makalah bea cukai.doc

30
MAKALAH TENTANG PENYELUNDUPAN IMPOR NARKOBA DISUSUN OLEH : MOHAMAD AL AZIS ( 120903101059 ) ILMU ADMINISTRASI DIII PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS JEMBER

Upload: dege-dragoonz

Post on 21-Jan-2016

2.931 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah bea cukai

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Bea Cukai.doc

MAKALAH

TENTANG

PENYELUNDUPAN IMPOR NARKOBA

DISUSUN OLEH :

MOHAMAD AL AZIS ( 120903101059 )

ILMU ADMINISTRASI DIII PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: makalah Bea Cukai.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktu dan

harapan yang telah ditentukan.

Makalah ini berjudul “Penyelundupan Impor Narkoba “ dan kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kami membuka

diri untuk menerima saran,kritik dan masukan yang konstruktif demi

kesempurnaan tugas yang akan datang.

Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kami khususnya dan

para pembaca,pihak Universitas pada umumnya demi menambah wawasan dan

pengetahuan yang lebih luas dalam rangka menambah khasanah budaya nasional

kita.

Jember,26 Oktober 2013

Page 3: makalah Bea Cukai.doc

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ………………………………………………..…

KATA PENGANTAR ……………………...…………….…………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………

1.3 Tujuan dan manfaat ………………………………………………..…

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyelundupan…………………………….…….……….

2.2 Penyebab penyelundupan impor narkoba ……….…………………

2.3 Peredaran Gelap peradaran narkoba di Indonesia ………………….

2.4. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap

Narkoba Di Indonesia ……………………………………………….

2.3 Studi Kasus Penyelundupan Impor Narkoba…………………………

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………..……………..

3.2 Saran …………………………………………………………...............

DAFTAR PUSTAKA

i

ii

iii

1

2

2

3

7

8

9

12

15

15

Page 4: makalah Bea Cukai.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelundupan impor narkoba marak terjadi di Indonesia,

meskipun sudah ada ketentuan hukum yang menegaskan masalah

penyelundupan impor narkoba tersebut namun hal itu tidak membuat jera

para pelaku. Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia telah mencapai tahap

yang sangat mengkhawatirkan. Narkoba tidak lagi mengenal batas usia.

Orang tua, muda, remaja bahkan anak – anak ada yang menjadi

penyalahguna dan pengedar gelap Narkoba. Diperkirakan 1,5 persen dari

total jumlah penduduk Indonesia adalah pengguna Narkoba. Peredaran

gelap Narkoba di Indonesia pun tidak kalah mengkhawatirkan. Narkoba

tidak hanya beredar di kota – kota besar di Indonesia, tetapi juga sudah

merambah sampai ke pelosok desa. Indonesia yang dahulunya merupakan

Negara transit/ lalu lintas perdagangan gelap Narkoba karena letak

geografis negara Indonesia yang sangat strategis (posisi silang), telah

berudah menjadi Negara produsen Narkoba. Hal ini dapat dilihat dengan

terungkapnya beberapa laboratorium narkoba (clandenstin lab) di

Indonesia. Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi

komunikasi, liberalisasi perdagangan serta pesatnya kemajuan industri

pariwisata telah menjadikan Indonesia sebagai Negara potensial sebagai

produsen Narkoba. Posisi Indonesia yang sudah berkembang sebagai

Negara Produsen Narkoba telah menghadapkan Indonesia pada masalah

yang sangat serius. Peredaran Narkoba yang semakin “menggila”

disamping berakibat sangat buruk bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan

Negara, pada akhirnya dapat pula menimbulkan gangguan keamanan dan

ketertiban Nasional.

1

Page 5: makalah Bea Cukai.doc

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud penyelundupan impor narkoba?

b. Apa penyebab adanya penyelundupan impor narkoba tersebut?

c. Bagaimana cara penyelundupan impor narkoba tersebut?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian penyelundupan impor narkoba

b. Untuk mengetahui penyebab penyelundupan impor narkoba

tersebut

c. Agar mengetahui cara-cara apa saja yang digunakan dalam usaha

penyelundupan narkoba

d. Untuk mengetahui peredaran gelap narkoba di Indonesia

2

Page 6: makalah Bea Cukai.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian penyelundupan

Pengertian Penyelundupan menurut hokum pidana Indonesia

ialahKebijakan-kebijakan pemerintah baik berupa kelonggaran-kelonggaran

serta larangan impor barang tertentu dalam rangka melindungi industri dalam

negeri maupun kibijaksanaan perindstrian atau perdagangan tertentu

memerlukan kecermatan dalam pengendalian dan pengawasan untuk

mencegah terjadinya penyalahgunaan atau penyelundupan.

Terhadap tindak pidana ekonomi atau penyelundupan “tampak belum

memasyarakat sehingga pemanfaatan Undang-Undang Nomor 10/1995 yang

memungkinkan peraturan tertentu dapat mempergunakan sanksi tindak pidana

ekonomi yang cukup berat masih langkah.

Tindak pidana ekonomi diatur dengan undang-undang darurat Nomor

10 Tahun 1995 tentang pengusutan, dan penuntutan tindak pidana ekonomi

yang mulai berlaku pada tanggal 13 Mei 1955, undang-undang darurat

tersebut undang-undang  Nomor: 10/1995.

Berdasarkan penjelasan resmi UU No. 10/1995. maka dapat

diketahui sifat-sifat tindak pidana ekonomi antara lain;

1. Praktek jahat para perdagangan, penjelasan resmi undang undang No;

10/1995 antara lain memuat: "Dalam banyak kalangan, banyak anasir-

anasir yang tidak menghentukan praktek yang jahat itu selama mereka

masih mempunyai kesempatan untuk berbuat demikian.”

Hal ini lebih mudah dipahami dengan pengetahuan bahwa

kalangan pedagang berupaya secara maksimal untuk memperoleh

keuntungan atau laba sebesar-besarnya, kadang-kadang lupa akan etika

bahkan berupaya melanggar peraturan-peraturan. Mereka tanpa

kepeduliannya terhadap kepentingan umum. Hal yang demikian telah

wajar jika dikatagorikan sebagai praktek jahat.

3

Page 7: makalah Bea Cukai.doc

2. Mengancam atau merugikan aspek kepintingam umum.

Penjelasan umum Undang-undang Nomor 10/1995 antara lain

memuat: "Mengancam dan merugikan kepentingan-kepentingan yang

sangat gecomp atau nceerd” dalam kamus gecompl ceerd adalah

rumet, kalut, rumit.

3. Anggapan mencari untung sebasar-besarnya merupakn kalkulasi

perhitungan usaha bukan kejahatan.

Sementara itu, jika melihat  kembali Rechten Ordonantie pada saat

sekarang ini, maka itu bisa disebut dan dikenal dengan nama Ordinasi Bea

yang telah ada semenjak tahun 1882, telah diundangkan di dalam staatblad

1882 : 240 yang kemudian denga staatblad 1931 : 471 telah di undangkan

kembali. Ordinasi Bea selama ini telah mengalami beberapa kali perubahan

dan penambahan sampai pada akhirnya telah dimasukan dalam Undang-

undang  Nomor 10/1995 tentang pengusutan, penuntutan dan peradilan tindak

pidana ekonomi, sehingga dengan demikian tindak pidana yang terdapat

didalam ordinasi bea telah dikualifikasikan sebagai tindak pidana ekonomi.

Dengan merujuk pada tahun diundangkannya Recchten Ordinasi

berarti tindak pidana penyelundupan dengan segala aspeknya telah lama

dikenal yaitu kurang lebih 100 tahun yang lalu, berarti pada waktu itu

penyelundupan telah dinilai sebagai suatu perbuatan yang amat

menguntungkan bagi pelakunya tetapi di sini yang lain  amat merugikan

penghasilan negara yang akhirnya berakibat mengacaukan perekonomian,

perdagangan dan keuangan negara bahkan tidak mustahil untuk dapat di nilai

sebagi perbuatan yang merongrong negara di dalam arti Undang-undang

Nomor 14 /PNPS/1963. Oleh karenanya, pemberlakuan hukum itu sangat

diperlukan dalam rangkah mejaga kesejateraan masyarakat dalam segala

aspek khususnya dalam aspek ekonomi.

Dengan demikian, maka fungsi dari hukum di sini adalah untuk

mengetahui hubungan antara negara atau masyarakat dengan warganya dan

hubungan antar manusia, agar supaya kehidupan didalam masyarakat berjalan

dengan lancar dan tertib. Hal ini mengakibatkan bahwa tugas hukum adalah

4

Page 8: makalah Bea Cukai.doc

untuk mencapai kepastian hukum (demi adanya ketertiban) dan keadilan

dalam masyarakat. Kepastian hukum mengharuskan diciptakannya peraturan-

peraturan umum atau kaidah-kaidah yang berlaku umum. Agar supaya

terciptanya suasana yang aman dan tentram di dalam masyarakat.

Landasan dan sasaran berlakunya hukum agar dapat berfungsi

dengan baik diperlukan keserasian dalam hubungan antara empat faktor,

yakni :

1. Hukum atau peraturan itu sendiri, kemungkinannya adalah bahwa

terjadinya ketidakcocokan dalam peraturan perundang-undangan mengenai

bidang kehidupan tertentu. Kemungkinan lainnya adalah ketidakcocokan

antara peraturan perundangan dengan hukum tidak tertulis atau hukum

kebiasaan. Kadangkala ada tidaknya keserasian antara hukum tercatat

dengan hukum kebiasaan.

2. Mentalitas petugas yang menegakkan hukum, penegak hukum antara lain

mencakup hakim, polisi, jaksa, pembela, petugas masyarakat

3. Fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum. Kalau

hukum sudah baik dan juga mentalitas penegaknya baik akan tetapi

fasilitas kurang memadai, maka penegak hukum kurang dan tidak berjalan

dengan lancar.

4. Kesadaran hukum, kepatuhan hukum dan prilaku warga masyarakat.

Penyelundupan sendiri adalah suatu kegiatan mengimpor atau mengekspor

barang tanpa mengindahkan atau sama sekali tidak memenuhi ketentuan

atau prosedur sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-undang No.10

Tahun 1995 Tentang Kepabeanan.Perbuatan-perbuatan yang dikategorikan

sebagai tindak pidana penyelundupan dalam UU No. 5 Tahun 1995 antara

lain:

a. Menyerahkan Pemberitahuan Pabean dan/atau dokumen pelengkap

pabean dan/atau memberikan keterangan lisan atau tertulis yang palsu

atau dipalsukan yang digunakan untuk pemenuhan Kewajiban

Pabean.

5

Page 9: makalah Bea Cukai.doc

b. Mengeluarkan barang impor dari Kawasan Pabean atau Tempat

Penimbunan Berikat, tanpa persetujuan Pejabat Bea dan Cukai

dengan maksud untuk mengelakkan pembayaran Bea Masuk dan/atau

pungutan negara lainnya dalam rangka impor.

c. Membuat, menyetujui, atau turut serta dalam penambahan data palsu

ke dalam buku atau catatan.

d. Menimbun, menyimpan, memiliki, membeli, menjual, menukar,

memperoleh, atau memberikan barang impor yang berasal dari tindak

pidana penyelundupan.

e. Mengangkut barang yang berasal dari tindak pidana penyelundupan

f. Memusnahkan, mengubah, memotong, menyembunyikan, atau

membuang buku atau catatan yang menurut UU Kepabeanan harus

disimpan

g. Menghilangkan, menyetujui, atau turut serta dalam penghilangan

keterangan dari Pemberitahuan Pabean, dokumen pelengkap pabean,

atau catatan.

h. Menyimpan dan/atau menyediakan blangko faktur dagang dari

perusahaan yang berdomisili di luar negeri yang diketahui dapat

digunakan sebagai kelengkapan Pemberitahuan Pabean menurut UU

Kepabeanan.

i. Membongkar barang impor di tempat lain dari tempat yang

ditentukan menurut UU Kepabeanan.

j. Tanpa izin membuka, melepas, atau merusak kunci, segel, atau tanda

pengaman yang telah dipasang oleh Pejabat Bea dan Cukai.

k. Tidak membawa barang impor ke Kantor Pabean tujuan pertama

melalui jalur yang ditetapkan dan kedatangan tersebut tidak

diberitahukan oleh pengangkutnya.

l. Pengangkut tidak melaporkan pembongkaran barang impor terlebih

dahulu ke Kantor Pabean terdekat.

6

Page 10: makalah Bea Cukai.doc

m. Jumlah barang yang dibongkar kurang atau lebih banyak dari yang

diberitahukan dalam Pemberitahuan Pabean dan tidak dapat

membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi diluar kemampuannya

n. Mengeluarkan barang dari Kawasan Pabean sebelum diberikan

persetujuan oleh Pejabat Bea dan Cukai

o. Pengangkut yang tidak memberitahukan barang yang diangkutnya

dengan tujuan ke luar Daerah Pabean dengan menggunakan

Pemberitahuan Pabean.

p. Barang yang diangkutnya tidak sampai ke tempat tujuan atau jumlah

barang setelah sampai di tempat tujuan tidak sesuai dengan

Pemberitahuan Pabean, dan tidak dapat membuktikan bahwa

kesalahan tersebut terjadi diluar kemampuannya.

q. Tidak menyerahkan barang untuk diperiksa, membuka sarana

pengangkut atau bagiannya dan tidak membuka setiap bungkusan

atau pengemas yang akan diperiksa oleh pejabat Bea dan Cukai.

r. Tidak memenuhi permintaan Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan

pemeriksaan barang ekspor dan impor

s. Salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dalam

Pemberitahuan Pabean atas barang impor dan ekspor.

2.2 Penyebab penyelundupan impor narkoba

salah satu penyebabnya adalah tingginya harga narkoba yang

memang menarik banyak pihak untuk terlibat di dalamnya. Bahkan 1 kg

narkoba di Afganistan sebesar Rp200 juta, sampai di Indonesia bisa

mencapai Rp 2 miliar. Ada tiga modus penyelundupan narkoba, yaitu

ditaruh di dalam tas atau koper yang dibawa pelaku,

ditempel di tubuh pelaku,

ditelan oleh pelaku.

Selain itu modus penyelundupan narkotika ke negeri ini memang terus

berkembang. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, penyelundup narkoba

pun menyasar masyarakat yang baru pulang ibadah haji ataupun umroh.

7

Page 11: makalah Bea Cukai.doc

Caranya mereka memasukkan heroin ke kover (sampul Alquran). Bahkan

kaligrafi Allah SWT dan Muhammad SAW diisi oleh sabu sebanyak 1 kg.

Tapi kita patut bersyukur karena semua petugas bea cukai sudah dilatih

untuk memiliki kemampuan mendeteksi penyelundupan narkoba.

2.3 Peredaran Gelap Narkoba Di IndonesiaPada saat ini Indonesia tidak hanya sekedar menjadi daerah transit/ lalu

lintas Narkoba karena posisinya yang strategis. Jumlah penduduk yang besar,

letak goegrafis yang strategis dan kondisi sosial politik tengah berada pada

proses transisi dimana stabilitas politik dan keamanan masih sangat labil dan

rapuh telah mendorong Indonesia menjadi daerah tujuan perdagangan

Narkoba. Parahnya lagi, beberapa tahun belakangan ini Indonesia juga

diindikasikan sebagai daerah penghasil Narkoba. Hal ini dapat dilihat dengan

terungkapnya beberapa laboratorium narkoba (clandenstin lab) yang cukup

besar di Indonesia. Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi

komunikasi, liberalisasi perdagangan serta pesatnya kemajuan industri

pariwisata telah menjadikan Indonesia sebagai Negara potensial sebagai

produsen Narkoba.

Peredaran Narkoba di Indonesia pada hakekatnya melalui 3 ( tiga )

komponen utama yaitu Produsen, Distributor dan Konsumen. Beberapa

lingkungan tempat yang sering menjadi sasaran peredaran gelap Narkoba

antara lain Lingkungan Pergaulan danTempat Hiburan ( Diskotik, Karaoke,

Pub ), Lingkungan Pekerjaan baik di institusi pemerintahan maupun swasta

bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa di lingkungan Polri sendiri di

dapati kasus penyalahgunaan narkoba, Lingkungan Pendidikan Sekolah,

Universitas/Kampus sangat memungkinkan terdapat peredaran narkoba

karena banyak nya interaksi yang terjadi baik antar teman maupun

lingkungannya, Lingkungan tempat tinggal Perumahan Asrama, Tempat Kost

/ rumah kontrakan, Apartemen dan Hotel.

Disamping dari Dalam Negeri, Narkoba juga masih banyak yang

didatangkan dari Luar Negeri. Hal ini dapat terjadi melalui pengiriman darat,

laut maupun udara.

8

Page 12: makalah Bea Cukai.doc

Peredaran Narkoba lewat darat sering terjadi di perbatasan antara

Indonesia dengan Negara sekitar. Hal ini terjadi karena lemahnya sistema dan

pengawasan keamanan Indonesia di daerah perbatasan. Para aparat dan

petugas yang bekerja diperbatasan tidak didukung dengan sarana dan

prasarana yang memadai. Serta kebijakan pemerintah yang kurang

memperhatikan perkembangan daerah perbatasan telah mengakibatkan

kesenjangan yang cukup besar antara masyarakat Indonesia dan daerah

perbatasan. Hal ini cendrung mendorong masyarakat local untuk melakukan

upaya kriminal dan bukan tidak mungkin membantu atau membiarkan

terjadinya peredaran Narkoba untuk mendapatkan keuntungan dan memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Peredaran Narkoba lewat laut juga termasuk sering dilakukan. Wilayah

Indonesia yanghampir 70 % adalah lautan adalah pintu bagi masuknya

Narkoba di Indonesia. Tidak semua wilayah bisa terkawal dengan optimal

oleh petugas Polair Polri, TNI Angkatan Laut maupun oleh Departemen

terkait lainnya. Belum lagi control yang kurang sangat rentan dimanfaatkan

oleh oknum petugas untuk meloloskan Narkoba masuk ke Indonesia, dengan

mengharapkan untuk mendapat imbalan ataupun suap.

Peredaran Narkoba melalui udara juga rentan menjadi akses masuk Narkoba

ke Indonesia. Walaupun beberapa bandara di Indonesia sudah dilengkapi

dengan alat pendeteksi Narkoba yang canggih, namun masih banyak sekali

bandara yang belum memilikinya. Apalagi semakin lama modus dan upaya

penyelundupan Narkoba ke Indonesia semakin berkembang mulai dari

melalui kurir anak – anak dan perempuan sampai dengan cara – cara yang

tidak masuk akal seperti menelan Narkoba dengan dibungkus semacam

pembungkus khusus untuk menghindari pendeteksian Narkoba oleh petugas.

2.4. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Di Indonesia

Penanggulangangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba

wajib dilakukan oleh pemerintah melalui aparat penegak hukum dan fungsi

terkait. Namun demikian peran serta masyarakat dalam menanggulangi

Narkoba juga mutlak diperlukan. Tanpa peran serta masyarakat.

9

Page 13: makalah Bea Cukai.doc

Upaya yang dilakukan pemerintah tidak akan secara maksimal.

Langkah penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang

dilakukan polri dapat digolongkan menjadi 3 upaya yaitu preemtif, preventif

maupun repsesif.

Upaya pre-emtif antara lain dilakukan dengan cara educatif

pembinaan dan pengembangan lingkungan pola hidup masyarakat,

menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama masyarakat dan antara

masyarakat dengan Polri melalui upaya penyuluhan dan sambang,

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam turut serta menjaga keamanan

ditengah masyarakat itu sendiri, dan memberikan pencerahan bahwa

menggunakan, membeli bahkan sampai memperjual belikan Narkoba adalah

perbuatan melanggar norma hukum dan norma agama, serta mengadakan

pendekatan solusi usaha mengantikan tanaman ganja yang sering di tanam

dengan tanaman pengganti yang lebih memiliki nilai jual tinggi namun tidak

melanggar hukum bagi masyarakat petani di Aceh. Disamping itu upaya pre

emtif juga dapat dilakukan melalui upaya lidik, pengamanan dan

penggalangan. Upaya pre – emtif sebagaimana tersebut diatas dapat

dilakukan oleh fungsi Bimbingan masyarakat (Bimmas) dan fungsi intelijen

Polri. Disamping itu upaya upaya edukasi, pembinaaan dan pengembangan

lingkungan hidup juga dapat dilakukan oleh fungsi Polair terhadap

masyarakat perairan dan masyarakat kepulauan di pulau – pulau yang sulit

terjangkau.

Upaya preventif dapat dilakukan melalui upaya mencegah masuknya

narkoba dari Luar negeri dengan melakukan pengawasan secara ketat di

daerah-daerah perbatsan seperti Bandara, pelabuhan laut dan perbatasan-

perbatasan darat. Disamping itu untuk mencegah lalulintas Narkoba ilegal di

dalam negeri dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti : operasi khusus /

razia di jalan – jalan terhadap kendaraan roda 2 dan roda 4 pada daerah rentan

lalu lintas Narkoba dengan sistem zig zag sehingga tidak terbaca oleh

jaringan pengedar Narkoba, melakukan Razia di tempat-tempat rawan

lalulintas narkoba secara ilegal atau tempat-tempat rawan transaksi narkoba

10

Page 14: makalah Bea Cukai.doc

seperti tempat – tempat hiburan (Diskotik,karaoke,pub, kafe wareng remang

dan lain-lain), mengadakan patroli pencarian sumber Narkoba atau ladang

ganja meliputi seluruh wilayah terpencil, mencegah kebocoran Narkoba dari

sumber-sumber resmi seperti Rumah sakit, Apotik, Barang bukti dari aparat

kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lainya, pencegahan melalui kegiatan

penyuluhan, penerangan dan bimbingan tentang bahaya narkoba, dan juga

tentang perlunya pengawasan lingkungan oleh masyarakat sendiri terutama

keluarga. Upaya preventif ini dapat dilakukan oleh fungsi samapta, lalu lintas,

dan lain – lain.

Sedangkan upaya represif berupa upaya penindakan/ penegakan

hukum terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dapat

dilakukan dengan upaya penyelidikan dan penyidikan secara professional

oleh fungsi Reskrim / Res Narkoba Polri. Adapun upaya tersebut dilakukan

dengan memperhatikan perangkat hukum yang ada secara maksimal dan tepat

sasaran agar tercipta keseimbangan antara perbuatan yang dilakukan dengan

sanksi hukuman yang diterapkan serta menindak bagi siapa saja yang

menghalangi atau mempersulit penyidikan serta penuntutan dan pemeriksaan

perkara tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika

sebagaimana diatur dalam pasal 138 UU No 35 tahun 2009. Dan perkara

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba termasuk perkara yang

didahulukan dari perkara lainya untuk diajukan ke pengadilan untuk

penyelesaian perkara secepatnya sesuai pasal 74 UU No 35 tahun 2009 dan

pasal 58 UU No 5 tahun 1997.

Disamping hal tersebut diatas dalam menanggulangi penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkoba dari luar negeri, Polri melakukan kerjasama

dengan kepolisian Negara lain baik berupa kerjasama antar Negara, kawasan

regional ASEAN maupun Interasional melalui Perserikatan Bangsa – Bangsa

(PBB) melalui wadah Interpol. Kerjasama tersebut dapat berupa bantuan

dalam penyidikan tindak pidana Narkoba maupun kerjasama pendidikan

melalui Jakarta Center for Law Enforcemet Cooperation (JCLEC) dan United

Nation on Drug and Crime (UNODC). Tentu saja kerjasama Polri ini perlu

11

Page 15: makalah Bea Cukai.doc

didukung dan ditindak lanjuti oleh pemerintah Negara dengan melakukan

kerjasama Government to Government dalam bentuk kerjasama atau

perjanjian ekstradisi dan perjanjian bantuan hukum timbal-balik dalam

masalah pidana.

2.3 Study kasus penyelundupan impor narkoba

a. Upaya departemen bea cukai dalam mengagalkan penyelupan narkaba

di bandara juanda

Customs Narcotics Team (CNT) Bea dan Cukai Type Madya

Pabean Juanda yang bekerja sama dengan BNN Provinsi, Dir Narkoba

Polda Jatim dan Pengamanan Kawasan Bandara Juanda, berhasil

menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu import seberat 182

gram, Senin (7/10/2013). Sabu berjumlah 6 bungkus yang disembunyikan

dalam lapisan kursi mobil (buchet seat) itu, kiriman dari Tan Eng Kooi,

warga Kuala Lumpur Malaysia, yang dikirim ke warga Surabaya bernama

Ivan Teguh Santoso. "Dua jok terdeteksi ada gambar barang

mencurigakan, saat melalui X-ray. Setelah dikembangkan, di dalam jok

mobil itu ditemukan sabu," ucap Iwan Hermawan, Kepala KPPBC Juanda.

Dia menambahkan, pasca ditemukan barang terlarang itu, petugas akhirnya

melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan Ivan selaku

importir dan Jefrey, kurir dari Ivan dan 5 orang lainnya yang juga berusaha

mengambil kiriman itu. "Hasil pengembangan kasus ini, jaringan ini

dikendalikan oleh Iwan dan Steven tersangka sabu tangkapan Polwiltabes

Surabaya yang kini ditahan di Rutan kelas I Surabaya di Medaeng

Kecamatan Waru," terangnya. Dalam kasus ini, tersangka akan di jerat UU

No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika golongan I. Perbuatan tersangka juga

melanggar pasal 113 ayat 1 dan 2 Undang-undang no 35 Tahun 2009

tentang penyelundupan narkotika.

12

Page 16: makalah Bea Cukai.doc

b. Penggagalan Kasus Upaya Penyelundupan Narkotika ( oleh Bea cukai

Bandara Sukarno Hatta )

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya

Pabean Soekarno Hatta kembali berhasil melakukan penggagalan upaya

penyelundupan barang larangan dan pembatasan berupa narkotika, sebagai

berikut:

Barang Bukti : 

Kristal bening jenis Methamphetamine sebanyak 3.060 (tiga ribu enam

puluh gram) dengan estimasi nilai barang Rp 4.000.000.000,- (empat

milyar rupiah).

Pelaku

Seorang penumpang laki-laki WN China Taipei berinisial LI (34 tahun).

Modus 

Narkotika tersebut disembunyikan di dalam koper yang dibawanya dengan

cara dilapisi coklat dalam kemasan makanan coklat dan di dalam kotak

elektronik.

Kronologis

1. Berdasarkan hasil dari analisa intelijen dan profilling terhadap

penumpang Tim Customs Tactical Unit (CTU) KPPBC Tipe Madya

Pabean Soekarno Hatta mencurigai seorang laki-laki Warga Negara

China Taipei yang berinisial LI (34 tahun) eks penumpang Cathay

Pasific ( CX-719) Rute Hongkong– Jakarta yang mendarat di

terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada hari Jumat

tanggal 5 Juli 2013 sekitar pukul 20.30 WIB yang diduga membawa

barang larangan berupa narkotika;

2. Atas analisa tersebut dilakukan pemeriksaan badan dan pemeriksaan

atas barang bawaan penumpang. Dari hasil pemeriksaan yang

13

Page 17: makalah Bea Cukai.doc

mendalam, petugas berhasil menemukan kristal bening yang diduga

Methamphetamine (Shabu) yang disembunyikan dengan cara dilapisi

coklat dalam kemasan makanan coklat dan ditemukan lagi di dalam

kotak elektronik .

3. Kristal bening yang diduga Methamphetamine (Shabu) tersebut

setelah dilakukan penimbangan diketahui seberat 3.060 (tiga ribu

enam puluh) gram bruto.

4. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium Balai Pengujian dan

Identifikasi Barang Bea dan Cukai (BPIB) Cempaka putih, diketahui

kristal bening tersebut positif Methamphetamine.

Tindak Lanjut

Untuk penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut tersangka dan barang

bukti kasus tersebut diserahkan kepada penyidik Polresta Bandara

Soekarno Hatta

Ancaman Hukuman

Metamphetamine (Shabu) sesuai UU No. 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika tanggal 12 Oktober 2009 merupakan kategori Narkotika

Golongan I. Penyelundupan Narkotika Golongan I ke Indonesia adalah

pelanggaran pidana sesuai pasal 113 ayat 1 dan 2 Undang-undang No. 35

Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara paling

lama 15 (lima belas) tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 10

milyar. Dalam hal barang bukti beratnya melebihi 5 gram pelaku di pidana

dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara paling lama

20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum Rp. 10 Milyar

ditambah 1/3.

Page 18: makalah Bea Cukai.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyelundupan adalah suatu kegiatan mengimpor atau mengekspor

barang tanpa mengindahkan atau sama sekali tidak memenuhi ketentuan

atau prosedur sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-undang

No.10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan. Salah satu penyebabnya adalah

tingginya harga narkoba di Indonesia yang memang menarik banyak pihak

untuk terlibat di dalamnya. Ada tiga modus penyelundupan narkoba, yaitu

ditaruh di dalam tas atau koper yang dibawa pelaku, ditempel di tubuh

pelaku dan ditelan oleh pelaku. Bahkan masyarakat yang baru pulang

ibadah haji ataupun umroh pun ikut menjadi sasaran. Caranya yaitu

mereka memasukkan heroin ke kover (sampul Alquran) bahkan kaligrafi

Allah SWT dan Muhammad SAW diisi oleh sabu sebanyak 1 kg.

3.2 Saran

Pihak petugas bea cuaki perlu lebih teliti lagi dalam melakukan

pengawasan terhadap barang impor, karena meskipun sudah dilakukan

pengawasan yang ketat namun kasus penyelundupan impor narkoba masih

saja terjadi serta menggalakkan sosisalisasi UU Narkoba yang baru yaitu

UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga dapat meningkatkan

eksistensi Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama – sama Polri serta

meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam upaya penanggulangan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia.Selain itu

hukum di negeri ini harus lebih tegas lagi dalam menindak para

penyelundup untuk memberikan rasa jera.

14

Page 19: makalah Bea Cukai.doc

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Prapto Soepardi, 1991. Tindak Pidana Penyelundupan, Pengungkapan dan

Penindakannya, Surabaya: Usaha Nasional.

Soerjono Soekamto, 1983. Beberapa Permasalahan Hukum Dalam Kerangka

Pembangunan di Indonesia, Jakarta : UI Press. 

Modul Manajemen Opsnal Kepolisian PTIK, 2007.

Ismail, Chairuddin. “Kapita selekta penegakkan hukum tindak pidana tertentu”.

PTIK Press, 2007.

Kelana, Momo. “Konsep – konsep hukum Kepolisian Indonesia”. PTIK Press,

2007

Artikel internetBea cukai Soeta " Penggalan Upaya kasus penyelundupna narkoba “

http://www.bcsoetta.net/v1/article/penggagalan-kasus-upaya-penyelundupan-

narkotika di akses pada 26 Oktober 2013

Berita Jatim “Bea Cukai Juanda Gagalkan Penyelundupan Sabu Impor”

http://beritajatim.com/hukum_kriminal/185968/bea_cukai_juanda_gagalkan_peny

elundupan di akses pada 26 Oktober 2013

King, Travel. “Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba”

, http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1900061-pencegahan-dan-

penanggulangan-penyalahgunaan-narkoba/ di akses pada 26 Oktober 2013

Antara News. “1,5 persen penduduk Indonesia pengguna Narkoba”

http://hileud.com/15-persen-penduduk-indonesia-pengguna-narkoba.html di akses

pada 26 Oktober 2013

Peraturan Perundang – undangan

Undang – Undang RI Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP

15

Page 20: makalah Bea Cukai.doc

Undang – Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika