makalah blok 6

16
1 Contutio Cerebri yang Diakibatkan karena Kecelakaan Sylvia Indrayani / 102013153 Kelompok B5 Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara no 6 , Jakarta Barat Telp (021) 5666952 [email protected] Pendahuluan Tengkorak sebagai pelindung jaringan otak mempunyai daya elastisitas untuk mengatasi trauma bila dipukul atau terbentur benda tumpul . Kejadian trauma kepala saat ini semakin banyak akibat tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Jaringan saraf dalam otak sangat halus dan mudah robek, memar, atau rusak akibat tekanan. Dalam kondisi normal, jaringan saraf dilindungi oleh tulang tengkorak. Terjadinya benturan mendadak dalam suatu kecelakaan bisa membuat perlindungan tersebut hilang. Cedera kepala biasanya disebabkan oleh kecelakaan di jalan raya, pabrik, terjatuh, atau serangan fisik. Ada beberapa mekanisme terjadinya trauma pada kepala. Pertama adalah benturan yang merusak otak secara langsung,benturan yang menyebabkan reaksi radang hingga merusak otak, dan yang terakhir adalah peningkatan volume darah dalam rongga otak. 1

Upload: siska-jevika

Post on 20-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

blok 6

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Blok 6

1

Contutio Cerebri yang Diakibatkan karena Kecelakaan

Sylvia Indrayani / 102013153

Kelompok B5

Universitas Kedokteran Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara no 6 , Jakarta Barat

Telp (021) 5666952

[email protected]

Pendahuluan

Tengkorak sebagai pelindung jaringan otak mempunyai daya elastisitas untuk mengatasi

trauma bila dipukul atau terbentur benda tumpul . Kejadian trauma kepala saat ini semakin

banyak akibat tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Jaringan saraf dalam otak sangat halus

dan mudah robek, memar, atau rusak akibat tekanan. Dalam kondisi normal, jaringan saraf

dilindungi oleh tulang tengkorak. Terjadinya benturan mendadak dalam suatu kecelakaan

bisa membuat perlindungan tersebut hilang. Cedera kepala biasanya disebabkan oleh

kecelakaan di jalan raya, pabrik, terjatuh, atau serangan fisik. Ada beberapa mekanisme

terjadinya trauma pada kepala. Pertama adalah benturan yang merusak otak secara

langsung,benturan yang menyebabkan reaksi radang hingga merusak otak, dan yang terakhir

adalah peningkatan volume darah dalam rongga otak.

Contutio Cerebri1

Contutio cerebri adalah gangguan fungsi otak akibat adanya kerusakan jaringan otak disertai

pendarahan yang secara makrroskopis tidak mengganggu jaringan. Memar yang disebabkan

oleh trauma itu dapat membuat jaringan menjadi rusak dan bengkak serta pembuluh darah

dalam jaringan pecah. Contutio sendiri biasa na menimbulkan defisit neurologis jika

mengenai daerah motorik atau sensorik otak. Contutio cerebri sangat sering terjadi di frontal

dan lobus temporal, walaupun dapat terjadi juga pada setiap bagian otak, termasuk batang

otak dan cerebelum.1

1

Page 2: Makalah Blok 6

2

Serebelum.2

Serebelum adalah bagian otak yang seukuran bola kasti dan sangat berlipat serta terletak di

bawah lobus oksipitalis korteks dan merekat ke punggung bagian atas batang otak.2 Di

serebellum ditemukan lebih banyak neuron individual daripada di bagian otak lainnya.

Serebelum terdiri dari tiga bagian yang secara fungsional berbeda dengan peran berbeda

terutama berkaitan dengan kontrol bawah sadar aktivitas motorik. Secara spesifik, bagian-

bagian serebelum melakukan fungsi-fungsi berikut:2

1.Vestibuloserebelum : penting untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol gerakan

mata.2

2.Spinoserebelum : meningkatkan tonus otot dan mengordinasikan gerakan volunter terampil.

Bagian otak ini sangat penting dalam memastikan waktu yang tepat kontraksi berbagai otot

untuk mengordinasikan gerakan yang melibatkan banyak sendi.2

3.Serebroserebelum : berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan

memberikan masukan ke daerah motorik korteks. Ini juga nerupakan bagian serebelum yang

menyimpan ingatan prosedural.2

Nervus Kranial.2-3

Nervus kranial terdapat 12 pasang yang membawa satu atau lebih dari lima komponen utama.

Nervus kranial dapat terganggu bila trauma kepala meluas sampai batang otak karena edema

otak atau pendarahan otak.2-3

1.Nervus I (olfaktorius): termasuk sensorik khusus yang satu-satunya langsung menuju

cerebrum. Merupakan sensasi penghidu. Nervus ini terdiri dari serabut kecil melalui foramen

lamina kribosa membentuk bulbus olfaktorius kemudian bergabung dengan sel mitral

membentuk traktus olfaktorius kemudian berpencar menjadi strie olfaktori medial dan

lateral.2-3

2.Nervus II (opticus):termasuk sensorik khusus. Merupakan sensasi penglihatan.2-3

3.Nervus III (oculomotorius): termasuk motorik somatik dan motorik visceral. Merupakan

sensasi penglihatan.2-3

4.Nervus IV (trochlearis):termasuk motori somatik. Merupakan sensasi penglihatan.2-3

2

Page 3: Makalah Blok 6

3

5.Nervus V (trigeminus):termasuk 1 motorik dan 3 sensorik. 2-3

Nervus Optalmikus => Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagian depan, kelopak mata

Nervus Maksilaris => Sifatnya sensoris, mensarafi gigi atas, bibir atas, palatum, hidung dan

sinus maksilaris

Nervus Mandibularis => Sifatnya majemuk, mensarafi otot pengunyah, gigi bawah, dagu dan

serabut rongga mulut dan lidah, membawa rangsangan citra rasa ke otak

6.Nervus VI (abducens):termasuk motori somatik. Merupakan sensasi penglihatan.2-3

7.Nervus VII (facialis):mempersarafi 2/3 anterior lidah.2-3

8.Nervus VIII (vestibulocochlearis):termasuk sensorik khusus. Merupakan sensasi

pendengaran dan keseimbangan.2-3

9.Nervus IX (glossopharyngeus):merupakan sensasi refleks muntah.2-3

10.Nervus X (vagus):merupakan sensasi pada menelan atau disfagi.2-3

11.Nervus XI (accecorius): pergerakan lidah dalam berbicara dan menelan.2-3

12.Nervus XII (hypoglossus):merupakan otot intrinsik dan ekstrinsik lidah.2-3

Vaskularisasi Cerebral.4,5

Vaskularisasi cerebral dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem carotis dan sistem

vertebrobasilar. Sistem carotis berasal dari a.carotis interna yang memberi darah pada

prosencephalon, kedua belahan otak, dan diencephalon. Sedangkan sistem vertebribasilar

berasal dari sepasang a.basilar yang memberi darah pada batang otak, cerebelum, bagian

inferior dan medial lobus temporal dan oksipital, sebagian kecil permukaan lateral lobus

temporal, parietal, dan oksipital.4,5

Arteri Opthalmica4,5

Dipercabangkan setelah a.carotis interna keluar dari sinus cavernosus. Letaknya medial dari

proc.clinoideus anterior. Arteri ini memasuki orbita melalui foramen opticus. Arteri ini

mendarahi isi orbita dan bola mata, kulit daerah frontal, sinus frontal dan etmoidal, serta

bagian hidung. Cabang-cabang nya adalah a.centralis retiane dan a.dorsalis nasi.4,5

3

Page 4: Makalah Blok 6

4

Arteri Communicans Posterior.4,5

Arteri ini menuju pada kaudomedial kemudian beranastomosis dengan a.cerebri posterior

membentuk circulus Wilis. Arteri communicans posterior memperdarahi tractus optik,

pedunculus cerebri, capsula interna, dan thalamus.4,5

Arteri Choroidea Anterior.4.5

Arteri ini dipercabangkan oleh bagian distal a.carotis interna. Yang memberi darah pada

traktus dan radiasio optik, sistem limbik, corpus striatum, dan capsula interna. Arteri ini

beranastomosis dengan a.choroidea posterior.4,5

Arteri Cerebri Anterior.4.5

Bersama dengan a.cerebri media membentuk cabang terakhir dari a.carotis interna. Arteri ini

dipersambungkan oleh a.communicans anterior. Arteri cabang kortikal ini naik ke fissura

longitudinal di antara kedua belahan otak kemudian melengkung ke kaudal pada permukaan

medial hemisfer membentuk a.pericallosa, a.callosomarginal, dan a.frontobasilaris medialis.4.5

Arteri Cerebri Media.4,5

Merupakan cabang terakhir dan lanjutan dari a.carotis interna. Arteri ini berjalan ke lateral

dan masuk ke fissura lateral di antara lobus temporal dan insula. Pada daerah insula terbagi

menjadi divisi superior dan inferior.4,5

Divisi superior dibagi atas a.sulcus centralis dan a.sulcus precentralis yang berdekatan

termasuk area wicara Brodca.4,5

Divisi inferior dibagi atas a.parietal anterior dan posterior, a.gyrus angular, a.temporalis

medial, a.temporalis anterior yang merupakan area pendengaran primer.4,5

Arteri Vertebralis4,5

Arteri ini berasal dari a.subclavia masuk ke dalam foramen proc.transversus pada C6-C1.

Pada batas kaudal pons a.vertebralis dextra dan sinistra membentuk a.basilaris.4,5

Sebelum menjadi a.vertebralis, memberi cabang-cabang pada a.meningea yang mendarahi

pada mening di fossa cranial post, a.spinal anterior yang berasal dari ujung rostral

a.vertebralis kanan dan kiri, dan a.cerebellar inferior posterior yang mendarahi corpus

4

Page 5: Makalah Blok 6

5

restiformis, inferior dan posterior cerebellum, lemniskus medial, lateral MO, dan ¾ piramis

inferior.4,5

Arteri Basilaris.4.5

Arteri ini berjalan dalam sulcus basilaris pons. Di pedunkulus cerebri membelah membentuk

a.cerebri posterior dextra dan sinistra. Cabang dari arteri ini adalah paramedian,

circumferential pendek (2/3 lateral pons dan pedunkel cerebellar media dan superior), dan

circumferential panjang : a.cerebellar inferior anterior dan a.cerebellar superior yang

melingkari sisi lateral dari pons dan mencapai hemisfer cerebellum.4,5

Arteri Cerebri Posterior4,5

Arteri ini terbentuk dari a.basilaris yang melingkari sisi lateral pedunculus cerebri. Cabang

kortikal nya adalah a.occipital lateral, a.occipital medial. Sedangkan cabang sentral nya

adalah a.talamoperforans dan a.talamogeniculatum yang mendarahi nukleus otak tengah,

corpora quadrigemina, talamus, dan corpus geniculatum.4,5

Susunan Vena SSP.4

Susunan vena terbagi dua sistem

1.sistem pembuluh balik : berjalan dalam rongga subarachnoid di bawah piamater dan

menumpahkan darahnya ke dalan sistem sinus duramater. Dibagi menjadi 2 : vena superficial

dan vena profunda.4

2. sistem sinus duramater : terbentuk antara lembar endosteal dan meningeal duramater.4

Vena Superficial.4

Vena superficial dibagi atas tiga bagian. Vena cerebri superior terletak di permukaan medial

dan hemisfer otak mendarahi sinus sagitalis superior dan inferior. Vena cerebri media terletak

di permukaan lateral hemisfer mendarahi sinus cavernosus. Vena cerebri posterior terletak di

bagian anterior permukaan lateral dan basal hemisfer otak mendarahi sinus dasar tengkorak

(sinus cavernosus, sfenoparietal, dan petrosus).4

Vena Profundus.4

Vena profundus dibagi menjadi empat bagian. Vena cerebri interna berjalan dari foramen

monro menyalurkan darah dari plexus choroid ventrikel III, septum pelucidum, corpus

5

Page 6: Makalah Blok 6

6

callosum, corpus striatum, dan capsula interna kemudian bergabung membentuk v.cerebri

magna. Vena basalis berjalan dari substansia perforata menyalurkan darah dari permukaan

orbita lobus frontal, rostal corpus callosum, gyrus cinguli, insula, talamus, corpus striatum

kemudian bermuara dalam v.cerebri magna. Vena cerebri magna bermuara ke ujung anterior

sinus rectus setelah menerima darah dari vena basal. Vena batang otak dan otak kecil

mengikuti jalan arterinya, v.cerebellar superior bermuara di v.cerebri magna sedangkan

v.cerebellar inferior bermuara di sinus transversus dan rectus.4

Sistem Sinus Duramater.2

Darah venosa dalam sinus duramater berasal dari vena superficial berkumpul dalam sinus

sagitalis superior dan bermuara di daerah protuberantia occipital membentuk confluens

sinuum. Darah dari sinus sagitalis inferior bersama darah dari v.cerebri magna disalurkan

dalamm sinus rectus ke confluens sinuum lalu ke sinus transversus berjalan ke sinus

siqmoidea kemudian ke vena jugularis interna berakhir di sistem vena sistemik.2

Duramater.2

Lapisan duramater terdiri atas lamina endostealia, lamina periostealis, dan diafragma sellae.

Lamina periostealis dibagi atas falx cerebri, tentorium cerebelli, dan falx cerebelli. Falx

cerebri adalah pemisah hemisfer otak besar kanan dan kiri. Tentorium cerebelli adalah

pemisah otak besar dengan otak kecil. Falx cerebelli adalah pamisah antara cerebellum kanan

dan kiri. Pemisah tentorium knan dan kiri dinamakan incisurra tentorii.2

Arachnoid.2

Arachnoid merupakan pembungkus otak dengan agak longgar. Lapisan ini hanya masuk pada

fissura longitudinalis saja yang berfungsi sebagai klep 1 arah yang mengalirkan LCS ke sinus

venosus. Juluran-juluran halus ke arah piamater disebut trabeculae sedangkan tonjolan yang

menginvaginasi ke duramater disebut granulatio arachnoid/ villus arachnoidales/ corpus

pacchioni terutama di daerah sinus sagitalis.2

Piamater.2

Piamater merupakan lapisan meninges yang melekat erat pada otak yang mengikuti alur otak

membentuk gyrus dan sulcus. Piamater mempunyai vasa kecil yang memberi nutrisi ke

lapisan otak dibawahnya. Gabungan piamater dan arachnoid dinamakan leptomeninges.2

6

Page 7: Makalah Blok 6

7

Gambar 1.1 Lapisan meninges.6

Ruangan-ruangan pada Meninges2

Spatium epidural terletak di sebelah luar duramater yang pada kondisi normal tidak terdapat

pada otak, hanya ada pada kondisi patologis. Spatium intradural merupakan celah diantara

duramater lamina endostealis dan meningealis yang di dalamnya berisi sinus duramatris.

Spatium subdural merupakan ruangan diantara duramater dan arachnoid pada kondisi

patologis disebut hemorrhage. Spatium subarachnoid adalah spatium diantara arachnoid dan

piamater yang merupakan ruangan fungsional secara fisiologis ada, berisi cairan

cerebrospinal fluid. Spatium ini membentuk pelebaran di beberapa tempat yang disebut

cisterna.

Ventrikulus Lateral6-7

Ventrikulus ini dihubungkan dengan ventrikulus tertius oleh foramen monro. Ventrikel lateral

tersusun atas cornu anterius yang terletak di lobus frontalis sebelah anterior foramen monro,

corpus yang terletak di parietal sebelah posterior foramen monro, cornu inferius yang terletak

di lobus temporalis dan cornu posterius yang terletak di lobus occipitalis.

7

Page 8: Makalah Blok 6

8

Ventrikulus Tertius.6-7

Terletak diantara kedua ventrikulus lateralis dan dihubungkan dengan ventrikel quartus oleh

aquaductus cerebri/ Sylvius (mulut mickey mouse).

Ventrikulus Quartus.6-7

Berbentuk belah ketupat yang terletak diantara pons dan medulla oblongata, di depan

cerebellum dan vellum medulare. Jika ke inferior berlanjut membentuk canalis centralis

medulla spinalis dan ke lateral berhubungan dengan spatium subarachnoid melalui foramen

luschka dan ke dorsal melalui foramen magendie.

Area Motorik 4

1.Korteks motorik primer : pada area somatomotorik di gyrus precentralis (Brodmann 4).4

2.Korteks premotorik : pada anterior gyrus precentralis (Brodmann 6). Fungsinya sebagai

mengontrol gerakan yang lebih kompleks.4

3.Area mata frontal : pada anterior korteks premotorik (Brodmann 8). Fungsinya untuk

mengontrol gerakan mata yang disadari terutama saat mengikuti obyek bergerak.4

4.Area brodca : pada hemispherium cerebri sinistra (Brodmann 44 dan 45). Fungsinya untuk

mengatur pengeluaran suara dan mengatur nada suara.4

Area Sensorik

1.Korteks somatosensorik primer : di sepanjang gyrus postcentralis (Brodmann 1-3).

Fungsinya untuk menentukan lokasi rangsang dengan tepat.4

2.Area asosiasi somatosensori : pada korteks somatosensorik primer (Brodmann 5 dan 7).

Fungsinya untuk mengingat pengalaman masa lalu.4

3.Area visual primer : di dalam sulcus calcarinus (Brodmann 17). Fungsinya untuk menerima

informasi penglihatan yang ditangkap oleh retina.4

4.Area asosiasi visual : Brodmann 18 dan 19, merupakan kelanjan dari informasi visual yang

kemudian diteruskan ke lobus temporal dan parietal.

5.Area visual jaras dorsal dan jaras ventral : untuk mengenali bentuk dan membentuk

perspektif ruangan.4

8

Page 9: Makalah Blok 6

9

6.Korteks auditorik primer : pada superior lobus temporal (Brodmann 41-42). Fungsinya

untuk sadar adanya suara.4

7.Area asosiasi auditorik : pada posterior korteks auditorik primer (Brodmann 22). Fungsinya

untuk mengenali dan memahami perkataan.4

8.Korteks gustatorik : pada atap fissura lateralis (Brodmann 43). Fungsinya untuk menyadari

adanya rangsang kecap.4

9.Korteks vestibular : pada posterior insula. Fungsinya untuk keseimbangan.4

10.Korteks olfaktorik : pada hemispherium cerebri bagian medial. Fungsinya untuk

mengenali adanya rangsang bau.4

Reticular Activating System8

Reticular activating system (RAS) adalah suatu anyaman luas neuron di dalam batang otak

yang mengontrol derajat keseluruhan kewaspadaan korteks dan penting dalam kemampuan

untuk mengarahkan perhatian.8

Kata kesadaran merujuk kepada keadaan mengetahui secara subyektif tentang dunia luar dan

diri sendiri termasuk mengetahui alam pikirannya sendiri yaitu kesadaran akan pikiran,

persepsi, mimpi, dsb. Kewaspadaan maksimal bergantung pada masukan sensorik

epembangkit perhatian yang memberi energi untuk RAS dan selanjutnya tingkat aktivitas

SSP secara keseluruhan.7,8

Gambar 1.2 Reticular Activating System.8

9

Page 10: Makalah Blok 6

10

Neurotransmitter9

Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar neuron.

Biasanya, neuron pengirim melepaskan sejumlah kecil neurotransmiter, yang mengaktifkan

reseptor pada neuron penerima. Aktivasi reseptor kemudian memulai serangkaian perubahan

kimia di neuron penerima, dan jika cukup reseptor yang diaktifkan, neuron penerima

mungkin menjadi aktif dan mengirim pesan bersama.9

Berbagai jenis neurotransmiter telah diidentifikasi, termasuk asetilkolin, dopamin, serotonin,

dan norepinefrin. Biasanya, reseptor saraf khusus hanya menanggapi satu jenis

neurotransmiter. Hal ini memungkinkan untuk spesialisasi tingkat tinggi dalam pengiriman

pesan antara neuron: satu neuron dapat merespon kuat terhadap neurotransmiter tertentu

sementara tetangganya mungkin relatif tidak sensitif.

Ketidakseimbangan neurotransmitter terlibat dalam beberapa penyakit seperti penyakit

Alzheimer dan penyakit Parkinson, dan berbagai penyakit kejiwaan seperti skizofrenia dan

depresi. Banyak obat bekerja dengan mengubah tingkat neurotransmitter tertentu dalam

otak.8,9

Kesimpulan

Seseorang yang mengalami contutio serebri pada bagian cerebrum otak, akibat kecelakaan

mengakibatkan fraktur dan trauma otak sehingga otak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Daftar Pustaka

1. Agung W. Buku ajar keperawatan medika bedah. Jakarta:EGC; 2002

2. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC;2003.h.167-77

3. Syabariyah S. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC :2002.h.89

4. Mottaqin A. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persyarafan. Jakarta :

Salemba medika;2001.h.150

5. Netter F H, Machado A C. Atlas of human anatomi. Versi 3.Icon learning system :

LLC;2003

6. Isworo J. Kumpulan gambar-gambar lapisan meningeas.di pos pada tanggal 05 juni

2012. Di unduh pada tanggal 20 april 2014.

10

Page 11: Makalah Blok 6

11

7. Sugiharto L, Hartono H, listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk.Anatomi

klinik untuk mahasiswa kedokteran: Jakarta;2006.h.740-59

8. Ginsberg L. Neurologi. Edisi ke 8. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2007.h. 8-10.

9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2008.h. 222-6.

11