makalah cvs

8
Penatalaksanaan Farmakologi Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipertensi DIURETIK Mekanisme: Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium di ruang interstisial dan di dalam sel otot polos pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influx kalsium. Contoh: Hidroklorokotiazid (HCT) Penggunaan: Sampai sekarang diuretik masih digunakan sebagai obat utama dalam terapi hipertensi. Diuretik (tiazid) seringkali dikombinasi dengan antihipertensi lain karena: 1. Dapat meningkatkan efektivitas antihipertensi lain dengan mekanisme kerja yang berbeda sehingga dosisnya dapat dikurangi. 2. Tiazid mencegah retensi cairan oleh antihipertensi lain sehingga efek-efek obat tersebut dapat bertahan. Efek samping: 1. Hipokalemia jika diberikan dalam dosis tinggi 2. Hiponatremia dan hipomagnesemia PENGHAMBAT ADRENERGIK Penghambat Adrenoseptor Beta (β Blocker) Mekanisme Antihipertensi Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β blocker dapat dikaitkan dengan hambatan pada reseptor β1, antara lain:

Upload: ditaprikitiuw

Post on 13-Aug-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah blok kardiovaskular

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah CVS

Penatalaksanaan Farmakologi Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipertensi

DIURETIK

Mekanisme:

Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium di ruang interstisial dan di dalam sel otot polos pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influx kalsium.

Contoh: Hidroklorokotiazid (HCT)

Penggunaan:

Sampai sekarang diuretik masih digunakan sebagai obat utama dalam terapi hipertensi. Diuretik (tiazid) seringkali dikombinasi dengan antihipertensi lain karena:

1. Dapat meningkatkan efektivitas antihipertensi lain dengan mekanisme kerja yang berbeda sehingga dosisnya dapat dikurangi.

2. Tiazid mencegah retensi cairan oleh antihipertensi lain sehingga efek-efek obat tersebut dapat bertahan.

Efek samping:

CNS

Jantung

BV

Saraf simpatisβ1

α1Kidney

β1 ReninAg

A-I A-IIACE

Ca++

Aldosteron

Retensi Nadan air

BR

α2 TD

Patofisiologi Farmakologi Hipertensi

Page 2: Makalah CVS

1. Hipokalemia jika diberikan dalam dosis tinggi2. Hiponatremia dan hipomagnesemia

PENGHAMBAT ADRENERGIKPenghambat Adrenoseptor Beta (β Blocker)Mekanisme AntihipertensiBerbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β blocker dapat dikaitkan dengan hambatan pada reseptor β1, antara lain:1. Penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah

jantung2. Hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan produksi

angiotensin II3. Efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas

baroreseptpr, perubahan aktivitas neuron adrenergic perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin.

Penggunaan:Β blocker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner, pasien dengan aritmia supraventrikuler dan ventrikel tanpa kelainan konduksi, pada pasien muda dengan sirkulasi hiperdinamik, dan pada pasien yang memerlukan antidepresan trisiklik atau antipsikotik. Β blocker lebih efektif pada pasien usia muda dan kurang efektif pada pasien usia lanjut.Efek samping, perhatian dan kontraindikasiβ blocker dapat menyebabkan bradikardi, blokade AV, hambatan nodus SA dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard. Oleh karena itu obat golongan ini dikontraindikasikan pada keadaan bradikardia, blockade AV derajat 2 dan 3, sick sinus syndrome dan gagal jantung yang belum stabil.Bronkospasme merupakan efek samping yang penting pada pasien dengan riwayat asma bronchial dan PPOK, sehingga β blocker termasuk yang kardioselektif merupakan kontraindikasi untuk keadaan ini.Pemakaian β blocker pada pasien DM yang mendapat insulin atau obat hipoglikemik oral, sebaiknya dihindari sebab β bloker dapat menutupi gejala hipoglikemia.

Penghambat Adrenoseptor Alfa (α Bloker)Hanya α bloker yang selektif yang menghambat reseptor alfa-1 yang digunakan sebagai antihipertensi. Alfa-bloker non selektif kurang kurang efektif sebagai antihipertensi karena hambatan pada reseptor alfa-2 di ujung saraf adrenergic akan meningkatkan pelepasan norepinefrin dan meningkatkan aktivitas simpatis.Mekanisme AntihipertensiHambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan venula sehingga menurunkan resistensi perifer. Di samping itu, venodilatasi menyebabkan aliran balik vena berkurang yang selanjutnya menurunkan curah jantung.Alfa bloker memiliki beberapa keunggulan antara lain efek positif terhadap lipid darah(menurunkan LDL, trigliserida dan meningkatkan HDL) dan mengurangi resistensi insulin. Alfa bloker juga sangat baik untuk pasien hipertensi dengan hipertrofi prostat karena hambatan reseptor alfa-1 akan merelaksasi otot polos prostat dan sfingter uretra sehingga mengurangi

Page 3: Makalah CVS

retensi urin. Obat ini juga memperbaiki insufisiensi vascular perifer, tidak mengganggu fungsi jantung, tidak mengganggu aliran darah ginjal dan tidak berinteraksi dengan AINS.Efek SampingVenodilatasi ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik terutama pada pemberian dosis awal (fenomena dosis pertama), menyebabkan refleks takikardia dan peningkatan aktivitas rennin plasma.Efek samping antara lain sakit kepala, palpitasi, edema perifer, hidung tersumbat, mual dan lain-lain.

ADRENOLITIK SENTRALMetildopaMekanisme Kerja:Metildopa merupakan prodrug yang dalam SSP menggantikan kedudukan DOPA dalam sintesis katekolamin dengan hasil akhir α-metilnorepinefrin. Diduga efek antihipertensinya lebih disebabkan karena stimulasi reseptor α2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa menurunkan resistensi perifer tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan curah jantung.

VASODILATORContoh: Hidralazin, minoksidil, diazoksid, dan natrium nitroprusid.HidralazinMekanisme KerjaHidralazin bekerja langsung merelaksasi otot polos arteriol dengan mekanisme yang belum dapat dipastikan. Sedangkan otot polos vena hamper tidak dipengaruhi. Vasodilatasi yang terjadi menimbulkan reflek kompensasi yang kuat berupa peningkatan kekuatan dan frekuensi denyut jantung, peningkatan rennin dan norepinefrin plasma.PenggunaanHidralazin tidak digunakan sebagai obat tunggal karena takifilaksis akibat retensi cairan dan reflek simpatis akan mengurangi efek antihipertensinya. Obat ini biasanya digunakan sebagai obat kedua atau ketiga setelah diuretic dan β bloker.Efek samping dan perhatianHidralasin dapat menimbulkan sakit kepala, mual, flushing, hipotensi, takikardi, palpitasi dan angina pectoris.

PENGHAMBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME (ACE-inhibitor)Kaptopril merupakan ACE inhibitor yang pertama ditemukan dan banyak digunakan di klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Secara umum ACE inhibitor dibedakan atas dua kelompok:1. Yang bekerja langsung, contohnya kaptopril dan lisinopril2. Prodrug, contohnya enalapril, kuinapril, perindopril, ramipril, silazapril, benazepril,

fosinopril dan lain-lain.Mekanisme Kerja:ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angitensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE

Page 4: Makalah CVS

inhibitor. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi kalium.PenggunaanACE inhibitor efektif untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat. ACE inhibitor terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Obat ini juga menurunkan efek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga sangat baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia dan obesitas. Obat ini juga sering digunakan untuk mengurangi proteinuria pada sindrom nefrotik dan nefropati DM. selain itu ACE inhibitor juga sangat baik untuk hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung koroner dan lain-lain.Efek sampingDapat menyebabkan hipotensi, batuk kering, hiperkalemia, rash, edema angioneuritik, gagal ginjal akut, proteinuria dan efek teratogenik.

ANTAGONIS RESEPTOR ANGIOTENSIN II(ARB)Reseptor AngII terdiri dari dua kelompok besar yaitu reseptor AT1 dan AT2. Reseptor AT1 terutama terdapat di otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal, otak dan kelenjar adrenal. Reseptor AT1 memperantarai semua efek AngII terutama yang berperan dalam homeostasis kardiovaskular. Reseptor AT2 terdapat di medulla adrenal dan mungkin juga di SSP.Mekanisme kerjaPemberian obat ini akan menghambat semua efek AngII, seperti vasokonstriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf simpatis, efek sentral AngII(sekresi vasopressin, rasa haus), stimulasi jantung, efek renal serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otoy polos pembuluh darah dan miokard.

ANTAGONIS KALSIUMContoh: Nifedipin, felodipin, dan amlodipinMekanisme kerjaAntagonis kalsium menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Efek sampingDapat menyebabkan konstipasi, fatigue, sakit kepala, muka merah, edema perifer, baradiaritmia dan gangguan konduksi.

Penatalaksanaan Non Farmakologi Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipertensi

Modifikasi Gaya Hidup

1. Kurangi berat badan bila mengalami kelebihan berat badan2. Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 1-2 gelas alcohol tiap harinya (15-30 mL etanol

setiap harinya)3. Lakukan aktivitas fisik aerob kira-kira 30-45 menit setiap harinya.4. Kurangi konsumsi sodium tidak lebih dari 100mmol perharinya(kira-kira 2,4-6 gram NaCl

setiap harinya)5. Konsumsi makanan yang mengandung potassium

Page 5: Makalah CVS

6. Konsumsi makanan yang mengandung magnesium dan kalsium7. Stop merokok dan kurangi konsumsi makanan dengan lemak jenuh yang tinggi serta

makanan berkolesterol tinggi.

Ulasan1. Setelah membaca lebih jauh lagi didapati bahwa dalam penatalaksanaan umum penyakit

jantung hipertensi didasarkan pada tuntunan umum(JNC VII 2003, ESH/ESC 2003). Dimana dalam penatalaksanaannya diperhatikan penyakit yang menyertainya. Pasien hipertensi pasca infark jantung sangat mendapat manfaat pengobatan dengan

penyekat beta, penghambat ACE atau antialdosteron. Pasien hipertensi dengan resiko PJK yang tinggi mendapat manfaat dengan pengobatan

diuretik, penyekat beta dan penghambat kalsium, Pasien hipertensi dengan gangguan fungsi ventrikel mendapat manfaat tinggi dengan

pengobatan diuretik, penghambat ACE/ARB, penyekat beta dan antagonis aldosteron. Bila sudah dalam tahap gagal jantung hipertensi, maka prinsip pengobatannya sama

dengan pengobatan gagal jantung yang lain yaitu diuretik, penghambat ACE/ARB, penghambat beta, dan penghambat aldosteron.

2. Dari hasil pleno pakar didapati bahwa gelombang bifasik pada V1 itu dikatakan normal bila gelombang tersebut bifasik dan bila gelombang tidak simetris atau terdapat gelombang di bawah yang lebih dalam maka hal ini menunjukkan adanya kelainan.

3. Setelah membaca lebih jauh lagi didapati bahwa nilai normal dari LV massnpada pemeriksaan ekokardiografi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk laki-laki, nilai normalnya kurang dari 125gr/cm3. Dan untuk perempuan, nilai normalnya kurang dari 110gr/cm3.

Page 6: Makalah CVS

DAFTAR PUSTAKA

Benowitz NL. Antihypertensive agents. In: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 9 th

edition. Singapore: McGraw-Hill; 2004.p.160-183.

Marulam M. Panggabean. Penyakit Jantung Hipertensi. Dalam: Aru W. Sudoyo dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV. Jakarta: FK UI; 2007. Hal. 639-1640.

Nafrialdi. Antihipertensi. Dalam: Sulistia Gan Gunawan dkk, editor. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FK UI; 2008. Hal.341-360.

H. Tagor GM. Hipertensi Esensial. Dalam: Lily Ismuldiati Rilantono dkk, editor. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI; 1996. Hal. 197-205.

Andang H. Joesoef dan Budhi Setianto. Hipertensi Sekunder. Dalam: Lily Ismuldiati Rilantono dkk, editor. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI; 1996. Hal. 206-208.

Adnil Basha. Penyakit Jantung Hipertensif . Dalam: Lily Ismuldiati Rilantono dkk, editor. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI; 1996. Hal. 209-211

Edward D. Frohlich, M.D. Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipertensi. Dalam: Edward K. Chung. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular Edisi 3. Jakarta: EGC; 1995. Hal. 60-77.

Lauralee Sherwood. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Dalam : Lauralee Sherwood Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.Hal. 297-344.

Norman M. Kaplan. Systemic Hypertension: Mechanisms and Diagnosis. In; Braunwald Heart Disease. USA: W.B. Saunders Company; 1998.

Norman M. Kaplan. Systemic Hypertension: Therapy. In; Braunwald Heart Disease. USA: W.B. Saunders Company; 1998.