makalah blok 6

34
Fraktur Pada Basis Cranii Septin Permata Sari (102014274) Kelompok E4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) 5694-2061 Abstrak Fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tengkorak yang tebal. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria. Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kalfaria. Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis). Fraktur basis cranii dapat dibagi berdasarkan letak anatomis fraktur fosa anterior dan fraktur fosa posterior. Fraktur basis cranii merupakan yang paling serius terjadi karena melibatkan tulang-tulang dasar dari tengkorak. Kata Kunci : Bassis cranii, duramater, meningitis Abstract Fracture of skull base is a linear fracture that occurs at the base of the skull is thick. Anatomically there are differences in the structure of the base of the skull and bone 1

Upload: ain-nur-abu-bakar

Post on 15-Sep-2015

244 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

neurology

TRANSCRIPT

Fraktur Pada Basis CraniiSeptin Permata Sari (102014274)Kelompok E4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510No. Telp (021) 5694-2061

AbstrakFraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tengkorak yang tebal. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria. Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kalfaria. Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis). Fraktur basis cranii dapat dibagi berdasarkan letak anatomis fraktur fosa anterior dan fraktur fosa posterior. Fraktur basis cranii merupakan yang paling serius terjadi karena melibatkan tulang-tulang dasar dari tengkorak.

Kata Kunci : Bassis cranii, duramater, meningitis

AbstractFracture of skull base is a linear fracture that occurs at the base of the skull is thick. Anatomically there are differences in the structure of the base of the skull and bone area kalfaria. Durameter krani base area is thinner than kalfaria area and durameter base area is more tightly attached to the bone than kalfaria area. So if there is a fracture area can cause rips durameter basis. This can lead to leakage of cerebrospinal fluid which raises the risk of infection of the lining of the brain (meningitis). Fracture of skull base can be divided according to anatomic location of the fracture and fracture of the anterior fossa posterior fossa. Crania base fracture is the most serious because it involves the bones of the skull base.

Keywords: Bassist skull, dura mater, meningitis

Pendahuluan Otak merupakanbagian yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya otak, manusia dapat berpikir dan mengerjakan segala aktivitas. Karena itu, otak dapat disebut pula sebagai pusat pengendali segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Otak kita terletak di bagian kepala yang membuat bagian kepala kita menjadi salah satu bagian yang terpenting. Walaupun demikian, tidak jarang pula ditemukannya cedera pada bagian kepala. Salah satu contohnya adalah fraktur pada basis cranii. Fraktur basis kranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkorak, fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada durameter yang merekat erat pada dasar tengkorak. Fraktur basis kranii berdasarkan letak anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media dan fraktur fossa posterior. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria. Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kalfaria. Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis). Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan rhinorrhea dan raccon eyes sign (fraktur basis kranii fossa anterior), atau ottorhea dan batles sign (fraktur basis kranii fossa media). Kondisi ini juga dapat menyebabkan lesi saraf kranial yang paling sering terjadi adalah gangguan saraf penciuman (N.olfactorius), saraf wajah (N.facialis) dan saraf pendengaran (N.vestibulokokhlearis). Penanganan dari fraktur basis kranii meliputi pencegahan peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencegah batuk, mengejan, dan makanan yang tidak menyebabkan sembelit. Jaga kebersihan sekitar lubang hidung dan telinga, jika perlu dilakukan tampon steril (konsultasi ahli THT) pada tanda bloody/ otorrhea/ otoliquorrhea. Pada penderita dengan tanda-tanda bloody/ otorrhea/ otoliquorrhea penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala miring ke posisi yang sehat.

Pembahasan Skenario 11Analisis Masalah Seorang wanita 45 tahun mengalami kecelakaan lalu-lintas sehingga tidak sadar diri, di bawa ke rumah sakit. Dokter yang memeriksanya mengatakan dia mengalami fraktur pada basis craniinya.

A. Basis CraniiAnatomi Basis CraniiTulang tengkorak terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis kranii. Tulang tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital. Kalvaria khususnya di regio temporal adalah tipis, namun dilapisi oleh otot temporalis. Basis kranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fossa cranii anterior, fossa cranii media dan fossa cranii posterior.1

Fossa crania anterior Menampung lobus frontal cerebri, dibatasi di anterior oleh permukaan dalam os frontale, batas superior adalah ala minor ossis spenoidalis. Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontale di lateral dan oleh lamina cribiformis os etmoidalis di medial. Permukaan atas lamina cribiformis menyokong bulbus olfaktorius, dan lubang -lubang halus pada lamini cribrosa dilalui oleh nervus olfaktorius. Pada fraktur fossa cranii anterior, lamina cribrosa os etmoidalis dapat cedera. Keadaan ini dapat menyebabkan robeknya meningeal yang menutupi mukoperiostium. Pasien dapat mengalami epistaksis dan terjadi rhinnore atau kebocoran CSF yang merembes ke dalam hidung. Fraktur yang mengenai pars orbita os frontal mengakibatkan perdarahan subkonjungtiva (raccoon eyes atau periorbital ekimosis) yang merupakan salah satu tanda klinis dari fraktur basis cranii fossa anterior.

Fossa cranii media Terdiri dari bagian medial yang dibentuk oleh corpus os sphenoidalis dan bagian lateral yang luas membentuk cekungan kanan dan kiri yang menampung lobus temporalis cerebri. Di anterior dibatasi oleh ala minor os sphenoidalis dan terdapat canalis opticus yang dilalui oleh n.opticus dan a.oftalmica, sementara bagian posterior dibatasi oleh batas atas pars petrosa os temporal. Dilateral terdapat pars squamous pars os temporal. Fissura orbitalis superior, yang merupakan celah antara ala mayor dan minor os sphenoidalis dilalui oleh n. lacrimalis, n.frontale, n.trochlearis, n, occulomotorius dan n. abducens.2 Fraktur pada basis cranii fossa media sering terjadi, karena daerah ini merupakan tempat yang paling lemah dari basis cranii. Secara anatomi kelemahan ini disebabkan oleh banyak nya foramen dan canalis di daerah ini. Cavum timpani dan sinus sphenoidalis merupakan daerah yang paling sering terkena cedera. Bocornya CSF dan keluarnya darah dari canalis acusticus externus sering terjadi (otorrhea). N. craniais VII dan VIII dapat cedera pada saat terjadi cedera pada pars perrosus os temporal. N. cranialis III, IV dan VI dapat cedera bila dinding lateral sinus cavernosus robek.

Fossa cranii posterior Menampung otak otak belakang, yaitu cerebellum, pons dan medulla oblongata. Di anterior fossa di batasi oleh pinggir superior pars petrosa os temporal dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars squamosa os occipital. Dasar fossa cranii posterior dibentuk oleh pars basilaris, condylaris, dan squamosa os occipital dan pars mastoiddeus os temporal. Foramen magnum menempati daerah pusat dari dasar fossa dan dilalui oleh medulla oblongata dengan meningens yang meliputinya, pars spinalis assendens n. accessories dan kedua a.vertebralis. Pada fraktur fossa cranii posterior darah dapat merembes ke tengkuk di bawah otot-otot postvertebralis. Beberapa hari kemudian, darah ditemukan dan muncul di otot otot trigonu posterior, dekat prosesus mastoideus. Membrane mukosa atap nasofaring dapat robek, dan darah mengalir keluar. Pada fraktur yang mengenai foramen jugularis N.IX, X dan XI dapat cedera.

Gambar 1. : Basis Cranii : Tampak Inferior3

Gambar 2: Basis cranii : Tampak Superior3Fraktur Basis CraniiFraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tengkorak yang tebal. Fraktur ini sering disertai dengan adanya robekan pada durameter. Fraktur basis crania sering terjadi pada dua lokasi anatomi tertentu, yaitu regio temporal dan regio occipital condylar.Fraktur basis crania dapat dibagi berdasarkan letak anatomis fraktur fosa anterior dan fraktur fosa posterior. Fraktur basis crania merupakan yang paling serius terjadi karena melibatkan tulang-tulang dasar dari tengkorak.4Dasar tengkorak terbagi atas tiga bagian yaitu : Fossa Anterior : tempat lobus frontalis Fossa Media : tempat lobus temporalis Fossa Posterior : merupakan ruang bagian bawah yang menjadi tempat dari batang otak dan cerebellumFraktur pada masing-masing Fossa akan memberikan manifestasi yang berbeda

Jenis Fraktur Basis Cranii Fraktur TemporalDijumpai pada 75% dari semua fraktur basis cranii. Terdapat 3 suptipe dari fraktur temporal berupa longitudinal, transversal dan mixed.5 1. Fraktur longitudinal Terjadi pada regio temporoparietal dan melibatkan bagian squamousa pada os temporal, dinding superior dari canalis acusticus externus dan tegmen timpani. Tipe fraktur ini dapat berjalan dari salah satu bagian anterior atau posterior menuju cochlea dan labyrinthine capsule, berakhir pada fossa cranii media dekat foramen spinosum atau pada mastoid air cells. Fraktur longitudinal merupakan yang paling umum dari tiga suptipe (70-90%).

2. Fraktur transversal Dimulai dari foramen magnum dan memperpanjang melalui cochlea dan labyrinth, berakhir pada fossa cranial media (5-30%).

3. Fraktur mixed Memiliki unsur unsur dari kedua fraktur longitudinal dan transversal. Namun sistem lain untuk klasifikasi fraktur os temporal telah diusulkan. Sistem ini membagi fraktur os temporal kedalam petrous fraktur dan nonpetrous fraktur, yang terakhir termasuk fraktur yang melibatkan mastoid air cells. Fraktur tersebut tidak disertai dengan deficit nervus cranialis.

B. Bagian-Bagin OtakOtak terletak di dalam cavum cranii dan bersambung-sambung dengan medulla spinalis melalui foramen magnum. Otak dibungkus oleh tiga meningen : duramater, arachnoidea mater, dan piamater dan ketiganya berlanjut ke medulla spinalis. Liquor cerebrospinalis mengelilingi otak di dalam spatium subarachnoideum.6 Secara konvensional, otak dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut secara berurutan dari medulla spinalis ke atas adalah rhombencephalon, mesensephalon dan prosencephalon. Rhombencephalon( Otak belah ketupat ), dibagi menjadi medulla oblongata, pons dan cerebellum. Prosencephalon ( Otak depan ), dapat dibagi menjadi diencephalon( di antara otak ), yang merupakan bagian sentral prosencephalon dan cerebrum. Batang otak( istilah untuk gabungan medulla oblongata, pons dan mesencephalon ) adalah bagian otak yang tertinggal setelah hemispherium cerebri dan cerebellum diangkat .7Rhombencephalon ( Otak belah ketupat ) Medulla oblongataadalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan. Medulla oblongata berbentuk konus, di superior berhubungan dengan pons dan dibagian inferior berhubungan dengan medulla spinalis. Pada medulla oblongata terdapat banyak kumpulan neuron-neuron yang disebut nuklei dan berfungsi untuk menyalurkan serabut-serabut saraf asendens dan descendens.

PonsTerletak di permukaan anterior cerebellum , inferior dari mesencephalon, dan superior dari medulla oblongata, pons atau jembatan, dinamakan dari banyaknya serabut-serabut yang berjalan secara transversal pada permukaan anteriornya, yang menghubungkan kedua hemispherium cerebelli. Pons juga mengandung banyak nuklei dan serabut asendens dan desendens.

CerebellumOtak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

Mesencephalon ( otak tengah )Meupakan bagian sempit otak yang menghubungkan prosencephalon dengan rhombencephalon. Rongga sempit di mesencephalon adalah aquaductus cerebri, yang menghubungkan ventriculus tertius dan ventriculus quartus. Mesencephalon terdiri dari banyak nuklei dan berkas serabut saraf asendens dan desendens. Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

Prosencephalon ( Otak depan ) DiencephalonHampir seluruh diencephalon tertutup dari permukaan otak . Terdiri dari thalamus di bagian dorsal dan hypothalamus di bagian ventral. Thalamus merupakan substansia grisea yang berbentuk telur besar dan terletak dikedua sisi ventriculus tertius. Ujung anterior thalamus membentuk batas posterior foramen interventriculare, yang merupakan lubang diantara ventriculus tertius dan ventriculus lateralis

Cerebrum ( Otak besar )Merupakan bagian otak yang terbesar , terdiri dari dua hemispherium cerebri yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut corpus callosum. Masing-masing hemispherium terbentang dari os frontale ke os occipitale, superior dari fossa cranii anterior dan media. Di bagian posterior, cerebrum terletak di atas tentorium cerebelli. Hemispherium dipisahkan oleh celah yang dalam, fisura longitudinalis, tempat masuknya falx cerebri. Lapisan permukaan masing-masing hemisperium dibentuk oleh substansia grisea yang disebut korteks. Korteks cerebri berlipat-lipat disebut gyri , dan dipisahkan oleh fisura atau sulci.Beberapa sulkus yang besar digunakan untuk membagi masing-masing permukaan hemispherium menjadi lobus-lobus. Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.8 Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum. Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit. Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara. Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

Gambar 3: atas ,Permukaan superior otak. Bawah , Permukaan inferior otak9

Gambar 4: Atas , Permukaan lateral kanan otak. Bawah, Permukaan medial sisi kanan otak setelah pemotongan secara midsagital9

Gambar 5: Permukaan medial sisi kanan otak yang diperbesar setelah pemotongan secara midsagital; memperlihatkan lanjutan canalis centralis , ventriculus quartus, aquaductus cerebri, dan ventriculus tertius dan pintu masuk ke ventriculus quartus melalui foramen interventriculare.9

C. Vaskularisasi Cerebral Arteri OtakOtak diperdarahi oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis, di mana letak dari dari ke empat arteri tersebut berada di dalam spatium subarachnoideum dan cabang-cabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak untuk membentuk circulus Willisi.

Arteri Carotis InternaDimulai pada bifurcatio arteriae carotidis communis, di sini terdapat sinus caroticus . Arteri ini berjalan kemudian naik melalui leher dan menembus basis cranii melalui caroticus ossis temporalis. Selanjutnya arteri tersebut akan berjalan secara horizontal ke depan melalui sinus cavernosus dan muncul pada sisi medial processus clinoideus anterior dengan menembus duramater yang kemudian arteri tersebut masuk ke dalam spatium subarachnoideum dengan cara menembus arachnoidea mater dan berbelok ke posterior menuju ke ujung medial sulcus cerebri lateralis . Di sini, arteri carotis interna terbagi dua menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media.

Cabang-cabang Pars Cerebralis Terdapat 5 cabang pars cerebralis, yaitu : Arteria ophtalmica, Arteria communicans posterior, Arteria coroidea, Arteria cerebri anterior, Arteria cerebri media.101. Arteria ophtalmicaBerasal dari arteria carotis interna ketika muncul dari sinus cavernosus. Arteri ini masuk melalui canalis opticus di bawah dan lateral nervus opticus. Di mana arteri ini memperdarahi mata serta struktur-struktur orbita lainnya dan cabang-cabang terminalnya memperdarahi daerah frontal kulit kepala, sinus ethmoidalis , sinus frontalis, dan dorsum nasi.

2. Arteria communicans posteriorMerupakan pembuluh kecil yang berasal dari arteria carotis interna dekat dengan cabang terminalnya. Arteria communicans posterior berjalan ke arah posterior di atas nervus oculomotorius untuk bergabung dengan arteria cerebri posterior sehingga ikut membentuk circulus willisi.3. Arteria coroideaMerupakan sebuah cabang kecil, yang juga berasal dari arteria carotis interna dekat cabang terminalnyaa. Di mana arteria coroidea berjalan ke posterior di dekat tractus opticus, masuk ke dalam cornu inferius ventriculi lateralis dan berakhir pada plexus choroideus. Arteri ini membentuk cabang-cabang kecil untuk struktur-struktur di sekitarnya, termasuk crus cerebri , corpus geniculatum laterale , tractus opticus dan capsula interna .

4. Arteria cerebri anteriorMerupakan cabang terminal arteria carotis interna yang kecil. Arteria cerebri anterior berjalan kedepan dan medial, superior terhadap nervus opticus, dan masuk ke fissura longitudinalis cerebri . Di sini arteri ini berhubungan dengan arteria cerebri anterior sisi kontralateral melalui arteria communicans anterior. Arteri melengkung ke belakang di atas corpus callosum dan akhirnya beranastomosis dengan arteria cerebri posterior. Cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh permukaan medial cortex cerebri di bagian posterior hingga mencapai sulcus parietooccipitalis. Cabang-cabang tersebut juga memperdarahi cortex cerebri selebar pita 1 inchi pada permukaan lateral hemispherium cerebri yang berdekatan. Arteria cerebri anterior memperdarahi area tungkai gyrus precentralis. Dan sekelompok cabang sentral menembus substansia perforata anterior dan membantu memperdarahi bagian-bagian nucleus lentiformis , nucleus caudatus , dan capsula interna. 5. Arteria cerebri media.Cabang terbesar arteria carotis interna, berjalan ke lateral di dalam sulcus cerebri lateralis. Cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh permukaan lateral hemispherium cerebri, kecuali daerah pita sempit yang disuplai oleh arteria cerebri anterior , polus occipitalis , dan permukaan inferolateral hemispherium cerebri yang diperdarahi oleh arteria cerebri posterior. Dengan demikian, arteria ini memperdarahi seluruh daerah motorik keculai area tungkai. Cabang-cabang sentral masuk ke substansia perforata anterior dan memperdarahi nucleus lentiformis, nucleus caudatus dan capsula interna.

Gambar 6. Asal serta perjalanan yang ditempuh arteria carotis interna dan arteria vertebralis saat berjalan naik di daerah leher untuk masuk ke cranium3

Arteria VertebralisMerupakan cabang pertama bagian arteria subclavia, naik ke dalam leher melalui enam foramen processus transversus vertebrae cervicales bagian atas. Arteri ini masuk ke cranium melaui foramen magnum dan menembus duramater dan arachnoidea materuntuk masuk ke dalam spatium subarachnoideum. Kemudian arteri berjalan ke atas, depan dan medial terhadap medulla oblongata. Pada pinggir bawah pons, arteria vertebralis bergabung dengan arteria vertebralis sisi kontralateral untuk membentuk arteria basilaris.

Cabang-cabang Pars CranialisTerdapat 5 cabang pars cranialis, yaitu : Rami meningei, arteria spinalis posterior , arteria spinalis anterior, arteria inferior posterior cerebelli, arteria medullaris. 1. Rami meningei Merupakan cabang kecil dan memperdarahi tulang sera dura di fossa cranii posterior.

2. Arteria spinalis posterior Berasal dari arteria vertebralis atau arteria inferior posterior cerebelli. Arteri ini berjalan turun pada permukaan posterior medulla spinalis dekat radices posterius nervi spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat oleh arteria radicularis yang masuk canalis vertebralia melalui foramina intervertebralis.

Distribusi arteria spinalis posterior Arteria spinalis posterior dapat berasal langsung dari arteria vertebralis di dalam tengkorak atau tidak langsung dari arteria inferior posterior cerebelli. Masing-masing arteri akan berjalan turun pada permukaan posterior medulla spinalis dekat dengan radix posterior saraf dan membentuk cabang-cabang yang masuk ke dalam substansi medulla spinalis. Arteria spinalis posterior berukuran kecil pada daerah thoracica bagian atas dan tiga segmen thoracica bagian teratas sangat rentan terhadap iskemia bila terjadi oklusi pada arteria segmentalisatau arteria radicularis.

3. Arteria spinalis anteriorDibentuk dari cabang masing-masing arteria vertebralis dekat bagian akhirnya. Sebagian arteri tunggal, arteria spinalis anterior berjalan turun pada permukaan anterior medulla oblongata dan medulla spinalis, serta terbenam dalam pia mater di sepanjang fissura mediana anterior. Arteri ini diperkuat oleh arteri radicularis yang masuk canalis vertebralis melalui foramen intervertebralia.

Distribusi spinalis anteriorArteria spinalis anterior dibentuk oleh gabungan dua arteri , masing-masing berasal dari arteria vertebralis di dalam tengkorak. Lalu arteria spinalis anterior berjalan turun pada permukaan anterior medulla spinalis di dalam fissura mediana anterior. Cabang-cabang dari arteria spinalis anterior masuk ke dalam substansi medulla spinalis dan memperdarahi dua pertiga bagian anterior medulla spinalis.

4. Arteria inferior posterior cerebelliCabang terbesar arteria vertebralis , berjalan tidak teratur di antara medulla oblongata dan cerebellum. Arteri ini memperdarai permukaan inferior vermis, nuclei centrales cerebelli, dan permukaan bawah hemispherium cerebelli dan memperdarahi medulla oblongata , plexus choroideus ventriculli quarti.

5. Arteria medullarisMerupakan cabang-cabang yang sangat kecil yang didistribusikan ke medullan oblongata.

Gambar 7. Arteri-arteri pada permukaan inferior otak . Perhatikan pembentukan circulus willisi. Sebagian lobus temporalis kanan di angkat untuk memperlihatkan perjalanan arteria cerebri media.3

Arteria BasilarisTerbentuk dari gabungan kedua arteria vertebralis, berjalan ke atas di dalam sulkus pada permukaan anterior pons. Pada pinggir pons, arteri ini bercabang menjadi dua arteria cerebri posterior. Cabang-cabang arteria basilaris Arteria basilaris memiliki 5 cabang , yaitu : Arteria pontis, arteria labyrinthi, arteria inferior anterior cerebelli, arteria superior cerebelli, arteria cerebri posterior.

1. Arteria pontisMerupakan pembuluh-pembuluh kecil yang masuk ke dalam substansi pons.

2. Arteria labyrinthiMerupakan arteri yang panjang dan sempit yang menyertai nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis masuk ke dalam meatus acusticus internus dan memperdarahi telinga dalam. Arteri ini sering berasal dari cabang arteria inferior anterior cerebelli.

3. Arteria inferior anterior cerebelliBerjalan ke arah posterior dan lateral untuk memperdarahi bagian anterior dan inferior cerebellum. Beberapa cabang berjalan ke pons dan bagian atas medulla oblongata.

4. Arteria superior cerebelliBerasal di dekat bagian terminal arteria basilaris . Arteri ini berkelok-kelok di sekitar peduncularis cerebri dan memperdarahi permukaan superior cerebellum . Arteria cerebellaris superior juga memperdarahi pons, glandula pinealis dan velum medullare superior.

5. Arteria cerebri posteriorMelengkung ke arah lateral dan belakang di sekililing mesencephalon, kemudian bergabung dengan ramus communicans posterior arteriae carotidis internae. Cabang-cabang kortikal memperdarahi permukaan inferolateral dan medial lobus temporalis dan permukaan lateral dan medial lobus occipitalis. Dengan demikian, arteria cerebri posterior memperdarahi korteks visual. Cabang-cabang sentral menembus substansi otak dan memperdarahi bagian-bagian thalamus dan nucleus lentiformis serta mesensephalon, glandula pinealis, dan corpus geniculatum mediale. Ramus choroideus masuk ke dalam cornu inferius ventriculli lateralis dan memperdarahi plexus choroideus. Arteri ini juga memperdarahi plexus choroideus ventriculi tertii.

Gambar 8: Daerah-Daerah yang diperdarahi oleh arteria cerebri. A: Permukaan lateral hemisphere cerebri kanan. B: Permukaan medial hemispherium cerebri kanan. Daerah yang diperdarahi oleh arteria cerebri anterior berwarna biru, daerah yang diperdarahi oleh arteria cerebri media berwarna merah, dan daerah yang diperdarahi oleh arteria cerebri posterior berwarna coklat.9

Circulus willisiTerletak di dalam fossa interpeduncularis pada bassis cranii. Sirkulasi ini di bentuk oleh anastomosis antara kedua arteria carotis interna dan kedua arteia vertebralis . Arteria communicans anterior, arteria cerebri anterior, arteria carotis interna, arteria communicans posterior, arteria cerebri posterior, dan arteria basilaris ikut membentuk sirkulus. Circulus willisi memungkinkan darah yang masuk melalui arteria carotis interna atau arteria vertebralis dapat memperdarahi semua bagian di kedua hemispherium cerebri. Cabang-cabang kortikal dan central berasal dari sirkulus dan memperdarahi jaringan otak. Variasi ukuran arteri yang membentuk sirkulus umumditemukan , dan tidak adanya satu atau kedua arteria communicans posterior juga dilaporkan.11

Gambar 9 : Pembuluh darah tampak inferior3

Gambar 10: Circullus willisi memperlihatkan distribusi darah dari 4 arteri utama9

Arteri untuk daerah otak tertentu Corpus striatum dan capsula interna terutama mendapat darah dari rami centrales mediales dan laterales arteriae cerebri mediae. Cabang-cabang central arteria cerebri anterior memperdarahi struktur-struktur otak lainnya.

Thalamus :Terutama mendapat darah dari cabang-cabang arteria communicans posterior , arteria basilaris dan arteria cerebri posterior. Mesencephalon :Diperdarahi oleh arteria cerebri posterior , arteria superior cerebelli, dan arteria basilaris.

Pons Diperdarahi oleh arteria basilaris dan arteria anterior , inferior dan superior cerebelli.

Medulla Oblongata :Diperdarahi oleh arteria vertebralis , arteria spinalis anterior dan posterior, arteria inferior posterior cerebelli dan arteria basilaris.

Cerebellum :Diperdarahi oleh arteria cerebelli superior, inferior anterior cerebelli, dan inferior posterior cerebelli.

Persarafan Arteria CerebriArteria cerebri menerima banyak persarafan dari serabut saraf pasca ganglionik simpatis. Serabut-serabut ini berasal dari ganglion symphaticum cervicale superius. Stimulasi pada saraf ini menimbulkan vasokonstriksi arteria cerebri. Akan tetapi, pada keadaan normal, aliran darah setempat terutana diatur oleh konsentrasi karbondioksida , ion hidrogen, dan adanya oksigen di dalam jaringan syaraf. Peningkatan konsentrasi karbon dioksida dan ion hidrogen dan penurunan tekanan oksigen menimbulkan vasodilatasi.

Vena-vena Otak Vena cerebri tidak mempunyai mempunyai jaringan muskular pada dindingnya yang sangat tipis, dan tidak memiliki katup. Vena muncul dari dalam otak dan terletak di spatium subarachnoideum. Vena ini menembus arachnoidea mater dan lapisan meningeal dura sera mengalir ke dalam sinus venosus cranii.12 Vena Cerebri Externa Vena Cerebri SuperiorBerjalan ke atas di atas permukaan lateral hemispherium cerebri dan bermuara ke dalam sinus sagittalis superior.

Vena Cerebri Media SuperficialisMengalirkan darah dari permukaan lateral hemispherium cerebri. Vena ini berjalan ke inferior di dalam sulcus lateralis dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.

Vena Cerebri Media ProfundaMengalirkan darah ke insula dan bergabung dengan vena cerebri anterior dan vena striata untuk membentuk vena basalis. Vena basalis akhirnya bergabung dengan vena cerebri magna, yang bermuara ke dalam sinus rectus.

Gambar 11: Aliran darah vena pada hemispherium cerebri kanan. A: Permukaan lateral. B: Permukaan medial9

Vena Cerebri InternaTerdapat dua buah vena cerebri interna dan vena-vena ini terbentuk dari gabungan vena thalamostriata dengan vena choroidea di foramen interventriculare. Kedua vena berjalan ke posterior di dalam tela choroidea ventriculi tertii dan keduanya bergabung di bawah splenium corporis callosi untuk membentuk vena cerebri magna, yang akan bermuara ke dalam sinus rectus.

Vena untuk Daerah Tertentu Otak Mesencephalon :Dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena basalis atau vena cerebri magna.

Pons :DiaSlirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena basalis, vena cerebelli, atau sinus venosus yang ada di dekatnya.

Medulla Oblongata :Dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena spinalis dan sinus venosus yang terdapat di dekatnya

Cerebellum :Dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena cerebri magna atau sinus venosus yang berdekatan. SimpulanFraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tengkorak yang tebal. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria. Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak (meningitis). Kalvaria khususnya di regio temporal adalah tipis, namun dilapisi oleh otot temporalis. Basis kranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fossa cranii anterior, fossa cranii media dan fossa cranii posterior. Jenis Fraktur Basis Cranii :Fraktur Temporal, dijumpai pada 75% dari semua fraktur basis cranii. Terdapat 3 suptipe dari fraktur temporal berupa longitudinal, transversal dan mixed.

Daftar Pustaka

1. Khalilulah SA. Fraktur basis cranii. Banda Aceh: FakultasKedokteranUniversitasSyiah Kuala; 2011. h.1.

2. Pearce Evelyn C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2011. h. 344-60.

3. Frank H.Netter . Atlas anatomi manusia . Edisi 5. Jakarta: EGC; 2006.

4. G Sjarifuddin, Bashirudin J, Bramantyo B. Kelumpuhan nervus fasialis perifer. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N, Bashruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan tenggorok kepala & leher. Edisi ke 6. Balai Penerbit FK-UI: Jakarta; 2007.p.114-7.

5. Kevin KH, Makishima T. Temporal bone frakture. [last revised Oct 12, 2005; cited Dec 21,2011]. Available from: http://www.utmb.edu/otoref/gmds/Temp-bone-trauma-051012.

6. Snell, R.S. Clinical Anatomy by Regions (8th ed.).Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2008.

7. Brust, J.C. M. Cerebral infraction. In L. P. Rowland (ed.), Merritts Textbook of Neurology (10th ed., p.232). Philadelphia:Lea & Febiger, 2008.

8. Standing, S. (ed). Grays Anatomy (39th Br.ed .) London: Elsevier Churchill Livingstone,2005.

9. Snell R.S. Neuroanatomi Klinik 77th ed. Jakarta : EGC,2011.

10. Suarez, J.I., Tarr, R.W., and selman, W.R. Aneurysmal subarachnoid hemorrhage. N. Eng.J. Med. 354:387,2006

11. Angerson, W. J., Sheldon, C. D., Barbenel, J.C., Fisher, A. C., and Gaylor , J. D. S. (eds.). Blood Flow in the Brain. New York : Oxford University Press, 2005.

12. Goets, C.G. Textbook of Clinical Neurology (2nd ed.). Philadelphia: Saunders, 2003.

2