makalah farmako: hantaran obat

17
Pendahuluan Ketika obat digunakan oleh seorang pasien, akan menghasilkan efek tertentu sesuai dengan khasiat obat tersebut. Efek fisiologis yang dihasilkan merupakan hasil interaksi obat dengan reseptor tertentu dari obat. Disamping itu, obat yang dihantarkan ketempat kerja diatur pada kecepatan dan konsentrasi tertentu dimana efek samping minimal dan efek terapetik maksimal. Sampai tahun 1940 bentuk sediaan obat berupa: 1. injeksi 2. formulasi peroral (solutio,suspensi,tablet, kapsul) 3. obat topikal (krim dan salep) Beberapa bentuk sediaan obat mempunyai kekurangan, antara lain: 1. pengahantaran obat secara parenteral bersifat invasif 2. harus dikerjakan oleh petugas kesehatan 3. lama kerja obat yang pendek Pada tahun 1950-1960 dikembangkan bentuk sediaan obat lepas lambat peroral. Contoh kapsul Spansule yang terdiri dari ratusan pellet obat yang disalut. Ketika melewati saluran cerna salutnya hancur dan obat dilepaskan. Ketebalan salut obat ini berbeda- beda, sehingga pellet yang salutnya tipis lebih cepat hancur dibanding yang salutnya tebal. Kemudian bioteknologi dan biologi molekuler berkembang pada tahun 1980-1990, dimana dikembang kan obat-obat biofarmaseutik seperti peptida-peptida, protein, oligonukleatida yang umumnya susah dalam hal pengantaran obatnya. Obat-obat ini tidak mungkin diberikn peroral karena ukuran molekulnya besar, bersifat hidrofil dan tidak stabil, sehingga diberikan secara parenteral.

Upload: idoenk

Post on 09-Aug-2015

186 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Ketika obat digunakan oleh seorang pasien, akan menghasilkan efek tertentu sesuai dengan khasiat obat tersebut. Efek fisiologis yang dihasilkan merupakan hasil interaksi obat dengan reseptor tertentu dari obat. Disamping itu, obat yang dihantarkan ketempat kerja diatur pada kecepatan dan konsentrasi tertentu dimana efek samping minimal dan efek terapetik maksimal.

TRANSCRIPT

Pendahuluan

Ketika obat digunakan oleh seorang pasien, akan menghasilkan efek tertentu sesuai dengan khasiat obat tersebut. Efek fisiologis yang dihasilkan merupakan hasil interaksi obat dengan reseptor tertentu dari obat. Disamping itu, obat yang dihantarkan ketempat kerja diatur pada kecepatan dan konsentrasi tertentu dimana efek samping minimal dan efek terapetik maksimal.

Sampai tahun 1940 bentuk sediaan obat berupa:

1. injeksi2. formulasi peroral (solutio,suspensi,tablet, kapsul)3. obat topikal (krim dan salep)

Beberapa bentuk sediaan obat mempunyai kekurangan, antara lain:

1. pengahantaran obat secara parenteral bersifat invasif2. harus dikerjakan oleh petugas kesehatan3. lama kerja obat yang pendek

Pada tahun 1950-1960 dikembangkan bentuk sediaan obat lepas lambat peroral. Contoh kapsul Spansule yang terdiri dari ratusan pellet obat yang disalut. Ketika melewati saluran cerna salutnya hancur dan obat dilepaskan. Ketebalan salut obat ini berbeda-beda, sehingga pellet yang salutnya tipis lebih cepat hancur dibanding yang salutnya tebal.

Kemudian bioteknologi dan biologi molekuler berkembang pada tahun 1980-1990, dimana dikembang kan obat-obat biofarmaseutik seperti peptida-peptida, protein, oligonukleatida yang umumnya susah dalam hal pengantaran obatnya. Obat-obat ini tidak mungkin diberikn peroral karena ukuran molekulnya besar, bersifat hidrofil dan tidak stabil, sehingga diberikan secara parenteral.

Teknologi penghantaran obat semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kemanjuran obat seperti waktu kerja obat, penargetan obat pada tempat yang sakit, pelepasan obat yang disebabkan karena respons biologis dan terapi gen. Tapi hal-hal tersebut dapat kia mengerti setelah kita mengetahuui :

konsep bioavailabilitas proses absorpsi obat proses farmakokinetik waktu untuk terapi yang optimal penghantaran obat yang cocok untuk ”new biotherapeutics” keterbatasan dari terapi konvensional

Bentuk sediaan obat implant

Implant merupakan satu unit system penghantaran obat yang dibuat untuk menghantarkan obat

dengan kecepatan tertentu, dengan periode waktu yang diperpanjang seperti pada injeksi, ocular,

maupun subkutan.

Implant dapat berbentuk :

- Polymer : biodegradable atau non-biodegradabel dengan berbagai bentuk (batang

silinder, cincin film dll), ukuran dan mekanisme pelepasan obat

- Mini-pumps : di mana diberikan energy oleh mekanisme osmosa atau mekanik.

Untuk terapi awal biasanya dimasukkan ke dalam subkutan pada bagian lengan atas, permukaan

anterior dari paha atau bagian bawah abdomen.

Keuntungan implant

1. Kenyamanan : konsentrasi obat dalam darah dapat dikontrol untuk jangka waktu tertentu

seperti infuse intravena, di mana pasien harus berada di rumah sakit untuk memonitor

infuse.

2. Kepatuhan : kepatuhan bertambah, karena ada pasien yang menggunakan implant tidak

akan ada yang lupa minum obat

3. Baik untuk pelepasan obat yang terkontrol : implant dapat menghantarkan obat secara

orde nol yang memberikan keuntungan sebagai berikut :

o Menghindari resiko toksisitas ( peaks) dan ketidakefektifan terapi konvensional

o Mengurangi frekuensi pemberian obat

o Menambah kepatuhan pasien

4. Baik untuk pelepasan obat berselang : biasanya digunaka pompa dari luar yang

deprogram di mana akan memfasilitasi pelepasan obatnya sebagai respon dari factor –

factor berikut :

o Ritme jantung

o Fluktulasi metabolism

o Pelepasan peptida atau protein

5. Memaksimalkan penghantaran obat : system penghataran implant baik untuk local

maupun sistemik dapat mengurangi pengaruh barriers.

6. Fleksibilitas : system ini mempunyai banyak fleksibilitas, dalam hal pemilihan

bahan,metode pembutan, kadar obat dan kecepatan pelepasn obat.

Kerugian implant

1. Invasive : diperlukan prosedur bedah minor atau mayor untuk memulai terapi

2. Pemberhentian obat : implant polimer non-biodegradabel dan pompa osmotic harus

dikeluarkan atau diangkat pada akhir pengobatan

3. Bahaya rusaknya alat : dapat menyebabkan kegagalan terapi

4. Terbatasnya obat –obat poten : ukuran implant yang kecil dalam rangka kenyaman

pasien, menyebabkan obat- obat poten seperti hormone yang cocok untuk dibuat implant.

5. Biokompatibel : reaksi tubuh terhadap benda-bande asing yang masuk dan keamanan

implant

Implant non-degradabel

Terbagi menjadi 2 tipe :

1. Reservoir : obat dikelilingi oleh membrane polimer pengontrol kecepatan

2. Matrix : obat didistribusikan ke dalam polimer matrix

System ini dipengaruhi oleh :

1. Sifat fisikokimi obat

2. Kecepatan pelepasan obat yang digunakan

3. Lama pelepasan obat yang diinginkan

4. Fasilitas dari alatnya

Reservoir non- degradable

Norplant terdiri dari 6 kapsul tertutup yang terbuat dari kopoliner. Kopolimer ini berfungsi

sebagai membrane pengontrol.

Vitrasert : untuk menghantarkan ganciclovir pada pengobatan local mata karena infeksi oleh

Cytomegalovirus (CMV). Lokalisasi dapat menimbulkan efek samping sistemik dari obat.

Matrix non-degradabel

Pada implant tipe ini obat didistribyusikan ke dalam matrix polimer, dibuat dengan cara

mencampur obat dengan serbuk polimer, pelarut lalu di bentuk seperti batan/ rod, silinder, atau

film. Obat dimasukkan ke dalam polimer dengan cara :

1. Dilarutkan : obat dilarutkan dalam matrix polimer

2. Didispersikan : obat didispersikan dalam matrix polimer

3. Porous ; jumlah obat yang tidak larut biasanya lebih dari 30% polimer, pengurangan

partikel obat membentuk pori-pori yang saling berhubungan.

Implant biodegradabel

Adanya keterbatasan dalam kopolimer menyebabkan dikembangkannya implant polimer

biodegradable. Degradasi dapat terjadi melalui :

1. Bioerosi – disolusi bertahap dari matrix polimer

2. Biodegradasi –degradasi Karen proses enzymatic

Degradasi polimer diklasifikasikan menjadi 2 tupe :

1. Bulk erosion : erosi pada seluruh matrix polimer

2. Surface erosion : erosi pada permukaan matriks polimer

Zoladex

Implant zoladex terbuat dari matrix PLGA dengan goserelin yang terdispersi, dicetak berbentuk

silinder. Pelepasan awal zoladex diikuti oleh lag period selam 4 hari, di mana konsntrasi obat

dalam plasma turun.

Implantable pumps

Energy untuk pelepasan obat oleh alat ialah perbedaan tekanan yang menyebabkan aliran obat

pada kecepatan tertentu. Perbedaan tekanan oleh alat ini disebabkan tekanan osmotic atau

mekanik. Osmosa didefinisikan sebagai pergerakan air melalui membrane semi-permeabel ke

dalam larutan.

Mechanical implantable pumps

Pompa yang dapat diprogram dari luar ini dapat mengatur pelepasan obat orde nol dan

intermittent. Alat ini biasanya dimasukkan kedalam intraperitonel, dalam dinding abdomen di

bawah subkutan, tapi di atas muscular facias.

Bentuk sediaan peroral

Bentuk sediaan obat peroral merupakan bentuk sediaan obat untuk sistemik yang mudah

digunakan, murah, dan banyak digunakan.

Motilitas saluran cerna penting dalam pencernaan dan proses absorpsi dalam usus. Ph saluran

cerna pada orang sehat di lambung 1,5 -3,5 ;duodenum 5-7; jejunum 6-7; ileum 6-7,5; co;on 5,5-

7; rectum 7.

Factor-faktor formulasi yang mempengaruhi bioavailabilitas peroral obat-obatan konvemsional

seperti solution, suspense, kapsul,emulsi, tablet, dll.

Keuntungan obat peroral

1. Mudah dan nyaman digunakan pasien

2. Area absorpsi yang luas

3. Banyak pembuluh darah

4. Pada pelepasan otot yang diperpanjang dapat mengurangi frekuensi pemberian obat

5. Pada pelepasan obat terkontrol dapat mengontrol kadar obat dalam jangka waktu tertentu,

menguramgi frekuensi pemberian obat

Kerugian obat peroral

1. Variabilitas ; kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi dan bemtuk sediaan obat

konvensional dipengaruhi oleh fluktuasi ph di lambung dan usus keci, ada tidaknya

makanan, pengosongan lambung, interaksi obat, jenis kelamin, ras, umur, dan jenis

kelamin.

2. Reaksi tambahan ; iritasi local dan sensitisasi obat

3. Ph ; beberapa obat rusak dengan suasana asam lambung.

Tablet salut enteric

Tablet disalut agar tahan terhadap cairan asam lambung, tetapi akan larut dalam usus kecil.

Umumnya digunakan untuk obat yang :

1. Mengiritasi lambung

2. Bila dilepaskan di lambung akan menyebabkan muntah

3. Rusak oleh asam atau enzim di lambung

4. Pelepasan obatnya diperlambat

Obat disalut oleh bahan polimer seperti selulosa asam ftalat yang tidak larut dalam asam

lambung tetapi larut dalam ph.

Ada tablet dengan pelepasan terkontrol dan pelepasan obat khusus. Pada pelepasan obat

terkontrol, obat dapat dikontrol sesuai dengan dosis dan waktu yang kita inginkan. Sedangkan

pada pelepasan obat khusus obat dapat diatur sesuai dengan yang kita inginkan berdasarkan

formulasinya.

Transmukosa

Transmukosa peroral terbagi menjadi :

1. Pelepasan obat sublingual, melalui mukosa bawah lidah dan bagian dasar mulut

2. Pelepasan obat bukal, melalui mukosa obat dari pip, gusi danjuga bibir bagian atas/bawah

Keuntungan

1. Area luas untuk permukaan untuk absorpsi

2. Mudah mencapai target

3. Mudah digunakan seperti spray, tablet dan patches

4. Banyak pembuluh darah, mudah diabsorpsi dan onset of action cepat

5. Aktivitas metabolism rendah, sehingga obat terhindar dari enzim lambung dan first pass

effect.

6. Variabilitas rendah, tidak ada pengaruh motilitas, PH, makanan.

7. Pelepasan obat yang diperpanjang, mengurangi frekuensi pemberiaan

8. Alternative untuk pasien muntah, sukar menelan tablet, obat yang merangsang lambung,

tidak stabil dalam saluran cerna, dan obat yang mengalami first pass effect.

9. Pelepasan obat terkontrol

Kerugian

Tidak semua bahan obat dapat dibuat bentuk sediaan ini.

Penghantaran Obat Transdermal

Merupakan pelepasan obat melalui, dan bersifat sistemik. Stratum korneum merupakan

penghalang utama pada sistim ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan transdermal:

stratum korneum merupakan penghalang utama, variabilitas daerah permukaan kulit yang

ditempel patch, kondisi kulit, umur, dan iritasi kulit.

Keuntungan bentuk sediaan obat transdermal, antara lain:

1. mencegah metabolism presistemik di hati dan salurancerna

2. mengurangi variabilitas antar pasien

3. kadar obat dapat dikontrol pada sirkulasi sistemik untuk obat yang kerjanya diperpanjang,

untuk kerja obat yang diperpanjang dapat mengurangi frekuensi pemberian obat

4. meningkakan kemudahan pemakaian obat dan kenyamanan pasien, dan pelepasan obat

dapat diakhiri dengan cara melepaskan patch.

Kerugiannya, antara lain:

1. terbatas untuk obat-obat poten lebih kecil atau sama dengan 10 mg

2. mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan minyak, dan kadang-kadang mengiritasi

kulit.

Penghantaran Obat Intra Nasal

Rongga hidung dapat digunakan untuk pelepasan obat secara sistemik. Ukuran partikel obat yang

cocok 5 – 10 µm. Faktor-faktor yang mempengaruhi biovailabilitas nasal alah luas permukaan

untuk absorspi, aliran darah, waktu kontak, penyakit, aktivitas enzim, dan mukus.

Keuntungan bentuk sediaan obat transdermal, antara lain:

1. area permukaan untuk absorpsi obat luas (160 cm3)

2. banyak supply darah, sehingga absorpsi cepat

3. aktifitas metabolisme yang rendah dibandingkan peroral

4. pembawa obat untuk nasal lebih mudah digunakan disbanding melalui rectal atau

vaginal, dan menjadi obat sediaan alternative bila tidak dapat digunkan obat yang

melewati saluran cerna.

Kerugiannya, antara lain: mucocilliary clearance mengurangi waktu retensi obat dalam rongga

hidung, difusi obat terhalang oleh mucus dan iktan mucus-obat, mukosa nasal dan sekresinya

dapat mendegredasi obat, obat dengan berat molekul tinggi (susah diabsorpsi) kurangnya

reprodusibilitas pada penyakit yang berhubungan dengan rongga hidung, dan iritasi lokal dan

sensitisasi obat harus diperhatikan.

Penghantaran Obat Melalui Paru-Paru

Penghantaran obat melaui paru-paru terutama digunakan untuk mengobati jalan nafas, untuk

local seperti obat anti asthma. Paru-paru juga digunakan untuk menghantarkan obat kedalam

sirkulasi sitemik, dan efeknya pada bagian tubuh tertentu.

Obat ergotamine tartrat (aerosol) digunakan dalam bebtuk inhaler untuk pengobatan migrain.

Anestesi dalam bentuk gas, seperti halothane digunkana melaui paru-paru. Baru-baru ini

pemakaian route obat melaui paru-paru untuk pengobatan sistemik peptide-peptida dan obat-obat

yang tidak diabsorpsi dalam saluran cerna.

Keuntungan dan kerugian penghantaran obat melaui paru-paru

Obat untuk efek lokal

Pengyhantaran obat anti asthma dan obat lokal lainnya pada bagian tertentu dari paru-paru

mempunyai beberapa keuntungan :

1. Dosis yang diperlukan untuk menghasilkan efek farmakologis dapat dikurangi (dari dosis

oral)

2. Konsentrasi rendah dalam sirkulasisistemik mengurangi efek samping sistemik

3. Onset of action yang cepat

4. Menghindari reaksi saluran cerna dan metabolism hati

Kerugian paru-paru sebagai obat untuk lokal:

1. Efek samping lokal

2. Pasien tidak dapat menggunakan alat dengan benar

Obat untuk efek sistemik

Untuk obat efek sistemik yang akan rusak bila melaui saluran cerna , seperti insulin, paru-paru

mempunyai beberapa keuntungan:

1. Paru-paru mempunyai area permukaan yang luas untuk absorpsi obat

2. Permebialitas membran paru-paru terhadap molekul obat lebih tinggi daripada usus kecil

dan route mukosa lainnya

3. Mempunyai vaskularitas tinggi yang mempercepat absorpsi dan onset of action

4. Peru-paru lebih baik terhadap obat protein dan peptide daripada saluran cerna

Kerugian paru-paru sebagai penghantar obat sistemik:

1. Paru-paru tidak siap untuk penghantaran obat. Alat penghantar yang komplek diperlukan

untuk mentargetkan obat pada jalan nafas dan alat ini mungkin tidak efisien

2. Alat untuk aerosol mungkin susah digunakan

3. Banyak factor yang mempengaruhi reprodusibilitas penghantaran obat melalui paru-paru,

termasuk variable fisiologis dan farmaseutik. Hati=hati untuk obat dengan index terapi

yang sempit

4. Absorpsi obat dihalangi oleh lapisan mucus dan interaksi obat-mukus

5. Mucociliary clearance mengurangi waktu retensi obat dalam paru-paru

Teknologi untuk penghantaran obat melalui paru-paru

Untuk asthma misalnya berupa aerosol, yaitu sistim koloid bahan padat / cair didalam gas. Ada 3

kategori aerosol untuk terapi inhalasi:

1. Nebulizers

2. Pressurized metered-dose inhaler (pMDI)

3. Dry powder inhaler (DPI)

Nebulizers

Nebulizers ialah alat yang mengubah larutan untuk suspense micronized obat kedalam bentuk

aerosol untuk inhalasi.

Presssurized metered-dose inhaler (pMDI)

Merupakan bentuk sediaan obat dosis berganda yang dilengkapi dengan katup pengukur dosis

yang berhubungan dengan propellant. Untuk cara pemakaina efektif, metered dose aerosol

dimulai dengan mengambil nafas dalam dan lambat lebih dari 5 detik, lalu ditahan selama – 10

detik untuk menghindari sedimentasi dan untuk difusi.

Dry powder inhaler

Alat ini menghantarkan obat dalam bentuk kering aerosol. Keuntungan DPI dibandingkan

dengan pMDI ialah :

- Tidak menggunakan propellant

- Menghilangkan koordinasi pasien dari aktuasi dan inhalsi pMDI

- Partikel bergerak dengan kecepatan rendah, kehilangan obat pada tenggorokan

dicegah

Penghantaran Obat Melalui Vagina

Sampai saat ini pengobatan melaui vaginal terbatas untuk obat topical dalam pengobatan lokal

dengan berbagai kondisi seperti anti infeksi termasuk anti bakteri, anti jamur, ntivirus dan

sebagainya. Bentuk sediaan obatnya berupa ovula atau krim yang dimasukkan ke dalam vagina.

Pengobatan metronidazole intravaginal mempun yai kadr sistemik yang lebih rendah dari

peroral, dan efek samping seperti mual dan sebagainya dapat dihindari. Krim esterogen untuk

vagina juga sering untuk memperbaiki keadaan akibat kekurangan esterogen pada wanita yang

sudah menapouse. Selain itu juga bentuk sediaan obat berupa foams, gels, krim yang

mengandung spermicide.

Bentuk sediaan obat vaginal yang konvensional antara lain ovula, krim, aerosol foams,

gels ,tablet,vaginal ring dan lain-lain biasanya digunakan dalam bantuan aplikator. Dimana

bentuk sediaan ini sering digunakan karena:

1. Tidak ada reaksi tambahan seperti iritasi jaringan

2. Mudah diaplikasikan

3. Terkonsentrasi dalam satu tempat

4. Obat tertahan dalam vagina, meskipun sedang berdiri atau berjalan

5. Tidak berbau

6. Tidak meninggalkan bercak dikulit atau di baju

7. Kompatibel dengan obat atau kontrasepsi lain

8. Tidak mengganggu aktifitas sex

Keuntungan dan kerugian penghantaran obat melaui vagina

Keuntungannya :

1. Area permukaan yang relative luas, lebih kecil dari nasal(150cm2), rectal (200-400m2),

pulmonary (75-700 m2) dan intestinal(200m2)

2. Mempunyai banyak supply darah, sehingga mempercepat absorpsi obat dan onset of

action

3. Aktifitas metabolisme terhadap obat-obat peptida dan protein lebih rendah dibandingkan

dengan saluran cerna, sehingga merupakan alternative obat peroral.

4. Mempunyai permebialitas tinggi terhadap beberapa obat

5. Relative mudah digunakan

6. Untuk obat yang long action dapat mengurangi frekuensi pemberian obat

7. Alternative jika obat peroral tidak bisa antara lain :

o Pasien mual/muntah

o Pasien tidak dapat menelan obat

o Obat yang dapat merangsang la,bung

o Obat yang tidak stabil dalam saluran cerna

o Obat yang mengalami first pass effect di hati

8. Dapat digunakan untuk pelepasan obat terkontrol, dimana mempunyai keuntungan antara

lain:

o Mencegah resiko keracunandan menambah efektivitas terapi

o Mengurangi frekuensi dosis

o Menambah kenyamanan pasien

Kerugian :

1. Terbatas untuk obat-obat yang potent

2. Jumlah cairan vaginal uang terbatas dapat mengakibtkan iritasi oleh sediaan obat

3. Fluktuasi ketebalan dinding vagina dan pH sehingga tidak dapat untuk obat dengan index

terapi sempit.

4. Otot di sekitar vagina tidak cukup kuat seperti rectum sehingga obat dapat keluar dapat

dicegah dengan menggunakan obat sebelum tidur

5. Kendala dari silklus menstruasi, kehamilan dan lain-lain

Obat yang dihantarkan melalui vaginal

1. Esterogen dan progesterone, sebagai kontarsepsi, terapi hormone, program fertilisasi

invivo

o Contoh : silastic vaginal ring, kontrasepsi yang melepaskan levonogestrel

20ug/hari selama 21 hari

o Silastic ring untuk post menapouse (urogenital aging) 6,5-9,5 ug/ hari selama 3

bulan

2. Penghantaran untuk obat peptide seperti gonadotropin releasing hormone dan insulin

3. Nonoxynol-9 spermisida yang juga antivirus, berupa diafragma

4. Vaginal vaccine untuk mengobati infeksi traktus urinarius yang berulang