makalah cabe

17
BAB I PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas holtikultura yang banyak digemari masyarakat. Salah satu spesies cabai yang banyak dibududayakan adalah cabai merah (Capsicum annuum var. Longum). Selain dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi kering sebagai bumbu masakan dan juga sebagai bahan baku industri. Rubatzky (1997) menyatakan bahwa cabai juga digunakan dalam industry pangan, pakan unggas, dan farmasi. Bosland (2000) melaporkan bahwa cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1), dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial. Cabai merah (Capsicum annuum var. Longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang ekspor, membuka kesempatan bekerja, serta mengandung vitamin C. Cabai digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri obat-obatan. Kandungan vitamin C pada buah cabai cukup

Upload: sistia-grani-yundiwania

Post on 05-Jul-2015

13.426 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah CABE

BAB I

PENDAHULUAN

Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu komoditas holtikultura

yang banyak digemari masyarakat. Salah satu spesies cabai yang banyak

dibududayakan adalah cabai merah (Capsicum annuum var. Longum). Selain dapat

dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi kering sebagai bumbu masakan dan juga

sebagai bahan baku industri. Rubatzky (1997) menyatakan bahwa cabai juga

digunakan dalam industry pangan, pakan unggas, dan farmasi. Bosland (2000)

melaporkan bahwa cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein, lemak,

karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1), dan senyawa alkaloid

seperti capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial.

Cabai merah (Capsicum annuum var. Longum) merupakan salah satu

komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena

buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas

menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang ekspor,

membuka kesempatan bekerja, serta mengandung vitamin C. Cabai digunakan untuk

keperluan rumah tangga dan bahan baku industri obat-obatan. Kandungan vitamin C

pada buah cabai cukup tinggi. Hal ini merupakan suatu indikator bahwa cabai dapat

dikategorikan sebagai komoditas komersial dan potensial untuk dikembangkan.

Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan

manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi

untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini

adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang

berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).

Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung

minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan

panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai (Capsicum annum

L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani

Page 2: Makalah CABE

di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat

kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam

mengendalikan penyakit kanker.

Pada permulaan musim hujan, kita sadari cabai di pasaran berkurang

jumlahnya, karena tanaman cabai musim kemarau sudah menjelang habis dipanen,

sedangkan tanaman awal musim hujan belum berbuah. Pasokan cabai yang menurun

di pasar mengakibatkan harga naik, karena permintaan akan cabai konstan dan

kontinyu, terus menerus setiap hari, tidak mengenal musim. Lidah bangsa Indonesia

nampaknya tidak dapat menyesuaikan dengan kapasitas kemampuan penyediaan

bahan pangan yang menurun pada musim kosong (off season). Apa boleh buat,

Kementerian Pertanian menjadi sasaran tuding.

Manajemen produksi adalah perencanaan dan pelaksanaan sistem produksi

barang secara terjadwal, menyesuaikan dengan irama kebutuhan konsumen.

Penerapan manajemen produksi cabai berarti menginventarisasi kebutuhan pasar

cabai di kota-kota besar seluruh Indonesia, untuk disesuaikan (matching up) dengan

jadwal dan luas tanam cabai di sentra produksi. Kebutuhan cabai nasional dalam satu

tahun, sudah kita ketahui sekitar 800.000 kg. Dari kebutuhan setahun dibagi 12

memperoleh 66.000 ton, menjadi kebutuhan cabai sebulan secara nasional.

Kebutuhan cabai sebulan tersebut dirinci manjadi kebutuhan setiap wilayah

kota besar utama yang berpenduduk di atas satu juta orang, atau disebut sebagai

wilayah konsumen. Angka yang diperoleh adalah kebutuhan cabai setiap wilayah

konsumen per bulan yang perlu dipasok dari sentra produksi cabai terdekat. Sentra

produksi cabai di seluruh Indonesia sudah kita ketahui, berarti luas tanam dan

produksi cabai yang diperlukan per bulan dapat kita hitung.

Tanaman cabai dapat dipanen pada bulan ke tiga dan bulan ke empat,

produktivitasnya mencapai 4-8 ton/ha, atau rata-rata 6 ton/ha. Dari jumlah kebutuhan

cabai satu wilayah konsumen, berapa ton sebulan, dibagi dengan 6, memperoleh

luasan tanaman cabai yang diperlukan di wilayah produsen pemasok pada periode

satu bulan.

Page 3: Makalah CABE

BAB II

SYARAT TUMBUH

a. Syarat iklim

Tinggi tempat 5-1500 mdpl.

Curah hujan 90-120 mm/bulan atau 1500-2500 mm/tahun dengan distribusi

merata.

Temperatur yang baik minimal 16 derajat celcius, optimal 27 derajat celcius,

maksimal 32 derajat celcius.

Saat pembungaan sampai dengan pemasakan buah, keadaan sinar matahari

cukup (10-12 jam).

b. Syarat tanah

pH tanah yang cocok 5,5- 6,5.

Bila pH tanah kurang dari 5,5 maka garam-garam Al yang terlarut dalam tanah

dapat meracuni tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

Sebaliknya jika pH lebih dari 6,5 maka unsur mikro tidak dapat diambil oleh

tanaman sehingga produksi tanaman menurun.

Struktur tanah sebaiknya remah, subur, dan gembur.

Tanah banyak mengandung bahan organik maupun anorganik.

Drainase dan airase harus baik, draenase dapat diatur dengan membuat saluran

pembuangan dan aerase yang baik agar tata udara dalam tanah mudah.

Tanah tidak becek atau tidak ada genangan air.

Reaksi kimia dalam tanah harus berjalan dengan baik agar tidak merusak

tanaman dan pertumbuhannya.

Tekstur lempung.

Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.

Page 4: Makalah CABE

BAB III

TEKNIK BUDIDAYA CABAI MERAH

Cabai cukup banyak ditanam oleh petani di Indonesia dari dataran rendah

hingga dataran tinggi (0 -1.200 m dpl). Tanaman cabai dapat ditanam di berbagai tipe

lahan yaitu lahan sawah dan tegalan (kering). Produktivitas yang dapat di capai

dengan menggunakan teknologi budidaya yang sempurna adalah 10,8 ton/ha.

1. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur dan porositas tanah

sehingga peredaran air dan udara menjadi optimal. Pengolahan tanah dilakukan

secara sempurna yaitu pembajakan 2 kali dan penyisiran satu kali. Setelah

pengolahan tanah (7-14) hari, dibuat bedengan dengan tujuan memudahkan

pembuangan air hujan yang berlebihan, mempermudah pemeliharaan,

mempermudah meresapnya air hujan atau air pengairan, serta menghindari tanah

terinjak-injak sehingga menjadi padat. Ukuran bedengan yang baik yaitu lebar 110

- 120 cm, dengan tinggi 20 - 30 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan,

serta jarak antara bedengan 40 - 50 cm. Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk

dipupuk dengan pupuk kandang atau kotoran ayam yang telah matang sebanyak

1,0 - 1,5 kg/lubang tanam. Pada tanah yang pH-nya asam juga diberikan

pengapuran sebanyak 100 - 125 g/lubang pertanaman.

2. Penyiapan Benih Dan Persemaian

Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan benih 180 gram atau 18 bungkus

kemasan yang masing-masing berisi 10 gram. Ada 2 cara untuk membibitkan

cabai yaitu disemai dibedengan atau disemai langsung di polybag (kantong

plastik).

Jika benih disemai di bedengan terlebih dahulu disiapkan bedeng pesemaian,

kemudian benih disebar dengan cara berbaris, jarak antara barisan 5 cm dan diberi

Page 5: Makalah CABE

naungan dari daun kelapa atau daun pisang.Benih juga dapat disemai langsung

dalam polybag kecil yang ukuran 5 - 8 x 10 cm. Sebelum dikecambahkan, benih

cabai sebaiknya direndam dulu dalam air hangat dengan suhu 55 - 60°C selama 15

- 30 menit untuk mempercepat proses perkecambahan benih. Bila benih cabai akan

disemai langsung di polybag, sebelumnya polybag diisi dengan media campuran

tanah halus 2 bagian + 1 bagian pupuk kandang matang halus + 80 gr pupuk NPK

+ 75 gram furadan. Bahan media dicampur secara merata lalu dimasukkan ke

dalam polybag. Selanjutnya benih cabai ditanam dan diletakkan di bedengan

secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama ± 3 hari agar

benih cepat berkecambah.

3. Pemasangan Mulsa Plastik

Sebelum dilakukan pemasangan mulsa plastik terlebih dahulu dilakukan

pemupukan P. Mulsa Plastik yang digunakan adalah berwarna Hitam Perak

(MPHP). Pemasangan sebaiknya dilakukan pada saat terik matahari antara pukul

14.00 -16.00 agar plastik tersebut memanjang (memuai) sehingga dapat menutup

tanah serapat mungkin.

Pemasangan MPHP minimal dilakukan 2 orang dengan cara menarik kedua

ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan, lalu dikuatkan dengan pasak bila

bambu berbentuk "V" yang ditancapkan dikedua sisi kiri dan kanan, setiap jarak

40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan selama ±5 hari

kemudian dilakukan penanaman.

4. Penanaman

Waktu penanaman yang paling baik adalah pagi atau sore hari. Umur cabai

yang sudah dapat ditanam adalah umur 17.- 23 hari atau tanaman cabai

mempunyai daun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam bedengan yang telah ditutup

mulsa plastik harus dibuatkan lubang tanam. Jarak tanam cabai yaitu 50 - 60 x 60 -

70 cm. Bibit cabai yang siap dipindahkan segera disiram secukupnya dan

Page 6: Makalah CABE

sebaiknya juga direndam dalam larutan fungisida sistematik atau bakterisida

dengan dosis 0,5 - 1,0 g/l air selama 15 - 30 menit untuk mencegah penularan

hama dan penyakit.

5. Pemupukan

Pupuk yang sukar larut atau pupuk yang bekerjanya lambat seperti pupuk

yang mengandung P, umumnya diberikan sebelum tanam dan pupuk yang

bekerjanya cepat dan mudah larut, seperti pupuk yang mengandung N, sebaiknya

diberikan setelah tanaman tumbuh aktif. Adapun dosis pupuk yang digunakan

adalah Urea 150 kg/ha + ZA 50kg/ha + SP36 150kg/ha + KCI 200 kg/ha. Pupuk

dasar diberikan pada saat 2 - 3 hari sebelum tanam dengan semua dosis pupuk

SP36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 10 hari setelah tanam dengan

sepertiga dosis masing-masing pupuk Urea, ZA dan KCI. Pemupukan susulan

kedua dan ketiga masing-masing pada 40 dan 70 hari setelah tanam dengan dosis

sama dengan pemupukan pertama setelah tanam. Waktu pemupukan disesuaikan

dengan ketersediaan air dimana keadaan air tanah dalam keadaan cukup. Pupuk

diberikan dengan cara tugal sedalam 5 -15 cm dan ditutup kembali dengan tanah.

6. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai adalah adanya

serangan hama dan penyakit. Kehilangan hasil produksi karena serangan penyakit

berkisar antara 5 - 30%. Cara yang paling baik untuk pengendalian hama dan

penyakit pada tanaman cabai yaitu penerapan pengendallan secara terpadu.

Hama

1.Ulat Grayak

Pengendalian terpadu yang dilakukan adalah kultur teknis, hayati dan kimiawi.

Cara kultur teknis dengan menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa

tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama. Cara hayati dengan

menyemprotkan cairan berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperi Dipel,

Page 7: Makalah CABE

Florbac, Bactospine dan Thuricide. Cara kimiawi dengan menyemprotkan

insektisida Hostathion 40 EC (2 cc/L) atau Orthene 75 SP I g/L.

2. Kutu Daun

Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan cara kultur teknis yaitu menanam

tanaman perangkap (trap crop) disekeliling kebun cabai misalnya jagung. Cara

kimiawi dengan menyemprotkan insektisida yang efektif dan selektif seperti

Deltamethrin 25 EC (0,1 - 0,2 cc/L), Decis 2,5 EC (0,04% atau Orthene 75 SP

0,1%.)

3. Lalat Buah

Pengendalian hama ini dilakukan secara terpadu dengan cara pergiliran tanaman

yang bukan tanaman inang, mengumpulkan buah cabai yang terserang lalu

dimusnahkan; pemasangan perangkap beracun metil eugenol serta disemprot

dengan insektisida Buldok, Lannate ataupun Tamaron.

Penyakit

1. Layu Bakteri

Penyebaran penyakit dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit dan

residu tanaman. Pengendalian terpadu dilakukan dengan perlakuan benih dengan

cara direndam dalam bakterisida Agrimycin 0,5 g/L selama 5 - 15 menit.

2. Layu Fusarium

Penyakit disebabkan organisme cendawan yang bersifat tular tanah. Gejala

serangan adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun disebelah alas

dan diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun. Pengendalian dilakukan

dengan perlakuan benih direndam dalam larutan fungisida Benlate atau Derosal

0,5 - 1,0 g/L selama 5 - 15 menit. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan

dolomit pada tanah yang ber pH rendah.

Page 8: Makalah CABE

7. Panen

Pada umumnya tanaman cabai mulai dipanen pada umur 75 - 80 hari setelah

tanam, panen berikutnya dilakukan selang waktu 2 - 3 hari sekali. Sedangkan di

dataran tinggi (pegunungan) panen perdana dimulai pada umur 90 - 100 hari

setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang waktu 6 - 10 hari

sekali. Khusus untuk tanaman cabai yang sasarannya untuk ekspor, panen cabai

dipilih pada tingkat kemasakan 85 -90% saat warna buah merah kehitaman.

Adapun cara panen buah cabai adalah dengan memetik buah bersama tangkainya

secara hati-hati disaat cuaca terang dan hasil panen dimasukkan ke dalam wadah

yang selanjutnya dikumpulkan di tempat penampungan.

Page 9: Makalah CABE

BAB IV

SIMPULAN

Cabai merah (Capsicum annuum var. Longum) merupakan salah satu komoditas

hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena buahnya

selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan

pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang ekspor,

membuka kesempatan bekerja, serta mengandung vitamin C.

Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan

manusia.

Pasokan cabai yang menurun di pasar mengakibatkan harga naik, karena

permintaan akan cabai konstan dan kontinyu, terus menerus setiap hari, tidak

mengenal musim.

Tanaman cabai dapat dipanen pada bulan ke tiga dan bulan ke empat,

produktivitasnya mencapai 4-8 ton/ha, atau rata-rata 6 ton/ha.

Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang

serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6.

Cara panen buah cabai adalah dengan memetik buah bersama tangkainya secara

hati-hati disaat cuaca terang dan hasil panen dimasukkan ke dalam wadah yang

selanjutnya dikumpulkan di tempat penampungan.

Page 10: Makalah CABE

DAFTAR PUSTAKA

Alversia. 2010. Syarat Tumbuh Tanaman Cabe. www.sayurtoge.com/faktor-faktor-

syarat-tumbuh-tanaman-cabe.html (diakses tanggal 13 Mei 2011).

Anonim. 2009. Teknik Budidaya Cabai.

http://sultra.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?

option=com_content&view=article&id=126:teknik-budidaya-

cabai&catid=34:paket-teknologi&Itemid=47 (diakses tanggal 13 Mei

2011).

Lesman. 2010. Budidaya Tanaman Cabe. lestarimandiri.org/.../ budidaya -

tanaman .../ tanaman .../106- budidaya - tanaman -cabe.html . (diakses tanggal

13 Mei 2011).

Wikipedia. Cabai. www.wikipedia.com. (diakses tanggal 13 Mei 2011).