makalah diet

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak disimpan secara berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah satu kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam suatu sejarah seperti terlihat pada sebuah patung tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 SM. Patung tersebut menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun tetap menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya. Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun masalah medis. Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalah dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita 1

Upload: yan-ariansyah

Post on 09-Aug-2015

1.214 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Diet

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak

disimpan secara berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami

obesitas bila berat badan melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah

merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah

satu kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam suatu sejarah seperti

terlihat pada sebuah patung tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000

SM. Patung tersebut menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes.

Obesitas kemudian masih selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan

Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun tetap menjadi persoalan, terutama dalam

hal pengobatannya.

Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun

masalah medis. Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan

aktivitas fisik sehari-hari dan orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari

untuk pakaian dan makanan yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalah

dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering ditemukan persoalan

identifikasi diri. Dari sudut medis penderita lebih sering untuk sakit. Penderita

obesitaspun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi berat

badan normal. Data New York Metropolitan life Insurance menunjukkan bahwa pada

kelompok umur 40-69 tahun yang obes ditemukan angka kematian 42% lebih besar

daripada rata-rata pada laki-laki dan 36% lebih besar daripada rata-rata pada wanita.

Bagi si penderita obesitas sendiri dapat pula timbul rasa rendah diri, rasa tertekan,

serta keputusasaan dan menimbulkan keinginan yang besar untuk menjadi lebih

ramping, yang terlihat dengan keinginan untuk menjalani berbagai macam program

diet.

1

Page 2: Makalah Diet

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah yang kami tulis ini adalah :

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan obesitas pada seseorang ?

2. Apa bahaya yang ditimbulkan dari obesitas?

3. Apa solusi dari obesitas?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui penyebab dan faktor-faktor obesitas.

2. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas.

3. Mengetahui solusi agar tidak mengalami obesitas.

D. Manfaat Hasil Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca agar para

pembaca dapat mengetahui tentang penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan

obesitas. Selain itu makalah ini juga menjelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan

akibat obesitas pada kesehatan seseorang. Serta memberikan solusi agar obesitas

dapat ditanggulangi.

2

Page 3: Makalah Diet

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Obesitas

1. Penyebab Obesitas

Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utama

adalah ketidakseimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Asupan

energi tinggi bila konsumsi makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi

jadi rendah bila metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah. Kemajuan

dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi telah menciptakan suatu

lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary atau kurang gerak dan

pola makan dengan makanan enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan

asupan energi disimpan dalan jaringan lemak. Ada beberapa aspek yang

mempengaruhi terjadinya kegemukan (obesitas) terhadap seseorang, yaitu :

a. Aspek Gizi

Ditinjau dari segi seseorang yang menderita obesitas mengalami

kelebihan energi, zat gizi yang diperlukan oleh tubuh sudah terpengaruh

seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kelebihan energi didalam tubuh diatas

menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu. Jaringan lemak ini

merupakan jaringan yang relatif inaktif.

b. Aspek Ekonomi

Obesitas tidak hanya terjadi akibat kelebihan karbohidrat tetapi juga

lemak. Akhir-akhir ini banyak makanan siap saji (fast food). Makanan siap

saji itu relatif mahal dan kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat

golongan ekonomi tinggi.

c. Aspek Sosial dan Budaya

Dalam masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda

dengan orang barat. Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak.

3

Page 4: Makalah Diet

Kebiasaan lain masih melekat dari masyarakat indonesia adalah kebiasaan

ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan mempengaruhi berat badannya.

d. Genetis

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab

genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga

makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.

Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan

pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Apabila orang tuanya

menderita obesitas kemungkinan besar keturunan juga mengalami obesitas.

Selain itu pola makan juga dapat memicu adanya obesitas. Ada dua

pola makan abnormal yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan

makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan

ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia

nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya

pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah

dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada

sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi

hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada

malam hari.

2. Dampak Obesitas

Pengaruh dari obesitas terhadap tubuh, dapat menjadi beberapa

komplikasi penyakit umum, seperti darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi

(dislipidemia), kencing manis (diabetes militus). Lemak jahat yang terdapat

pada setiap manusia, akan memiliki kecenderungan untuk mengendap di

pembuluh darah. Hal ini menyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit

sehingga penyempitan akan mengakibatkan tekanan darah yang lebih besar

dari normalnya. Apabila hal ini berlangsung secara terus menerus, maka akan

menyebabkan terjadinya hipertensi. Selanjutnya tekanan darah yang tinggi

4

Page 5: Makalah Diet

dapat merusak pembuluh darah sehingga apabila terjadi pada pembuluh darah

(terutama yang kecil dan rapuh), akan mengakibatkan pecahnya pembuluh

darah. Bila terjadi di otak, akan mengakibatkan stroke dan bila di jantung

akan menyebabkan infark miokard (jantung tidak mendapat suply darah),

begitu pula pada organ lainya. Selain itu bila pengendapan lemak terjadi

(disebut trombus) dan terdapat tekanan kuat dari pembuluh darah, maka dapat

menyebabkan terkikisnya pengendapan tersebut dan terbawa arus (embolus)

sehingga akan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil lagi. Hal ini

menimbulkan adanya jantung koroner.

Hubungan antara obesitas dengan gejala psikopatologis merupakan

suatu lingkaran yang tidak terputus. Seseorang yang mengalami obesitas akan

mudah merasa tersisih atau tersinggung. Hal ini akan lebih parah bila ia

mengalami kegagalan dalam pergaulan. Seseorang yang obese akan

cenderung dijuluki sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung.

Orang yang obese akan menilai sebagian dari temannya sebagai orang yang

suka mengejek. Penelitian Pesa, dkk di Jerman (2000) pada 47 remaja

obesitas menunjukkan bahwa masalah psikologis sangat umum dijumpai.

Masalah psikopatologi yang paling umum didapatkan adalah cemas,

ganggguan makan, dan somatoform. Depresi pada obesitas dapat muncul

karena pertentangan batin antara keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh

yang ideal dan kenyataan yang ada. Depresi terjadi sebagai akibat gangguan

citra tubuh.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh obesitas juga sangat

berpengaruh. Beban ekonomi yang muncul akibat obesitas merupakan

penjumlahan biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect

cost), dan biaya akibat hilangnya kesempatan (oppourtunity cost). Penelitian

di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada 39,3 hari kerja yang hilang

pertahunnya akibat penyakit terkait dengan kegemukan. Sebanyak 16% dari

perusahaan di Amerika Serikat menolak untuk mempekerjakan orang dengan

obesitas. Di Indonesia, total pembiayaan langsung untuk penyakit obesitas

5

Page 6: Makalah Diet

adalah 278 miliar rupiah atau sebesar 2% dari total pengeluaran kesehatan

nasional.

3. Solusi Obesitas

Pengobatan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan atau

mempertahankan berat badan normal. Umumnya, target penurunan berat

badan yang dianjurkan pada tahap pertama adalah 10 persen dari berat badan

dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan berat badan yang dianjurkan 0,5 -

1 Kg setiap minggu. Secara umum pengobatan obesitas dapat dilakukan

melalui:

1. Diet khusus yaitu diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang

kaya akan serat dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan

menyebabkan gastric emptlyng tinggi (tahan lama dalam lambung),

mengikat lemak atau kolesterol, transit time (waktu tinggal di usus)

rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama. Terapi diet yang

dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan 500-

1.000 kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi per hari.

Penurunan asupan energi sebesar 500-1.000 kalori per hari akan

menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.

2. Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan,

apabila didampingi dengan pembatasan masukan kalori. Latihan fisik

pada penderita obesitas harus dilakukan bersama dengan diet rendah

kalori untuk meningkatkan pembakaran lemak. Latihan fisik sangat

membantu mempertahankan berat badan agar tidak mudah naik kembali.

Yang dianjurkan adalah olahraga dengan intensitas sedang selama

minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga

memperbanyak aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah, serta

mengurangi pola hidup sedentary seperti menonton televisi dan bermain

video games.

3. Perubahan perilaku keluarga merupakan komponen yang paling penting

dalam upaya penanggulanagan obesitas. Keluarga harus memiliki

6

Page 7: Makalah Diet

keberanian dalam memilih gaya hidup dan menentukan jenis makanan

yang sehat. Salah satu gaya hidup sehat adalah tekad untuk menurunkan

berat badan sampai ke berat badan ideal untuk selanjutnya

mempertahankan agar dapat memberikan kualitas hidup yang optimal

bagi mereka yang kegemukan. Bagi mereka yang berat badannya normal

ialah dengan menjaga agar tidak kegemukan.

4. Farmakoterapi yaitu penanggulangan dengan obat-obatan. Hal ini

dilakukan jika lingkar pinggang meningkat dan timbul berbagai macam

penyakit. Penggunaan farmakoterapi tidak boleh dilakukan jika berat

badan masih ideal. Sementara itu, operasi dilakukan dengan mengecilkan

lambung yang biasanya merupakan alternatif terakhir jika tidak ada jalan

keluar lagi.

5. Mengenali metabolisme tubuh juga merupakan hal yang sangat perlu

dilakukan dalam upaya mengatasi kegemukan. Metabolisme tubuh setiap

orang tidaklah sama. Ada orang yang metabolisme tubuhnya tinggi,

namun ada pula yang rendah. Seseorang dengan metabolisme tubuh yang

tinggi boleh merasa lega karena tetap akan terhindar dari kegemukan

walaupun ia mengkonsumsi makanan melebihi porsi. Sebaliknya, mereka

dengan metabolisme tubuh yang rendah harus lebih berhati-hati dalam

memilih makanan, karena tubuhnya hanya membutuhkan sedikit energi

untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.

B. Diet

1. Definisi Diet

Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah

makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah

diet lebih menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur

asupan nutrisi. Dalam pembahasan ini, diet yang dimaksud adalah usaha

menurunkan berat badan atau pengaturan asupan nutrisi.

Terdapat 3 klasifikasi dari diet:

1.      Menurunkan Berat Badan

2.      Meningkatkan Berat Badan

7

Page 8: Makalah Diet

3.      Pantang Terhadap Makanan Tertentu

2. Faktor yang Mempengaruhi Masa Tubuh

Masa tubuh seseorang dalam istilah umum disebut sebagai berat badan.

Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi berat badan seseorang, yakni faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi berat badan merupakan faktor

dari dalam tubuh seseorang itu sendiri. Beberapa faktor internal yang

mempengaruhi berat badan di antaranya:

b. Faktor Genetik

Faktor genetik Dipengaruhi oleh gen INSIG2 dan FTO. Gen FTO

terdapat pada kromosom ke-16 manusia. Gen INSIG2 bertanggung jawab

dalam menginhibisi sintesis asam lemak dan kolesterol. Kedua gen ini

membuat seseorang mudah menumpuk lemak sehingga bisa menimbulkan

obesitas (masa tubuh lebih besar).

c. Regulasi Termis

Regulasi termis merupakan pengaturan suhu tubuh untuk

menghasilkan energi. Semakin tinggi pemakaian energi, orang akan semakin

butuh nutrisi lebih banyak.

d. Metabolisme Tubuh

Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan

meningkatkan massa otot di dalam tubuh. Saat massa otot meningkat,

metabolisme makanan juga akan meningkat.

3. Faktor Seseorang Melakukan Diet

Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:

a. Kadar Lemak Tinggi

Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu

program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas.

Lemak merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai

8

Page 9: Makalah Diet

cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa

tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh

tubuh.

b. Hasrat Diri

Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau

menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks

Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh

model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.

c. Tekanan Darah

Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-

pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.

d. Pola Makan

Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola

makan tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola

makannya dengan cara melakukan diet.

4. Diet yang Sehat

World Health Organization (WHO) menganjurkan tiap individu supaya

memiliki berat badan & energi yang sehat dan seimbang.Cara menurunkan

berat badan adalah dengan melakukan aktivitas (olahraga) dan menjaga asupan

nutrisi.Supaya diet dapat dikategorikan sebagai diet yang sehat, maka perlu

diperhatikan tipe diet sesuai dengan kebutuhan.Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara mengetahui gejala penyakit dan diet yang sesuai dengan

penyakitnya.

Ada pun hal-hal yang harus ditunjang agar diet itu tetap sehat adalah

sebagai berikut:

a. Menetapkan Target

Dalam melakukan diet, Harus ada tetapan target waktu dan berat

badan yang diinginkan saat melakukan diet sehingga asupan nutrisi dapat

terjaga.

9

Page 10: Makalah Diet

b. Sesuai Gejala

Diet akibat gangguan penyakit harus disesuaikan dengan gejala

penyakit tersebut. Jangan sampai terjadi kesalahan jenis diet.

c. Olahraga Seimbang

Meski pun melakukan diet, seseorang harus mengimbanginya dengan

olahraga supaya otot dapat tetap bekerja dengan optimal.

10

Page 11: Makalah Diet

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh, sehingga

berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan.

Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas adalah faktor gizi, ekonomi, genetis,

sosial budaya, dan pola makan. Obesitas juga menimbulkan berbagai penyakit, gejala

psikopatologis dan dampak ekonomi. Obesitas dapat ditanggulangi dengan cara

melakukan diet rendah kalori, olahraga, farmakoterapi, perubahan gaya hidup dan

pengenalan metabolisme tubuh.

B. Saran- saran

Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil;

penyesuaian gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan

tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti

gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan

lebih maksimal memberikan hasil.

11

Page 12: Makalah Diet

DAFTAR PUSTAKA

LITERATUR:

Budiyanto.MAK. 2002. Gizi Dan Kesehatan.UMM Press: Malang.

Budiyanto. MAK. 2002. Dasar – dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang.

SITUS:

http://obesitas.web.id/definisi%28med%29.html

http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/diet-therapy-pada-obesitas/

http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/

http://sweetspearls.com/health/solusi-pengobatan-obesitas-jika-dilihat-dari-

penyebabnya/

http://www.strokebethesda.com

12