kekuatan hukum hadist

14

Upload: bekerja-dimana-saja-asal-halal

Post on 20-Jul-2015

242 views

Category:

Spiritual


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: kekuatan hukum hadist
Page 2: kekuatan hukum hadist

nama kelompok:

1. Camilia alya k.

2. Koen garindra

3. mega

4. Rahadian f.

5. Rifa nadila

6. Siti asiyah

Page 3: kekuatan hukum hadist

MACAM – MACAM HADIS DALAM KEKUATAN

HUKUM DAN CARA PENGAMALANNYA

Macam – macam hadis

1. Hadis

Mutawattir

2. Hadis

Masyhur

3. Hadis

Ahad

Page 4: kekuatan hukum hadist

Kedudukan hadis sebagai sumber hukum islam

Sebagai sumber hukum islam, hadis berada satu tingkat di bawah al-Quran,

yang harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis tersebut. Hal ini

sebagaimana ada di firman Allah Swt : Q.S al-Hasyr/59:7 yang artinya “ dan

apa – apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa - apa

yang dilarangnya, maka tinggalkanlah.” Demikian pula firman Allah Swt,

dalam ayat lain : Q.S. an-Nisa /4:80 yang artinya “ Barangsiapa menaati Rasul

(Muhammad), maka sesungguhnya ia telah menaati Allah Swt. Dan

barangsiapa berpaling (darinya), maka (ketahuilah) kami tidak mengutusmu

(Muhammad) untuk menjadi pemeliharaan mereka.

Hadis juga menetapkan hukum baru yang tidak terdapat pada al-Quran.

Page 5: kekuatan hukum hadist

1. Hadis mutawattir

Hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi dan sudah dipastikandiantara mereka tidak bersepakat dusta

Contoh hadis :

ه بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما أنه النهبيه صلهى الله وا عن عبد الله غه عني عليه وسلهم قال بلتع ثهوا عن بني إسرائيل ول حرج ومن كذب عليه مه ه من ولو آية وحد عد ليتبوهأ م النهارمدا

Daripada ‘Abdullah bin ‘Amru bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, bahawaRasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sampaikanlah dariku walausatu ayat, dan ceritakanlah tentang Bani Israil tanpa perlu takut. Dan barangsiapa berbohong ke atasku dengan sengaja maka bersiaplah diamengambil tempat duduknya di Neraka.” (Riwayat Al-Bukhari)

Page 6: kekuatan hukum hadist

2. Hadis masyhur

Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau

lebih yang tidak mencapai derajat mutawwir namun

setelah itu tersebar dan riwayatkan oleh sekian tabiin.

Contoh hadis : hadis yang artinya “ orang islam adalah

orang - orang yang tidak meganggu orang lain dengan

lidah dan tangannya.”(h.r. bukhari, muslim dan tirmizi )

Page 7: kekuatan hukum hadist

3. Hadis Ahad

Hadis yang diriwayatkan oleh satu atau dua perawi sehingga tidak

mencapai derajat muttawir. Hadis ini dibagi 4:

Hadis Sahih

Hadis Hasan

Hadis Da’if

Hadis Maudu’

Page 8: kekuatan hukum hadist

Kekuatan hukum hadist

Sebagai sumber hukum islam, hadis berada satu tingkat dibawah al-quran.

Artinya jika sebuah perkara hukumnya tidak terdapat di dalam al-quran, yang

harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis tersebut. Kekuatan hadits

sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua segi yaitu segi kebenaran

materinya (wurudnya) dan kekutan sunnah yang mengikuti kebenaran

pemberitaannya apakah hadits itu mutawatir atau ahad. Hadits sebagai

sumber hukum Islam dimaksudkan sebagai tasyri’ (menetapkan hukum) yang

mencakup segala urusan dan permasalahan, apakah itu masalah ibadah,

makanan, minuman, politik, peradilan, keluarga dan seterusnya. Dan semua

hadits yang diriwayatkan dengan sahih dari Nabi Saw. adalah hukum-hukum

yang wajib diikuti sepanjang masa, selama tidak ada qarinah (indikasi) yang

menggugurkan kewajiban tersebut.

Page 9: kekuatan hukum hadist

Memahami Kandungan Hadis dihubungkan dengan Fungsi Nabi Muhammad SAW.

1. Sebagai Rasulullah saw.

Dalam memahami hadis Nabi saw. seorang pencinta hadis harus memahami danmeneliti hadis Nabi tersebut, apakah hadis itu ketika diucapkan, beliau berkapasitassebagai Nabi atau Rasul?. Meskipun hal ini sulit untuk dilakukan tapi sangat dibutuhkandalam memahami hadis-hadis Rasulullah saw. Karena Nabi adalah manusia layaknyamanusia yang lain tentunya memiliki sifat sebagaimana manusia umumnya, yang terkadang keliru dalam mengambil sebuah kebijakan mengangkut masalahkeduniaan. Hal ini tergambar dalam sabda beliau sebagaimana yang diriwayatkanoleh Imam Bukhari “bahwasanya Ummu Salamah ra., istri Nabi saw, memberitakan dariRasulullah saw. bahwasanya beliau mendangar pertengkaran di (muka) pintu kamarbeliau. Maka beliau keluar menemui mereka, kemudian beliau bersabda:

إنما أنا بشر وإنه يأتيني الخصم لعل بعضكم أن يكون أبلغ من بعض أحسب أنه صدق أقضي له بذلك من قضيت له بحق مسلم إنما هي قطعة من النار ليأخذها أو ليتركه

Artinya: Sesungguhnya saya adalah manusia (seperti manusia lainnya). Sesungguhnyaorang yang terlibat pertengkaran mendatangi saya, maka mungkin saja sebagian darikalian (orang-orang yang bertengkar) lebih mampu (berargumen) daripada yang lainnya, maka saya (Nabi) menduga bahwa sungguh dia yang benar, lalu sayaputuskan (perkara itu) dengan memenangkannya. Barangsiapa yang telah sayaputusnya dengan (mengambil) hak sesama muslim, maka sesungguhnya keputusan ituadalah potongan bara api neraka, maka, (terserah) dia mengambilnya ataumenolaknya

Page 10: kekuatan hukum hadist

2. Sebagai Kepala Negara atau Pemimpin Masyarakat

Dalam kehidupan bernegara, kehadiran seorang pemimpin adalah sesuatu yang sangat

penting untuk menjaga berbagai stabilitas baik politik, ekonomi, keamanan, maupun sosial.

Karenanya, setiap negara memiliki aturan tentang persyaratan untuk menjadi seorang

pemimpin. Menyangkut masalah kepemimpinan, Nabi saw selaku sebagai kepala negara

sangat memperhatikan masalah kepemimpinan. Nabi saw mengharuskan orang-orang

mukmin agar taat pada pemimpin walaupun pemimpin tersebut dari budak Habsyi. Nabi

juga mensyaratkan agar yang menjadi pemimpin adalah dari suku Quraisy. Hadis tentang

kepemimpinan dari suku Quraisy dapat ditemukan dalam kitab hadis yang diriwayatkan oleh

Imam al- Bukhari, Imam Muslim, Imam al- Tirmidzi, dan Imam Ahmad bin Hanbal.

..

Page 11: kekuatan hukum hadist

3. Sebagai Hakim

Adakalanya suatu hadis dinyatakan Nabi saw dalam kapasitas beliau sebagai hakim atau manusialayaknya manusia yang lain. Sebagai contoh adalah hadis Nabi tentang keterbatasan pengetahuanhakim, berbunyi:

إنما أنا بشر وإنه يأتيني الخصم لعل بعضكم أن يكون أبلغ من بعض أحسب أنه صدق أقضي له بذلك من قضيت له بحقمسلم إنما هي قطعة من النار ليأخذها أو ليتركها

Artinya: Sesungguhnya saya adalah manusia (seperti manusia lainnya). Sesungguhnya orang yang terlibat pertengkaran mendatangi saya, maka mungkin saja sebagian dari kalian (orang-orang yang bertengkar) lebih mampu (berargumen) daripada yang lainnya, maka saya (Nabi) menduga bahwasungguh dia yang benar, lalu saya putuskan (perkara itu) dengan memenangkannya. Barangsiapayang telah saya putusnya dengan (mengambil) hak sesama muslim, maka sesungguhnya keputusanitu adalah potongan bara api neraka, maka, (terserah) dia mengambilnya atau menolaknya. (HR. Jama’ah). Apa yang berlaku bagi hakim sebagaimana yang dikemukakan oleh Nabi saw. tersebutbersifat universal. Akan tetapi, keputusan yang ditetapkan oleh hakim disuatu segi mungkin bersifatuniversal, temporal, ataupun lokal, sedangkan di segi yang lain, keputusan hakim itu mungkin benardan mungkin tidak benar. Dengan demikian, hadis Nabi tersebut dinyatakan oleh Nabi saw. dalamkapasitas beliau sebagai hakim.[15]

Page 12: kekuatan hukum hadist

4. Sebagai Pribadi

Dalam kapasitas beliau sebagai manusia layaknya manusia yang lain, banyak pernyataan

Nabi saw, yang berkaitan dengan beliau ketika beliau menyabdakan hadis tersebut

layaknya manusia umumnya. Contoh;

أنه رأى رسول هللا صلى هللا عليه و سلم مستليا ي المسجد واضعا إحدى: عن عباد بن تميم عن عمه.رجليه على األخرى

Artinya: Dari Ubad bin Tamin dari pamannya (Abdullah bin Zaid) bahwasanya dia telah

melihat Rasulullah saw. Berbaring dalam mesjid sambil meletakkan kaki yang satu di atas kaki

yang lain. (HR. Bukhari,Muslim, dan Ahmad).

Secara tekstual, hadis di atas menunjukkan bahwa cara Nabi Saw. Berbaring dalam posisi

meletakkan kaki yang satu di atas kaki yang lain. Pada saat itu tampaknya Nabi sedangmerasa nyaman dengan berbaring dalam posisi seperti yang digambarkan oleh hadis di

atas, meletakkan kaki yang satu di atas kaki yang lain.Perbuatan itu dilakukan oleh Nabi Saw.

Dalam kapasitas beliau sebagai pribadi.

Page 13: kekuatan hukum hadist

Pengamalan hadits Yang dimaksud pengamalan hadits adalah mengunakan hadits sebagai fungsinya yakni

sebagai hujjah, bayanul Al-Qur'an, ta'qidul-Qur'an dan manhajul ‘amaliyah . Adalah hadits

yang berkatagori hadits maqbul (yang diterima) yaitu; Hadits sahih, baik yang lizatihi

maupun yang ligairihi dan Hadits hasan baik yang lizatihi maupun yang ligairihi. Jadi Hadits

yang berkatagori hadits mardud (hadits da'if) tidak dapat diamalkan. Namun demikian,

menurut mayoritas ulama hadits (muhaditsin) tidak semua hadits maqbul tidak dapat

diamalkan semuanya. Hal ini bukan karena kurang kemaqbulannya namun karena sebab

yang lain. Oleh sebab itu, hadits maqbul itu dibagi dua bagian yaitu:

1. Hadits Maqbul wama'mulun bih (hadits yang diterima dan dapat diamalkan)2. Hadits Maqbul waghairu ma'mulun bih (hadits yang diterima tetapi tidak dapat

diamalkan)

a. Hadits Maqbul wama'mulun bih (hadits yang diterima dan dapat diamalkan)

Page 14: kekuatan hukum hadist