makalah jiwa proses keperawatan lanjutan di print

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengimplementasikan terapi, perawat mendemonstrasikan penerimaan, pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada realitas, klien diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien. Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat. Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa, mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991). Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sitematis, berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial (Rosalinda, 1996). 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: sonelfinite

Post on 29-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mengimplementasikan terapi, perawat mendemonstrasikan penerimaan,

pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada realitas, klien

diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus sesuai dengan

masalah yang dihadapi pasien.

Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan

mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud

klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat.

Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan

jiwa, mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek

keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara

terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan

meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.Suatu metode

pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991).

Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sitematis,

berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap masalah

kesehatan yang aktual dan potensial (Rosalinda, 1996).

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah rencana tindakan pada asuhan keperawatan jiwa?

2) Bagaimanakah implementasi pada asuhan keperawatan jwa?

3) Bagaimanakah evaluasi pada asuhan keperawatan jiwa?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui tentang rencana tindakan pada asuhan keperawatan jiwa

2) Mengetahui tentang implementasi pada asuhan keperawatan jiwa

3) Mengetahui tentang evaluasi pada asuhan keperawatan jiwa

1.4 Manfaat

Menfaat proses keperawatan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Bagi perawat

a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.

1

Page 2: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

b. Tersedianya pola pikir/kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisasi.

c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan perawat

bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

d. Peningkatan kepuasan kerja.

e. Sarana/wahana desiminasi IPTEK keperawatan.

f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian

2) Bagi klien

a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

b. Terhindar dari malpraktik.

2

Page 3: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Keperawatan Jiwa Lanjutan

2.1.1 Perencanaan

Perencanaan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus

dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum memfokuskan kepada

penyelesaian masalah (P) dari diagnosa tertentu, tujuan umum dapat dicapai jika

serangkaian tujuan khusus telah dicapai.

Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosa

tertantu. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu

dicapai atau dimiliki klien. Umumnya kemampuan klien pada tujuan khusus

dapat dibagi menjadi tiga aspek (Stuart dan Laraia, 2001) yaitu kemampuan

kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosa

keperawatan, kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat

selesai dan kemampuan afektif agar klien precaya akan kemampuan

menyelesaikan masalah. Kata kerja yang digunakan untuk menuliskan tujuan ini

harus berfokus pada perilaku. Berikut adalah tabel kata kerja untuk tujuan :

No Aspek/Domain Kata kerja yang dipakai

1

2

3

Kognitif

Afektif

Psikomotor

Jelaskan, hubungkan, uraikan, identifikasikan,

bandingkan, diskusikan, membuat daftar,

menyebutkan,

Menerima, mengakui, menyadari, menyiapkan,

menilai, mengungkapkan, mempercayai.

Menempatkan, meniru, menyiapkan, mengulang,

mengubah, mendemonstrasikan, menampilkan,

memberi.

Ketiga aspek tersebut dapat pula dikaitkan dengan berbagai kemampuan

klien. Pertama, kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang terkait

langsung dengan kemampuan klien terhadap diri sendiri. Kedua, kemampuan

kognitif, psikomotor, dan afektif yang terkait dengan kemampuan klien dalam

menggunakan sumber daya yang tersedia (sistem pendukung sosial yang

3

Page 4: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

tersedia). Ketiga, kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif klen terkait

dengan terapi medik atau terapi lain yang diperlukan.

Tabel Kemampuan Klien Terkait Dengan Tujuan

NoKemampuan

Klien Tujuan Contoh

1 Kemampuan

mengendalik

an diri

Pengetahuan

(kognitif)

Klien dapat menyebutkan penyebab ia marah

Psikomotor Klien dapat mendemonstrasikan satu cara

marah yang konstruktif

Afektif Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah

terapi aktivitas kelompok latihan asertif

2 Kemampuan

menggunaka

sumber daya

Pengetahuan

(kognitif)

Klien dapat mengidentifikasi teman terdekat

Psikomotor Klien dapat meniru cara berbicara yang

dicontohkan perawat

Afektif Klien dapat menyadari manfaat membuka diri

pada orang lain

3 Kemampuan

menggunaka

n terapi

Pengetahuan

(kognitif)

Klien dapat menyeburkan jam makan obat

Psikomotor Klien dapatmeminta obat pada jam yang tepat

Afektif Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah

minum obat

Untuk menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus, perawat perlu

memiliki kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan

dengan klien dan keluarganya. Tujuan akan sukar dicapai tanpa kerja sama yang

baik antara perawat, klien, dan keluarganya.

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah

terbaru dari tindakan yang diberikan. Alasan ilmiah merupakan pengetahuan

yang berdasarkan pada literature, hasil penelitian, atau pengalaman praktik.

Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa

Indonesia atau standar keperawatan Amerika yang membagi karakteristik

4

Page 5: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

tindakan menjadi : tindakan konseling atau psikoterapeutik, pendidikan

kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas sehari-hari, terapi modalitas

keperawatan, perawatan berkelanjutan (continuity-care), tindakan kolaborasi

(terapi somatik dan psikofarmaka). Pada dasarnya, tindakan keperawatan terdiri

dari tindakan observasi dan pemantauan (monitoring), terapi keperawatan,

pendidikan kesehatan dan tindakan kolaborasi.

Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri perawat, kerja sama

dengan keluarga, kerja sama dengan kelompok, dan kolaborasi dengan tim

kesehatan jiwa yang lain.

2.1.2 Implementasi Tindakan Keperawatan

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan. Pada situasi nyata, implementasi sering kali jauh berbeda

dengan rencana. Hal itu terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan

rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa

dilakukan perawat adalah menggunakan rencana tidak tertulis, yaitu apa yang

dipikirkan, dirasakan itu yang dilaksanakan. Hal itu sangat membahayakan

klien dan juga perawat jika tindakan berakibat fatal, dan tidak memenuhi aspek

legal.

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat

perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan

dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya saat ini (here and now). Perawat juga

menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual,

teknikel, sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali

apakah aman bagi klien. Lakukan kontrak dengan klien yang diharapkan.

Dokumentasikan semua tindakan yang dikerjakan dan respons klien.

2.1.3 Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada

respons klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi

dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai

melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan

membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan tujuan umum yang telah

ditentukan.

5

Page 6: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP,

sebagai pola pikir:

S :Respon subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan : “Bagaimana perasaan

Ibu setelah melakukan latihan tarik nafas dalam ?”

O :Respon obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku klien pada saat

tindakan dilakukan atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan

(memberi umpan belik sesuai dengan hasil observasi)

A :Analisa ulang atas data subyektif dan obyektif atau muncul untuk

menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau

ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula

membandingkan dengan hasil tujuan.

P :Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien

yang terdiri dari tindak lanjut klien (PR) dan tindak lanjut oleh perawat.

Rencana tindak lanjut dapat berupa :

1. Rencana teruskan, jika masalah tidak berubah.

2. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan

tetapi hasil belum memuaskan

3. Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang

dengan masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.

4. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang

diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.

Pada evaluasi sangat diperlukan reinforcement untuk menguatkan

perubahan yang positif. Klien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan

self reinforcement.

2.1.4 Dokumentasi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendokumentasian

Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah menarik atau menuntun kemampuan-

kemampuan yang masih “tidur” menjadi aktif dan nyata. Tingkat aktif dan

6

Page 7: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

nyata yang timbul dari dan bergantung dari kesadaran-kesadaran yang

mendukungnya pada tiap-tiap individu (Imam Barnadit, 1985)

Menurut Umar Tirtaraharja, dkk. Pendidikan formal, non formal

dan informal adalah subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistemnya.

Sedangkan sistem pendidikan nasional Indonesia seperti dituangkan dapam

Tap MPR No. II/MPR/1988 bertujuan untuk :

a) Meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman,

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tanggung jawab, mandiri,

cerdas dan trampil dan sehat jasmani rohani.

b) Menumbuhkan dan memperdalam ; rasa cinta pada tanah air, semangat

kebangsaan dan kesetiakawanan sosial.

c) Mengembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan

; rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif.

d) Mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat ; membangun

diri sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni : penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmojo, 1997).

Menurut Bloom pengetahuan dicakup dalam domain kognitif ada

6 tingkatan :

a) Mengingat yaitu suatu kemampuan menulang materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

b) Memahami yaitu suatu kemampuan menjelaskan, menginterpretasikan

dan menyimpulkan tentang obyek yang diketahui secara benar.

c) Aplikasi yaitu suatu kemampuan menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil.

d) Analisis yaitu suatu kemampuan menyebarkan materi/obyek ke dalam

komponen-  komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih berkaitan satu sama lain.

e) Sintesis yaitu suatu kemampuan meletakkan, menghubungkan atau

menyusun formulasi baru dari informasi yang sudah ada.

7

Page 8: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

f) Evaluasi yaitu suatu kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap

suatu materi/obyek.

3. Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti

mendorong atau menggerakkan (Tri Rusmi Widayatun, 1999). Motivasi

artinya dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacan

kekuatan agar seseorang itu berbuat atau bertingkah laku. Karena tingkah

laku tersebut dilatar belakangi motiv maka disebut tingkah laku bermotivasi.

Dorongan atau kehendak timbul karena ada kekurangan/kebutuhan yang

menyebabkan keseimbangan dalam jiwa seseorang terganggu (Singgih

Dirgagunarsa, 1983)

Motivasi adalah proses mengajak seseorang atau sekelompok

orang, masing-masing dengan pribadi dan kebutuhan yang berbeda untuk

mewujudkan sasaran/tujuan bersama sekaligus tujuan pribadi (Sri

Pramodawardhani, 1996).Tingkah laku bermotivasi dapat dirumuskan

sebagai “Tingkah laku yang dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan dan

diarahkan pada pencapaian tujuan serta kehendak terpuaskan”.

4. Formulir Pengkajian Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa

Adalah alat untuk mendapatkan data lengkap klien di RS. Jiwa

yang meliputi ; identitas klien, alasan masuk RS, faktor predisposisi, fisik,

psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping,

masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan, aspek medik, daftar

masalah keperawatan dan diagnosa keperawatan (Keliat, dkk, 1999).

Formulir pengkajian proses keperawatan kesehatan jiwa tersebut diisi oleh

perawat selama klien dirawat sampai persiapan pulang dari RS.

5. Petunjuk teknis (Juknis) Pengisian Proses Keperawatan Kesehatan

Jiwa.

Adalah pedoman yang dapat menuntun perawat dalam mengisi

formulir pengkajian proses keperawatan kesehatan jiwa yang meliputi cara

pengisian identitas klien, alasan masuk RS, faktor predisposisi, fisik,

psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping,

masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan, aspek medik, daftar

masalah keperawatan dan diagnosa keperawatan (Keliat, dkk, 1999).

6. Prosedur Tetap (Protap) Kerja

8

Page 9: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

Adalah standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa sehingga

pelayanan keperawatan kesehatan jiwa dapat dipertanggungjawabkan/gugat

secara profesional. Standar tersebut merupakan komponen utama dalam

mengendalikan mutu keperawatan karena dapat dijadikan tolak ukur dalam

mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan (Depkes RI, 1998).

Adapun standar atau protap keperawatan kesehatan jiwa meliputi:

a) Standar Askep kesehatan jiwa

Standar I         teori

Standar II        pengumpulan data

Standar III      diagnosis

Standar IV      perencanaan

Standar V        tindakan

Standar V.a.    Tindakan psikoterapeutik

Standar V.b.    Tindakan pendidikan kesehatan

Standar V.c.    Tindakan kehidupan sehari-hari

Standar V.d.   Tindakan terapi somatic

Standar V.e.    Tindakan lingkungan terapeutik

Standar V.f.    Tindakan psikoterapi

Standar VI      evaluasi

b) Standar Askep kesehatan jelas pada gangguan perilaku seperti :

halusinasi, panik,perilaku curiga, perilaku depresi, perilaku manarik

diri, perilaku acuh, perilaku waria, perilaku bunuh diri dan harga diri

rendah.

9

Page 10: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses keperawatan jiwa lanjutan meliputi rencana tindakan keperawatan,

implementasi, dan evaluasi. Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan

keperawatan jiwa Indonesia atau standar keperawatan Amerika yang membagi

karakteristik tindakan menjadi : tindakan konseling atau psikoterapeutik, pendidikan

kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas sehari-hari, terapi modalitas keperawatan,

perawatan berkelanjutan (continuity-care), tindakan kolaborasi (terapi somatik dan

psikofarmaka). Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat

perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan

dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya saat ini (here and now). Evaluasi dilakukan

terus menerus pada respons klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan.

Pada evaluasi sangat diperlukan reinforcement untuk menguatkan perubahan yang

positif. Klien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self reinforcement.

3.2 Saran

Sebaiknya sebagai perawat dalam melaksanakan proses keperawatan jiwa,

perawat perlu memiliki kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berhubungan

kemitraan dengan klien dan keluarganya. Karena tujuan akan sukar dicapai tanpa kerja

sama yang baik antara perawat, klien, dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi Anna;Panjaitan;Helena.2005.Proses Keparawatan Kesehatan Jiwa.

Ed.2.Jakarta:EGC

10

Page 11: Makalah Jiwa Proses Keperawatan Lanjutan Di Print

Stuart, Gall W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC

Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta:EGC

Yosep,Iyus.2007.Keperawatan Jiwa.Jakarta:PT.Refika Aditama.

11