makalah kehamilan dan masa persalinan

12
PSIKOLOGI KEHAMILAN PERSALINAN DAN MASA NIFAS 1. PSIKOLOGI KEHAMILAN A. Kehamilan dan Masa Pranatal Kehamilan dan masa pranatal bayi pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada wanita. Dengan peristiwa kehamilan tersebut ada teori yang berpendapat, wanita yang telah hamil sering dihinggapi keinginan dan kebiasaan aneh. Peristiwa tersebut dalam bahasa Jawa disebut dengan “nyidam” dan pada umumnya senantiasa dibarengi emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang kuat. Banyak yang mengatakan bahwa peristiwa “nyidam” atau ngidam itu dirangsang oleh kebutuhan-kebutuhan hormonal. Wanita yang bersangkutan menjadi sangat perasa dan mudah tersinggung, apalagi kalau tidak terpenuhi maka timbul semacam emosi (obsesi) dan tekanan-tekanan batin yang kronis Pada umumnya seorang wanita yang tengah hamil itu melanjutkan kecenderungan-kecenderungan psikologis dan ciri-ciri tingkah laku yang dimiliki sebelum ia hamil. Yang jelas kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosi-emosi dan tekanan-tekanan batin pada kehidupan psikisnya.

Upload: harfian-rangga-harta

Post on 11-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hahh

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

PSIKOLOGI KEHAMILAN

PERSALINAN DAN MASA NIFAS

1. PSIKOLOGI KEHAMILAN

A. Kehamilan dan Masa Pranatal

Kehamilan dan masa pranatal bayi pada umumnya memberikan arti

emosional yang besar pada wanita. Dengan peristiwa kehamilan tersebut ada

teori yang berpendapat, wanita yang telah hamil sering dihinggapi keinginan

dan kebiasaan aneh. Peristiwa tersebut dalam bahasa Jawa disebut dengan

“nyidam” dan pada umumnya senantiasa dibarengi emosi-emosi dan

dorongan-dorongan yang kuat.

Banyak yang mengatakan bahwa peristiwa “nyidam” atau ngidam itu

dirangsang oleh kebutuhan-kebutuhan hormonal. Wanita yang bersangkutan

menjadi sangat perasa dan mudah tersinggung, apalagi kalau tidak terpenuhi

maka timbul semacam emosi (obsesi) dan tekanan-tekanan batin yang kronis

Pada umumnya seorang wanita yang tengah hamil itu melanjutkan

kecenderungan-kecenderungan psikologis dan ciri-ciri tingkah laku yang

dimiliki sebelum ia hamil. Yang jelas kehamilan pada umumnya menambah

intensitas emosi-emosi dan tekanan-tekanan batin pada kehidupan psikisnya.

Seorang ibu yang hidup bahagia, pada lazimnya dapat merasakan

kepuasan dan kebahagiaan ketika ia menjadi hamil. Ia bangga akan keadaan

dirinya serta kesuburannya, dan sangat bergairah menyambut kelahiran

bayinya.

B. Kesulitan-Kesulian pada Masa Hamil

Jika terdapat kesukaran-kesukaran khusus dalam rumah tangganya,

seperti kesulitan keuangan, urusan rumah tangga yang berat, konflik dengan

suami dan lain-lain. Maka beban ujian berupa kehamilan itu pasti akan

semakin berat menekan pada dirinya. Disamping itu kehamilan itu

Page 2: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

mengandung resiko mempertaruhkan jiwa dan raga, khusunya pada saat

melahirkan bayi.

Jika pada kehidupan sehari-hari seorang wanita memiliki sikap hidup

yang relatif sehat dan bersikap rasional terhadap diri sendiri, tanpa dibarengi

kompulsi-kompulsi (dorongan paksaan) tertentu untuk mencapai taraf

perfeksi/ kesempurnaan, serta tidak menuntut pada dirinya sendiri norma-

norma standar yang terlampau muluk-muluk atau persyaratan tertentu yang

tidak mungkin tercapai, wanita tersebut pasti akan:

1. Memandang kehamilannya dengan sikap yang sehat.

2. Merasakan kesempurnaan dan kehabagiaan

3. Namun tetap dibanyangi ketakutan dan ketegangan terhadap persalinan.

Jika seorang calon ibu merasa puas dan bahagia terhadap keadaan

dirinya sebagai wanita dan secara riil bisa menerima hakekat dirinya sebagai

penyambung generasi, maka kehamilannya akan dianggap sebagai rahmat.

Kehamilan juga dapat menambah intensitas kebahagiaan dengan suaminya,

sebaliknya kehamilan juga dapat memperkuat dan mempererat beban

kesulitan batin, jika diantara suami istri sudah terdapat konflik-konflik.

Sebenarnya, setiap wanita hamil itu mengalami masa kehamilan

dengan cara yang sangat individual, dan bergantung pada kepribadiannya.

Perkembangan fisiologis pada masa kehamilan mengakibatkan reaksi-reaksi

psikologis tertentu. Dengan adanya janin dalam kandungan terjadilah

peristiwa-peristiwa berikut:

1. Perkembangan pada fungsi glanduler

2. Perubahan pada siklus darah

3. Teorgnisasi dari semua pertumbuhan somatik dari janin dan bayinya.

C. Pengaruh Lingkungan pada Kehamilan

Membahas masalah reaksi-reaksi psikis yang individual terhadap

kehamilan, orang tidak bisa mengabaikan pengaruh lingkungan dalam

pengertian sempit maupun luas.

Page 3: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

Pegertian yang sempit yaitu faktor-faktor fisiologis dan psikis dari

wanita hamil tersebut. Suami, keluarga, rumah tangga dan lingkungannya.

Sedangkan pengertian yang luas mencakup pengaruh-pengaruh adat-istiadat,

tradisi dan kebudayaan. Maka psikologi mengenai kehamilan itu tidak mau

banyak diwarnai oleh kepercayaan dan keyakinan-keyakinan tradisional

daerah masing-masing.

Reaksi psikis terhadap kehamilan itu dengan sendirinya sangat banyak

dan amat berfariasi. Namun elemen pokok yang umum terhadap setiap wanita

hamil ialah ketakutan dan kepercayaan takhayul.

Peristiwa demikian ini tipis terjadi hampir hampir setiap wanita di

dunia, sekalipun struktur kebudayaan mereka sangat berbeda. Bahkan wanita-

wanita terpelajar yang biasanya sama sekali tidak mempercayai takhayul,

setelah ia menjadi hamil, lalu ikut-ikutan mengambangkan mekanisme

kepercayaan pada takhayul.

Ringkasannya semua mekanisme perasaan dan reaksi dengan

kehamilannya itu sangat dipengaruhi lingkungan yang paling dekat. Terutama

dipengaruhi oleh ekseptasi masyarakat lingkungan tesebut terhadap Si bayi,

yang berbeda-beda dari suatu daerah dibandingkan dengan daerah lainnya.

Juga politicy nasional, interest-interest ekonomi, hukum-hukum

konstitusional, dan nilai-nilai etis tertentu mengenai hakekat anak manusia,

semua ikut mempengaruhi sikap wanita terhadap kehamilannya.

2. PSIKOLOGI KELAHIRAN

A. Kelahiran Bayi dan Masa Post-Natal

Banyak dokter psikolog dan seniman yang berspekulasi mengeni arti

dari peristiwa kelahiran. Ada beberapa pendapat spekulatif mengenai

peristiwa kelahiran anak manusia ini. Misalnya saja: Tangis seorang bayi

pada saat kelahiranya itu merupak suata mekanis disebabkan oleh peristiwa

terhirupnya udara untuk pertama kalinya dalam paru-paru. Bayi tersebut

dicabut dari kehangatan perlindungan dalam rahim ibunya. Dan sejak

Page 4: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

kelahirannya, ia harus belajar dengan kemampuan sendiri untuk hidup,

menghirup udara, menghisap air susu. Ia harus melatih semua fungsi

jasmaniah dan rokhaniahnya agar bisa mempertahankan hidupnya. Dengan

sendirinya, saat kelahiran itu menimbulkan akibat psikologis yang

mengejutkan bagi si bayi. Terjadilah semacam trauma psikis, yang akan

dibawa sepanjang hayat.

B. Adat Kebiasaan Melahirkan Bayi

Peristiwa kelahiran bukan saja merupakan proses murni psikologis

belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai komponen-komponen psikologis.

Aktivitas melahirkan bayi ini cukup bervariasi dari yang mmudah dan lancar

sampai pada yang cukup sukar, berlangsung normal ataupun melalui proses

yang abnormal dengan operasi sexio-caesaria dll.

Orang menyebutkan beberapa faktor penyebab mudah sulitnya

aktivitas melahirkan bayi, antara lain:

1. Perbedaan iklim dan lingkungan sosial yang mempengaruhi kelenjar

endokrin.

2. Cara hidup yang baik atau cara hidup yang sangat ceroboh dari wanita

yang bersangkutan.

3. Kondisi otot pinggul wanita.

C. Faktor Somatis dan Psikis yang Mempengaruhi Kelahiran Bayi

Setiap proses biologis dari fungsi keibuan dan reproduksi, yaitu sejak

turunnya bibit kedalam rahim ibu sampai kelahiran bayi itu senantiasa saja

dipengaruhi (distimilir atau justru terhambat) oleh pengaruh-pengaruh psikis

tertentu maka ada:

1. Interdependensi di antara faktor-faktor somatis (jasmanah) dan faktor-

faktor psikis.

2. Jadi pada fungsi reproduksi yang sifatnya biologis itu selalu dimulai pula

oleh elemen-elemen psikis.

Page 5: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

Untuk memperoleh sedikit pengertian tentang situasi psikologis

kelahiran, kita harus menjenguk sejenak fase terakhir dari masa kehamilan.

Bahkan pada wanita paling sehat sekalipun kondisi somatis menjelang

kelahiran bayi ini dirasakan sangat berat dan tidak menyenangkan.

Penderitaan fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu terakhir

masa kehamilan itu banyak menimbulakan gangguan psikis.

D. Komunitas Terapeutik

Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian

bantuan pada ibu yang melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses

persalinan.

1. Tujuan komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologis.

a. Membantu pasien menjelaskan serta mengurangi beban perasaan dan

pikiran selama proses persalinan.

b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien

c. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri

untuk kesejahteraan itbu dan proses persalinan agar dapat berjalan

dengan semestinya.

2. Pendekatan Komunikasi Terapeutik

a. Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.

b. Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan

c. Mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.

d. Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin.

e. Memberi informasi tentang kemajuan persalinan.

f. Memandu persalinan dengan memandu instruksi khusus tentang

bernapas, berelaksasi dan posisi postur tubuh.

g. Mengadakan kontak fisik dengan pasien

h. Memberikan pujian pada klien tentang usaha yang telah dilakukannya

i. Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putra/putrinya.

Page 6: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

3. PSIKOLOGIS MASA NIFAS

A. Pengertian.

Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam

minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasan Post Partum

adalah 2 - 6 jam, 2 jam - 6 hari. 2 jam - 6 minggu (atau boleh juga disebut 6

jam, 6 hari dan 6 minggu ). Pengawasan dan asuhan post partum masa nifas

sangat diperlukan yang tujuanya adalah sebagai berikut:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.

2. Melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah

mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada saat bayi sehat

4. Meberikan pelanyanan KB.

Gangguan yang sering terjadi pada masa nifas berupa gangguan

psikologis seperti Post Partum Blues (PPS), depresi post partum dan post

partum psikologi.

B. Baby Blue (Post Partum Blues)

Merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya

hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu

sejak kelahiran bayi yang ditandain dengan gejala-gejala sbb:

1. Cemas tanpa sebab

2. Menangis tanpa sebabi

3. Tidak sabari

4. Tidak percaya diri

5. Sensitive

6. Mudah tersinggung

7. Merasa kurang menyayangi bayinya

Page 7: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

Jika hal ini dianggap enteng, keadaan ini bisa serius dan bisa bertahan

dua minggu sampai satu tahun dan akan berlanjut menjadi Post Partum

Sindrome. Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan post partum

blues ada dua cara yaitu:

1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.

2. Dengan cara peningkatan support mental/ dukungan keluarga.

C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Tujuan dan komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik

antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :

1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.

2. Dapat memahami dirinya

3. Dapat mendukung tindakan konstruktif.

D. Peningkatan Support Mental/Dukungan Keluarga Dalam Mengatasi

Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Masa Nifas

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami

fase-fase sbb :

1. Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus

perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses

persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung

ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.

2. Fase taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya

dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu

memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik

untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya

sehingga timbul percaya diri.

Page 8: Makalah Kehamilan Dan Masa Persalinan

3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah

dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.

Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya keadaan ini disebut baby blues. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk

melakukan hal-hal berikut ini:

1. Minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika membutuhkan istirahat

untuk menghilangkan kelelahan.

2. Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah

dukungan dan pertolongannya.

4. Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi

karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan

percaya diri. Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri.