makalah hadist

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sumber pokok ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, hadits mempunyai peran dan fungsi menentukan dalam kehidupan umat Islam. Kehadiran hadits dalam kehidupan masyarakat menjadi penting tatkala dalam Al-Qur’an tidak didapatkan penjelasan yang rinci dalam suatu persoalan. Hadits yang menjadi penjelas atau bayan Al-Qur’an sangatlah dibutuhkan dalam memahami tektual Al-Qur’an. Makanya eksistensi hadits – dengan tidak menafikan derajat hadits– seiring dengan sumber pokok Islam tersebut. Kalau Al-Qur’an sebagai wahyu dan berasal dari sang Pencipta, maka hadits berasal dari hamba dan utusanNya. Karenanya sudah selayaknya jika yang berasal dari sang Pencipta lebih tinggi kedudukannya dari pada yang berasal dari hamba utusanNya. Kehadiran hadits sebagai sumber pokok ajaran islam, memang banyak dipersoalkan, hal ini berkaitan dengan matan, perawi, sanad dan lainnya, yang kesemuanya menjadi boleh atau tidaknya suatu hadits untuk dijadikan hujjah. Terlepas dari itu, perbedaan sahabat dalam memahami hadits pun menjadi hal yang penting untuk ditelaah lebih lanjut, karena perbedaan pemahaman tersebut mengakibatkan periwayatan pun menjadi berbeda. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab suatu hadits diperselisihkan oleh para ulama tentang kehujjahannya. Perbedaan pemahaman hadits yang dilakukan para sahabat antara tekstual dengan kontekstual melahirkan apa yang disebut dengan “Hadits Riwayah Bil-lafdzi” dan “Hadits Riwayah Bil-ma’na.”

Upload: nur-khotim

Post on 09-Aug-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah hadist

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai sumber pokok ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, hadits

mempunyai peran dan fungsi menentukan dalam kehidupan umat Islam.

Kehadiran hadits dalam kehidupan masyarakat menjadi penting tatkala dalam Al-

Qur’an tidak didapatkan penjelasan yang rinci dalam suatu persoalan. Hadits yang

menjadi penjelas atau bayan Al-Qur’an sangatlah dibutuhkan dalam memahami

tektual Al-Qur’an. Makanya eksistensi hadits –dengan tidak menafikan derajat

hadits– seiring dengan sumber pokok Islam tersebut.

Kalau Al-Qur’an sebagai wahyu dan berasal dari sang Pencipta, maka

hadits berasal dari hamba dan utusanNya. Karenanya sudah selayaknya jika yang

berasal dari sang Pencipta lebih tinggi kedudukannya dari pada yang berasal dari

hamba utusanNya.

Kehadiran hadits sebagai sumber pokok ajaran islam, memang banyak

dipersoalkan, hal ini berkaitan dengan matan, perawi, sanad dan lainnya, yang

kesemuanya menjadi boleh atau tidaknya suatu hadits untuk dijadikan hujjah.

Terlepas dari itu, perbedaan sahabat dalam memahami hadits pun menjadi hal

yang penting untuk ditelaah lebih lanjut, karena perbedaan pemahaman tersebut

mengakibatkan periwayatan pun menjadi berbeda. Hal inilah yang menjadi salah

satu penyebab suatu hadits diperselisihkan oleh para ulama tentang

kehujjahannya. Perbedaan pemahaman hadits yang dilakukan para sahabat antara

tekstual dengan kontekstual melahirkan apa yang disebut dengan “Hadits

Riwayah Bil-lafdzi” dan “Hadits Riwayah Bil-ma’na.”

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.       Untuk mempelajari tentang Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar.

2.       Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Hadits, Sunnah,

Khabar dan Atsar.

3.       Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Pendidikan.

1

Page 2: makalah hadist

C. Rumusan Masalah

Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa pengertian Hadits itu?

2. Apa Pengertian Sunnah itu?

3. Apa pengertian Khabar dan Atsar?

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengna sistematika pembahasan yang meliputi: BAB

I : PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, tujuan penulisan,

rumusan masalah dan sistematika penulisan; BAB II : PEMBAHASAN

Membahas tentang Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar, dan Bentuk-Bentuk Hadits.

BAB II : PENUTUP menyajikan kesimpulan dan saran.

2

BAB II

Page 3: makalah hadist

PEMBAHASAN

PENGERTIAN HADITS, SUNNAH, KHABAR DAN ATSAR DALAM

PERSPEKTIF ULAMA FIQH DAN USHULIYYIN

A.    PENGERTIAN

1) HADITS

Ahli hadits dan ahli ushul berbeda pendapat dalam memberikan pengertian

tentang hadits.

Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan,

perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut

yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa

perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.”

Menurut rumusan lain, hadits adalah “Sesuatu yang disandarkan kepada

Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau.”

Adapun menurut muhadditsin, hadits itu adalah “Segala apa yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad SAW, baik itu hadits marfu’ (yang disandarkan kepada

Nabi) ataupun hadits maqthu’ (yang disandarkan kepada tabi’in).”

Dan ahli ushul berpendapat, bahwa hadits adalah “Semua perkataan, perbuatan,

dan taqrir Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum syara’ dan

ketetapannya.”

2)      SUNNAH

Sunnnah menurut bahasa, sunnah adalah “Kebiasaan dan jalan (cara) yang

baik dan yang jelek.” Menurut batasan lain, sunnah berarti “Jalan (yang dilalui)

baik yang terpuji atau yang tercela ataupun jalan yang lurus atau tuntutan yang

tetap (konsisten).”

Ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan arti sunnah menurut bahasa antara

lain: 1.Q.S Al Anfal : 38

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu[609]: "Jika

mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan

mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah

lalu; dan jika mereka kembali lagi[610] Sesungguhnya akan

berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang

dahul"

2. QS. Al-Hijr: 13

Mereka tidak beriman kepadanya (Al Quran) dan Sesungguhnya

Telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu[794].

Maksud sunnatullah di sini ialah membinasakan orang-orang yang

mendustakan rasul.

Page 4: makalah hadist

3. QS. Al-Ahzab: 62. Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas

orang-orang yang Telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu

sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah.

3

4. QS. Al-Mukmin: 85

. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala

mereka Telah melihat siksa kami. Itulah sunnah Allah yang Telah

berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. dan di waktu itu binasalah

orang-orang kafir.

Sedangkan arti sunnah menurut istilah, ulama terbagi menjadi tiga

golongan: ahli hadits, ahli ushul, dan ahli fiqih. Ahli hadits berpendapat bahwa

sunnah adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan,

perbuatan, taqrir, budi pekerti, perjalanan hidup, baik sebelulm menjadi Rasul

maupun sesudahnya.”

Pendapat di atas didasarkan pada QS. Al-Ahzab: 21

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.

Dalam hadits riwayat Al-Hakim dari Abu Hurairah disebutkan: “Aku

tinggalkan pada kalian dua pusaka yang kalian tidak akan tersesat setelah kalian

berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.”

Ahli ushul membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang

bersumber dari Nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang berkaitan

dengan syara’ yang terjadi setelah Nabi diutus menjadi Rasul.”

Mereka beragumentasi pada QS. Al-Hasyr: 7

” Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah

kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk

kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang

dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara

orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul

kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu,

Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

Dan QS. An-Nahl: 44.

“ Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan

kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan

Page 5: makalah hadist

pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada

mereka[829] dan supaya mereka memikirkan,

Dan ahli fiqih mengartikan sunnah sebagai “Segala ketetapan yang berasal

dari Nabi selain yang difardhukan dan diwajibkan.” Menurut mereka, “Sunnah

merupakan salah satu hukum yang lima (wajib, sunah, haram, makruh, dan

mubah), dan yang tidak termasuk kelima hukum ini disebut bid’ah.”

4

3) KHABAR DAN ATSAR

Khabar menurut bahasa adalah “Semua berita yang disampaikan oleh

seseorang kepada orang lain.” Menurut ahli hadits, khabar sama dengan hadits.

Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqthu’, dan

mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi’in.

Adapun atsar berdasarkan bahasa sama pula dengan khabar, hadits, dan

sunnah. Adapun pengertian atsar menurut istilah terdapat di antara para ulama.

Jumhur ulama mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu “Sesuatu yang

didasarkan kepada Nabi, sahabat, dan tabi’in. Sedangkan menurut ulama

Khurasan bahwa atsar ditujukan untuk yang mauquf, sedangkan khabar ditujukan

untuk yang marfu’.

B)    BENTUK-BENTUK HADITS

1.      HADITS QOULI

Adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa

perkataan yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan keadaan yang

berkaitan dengan aqidah, syari’ah, atau lainnya. Contohnya adalah hadits tentang

bacaan Al-Fatihah dalam shalat yaitu “Tidak sah shalat seseorang yang tidak

membaca ummul Quran (Al-Fatihah).”

2. HADITS FI’LI

Adalah hadits yang menyebutkan perbuatan Nabi yang sampai kepada

kita. Contohnya adalah hadits tentang shalat, yaitu “Shalatlah kalian sebagaimana

kalian melihat aku shalat.”

3. HADITS TAQRIRI

Adalah hadits yang menyebutkan ketetapan Nabi terhadap apa yang

datang dari sahabatnya. Contohnya adalah sikap Rasul yang membiarkan para

sahabat melaksanakan perintahnya sesuai dengan penafsiran mereka terhadap

sabdanya, yang berbunyi: “Janganlah seseorang pun shalat ‘Ashar, kecuali bila

tiba di Bani Quraizhah.”

Page 6: makalah hadist

4.      HADITS HAMMI

Adalah hadits yang menyebutkan keinginan Nabi yang belum

terealisasikan, seperti keinginan untuk berpuasa pada tanggal 9 ‘Asyura.

5.      HADITS AHWALI

Adalah hadits yang menyebutkan hal ihwal Nabi yang menyangkut

keadaan fisik, sifat-sifat, dan kepribadiannya

5

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan,

perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut

yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa

perkataan, perbuataan, maupun ketetapannya.”

Sunnnah menurut bahasa, sunnah adalah “Kebiasaan dan jalan (cara) yang

baik dan yang jelek.” Menurut batasan lain, sunnah berarti “Jalan (yang dilalui)

baik yang terpuji atau yang tercela ataupun jalan yang lurus atau tuntutan yang

tetap (konsisten).”

Dan ahli fiqih mengartikan sunnah sebagai “Segala ketetapan yang berasal

dari Nabi selain yang difardhukan dan diwajibkan.” Menurut mereka, “Sunnah

merupakan salah satu hukum yang lima (wajib, sunah, haram, makruh, dan

mubah), dan yang tidak termasuk kelima hukum ini disebut bid’ah.”

Khabar menurut bahasa adalah “Semua berita yang disampaikan oleh

seseorang kepada orang lain.” Menurut ahli hadits, khabar sama dengan hadits.

Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqthu’, dan

mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi’in.

Adapun atsar berdasarkan bahasa sama pula dengan khabar, hadits, dan

sunnah. Adapun pengertian atsar menurut istilah terdapat di antara para ulama.

B.     SARAN

Dari penjelasan tentang pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar

dalam perspektif ulama Fiqh dan Ushuliyyin di atas semoga kita sebagai umat

Islam selalu memegang teguh Kitabullah dan Sunnah Rasul. Hingga akhirnya kita

semua bisa mendapatkan Syafaat dari Allah dan Rasulullah di Padang Mahsyar

kelak.

Page 7: makalah hadist

6

Page 8: makalah hadist

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Muhammad Ahmad dan Drs. M. Mudzakir. Ulumul Hadits untuk

Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Shiddiqiey, TM. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang :

Pustaka Rizki Putra. 2001

Ir, Nuruddin. Ulum al-Hadits I. Penerj : Endang Soetari dan Mujiyo.

Bandung : Remaja Rosda Karya. 1995

7

Page 9: makalah hadist

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang

masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

pembuatan makalah dengan judul “Terminologi Hadis,Sunah,Habar dan Atsar”.

Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa

penulis sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah Hadits Pendidikan,

yang telah banyak memberikan kepada kami berbagai ilmu tentang ilmu Hadits

Pendidikan khususnya kepada kami mahasiswa semester I Reguler. Semoga apa

yang beliau ajarkan kepada kami menjadi manfaat dan menjadi amal jariyah bagi

beliau di Akherat kelak. Amiin.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadis

Pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pembahasan mengenai

pengertian Hadis, Sunnah, Khabar, Atsar dan bentuk-bentuk hadis.

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap

makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim

penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading

yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,

saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca

guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu

mendatang.

Brebes,Oktober 2012

Penulis

i

Page 10: makalah hadist

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………..……………………………………i

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

Bab I : A) Pendahuluan……………………………………………………………1

B) Tujuan Penulisan……………………………………………………….1

C) Rumusan Masalah……………………………………………………...2

D) Sistematika Penulisan………………………………………………….2

Bab II : Pembahasan

A)    Pengertian

a)      Hadits……………………..……..……………………………….............................3

b)      Sunnah…………………………………………………………….. …………….…3

c)      Khabar dan Atsar…………………………………………………………………....5

B)    Bentuk-Bentuk Hadits

a)      Hadits Qouli…………………………………………………..….............................5

b)      Hadits Fi’li………………..…..………………….…………………………………5

c)      Hadits Taqriri…………………………………………………….............................5

d)     Hadits Hammi………………………………………………………………………5

e)      Hadis Ahwali……………………………………………………………………….5

Bab III : Penutup

A)    Kesimpulan……………………………………………………….…………….6

B)    Saran…………………………………………..…………………...…………...6

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..

………7