makalah distokia pada sapi

Upload: nina-inocensia-welndy

Post on 07-Aug-2018

1.028 views

Category:

Documents


166 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    1/35

    BAB II

    ISI

    2.1 Kelahiran

    Kelahiran merupakan proses pengeluaran fetus yang dimulai dengan

    dimulainya kontraksi kuat dan teratur dari uterus dan cervix. Proses kelahiran

     biasanya dibagi menjadi !tiga" fase # !$" pelebaran cervix% !&" pengeluaran fetus%

    dan !" pengeluaran plasenta !'omas()eska et al .% $**$".

    +tot utama yang berkontraksi adalah myometrium. Bila cervix dan vagina

    diperluas% reflek ,erguson dimulai yang menyebabkan kontraksi perut. Kontraksi

     perut ditambah kontraksi uterus akan mendorong fetus keluar. Kontraksi uterus

    disebabkan oleh aktivita P-,& yang juga meningkatkan sensitifitas uterus

    terhadap oksitosin. +kstosin dilepaskan dari pituitary anterior hanya pada fase

    akhir proses kelairan ketika kontraksi yang lebih besar diperlukan untuk 

    mengeluarkan fetus. /elaxin membantu ligamen pelvis menjadi relaks dan

    melebarkan cervix. Setelah pengeluaran fetus% membran plasenta dari kotiledon

    !pada ruminansia" dan plasenta dikeluarkan% normalnya dalam )aktu tujuh sampaidelapan jam setelah melahirkan !'omas()eska et al .% $**$".

    Kelahiran atau partus merupakan serentetan proses0proses fisiologik yang

     berhubungan dengan pengeluaran anak dan plasenta dari organisme induk pada

    akhir masa kebuntingan. 1alam hal ini terdapat tiga hal penting yang harus

    diketahui yaitu presentasi atau kedudukan fetus dalam kandungan% tingkat0tingkat

     perejanan dan mekanisme inisiasi kelahiran.

    2.1.1. Mekanisme Inisiasi Kelahiran

    ,etus bertanggung ja)ab terhadap inisisasi kelahiran pada he)an domestik.

    Peningkatan produksi kortisol fetus terjadi sebagai akibat dari perubahan dan

    kede)asaan aksis hipotalamus0pituitari0adrenal fetus. 2al tersebut diperkirakan

    disebabkan oleh stres fetus% yang berkembang karena plasenta tidak mampu lagi

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    2/35

    mensuplai kebuituhan untuk pertumbuhan dan tuntutan fetus. 'eori mekanisme

    inisisai kelahiran dikelompokkan menjadi#

    A. 3ekanisme Stimulasi 3ekanik 

    Pengembangan uterus karena fetus yang semakin membesar menyebabkan

     peninggian sensitivitas otot0otot uterus terhadap estrogen dan oksitosin.

    Argumentasi teori ini berkisar pada kenyataan bah)a fetus kembar lahir lebih

    cepat dari pada fetus tunggal. Akan tetapi% dua fetus dapat pula menghasilkan

    lebih banyak substansi penyebab kelahiran.

    B. 3ekanisme Imunologik 

    Keseluruhan masalah kebuntingan selama &45 hari pada sapi mungkin

    diperlukan untuk mengembangkan respon imunologik terhadap fetus yang

    dianggap asing karena adanya kontribusi faktor paternal. 6alaupun beberapa

    kelompok sel seperti sel0sel fetal di dalam endoterium pada kuda ditolak oleh

     jaringan induk% namun induk cukup terisolir secara imunologik dari fetus.

    7. 3ekanisme 2ormonal

    3enurut teori ini% partus diinduksi dengan peningkatan kadar hormon

    estrogen atau oksitosin dan8atau penurunan kadar progesteron dalam sirkulasi

    darah induk. Kadar progesteron memang menurun dan kadar estrogen meninggi

     pada akhir masa kebuntingan. 2al ini akan menggertak pelepasan oksitosin dari

    neurohypophysa dan menyebabkan kelahiran. Kemungkinan lain ialah gertakan

    dan dilatasi cervix dan vagina secara refleks menstimulasi pelepasan oksitosin

    !,eradis% &9$9".

    Kadar estrogen meninggi selama masa kebuntingan dan mencapai puncak 

    konsentrasinya pada akhir kebuntingan !pada domba dan kambing" atau beberapa

    saat sebelum partus !sapi". :strogen menyebabkan kontraksi myometrium secara

    spontan. ;adi estrogen dapat menghilangkan aksi hambatan progesteron atau

    mempunyai pengaruh langsung terhadap kontraktilitas myometrium !,eradis%

    &9$9".

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    3/35

    Prostaglandin , !P-,"% suatu substansi yang farmakologik aktif% ikut

    memegang peranan dalam proses partus pada domba dan kambing. Pada jenis

    ternak ini% peninggian kadar P-, di dalam darah vena uterus sangat erat

    hubungannya dengan )aktu kelahiran. 7ortisol yang dihasilkan oleh kelenjar 

    adrenal fetus atau estrogen yang terdapat dalam kadar tinggi pada plasma induk 

    sebelum partus mungkin merupakan rangsangan terhadap sintesa P-, !,eradis%

    &9$9".

     -ambar &.$. mekanisme hormonal tehadap inisiasi kelahiran

    1. 3ekanisme Pengontrolan ,etal

    Poros hypotalamus0hypophysa0adrenal pada fetus dinyatakan menginduksi

    kelahiran pada domba dan kambing. Kadar corticosteroid fetal yang terdapat

    sangat tinggi sesaat sebelum permulaan proses kelahiran dan induksi partus

    dengan penyuntikan hormon A7'2 atau 1exametason ke tubuh fetus domba

    membuktikan bah)a corticosteroid fetal mungkin memegang peranan dalam

     proses kelahiran !,eradis% &9$9".

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    4/35

    Kejadian endokrin yang mendahului kelahiran dapat diringkas sebagai berikut#

    a" Peningkatan produksi corticotropin-releasing hormone !7/2" oleh otak 

    fetus. b" Peningkatan produksi hormon adenocorticotropic !A7'2" oleh glandula

     pituitari anterior fetus.

    c" Peningkatan produksi kortisol oleh glandula adrenal fetus.

    d" Perubahan plasenta progesteron ke estrogen

    e" :strogen menstimulasi myometrium untuk memproduksi P-,& dan juga

    menyebabkan relaksasi servik.

    f" P-,& menyebabkan kontraksi myometrium% yang akan meningkatkan

    tekanan intrauterin dan mendorong fetus ke arah servik% menyebabkan

    dilatasi servik.g" +ksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitari posterior induk dan fetus

    memacu dilatasi servik !reflek ,erguson".

    h" +ksitosin menyebabkan kontraksi myometrium.

    -ambar &.&. 3ekanisme kerja hormonal dalam menginisiasi kelahiran he)an

    2.1.2. Tingkat Perejanan

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    5/35

    Proses kelahiran normal dapat dibagi menjadi tiga stadium atau tahap

    yaitu# !a" persiapan% !b" ekspulsi atau pendorongan8pengeluaran fetus ke luar% !c"

    ekspulsi8pengeluaran plasenta. 'idak ada batasan yang pasti antara satu tahap

    dengan tahap berikutnya% yang biasa tergabung menjadi satu proses yang

     berkasinambungan.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    6/35

     pecahnya kantong amnion menimbulkan kontraksi0kontraksi refleks yang

    mendorong fetus ke luar saluran kelahiran.

    Pada ruminansia% fetus dikeluarkan se)aktu masih bertaut pada membranfetalis. 7arunculae terus memberi oksigen dari induk )alaupun )aktu ekspulsi

    diperpanjang. 7arunculae fetal terakhir tidak dibebaskan dari carunculae maternal

    sampai anak sudah dilahirkan% jadi menjamin kelangsungan pemberian oksigen

    sampai anak tersebut sanggup bernapas sendiri. Stadium kedua harus berlangsung

    dangan cepat% jika tidak akan menyebabkan fetus mati lemas.

    Kesulitan0kesulitan mekanis pada )aktu melahirkan kadang0kadang

    terjadi karena perka)inan antar breed !bangsa"% terutama bila jantannya berasal

    dari bangsa ternak yang secara genetis lebih besar dari betinanya !,eradis% &9$9".

    -ambar &.. Pengaruh ka)in silang dari besar induk yang berbeda terhadap besar 

    anak dan kemungkinan mengalami distokia

    7. Stadium Ketiga # :kspulsi atau Pengeluaran Plasenta

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    7/35

    :kspulsi membran fetus adalah suatu proses aktif yang berhubungan

    dengan kontraksi uterus. Kontraksi peristaltik yang berasal dari apex uteri

    menyebabkan inversi chorioallantois% yang memperlancar ekspulsinya.

    Pelonggaran vili chorional dari crypta carunculae dapat menyebabkan

     pengeluaran banyak darah dari villi dan carunculae maternal oleh kontraksi uterus

    yang kuat yang terjadi selama pengeluaran fetus. Kontraksi semacam ini dapat

    memeras &9= total darah fetal dari plasenta ke anak yang dilahirkan.

    Secara normal plaenta sapi dan domba dikeluarkan dalam )aktu &> jam

    sesudah partus. Sering pada kasus0kasus abortus% distokia% kelahiran prematur dan

    kebuntingan multipel% plasenta tidak dibebaskan dan ekspulsi tertunda !,eradis%

    &9$9".

    1. Stadium Keempat # Stadium Involusi ?teri

    Setelah pengeluaran fetus dan plasenta% uterus kembali ke ukuran normal

    seperti sebelum bunting. Proses ini dinamakan involusi uteri dan dapat secara

    logik dianggap sebagai stadium keempat proses kelahiran. 3ekanisme fisiologik 

    involusi uterus kurang diketahui. Akan tetapi diketahui bah)a proses ini ada

    hubungannya dengan perombakan mucopolysacharida secara en(imatik !,eradis%

    &9$9".

    -ambar &.>. Involusi uteri terjadi antara 5 dan >9 hari

    Kejadian fisiologis dari tiga tahap kelahiran dapat diringkas sebagai berikut #

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    8/35

    • 'ahap pertama # relaksasi dan dilatasi servik% fetus mengambil postur 

    kelahiran% kontraksi uterus terjadi dan chorionallantois memasuki vagina.

    • 'ahap kedua # kontraksi uterus berlanjut% fetus memasuki saluran

     peranakan% kontraksi abdominal terjadi% amnion memasuki vagina dan

    fetus dikeluarkan.

    • 'ahap ketiga # hilangnya sirkulasi plasenta% terjadi pemisahan plasenta%

    kontraksi uterus dan abdominal berlanjut dan plasenta dikeluarkan.

    2.1.3. Presentasi, Posisi dan Postur Fetus

    ?ntuk kemudahan dan akurasi deskripsi istilah0istilah presentasi% posisi dan

     postur digunakan untuk mengindikasikan orientasi fetus pada kelahiran normal

    dan abnormal. Presentase merupakan hubungan antara poros panjang fetus dan

     poros panjang peranakan maternal !saluran peranakan". Presentasi tersebut dapat

    longitudinal !anterior atau posterior"% transversal atau ventrikal !jarang". Posisi

    merupakan istilah untuk menetapkan permukaan saluran peranakan maternal

    terhadap kolumna vertebralis fetus. Posisinya dapat dorsal% ventral !fetus terbalik"

    atau lateral !kanan atau kiri". Postur merupakan disposisi atau penempatan kepala

    dan lengan fetus.

    Sebelum perejanan normal mulai berlangsung% fetus biasanya mengambil

     posisi di dalam uterus% khas untuk he)an yang bersangkutan. Pada )aktu partus%

    fetus diposisikan sedemikian rupa supaya dapat dikeluarkan melalui saluran

    kelahiran dengan kesulitan yang seminimal mungkin. Sesaat sebelum perejanan%

    fetus berputar ke posisi tegak dengan hidung dan kaki depan mengarah ke caudal

    induk. Presentase anterior paling umum !*5=" terjadi pada ruminansia@ kaki0kaki

    depan fetus muncul lebih dahulu dengan hidung diantaranya@ kepala melurus dan punggung fetus berkontak dengan sacrum induk. Presentase posterior dengan kaki

     belakang terlebih dahulu keluar cukup sering terjadi pada sapi !5=" untuk 

    dianggap sebagai normal !,eradis% &9$9".

    Kesulitan kelahiran dapat terjadi oleh presentasi% posisi% maupun habitus yang

    abnormal@ dalam hal ini termasuk antara lain presentasi transversal% posisi dorso0

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    9/35

    ilial atau dorso pubis dan habitus dengan flexio kaki dan8atau kepala ke ventral%

    lateral atau dorsal !,eradis% &9$9".

    -ambar &.5. Presentasi% Posisi dan Posture fetal normal sebelum beranak 

    -ambar &.. Abnormalitas presentasi% posisi dan postur fetal sebelum beranak 

    2.2 Kelahiran pada Sapi

    Beberapa perubahan klinik selama kebuntingan terjadi saat mendekati

    kelahiran. +tot0otot ligamen bagian belakang dan ujung ekor menjadi lunak dan

    tenang% ujung ekor !tailhead" diangkat &>0>4 jam sebelum melahirkan dan vulva

    mengembang. 3endekati kelahiran% vulva biasanya memanjang% sedikit membesar 

    dan odimatus serta mengeluarkan lendir kental berserabut% ambing bertambah

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    10/35

     besar dan kolostrum muncul pada puting susu dan menjadi lebih tebal serta

     ber)arna kuning. Satu atau dua hari sebelum melahirkan sapi menjadi gelisah.

    /elaksasi dari ligamentum pelvis terlihat pada akhir kebuntingan menjadilebih jelas se)aktu mendekati kelahiran. /elaksasi tersebut adalah tanda yang

     paling nyata dari proses kelahiran yang akan segera terjadi pada sapi. Sebaga

    hasilnya% pangkal ekor sapi tampak diangkat dan otot gluteal cekung. 'onus otot

    ekor menurun &> jam sebelum melahirkan.

    Pada pemeriksaan rektal kaki fetus atau kepala terpalpasi pada pelvis maternal

    atau langsung didepannya. Bukti kehidupan fetus dapat dideteksi dengan gerakan

    spontan atau dengan respon tekanan lembut pada fetus.

    A. 'ahap pertama kelahiran

    'ahap pertama kelahiran pada sapi berlangsung antara >0&> jam. Kesulitan

    dalam mengidentifikasi permulaan tahap pertama membuat pengukuran yang

    akurat terhadap lamanya tahap pertama ini tidak dapat diandalkan. 'anda0tanda

    eksternal pada tahap pertama termasuk adanya kegelisahan% berhenti makan%

    mencakar0cakar tanah% mengayuh% memutar dan berbaring% dan kemudian dengancepat berdiri lagi. :kornya dinaikkan% mungkin adanya tremor otot dan kadang0

    kadang pengejanan. Serviks mulai lembek dan dilatasi. 3ulainya dilatasi serviks

    dan kontraksi uterus menyebabkan khorioallantois terdorong ke dalam vagina.

    Pecahnya khorioallantois menyebabkan keluarnya cairan allantoik dan

    kelembaban disekitar perineal maternal. Selama proses tahap pertama !pelebaran

    cervix" pada sapi dara% tidak pada betina yang pernah melahirkan% terjadi

    kegelisahan dan menunjukan tanda kesakitan pada bagian perut.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    11/35

    -ambar &.. :kor naik dan rupturnya chorioallantois

    -ambar &.4. 1ilatasi servik 

    B. 'ahap kedua kelahiran

    'ahap ini berlangsung sekitar 0 jam. Sapi normalnya melahirkan pada

     posisi berbaring% namun kadang0kadang% dan khususnya jika mendapat gangguan

     bisa melahirkan dalam posisi berdiri. Anak sapi !pedet" biasanya didahului oleh

    amnionnya yang memasuki saluran peranakan% dan kecuali terjadi ruptur sebelumnya. Bagian fetus mungkin terlihat melalui amnion% yang pada 49= kasus

     pecah selama kelahiran. Begitu ruptur amnion terjadi% intensitas pengejanan

    meningkat. Pengejanan abdominal menambah kontraksi uterus dan sejalan dengan

     berlangsungnya tahap kedua kelahiran intensitas dan frekuensi pengejanan

    abdominal meningkat.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    12/35

    Sapi dapat melenguh dengan kuat dan bisa bergulung dari rebah sternal ke

    rebah lateral. ?saha maternal terbesar dihubungkan dengan keluarnya kepala fetus

    melalui vulva tetapi pada tahap ini dada fetus juga memasuki maternal pelvis.

    Begitu kepala keluar sisa tubuh umumnya dengan mudah mengikuti. Selama

     pengeluaran% posisi pedet dapat berputar sekitar >5C ke kanan atau ke kiri

    sehingga memungkinkan pedet melalui diameter pinggul terbesar dari ibunya.

    -ambar &.*. 'ampaknya cairan amnion !bungkusan cairan amnion di vulva"

    -ambar &.$9. 3oncong pedet setingkat dengan persendian kaki. Amnion sudah

     pecah

    3ayoritas anak sapi berada pada posisi dorsal pada akhir kebuntingan dan

    selama kelahiran pedet pada presentasi longitudinal anterior !*5= dari kelahiran"%

     posisi dorsal dan dalam postur dengan kepala dan kaki0kaki depan terjulur.

    2idung fetus sejajar dan menumpang pada persendian dari kaki0kaki depan. Pada

    sapi yang rebah% korda umbilikalis pada umumnya tetap utuh setelah kelahiran

    dan tidak putus hingga sapi berdiri setelah melahirkan. Kecuali jika kelelahan%

    sapi akan berdiri dalam )aktu $9 menit setelah melahirkan anaknya dan

    menjilatinya. Anak sapi tetap berbaring begitu baru lahir dan sering

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    13/35

    menggelengkan kepalanya sebelum bernapas dan mengambil napas pertamanya.

    ;ika sehat% anak sapi berusaha untuk melakukan rebah sternal dalam )aktu 5

    menit didorong oleh jilatan ibunya. Kebanyakan anak sapi menghabiskan )aktu

    selama >5 menit untuk dapat berdiri dan beberapa jam untuk menyusu. Induk sapi

    memerlukan empat sampai enam jam untuk mengeluarkan plasenta.

    -ambar &.$$. 'ahap kedua kelahiran selesai. Sapi berdiri dan menjilati anaknya

    yang berusaha mengambil posisi rebah sternal

    7. 'ahap ketiga kelahiran

    3embran fetus normalnya dikeluarkan dalam )aktu $& jam setelah

    kelahiran. Potensi lebih dari $& jam sering diikuti oleh periode retensi yang

     berlangsung dari sampai $9 hari kecuali membran diambil secara manual. Pada

    sapi dilaporkan bah)a produksi laktogen plasenta berpengaruh terhadap aspek 

    struktural dan atau fungsional dari produksi susu pada laktasi berikutnya. 2al ini

    merupakan salah satu cara untuk menyeleksi sapi yang berpotensi menghasilkan

    susu pada masa yang akan datang dimana jumlah laktogen plasenta yang paling

    tinggi mempunyai potensi yang tinggi juga untuk menghasilkan susu !Stabenfeldt

    dan :dDist% $*4>".

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    14/35

    2.3 Distokia

    1istokia merupakan abnormalitas kelahiran pada he)an. 1istokia dapat

    muncul jika beberapa bagian dari proses kelahiran gagal atau menjadi tidak terkoordinasi. Penyebab distokia dibagi menjadi penyebab maternal dan penyebab

    fetal% tergantung apakah induk atau fetus yang bertanggung ja)ab terhadap

    masalahnya. Pada kebanyakan kasus kedua faktor baik maternal ataupun fetal

    terlibat dan klasifikasi penyebabnya menjadi tidak jelas.

    P!"#$# M$T%!$&

    Kegagalan 'ntuk Mendorong Keluar

    ?terus

    Inersia uterina

     primer 

    -angguan myometrium% pemekaran yang

     berlebihan% degenerasi !ketuaan% toksik dll"%

    infeksi uterus% penyakit sistemik% jumlah anak 

    sekelahiran yang sedikit% heriditer 

    1efisiensi biokimia)i% rasio estrogen 8

     progesteron% oksitosin% P-,&% relaksin%

    kalsium% glukosa

    2isteris8gangguan lingkungan

    +ligoamnion !defisiensi cairan amnion"

    Kelahiran prematur 

    Inersia uterina

    sekunder  Sebagai konsekuensi penyebab distokia lain

    Kerusakan uterus 'ermasuk ruptur  

    'orsi uterus1apat juga menyebabkan obstruksi saluran

     peranakan

    AbdominalKetidakmampuan

    untuk mengejan

    Karena umur% kesakitan% kelemahan% ruptur 

    diafragma% kerusakan trakeal laringeal

    ()struksi Saluran Peranakan

    'ulang

     pelvis,raktur% ras% diet% belum de)asa% neoplasia% penyakit

    ;aringan

    lunak 

    Eulva 7acat kongenital% fibrosis% belum de)asa

    Eagina7acat kongenital% firosis% prolaps% neoplasia%

    abses perivagina% himen

    Servik 7acat kongenital% fibrosis% kegagalan untuk 

    dilatasi

    ?terus 'orsi% deviasi% hemiasi% adhesi% stenosis

    P!"#$# FT$&

    1efisiensi

    hormonA7'28cortisol # inisiasi kelahiran

    1isproporsi ,etus yang terlalu 7acat pelvis

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    15/35

    fetopelvismembesar 

    3onster fetus

    3aldisposisi

    fetal

    3alpresentasi 'ransversal% lateral% vertikal% simultaneus

    3alposisi Eentral% lateral% miring

    3alpostur 1eviasi dari kepala dan kakiKematian fetus

    'abel &.$. Penyebab 1istokia

    2.* Distokia pada Sapi

    Kejadian distokia pada sapi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak 

    faktor. Keseluruhan insiden berada pada kisaran 0$9= dari semua kelahiran anak sapi tetapi dapat menjadi sangat tinggi. ,aktor0faktor yang telah terbukti

    mempengaruhi kejadian distokia pada sapi yaitu #

    A. ,aktor

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    16/35

    ,aktor intrinsik yang berpengaruh terhadap tingkat kejadian distokia pada

    sapi ialah umur% ri)ayat melahirkan% berat badan% ukuran pelvis induk@ ras@ berat

     badan% jenis kelamin dan ukuran anak sapi@ lama kebuntingan@ presentasi anak 

    sapi serta pengaruh pejantan. Selain itu juga% sejumlah penelitian terhadap kasus0

    kasus distokia menunjukan bah)a insiden dapat disebabkan oleh disproporsi

    fetopelvis% malpresentasi fetus% kegagalan dilatasi servik8vagina% inersia uterina%

    torsi uterus% abnormalitas maternal yang lain dan abnormalitas fetal.

    Pen+e)a) -

    1isproporsi fetopelvis >5

    3alpresentasi fetus &

    Kegagalan dilatasi servik8vagina *

    Inersia uterina 5

    'orsi uterus

    Abnormalitas maternal yang lain

    Abnormalitas fetal yang lain 5

    'abel &.&. penyebab distokia dan kejadiannya !=" pada sapi

    2./ Penanganan Distokia pada Sapi

    &.5.$. Kegagalan tenaga pendorong

    a. Inersia uterina

    • Inersia uterina primer 

    Penyebab yang paling umum terjadi akibat hypokalsemia dengan tanda0

    tanda milk fever saat kelahiran. Penyebab lain termasuk distensi uterina dan

    adanya anak kembar dapat menyebabkan renggangan meometrium sehingga tidak 

    terjadi kontraksi yang efektif. Inersia uterina primer juga dapat terjadi pada sapi

    yang kelebihan berat badan.

    'anda0tanda klinis yang nampak yaitu tahap kelahiran tidak berlanjut pada

    tahap kedua. 3eskipun fetus berada pada presentasi% postur dan posisi yang tepat%

    servik mudah dilebarkan dengan tekanan manual tetapi tidak ada kontraksi uterus

    dan amnion sering kali masih utuh. Pada kasus hipokalsemia pasien menunjukan

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    17/35

    gejala klinis seperti dungu% lamban atau tidak mampu berdiri% suhu tubuh yang

    rendah% pupil melebar dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan kematian.

    Penanganan yang dapat diberikan pada pasien yang dicurigai hipokalsemiaadalah pemberian larutan kalsium boroglukonat &9= atau >9= secara iv sebanyak 

    >99 m99 m< larutan tersebut diberikan secara sc. Pada

    kebanyakan kasus% proses kelahiran akan dimulai lagi tetapi kelahiran harus

    dibantu dengan tarikan ringan. Kegagalan untuk melahirkan anak sapi pada

    )aktunya dapat menyebabkan kematian anak sapi jika pemisahan plasenta telah

    terjadi. Setelah proses kelahiran% pasien diinjeksikan &9 I? oksitosin secara im

    untuk memacu involusi uterus dan pengeluaran plasenta.

    • Inersia uterina sekunder 

    :tiologi dari distokia inersia uterina sekunder akibat konsekuensi dari

     penyebab distokia lain misalnya maldisposisi fetus sehingga menyebabkan

    kelemahan miometrium. -ejala klinis yang ditimbulka adalah dinding uterus

    terasa lembek dan kurang bertonus setelah fetus dilahirkan. Penanganan yang

    dapat dilakukan adalah meningkatkan involusi uterus dengan pemberian oksitosin.

     b. Kelahiran prematur 

    1istokia akibat kelahiran prematur dapat disebabkan oleh segala faktor 

    yang membahayakan kehidupan fetus dan8atau fungsi plasenta. -ejala klinis yang

    dapat diamati yaitu ditemukannya leleran vagina yang abnormal dan kadang

     berbau busuk. ,etus dan saluran peranakan bisa menjadi sangat kering% maka

     penanganan yang dapat dilakukan yaitu fetus dilahirkan melalui tarikan lembut

    dengan tangan terhadap kepala dan kakinya serta seluruh struktur yang terlibat

    dilumasi secara menyeluruh.

    c. Kegagalan tenaga pendorong abdominal

    1isebabkan oleh karena otot perut he)an tidak mampu berkontraksi atau

    mengejan dengan baik. Selain itu pada sapi yang sangat tua% otot0otot perut

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    18/35

    mungkin sudah tertarik melebihi kapasitas elastisitas alamiahnya. Kondisi sakit

    yang melibatkan abdomen% diafragma dan dada seperti retikulitis8perikarditis

    dapat menghambat upaya mengejan.

    'anda klinis yang terjadi adalah meskipun terlihat tanda0tanda persiapan

    dan kelahiran tahap a)al berlangsung normal tapi terjadi kegagalan dalam

    melahirkan. Pemeriksaan vagina diperlukan untuk mengetahui dilatasi servik dan

    vetus berada pada presentasi normal.

    Penanganan dapat dilakukan dengan mengeluarkan fetus secara manual.

    ;ika tidak terjangkau% fetus dapat dicapai dengan bantuan asisten yang

    mengangkat dinding abdominal dari luar dan posisi pasien dibaringkan. Pada

    kasus yang terdiagnosa retikulis traumatik dan perikarditis atau kasus laryngeal

    dan diafragma% operasi sesar harus dipertimbangkan.

    d. /uptur uterus

    /obekan uterus terjadi akibat luka traumatik pada sapi. Bisa juga terjadi

    secara spontan melalui titik lemah pada uterus yang tidak disangka sebelumnya.

     Fasib fetus pada kasus seperti ini tergantung pada apakah dia mele)ati rongga peritoneal dan tingkat gangguan yang dapat ditanggung oleh membran fetus.

    /obekan yang kecil tidak menunjukkan gejal dan fetus masih berada di dalam

    uterus sedangkan robekan yang besar dapat menyebabkan berpindahnya fetus ke

    ruang peritoneal. Pecahnya uterus dan pendarahan uterus yang hebat dapat

    mengakibatkan kematian induk. 'ertekannya plasenta dan sirkulasinya terganggu

    dapat terjadi kematian fetus.

    'anda0tanda klinis yang diamati tergantung pada tingkat kerusakan yang

    dapat ditanggung dan nasip fetus. 'anda0tanda pendarahan dibagian luar vagina

    mengindikasikan adanya kerusakan uterus. Kematian fetus setelah pecahnya

    uterus mungkin menunjukan tidak banyak tanda selain kegagalan perkembangan

    kebuntingan. ;ika fetus bertahan dan berkembang dalam peritoneal% kebuntingan

    dapat berkembang secara normal hingga )aktunya. Pemeriksaan vagina

    menyatakan uterus kecil% kosong% dan plasenta menghilang melalui kerusakan

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    19/35

    dinding uterus. 'empat pecah uterus dapat diraba atau mungkin tidak dapat

    dijangkau. ?terus terasa lebih kecil dari normal pada pemeriksaan rektal dan

    kadang0kadang fetus intraperitoneal dapat teraba.

    Penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengeluarkan fetus dari

    rongga peritoneal secara laporotomi. ;ika diantisipasi adanya ruptur uterus%

    laporotomi% pembedahan caesar menjenglang akhir kebuntingan dapat

    meningkatkann kesempatan melahirkan fetus yang hidup.

    &.5.&. +bstruksi peranakan

    a. 'ulang pelvis

    ?kuran tulang pelvis terlalu kecil untuk le)atnya fetus. Meternal immaturity

    adalah penyebab paling umum dan sering terjadi sebgai akibat sapi dara

    dika)inkan pada umur terlalu muda. Ini adalah masalah khusus ketika sapi

     pejantan diperbolehnkan untuk lepas dengan ka)annannya setelah sapi dara

    mencapai masa pubertas pada umur 8 bulan dan perka)inan yang tidak 

    diinginkan terjadi. ?kuran pelvis yang kecil sering ditemui pada sapi yang buruk 

     pertumbuhannya dan sangat sering terjadi sebagai akibat dari patah tulang pelvis.

    Pelvis yang kecil adalah penyebab distokia kaitannya dengan disproposi

    fetopelvis dan diperburuk dalam kasus fetus lebih besar dari ukuran normal.

    Penyebab yang kurang la(im dari tulang pelvis yang kecil adalah  sacral 

    displacement yaitu tulang sakrum bergabung dan beberapa vertebra koksigea

     pertama berada pada sudut yang tidak normal terhadap vertebra lumbal. Sebagai

    akibat dari masalah ini mungkin mempunyai sebab herediter% diameter dorso

    ventral dari pelvis induk berkurang banyak% memberikan ruang yang kurang bagi

    le)atnya fetus.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    20/35

    yang menyebabkan hubungan lumbosacral juga dapat mengurangi ukuran inlet

     pelvis.

    'anda0tanda klinis yang diamati yaitu kurangnya kemajuan pada kelahirantahap kedua. ;ika fetus sebagian dapat memasuki pelvis% dapat terjadi pengejantan

     berat yang tidak produktif. Kaki fetus tunggal yang besar dapat terlihat pada

    vulva. ;ika fetus terlalu besar untuk memasuki pelvis% tidak ada kemajuan yang

    ditemukan setelah penyelesaian kelahiran tahap satu dan sapi dara tampak tidak 

    nyaman% kadang0kadang tegang% dan dapat berdiri dengan punggung melengkung

    dan ekor tegak. Pemeriksaan vagina menunjukan adanya tulang pelvis yang kecil

    dengan ukuran yang tidak mencukupi bagi fetus untuk melakukannya.

    Penanganan yang dapat dilakukan dokter he)an harus memutuskan dengan

    membandingkan ukuran fetus dan pelvis jika fetus kemungkinan besar dapat

    melalui pelvis induk. Pada banyak kasus perka)inan yang melibatkan sapi dara

    muda% pemeriksaan vagina menunjukan dengan jelas bah)a anak sapi tidak dapat

    mele)ati fetus. 1alam kasus yang meragukan% tarikan sedang dapat dilakukan dan

     jika ini tidak berhasil pembedahan caesar diindikasikan untuk diskusi lebih lanjut

    tentang pembuatan keputusan. 'eknik Gsimpisiotomi pubisH yaitu simpisis pubis

    dari sapi yang tidak menyatu diungkit dibuka menggunakan sebuah chisel

    obstetrik% tidak mendapatkan tempat dalam obstetrik sapi modern.

     b. Eulva

    /elaksasi vulva adalah bagian dari persiapan normal untuk kelahiran tetapi

    kadang0kadang khususnya pada sapi dara relaksasi penuh dari bagian saluran

     peranakan ini tidak terjadi. Pada he)an0he)an yang lebih tua kerusakan yang

    terus0menerus pada kelahiran yang lebih a)al atau luka tandukan dengan

     pembentukan jaringan parut dan fibrosa dapat terjadi mencegah relaksasi normal.

    'anda0tanda klinisnya terlihat relaksasi ligamen vulva telah terjadi% vulva

    mungkin tidak tampak kendor atau pada pemeriksaan tertutup terdapat tanda0

    tanda luka a)al. Beberapa kesulitan dapat dialami dalam memasukan tangan yang

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    21/35

    telah dilumasi dan bibir vulva mungkin mempunyai konsentrasi yang keras dan

    fibros.

    Penanganan yang dapat dilakukan yaitu pada sapi dara yang relaksasinya jelek% manipulasi% dan rengang lembut terhadap vulva dengan tangan bersih yang

    telah dilumasi dapat menyebabkan vulva cukup relax untukn memungkinkan

    kelahiran anak tanpa luka. ;ika setelah beberapa menit relaksasi telah terjadi% atau

     jika ada jaringan parut% terdapat resiko bah)a komisura dorsal vulva akan naik ke

    rektum. 2al ini harus dicegah dengan melakukan episionomi. Sebuah irisan dibuat

    kira0kira sepertiga bagian ba)ah dari dinding lateral vulva melalui sambungan

    mukosa kulit untuk memungkinkan vulva merenggang dengan cara yang

    terkontrol selama le)atnya fetus.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    22/35

    terganggu sebagian oleh pilar vertikal dari jaringan yang dilingkupi mukosa tepat

    di sebelah kaudal atau hampir semua lumen.

    Penangan yang dapat dilakukan yaitu luas dan konsistensi obstruksi dipalpasidan jika mungkin fetus dipandu melaluinya dengan dibantu rengang lembut dari

     jaringan sekitarnya. 2al ini pada )alnya dapat dilakukan dengan satu tangan.

    Pelebaran lebih lanjut dapat diperoleh dengan memasukan kedua tangan dengan

     jari saling mengait ke dalam vagina dan secara bertahap memisahkan lengan

     begitu dengan vagina dan secara bertahap memisahkan lengan begitu mendahului

    ke arah anterior. 2al ini juga mungkin untuk memndu fetus melalui satu sisi pilar 

    vertikal vagina% tetapi jika ini tidak mungkin strukturnya dapat dihilangkan

    dengan gunting setelah penjepitan kedua extremitas dengan forcep arteri untuk 

    mengontrol pendarahan. 'indakan bijaksana untuk mencoba mengeringkan abses

     perivagina atau menangani hematoma segera sebelum kelahiran fetus dan jika

    mereka ataun struktur lain memberikan halangan yang serius% fetus harus

    dilahirkan dengan operasi caesar.

    d. Servik

    Kegagalan dilatasi servik adalah penyebab distokia sapi paling umum ketiga

    dan penangannya memerlukan pertimbangan klinis yang cermat. 3ekanisme

    dilatasi servik pada sapi masih belum dipahami dengan baik. ,aktor0faktor 

    homoral terlibat bersama dengan pelebaran fisik yang disebabkan oleh anak sapi

    yang akan lahir dan kantung fetusnya. Kegagalan faktor faktor ini memberikan

     pengaruh bisa menyebabkan servik tetap tertutup atau hanya terbuka sebagian

    gangguan servik juga bisa akibat adanya jaringan parut yang muncul dari luka

    sebelumnya% mungkin dari kelahiran sebelumnya.

    'anda0tanda klinisnya yaitu tanda kelahiran tahap a)al berlangsung lebih

    lama dan tidak berlanjut pada pemeriksaan vagina ketika kasus tersebut diteliti.

    Ketika terbuka sepenuhnya% servik mengerut ke dalam dinding vagina dan tidak 

     jelas. Ketika tertutup penuh jari bisa dimasukkan ke dalamnya tapi tidak mele)ati

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    23/35

    tulang luar. Selama masa kebuntingan% os dilapisi dengan sumbat mukus yang

    tebal% yang dile)atkan vagina beberapa jam sebelum kelahiran.

    Penangannya yaitu pasien diperiksa untuk memastikan ada tanda0tanda segeramelahirkan termaksuk relaksasi ligeman dan kolostrum dalam ambing. 1ilakukan

    upaya untuk melebarkan servik secara manual dengan memasukan satu atau dua

     jari ke dalam os extrenal. :xpansi jar bisa digabung dengan pelebaran senvik%

    yang bisa dirasakan untuk memberikan jalan secara lateral di ba)ah tekanan jari

    atau tangan yang lembut. Kemudian tangan dimasukan kedalam servik dan tekan

    lateral diteruskan dengan gerakan melingkar dan keluar tangan dan lengan ba)ah.

    ;ika servik tetap tertutup dan diperkirakan bah)a membran fetus masih utuh dan

    fetus dalam kondisi yang baik maka pasien bisa ditinggalkan selama 9 menit dan

    kemudian diperiksa kembali. +perasi caesar seharusnya dilakukan jika tak ada

     perkembangan setelah 9menit. Pengeluaran dengan bedah juga diindikasikan jika

    ada bukti bah)a jaringan parut menghalangi servik atau bah)a kehidupan fetus

     beresiko.

    'eknik bagian servik atau histerotomi vagina telah digambarkan untuk 

     penaganan servik yang tidak dilatasi. 1alam teknik ini bibir servik diinkisi pada

    satu tempat atau lebih agar terjadi dilatasi saluran peranakan pada titik itu.

    e. 'orsi uterus sebagai sebab distokia saat kelahiran

    ?terus sapi pada dasarnya tidak stabil alasannya karena mencakup bagian

    kaudal uterus% perkembangan bagian0bagian cornua uteri pada lantai abdominal%

    kebuntingan anak sapi yang hanya menempati satu bagian kornua uterus yang

    membuat organ tersebut menjadi lebih berat% instabilitas meningkat karena sapi

    yang menurunkan kaki depannya pertama dulu ketika duduk. 'orsi ketika sapi

    atau fetus melakukan gerakan mendadak yang menyebabkan uterus berputar 

    sepanjang titik porosnya. Amnion sapi disatukan dalam tempat0tempat

    disekeliling alantois% yang dilekatkan dekat chorion ke dinding uterus.

    Penangan yang dapat diberikan yaitu #

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    24/35

    • /otasi fetus dan uterus pervagina keposisi yang benar

    ,etus dipegang kuat dan dibantu dengan tahanan oleh siku% tulang

    dada8paha diayun0ayunkan dari satu sisi ke sisi lainnya sebelum didorong

    kearah yang berla)anan dengan arah torsi.• 3enggulingkan sapi

    3enggulingkan8memutar sapi pada uterus pada saat organ tersebut tidak 

     bergerak. 1ua kaki depan dan dua kaki belakang dikat menjadi satu dan

    kepalanya ditahan dengan hulter atau penahan kepala. Sapi diputar secara

    tajam kearah yang berla)anan dengan torsi. Pengulangan proses

     pemutaran tersebut sebanyak &0 kali sebelum torsinya hilang.

    -ambar &.$& torsi uterus pemeriksaan vagina

    -ambar &.$ torsi uterus rotasi fetus dari uterus per vaginal

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    25/35

    -ambar &.$> torsi uterus memutar sapi

    &.5.. 1isproporsi fetopelvis

    1istokia ini disebabkan ketika fetus lebih besar dari ukuran normal% pelvis

    lebih kecil dari ukuran normal atau disproporsi antara keduanya. ?kuran pelvis

    dipengaruhi oleh usia% keturunan% berat% dan dimensi pelvis induk. Sedangkan

    ukuran fetus dipengaruhi oleh keturunan% lama kebuntingan% jenis kelamin fetus%

     jumlah anak sekelahiran dan tingkat nutrisi induk.

    'anda0tanda klinisnya yaitu sapi memiliki kesulitan dalam menyelesaikan

    tahap kedua kelahiran. ;ika kasus tidak ditangani maka fetus akan mati dengan

    konsenkuensi serius bagi sapi.

    Penanganan yang dapat dilakukan yaitu jika anak sapi hidup segera

    dilakukan operasi caesar tetapi jika anak sapinya mati dan akses kelahirannya

    memungkinkan bisa dilakukan fetotomi. ;ika akses melalui vagina sulit

    disarankan melakukan operasi caesar.

    &.5.>. 1istokia akibat monster fetus

    3onster fetus muncul dari faktor0faktor berla)anan yang mempengaruhi

    fetus pada tahap a)al perkembangannya yang dipengaruhi oleh genetik. 2al ini

    kemungkinan besar terjadi pada hari ke >& ketika organogenesis pada sapi selesai.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    26/35

    • Kembar siam

    Kembar siam 8 monster ganda adalah kelompok monster yang paling

    umum dan muncul dari pembelahan tidak sempurna ovum yang dibuahi

    dan menunjukan variasi yang besar dari duplikasi parsial untuk 

    menyelesaikan pemisahan dua individu. Eariasi kembar siam yang paling

    umum yaitu #

    • disprosopus !& muka% mulut dan langit0langit terbelah tapi & kepala

    tidak sempurna" penaganan yang dilakukan operasi caesar8 fetotomi.

    -ambar &.$5 1isprosopus pada Sapi

    • dichepalus !& kepala yang leher yang bergabung pada bahu"

     penangannya yaitu menghilangkan satu kepala dengan fetotomi yang

    dikuti dengan melahirkan sisa fetus le)at vagina atau operasi caesar 

    -ambar &.$ 3onster fetus 0 1ichepalus pada Sapi

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    27/35

    • diphigus !duplikasi tubuh dan beberapa kaki" penangannya dengan

    operasi caesar 

    -ambar &.$ 1iphygus pada Sapi

    • kembar siam !somatididimi"

    -ambar &.$4 monster fetus refleks schistomus

    • 2idrosepalus

    2e)an yang tekena mempunyai pembesaran cranium yang mencolok 

    sehingga mencegah fetus memasuki dan mele)ati pelvis induknya.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    28/35

    -ambar &.$* 3onster fetus 2idrochepalus

    • Anasarka fetal'erjadi oedema subkutan. Anak sapi yang terkena anasarka tidak memiliki

    rambut dan cairan uterus tampak kurang baik yang meninggalkan sedikit

    lubrikasi alami. Penangananya dengan menggunakan pelumas kebidanan

    dan instilasi cairan ke dalam uterus yang akan memungkinkan pengeluaran

    fetus secara tarikan.

    -ambar &.&9 3onster fetus Anasarka ,etal

    • Ascites fetal

    1itemukan anak sapi atau fetus yang lahir secara prematur. Kepala% leher%

    dan dada fetus memasuki dan mele)ati pelvis induknya tetapi perut yang

    mengembung tidak dapat mele)ati pelvis induk. Anak sapi dapat

    dikeluarkan dengan tarikan setelah penggunaan pelumas. ;ika abses

    menuju perut fetus pervagina tidak memungkinkan% cairan perut fetus

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    29/35

    dapat dikeluarkan menggunakan pisau scalpel atau kateter sehingga

    ukuran perut fetus berkurang.

    • Skistosomus refleksus

    3onster yang paling sering digambarkan adalah Gmonster celosomian

    atau G pedet bulan G dalam monster ini columna spinalis telah mengalami

    dorsifleksion dan kepla serta ekornya rata0rata. Bentuk abnormal yang

    mencolok membuat mele)ati saluran kelahiran tidak mungkin. Anak sapi

    yang rusak bentuknya dapat berupa fetus tunggal atau kembar dua sampai

    anak sapi normal.

    Anak sapi dapat dipresentasikan dengan kepala dan ekstremitasnyaatau

    viskeranya terbuka kearah pelvis. Ketika kepala dan ekstremitasnya

    dipresentasikan mereka mungkin salah untuk mempresentasikan sapi

    kembar secara serempak tetapi pemeriksaan yang teliti mestinya dapat

    menunjukan bah)a mereka milik fetus abnormal yang sama. Ketika

    viskera dipresentasikan mereka mungkin diselimuti oleh membran tipis

    atau terbuka penuh atau untuk disentuh langsung. ?sus% jantung

    !berdenyut jika hidup"% dan liver semuanya dapat teraba. ?kuran dari usus

    kecil harus menunjukan bah)a ini berasal dari fetus bukan milik 

    induknya. !usus kecil induknya dapat tampak pada vulva pada sapi dengan

    ruptur uterus". 3eskipun demikian% usus fetus bisa muncul dari anak sapi

    dengan gangguan umblikus sederhana dan bukan dari shistomose. Kadang

     kadang ada keabnormalan fetus tambahan. Kasus 0kasus telah dicatat

     bah)a monster juga mengalami hidrosepalus dan sapi menderita hidrop

    anmion.

    Penanganan # kadang kadang mungkin untuk mengeluarkan monster 

    chistomose dengan hati0hati tetapi pada sebagian besar kasus tidak 

    mungkin dilakukan. 1engan presentasi kepala dan ekstremitas% operasi

    sesar% dengan fetotomi pada pembedahan adalah yang paling perlu. ;ika

    fetus hidup harus dieutanasia sebelum fetotomi dengan injeksi

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    30/35

    intrakardial sodium pentobarbiton. Ketika viscera terpresentasikan mereka

    dapat dipindah dan fetus yang mati atau tereutanasia secara manual diikuti

    fetotomi jika mungkin untuk mele)ati ka)at disekeliling monster. Pada

    kasus lain oprasi sesar diperlukan. 3onster ditemukan terutama pada sapi

    1exter dan Kerry ! dan kadang0kadang pada ras 2olsten0,riesian dan rasa0

    ras lain". Keabnormalan merupakan bentuk berat dari alkondroplasia %

    kemungkinn berkaitan dengan gen autosom tunggal% dan pada ras asli

    1exter satu dari 5 anak sapimungkin terkena. ,etus yang abnormal

    mumpunyai kepala sangat besar seperti anjing buldog dengan kaki yang

    sangat pendek. 3ungkin ada komplikasi tambahan dari ascites fertal atau

    yang kurang la(im% anarsaca. ,etus yang terkena kadang0kadang

    dikeluarkan tanpa bantuan tetapi distokia dapat muncul jika kepalanya

    tidak dapat memasuki atau mele)ati saluran peranakan. Pengeluaran

    secara manual oleh dokter he)an biasanya memungkinkan dengan

    dibantu pelumasan yang banyak.

    • Peresomus elumbis

    3onster ini mempunyai vertebra lumbal dan korda spinal bagian terakhir 

    anterior yang seakan0akan normal tapi rudimenter% dan lengan belakang

    yang berubah bentuk dan mengalami ankilosis% kemungkinan sebagai

    akibat dari kurangnya pergerakan selama perkembangan fetus. Pada

     presentasi anterior monster ini pada a)alnya dapat disalahkirakan dengan

    anak sapi normal tetapi pada pengeluaran dengan bantuan ditahankan

    dengan bantuan ditahan dengan lengan yang kaku% dimana tidak 

    memungkinkan melalui pelvis. Pada presentasi posterior fetus yangabnormal dapat lebih cepat dikenali. Pengeluaran adalah dengan fetotomi

    atau operasi sesar yang disertai dengan fetotomi.

    &.5.5. 3aldisposisi fetus

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    31/35

    Istilah maldisposisi meliputi abnormalitas presentasi% postur dan posisi

    yang menyebabkan fetus sulit atau tidak mungkin mele)ati saluran peranakan.

    3aldisposisi fetus ringan dapat memperburuk karena kegagalannya menggunakan

    inlet pelvis dengan benar dan tenaga pendorong menambah kesulitannya. Koreksi

    maldisposisi dengan sendirinya tidak dapat terjadi. 'anda0tanda klinis yang dapat

    ditemui yaitu penundaan pengeluaran fetus dengan pengejanan yang tidak 

     produktif serta bagian fetus telah memasuki pelvis induk.

    a. Presentasi #

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    32/35

    d. Presentasi #

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    33/35

    Penanganan # terlebih dahulu harus dilakukan palpasi vaginal untuk 

    mendapatkan kaki fetus% setelah dirasa dapat maka kaki fetus lalu di ikat

    dengan tali% posisi tubuh di repulse lalu diekstensikan untuk membenahi

     posisi badan dari fetus.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    34/35

    • Kehilangan cairan uterus dan pengeluaran fetus dapat terganggu oleh

    tidak adanya pelumas alami

    'anda0tanda klinis yang dapat diamati adalah terdapat leleran vagina yang berbau busuk pada )aktu kelahiran% tidak ada tanda0tanda kehidupan fetus. ;ika fetus

    telah sakit sebelum mati dapat terjadi ascites dengan pembesaran perut yang

    mencolok. Pada tahap a)al% sapi mungkin belum terpengaruh tetapi pada tahap

    selanjutnya dapat terjadi metritis parah yang disertai toksemiayang mengancam

    kehidupan induk.

    Penanganan yang dapat dilakukan jika servik membuka maka dapat mengeluarkan

    vetus dengan tarikan per vagina. Pelumas kebidanan diberikan ke dalam uterus

    dan pada bagian fetus yang terlihat. ;ika kondisi uterus sangat kering dapat

    diberikan air hangat ke dalam uterus dengan hati0hati menggunakan pompa perut

    dan tabung. 'arikan fetus dilakukan secara langsung menggunakan tangan atau

    menggunakan tali kebidanan. ;ika fetus mati tidak dapat dikeluarkan secara

    manual% dapat dilakukan fetotomi atau operasi sesar.

    'omas()eska% 3. 6.% I. K. Sutama% I. -. Putu% '. 1. 7haniago. $**$. Reproduksi,

    tingkah laku dan Produksi Ternak di Indonesia. P'. -ramedia Pustaka ?tama%

    ;akarta.

    ,eradis% 3. P. &9$9. Reproduksi Ternak . Penerbit Alfabeta% Bandung.

    Stabenfeldt% -. 2.% .  Female Reproductive Processes. In #

    1ukesJ Physiology of 1omestic Animals. 3. ;. S)enson. !:d". 7omstock 

    Publishing Associates% 7ornell ?niversity Press.

  • 8/20/2019 Makalah Distokia pada Sapi

    35/35

    3uDit% Kelviano. &9$$.  Laporan Tugas Tutorial Blok 1 !P Ruminansia I 

     "istokia Pada #api. ,akultas Kedokteran 2e)an ?niversita -adjah 3adah%

    ogyakarta.