makalah blok 5 grace

19
Kaitan antara Estrogen dengan Pembentukan Matriks Tulang Gracita Geminica 102013042 / D1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstrak Tulang adalah jaringan ikat yang mengalami mineralisasi. Tulang mengandung materi organik yang sebagian besar berupa protein dan materi anorganik. Tulang adalah suatu struktur dinamik yang mengalami siklus remodeling secara terus-menerus berupa resorpsi yang diikuti oleh pengendapan jaringan tulang baru. Remodeling ini memungkinkan tulang untuk beradaptasi terhadap sinyal fisik seperti peningkatan beban yang harus disanggah dan beradaptasi terhadap hormon seperti hormon estrogen. Osteoporosis ada hubungannya dengan estrogen dalam pembentukan matriks. Terutama pada osteoporosis pasca menopause primer jelas akibat tidak adanya hormon estrogen menurunnya fungsi osteoblas dan meningkatkan aktifitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat. Kata kunci: tulang, remodeling, estrogen, osteoporosis. Abstract 1

Upload: gracitageminica

Post on 17-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Blok 5 Grace

Kaitan antara Estrogen dengan Pembentukan Matriks Tulang

Gracita Geminica

102013042 / D1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Abstrak

Tulang adalah jaringan ikat yang mengalami mineralisasi. Tulang mengandung materi organik yang

sebagian besar berupa protein dan materi anorganik. Tulang adalah suatu struktur dinamik yang

mengalami siklus remodeling secara terus-menerus berupa resorpsi yang diikuti oleh pengendapan

jaringan tulang baru. Remodeling ini memungkinkan tulang untuk beradaptasi terhadap sinyal fisik

seperti peningkatan beban yang harus disanggah dan beradaptasi terhadap hormon seperti hormon

estrogen. Osteoporosis ada hubungannya dengan estrogen dalam pembentukan matriks. Terutama

pada osteoporosis pasca menopause primer jelas akibat tidak adanya hormon estrogen menurunnya

fungsi osteoblas dan meningkatkan aktifitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang

meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan

cepat.

Kata kunci: tulang, remodeling, estrogen, osteoporosis.

Abstract

Bone is a mineralized connective tissue. Bones contain organic material, mostly in the form of

proteins and inorganic materials. Bone is a dynamic structure that undergo remodeling cycle

continuously form resorption followed by deposition of new bone tissue. This remodeling allows bone

to adapt to the physical signals such as increased burden that must be refuted and adapt to hormones

such as estrogen. Osteoporosis connected with estrogen in a matrix formation. Especially in post-

menopausal osteoporosis due to lack of a clear primary estrogen decrease osteoblast function and

increases osteoclast activity and decreased quality of life increases the risk of osteoporosis resulting

in decreased bone mass rapidly.

Keywords: bone, remodeling, estrogen, osteoporosis

1

Page 2: Makalah Blok 5 Grace

Pendahuluan

Sistem gerak pada umumnya terdiri dari berbagai kombinasi hasil kerja dari beberapa

organ. Organ-organ itu sendiri juga tidak terlepas dari hasil kombinasi antara jaringan-

jaringan yang berbeda struktur maupun fungsi namun saling membantu dalam melaksanakan

tugasnya. Sistem gerak pada manusia dilakukan oleh beberapa sistem seperti sistem otot,

sistem rangka atau tulang dan sistem persendian. Dalam melaksanakan tugasnya, sistem-

sistem ini tidak pernah bekerja sendiri-sendiri contohnya pada ekstermitas inferior dapat

dilihat banyak kombinasi pergerakan antara sistem-sistem tersebut dalam melaksanakan suatu

pekerjaan, misalnya untuk berjalan, bagian ekstermitas inferior butuh otot-otot pada paha,

tungkai bawah dan kaki untuk menggerakan tulang. Dalam peristiwa tersebut, tulang juga

diperlukan untuk menopang tubuh seseorang dan diperlukan sistem persendian untuk

sambungan antar tulang.

Osteoporosis

Osteoporosis berasal dari kata osteo (tulang) dan porous (keropos), yang disebut juga

pengeroposan tulang yaitu tulang menjadi tipis, rapuh, dan keropos, serta mudah patah.

Osteoporosis juga merupakan istilah umum untuk suatu penyakit tulang yang menyebabkan

berkurangnya jumlah jaringan tulang dan tidak normalnya struktur atau bentuk mikroskopis

tulang. Kuantitas dan kualitas tulang yang tidak normal membuat tulang tersebut lemah dan

mudah patah, bahkan ketika mengalami trauma ringan.1

Selama perkembangannya, tulang membutuhkan kalsium yang tinggi terutama setelah

mencapai masa pubertas kematangan hormon reproduksi estrogen pada wanita dan

testosterone pada laki-laki. Karena pengaruh anabolik dan prekusor estrogen, terjadilah

proses remodeling tulang. Peranan sel tulang osteoblas dalam membentuk formasi tulang dan

osteoklas meresorpsi tulang menyebabkan terjadinya remodeling tulang. Secara tidak

langsung kadar estrogen yang rendah mempengaruhi asupan kalsium ke dalam tubuh karena

dihambatnya sekresi PTH dan menghambat sintesis kalsitriol. Jadi pada osteoporosis pasca

menopause primer, jelas akibat tidak adnya hormon estrogen, menurunnya fungsi osteoblas

dan meningkatnya aktifitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang menigkatkan

reiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat.2

2

Page 3: Makalah Blok 5 Grace

Tulang dan Sendi

Tulang tersusun oleh matriks organik yang terdiri dari serat-serat kolagen yang

tertanam di dalam gel perekat yang terbuat dari kalsium dan fosfat. Tulang adalah suatu

jaringan yang berubah secara aktif dan terus-menerus mengalami perubahan bentuk

sementara menyesuaikan kembali kandungan mineral dan matriksnya menurut stres mekanis

yang dialaminya. Tulang normal terdiri dari serat kolagen yang tersusun sejajar dengan stres

tegangan yang dialami tulang itu. Tulang panjang pada orang dewasa terdiri dari tabung

tulang kompak atau korteks yang mengelilingi rongga medulla yang mengandung tulang

spongiosa atau kanselosa. Tulang kortikal ditemukan di daerah-daerah yang memerlukan

sokongan, sedangkan tulang spongiosa ditemukan di daerah-daerah dimana terjadi

hematopesis atau pembentukan tulang. Pada tulang kortikal, sel-sel tulang atau osteosit

tertutup di dalam lakuna yang merupakan ruang-ruang di dalam lembaran jaringan tulang

yang disebut lamellae. Beberapa lamellae tersusun konsentris disekitar saluran vaskular dan

disebut suatu kanalis havers. Pada tulang spongiosa, lamellae tidak tersusun dalam sistem

havers, tetapi tersusun menjadi jaringan berongga-rongga yang disebut trabekula. Trabekula-

trabekula ini tersusun di sepanjang garis stres.3

Ujung-ujung tulang panjang yang dikenal sebagai epifisis terletak di dekat permukaan

sendi dan terdiri dari tulang spongiosa. Batang tulang panjang yang dikenal sebagai diafisis

dilapisi oleh selapis periosteum. Rongga di dalam tulang panjang dilapisi oleh endosteum dan

berisi sumsum tulang.3

Sel-sel dalam periosteum dapat berkembang menjadi osteoblas yang membentuk

tulang baru atau menjadi osteoklas yang menyerap tulang. Otot rangka adalah suatu organ

yang kontraksinya akan menghasilkan pergerakan. Ligamentum melekatkan tulang dengan

tulang sedangkan tendo melekatkan otot dengan tulang. Kartilago atau tulang rawan adalah

sejenis jaringan ikat dengan daya kenyal yang besar. Kartilago memegang peranan penting

dalam fungsi sendi dan dalam menentukan panjang tulang. 3

Unit fungsional dasar pada sistem musculoskeletal adalah sendi. Sendi adalah

persatuan dua tulang atau lebih. Ada beberapa macam sendi dalam tubuh yaitu sendi yang

tidak dapat digerakkan, sendi yang sedikit dapat digerakkan, dan sendi yang bisa digerakkan.3

Sendi yang tidak dapat digerakkan adalah sendi yang terfiksasi karena pengikatan

oleh jaringan fibrosa, contohnya sutura pada tulang kepala. Sendi yang sedikit dapat

3

Page 4: Makalah Blok 5 Grace

digerakkan disebut simfisis. Pada sendi jenis ini, ada fibrokartilago yang menghubungkan

tulang-tulang yang membentuk persendian. Simfisis pubis adalah contoh sendi yang sedikit

dapat digerakkan. Jenis sendi yang paling umum adalah sendi yang dapat digerakkan. Sendi

yang dapat digerakkan disebut sendi sinovial. Pada sendi sinovial, struktur tulang saling

bersentuhan dan dilapisi oleh kartilago sendi hialin. Sendi sinovial diklasifikasikan menurut

jenis gerakannya yaitu sendi engsel, sendi poros, sendi kondiloid, sendi pelana, sendi peluru,

dan sendi datar.3

Sendi engsel memungkinkan gerakan hanya pada satu sumbu yaitu fleksi atau

ekstensi. Sumbunya transversal, contohnya sendi siku. Sendi poros memungkinkan gerakan

dalam satu sumbu. Sumbunya longitudinal sepanjang batang tulang, contohnya sendi

radioulnar proksimal. Sendi kondiloid memungkinkan gerakan pada dua sumbu,permukaan

sendi ini berbentuk oval dan disebut sebagai sendi telur, contohnya adalah sendi pada

pergelangan tangan. Sendi pelana merupakan sendi dua sumbu, permukaan berbentuk pelana

dengan gerakan serupa seperti sendi kondiloid, contohnya adalah sendi karpometakarpal pada

ibu jari. Sendi peluru adalah sendi dengan banyak sumbu, permukaan sendi merupakan

potongan bentuk bola, contohnya sendi pinggul dan bahu. Sendi datar meruoakan sendi yang

bersumbu banyak, permukaannya datar dan satu tulang hanya bergeser diatas tulang lainnya

dalam banyak arah, contohnya sendi patelofemoral. Stabilitas sendi tergantung pada bentuk

permukaan sendinya, ligamentum, dan otot-otot yang terkait.3

Columna Vertebralis

Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh yang berfungsi untuk menyanggah

cranium, gelang bahu, ekstermitas superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul

meneruskan berat badan ke ekstermitas inferior. Di dalam rongganya terletak medulla

spinalis, radix nervi spinalis, dan lapisan penutup meningen yang dilindungi oleh columna

vertebralis.4

Columna vertebralis terdiri atas 33 tulang vertebrae yang tersusun atas 7 vertebra

cervicales, 12 vertebra thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis yang bersatu

membentuk oss sacrum, dan 4 vertebra coccygis. Struktur columna tersebut fleksibel karena

columna bersegmen-segmen dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan

4

Page 5: Makalah Blok 5 Grace

fibrocartilago yang disebut discuss intervertebralis yang membentuk kira-kira seperempat

panjang columna.4

Vertebrae

Semua vertebra mempunyai pola yang sama. Vertebra tipikal, terdiri atas corpus yang bulat

di interior dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah ruang disebut

foramen vertebralis, yang dilalui oleh medulla spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arcus

vertebrae terdiri atas sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi-sisi

arcus, dan sepasang lamina gepeng yang melengkapi arcus dari posterior. Arcus vertebrae

mempunyai 7 processus yaitu 1 processus spinosus, 2 processus transversus, dan 4 processus

articularis.4

            Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari pertemuan kedua laminae.

Processus transversus menonjol ke lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus

spinosus dan processus ransversus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat

melekatnya otot dan ligamentum.4

            Processus articularis superior terletak vertical dan terdiri atas 2 processus articularis

superior dan 2 processus articularis inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara

lamina dan pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline. Kedua

processus articularis superior dari sebuah arcus vertebrae bersendi dengan kedua processus

articularis, inferior dari arcus yang ada di atasnya membentuk sendi sinovial.4

            Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, membentuk incisura

vertebralis superior dan inferior.  Pada masing-masing sisi, incisura vertebralis superior

sebuah vertebra dan incisura vertebralis inferior dari vertebra di atasnya membentuk foramen

intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat

lewatnya nervi spinals dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervus spinalis

bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkusnya membentuk saraf spinalis

segmentalis.4

Ekstermitas Inferior

Ekstremitas inferior terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal,

dan tulang-tulang phalangs.5

5

Page 6: Makalah Blok 5 Grace

1. Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih.

Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium.

Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum,

ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-

medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara

pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan

di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk

artikulasi dengan tulang femur.5

2. Femur

Femur adalah yang terkuat dari tulang panjang dalam tubuh dan merupakan tulang hanya

di daerah paha. Bagian paling adalah berbentuk seperti kepala baik-bulat yang duduk di

acetabulum tulang pinggul untuk membentuk sendi panggul. Sebuah leher kurus

menghubungkan kepala dengan poros tulang dan sering situs fraktur pada orang tua.

Bagian bawah dari femur sedikit diratakan dan menyebar keluar dan merupakan bagian

dari sendi lutut. Poros tebal femur terletak pada inti dari paha, benar-benar dikelilingi

oleh otot-otot yang kuat seperti paha depan dan paha belakang.5

3. Patela – Cap Lutut

Tutup lutut, bagian yang menonjol dari depan lutut, sebenarnya dibentuk oleh tulang

terpisah yang disebut patela. Ini adalah os sesamoid karena terletak di dalam tendon dari

otot quadriceps femoris, otot kuat di bagian depan paha. Bila ekstremitas bawah ini

diluruskan, patela bisa dirasakan dan bahkan digenggam dengan jari dan pindah dari sisi

ke sisi.5

4. Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan

fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya

merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk

berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas

untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-

tulang tarsal dan malleolus medial.5

5. Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan

tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal,

6

Page 7: Makalah Blok 5 Grace

fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang

tarsal.5

6. Tarsalia (Pangkal Kaki)

Os tarsalia dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki, terdiri atas :5

Talus: berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri atas kaput talus, kolumna talus, dan

korpus tali.permukaan atas korpus tali mempunyai bongkol sendi yang sesuai dengan

lekuk sendi, terbentuk dari ujung sendi distal tibia dan fibula yang dinamakan

trokhlea tali sebelah medial permukaan berbentuk bulan sabit (fasies molaris

medialis) yang berhubungan dengan maleolus medialis.5

Kalkaneus: terletak di bawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat tonjolan

yang dinamakan suntentakulum tali, di bawahnya terdapat sulkulus muskular flexor

halusis longus. Bagian belakang kalkaneus terdapat tonjolan besar tuberkalkanei yang

mempunyai prosesus tuberkalkanei.5

Navikulare: pada bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan tuberositas ossis

navikulare pedis, permukaan sendi belakang berhubungan dengan os kunaiformi I, II,

dan III.5

Os kuboideum: permukaan proksimal mempunyai fasies artikularis untuk kalkaneus,

permukaan distal mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV dan V. Pada

permukaan medial mempunyai 2 permukaan sendi untuk navikular dan kunaiformi

medialis.5

Os kunaiformi, terdiri atas kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis, kunaiformi

medialis, semuanya berbentuk baji, sedangkan permukaan proksimal berbentuk

segitiga. Puncak dari kunaiformi lateralis menghadap ke atas dan puncak kunaiformi

medialis menghadap ke bawah.5

7. Metatarsalia

Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulang metatarsal I, II, III, IV, dan V. Bentuk kelima

tulang ini hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal dari masing-masing tulang

agak lebar disebut basis ossis matatarsale. Bagian tengah ramping memanjang dan lurus

sedangkan bagian distalnya mempunyai bongkok kepala (kaput ossis matatarsale).

Metatarsal I agak besar daripada yang lain, sedangkan metatarsal V bagian lateral

basisnya lebih menonjol ke proksimal disebut tuberositas ossis metatarsal V.5

8. Falang Pedis

7

Page 8: Makalah Blok 5 Grace

Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek. Falang I terdiri atas 2 ruas yang lebih

besar daripada yang lainnya. Fallang II, III, IV, dan V mempunyai 3 ruas lebih kecil dan

lebih pendek dibandingkan falang I. Pada ibu jari terdapat dua buah tulang kecil

berbentuk bundar yang disebut tulang baji (os sesamoid).5

Pada kaki terdapat 4 buah lengkungan.

1.      Lengkungan medial: dari belakang ke depan kalkaneus.5

2.      Lengkuna lateralis: dibentuk oleh kalkaneus kuboidea dengan dua tulang

metatarsalia.5

3.      Lengkungan longitudinal: lengkung melintang metatarsal dibentuk oleh tulang

tarsal.5

4.      Lengkungan tranversal anterior: dibentuk oleh kepala tulang metatarsal pertama dan

kelima.5

Struktur Tulang

Tulang adalah jaringan ikat khusus yang tersusun atas materi antarsel berkapur yaitu

matriks tulang dan tiga jenis sel seperti osteosit yang terdapat di rongga-rongga dalam

matriks, osteoblas yang mensintesis unsur organik matriks, dan osteoklas yang merupakan sel

raksasa multinuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodeling jaringan tulang. Karena

metabolit tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran zat

antara osteosit dan kapiler darah bergantung pada komuniksai melalui kanalikuli yang

merupakan celah-celah silindris halus yang menerobos matriks.6

Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang yaitu

kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein. Deposisi komponen anorganik dari tulang juga

bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang dan

letaknya bersebelahan mirip epitel selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas

memiliki bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas

sintesisnya menurun, sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan

berkurang. Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk

dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna

didiami oleh osteosit bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur.6

8

Page 9: Makalah Blok 5 Grace

Selama sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara

aktif mensintesis protein untuk dikeluarkan. Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi.

Komponen matriks disekresi pada permukaan sel yang berkontak dengan matriks tulang yang

lebih dewasa dan menghasilkan lapisan matriks baru yang belum berkapur disebut osteosid

yang berada diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk. Proses ini yaitu aposisi

tulang dituntaskan dengan pengendapan garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru

terbentuk.6

Osteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak diantara lamela-

lamela matriks. Hanya ada satu osteosit dalam satu lakuna. Bila dibandingkan dengan

osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari tersebut memiliki sedikit retikulum

endoplasma kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara

aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang dan kematiannya diikuti oleh resorpsi

matriks tersebut.6

Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang

melebar mengandung 5 sampai 50 lebih inti. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas

terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks yang dikenal

sebagai lakuna howship. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsum tulang. Pada

osteoklas yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara tidak

beraturan yang seringkali berupa tonjolan yang terbagi dan membentuk batas bergelombang.

Batas bergelombang ini dikelilingi oleh zona sitoplasma atau zona terang yang tidak

mengandung organel namun kaya akan filament aktin. Zona ini merupakan tempat adesi

osteoklas pada matriks tulang dan menciptakan lingkungan mikro tempat terjadinya resorpsi

tulang.6

Pembentukan Tulang

Tulang adalah jaringan ikat yang mengalami mineralisasi. Tulang mengandung materi

organik yang sebagian besar berupa protein dan materi anorganik. Tulang adalah suatu

struktur dinamik yang mengalami siklus remodeling secara terus-menerus berupa resorpsi

yang diikuti oleh pengendapan jaringan tulang baru. Remodeling ini memungkinkan tulang

untuk beradaptasi terhadap sinyal fisik seperti peningkatan beban yang harus disanggah dan

beradaptasi terhadap hormon.7

9

Page 10: Makalah Blok 5 Grace

Jenis sel utama yang berperan dalam penyerapan dan pengendapan tulang adalah

osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berhubungan dengan resorpsi sedangkan osteoblas

berhubungan dengan pengendapan tulang. Osteosit berasal dari osteoblas, sel ini berperan

dalam pemeliharaan matriks tulang. Osteoklas adalah sel multinukleus yang berasal dari sel

tunas hematopoietic pluripoten. Osteoklas memiliki domain membran apikal dan

memperlihatkan tepi bergelombang yang berperan utama dalam penyerapan tulang.7

Suatu ATPase pemindah proton mengeluarkan proton melalui tepi bergelombang ke

dalam area resorpsi yang merupakan lingkungan mikro ber-pH rendah. Hal ini menurunkan

pH lokal menjadi 4,0 atau kurang sehingga hidroksiapatit lebih mudah larut dan

memungkinkan terjadinya demineralisasi. Osteoblas yang merupakan sel mononukleus yang

berasal dari prekursor mesenkim pluripoten yang menyintesis sebagian besar protein yang

ditemukan di tulang serta berbagai faktor pertumbuhan dan sitokin. Sel ini bertanggung

jawab bagi pengendapan matriks tulang baru atau osteosit dan ineralisai selanjutnya.

Osteoblas mengendalikan mineralisasi dengan mengatur lewatnya ion kalsium dan fosfat

melalui membran permukaannya. Fosfat tersebut mengandung fosfatase alkali yang

digunakan untuk menghasilkan ion fosfat dari fosfat organik. Banyak faktor yang berperan

dalam regulasi metabolisme tulang. Sebagian faktor merangsang osteoblas (hormon

paratiroid dan 1,25-dihidroksikolekalsiferol) dan yang lain menghambatnya (kortikosteroid).

Hormon paratiroid dan 1,25-dihidroksikolekalsiferol juga merangsang osteoklas sementara

kalsitonin dan estrogen menghambatnya. Estrogen berkaitan erat dalam timbulnya

osteoporosis.7

Proses terbentuknya tulang terjadi dengan dua cara yaitu melalui osifikasi

intramembran dan osifikasi endokondral. Osifikasi intramembran merupakan proses

pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses

pembentukan tulang pipih. Pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan

yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan

mesoderm yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak

berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.8

Osifikasi endokondral merupakan proses pembentukan tulang dimana sel-sel

mesenkim berdiferensiasi terlebih dahulu menjadi kartilago atau jaringan rawan lalu berubah

menjadi jaringan tulang, contohnya proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang

belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukan sebagian

10

Page 11: Makalah Blok 5 Grace

besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang atau osteoblas aktif membelah dan

muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas

selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada

matriks tulang.7

Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan atau

kartilago. Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah barang

tulang rawan merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini

akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.

Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalalm tulang rawan di daerah diafisis yang disebut

juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi

kenaikan pH menjadi basa, akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah

nutrisi sel-sel tulang rawan dan memnyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.7

Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari

zat-zat interseluler termasuk zat kapur bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke

daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya

pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder

dan terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersis tulang rawan dikedua

ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan diantara

epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.7

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus

membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,

dengan demikian tebal cakram epifise tidak akan berubah sedangkan tulang akan tumbuh

memanjang. Pada pertumbuhan diameter tulang, tulang di daerah rongga sumsum

dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar dan pada saat yang

bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah

permukaan.7

Kesimpulan

11

Page 12: Makalah Blok 5 Grace

Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling sering dijumpai dan sering

menyerang tulang belakang atau columna vertebralis. Columna vertebralis merupakan pilar

utama tubuh yang berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu, ekstermitas superior, dan

dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstermitas inferior.

Osteoporosis ada hubungannya dengan estrogen dalam pembentukan matriks. Secara tidak

langsung kadar estrogen yang rendah mempengaruhi asupan kalsium ke dalam tubuh karena

dihambatnya sekresi PTH dan menghambat sintesis kalsitriol. Jadi pada osteoporosis pasca

menopause primer jelas akibat tidak adanya hormon estrogen, menurunnya fungsi osteoblas

dan meningkatkan aktifitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang meningkatkan

resiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat.

Tulang juga akan menjadi rapuh dan mudah patah.

Daftar Pustaka

1. Cosman F. Osteoporosis: panduan lengkap agar tulang anda tetap sehat. Jakarta: B

First; 2009.h.11.

2. Suharti S, Dohar T. Osteoporosis. Edisi ke-1. Jakarta: Perosi; 2006.h.3-6.

3. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: EGC; 2003.h.310-2.

4. Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;

2006.h.881-4.

5. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2002.h.172-9.

6. Jan T. Histologi dasar: teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2007.h.134-7.

7. Robert M, Daryl G, Victor R. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;

2009.h.575-7.

12