hukum pemakaian hadist ahad dalam permasalahan aqidah

177
Hadits Ahad, Hujjah dalam Perkara Akidah?

Upload: suryono-abu-ziyad

Post on 12-Apr-2017

20 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Hadits Ahad, Hujjah dalam Perkara Akidah?

Page 2: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 3: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 4: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

DEFINISI ‘ILM, ZHANN, SYAKK, DAN JAHL

Page 5: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Qadhi Abu Ya’la Al-Farra’ Al-Hambali (w. 458 H)

Page 6: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Qadhi Abu Ya’la Al-Farra’ Al-Hambali (w. 458 H)

Page 7: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Imam Al-Haramain Al-Juwaini Asy-Syafi’i (w. 478 H)

Page 8: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

DEFINISI HADITS AHAD

Page 9: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Hafizh Ibn Hajar Al-’Asqalani Asy-Syafi’i (w. 852 H)

Page 10: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Hafizh Ibn Hajar Al-’Asqalani Asy-Syafi’i (w. 852 H)

Page 11: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Hafizh Ibn Hajar Al-’Asqalani Asy-Syafi’i (w. 852 H)

Page 12: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Dr. Muhammad Abu Al-Laits Al-Khair Abadi

Page 13: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

DEFINISI DAN BATASAN AKIDAH

Page 14: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Abdullah bin Abdulhamid Al-Atsari:

Page 15: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Asy-Syahiid Hasan Al-Banna, menurut ket. Asy-Syaikh Dr. Utsman Jum’ah Dhumairiyah

Page 16: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Muhaqqiq Muhammad bin Ahmad As-Safarini Al-Hambali (w. 1188 H)

Page 17: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi (Imam Masjid Nabawi):

Page 18: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimiyn (w. 2001 M):

Page 19: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-’Allamah Thahir bin Shalih Al-Jazairiy (w. 1338 H):

Page 20: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan (w. 1429 H)

Page 21: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Akidah Pembenaran yang Bersifat Pasti (100%)

Page 22: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Mufassir Abu Bakr Al-Qurthubi Al-Maliki (w. 671 H): “Ayat ini (Yunus 36) menunjukkan bahwa dalam perkara-perkara akidah tidak cukup (berdasarkan) zhann (dugaan).”

Page 23: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Muhaqqiq Abu Ishaq Asy-Syathibiy Al-Malikiy (w. 790 H): “Bahwasannya jika memang dalil zhanniy bisa dijadikan dasar Ushulul-Fiqh tentunya dia juga bisa dijadikan dasar Ushulud-Diyn, namun menurut konsensus ulama tidak demikian.”

Page 24: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-’Allamah Sa’duddin At-Taftazani Al-Hanafi (w. 791 H): “Zhann (dugaan) tidak diperhitungkan dalam perkara-perkara akidah, …”

Page 25: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Badruddin Az-Zarkasyi Asy-Syafi’i (w. 794 H): “Aku katakan: Perbedaan antara taqliyd dengan perkara akidah adalah bahwa yang dituntut dalam perkara akidah adalah keyakinan sementara yang dituntut dalam perkara cabang adalah dugaan, dan taqliyd dekat dengan dugaan, dan karena perkara akidah lebih urgen daripada perkara cabang, di mana orang yang salah dalam perkara akidah adalah kafir.”

Page 26: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Muhaqqiq Muhammad bin Ahmad As-Safarini Al-Hambali (w. 1188 H): “Yang diperhitungkan sebagai dalilnya (dalil Akidah) adalah keyakinan, karena Zhann (dugaan) tidak diperhitungkan dalam perkara-perkara keyakinan, akan tetapi dia diperhitungkan dalam perkara-perkara ‘amaliyah (praktis).”

Page 27: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdullah bin Shiddiq Al-Ghumari: “… Dalam permasalahan-permasalahan Tauhid (Akidah), keyakinan merupakan perkara yang dituntut dengan pasti/harus.”

Page 28: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

POSISI HADITS AHAD PADA TINGKATAN PENILAIAN AKAL

Page 29: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 30: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

FAIDAH YANG DIHASILKAN HADITS AHAD PERKARA MUKHTALAF

Page 31: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

PARA ULAMA YANG BERPENDAPAT BAHWA HADITS AHAD BERFAIDAH ‘ILM

SECARA MUTLAK

Page 32: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Ibn Hazm Azh-Zhahiri (w. 456 H), dan menurut ket. beliau: Abu Sulaiman Dawud bin Ali Azh-Zhahiri (w. 270 H), Al-Husain bin Ali Al-Karabisi Asy-Syafi’i (w. 248 H), Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi Ash-Shufi (w. 243 H), dan Ibn Huwaizamandzad Al-Maliki (w. 390 H) dan menurut ket. beliau: Al-Imam Malik bin Anas (w. 179 H)

Page 33: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Ahmad bin Hambal (w. 241 H) (dalam sebuah riwayat), menurut ket. Al-Imam Tajuddin Ibn As-Subki (w. 771 H)

Page 34: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Faqih Muhammad bin Ali bin Ishaq bin Khuwayzamandad Al-Maliki (w. 390 H), menurut ket. Ibn Hajar Al-Asqalani (w. 852 H)

Page 35: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

PARA ULAMA YANG BERPENDAPAT BAHWA HADITS AHAD BERFAIDAH ‘ILM

JIKA DISERTAI QARINAH (INDIKASI)

Page 36: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 37: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Bakar Ar-Razi Al-Jashshash Al-Hanafi (w. 370 H)

Page 38: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-’Allamah Ali bin Muhammad Al-Amidi Asy-Syafi’i (w. 631 H)

Page 39: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Qadhi Qudhat Tajuddin Ibn As-Subki As-Syafi’i (w. 771 H)

Page 40: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Imam Al-Haramayn Al-Juwaini (w. 478 H), Al-Ghazali (w. 505 H), Ibn As-Subki (w. 771 H), Al-Amidi (w. 631 H), Ibnu Al-Hajib (w. 646 H), dan Al-Baidhawi (w. 691 H),

menurut ket. Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H):

Page 41: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Ali Asy-Syiyrazi (w. 476 H) (dalam pendapat barunya)

Page 42: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Abu Amr Ibn Shalah Asy-Syahrazuri (w. 643 H), menurut ket. Al-Hafizh An-Nawawi (w. 676 H)

Page 43: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Hafizh Ibn Katsir Asy-Syafi’i (w. 774 H)

Page 44: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Ustadz Abu Ishaq Al-Isfirayini (w. 418 H) dan Ibnu Furak Asy-Syafi’i (w. 406 H), menurut ket. Al-Imam Tajuddin Ibn As-Subki (w. 771 H)

Page 45: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Manshur Abdul Qahir Al-Baghdadi Al-Hambali (w. 429 H), menurut ket. Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H):

Page 46: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

PARA ULAMA YANG BERPENDAPAT BAHWA HADITS AHAD BERFAIDAH ZHANN

SECARA MUTLAK

Page 47: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Aimmah Al-Arba’ah: Abu Hanifah (w. 150 H), Malik bin Anas (w. 179 H), Asy-Syafi’i (w. 204 H), dan Ahmad bin Hambal (w. 241 H) dalam salah satu riwayat.

Menurut keterangan Prof. Dr. Mahmud Syaltut:

Page 48: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit (w. 150 H), menurut ket. Al-Imam As-Sarakhsi Al-Hanafi (w. 483 H):

Page 49: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Mayoritas ‘Ulama, menurut ket. ‘Alauddin As-Samarqandi Al-Hanafi (w. 450 H):

Page 50: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Fakhrul Islam Ali bin Muhammad Al-Bazdawi Al-Hanafi (w. 482 H)

Page 51: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Bakar As-Sarakhsi Al-Hanafi (w. 490 H)

Page 52: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Barakat An-Nasafi Al-Hanafi (w. 710 H)

Page 53: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Barakat An-Nasafi Al-Hanafi (w. 710 H)

Page 54: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-’Allamah Ibn Najim Al-Hanafi (w. 970 H), dan menurut ket. beliau: Mayoritas ‘Ulama dan Seluruh Fuqaha’

Page 55: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam ‘Alauddin Abdul’aziz Al-Bukhari Al-Hanafi (w. 730 H)

Page 56: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Malik bin Anas (w. 179 H). Menurut ket. Al-Qadhi ‘Iyadh (w. 544 H), sedangkan nukilan Ibn Khuwazamandad adalah janggal.

Page 57: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqillani Al-Maliki (w. 403 H), menurut ket. Al-Hafizh Al-’Iraqi (w. 806 H):

Page 58: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Al-Muhaddits Ibn ‘Abdilbarr Al-Maliki (w. 463 H) dan menurut ket. beliau: Mayoritas Malikiyyah

Page 59: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Abu Al-Walid Al-Baji Al-Maliki (w. 474 H) dan menurut ket. beliau: Seluruh Fuqaha’

Page 60: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Qadhi Abu Bakar Ibn Al-’Arabi Al-Maliki (w. 543 H)

Page 61: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Idris Al-Qarafi Al-Maliki (w. 684 H)

Page 62: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad Abdul ‘Azhim Az-Zurqani Al-Maliki (w. 1367 H)

Page 63: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i (w. 204 H), mayoritas Fuqaha’ dan ‘Ulama, menurut ket. Al-Imam Ibn ‘Abdilbarr (w. 463 H):

Page 64: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Al-Muhaddits Al-Khathib Al-Baghdadi Asy-Syafi’i (w. 463 H)

Page 65: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Muzhaffar As-Sam’ani Asy-Syafi’i (w. 489 H)

Page 66: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Muhammad Ar-Razi Fakhruddin Asy-Syafi’i (w. 604 H)

Page 67: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Abu Zakariya An-Nawawi Asy-Syafi’i (w. 676 H) dan menurut ket. beliau: Mayoritas Sahabat, Tabi’in, Muhadditsin, Fuqaha’, dan Ushuliyin

Page 68: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 69: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Tajuddin Ibn Al-Farkah Asy-Syafi’i (w. 690 H)

Page 70: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Al-Mujtahid Ibn Daqiq Al-’Iyd Asy-Syafi’i (w. 702 H) dan menurut ket. beliau: Mayoritas ‘Ulama

Page 71: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Al-Faqih Sirajuddin Ibn Al-Mulqin Asy-Syafi’i (w. 804 H). Dan menurut ket. beliau: Al-Hafizh An-Nawawi, Al-Imam Ibn Barhan, dan Al-Imam ‘Izzuddin

‘Abdussalam

Page 72: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Al-Hafizh Al-Muhaddits Abdurrahman bin Abi Bakr Al-’Iraqi Asy-Syafi’i (w. 806 H)

Page 73: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Muhammad bin ‘Utsman Al-Mardini Asy-Syafi’i (w. 871 H)

Page 74: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Muhaddits Ahmad Ibn Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i (w. 974 H)

Page 75: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Ahmad bin Hambal (w. 241 H) (dalam salah satu riwayat), Mayoritas ‘Ulama, dan Hanabilah Mutaakhkhirin, menurut ket. Al-Imam Ibn Qudamah Al-

Maqdisi Al-Hambali (w. 620 H):

Page 76: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Khaththab Mahfuzh bin Ahmad Al-Hambali (w. 510 H)

Page 77: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Sulaiman bin Abdulqawi Ath-Thufi Al-Hambali (w. 716 H): yang paling menonjol dari dua riwayat pendapat Al-Imam Ahmad bin Hambal dan Mayoritas

‘Ulama

Page 78: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Shafiyuddin Al-Baghdadi Al-Hambali (w. 739 H), dan menurut ket. beliau: Al-Imam Ahmad dalam salah satu riwayat, Mayoritas ‘Ulama dan

Hanabilah Muta’akhkhirun

Page 79: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam ‘Alauddin ‘Ali bin Sulaiman Al-Mardawi Al-Hambali (w. 885 H): yang sahih dari dua riwayat pendapat Al-Imam Ahmad bin Hambal, dan menurut ket.

beliau: Mayoritas Hanabilah dan Mayoritas ‘Ulama.

Page 80: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad Al-Khudhari Bik (w. 1345 H)

Page 81: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-Mubarakfuri (w. 1353 H)

Page 82: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Prof. Dr. Muhammad Hasan Hitou

Page 83: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 84: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Abu Zakariya An-Nawawi Asy-Syafi’i (w. 676 H) dan menurut ket. beliau: Mayoritas Sahabat, Tabi’in, Muhadditsin, Fuqaha’, dan Ushuliyin

Page 85: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Tajuddin Ibn As-Subki (w. 771 H): “Hadits Ahad tidak berfaidah keyakinan kecuali jika disertai qarinah (indikasi), Mayoritas ‘Ulama berpendapat dia tidak berfaidah keyakinan secara mutlak, menurut Al-Imam Ahmad (dalam salah satu riwayat) dia berfaidah keyakinan secara mutlak. …”

Page 86: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H): “Telah terjadi perbedaan pendapat terkait faidah keyakinan pada Hadits Ahad dalam beberapa pendapat: Pertama: Tidak berfaidah keyakinan secara mutlak. Ini adalah pendapat mayoritas ‘ulama, baik dengan disertai qarinah maupun tidak. …”

Page 87: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Al-’Allamah ‘Abdullah bin Ibrahim Asy-Syinqithi Al-Maliki (w. 1235 H): “[ … ] [ dan menurut mayoritas dari para ‘ulama yang ahli, dia (Hadits Ahad) tidak berfaidah ‘ilm (keyakinan) secara mutlak ] [ … ].”

Page 88: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Al-’Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi (w. 1393 H): “Artinya, bahwa Hadits Ahad tidak berfaidah ‘ilm atau keyakinan bagi mayoritas ‘ulama yang kompeten, yaitu para ‘ulama ushul. Perkataan beliau [ secara mutlak ] artinya sama saja baik didukung oleh indikasi-indikasi akan kebenarannya atau tidak. Hujjah dari pendapat ini adalah: Bahwa para perawi tidak ma’shum, jadi klaim ke-qath’iy-an hadits yang mereka bawa dengan adanya kemungkinan dusta pada mereka seakan-akan merupakan suatu kerancuan.”

Page 89: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Al-’Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi (w. 1393 H): “Kesimpulan dari pendapat ‘ulama ushul dalam masalah ini, yaitu apakah Hadits Ahad berfaidah keyakinan atau dia tidak berfaidah kecuali hanya dugaan?, para ‘ulama ushul memiliki tiga madzhab: Pertama; madzhab mayoritas ‘ulama ushul: bahwa Hadits Ahad hanya berfaidah dugaan saja, dia tidak berfaidah keyakinan.”

Page 90: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 91: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 92: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 93: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 94: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 95: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 96: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 97: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 98: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 99: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 100: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 101: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 102: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 103: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 104: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 105: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 106: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 107: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 108: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 109: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 110: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 111: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 112: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 113: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Yusuf Al-Hanafiy (w. 182 H), menurut ket. Al-Imam Muhammad Al-Asmandi (w. 552 H)

Page 114: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam ‘Alauddin As-Samarqandi Al-Hanafi (w. 450 H): “Adapun apabila dia (Hadits Ahad) berkenaan dengan perkara-perkara akidah –yaitu masalah-masalah Kalam– maka dia tidak bisa menjadi hujjah.”

Page 115: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Abu Bakar Al-Baihaqiy Asy-Syafi’iy (w. 458 H): “Dikarenakan aspek ini, yaitu adanya ihtimal (kemungkinan salah), maka para ulama ahli nazhar (Ulama Ushul) dari madzhab kami, meninggalkan berhujjah dengan Hadits Ahad dalam perkara sifat Allah swt.”

Page 116: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Ya’la Al-Farra’ Al-Hambali (w. 458 H)

Page 117: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Al-Muhaddits Al-Khathiyb Al-Baghdadiy (w. 463 H): “Hadits Ahad tidak diterima dalam perkara-perkara agama yang menuntut para mukallaf untuk meyakininya dan memastikannya.”

Page 118: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Ishaq Asy-Syiyraziy Asy-Syafi’iy (w. 476 H): “Jawabannya adalah bahwa dalam perkara ushul (seperti Tauhid dan Penetapan Sifat-sifat Allah swt) dalil-dalil nya harus logis, yang mengharuskan keyakinan serta menghilangkan sangsi, maka kami tidak menggunakan Hadits Ahad.”

Page 119: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Imam Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini Asy-Syafi’i (w. 478 H)

Page 120: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Khaththab (w. 510 H), Ibn ‘Aqil (w. 513 H), dll. menurut ket. Al-Imam Ibn Najjar Al-Hambali (w. 972 H): “Hadits Ahad tidak diamalkan dalam perkara Ushuluddin (Akidah).”

Page 121: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Khaththab Mahfuzh bin Ahmad Al-Hambali (w. 510 H): “Kami menerimanya (Hadits Ahad) dalam perkara ‘amaliyah (praktis), dan jika diberitakan kepada kami suatu qira’ah syadzdzah (ayat dengan riwayat ahad) yang di dalamnya ada ketetapan halal dan haram maka kami jadikan ia pegangan, namun kami tidak menetapkannya sebagai Al-Qur’an, karana jalan penetapan Al-Qur’an dan Ushuluddin (Akidah) adalah keyakinan, sementara keyakinan tidak bisa timbul dengan Hadits Ahad.”

Page 122: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Al-Wafa’ Ali bin ‘Aqil Al-Baghdadi Al-Hambali (w. 513 H): “Bahwa perkara-perkara keyakinan (akidah) menurut dalil-dalilnya, dan pengaruh-pengaruh dalam jiwa dan kalbu menurut apa yang mempengaruhinya, tidak kami temukan pada Hadits Ahad. Meskipun dia mencapai puncaknya (kekuatan tertinggi Hadits Ahad), tidak lain hanyalah berupa pengunggulan benar dari dusta nya, dengan tetap mengakui ada kemungkinan dusta padanya. Tidak ada pengaruh pada jiwa dari mengunggulkan salah satu dari dua perkara yang sama-sama memungkinkan kecuali hanyalah zhann (dugaan). ”

Page 123: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Muhammad bin Abdil Hamid Al-Asmandi Al-Hanafi (w. 552 H): “Tidak boleh menerima Hadits Ahad (sebagai hujjah) dalam perkara-perkara akidah.”

Page 124: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Abu Ats-Tsana’ Al-Hanafi (w. 6.. H): “Hadits Ahad tidak bisa dijadikan hujjah dalam masalah-masalah akidah, karena masalah-masalah akidah dibangun berdasarkan keyakinan yang pasti, sementara Hadits Ahad (hanya) menimbulkan kebenaran pada umumnya dan dugaan kuat , tidak sampai kebenaran yang bersifat pasti.”

Page 125: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Abu Al-Hasan Al-Amidi Asy-Syafi’i (w. 631 H): “Bahwa yang diakui dalam perkara-perkara pokok (akidah) adalah kepastian dan keyakinan, sementara tidak ada kepastian pada Hadits Ahad. Lain dengan perkara-perkara cabang, sesungguhnya dia berdiri di atas dugaan.”

Page 126: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Faqih Shafiyuddin Al-Armawi Al-Hindi (w. 715 H): “… Ini karena yang diminta dalam perkara-perkara pokok adalah ‘ilm dan yakin (keyakinan), sementara Hadits Ahad tidak bisa menghasilkannya sebagaimana (telah dijelaskan) lalu. Berbeda dengan perkara-perkara cabang, dia cukup dengan dugaan, dan Hadits Ahad bisa menghasilkannya.”

Page 127: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Al-Hambali (w. 728 H): “Bagaimana bisa pokok agama yang keimanan tidak sah tanpanya itu ditetapkan berdasarkan Hadits Ahad?” (Bantahan beliau atas Rafidhah yang mengklaim Hadits kedatangan Al-Mahdiy untuk melegitimasi kedatangan Muhammad bin Al-Hasan, imam mereka yang ke-12)

Page 128: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam ‘Alauddin ‘Abd Al-‘Aziz Al-Bukhari Al-Hanafi (w. 730 H): “Kemudian Hadits Ahad tatkala dia tidak berfaidah keyakinan maka dia tidak bisa menjadi hujjah dalam perkara-perkara yang perpulang kepada akidah, karena akidah dibangun berdasarkan keyakinan. Dia hanya merupakan hujjah dalam apa yang dimaksudkan di dalamnya perbuatan.”

Page 129: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Syaikhul Islam Taqiyuddin As-Subki Asy-Syafi’i (w. 756 H): “Ke-qath’iy-an atau ke-mutawatir-an bukan merupakan syarat baginya (penetapan ru’yatu-Llaah), bahkan tatkala suatu hadits yang shahih meski hanya zhahirnya, sementara dia adalah Hadits Ahad, maka boleh dijadikan dasar dalam perkara itu, karena perkara itu tidak termasuk dalam masalah akidah yang menuntut syarat kepastian.”

Page 130: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Ali bin Muhammad Al-Jurjani (w. 816 H): “Hadits Ahad adalah apa-apa yang dinukil oleh satu orang dari satu orang, yaitu yang tidak sampai batas kemasyhuran, hukumnya meniscayakan amal tanpa ‘ilm (keyakinan). Karenanya dia tidak menjadi hujjah dalam perkara-perkara akidah”

Page 131: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqalani Asy-Syafi'i (w. 852 H): “… Bahwa Beliau (Al-Bukhari) menggiring hadits-hadits tentang sifat suci Allah dengan menjadikan setiap hadits menjadi satu bab lalu memperkuatnya dengan ayat Al-Qur’an, untuk menunjukkan bahwa hadits-hadits tersebut tidak termasuk Hadits Ahad, demi tidak berhujjah dengannya (Hadits Ahad) dalam perkara-perkara akidah.”

Page 132: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari Asy-Syafi’i (w. 926 H): “… Allah melarang untuk mengikuti selain keyakinan dan mencela terhadap mengikuti dugaan. Kami (Al-Imam Zakariya) katakan: Hal itu berlaku pada apa-apa yang di dalamnya dituntut keyakinan berupa Ushuluddin sebagaimana misalnya kemahaesaan Allah swt., karena syara’ telah menetapkan akan adanya pengamalan terhadap dugaan pada perkara-perkara cabang.”

Page 133: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Ibnu Nujaim Al-Hanafi (w. 970 H): “Penjelasan tentang tempat digunakannya Hadits Ahad maka di luar perkara-perkara akidah, karena sesungguhnya perkara-perkara akidah tidak bisa ditetapkan berdasarkan Hadits Ahad lantaran keharusannya dibangun berdasarkan keyakinan.”

Page 134: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-’Allamah ‘Ali Al-Qary Al-Hanafi (w. 1014 H): “… karena dia (penetapan kedudukan orang tua Rasulullah saw di akhirat) termasuk dalam bab i‘tiqad (keyakinan) maka tidak berlaku padanya dalil-dalil zhanni, dan tidak cukup hanya berdasarkan Hadits-hadits Ahad yang lemah dan riwayat-riwayat Ahad yang tidak jelas, ...”

Page 135: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani (w. 1314 H): “…, Kalaupun kami terima keshahihan hadits ini, ia (tetap) tidak menghasilkan kepastian dikarenakan termasuk Hadits Ahad. Maka dari itu hendaknya mereka (para nabi) tidak dibatasi pada jumlah tertentu. Karena yang demikian itu tidak aman dari penyebutan jumlah terlalu banyak sehingga memasukkan orang yang bukan nabi ke dalamnya, juga penyebutan jumlah yang terlalu sedikit sehingga mengeluarkan orang yang termasuk nabi darinya.”

Page 136: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

juz 1 hlm 193

Page 137: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Sayyid Quthb bin Ibrahim (w. 1387 H): “… Hadits-hadits Ahad tidak dapat dijadikan pegangan dalam perkara akidah, yang menjadi rujukan ialah Al-Qur’an. dan kemutawatiran merupakan syarat bagi hadits-hadits Nabi saw untuk dapat dijadikan pegangan dalam pokok-pokok akidah.”

Page 138: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad Abu Zahrah (w. 1394 H): “…, mereka (para ‘ulama) mengatakan: Seseungguhnya dia (Hadits Ahad) wajib diamalkan jika tidak ada penghalang. Akan tetapi dia tidak dapat dijadikan pegangan dalam perkara keyakinan (akidah), karena perkara-perkara akidah dibangun di atas kepastian dan keyakinan, tidak dibangun di atas dugaan sekalipun dia unggul (dugaan unggul). Karena dugaan dalam akidah tidak bermanfaat sama sekali bagi kebenaran.”

Page 139: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Satu-satunya pendapat yang dikenal di Al-Azhar, menurut keterangan Asy-Syaikh Muhammad Al-Ghazali

Page 140: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad Al-Ghazali

Page 141: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki Al-Makki Al-Hasani: “… bahwa dia (Hadits Ahad meniscayakan wajibnya amal dalam syari’at (‘amaliyah), tapi tidak meniscayakan wajibnya kepastian dan keyakinan terhadap isinya dengan keyakinan yang pasti, tapi hanya berfaidah dugaan saja.”

Page 142: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Mahmud Syaltut, dan menurut beliau Al-Imam Al-Bazdawi dan Al-Hafizh Al-Asnawi

Page 143: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi (w. 1436 H)

Page 144: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili: “Bahwasannya dia (Hadits Ahad) berfaidah dugaan, bukan keyakinan dan bukan pula ketenangan batin. Kedatangannya dari Rasulullah saw bersifat dugaan, akan tetapi dia wajib diamalkan dan tidak wajib diyakini lantaran adanya keraguan pada kebenarannya. Sebagaimana ini merupakan pendapat Mayoritas Ulama.”

Page 145: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqar: “Mayoritas ulama ushul berpendapat bahwa Hadits Ahad bukan hujjah dalam bidang Akidah selama perawinya tidak berjumlah banyak hingga menjadi Masyhur, karena Masyhur dapat menghasilkan ketenangan hati. Sebagaimana banyaknya perawi juga banyaknya syahid (pendukung) dan qarinah (indikator).”

Page 146: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Prof. Dr. Muhammad Hasan Hitou: “Mayoritas ulama berpendapat bahwa Hadits Ahad tidak dapat diamalkan dalam perkara-perkara Akidah.”

Page 147: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Ahmad Ibrahim Bik (w. 1364 H)

Page 148: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Prof. Dr. Muhammad Abdullathif Shalih Al-Furfur: “Dia (Hadits Ahad) meniscayakan pengamalan tanpa meniscayakan keyakinan, menurut pendapat yang terkuat.”

Page 149: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Prof. Dr. Muhammad Musthafa Syalabi: “... Karena Hadits Ahad tidak diamalkan dalam perkara-perkara akidah, sebab yang dituntut dalam perkara-perkara akidah adalah keyakinan dan ‘ilm, sedangkan Hadits Ahad hanya berfaidah dugaan.”

Page 150: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Dr. Ahmad Farraj Husain dan Dr. Abdulwadud Muhammad As-Suraiti: “Bahwasannya dia (Hadits Ahad) tidak berfaidah keyakinan, hanya berfaidah dugaan. Dia tidak diamalkan dalam perkara-perkara akidah, akan tetapi diamalkan dalam perkara-perkara ‘amaliyah, ...”

Page 151: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Al-Imam Al-Akbar Mahmud Syaltut: “Dari sini menjadi kuat bahwa apa yang telah kami tetapkan (sebelumnya) berupa: Hadits Ahad tidak menimbulkan Akidah, dan bersandar padanya dalam perkara-perkara ghaib adalah tidak benar, merupakan pendapat yang telah disepakati bersama. Hal ini tsabit berdasarkan hukum keniscayaan akal yang tidak ada ruang bagi orang-orang yang berakal untuk berbeda pendapat di dalamnya.”

Page 152: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdulmuhsin At-Turki: “Mereka (jumhur ‘ulama) mengatakan: Sesungguhnya Hadits Ahad dijadikan dalil dalam hukum-hukum Amaliyah (praktis) tidak dalam hukum-hukum Akidah.”

Page 153: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Dr. Nuruddin ‘Itr: “Mayoritas ulama berpendapat bahwa keyakinan (akidah) tidak dapat ditetapkan kecuali dengan dalil yang bersifat meyakinkan dan pasti, yaitu ayat Al-Qur’an dan Hadits Mutawatir.”

Page 154: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 155: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 156: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 157: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 158: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hanabilah, menurut ket. Ibn Qadhi Al-Jabal, Abu Ya’la, dan Ibn Taimiyyah, menurut ket. Al-Imam Muhammad bin Ahmad (Ibn Najjar) Al-Hambali (w. 972 H)

Page 159: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Hanabilah, menurut ket. Asy-Syaikh Abdullah bin Abdul Muhsin At-Turki

Page 160: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Syaikhu-l-Islam Ibn Taimiyyah Al-Harrani (w. 728 H) dan menurut ket. beliau: Al-Hanabilah

Page 161: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 162: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 163: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 164: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 165: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 166: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 167: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Al-Imam Ahmad bin Hambal dalam riwayat Al-Atsram: “Apabila datang sebuah hadits dari Nabi saw dengan sanad yang shahih, yang di dalamnya terdapat ketetapan hukum atau kewajiban, maka aku akan mengamalkannya dan beribadah kepada Allah swt dengannya. Tapi aku tidak berani bersumpah bahwa Nabi saw telah benar-benar mengatakannya. Beliau menuturkan bahwa ia (Hadits Ahad) tidak bersifat pasti (kebenarannya). Mayoritas ulama berpendapat dengan pendapat ini.”

Page 168: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

juz 1 hlm 329

Page 169: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

Asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad Abu Zahrah (w. 1394 H)

Page 170: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah

juz 1 hlm 193

Page 171: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 172: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 173: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 174: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 175: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 176: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Page 177: Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah