makalah kddk 1
DESCRIPTION
ketrampilan dasar pada keperawatanTRANSCRIPT
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan kesehatan.
Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri
sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa melihat dan
merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu
dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat memberi asuhan
keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan intervensi untuk
meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah
kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan
tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pengertian Nyeri?
2. Bagaimanakah Sifat Nyeri?
3. Bagaimanakah Fisiologi Nyeri?
4. Bagaimana Klasifikasi Nyeri?
5. Apa Saja Faktor Nyeri?
6. Bagaimana Metode Menghilangkan Nyeri?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian Nyeri
2. Menjelaskan tentang Sifat Nyeri
3. Menjelaskan tentang Fisiologi Nyeri
4. Menjelaskan tentang Klasifikasi Nyeri
5. Menjelaskan tentang Faktor yang mempengaruhi Nyeri
6. Menjelaskan tentang Metode untuk Menghilangkan nyeri
D. Manfaat
Untuk memahami konsep nyeri
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yangdisebabkan oleh
stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selainitu nyeri juga bersifat tidak
menyenangkan, sesuatu kekuatan yang mendominasi,dan bersifat tidak berkesudahan.
Stimulus nyeri dapat bersifat fisik dan/ataumental, dan kerusakan dapat terjadi pada jaringan
aktual atau pada fungsi egoseseorang. Nyeri melelahkan dan menuntut energi seseorang
sehingga dapatmengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan. Nyeri tidak dapat
diukur secara objektif, seperti menggunakan sinar-X atau pemeriksaandarah.
Walaupun tipe nyeri tertentu menimbulkan gejala yang dapat diprediksi,sering kali perawat
mengkaji nyeri dari kata-kata, prilaku ataupun respons yangdiberikan oleh klien.hanya klien
yang tahu apakah terdapat nyeri dan seperti apanyeri tersebut. Untuk membantu seorang klien
dalam upaya menghilangkan nyerimaka perawat harus yakin dahulu bahwa nyeri itu memang
ada.
Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungidiri. Apabila
seseorang merasakan nyeri , maka prilakunya akan berubah.Misalnya, seseorang yang
kakinya terkilir pasti akan menghindari aktivitasmengangkat barang yang memberikan beban
penuh pada kakinya untuk mencegahcedera lebih lanjut. Nyeri merupakan tanda peringatan
bahwa telah terjadikerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan
saatmengkaji nyeri.
Nyeri mengarah pada ketidakmampuan. Seiring dengan peningkatan usiaharapan hidup,
lebih banyak orang mengalami penyakit kronik degan nyeri yangmerupakan gejala umum.
B. Sifat nyeri
1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2. Nyeri bersifat subyektif dan individual
3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis
tingkah laku dan dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan
9. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri tidak optimal
Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
1. Nyeri bersifat individu
2. Nyeri tidak menyenangkan
3. Nyeri Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
4. Nyeri bersifat tidak berkesudahan
C. Patofisiologi Nyeri
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapatempat proses
tersendiri yaitu: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehinggamenimbulkan
aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri
dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai keterminal di medulla spinalis dan
jaringan neuron-neuron pemancar yang naik darimedulla spinalis ke otak. Modulasi nyeri
melibatkan aktivitas saraf melalui jalur- jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi
transmisi nyeri setinggimedulla spinalis. Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimia
yangmenimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer.Akhirnya,
persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh
aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
Ada tiga tingkatan tempat informasi saraf yang dapat dimodifikasi sebagairespon
terhadap nyeri yaitu luas dan durasi respon terhadap stimulus nyeri disumbernya dapat
dimodifikasi, perubahan kimiawi dapat terjadi di dalam setiapneuron atau bahkan dapat
menyebabkan perubahan pada karakteristik anatomineuron-neuron di sepanjang jalur
penghantar nyeri, dan pemanjangan stimulus dapat menyebabkan modulasi neurotransmitter
yng mengendalikan arus informasidari neuron ke reseptornyaFenomena nyeri timbul karena
adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal,
elektris menjadi potensial aksiyang dijalarkan ke system saraf pusat.
Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi,
yaitu nyeri yang timbul akibatadanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor.
1. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer padasystem saraf.
2. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.
3. Nyeri psikologik Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam
istilahnyeri osteoneuromuskuler, yaitu :
1. Nociceptor mechanism.
2. Nerve or root compression.
3. Trauma ( deafferentation pain ).
4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.
5. Psychosomatic mechanism.
Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptor baik
pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satucara/upaya dalam
aplikasi elektroterapi terhadap nyeri.
C. Fisiologi nyeri
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak
ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau
diserap.
Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga)
komponen fisiologis berikut ini:
1. Resepsi : proses perjalanan nyeri
2. Persepsi : kesadaran seseorang terhadap nyeri
3. Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri
1. RESEPSI
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan menyebabkan
pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut
menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan
timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang
akan membawa impuls syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls
syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis.
Impuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter
(substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf traktus
spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam
system saraf pusat.
Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah impuls syaraf kemudian akan
timbul respon reflek protekti.
Contoh: Apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan sensasi terbakar,
tangan juga melakukan reflek dengan menarik tangan dari permukaan setrika. Proses ini akan
berjalan jika system saraf perifer dan medulla spinalis utuh atau berfungsi normal.
2. PERSEPSI
Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu
menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang komplek. Persepsi menyadarkan
individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individudapat bereaksi
Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut:
Stimulus Nyeri Medula Spinalis Talamus Otak (area limbik) Reaksi emosi Pusat otak,
Persepsi Stimulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis, naik ke talamus, selanjutnya
serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, termasuk area limbik. Area ini
mengandung sel-sel yang yang bisa mengontrol emosi (khususnya ansietas). Area limbik
yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi syaraf
berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri.
3. REAKSI
Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku yang terjadi setelah
mempersepsikan nyeri. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang
superfisial menimbulkan reaksi ”flight atau fight”, yang merupakan sindrom adaptasi umum.
Stimulasi pada cabang simpatis pada saraf otonom menghasilkan respon fisiologis,
apabilanyeri berlangsung terus menerus, maka sistem parasimpatis akan bereaksi. Secara
ringkas proses reaksi adalah sebagai berikut:
Impuls nyeri medula spinalis batang otak & talamus Sistem syaraf otonom Respon
fisiologis & perilaku Impuls nyeri ditransmisikan ke medula spinalis menutju ke batang otak
dan talamus. Sistem saraf otonom menjadi terstimulasi, saraf simpatis dan parasimpatis
bereaksi, maka akan timbul respon fisiologis dan akan muncul perilaku.
D. Klasifikasi Nyeri
A. Berdasarkan sumbernya
1) Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya
bersifat burning (seperti terbakar)
ex: terkena ujung pisau atau gunting
2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pemb. Darah,
tendondan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama daripada cutaneus
ex: sprain sendi
3) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium
dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan
B. Berdasarkan penyebab:
1) Fisik
Bisa terjadi karena stimulus fisik
(Ex: fraktur femur)
2) Psycogenic
Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis
dan biasanya tidak disadari.
(Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya) Biasanya nyeri
terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut
C. Berdasarkan lama/durasinya
1. Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera, atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan . Fungsi
nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cidera atau penyakit yang akan
datang. Nyeri ini terkadang bisa hilang sendiri tanpa adanya intervensi medis, setelah
keadaan pulih pada area yang rusak.
Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga kesehatan sangat agresif untuk segera
menghilangkan nyeri. Nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk
itu harus menjadi prioritas perawatan. Rehabilitasi bisa tertunda dan hospitalisasi bisa
memanjang dengan adanya nyeri akut yang tidak terkontrol.
2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari
enam bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan
kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai
kematian. Pada nyeri kronik, tenaga kesehatan tidak seagresif pada nyeri akut. Klien yang
mengalami nyeri kronik akan mengalami periode remisi (gejala hilang sebagian atau
keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan meningkat). Nyeri ini biasanya tidak memberikan
respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Nyeri ini merupakan penyebab utama ketidakmampunan fisik dan psikologis. Sifat
nyeri kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi dan seringkali
mengarah pada depresi psikologis. Individu yang mengalami nyeri kronik akan timbul
perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari
ke hari.
Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik
Nyeri akut
1. Lamanya dalam hitungan menit
2. Ditandai peningkatan BP, nadi, dan respirasi
3. Respon pasien:Fokus pada nyeri, menyetakan nyeri menangis dan mengerang
4. Tingkah laku menggosok bagian yang nyer
Nyeri kronik
1. Lamanyna sampai hitungan bulan, > 6bln
2. Fungsi fisiologi bersifat normal
3. Tidak ada keluhan nyeri
4. Tidak ada aktifitas fisik sebagai respon terhadap nyeri
D. Berdasarkan lokasi/letak
1. Radiating pain
Nyeri menyebar dr sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex: cardiac pain)
2. Referred pain
Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yang diperkirakan berasal dari jaringan
penyebab
3. Intractable pain
Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker maligna)
4. Phantom pain
Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg hilang (ex: bagian tubuh yang diamputasi)
atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
E. Faktor yang mempengaruhi nyeri
1. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkajirespon
nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendamnyeri yang dialami, karena
mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yangharus dijalani dan mereka takut kalau
mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2. Jenis Kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secarasignifikan dalam
merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas jika laki-laki mengeluh
nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka beresponterhadap nyeri.
(ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalahakibat yang harus diterima
karena mereka melakukan kesalahan, jadi merekatidak mengeluh jika ada nyeri).
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeridan dan
bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapatmempengaruhi
persepsi nyeri.
Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkatdihubungkan dengan nyeri yang
meningkat, sedangkan upaya distraksidihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Tehnik relaksasi, guidedimagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkanseseorang
cemas.
7. Pengalaman Masa Lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saatini nyeri
yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.Mudah tidaknya seseorang
mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa laludalam mengatasi nyeri.
8. Pola Koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dansebaliknya
pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasinyeri.
9. Dukungan Keluarga Dan Sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggotakeluarga atau
teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan.
F. Metode menghilangkan rasa nyeri
A. Distraksi
Distraksi adalah metode pengalihan perhatian dari "persepsi" rasa nyeri. Dengan
mengalihkan perhatian, kita bisa mengurangi fokus terhadap respon nyeri. Distraksi bisa
diterapkan untuk rasa nyeri ringan dan sedang, untuk rasa nyeri berat obat masih menjadi
pilihan paling tepat. Contoh dari metode distraksi dalam mengurangi rasa nyeri adalah
melakukan kegiatan ringan untuk mengalihkan "persepsi" rasa nyeri, bisa dengan mengobrol,
menonton tv, atau dengan menikmati pemandangan alam.
Dengan menerapkan metode distraksi untuk mengurangi rasa nyeri akan menghindari
dampak negatif dari obat kimia, seperti yang dijelaskan di atas, distraksi bisa diterapkan pada
nyeri ringan dan sedang, untuk itu pada kasus rasa nyeri berat harus ditangani dengan
obat/tindakan medis.
B. Relaksasi
Teknik relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi kecemasan.
Membantu klien dengan teknik relaksasi, perawat dapat mengenal nyeri klien dan ekspresi
kebutuhan dibantu dari klien untuk mengurangi distress yang disebabkan oleh
nyerinya.Teknik relaksasi lebih efektif untuk klien dengan nyerik ronik.
Relaksasi memberikan efek positif untuk klien yang mengalami nyeri, yaitu:
a. Memperbaiki kualitas tidur
b. Memperbaiki kemampuan memecahkan masalah
c. Mengurangi keletihan/fatigue
d. Meningkatkan kepercayaan dan perasaan dapat mengontrol diri dalam mengatasi nyeri
e. Mengurangi efek kerusakan fisiologi dari stress yang berlanjut atau berulang karena
nyeri
f. Pengalihan rasa nyeri/distraksi
g. Meningkatkan keefektifan teknik-teknik pengurangan nyeri yang lain
h. Memperbaiki kemampuan mentoleransi nyeri
i. Menurunkan distress atau ketakutan selama antisi pasi terhadap nyeri
Secara umum untuk melakukan teknik relaksasi membutuhkan 4 hal, yaitu:
a. Berikanposisi yang nyaman
b. Dilakukan dalam lingkungan yang tenang
c. Mengulang kata-kata, suara, phrase, doa-doa tertentu
d. Melakukan sikap yang pasif saat mendistraksiklien.
Metode yang lain untuk meningkatkan relaksasi dapat berupa mendengarkan music atau
suara alam sambil santai, memikirkan sesuatu yang merilekskan, atau dengan teknik meditasi
seperti yoga, dan lain-lain.
C. Imagery
Klien dapat menggunakan imagery/membayangkan untuk menurunkan nyeri.
Imagerys esuatu yang menyenangkan. Imagery dapat digunakan lebih efektif pada klien
dengan nyeri kronik daripada nyeri akut, atau nyeri berat. Perawat dapat mengajarkan klien
untuk menggunakan teknik imagery dengan melakukan guided imagery.
D. Stimulasi Kutan
Teknik dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengurangi nyeri. Meintz (1995)
menyatakan bahwa massage, salah satu bentuk stimulasi kutan, dapat mengurangi kecemasan
dan persepsi nyeri pada klien dengan kanker. Stimulasikutan, meliputi :
a. Massage
b. Kompres hangat ataudingin, atau keduanya bergantian
c. Accupressure
d. Stimulasi kontralateral
E. Anestesi
Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah
anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Pengelompokan Anestesi
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan
anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak
selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis
anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.
Tipe Anestesi
a. Pembiusan total — hilangnya kesadaran total
b. Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada
sebagian kecil daerah tubuh).
c. Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh
oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya
melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan
kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah
selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.
F. Terapi Musik
Terapi musik terdiri dari 2 kata, yaitu kata “terapi” dan “musik”. Terapi (therapi) adalah
penanganan penyakit (Brooker, 2001). Terapi juga diartikan sebagai pengobatan (Laksman,
2000). Sedangkan musik adalah suara atau nada yang mengandung irama. Terapi musik
adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh seseorang terapis untuk
meeningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan
spiritual. Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary
Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik
yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik
klasik, instrumentalia, dan slow musik (Potter, 2005 dikutip dari Erfandi, 2009).
Menurut Willougnby (1996), musik adalah bunyi atau nada yang menyenangkan untuk
didengar. Musik dapat keras, ribut, dan lembut yang membuat orang senang mendengarnya.
Orang cenderung untuk mengatakan indah terhadap musik yang disukainya. Musik ialah
bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan
selera seseorang.
Manfaat Musik
Menurut Spawnthe Anthony (2003), musik mempunyai manfaat sebagai berikut: (1) efek
mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang dapat
meningkatkan intelegensia seseorang, (2) refresing, pada saat pikiran seeorang lagi kacau
atau jenuh, dengan mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan
menyegarkan pikiran kembali, (3) motivasi, hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling”
tertentu. Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul, (4) terapi, berbagai penelitian dan
literatur menerangkan tentang manfaat musik untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik
maupun mental, beberapa penyakit yang dapat ditangani dengan musik antara lain: kanker,
stroke, dimensia, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan bayi prematur.
Teori Get ControlDikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung dorsal
serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (gating Mechanism),
mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang
sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yangdisebabkan oleh
stimulus tertentu.