makalah bahasa baku dan bahasa nonbaku

19
TUGAS BAHASA INDONESIA BAHASA BAKU DAN BAHASA NONBAKU DI SUSUN O L E H KELOMPOK 11 1. JUWAIRIAH ANNISA 2. SULISTYA NINGSIH 3. SYARIVA MARIS KELAS : FISIKA DIK C 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: juwairiah-qhoalthofnish

Post on 12-Jun-2015

14.984 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

TUGAS BAHASA INDONESIA

BAHASA BAKU DAN BAHASA NONBAKU

DI SUSUN

O

L

E

H

KELOMPOK 11

1. JUWAIRIAH ANNISA

2. SULISTYA NINGSIH

3. SYARIVA MARIS

KELAS : FISIKA DIK C 2012

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

Page 2: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

2014

Page 3: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat dan hidayah-Nya

lah kami dapat menyelesaikan makalah “BAHASA BAKU DAN BAHASA NONBAKU” ini

tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas matakuliah bahasa Indonesia .

Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada bapak

Drs. Malan Lubis,M.Hum selaku dosen pengampu matakuliah bahasa Indonesia.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun penyusun tetap

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam

penyusunan makalah selanjutnya.

Medan, 01 Maret 2014

Penulis

Page 4: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………….. i

Daftar isi…………………………………………………………………… …. ii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………. 1

B. Rumusan masalah…………………………………………………… 2

C. Tujuan penulisan…………………………………………………….. 2

Bab II PEMBAHASAN

A. Pengertian bahasa baku…………………………………………… …. 3

B. Pengertian bahasa nonbaku……………………………………… …. 5

C. Pengertian bahasa Indonesia baku dan nonbaku………………………. 6

D. Ciri-ciri bahasa baku dan nonbaku……………………………… …. 7

E. Pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar…………… …. 9

Bab III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………………… 12

Page 5: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai

oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Cikal

bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berawal dari pernyataaan

sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar  sumpah pemuda. Menurut Sugono (2007) sikap

politik pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

“ merupakan pengakuan terhadap banyaknya bahasa di Indonesia sebanyak 746 bahasa.

Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi alat

komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa

pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya

hubungan antar etnik di Indonesia.

Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang ditetapkan sehari setelah

hari proklamasi kemerdekaan republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam pasal 36

UUD 1945, sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam

mengelola Negara dalam situasi formal, seperti interaksi di kantor-kantor, di sekolah-sekolah,

pidato dan ceramah serta secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua orang menggunakan

tatacara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu

sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa baku

cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa

diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa

Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar

dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.

Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa baku

merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia.

Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun

pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan

makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat

berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar

dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak

resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997 : 30).

Page 6: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

            Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah

diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak

berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan

bahasa baku. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang menarik untuk  dibahas

tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa nonbaku, pengertian bahasa Indonesia

baku, ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta pemakaian bahasa Indonesia dengan

baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut ;

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa baku?

2. Apa yang dimaksud dengan bahasa non-baku?

3. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia baku?

4. Apa ciri-ciri bahasa baku dan bahasa non-baku?

5. Bagaimana pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar?

C. Tujuan Penulisan

            Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengertian dari bahasa baku.

2. Mengetahui pengertian bahasa non-baku.

3. Mengetahui pengertian bahasa Indonesia baku.

4. Dapat menjelaskan cirri-ciri bahasa baku dan bahasa non-baku.

5. Mengetahui pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Page 7: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAHASA BAKU

Bahasa baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk

dan fungsi bahasa, menurut ahli linguistik Einar Haugen. Ia dikatakan sebagai “loghat yang

paling betul” bagi sesuatu bahasa.

Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang

dilembagakan dan diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi dan sebagai

kerangka rujukan  norma bahasa dan penggunaannya.

Hartmann dan Stork (1972: 218) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa

secara sosial lebih digandrungi, seringkali lebih berdasarkan pada ujaran orang-orang yang

berpendidikan di dalam dan di sekitar pusat kebudayaan dan politik suatu masyarakat.

Pei dan Geynor (1954: 203) menggatakan bahwa bahasa baku adalah dialek suatu

bahasa yang memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-dialek lainnya, dan

disepakati penutur dialek-dialek lain sebagai bentuk bahasa yang paling sempurna.

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia. Poewadarminta menuliskan :

baku I

Jawa, (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya ; (2) sesuatu yang dipakai sebagai

dasar ukuran (nilai, harga, standar).

baku II

saling (1976 : 79)

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 :71), kata baku juga ada dijelaskan.

baku I

(1) pokok, utama ; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan

yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;

baku II

saling

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain menjelaskan makna kata baku.

baku I

(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar

baku II

(Manado), saling (1996 : 144)

Baku dalam bahasa baku di dalam 3 Kamus di atas bermakna sama dengan baku I.

Oleh karena itu, bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran,

Page 8: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

atau yang menjadi standar. Penjelasan makna kata itu tentu saja belum cukup untuk

memahami konsep yang sesungguhnya. Di dalam bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang

saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difungsikan sebagai model. Ketiganya

dibahas di bawah ini.

            Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari “codification” bahasa Inggris. Kodifikasi

diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan

norma di dalam berbahasa (Alwasilah, 1985 :121). Masalah kodifikasi berkait dengan

masalah ketentuan atau ketetapan norma kebahasaan. Norma-norma kebahasaan itu berupa

pedoman tata bahasa, ejaan, kamus, lafal, dan istilah. Kode kebahasaan sebagai norma itu

dikaitkan juga dengan praanggapan bahwa bahasa baku itu berkeseragaman. Keseragaman

kode kebahasaan diperlukan bahasa baku agar efisien, karena kaidah atau norma

jangan berubah setiap saat. Kodifikasi kebahasaan juga dikaitkan dengan masalah bahasa

menurut situasi pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam

bahasa. Perbedaan ragam bahasa itu akan tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulis.

Dengan demikian kodifikasi kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam pemakaian bahasa

baku.

Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi masyarakat

bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan penerimaan ini

bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat

bahasa baku. 

Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan olehmasyarakat

secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa

dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.

Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa

inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistic pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem

Mathesius Ia termasuk pencetus aliran praha. Ia merumuskan bahwa bahasa baku sebagai

bentuk bahasa yang telah dimodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan

oleh masyarakat secara luas.

Di dalam Bahasa dan Sastra dalam gamitan pendidikan, Yus Rusiana berpengertian

bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima,

dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas (1984 : 104). Didalam tata

bahasa rujukan bahasa Indonesia untuk tingkatan pendidikan menengah, Gorys Keraf

berpengertian bahwa bahasa baku adalah bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan

umum untuk seluruh penutur bahasa itu (1991 : 8).

Page 9: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

Bahasa baku merupakan  bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau pemikiran

teratur, logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis dan

kecendekiaan. Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif, baik, dan benar.

Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan diungkapkan kembali.

Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu. Dan, benar karena sesuai kaidah kebahasaan,

secara tertulis maupun terucap.

Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan aturan

kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan

sesuai dengan perkembangan zaman.Bahasa baku sebenanya merupakan bahasa yang

digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks

penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan

gagasan secara tepat.

B. PENGERTIAN BAHASA NON-BAKU

Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa

nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”,

“ragam takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.

Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah

salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu

dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).

Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa

memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa

dipakai oleh mereka yang berpendidikan (1985 : 116).

Bahasa nonbaku adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang

berbeda pelafalan, tata bhasa, dan kosa kata dari bahasa baku suatu bahasa. (Richard, Jhon,

dan Heidi dalam Barus 2014:7)

Crystal berpengertian bahwa bahsa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak

memenuhi norma baku, yang dikelompokan sebagai subbaku atau nonbaku.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam

yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di

lingkungan tidak resmi.

C. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU

Page 10: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk

bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh

masyarakat Indonesia secara luas.

Contoh pada Undang-undang dasar :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak

segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa baku, dan

merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak

dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara

luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

D. CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA BAKU DAN NONBAKU

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku telah dibuat oleh para

pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti

Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.

Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia nonbaku itu dibeberkan di bawah ini

setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar tersebut.

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:

(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif

bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya,

BAHASA BAKU BAHASA TIDAK BAKUAtap AtepKalau KaloHabis AbisSenin SenenMantap MantepHilang IlangDalam Dalem

(2) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi

bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.

Misalnya:

Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.

Kuliah sudah berjalan dengan baik.

Page 11: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

BAHASA BAKU BAHASA NON BAKUBersama-sama Bersama2Melipatgandakan Melipat gandakan

(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan

tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya

penipu.

(4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis

secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah buku itu sampai selesai!

Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?

Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.

(5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan

secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya bertemu dengan adiknya kemarin.

Ia benci sekali kepada orang itu.

(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku

ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat. 

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi. 

Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.

(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku

ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:

Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.

Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.

Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.

(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa

Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Surat Anda sudah saya baca.

Kiriman buku sudah dia terima.

Page 12: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

(9) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis

atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

saudaranya

dikomentari

mengotori

harganya

(10)Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia

baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. 

Misalnya:

Kepala Kantor pergi keluar negeri.

Rumah orang itu bagus.

(11)Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis ataudiucapkan secara jelas dan

tetap sebagai bahagian kalimat bahasaIndonesia baku di dalam kalimat.

Misalnya:

Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum analisis data

dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.

(12)Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara

jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan,

pergi, tidak begini, begitu, silakan.

(13)Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik

kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan.

(14)Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan

Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

E. PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap

baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian bahasa

Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa

atau gramatikal bahasa baku. Sebaliknya pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar

Page 13: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku,

melainkan kaidah gramatikal bahasa nonbaku.

Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa

yang sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Pemakaian bahasa Indonesia

nonbaku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi dan ciri

kode bahasa Indonesia nonbaku. Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia

baik baku maupun nonbaku saling mendukung saling berkait. Konsep yang benar adalah

pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Kita harus

memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh karena itu, unsur

umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak

sasaran kita tidak boleh diabaikan.

Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Ada empat

hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.

Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan

dan tulisan. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa

tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam

bermain dengan bahasa.

Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar:

1. Tata bunyi (fonologi), misalnya bunyi f,v,dan z. contao kata-kata yang benar adalah

fajar, motif, aktif, variabel, vitamin,devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip,

pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalh lafal juga termasuk aspek tata bunyi.

Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek,

tranmigrasi, ekspot.

2. Tata bahasa (kata dan kalimat) misalnya, bentuk kata yang benar adalah ubah,

mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawabkan, bukan obah,

rubah, robah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.

3. Aspek kosa kata (termasuk istilah), kata-kata seperti bilang, kasih, entar, dan udah

lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar dan sudah dalam

penggunaan bahasa yang benar. Dalam peristilahan, istilah dampak (impact), bandar

udara, keluaran (output) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh,

pelabuhan udara, hasil.

4. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, system, objek, jadwal, kualitas,

dan hierarki.

Page 14: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

5. Dari segi maknanya, penggunaan bahas ayang benar bertalian dengan ketepatan

menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu

tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan).

Page 15: Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok acuan, yang

dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar,digunakan secara efektif, baik, dan benar.

Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan diungkapkan kembali.

Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan waktu. Dan benar karena sesuai kaidah kebahasaan,

secara tertulis maupun terucap.

Bahasa nonbaku adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode

bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Bahasa nonbaku sering digunakan

dalam kehidupan sehari-hari seperti keluarga, teman, dll.