makalah efektifitas

21
ANGGARAN MATA KULIAH : KEEFEKTIFAN PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPU : Dr. ERNY, M.Pd. OLEH : ELY MASNAWATI (NIM. 097 550 22) DWI INDAH SRI ASTUTIK (NIM. 097 550 10 )

Upload: dwiindah9077

Post on 27-Jun-2015

983 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH EFEKTIFITAS

ANGGARAN

MATA KULIAH : KEEFEKTIFAN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. ERNY, M.Pd.

OLEH :

ELY MASNAWATI (NIM. 097 550 22)

DWI INDAH SRI ASTUTIK (NIM. 097 550 10 )

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Page 2: MAKALAH EFEKTIFITAS

JUNI 2010

ANGGARAN

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dalam UUD 1945 pasal 31 “Tiap-tiap warga

negara berhak mendapat pengajaran.” Hal ini membuktikan adanya langkah

pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia. Kenyataannya, tidak

semua orang dapat memperoleh pendidikan yang selayaknya, dikarenakan

berbagai faktor termasuk mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.

Kondisi inilah kemudian mendorong dimasukkannya klausal tentang pendidikan

dalam amandemen UUD 1945.

Konstitusi mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan

biaya pendidikan 20% dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat

memperoleh pelayanan pendidikan. Ketentuan ini memberikan jaminan bahwa ada

alokasi dana yang secara pasti digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan.

Namun, dalam pelaksanaanya pemerintah belum punya kapasitas finansial yang

memadai, sehingga alokasi dana tersebut dicicil dengan komitmen peningkatan

alokasi tiap tahunnya.

Peningkatan kualitas pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manfaat

berupa peningkatan kualitas SDM. Disisi lain, prioritas alokasi pembiayaan

pendidikan seyogyanya diorientasikan untuk mengatasi permasalahan dalam hal

aksebilitas dan daya tampung. Karena itu, dalam mengukur efektifitas pembiayaan

pendidikan, terdapat sejumlah prasyarat yang perlu dipenuhi agar alokasi

anggaran yang tersedia dapat terarah penggunaannya.

Menurut Adam Smith, Human Capital yang berupa kemampuan dan

kecakapan yang diperoleh melalui Pendidikan, belajar sendiri, belajar sambil

bekerja memerlukan biaya yang dikeluarkan oleh yang bersangkutan. Perolehan

ketrampilan dan kemampuan akan menghasilkan tingkat balik Rate of Return yang

sangat tinggi terhadap penghasilan seseorang. Berdasarkan pendekatan Human

Kapital ada hubungan linear antara Investment Pendidikan dengan Higher

Page 3: MAKALAH EFEKTIFITAS

Productivity dan Higher Earning. Manusia sebagai modal dasar yang di

infestasikan akan menghasilkan manusia terdidik yang produktif dan

meningkatnya penghasilan sebagai akibat dari kualitas kerja yang ditampilkan oleh

manusia terdidik tersebut,dengan demikian manusia yang memperoleh penghasilan

lebih besar dia akan membayar pajak dalam jumlah yang besar dengan demikian

dengan sendirinya dapat meningkatkan pendapatan negara. Peningkatan

ketrampilan yang dapat mengahasilkan tenaga kerja yang produktivitasnya tinggi

dapat dilakukan melalui pendidikan yang dalam pembiayaannya menggunakan

efesiensi internal dan eksternal.

Dalam upaya mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional yang berporos

pada pemerataan, relevansi, mutu, efisiensi, dan efektivitas dikaitkan dengan

tujuan dan cita-cita pendidikan kita, dalam kenyataannya perlu direnungkan,

dikaji, dibahas, baik dari segi pemikiran teoritis maupun pengamatan empirik.

Dalam kesempatan diskusi kali ini akan dibahas beberapa topik tentang

pembiayaan pendidikan yang akan membantu konsep-konsep rujukan efektivitas

pendidikan. Topik-topik tersebut yaitu :

1. Beberapa pengertian tentang biaya pendidikan.

2. Dasar Kebijakan Pembiayaan Pendidikan

3. …

Untuk dapat tercapai tujuan pendidikan yang optimal, maka salah satu hal

paling penting adalah mengelola biaya dengan baik sesuai dengan kebutuhan dana

yang diperlukan. Administrasi pembiayaan minimal mencakup perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan. Penyaluran anggaran perlu dilakukan secara

strategis dan integratif antara stakeholder. Agar terwujud kondisi ini, perlu

dibangun rasa saling percaya, baik internal pemerintah maupun antara pemerintah

dengan masyarakat dan masyarakat dengan masyarakat itu sendiri . Keterbukaan,

partisipasi, akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan menjadi kata- kata kunci untuk

mewujutkan efektifitas pembiayaan pendidikan.

B. PEMBAHASAN

Page 4: MAKALAH EFEKTIFITAS

1. BEBERAPA PENGERTIAN

a. Biaya Pendidikan

Biaya pendidikan adalah nilai ekonomi (dalam bentuk uang) dari Input

atau sumber-sumber pendidikan tertentu yang digunakan untuk pembelajaran

guna menghasilkan output pendidikan dari suatu program pendidikan tingkat

tertentu.

Pada tataran konsep pembiayaan secara umum, biaya dapat berupa pengeluaran

sejumlahuang tertentu atau pengorbanan tertentu yang bukan berbentuk uang namun

dapat dinilai dengan uang.

Konsep efisiensi selalu dikaitkan dengan efektivitas. Efektivitas merupakan

bagian dari konsep efisiensi karena tingkat efektivitas berkaitan erat dengan pencapaian

tujuan relative terhadap harganya.

Dalam dunia pendidikan, maka suatu pendidikan yang efisien dan efektif

cenderung ditandai dengan pola penyebaran dan pendayagunaan sumber-sumber

pendidikan yang sudah ditata secara efisien dengan pengelolaan yang efektif. Program

pendidikan yang efektif dan efisien adalah mampu menciptakan keseimbangan antara

penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan tercapai tujuan yang tidak

mengalami hambatan.

b. Efektivitas Pembiayaan Pendidikan

Efektif adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004)

mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena efektivitas tidak berhenti sampai

tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi.

Effektifness “characterized by qualitative outcomes”. Manajemen pembiayaan dikatakan

memenuhi prinsip efektif apabila kegiatan yang dilakukan dapat mengatur biaya aktivitas

dalam rangka memcapai tujuan kualitatif outcomes sesuai dengan rencana yang

ditetapkan. Efektivitas biaya adalah kemampuan mencapai sasaran dan target sesuai

dengan yang direncanakan. Efektivitas biaya suatu kegiatan yang menurut pasar yang

berlaku dapat menyelesaikan program sesuai rencana.

c. Efisiensi Pembiayaan Pendidikan

Page 5: MAKALAH EFEKTIFITAS

Efisiensi adalah kemampuan menggunakan biaya dengan baik dan tepat.

Pembiayaan dikatakan efisien manakala pencapaian sasaran atau target diperoleh dengan

pengorbanan yang lebih kecil atau dengan biaya yang minimum.Efisiensi berkaitan

dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency “characterized by quantitif uotputs” .

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan kuadran (out put)

atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya,

perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal: Dilihat Dari Segi Penggunaan Waktu,

Tenaga, Dan Biaya.Kegiatan ini dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu,

tenaga,dan biaya sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.

2. DASAR KEBIJAKAN ANGGARAN PENDIDIKAN

Kenyataan yang terjadi di Indonesia, penyediaan sumber-sumber pendidikan

khususnya anggaran pendidikan, masih mengalami hambatan. Alokasi dana pendidikan

di Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan Negara lain di Asia Tenggara

Anggaran pendidikan selama ini hanya dialokasikan dibawah 10% dari APBN, padahal

dalam ayat 31 ayat 4 UUD 1945, secara jelas pemerintah mempunyai suatu kewajiban

konstitusi untuk memprioritaskan anggaran pendidikan yang 20% dari APBN dan APBD

itu untuk memenuhi kebutuhan penyelenggara pendidikan.

Pasal 46 Undang-Undang No.20 Tahun 2003, menyatakan pendanaan pendidikan

menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

masyarakat .Terhadap pencapaian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan

UNDP, menunjukan bahwa pembiayaan pendidikan disuatu Negara terbukti memberikan

pengaruh sangat positif dan signifikan terhadap kinerja pendidikan nasional .Dampak

rendahnya anggaran pendidikan di Indonesia adalah tidak meratanya kesempatan belajar

bagi anak-anak Indonesia, khususnya anak-anak dari keluarga miskin dan kurang mampu.

Perspektif politik, sebelum berlakunya UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, sistem pendidikan nasional men gacu pada UU

No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendanaan

tidak diatur secara khusus. Namun, dalam UU No. 20 tahun 2003,Pendanaan

Pendidikan sudah diatur secara khusus dalam Bab XIII, Substansinya antara lain:

1. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.

Page 6: MAKALAH EFEKTIFITAS

2. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip

keadilan,kecukupan, dan keberlanjutan.

3. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsi keadilan, efisiensi,

transparansi, dan akuntabilitas publik.

Permasalahan pengalokasian dana pendidikan di Indonesia adalah pemerataan,

mutu, relevansi, efektivitas manajemen, dan manajemen pendidikan yang semuanya

terkendala pada penggunaan anggaran atau biaya yang dikeluarkan dan yang

dilaksanakan setengah sentralistik dan setengah otonomi , dipandang kurang mendorong

terjadinya demokratisasi pengelolaan pendidikan, terutama dalam kebutuhan pembiayaan

pendidikan di daerah, sekolah, peserta didik dan pengelola pendidikan. Rendahnya biaya

atau anggaran pendidikan mempengaruhi profesionalitas guru, penyedia infrastruktur

pendidikan, serta kemampuan daya saing SDM di tingkat global.

Kebutuhan dana untuk kegiatan operasional secara rutin dan pengembangan

program pendidikan secara berkelanjutan sangat dirasakan setiap pengelola lembaga

pendidikan. semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka semakin banyak dana yang

dibutuhkan. Untuk itu kreativitas setiap pengelola pendidikan dalam menggali dana dari

berbagai sumber akan sangat membantu kelancaran pelaksanaan program pendidikan

baik rutin maupun pengembangan di lembaga yang bersangkutan. Dalam hal ini akan

diimplementasikan kepeda pengelolaan Manajemen Keuangan Pendidikan yang

memilikim tujuan sebagai berikut:

1. Dalam perspektif administrasi publik, tujuan manajemen keuangan pendidikan

adalahmembantu pengelolaan sumber keuangan organisasi pendidikan serta

menciptakan mekanisme pengendalian yang tepat, bagi pengambilan keputusan

keuangan yang dalam pencapaian tujuan organisasi pendidikan yang transparan,

akuntabel danefektif.

2. Pengendalian yang baik terhadap administrasi manajemen keuangan pendidikan

akan memberikan pertanggungjawaban sosial yang baik kepada berbagai pihak

yang berkepentingan (stakeholder)

Untuk itu, dibutuhkan informasi tentang sumber-sumber pembiayaan pendidikan

agar biaya yang ada dapat digunakan secara efisien dan efektif dalam pengelolaan biaya

pendidikan di Indonesia.

Page 7: MAKALAH EFEKTIFITAS

3. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan

Sumber pembiayaan merupakan ketersedian sejumlah uang atau barang dan jasa

yang dinyatakan dalam bentuk uang bagi penyelenggara pendidikan. Sumber-sumber

pembiayaan pendidikan (penerimaan):

a. Sumber Dari Pemerintah

Sumber dari pemerintah yang dimaksud adalah pengalokasian anggaran

pendidikan yang berasal dan pengalokasikan dari pemerintah baik pemerintah

pusat dan pemerintah daerah berupa APBN dan APBD melalui DAU dan DAK,

dana BOS dan BlockGrant. Sumber-sumber pendapatan dana:

1. Sumber daya alam Eksplorasi atau tambang emas, minyak, gas, batu bara,

hasil hutan, hasil kelautan,dll.

2. Hasil industry/ perusahaanBUMN, BUMD, industry pariwisata,dll.

3. Pajak - Pajak bumi dan bangunan, kekayaan, penghasilan perorangan,

pendapatan penjualan, kendaraan bermotor, dll.

b. Sumber Dari Masyarakat.

Masyarakat peduli pendidikan, Berupa sumbangan dari perorangan,

lembaga, kelompok pengusaha, penyandang modal, dll. Orang tua peserta

didik

Berupa SPP, iuran komite dan biaya pengembangan peserta didik secara

pribadi.

c. Sumber-Sumber Lainya.

1. Bantuan luar negeri Pinjaman (loan/kredit), pemberian grant/hibah dari

UNESCO, UNICEF, BANK DUNIA, Swisscontact Fundation, Foundation

lainnya).

2. Bantuan dalam negeri Berbentuk Yayasan dan swadana

Yayasan dana bakti social (ASTRA), yayasan lainya

Sumber pembiayaan pendidikan yang melimpah tidak menjadi jaminan

bagi peningkatan mutu, jika tidak direncanakan, salah sasaran, salah

Page 8: MAKALAH EFEKTIFITAS

pengelolaan, tidak ada pengawasan, akuntabilitas rendah, sanksi yang

tidak tegas yang diberikan bagi penyeleweng, sehingga tidak ada efek jera

dan moral yang rendah, dan alas an lainnya dalam pengelolaan biaya

pendidikan.

4. Model Pembiayaan Pendidikan

a. Model Dana Bantuan Murni (Flat Grant Model)

Merupakan uang bantuan negara yang dibagikan pada sekolah di daerah

tanpa memperhitungkan pertimbangan kemampuan pembayaran pajak daerah

setempat, yang didasarkan pada jumlah siswa yang harus dididik.

b. Model Landasan Perencanaan (Foundation Plan Model)

Negara tanpa mempertimbangkan kekayaan & pajak daerah memberikan dana

kepada daerah yang miskin lebih banyak untuk setiap siswanya dibandingkan

dengan daerah yang makmur. Tujuannya adalah untuk menjaga sekolah dari

kehancuran lebih parah (pada daerah yang miskin).

c. Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak (Guaranted Tax Base Plan)

Model ini dibatasi dengan menentukan penafsiran penilaian per siswa

yang menjadi jaminan negara diperuntukkan bagi wilayah sekolah setempat.

Bantuan negara menjadi berbeda antara apa yang diterima daerah per siswa

dengan jaminan negara per siswa. Pembagian presentasenya sangat tinggi di

sekolah distrik yang miskin, dan rendah di sekolah distrik yang kaya / sejahtera.

d. Model Persamaan Persentase (Persentage Equalizing Model)

Model ini dikembangkan tahun 1920-an, lebih banyak memberikan

sumbangan yang dibutuhkan pada tiap murid & guru ke daerah-daerah yang

kurang makmur.Dalam program yang sama, jumlah pembayaran yang disetujui

Page 9: MAKALAH EFEKTIFITAS

dihitung bagi setiap siswa, tiap guru, atau bagian lain yang di butuhkan.

Jumlah yang diperlukan berubah-ubah tiap bagian sesuai keperluan.

e. Model Perencanaan Persamaan Kemampuan (Power Equalizing Plan)

Model ini menghendaki distrik yang kaya membayar pajak sekolah yang

dikumpulkan kembali ke negara. Selanjutnya negara menggunakan uang dari

sekolah distrik yang kaya itu untuk meningkatkan bantuan sekolah pada distrik

yang lebih miskin.

f. Model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model)

Model ini merupakan rencana yang dirancang untuk mengeliminir

perbedaan local dalam hal pembelanjaan dan perpajakan. Pendanaan sekolah akan

dikumpulkan ditingkat negara dan diberikan ke sekolah distrik dengan dasar yang

sama. Asas keadilan tentang perlakuan terhadap siswa dan pembayar pajak, serta

pembiayaan pendidikan berdasarkan tingkat kekayaan yang dimiliki. Untuk

menghindari banyaknya anak pada masyarakat miskin meninggalkan pendidikan

sehingga muncul masalah pengangguran dan kesejahteraan bagi generasi

penerusnya.

g. Model Sumber Pembiayaan (The Resources Cost Model)

Model ini dikembangkan Hambers dan Parrish yang menyediakan suatu

proses penentuan pembiayaan pendidikan yang mencerminkan kebutuhan

berbeda dari kondisi ekonomi di setiap daerah. Model ini menurut Sergivanni

tidak bersangkutan dengan pendapatan pajak maupun kekayaan suatu daerah.

h. Model Surat Bukti / Penerimaan (Models of Choice and Voucher Plans)

Model ini memberikan dana untuk pendidikan langsung kepada individu

atau institusi rumah tangga berdasarkan permintaan pendidikan. Mereka

diberikan surat bukti penerimaan dana untuk bersekolah melalui sistem voucher

Page 10: MAKALAH EFEKTIFITAS

yang mencerminkan subsidi langsung kepada pihak yang membutuhkan yaitu

murid

i. Model Rencana Bobot Siswa (Weight Student Plan)

Adalah model yang mempertimbangkan siswa-siswa berdasarkan

proporsinya. Contoh siswa yang cacat, siswa program kejuruan atau siswa yang

pandai dua bahasa.

j. Model Berdasarkan Pengalaman (Historic Funding)

Model ini sering disebut Incrementalism, dimana biaya yang diterima

satu sekolah mengacu pada penerimaan tahun yang lalu, dengan hanya

penyesuaian.

k. Model Berdasarkan Usulan (Bidding Model)

Model ini sekolah mengajukan usulan pada sumber dana dengan berbagai

acuan, kemudian sumber dana meneliti usulan yang masuk, dan menyesuaikan

dengan criteria.

l. Model Berdasarkan Kebijaksanaan (Descretion Model)

Model ini penyandang dana melakukan studi terlebih dahulu untuk

mengetahui komponen-komponen apa yang perlu dibantuberdasarkan prioritas

pada suatu tempat dari hasil eksplorasinya.

5. Pokok – pokok Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya

personal.

a. Biaya investasi satuan pendidikan

Page 11: MAKALAH EFEKTIFITAS

sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan

prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

b. Biaya personal

sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus

dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara

teratur dan berkelanjutan.

c. Biaya operasional

satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:

1. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji,

2. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,

3. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

6. Macam-Macam Jenis Biaya

Beberapa jenis dan golongan biaya pendidikan yang dapat kami share pada paparkan

berikut ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai konsep

pembiayaan pendidikan.

a. Biaya Langsung dan Tidak langsung (Direct and Indirect Cost)

Biaya langsung (direct cost) diartikan sebagai pengeluaran uang yang secara

langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat Anwar (1991:30). Biaya yang secara langsung menyentuh aspek dan

proses pendidikan. Contohnya biaya untuk gaji guru, dan pengadaan fasilitas belajar

mengajar Gaffar (1991:57). Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan

Page 12: MAKALAH EFEKTIFITAS

pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana

belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua,

maupun siswa sendiri Fattah (2000:23).

b. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Diartikan sebagai biaya yang umum nya meliputi hilangnya pendapatan peserta

didik karena sedang mengikuti pendidikan (earning foregone by students), bebasnya

beban pajak karena sifat sekolah yang tidak mencari laba (cost of tux exemption), bebas

nya sewa perangkat sekolah yang tidak dipakai secara langsung dalam proses pendidikan

serta penyusutan sebagai cermin pemakaian perangkat sekolah yang sudah lama

dipergunakan (implicit rent and depreciation) Fattah (2000:24).

c. Biaya Rutin dan Biaya Pembangunan (Recurrent and Capital Cost)

Biaya rutin dan pembangunan merupakan bagian dari biaya langsung (direct

cost). Biaya rutin (recurrent cost) adalah biaya yang digunakan untuk membiayai

kegiatan operasional pendidikan selama satu tahun anggaran.Biaya ini digunakan untuk

menunjang pelaksanan program pengajaran, pembayaran gaji guru dan personil sekolah,

administrasi kantor, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana.

Menurut Gaffar (1987:162)

Biaya rutin dihitung berdasarkan "per student enrolled". Menurutnya biaya rutin

dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:

- rata-rata gaji guru per tahun,

- ratio guru,

- murid

- proporsi gaji guru terhadap keseluruhan biaya rutin.

Biaya pembangunan (capital cost) adalah biaya yang digunakan untuk pembelian

tanah, pembangunan ruang kelas, perpustakaan, lapangan olah raga, konstruksi bangunan,

Page 13: MAKALAH EFEKTIFITAS

pengadaan perlengkapan mobelair, biaya penggantian dan perbaikan. Menurut Gaffar

(1987:165)

Biaya pembangunan dihitung atas dasar "per student place". Menurutnya dalam

menghitung biaya pembangunan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:

tempat yang menyenangkan untuk murid belajar, biaya lokasi atau tapak (site), dan biaya

perabot dan peralatan.

d. Biaya Pribadi dan Biaya Masyarakat (Private and Social Cost)

Biaya pribadi (private cost) adalah biaya yang dikeluarkan keluarga untuk

membiayai sekolah anak nya dan termasuk di dalamnya forgone opportunities. Jones

(1985:5) mengatakan "In the context of education these include tuitions, fees and other

expenses paid for by individuals". Dengan kata lain biaya pribadi adalah biaya sekolah

yang dibayar oleh keluarga atau individu.

Biaya masyarakat (social cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat

untuk membiayai sekolah (di dalamnya termasuk biaya pribadi). Dalam kaitan ini Jones

(1985:5) mengatakan "Sometimes called public cost, the include cost of educations

financed through taxation. Most public school expenses are examples of sosial costs".

Dengan kata lain biaya masyarakat adalah biaya sekolah yang dibayar oleh masyarakat.

e. Monetary Cost dan Non Monetery Cost

Monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang baik

langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan.

Sedangkan Non monetery cost adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam

bentuk uang, meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak

langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, misalnya materi, waktu, tenaga,

dan lain-lain.

Berdasarkan uraian mengenai klasifikasi biaya pendidikan, maka jelaslah bahwa

biaya pendidikan memiliki pengertian yang luas. Hal ini sebagaimana dipertegas oleh

Page 14: MAKALAH EFEKTIFITAS

Anwar (1991:31) bahwa "Hampir segala pengeluaran yang bersangkutan dengan

penyelenggaraan pendidikan dianggap sebagai biaya". Maka diperlukan kebijaksanaan

dalam melakukan klasifikasi biaya pendidikan untuk mencapai tujuan yang dituju semua

pihak yaitu kesuksesan pelaksanaan pendidikan.Pengeluaran pendidikan di Indonesia

masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia.

Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi Pembangunan, Bagian Penerbitan STIE YKPN,

Yogjakarta

Asean Development Bank (ADB), 2005, Key Indicators of Asian Developing Countries,

http;//www.adb.org/statistic

Asri, Nur. 2005, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan

Distribusi Pendapatan

(Kajian Antar Propinsi di Indonesia Periode 1994-2003), Tesis Pascasarjana