makalah bahasa baku

24
Makalah Bahasa Indonesia PENGGUNAAN BAHASA TIDAK BAKU DI LINGKUNGAN SEKITAR Oleh : Nisrina Setiowati 4123141065 BIO DIK A 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2015

Upload: nisrina-setiowati

Post on 25-Sep-2015

383 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

  • Makalah Bahasa Indonesia

    PENGGUNAAN BAHASA TIDAK

    BAKU DI LINGKUNGAN SEKITAR

    Oleh :

    Nisrina Setiowati

    4123141065

    BIO DIK A 2012

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

    MEDAN

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

    karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Mata

    Kuliah Bahasa Indonesia dengan judul Penggunaan Bahasa Baku dan Tidak Baku

    di Lingkungan Sekitar ini dengan baik. Saya juga sangat berterima kasih

    kepada ibu yang telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini.

    Adapun tujuan saya menulis makalah ini yaitu agar saya mengetahui

    mengenai bahasa Indonesia baku serta penggunaannya baik di dalam proses

    pembelajaran maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

    Tidak ada manusia yang sempurna. Saya menyadari masih terdapat banyak

    kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam

    makalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

    kesempurnaan makalah saya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

    Medan, 12 April 2015

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

    BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar belakang............................................................................... 1

    B. Tujuan ........................................................................................... 2

    C. Manfaat ......................................................................................... 2

    BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 3

    A. Pengertian Bahasa Baku ............................................................... 3

    B. Pengertian Bahasa Tidak Baku ..................................................... 3

    C. Pengertian Bahasa Baku dan Bahasa Tidak Baku ....................... 4

    D. Fungsi Bahasa Baku...................................................................... 4

    E. Fungsi Bahasa Tidak Baku ............................................................ 5

    F. Ciri-Ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku ......................................... 5

    G. Pemakain Bahasa Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan Benar 6

    H. Contoh Bahasa Baku dan Bahasa Tidak Baku ............................. 7

    I. Penggunaan Bahasa Tidak Baku di Lingkungan Sekitar ............... 7

    BAB III. PENUTUP ................................................................................... 20

    A. Kesimpulan ................................................................................... 20

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 21

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kita sering mendengar dan membaca semboyan Pergunakanlah

    Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Makna semboyan itu sering pula

    diartikan bahwa kita harus berbahasa baku atau kita harus menghindarkan

    pemakaian bahasa nonbaku. Namun seringkali pemakaian bahasa yang

    mengikuti kaidah ini diabaikan terutama dalam penggunaannya dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Seringkali suatu kata tidak digunakan secara benar dan cermat

    sehingga merubah makna, penulisan dan pengucapannya. Seseorang yang

    mengetahui bentuk , tetapi tidak mengetahui bentuk bakunya berarti tidak

    mengetahui makna kata tersebut. Perubahan kata terjadi akibat adanya

    perkembangan kata oleh para pemakai bahasa, sedangkan bahasa

    berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran manusia.

    Seringkali kita juga salah dalam menulis kata dalam kalimat dan juga

    kesulitan dalam membedakan kata baku dan tidak baku. Sekarang ini juga

    banyak penggunaan kata tidak baku menyebar di lingkungan masyarakat

    seperti di papan pengumuman, reklame, kantor-kantor,dll. Seolah itu semua

    menjadi kebiasaan masyarakat.

    B. Tujuan

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:

    1. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dalam Ujian Formatif 2.

    2. Mengetahui penggunaan bahasa baku dan bahasa non baku dalam

    lingkungan masyarakat.

    3. Mengetahui tingkat penggunaan bahasa tidak baku dalam lingkungan

    masyarakat.

    C. Manfaat

    Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain:

  • 2

    1. Sebagai penambah wawasan bagi mahasiswa, guru, dosen dan

    masyarakat dalam konteks penggunaan bahasa baku dan tidak baku di

    lingkungan masyarakat.

    2. Sebagai tolak ukur bagi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

    penggunaan bahasa baku dan tidak baku di lingkungan masyarakat.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Bahasa Baku

    Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat

    menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54)

    menyebutkan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan

    bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol

    bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem

    komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang

    bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa,

    yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.

    Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard

    language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik

    pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia

    termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B.

    Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu.

    Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang

    telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh

    masyarakat secara luas.

    Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar

    yang benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa

    baku atau standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.

    B. Pengertian Bahasa Tidak Baku

    Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan

    kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam

    bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di

    pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan

    bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari

    terutama dalam percakapan.

  • 4

    C. Pengertian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku

    Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia

    yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau

    dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas. Bahasa

    Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak

    dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model

    masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara

    khusus.

    D. Fungsi Bahasa Baku

    Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat

    fungsi, yaitu:

    1. Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa

    daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka

    dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain.

    Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai

    dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan

    mereka menjadi satu masyarakat bangsa.

    2. Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu

    dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat

    perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.

    3. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa

    serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan

    dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain

    yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau

    pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik

    dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.

    4. Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian

    bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang

    jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya

    pemakaian bahasa seseorang atau golongan.

  • 5

    E. Fungsi Bahasa Tidak Baku

    Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan

    santai (tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga,

    teman, dan di pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk

    mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat

    berkomunikasi (berbahasa).

    F. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku

    1. Ciri Bahasa Baku

    Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku

    terbagi menjadi tiga, yaitu:

    a. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis,

    yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar

    tidak dapat berubah setiap saat.

    b. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat,

    paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar

    mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,

    logis, dan masuk akal.

    c. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses

    pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses

    penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau

    penyeragaman variasi bahasa.

    2. Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:

    a. tidak terpengaruh bahasa daerah;

    b. tidak dipengaruhi bahasa asing;

    c. bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;

    d. pemakaian imbuhannya secara eksplisit;

    e. pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;

    f. tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

  • 6

    3. Ciri Bahasa Tidak Baku

    Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu:

    a. Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi

    memiliki arti yang sama.

    b. Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.

    c. Dapat terpengaruh oleh bahasa asing.

    d. Digunakan pada situasi santai/tidak resmi.

    G. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan

    Benar

    Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri

    bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap

    ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam,

    sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang

    mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah

    pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian,

    pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa

    yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku.

    Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar

    adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau

    gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa

    Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang

    mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian

    bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak

    mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku.

    Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik

    baku maupun nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis

    ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah

    logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu,

  • 7

    konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga

    merupakan pemakaian bahasa yang benar.

    H. Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku

    Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak

    baku. Berikut ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang

    disusun secara alfabetis.

    No Kata Baku Kata Nonbaku

    1. Aktif aktip, aktive

    2. Alquran Al-Quran, Al-Quran, Al Quran

    3. Apotek Apotik

    4. Azan Adzan

    5. Cabai cabe, cabay

    6. Daftar Daptar

    7. doa doa

    8. efektif efektip, efektive, epektip, epektif

    9. elite Elit

    10. e-mail email, imel

    11. Februari Pebruari, February

    12. Foto Photo

    13. Fotokopi foto copy, photo copy, photo kopi

    14. Hakikat Hakekat

    15. Ijazah ijasah, izajah

    16. Izin Ijin

    17. Jadwal Jadual

    18. Jumat Jumat

    19. karena Karna

    20. karismatik Kharismatik

    21. kreatif kreatip, creative

  • 8

    I. Penggunaan Bahasa Tidak Baku di Lingkungan Sekitar

    1) Kata PECINTA

    Gambar 1. Spanduk Organisasi

    Kata PECINTA yang tertera pada spanduk sebuah organisasi

    ditulis tidak baku, seharusnya ditulis PENCINTA. Spanduk ini saya

    temukan di dalam sebuah ruangan sekretariat organisasi.

    22. lembap Lembab

    23. lubang Lobang

    24. Maaf maaf

    25. makhluk Mahluk

    26. mukjizat mujizat

    27. Napas Nafas

    28. nasihat Nasehat

    29. Objek Obyek

    30. provinsi propinsi, profinsi

    Menurut Alwi, 2008 :

    pen-cin-ta n orang yang sangat suka akan : kelompok ~ alam

    akan memulai pendakianhari Selasa minggu depan

  • 9

    2) Kata NGADAT

    Gambar 2. Reklame di depan STIPAP

    Kata NGADAT pada spanduk reklame tersebut tidak terdata dalam

    ALWI, 2008 (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebaiknya kata yang

    digunakan adalah kata MACET.

    3) Kata SYRUP

    Gambar 3. Spanduk Pedagang Kaki Lima di Depan STIPAP

    Menurut Alwi, 2008 :

    ma-cet a 1 tidak dapat berfungsi dengan baik (tt rem, mesin, dsb);

    sendat, serat: rem mobilnya~; 2 ki terhenti, tidak lancar:

    pembongkaran saluran air menyebabkan lalu lintas~

  • 10

    Kata SYRUP yang dituliskan pada spanduk tersebut tidak baku,

    seharusnya kata yang dituliskan adalah SIROP. Selain itu penulisan

    pada kata jagung Bakar juga tidak baku karena salah dalam penulisan

    huruf kapitalnya, seharusnya adalah Jagung Bakar.

    4) Kata SOP dan POKAT

    Gambar 4. Spanduk Penjual Sup Buah di Depan STIPAP

    Kata SOP dan POKAT yang digunakan pada spanduk tersebut merupakan

    kata yang tidak baku. Menurut ALWI, 2008 , penulisan yang benar adalah

    SUP dan AVOKAD.

    Menurut Alwi, 2008 :

    si-rop n 1 air gula agak kental, terkadang diberiesens dan diwarnai,

    setrup, 2 obat berbentuk cairan berasa manis; tersedia obat dalam

    bentuk ~ di toko obat itu

    Menurut Alwi, 2008 :

    sup n masakan berkuah dari kaldu yang diberi bumbu pala, lada, dsb, ada

    berbagai macam, seperti ~sayuran, ~jagung, ~buntut

    a-vo-kad n 1 tanaman yang tingginya mencapai 3-10 m, bentuk buahnya

    bulat lonjong, berkulit hijau atau cokelat keungu-unguan, berdaging

    tebal lunak berwarna kuning kehijau-hijauan dan enak dimakan; Porsea

    americana; 2 buah avokad

  • 11

    5) Kata EXPRESS dan PHOTO

    Gambar 5. Spanduk Toko Fotokopi

    Kata EXPRESS dan PHOTO yang tertera pada spanduk di atas tidak

    sesuai dengan kaidah ALWI, 2008 . Seharusnya kata yang digunakan

    adalah EKSPRES dan FOTO.

    6) Kata STELAN

    Gambar 6. Spanduk Penjahit

    Menurut Alwi, 2008 :

    eks-pres a cepat, pesat

    fo-to n 1 potret; ~nya dimuat di surat kabar; 2 ki gambaran; bayangan;

    pantulan; ragam ilmiah seakan-akan ~kegiatan pikiran:

  • 12

    Kata STELAN yang terdapat pada spanduk di atas tidak terdaftar pada

    ALWI, 2008 , selain itu seharusnya tidak perlu ada kata tersebut di depan

    kata jas", karena makna dari kata jas

    7) Kata PRAKTEK

    Gambar 7. Papan Nama Toko

    Kata PRAKTEK yang terdapat pada papan nama toko tersebut

    merupakan kata yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertera

    adalah PRAKTIK. Papan nama ini terdapat di Jl. Tuasan.

    Menurut Alwi, 2008 :

    jas n baju resmi (potongan Eropa) berlengan panjang, berkancing satu sampai

    tiga, dipakai diluar di luar kemeja;

    Menurut Alwi, 2008 :

    praktik n 1 pelaksanaan secara nyata apa yang disebut di teori: teorinya

    mudah, tetapi ~nya sukar, 2 pelaksanaan pekerjaan (tt dokter, pengacara

    dsb): ~ dokter dibuka mulai pukul 15.00 3 perbuatan menerapkan teori

    (keyakinan dsb), pelaksanaan: aturan itu menemui kesukaran di~nya

  • 13

    8) Kata STICKER

    Gambar 8. Spanduk Reklame pada toko

    Kata STICKER pada spanduk reklame pada toko tersebut merupakan

    kata yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis adalah STIKER.

    Spanduk ini terdapat di Jl. Perjuangan.

    9) Kata TAMBAL

    Gambar 9. Papan pada bengkel

    Kata TAMBAL yang terdapat pada papan tersebut merupakan

    penggunaan kata yang tidak tepat atau disebut juga kesalahan dalam

    Menurut Alwi, 2008 :

    stiker n lembaran kecil kertas atau plastik yang ditempelkan: etiket

  • 14

    diksi. Kata yang tepat digunakan adalah TEMPEL. Papan ini terdapat di

    Jl. Perjuangan.

    10) Kata COMPUTER

    Gambar 10. Papan Nama Toko

    Kata COMPUTER pada papan nama toko tersebut merupakan

    kata yang tidak baku, kata tersebut memang merupakan kata serapan

    yang diambil dari Bahasa Inggris. Namun kata serapan yang merupakan

    kata yang baku adalah KOMPUTER. Papan nama toko ini terdapat di

    Jl. Rakyat.

    Menurut Alwi, 2008 :

    tempel v sangat berdekatan, sangat karib dengan; berlekat, berdampingan;

    Menurut Alwi, 2008 :

    kom-pu-ter n alat elektronik otomatis yang dapat menghitung atau mengolah

    data secara cermat menurut yang diinstruksikan, dan memberikan hasil

    pengolahan, serta dapat menjalankan sistem multimedia (film, musik,

    televisi, faksimile, dsb) biasanya terdiri atas unit pemasukan, unit

    pengeluaran, unit penyimpanan serta unit pengontrolan

  • 15

    11) Kata APOTIK

    Gambar 11. Papan nama toko

    Kata APOTIK pada papan nama toko tersebut merupakan kata yang

    tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis adalah APOTEK. Spanduk ini

    terdapat di Jl. Perjuangan.

    12) Kata MESJID

    Gambar 12. Papan Nama Tempat Ibadah

    Menurut Alwi, 2008 :

    a-po-tek n toko tempat meramu dan menjual obat bedasarkan resep dokter

    serta memperdagangkan barang medis; rumah obat;

  • 16

    Kata MESJID pada papan nama tempat ibadah tersebut merupakan kata

    yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis adalah MASJID. Papan ini

    terdapat di Jl. Perjuangan.

    13) Kata KWITANSI

    Gambar 13. Spanduk Toko

    Kata KWITANSI pada spanduk reklame pada toko tersebut merupakan

    kata yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis adalah KUITANSI.

    Spanduk ini terdapat di Jl. Perjuangan

    Menurut Alwi, 2008 :

    mas-jid n rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang Islam; setiap

    Jumat dilakkan salat bersama di ~;

    Menurut Alwi, 2008 :

    ku-i-tan-si n surat bukti penerimaan uang

  • 17

    14) Kata AQIQAH

    Gambar 14. Reklame di Pinggir jalan

    Kata AQIQAH pada reklame tersebut merupakan kata yang tidak baku,

    seharusnya kata baku yang tertulis adalah AKIKAH. Spanduk ini terdapat di

    Jl. Perjuangan.

    15) Kata LEVERANSIER

    Gambar 15. Spanduk nama toko

    Menurut Alwi, 2008 :

    aki-kah n 1 penyembelihan ternak (seperti kambing atau lembu) sebagai

    pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya, lazimnya dilaksanakan

    pada hari ketujuh 2 tradisi penyembelihan ternak pada upacara pencukuran

    rambut bayi ketika berusia tujuh hari sebagai penyataan syukur;

  • 18

    Kata LEVERANSIER pada spanduk reklame pada toko tersebut

    merupakan kata yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis

    adalah LEVERANSIR. Spanduk ini terdapat di Jl. Perjuangan.

    16) Kata TUMPAT

    Gambar 16.

    Kata TUMPAT pada spanduk reklame pada toko tersebut

    merupakan kata yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis

    adalah SUMBAT. Spanduk ini terdapat di Jl. Perjuangan.

    17) Kata MUSHOLLA

    Gambar 17. Nama ruangan

    Menurut Alwi, 2008 :

    le-ve-ran-sir n orang atau perusahan yang bertugas menyediakan bahan-

    bahan keperluan, dapat berupa bahan makanan, bangunan, dsb;

    Menurut Alwi, 2008 :

    sum-bat n penutup liang (lubang, mulut, dsb); gabus penutup botol; sumpal;

    ~botol

  • 19

    Kata MUSHOLLA pada nama runangan tersebut merupakan kata

    yang tidak baku, seharusnya kata baku yang tertulis adalah MUSALA.

    Ruangan ini terdapat pada Digital Library Universitas Negeri Medan.

    Menurut Alwi, 2008 :

    mu-sa-la n 1 tempat salat; langgar; surau; 2 tikar salat; sajadah

  • 20

    BAB III

    PENUTUP

    B. Kesimpulan

    - Penggunaan Bahasa Baku di kalangan masyarakat masih jauh dari kata

    benar. Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang

    menggunakan bahasa tidak baku.

    - Penggunakan Bahasa Tidak Baku di lingkungan sangat jelas terlihat dari

    tulisan pada papan reklame dan papan nama toko.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    Keraf, G. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk

    Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.