makalah gis

21
TUGAS TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT “ Contoh Aplikasi GIS untuk Kegiatan Pertanian “ Disusun Oleh : Nama : Isnia Indri Wahyu Agustin NIM : 135040101111047 Kelas : G Asisten : Lucky Mulyawan PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Upload: isnia-indri-wahyu-agustin

Post on 31-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pertanian berlanjut

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gis

TUGAS TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT

“ Contoh Aplikasi GIS untuk Kegiatan Pertanian “

Disusun Oleh :

Nama : Isnia Indri Wahyu Agustin

NIM : 135040101111047

Kelas : G

Asisten : Lucky Mulyawan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Makalah Gis

PEMBAHASAN

1. Contoh Tentang Aplikasi GIS Untuk Kegiatan

a. Pemantauan Produksi di Bidang Pertanian

GIS merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mengolah data

geografis dan berbasis komputer. GIS mempunyai banyak aplikasi yang

memiliki fungsi berbeda – beda. Dalam Kegiatan pertanian, khususnya untuk

pemantauan produksi tanaman ada aplikasi dalam GIS yang dapat digunakan.

Aplikasi tersebut adalah modeling produksi tanaman. Permodelan dengan

menggunakan GIS mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang

dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Dalam

menganalisis produksi tanaman musiman, monitoring kondisi tanaman dan

prediksi potensi hasil panen adalah merupakan hal yang penting. Informasi

yang dihasilkan dari permodelan tersebut berupa informasi hasil panen, dan

informasi hasil panen yang akuratdan terkini yang dibutuhkan oleh

departemen pertanian disetiap negara. Dengan maksud agar departemen

pertanian negara tersebut dapat memantau kegiatan pertanian yang ada di

negaranya. Pemantauan produksi dibidang pertanian seperti “Integrasi Data

Satelit Dan Model Produktivitas Tanaman” yang disusun oleh Fahrizal,

Bandar Lampung.

b. Penilaian Resiko Usaha Pertanian

GIS bermanfaat bagi pertanian dan perkebunan. GIS dapat digunakan

untuk membantu mengelola sumberdaya skala yang luas secara optimal

dengan resiko gagal tanam dan gagal panen minimum untuk pertanian dan

perkebunan. Melalui GIS, kita dapat menetapkan masa tanam yang tepat,

memprediksi masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan

Page 3: Makalah Gis

melakukan perhitungan secara tahunan terhadap debit, curah hujan dan

skenario pola tanam dan jenis tanam yang paling menguntungkan secara

ekonomi dan teknis. Penilaian resiko usaha pertanian seperti “Model

Manajemen Data Spasial Untuk Pemilihan Jalur Distribusi Holtikultura” yang

disusun oleh Kudang B. Seminar , Mohammad Abousaidi dan Agus Wibowo.

c. Pengendalian Hama Dan Penyakit

GIS dapat diterapkan untuk memetakan hama dan penyakit tanaman.

Misalnya adalah pemetaan penyebaran penyakit di beberapa wilayah baik itu

penyakit lama atau merupakan penyakit baru sehingga dengan memanfaatkan

GIS, dapat dilakukan pencegahan sejak dini. Dengan pemanfaatan GIS

serangan akan adanya penyakit dapat lebih diantisipasi. Contoh Pengendalian

hama dan penyakit seperti “Sistem Informasi Geografis Data Spasial di

Bidang HPT Kelapa Sawit” yang disusun oleh Hartanto Sanjaya , Sulawesi

Utara.

d. Pemantauan Budidaya Pertanian

GIS dapat dimanfaatkan untuk membantu mengelola sumberdaya

perkebunan dan pertanian. Seperti untuk mengelola luas kawasan untuk

tanaman, pohon, atau saluran air. GIS digunakan untuk memantau tahap

budidaya tanaman, misal dalam menetapkan masa panen, mengembangkan

sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap

kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau

teknik yang akan digunakan selanjutnya. GIS membantu menganalisis

inventarisasi data – data lahan perkebunan maupun pertanian menjadi lebih

cepat, seperti pada proses pembibitan, proses penanaman yang dapat dikelola

oleh pengelola kebun. Sebagai contoh Sebagai contoh dengan penggunaan

aplikasi GIS kita dapat mengetahui keadaan tanaman, parameter tanah,

Page 4: Makalah Gis

informasi mengenai lingkungan tumbuh di lapang, mendeteksi pertumbuhan

tanaman, kadar air tanah dan tanaman, hama dan penyakit tanaman, pemetaan

sumber daya, irigasi, mengetahui kebutuhan pupuk, menentukan posisi lahan,

monitoring lingkungan, dan lain sebagainya. GIS juga dapat digunakan untuk

membuat peta persebaran tanaman pangan dalam suatu wilayah, peta

persebaran komoditi hortikultura, jenis tanah, dan lain sebagainya. Contoh

penerapan penggunaan aplikasi GIS dalam pemantauan budidaya pertanian

seperti “Aplikasi Inderaja Dan GIS Untuk Monitoring Keberhasilan Reboisasi

Di Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara.

e. Presisi Pertanian

Pertanian Presisi (precision farming / PF) merupakan teknologi informasi

pengolahan pertanian yang mempunyai fungsi untuk mengidentifikasi,

menganalisa dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal pada lahan

untuk mendapatkan keuntungan optimal, berkelanjutan, dan dapat menjaga

lingkungan. Tujuannya adalah mencocokan sumberdaya serta kegiatan budidaya

pertanian dengan keperluan tanaman dan kondisi tanah yang disesuaikan dengan

karakteristik lahan. Dengan adanya hal tersebut, maka kita dapat memperoleh

hasil yang lebih besar dengan jumlah input yang sama.

Presisi pertanian merupakan teknologi baru yang masuk ke Indonesia

sedangkan diluar negeri teknologi ini sudah sangat berkembang. Sehingga untuk

mengejar keterlambatan tersebut, Indonesia perlu memulai penelitian sehingga

dapat meningkatkanhasil pertanian, menekan biaya produksi, dan mengurangi

dampak terhadap lingkungan yang ada di Indonesia. Penggabungan peta hasil,

peta tanah, peta pertumbuhan tanaman menghasilkan peta informasi lahan (field

information map) sebagai dasar perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan lahan

secara spesifik yaitu dengan diperolehnya variable rate application. Pelaksanaan

kegiatan ini akan lebih cepat dan akurat apabila sudah tersedia variable rate

applicator. Presisi pertanian seperti “Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan

Page 5: Makalah Gis

Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Berbasis Sistem Informasi Geografis

Diperairan Teluk Tomini , Provinsi Gorontalo” yang disusun oleh Fauzan,

Makassar.

f. Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Air

Untuk menjaga kelestarian air serta lingkungan, maka dibutuhkan

perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air yang baik. Informasi yang

dibutuhkan untuk pengambil keputusan salah satunya adalah data spasial.

Teknologi spasial yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah Sistem

Informasi Geografis (GIS). Sebagian besar aplikasi GIS untuk pengelolaan

sumberdaya air masih sangat kurang di negara Indonesia meskipun perkembangan

GIS sudah maju pesat di negara-negara lain. Perencanaan dan pengelolaan

sumberdaya air harus dilakukan terpadu mulai dari sumber air sampai dengan

pemanfaatannya. Informasi secara spasial akan sangat membantu pada proses

pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya air.

Teknologi dalam bidang pertanian sangat penting salah satunya dari segi

pengelolaan sumberdaya air. Salah satunya untuk menentukan luas tanam aman

berdasarkan informasi debit air, mengatasi masalah kekeringan air ataupun penentuan

jalur irigasi yang perlu direhabilitasi. GIS juga dapat digunakan untuk membuat

keputusan mengenai lokasi mana saja disuatu daerah yang memiliki irigasi buruk

berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditentukan. Dikarenakan setiap titik memiliki

kekritisan irigasi yang berbeda – beda sehingga rehabilitasi yang diterapkan pun juga

harus berbeda – beda sesuai kebutuhan setiap titik irigasi. Seperti dalam jurnal

“PEMETAAN JARINGAN IRIGASI DAERAH JAWA BARAT BERBASIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) “ oleh Oktavianti dan Subari pada

tahun 2014 di Jawa Barat.

g. Kajian Biodiversitas Bentang Lahan Untuk Kegiatan Pertanian Berlanjut

Page 6: Makalah Gis

Aplikasi GIS telah banyak digunakan baik di negara maju maupun negara

berkembang untuk mengkonservasi hutan dan kergaman hayati. Hutan tropis

mempunyai peranan yang signifikan dalam perubahan iklim global. Alat yang

sangat berguna untuk melakukan penelitian perubahan iklim adalah GIS. Karena

GIS mampu mengorganisasikan data dalam bentuk basis data global dan juga

mempunyai kemampuan analisis spasial untuk permodelan. Aplikasi untuk

penelitian tersebut masih sangat terbatas pada negara berkembang. Data spasial

yang dibutuhkan antara lain mencakup area hutan tropis, yaitu meliputi basis data

topografi, hutan tropis basah, iklim global, perubahan iklim global, citra satelit,

konservasi dan tanah. Kajian bentang lahan untuk kegiatan pertanian berlanjut

seperti pada jurnal “ Analisis Pola Ruang Kalimantan Dengan tutupan Hutan “

yang disusun oleh Doni Prihatna di Kalimantan pada tahun 2009.

2. Penjelasan aplikasi tersebut terkait dengan dimana kegiatan tersebut

dilakukan, pada sistem pertanian yang bagaimana penerapkan GIS

tersebut dilakukan, macam data spatial apa saja yang dibutuhkan dalam

menyusun contoh tersebut, bagaimana manfaat penerapan GIS tersebut

dalam menjalankan sistem pertanian

Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya

terdapat dua jenis data, yaitu:

1. Data spasial

Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang

menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi.

Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, ataupun gambar dengan format

digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image

(raster) yang memiliki nilai tertentu.

1. Data non-spasial

Page 7: Makalah Gis

Data non-spasial disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan

keadaan atau informasi - informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang

ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi

Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan

salah satu software GIS yaitu Map Info Profesional 8.0. Map Info merupakan sebuah

perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh

Map Info Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam

memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara

geografis.

a. Pemantauan Produksi Dibidang Pertanian

Geographics Information sistem (GIS) atau sistem Informasi

Geografis (GIS) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk

memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan

menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk

mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan

penggunaan lahan, SDA, lengkung transportasi dan layanan umum lainnya.

b. Penilaian Resiko Usaha Pertanian

Penilaian resiko usaha pertanian “Model Manajemen Data Spasial

Untuk Pemilihan Jalur Distribusi Holtikultura”, penelitian dilakukan di PT

Saung Mirwan di Kecamatan Mega Mendung, Bogor. Data spasial dan non –

spasial untuk pemilihan jalur hortikultura mencakup peta pasar dan jalan,

jarak, kondisi trafik, dan kecepatan kemudi, dan kecepatan rata – rata

perjalanan. Entri data spasial dilakukan dengan registrasi peta kota yang

diperoleh dari BAKOSURTANAL digabungkan dengan peta jalan dari BPPT

untuk memperoleh peta jalur kota dan target pasar.

c. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Page 8: Makalah Gis

Kondisi Umum daerah penelitian Serangan organisme pengganggu

tanaman dapat menyebabkan target pertanian menurun. Kini prediksi serangan

organisme pengganggu tanaman dapat diakses melalui Internet. Organisme

pengganggu tanaman (OPT), seperti gulma, hama, dan mikroorganisme

patogenik merupakan musuh bebuyutan para petani. Organisme-organisme itu

dapat menyebabkan tanaman rentan terserang penyakit dan menurunkan

kualitas tanaman. Oleh karena itu, untuk menghasilkan tanaman berkualitas,

diperlukan upaya pengendalian OPT yang menyeluruh

d. Pemantauan Budidaya Pertanian

Kondisi keadaan umum penelitian--Kabupaten Kupang dengan

ibukota Kupang memiliki luas 733.872 ha, yang terdiri dari 1 kota

administratif dan 21 kecamatan. Secara geografis terletak pada koordinat 121

30 – 124 11 BT. dan 9 19 – 10 17 00 LS., sedangkan secara administratif

berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan (sebelah utara), Laut

Timor (sebelah timur dan selatan), dan Teluk Kupang (sebelah barat).

Pemetaan daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan teknologi

penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (GIS). Secara garis besar

tahap kegiatan meliputi (a) Pengadaan citra Landsat dan Peta-Peta

Pendukung; (b) Pengumpulan data sekunder; (c) Telaah pustaka; (d)

Interpretasi data penginderaan jauh; dan Analisis Sistem Informasi Geografis.

Proses berikutnya adalah overlay dari data digitasi dari peta dasar (Peta

Rupabumi/ Peta Topografi) dengan hasil interpretasi digital maupun manual.

Analisis dan penyusunan data atribut dilakukan dalam informasi geografi

(dengan software Arc/Info). Dengan tersusunnya format data dalam GIS (link

spasial dengan tabular) dapat dapat dipakai untuk penyusunan strategi

penanganan lahan kritis.

e. Presisi Pertanian

Page 9: Makalah Gis

Penelitian dilaksanakan di Teluk Tomini Provinsi Gorontalo. Keadaan

Umum Lokasi Penelitian Teluk Tomini secara geografis terletak pada 1200-

1230 30‟ BT dan 0030‟ LU 1030‟ LS. Wilayah Provinsi Gorontalo yang

berbatasan langsung dengan perairan mempunyai panjang garis pantai sekitar

436,52 kilometer yang terdiri dari empat Kabupaten dan satu Kota yaitu

Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Pohuwato,

Kabupaten Gorontalo, dan Kota Gorontalo.

Analisis Parameter Oseonografi Terhadap Hasil Tangkapan Untuk

mengetahui hubungan kondisi oseonografi dengan hasil tangkapan pada

penelitian ini dilakukan anilisi beberapa parameter. Berdasarkan hasil

pengukuran parameter suhu, klorofil, kedalaman, salinitas, dan kecepatan arus

sebagai variable bebas ( independent ).

f. Pengelolaan Sumberdaya Air

Penelitian di Jawa Barat yang merupakan penilitian terhadap

bagaimana memetakan jaringan irigasi yang ada didaerah Jabar tersebut. Data

sekunder yang dibutuhkan yaitu : peta digital titik – titik ketinggian hasil

digitasi wilayah studi dengan skala 1:1000; peta pembagian DAS; Peta RT-

RW; peta layout dan data genangan eksisting pada daerah kajian. Yang pada

akhir penelitian diperoleh hasil Daerah irigasi yang berada di Provinsi Jawa

Barat dari total 27 kabupaten/kota sebanyak 16 kabupaten/kota yang berhasil

diamati, dari sebanyak 855 daerah irigasi yang menyebar di kabupaten/kota di

Jawa Barat sebanyak sebanyak 151 daerah irigasi (18%) dalam kondisi sangat

baik, 157 daerah irigasi (18%) kondisi baik, 256 daerah irigasi (30%) kondisi

kurang dan sisanya 291 daerah irigasi (34%) dalam kondisi sangat kurang.

g. Kajian Biodiversitas Bentang Lahan untuk Kegiatan Pertanian berlanjut.

Kalimantan sebagai satu kesatuan ekosistem memiliki keterkaitan

antar satu wilayah dengan wilayah lainnya (antara hulu dan hilir) sehingga

pengelolan perlu dilakukan secara seimbang dengan memperhatikan aspek

Page 10: Makalah Gis

Daerah Aliran Sungai sebagai dasar untuk pembangunan secara berkelanjutan

(Sustainable Development). Pola ruang Kalimantan sendiri terbagi kedalam 2

kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung

mencakup, kawasan hutan lindung, kawasan cagar alam, kawasan suaka

margasatwa, kawasan taman nasional, kawasan wisata alam, kawasan taman

hutan raya, kawasan cagar alam laut dan kawasan taman wisata alam.

Kawasan budidaya mencakup kawasan peruntukan kehutanan, kawasan

permukiman, kawasan pertanian, kawasan pertambangan mineral dan

bebatuan, kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi serta

kawasan budidaya lainnya.

3. Uraian bagaimana peluang masing-masing contoh tersebut diterapkan di

salah satu sistem pertanian di Indonesia menuju penerapan pertanian

berlanjut

a. Pemantauan produksi dibidang pertanian seperti “INTEGRASI DATA

SATELIT DAN MODEL PRODUKTIVITAS TANAMAN” yang disusun

oleh Fahrizal, Bandar Lampung. Integrasi data satelit dan model

produktivitas tanaman merupakan metode analisis kuantitatif sangat

penting dan berpeluang untuk menduga hasil panen pada skala local. Dan

regional dibutuhkan model – model mekanistis yang mampu

mengintegrasikan berbagai parameter (biofisik tanaman, tanah, iklim dan

sistem budidaya) yang mempengaruhi produksi tanaman. Beberapa model

tanaman seperti halnya Environmental Policy Integrated Cli-mate (EPIC).

b. Penilaian resiko usaha pertanian seperti “Model Manajemen Data Spasial

untuk Pemilihan Jalur Distribusi Holtikultura” yang disusun oleh Kudang

B. Seminar , Mohammad Abousaidi dan Agus Wibowo Model manajemen

basis data spasial telah diformulasikan dan diimplementasikan untuk

Page 11: Makalah Gis

sistem pemilihan jalur distribusi produk hortikultura. Model manajemen

data spasial yang dikembangkan telah diujicobakan untuk dapat

mendukung pemilihan jalur distribusi hortikultura dengan kasus studi pada

wilayah Bogor. Selanjutnya implementasi penuh dari sistem pmilihan

transportasi dapat aplikasikan secara nyata pada skala industri distributor

hortikulura yang saat ini berkembang cukup signifikan. Aplikasi GIS

dalam penilaian resiko usaha tani sangat penting karena bisa

meminimalisir kerugian yang diderita petani agar pertaniannya pun bisa

berlanjut.

c. Penerapan GIS untuk pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan

agar hama dan penyakit yang biasanya menggunakan pestisida kimia yang

berlebih serta dapat merusak ekosistem berkurang. Sehingga pertanian

berkelanjutan dapat terwujud.

d. Dalam pemantauan budidaya pertanian aplikasi GIS sangat berperan

penting karena dimanfaatkan untuk membantu mengelola luas kawasan

untuk tanaman, pohon, atau saluran air. GIS digunakan untuk memantau

tahap budidaya tanaman, misal dalam menetapkan masa panen,

mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara

tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan

pembibitan, penanaman, atau teknik yang akan digunakan selanjutnya.

GIS membantu menganalisis inventarisasi data – data lahan perkebunan

maupun pertanian menjadi lebih cepat, seperti pada proses pembibitan,

proses penanaman yang dapat dikelola oleh pengelola kebun. Sehingga

saat budidaya berlangsung waktu akan berguna lebih efesien yang

berpengaruh pada hasil maupun biaya yang dikeluarkan.

e. GIS dalam presisi pertanian dapat mencocokkan aplikasi sumberdaya dan

kegiatan budidaya pertanian dengan kondisi tanah dan keperluan tanaman.

Page 12: Makalah Gis

Dengan demikian kita dapat mengetahui keperluan tanah sesuai dengan

karakteristik yang dimiliki lahan, sehingga dapat membuat kegiatan

pertanian lebih efisien.

f. GIS dapat diterapkan untuk mengelola sumberdaya air dan kajian

biodiversitas bentang lahan yang sangat bermanfaat bagi kegiatan

pertanian berlanjut. Melalui aplikasi SIG kita dapat mengetahui

bagaimana pengelolaan sumberdaya air di daerah pertanian, sehingga

sumberdaya air tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa merusak

sumberdaya tersebut

g. Demikian pula dengan aplikasi GIS yang digunakan atau dimanfaatkan

untuk kajian biodiversitas lahan yang dapat membantu pertanian

berkelanjutan. Dengan melakukan kajian tersebut maka kita dapat

melestarikan biodiversitas yang keberadaannya sangat penting.

4. Pembahasan umum dan kesimpulan

Pembangunan pertanian dan perdesaan yang berkelanjutan merupakan isu

penting strategis yang universal diperbincangkan dewasa ini. Dalam menghadapi

era globalisasi pembangunan pertanian berkelanjutan tidak terlepas dari pengaruh

pesatnya perkembangan iptek termasuk perkembangan di bidang teknologi

informasi dan komunikasi. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor

pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai

pertanian yang tepat waktu relevan,yang dapat memberikan informasi yang tepat

kepada petani dalam proses pengambilan keputusan berusahatani untuk

meningkatkan produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani

dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang

secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka. Informasi

pemasaran, praktek pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan

Page 13: Makalah Gis

hama tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan

harga pasar input maupun output pertanian sangat penting untuk efisiensi

produksi secara ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Fausan. 2011. Pemetaan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Cakalang Berbasis

SistemInformasi Geografis di Perairan Teluk Tomini Provinsi Gorontalo.

Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Uiversitas

Hasanuddin, Makassar.

Garfansa, Marchel. 2011. Contoh Tentang Aplikasi Gis untuk Kegiatan.

http://www.academia.edu/4697716/110852864-Contoh-Tentang-Aplikasi-

GIS-Untuk-Kegiatan. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 (online).

Nahib, Irmadi dan Jaya Witaya. 1999. Aplikasi Inderaja dan GIS untu Monitoring

Keberhasilan Reboisasi Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Jurnal Manajemen Hutan Tropika, Vol. V.

Prihatna, Doni. 2012. Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan

Kalimantan 2009.

Oktavianti, Subari. 2014. Pemetaan Jaringan Irigasi Daerah Jawa Barat Berbasis

Sistem Informasi Geografis ( GIS ). Jurnal BENTANG. Jawa Barat

Seminar, Kudang B,Mohammad Abousaidi dan Agus Wibowo. 2005. Model

Manajemen Data Spasial untuk Pemilihan Jalur Distribusi Hortikultura.

Jurnal Manajemen Agribisnis,Vol. 2.

Zulfahmi, M. Guruh Arif. 2012. Aplikasi GIS untuk mendukung Kegiatan Pertanian.

http://kickfahmi.blogspot.com/2012/10/aplikasi-gis-untuk-mendukung-

kegiatan_18.html. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 (online).

Page 14: Makalah Gis