makalah farmakoterapi glaukoma

23
FARMAKOTERAPI 1 PENYAKIT GLAUKOMA NAMA / NIM KELAS DOSEN PEMBIMBING : : : M. RIZKY (08121006024) PUTRI EPRIANI (08121006032) FITRI (08121006038) ANGGIA PERAMAHANI (08121006042) ERFI PABELLA PUTRI (08121006044) ELVARINA PERMATASARI (08121006056) ADANI ADILARAYANI (08121006060) NURLAILA QODRIAH (08121006062) FABIOLA PALASINTIA P (08121006064) GENAP (B) Nikita Surya Dharma, M.Farm, Apt JURUSAN FARMASI

Upload: elvarina-permata-sari

Post on 18-Nov-2015

92 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

contoh kasus penyakit glaukoma

TRANSCRIPT

FARMAKOTERAPI 1

PENYAKIT GLAUKOMA

NAMA / NIM

KELAS

DOSEN PEMBIMBING:

:

:

M. RIZKY (08121006024)PUTRI EPRIANI (08121006032)FITRI (08121006038)ANGGIA PERAMAHANI (08121006042)ERFI PABELLA PUTRI (08121006044)ELVARINA PERMATASARI (08121006056)ADANI ADILARAYANI (08121006060)NURLAILA QODRIAH (08121006062)FABIOLA PALASINTIA P (08121006064)GENAP (B)

Nikita Surya Dharma, M.Farm, Apt

JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015GLAUKOMA1. DefinisiGlaukoma adalah sekelompok penyakit yang memiliki karakteristik berupa kerusakan saraf/ optic neuropathy dan berkurangnya/ terjadi penyempitan luas lapangan pandang serta biasanya disertai adanya peningkatan tekanan intraokuli.

2. Etiologi dan Faktor ResikoGlaukoma terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses produksi dan ekskresi/ aliran keluar aqueous humor. Beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya glaukoma adalah tekanan darah yang tinggi, diabetes melitus, miopia, ras kulit hitam, pertambahan usia dan pascabedah.

3. KlasifikasiBerdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokuli, glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka merupakan gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan. Sedangkan glaukoma sudut tertutup adalah gangguan akses aqueous humor ke sistem drainase.Glaukoma sudut terbuka terdiri dari kelainan pada membran pratrabekular (seperti glaukoma neovaskular dan sindrom Irido Corneal Endothelial), kelainan trabekular (seperti glaukoma sudut terbuka primer, kongenital, pigmentasi dan akibat steroid) dan kelainan pascatrabekular karena peningkatan tekanan episklera. Sedangkan glaukoma sudut tertutup terdiri dari glaukoma sudut tertutup primer, sinekia, intumesensi lensa, oklusi vena retina sentralis, hifiema, dan iris bomb.

4. Patogenesis dan Patofisiologia. Glaukoma Sudut TerbukaGlaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Glaukoma sudut terbuka terjadi karena pembendungan terhadap aliran keluar aqueous humor, sehingga menyebabkan penimbunan. Hal ini dapat memicu proses degenerasi trabecular meshwork, termasuk pengendapan materi ekstrasel di dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm.Mekanisme kerusakan neuron pada glaukoma sudut terbuka dan hubungannya dengan tingginya tekanan intraokular masih belum begitu jelas. Teori utama memperkirakan bahwa adanya perubahan-perubahan elemen penunjang struktural akibat tingginya tekanan intraokular di saraf optikus, setinggi dengan lamina kribrosa atau pembuluh darah di ujung saraf.

b. Glaukoma Sudut TertutupGlaukoma sudut tertutup terjadi apabila terbentuk sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aqueous humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan penglihatan yang kabur. Serangan akut sering dipresipitasi oleh dilatasi pupil, yang terjadi spontan di malam hari, saat pencahayaan kurang Glaukoma Sudut Tertutup AkutPada glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan bola mata dengan tiba-tiba akibat penutupan pengaliran keluar aqueous humor secara mendadak. Ini menyebabkan rasa sakit hebat, mata merah, kornea keruh dan edematus, penglihatan kabur disertai halo (pelangi disekitar lampu). Glaukoma sudut tertutup akut merupakan suatu keadaan darurat. Glaukoma Sudut Tertutup Kronis.Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar tanpa gejala yang nyata, akibat terbentuknya jaringan parut antara iris dan jalur keluar aqueous humor. Glaukoma sudut tertutup biasanya bersifat herediter dan lebih sering pada hipermetropia. Pada pemeriksaan didapatkan bilik mata depan dangkal dan pada gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea. Glaukoma KongenitalGlaukoma kongenital adalah bentuk glaukoma yang jarang ditemukan. Glaukoma ini disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur anatomi mata yang menghalangi aliran keluar aqueous humor. Kelainan tersebut antara lain anomali perkembangan segmen anterior dan aniridia (iris yang tidak berkembang). Anomali perkembangan segmen anterior dapat berupa sindrom Rieger/ disgenesis iridotrabekula, anomali Peters/ trabekulodisgenesis iridokornea, dan sindrom Axenfeld Glaukoma SekunderGlaukoma sekunder merupakan glaukoma yang timbul akibat adanya penyakit mata yang mendahuluinya. Beberapa jenis glaukoma sekunder antara lain glaukoma pigmentasi, pseudoeksfoliasi, dislokasi lensa, intumesensi lensa, fakolitik, uveitis, melanoma traktus uvealis, neovaskular, steroid, trauma dan peningkatan tekanan episklera. Glaukoma Tekanan-NormalBeberapa pasien dapat mengalami glaukoma tanpa mengalami peningkatan tekanan intraokuli, atau tetap dibawah 21 mmHg. Patogenesis yang mungkin adalah kepekaan yang abnormal terhadap tekanan intraokular karena kelainan vaskular atau mekanis di kaput nervus optikus, atau bisa juga murni karena penyakit vaskular. Glaukoma jenis ini sering terjadi di Jepang. Secara genetik, keluarga yang memiliki glaukoma tekanan-normal memiliki kelainan pada gen optineurin kromosom 10. Sering pula dijumpai adanya perdarahan diskus, yang menandakan progresivitas penurunan lapangan pandang.

CONTOH KASUSKasus 1:Keluhan utama:Mata kiri saya seperti berkabut dan buram dan saya merasa sakit kepalaRiwayat kondisi dahulu :LA laki2 umur 34 tahun dengan riwayat open angle glaucoma berobat ke optamologist dengan keluhan pandangan berkabut dan buram pada mata kiri. Dia mengalami sensitivitas yang tinggi terhadap cahaya dan mengalami sakit kepala. Dia juga mengeluh mengalami periode distorsi pada mata kiri sejak 3 bulan yang lalu, sering kondisi ini berhubungan dengan buramnya pandangan di daerah sentral visual. Namun karena kesibukannya ia baru sempat ke dokter mata setelah 3 bulan merasakan keluhan.LA pernah mengalami kecelakaan mobil dan mengalami patah tulang belakang sekitar 9 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit dahulu :-Asma semenjak masa kecil yang bisa terkontrol pada masa pubertas-Depresi akibat open angle glaucoma yang kronik dan perburukan pandangan sesudah mengambil program PhD nya.-Pernah menjalani tonsilectomi ketika kecil dahulu

Riwayat pengobatan :Glaukoma

Riwayat keluarga :Ayah, ibu dan kakak perempuannya mempunyai gangguan glaukoma. Ayahnya menderita hipertensi

Riwayat sosial :LA adalah lulusan PhD di bidang farmasi klinik dari universitas terkemuka di Inggris. Tidak ada riwayat merokok. Pernah mempunyai kebiasaan minum minuman keras 4 gelas per hari selama tiga tahun pada saat menempuh program PhD nya dahulu.

Pemeriksaan lab/ radiologi:Tidak ada gangguan jantung, paru, dan problem kardiovaskuler, serta tidak mempunyai gangguan stroke atau anemia.

Pemeriksaan fisik :BB : 65 kgTB : 170 cmVital sign : TD = 120/82,Kecepatan Nadi = 70, RR = 18

Pemeriksaan mata :Aktivitas visual : OD hand motion pada jarak 3 cm dengan koreksi spektaklesOS 20/30Tekanan intraokuler : OD 14 mm Hg , OS 20 mm HgPemeriksaan vitreous : bersihDisks : C/D ratio = 1.0 OS C/D ratio = 0.99 dengan sedikit lingkaran (normal C/D ratio = < 0.33)

Pemeriksaan laboratorik :Na 138 mEq/LK 3.3 mEq/LCl 99 mEq/LCO2 25 mEq/LBUN 10 mg/dLSCr 0.9 mg/dLGula darah puasa 126 mg/dL

Diagnosis :Miopia tinggi dengan kronik juvenil open angle glaukoma yang progresifTidak ada tanda edema makulerTidak ada katarakDepresi akibat open angle glaukoma yang kronik.

R/ Latanoprost 0.005% S 2 dd 1 gttR/ asam mefenamat 500 mg S 3 dd 1 tab prn

Terapi Farmakologi:1.Latanoprost (Xalatan)a. KomposisiLatanoprost 0,005% x 2,5 mL (50g/ml)b. Durasi4 minggu dilanjutkan kontrol ke dokter jika membaik diteruskan, jika memburuk terapi ganti dinaikkan dosisnya.c. Penggunaan obatDiteteskan pada mata yang bermasalah sebanyak 1 tetes per hari.d. Kontra IndikasiHipersensitif respon terhadap komponen xalatan, tidak boleh dicampur dengan tetes mata yang mengandung teomersal.e. Efek SampingPigmentasi coklat yang menetap atau yang reversibel terutama pada mereka yang warna irisnya bercampur (hentikan pengobatan bila mungkin), iritasi okular, hiperaemia konjungtiva, erosi epitelial punctata (transient), edema, dan erosi kornea.f. Interaksi ObatEfek aditif terhadap antagonis beta adrenergik, agonis adrenergik, penghambat anhidrase karbonat, agonis kolinergik, Obat mata lain yang mengandung tiomersal.g. PeringatanSebelum memulai pengobatan pasien harus diberitahu kemungkinan perubahan warna mata, monitor perubahan warna mata, asma yang berat atau mudah kumat, tidak boleh digunakan pada waktu 5 menit setelah penggunaan sediaan yang mengandung tiomershal, kehamilan, dan masa menyusui.Alasan pemilihan obat :Satu-satunya terapi untuk open angle glaukoma adalah menurunkan TIO, secara umum tujuannya adalah menggunakan obat-obat topikal atau jika gagal pembedahan untuk menurunkan TIO sampai 20-50% dari tekanan sebelumnya. Apabila akan digunakan fist line terapi untuk glaukoma beta bloker mempunyai kontraindikasi terhadap asma karena pasien mempunyai riwayat pwnyakit asma. Menurut algoritma terapi, alternatif first line jika kontra indikasi dengan beta bloker adalah analog prostaglandin. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan aliran drainase mata yang dipakai 1 kali sehari. Walaupun efek samping obat ini lebih ringan dibanding obat lain, tetapi dapat merubah warna selaput pelangi mata dan menyebabkan mata menjadi merah-kecoklatan. Jenis analog prostaglandin adalah Latanoprost, Bimatoprost, dan Travoprost. Namun yang tersedia di Indonesia adalah jenis Latanoprost. Obat ini dapat menembus kornea dan menurunkan TIO melalui peningkatan aliran aquaeus uveosklera. Mekanismenya dengan melibatkan aktivasi matriks metaloproteinase yang menyebabkan penurunan resistensi aliran keluar. Latanoprost sangat efektif dan telah mengurangi jumlah pasien yang membutuhkan pebedahan.Monitoringdan follow upWaktu : 2-4 minggu setelah pemberian obat, jika setelah 2-4 minggu berefek adequate (cukup memuaskan) monitoringnya dilakukan 3-4 bulan sekali. Yang harus dimonitor antara lain :a) Target TIO tercapai atau tidak.b) Pasien memiliki progresi kerusakan nervus optikus meskipun target terapi TIO terpenuhi. Adanya perubahan pada ketebalan kornea setelah pembedahan refraksi.c) Pasien tidak dapat mentoleransi regimen terapi.d) Pasien tidak mematuhi regimen terapi.e) Terdapatnya kontraindikasi pada pengobatan.f) Status nervus optikus (saraf yang berperan dalam reflek cahaya) yang stabil dan rendahnya TIO muncul dalam periode yang lama pada pasien yang menjalani terapi. Pada keadaan ini menurunkan terapi dapat merupakan tindakan yang tepat.

Terapi Non FarmakologiDitujukan untuk mengoptimalkan peredaran darah di mata.- pijat mata- Olah raga yang teratur- Mengurangi intake garam

Pharmacy Counseling Terhadap Pasien:Untuk penderita open angle glaucoma1. Anjurkan pasien untuk lakukan pijat mata ringan 2. Ingatkan pasien untuk melakukan olahraga ringan dan dilakukan teratur seperti, renang, jalan santai, ataupun yoga, tai chi.3. Ingatkan pasien untuk mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam (kurangi intake garam)4. Ingatkan pasien untuk menggunakan obat tetes mata secara teratur dan tepat waktu 5. Ingatkan pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bernutrisi sehat bagi mata dan tubuh seperti, sayuran dan buah-buahan atau pun berupa jus buah dan sayur6. Ingatkan pasien untuk mengurangi asupan natrium dan harus menghindari makanan yang mengandung pengawet7. Ingatkan pasien untuk lakukan pemeriksaan mata secara berkala8. Anjurkan pasien untuk mengikuti program konseling secara teratur untuk mengatasi depresi akibat angle glaucoma yang diderita9. Ingatkan pasien untuk beristirahat yang cukup dan kurangi faktor resiko yang dapat memperparah stress10. Ingatkan pasien untuk mengistirahatkan mata ketika mata sudah merasa lelah saat beraktivitas11. Anjurkan pasien melakukan eye massage secara teratur untuk melancarakan peredaran darah di mata sehingga dapat mengurangi tekanan intraokuler12. Pasien dijelaskan bahwa obat dapat menyebabkan pigmentasi pada iris mata

Komunikasi, Informasi, dan EdukasiTentang penggunaan obata) Obat diteteskan 1x sehari pada mata sebelah kiri, malam hari sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya efek samping obat berupa rasa terbakar pada mata.b) Pasien diberitahukan penggunaan secara topical. Bagian bawah mata di tarik ke bawak dengan menggunakan telunjuk untuk membuat kantung. Teteskan 1 tetes obat di kantung mata, kemudian pejamkan mata 1-3 menit. Tempatkan jari pada system nasolacrimal drainage pada inner corner dari mata.

Kasus 2 :Sejak satu hari yang lalu pasien mengeluh kedua matanya merah. Keluhan tersebut disertai dengan rasa sakit atau pegal pada mata, pusing, mual dan muntah dua kali. Menurut pasien sekarang penglihatan pasien menjadi kabur. Pasien juga merasakan silau jika terkena cahaya dan tampak seperti ada gambaran pelangi jika melihat lampu. Pasien sudah berusaha mengobatinya dengan tetes mata yang dibelinya di warung tapi belum membaik. Pasien memiliki riwayat katarak sejak satu tahun yang lalu. Namun pada anamnesis penggalian riwayat penyakit dahulu kurang lengkap karena tidak menggali perjalanan penyakit katarak yang sejak satu tahun yang lalu diderita pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik dengan tekanan darah yang sedikit tinggi yaitu 130/80 mmHg yang termasuk stadium prehipertensi namun pada orang dengan usia tua (67 tahun), tekanan darah biasanya sudah meningkat. Pemeriksaan visus menunjukkan visus jauh pada okulus dekstra adalah 1/60, artinya pasien hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter yang pada orang dengan visus normal dapat dilihat dari jarak 60 meter. Visus jauh okulus sinistra adalah 3/60, artinya pasien juga hanya apat menghitung jari pada jarak 3 meter.

Dhawan (2005) dalam tulisanya mengemukakan timbulnya glaukoma sekunder akibat katarak dapat melalui tiga cara, yaitu: Glaukoma fakomorfik : Lensa dapat membengkak (intumesen) dengan menyerap cukup banyak cairan dari kamera anterior yang menimbulkan sumbatan pupil dan pendesakan sudut sehingga jalinan trabekular terblok serta menyebabkan glaukoma sudut tertutup Glaukoma fakolitik : Pada katarak stadium hipermatur terjadi kebocoran protein lensa dan masuk ke dalam kamera anterior dan ditelan oleh makrofag. Makrofag menjadi membengkak dan menyumbat jalinan trabekular yang memacu peningkatan TIO. Glaukoma yang terjadi adalah glaukoma sudut terbuka. Glaukoma fakotopik : Lensa hipermatur dapat mengalami dislokasi dan menyebabkan peningkatan TIO dengan memblok pupil atau sudut secara mekanis, atau dispalsia korpus vitreus yang menyebabkan blok.

Pasien menunjukkan gejala glaukoma fakomorfik :- Nyeri akut- Mata hiperemis - Pandangan kabur- Sensasi halo, berupa pelangi di sekitar lampu yang dilihat- Mual- Muntah- Pasien umumnya memiliki penurunan penglihatan sebelum episode akut karena riwayat katarak.Diagnosa:Menurut keluhan yang dialami oleh pasien, sejak satu hari yang lalu pasien mengeluh kedua matanya merah. Keluhan tersebut disertai dengan rasa sakit atau pegal pada mata, pusing, mual dan muntah dua kali. Menurut pasien sekarang penglihatan pasien menjadi kabur. Pasien juga merasakan silau jika terkena cahaya dan tampak seperti ada gambaran pelangi jika melihat lampu. Berdasarkan keluhan yang di derita pasien, kami mendiagnosa bahwa pasien ini mengalami Glaukoma Sekunder et causa Intumesensi Lensa (Glaukoma Fakomorfik). Gejala-gejala yang ditimbulkan glaukoma sekunder adalah nyeri akut, mata hiperemis, pandangan kabur, sensasi halo, mual,muntah, pasien umumnya memiliki penurunan penglihatan sebelum episode akut karena riwayat katarak. Berdasarkan riwayat penyakit pasien, pasien memiliki riwayat katarak sejak satu tahun lalu, hal ini yang menguatkan diagnose kami bahwa pasien mengalami glaukoma sekunder.

R/Asetazolamid 250-500 mg IV/IM, dapat diulang dalam 2-4 jam maksimum 1 g/hari

Apraklonidin 1-2 tetes pada mata 3 kali/ hari

Mannitol IV 2 g/kgBB selama 30 menit

Timolol 1 tetes pada mata 2 kali/hari

Farmakoterapi Farmakologis :Terapi farmaka dilakukan untuk menurunkan TIO secara cepat untuk mencegah kerusakan yang lebih jauh pada nervus optikus, untuk menormalkan kornea, dan mencegah terjadinya pembentukan sinekia. Reduksi TIO dibutuhkan untuk mempersiapkan pasien untuk iridotomi laser untuk mengatasi blok pupil yang menyebabkan glaukoma. Manajemen inisial yang digunakan termasuk beta-bloker, agonis alfa-2 adrenergik, dan inhibitor karbonik anhidrase. Miotikum dapat memperburuk serangan glaukoma sudut tertutup sekunder dengan meningkatkan kontak iridolentikular. Tujuan farmakoterapi adalah untuk menurunkan morbiditas dan untuk mencegah komplikasi.a. Inhibitor Karbonik AnhidraseKarbonik Anhidrase adalah suatu enzim yang ditemukan di banyak jaringan tubuh, termasuk mata. Katalisasi suatu reaksi reversibel dimana karbon dioksida menjadi hidrasi dan asam karbonat menjadi dehidrasi. Dengan memperlambat terbentuknya pembentukan ion bikarbonat dengan reduksi dalam sodium dan transport cairan, dapat menghambat karbonik anhidrse dalam proses siliaris mata. Efeknya menurunkan sekresi aqueous humor, sehingga menurunkan TIO. Asetazolamid digunakan dengan dosis 250-500 mg IV/IM, dapat diulang dalam 2-4 jam maksimum 1 g/hari. Efek sampingnya hilangnya kalium tubuh, parastesi, anoreksia, diare, hipokalemia, batu ginjal, dan miopia sementara. Kontraindikasi pada orang dengan hipersensitivitas, penyakit hati, penyakit ginjal kronis, insufisiensi adrenokortikal, obstruksi pulmonar parah (Gill, 2010).b. Agonis Alfa-adrenergikMenurunkan TIO dengan menurunkan produksi humor aqueous. Apraklonidin merupakan obat baru yg bekerja menurunkan produksi humor aqueous tanpa efek pada aliran keluar, dapat digunakan dengan dosis 1-2 tetes pada mata yang terkena 3 kali/ hari.c. Agen HiperosmotikMenurunkan TIO dengan membuat gradien osmosis antara cairan okular dan plasma, tetapi tidak untuk penggunaan jangka panjang. Obat yang digunakan Manitol yang bekerja dengan mengakibatkan cairan ekstraselular hiperosmotik sehingga terjadi dehidrasi sel dan diuresis. Dosis mannitol pada pasien dengan mual dan muntah diberikan secara intravena dalam 20 % cairan dengan dosis 2 g/kgBB selama 30 menit. Maksimal penurunan TIO dijumpai dalam satu jam setelah pemberian mannitol. d. Beta BlokerMerupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut tertutup. Beta bloker dapat menurunkan TIO dengan cara mengurangi produksi humor aqueous. Timolol sebagai beta bloker nonselektif dalam sediaan tetes mata dapat digunakan sebanyak 2 kali dengan interval setiap 20 menit dan dapat di ulang dalam 4, 8, dan 12 jam kemudian (Qamar, 2008).e. Miotik KuatPilokarpin 2% atau 4 % setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai inisial terapi, diindikasikan untuk menghambat serangan awal glaukoma akut. Bekerja degan meningkatkan fasilitas pengeluaran cairan mata dengan membuka sudut bilik mata dengan miosis. Efek samping yang ditimbulkan adalah sakit pada alis akibat spasme otot siliaris dan penglihatan malam berkurang (Ilyas, 2009).

Non Farmakoterapi PembedahanPengobatan glaukoma sekunder akut hanya dengan pembedahan. Tindakan pembedahan harus dilakukan pada mata dengan sudut sempit karena serangan akan berulang lagi pada satu saat. Tindakan pembedahan dilakukan bila TIO sudah terkontrol, mata tenang dan persiapan pembedahan sudah cukup. Tindakan pembedahannya adalah iridektomi laser. Seringkali serangan sudut tertutup terjadi lagi setelah pembedahan, karena sudut kamera anterior masih dangkal. Dalam kondisi ini sebaiknya dilakukan ekstraksi katarak bila sudut kamera anterior tidak dalam setelah iridektomi laser.

Pharmacy counseling terhadap pasienUntuk penderita pasien glaucoma Lapsus Glaukoma Fakomorfik :1. Ingatkan pasien untuk tidak terlalu lelah dan lama bekerja apalagi bekerja dengan menggunakan computer atau handphone (istirahat cukup yang sangat dibutuhkan oleh mata)2. Ingatkan pasien untuk menggunakan obat secara tepat waktu dan teratur (Lakukan terapi obat secara benar)3. Ingatkan pasien untuk mengontrol emosi (seperti, rasa takut, binggung dan cemas)4. Ingatkan untuk tidak melakukan kegiatan yang berbahaya/ ekstrim5. Anjurkan pasien untuk lakukan olahraga yang ringan agar tubuh tetap sehat seperti, jalan santai, yoga, dan tai chi.6. Konsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bernutrisi untuk mata, seperti jus buah dan jus sayuran, serta makan sayur dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A (Terapkan gaya hidup sehat)7. Ingatkan pasien jangan terlalu lama terpapar dilingkungan luar seperti, udara kotor, debu dan asap ataupun polusi kendaraan, pabrik dan lainnya8. Anjurkan pasien untuk mengikuti program konseling secara teratur untuk mengatasi depresi akibat lapsus glaucoma fakomorfik yang diderita9. Ingatkan pasien untuk mengurangi asupan natrium, kurangi intake garam dan harus menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet10. Anjurkan pasien melakukan eye massage secara teratur untuk melancarakan peredaran darah di mata sehingga dapat mengurangi tekanan intraokuler11. Ingatkan pasien untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala dan teratur12. Ingatkan pasien untuk mengurangi factor resiko yang dapat memperparah stress

Kasus 3: Ny. Sariyah, 50 tahun. Sejak 4 bulan yang lalu, penderita mengeluhkan mata kanannya tiba-tiba terasa cekot-cekot dan pegal, kepala terasa sakit, pandangan langsung tidak bisa melihat, mata terlihat sangat merah dan bercampur kebiruan. Kemudian diikuti sakit pada mata sebelah kiri dan lama-kelamaan matanya kirinya menjadi kabur. Penderita tidak merasa lapang, pandangnya menyempit. Tidak ada rasa silau, tidak ada riwayat trauma pada kedua matanya, tidak ada mual muntah. Dan ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa. Dikatakan bahwa kedua mata penderita tekanannya tinggi. Sebulan yang lalu mata kiri pasien dioperasi trabekulektomi. Saat ini penderita hanya dapat melihat hitungan jari tangan saja pada mata kiri dan hanya dapat melihat sejauh 1/2 meter untuk mata kiri.Riwayat penyakit dahulu: Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-), Trauma pada mata (-).TD : 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit, RR : 20 x/menit1. Pemeriksaan klinikOD(mata kanan)Pemeriksaan MataOS(mata kiri)

0Visus /60

Tidak dilakukanKoreksiTidak dilakukan

Tidak dilakukanSkiaskopiTidak dilakukan

Dalam batas normalBulbus OkuliDalam batas normal

(-)Paresis / Paralisis(-)

Hiperemi (-), Edema (-)Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)

Hiperemi (-)Konj. PalpebraHiperemi (-)

Hiperemi (-)Konj. BulbiHiperemi (-)

Hiperemi (-)Konj. FornicesHiperemi (-)

HiperemiSkleraPutih

Putih keruhKorneaJernih

DangkalKamera Okuli AnteriorDangkal

KelabuIrisReguler

Reflek cahaya (-), Reflek Indirect (-), 6 mm

PupilReflek cahaya (+) , 3 mm

Keruh. Ireguler, mendesak PupilLensaJernih

Tidak dilakukanFundus RefleksiTidak dilakukan

Tidak dilakukanKorpus VitreumTidak dilakukan

Tidak dilakukanTensa OkuliTidak dilakukan

81,7 mmHgTonometri12,2 mmHg

2. Manisfestasi klinika. Mata kemerahan dan bercampur kebiruanb. pandangnya menyempitc. Tidak ada rasa silau = nilai visus kecild. . Tidak ada rasa silau, tidak ada riwayat trauma pada kedua matanya, tidak ada mual muntah. Ciri dari glukoma sudut tertutup.e. penderita hanya dapat melihat hitungan jari tangan sajaf. hanya dapat melihat sejauh 1/2 meter untuk mata kirig. pemeriksaan klinik nilai visus mata kanan 0= glukoma absolut atau buta, mata kiri nilai visusnya hanya dari 60, ciri dari glukoma sudut tertutup3. DiagnosaSecara umum pasien terkena glaukoma sudut lebar. Glaukoma absolut pada mata kanan dan glaukoma primer sudut tertutup pada mata kiri.

4. Farmakoterapi-Per oral:Acetazolamide 250 mg tab 3x1 untuk pengobatan prabedah glaucoma sudut sempit.-Topikal:Timolol 0,5% ed 2 dd gtt 1 (OS) untuk mengurangi tekanan intraokuler glaucoma simpleks kronik.R/ acetazolamide 250 mgS 3 dd 1tab R/ Asam Mefenamat 500 mg s 3dd 1 tab prn R/ Timolol 0.5%S 2 dd 1gtt OS

5. Farmako non terapiPijat mata, pengangkatan bola mata (enukleasi), kontrol Rutin

6. Komunikasi, informasi, dan edukasiTentang penggunaan obata) Obat diteteskan 2x sehari pada mata sebelah kiri, malam hari sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya efek samping obat berupa rasa terbakar pada mata.b) Pasien diberitahukan penggunaan secara topical. Bagian bawah mata di tarik ke bawak dengan menggunakan telunjuk untuk membuat kantung. Teteskan 1 tetes obat di kantung mata, kemudian pejamkan mata 1-3 menit. Tempatkan jari pada system nasolacrimal drainage pada inner corner dari mata, daerah saluran antara mata dengan kerongkongan agar obatnya bekerja topikal.