EIA menggunakan istilah kehancuran hutanhingga2,8jutahektarpertahun.MenempatkanIndonesia sebagainegaradengankehancuranhutanterparah. ELSDAberpendapat,bahwakerusakanhutanin