makalah anamnesa pada anak

15
LAPORAN HASIL DISKUSI MERANCANG TEHNIK ANAMNESA PADA ANAK Disusun Oleh : Agung Setyo Budi (10610002) Dhiny Pramita (10610008) Dwayuningtyas (10610012) Erwinda Ratna Sari (10610014) Florin Alviolita (10610015) Graca Febrionetty (10610017) Jamila Jamaludin (10610020) Kharina Caterine M (10609022)

Upload: inddah-nii

Post on 05-Nov-2015

182 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

anamnesa

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL DISKUSI

MERANCANG TEHNIK

ANAMNESA PADA ANAK

Disusun Oleh :

Agung Setyo Budi (10610002)

Dhiny Pramita (10610008)

Dwayuningtyas (10610012)

Erwinda Ratna Sari (10610014)

Florin Alviolita (10610015)

Graca Febrionetty (10610017)

Jamila Jamaludin (10610020)

Kharina Caterine M (10609022)

Laetitia E A Tukan (10610023)

Nia Satria(10609033)

Nurhilmi Mardian S (10610029)Preciosa C Alves (10610030)

SondyWildan A (10610037)

Yosep L Mbubhu (10608030)

Yuko Pemilosari (10610042)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN

BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2010LAPORAN HASIL DISKUSI

MERANCANG TEHNIK

ANAMNESA

Disusun Oleh :

Agung Setyo Budi (10610002)

Dhiny Pramita (10610008)

Dwayuningtyas (10610012)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami berikan kehadirat Allah SWT, karena atas seijinNya kami berhasil menyelesaikan penyusunan laporan hasil diskusi mengenai Psikologi Komunikasi yang merupakan bagian dari pembelajaran Tutorial Blok II Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

Tidak lupa kami menghanturkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu terselesaikannya tulisan ini, antara lain :

1. Drg. Catur Septommy yang telah dengan sabar memberikan bimbingan slama penyusunan tulisan ini.

2. Pihak Institusi yang telah menyediakan segala fasilitas study sehingga penyusunan tulisan ini berjalan lancar.

3. Orang tua kami yang selalu menyertai kami dengan restu dan doanya.

4. Semua pihak yang belum tersebut di sini yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung terselesaikannya tulisan ini.

Semoga apa yang kami sajikan dalam tulisan ini dapat menjadi tambahan wacana dan semakin memperluas cakrawala keilmuan khususnya di dunia komunikasi kedokteran .

Kami menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak cacat dan kekurangan di sana sini yang mana semua itu tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan kami. Untuk itu kami selalu menerima dengan tangan terbuka segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Terima kasih,

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuhHormat kami,PenyusunDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I : PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Tujuan

11.3 Manfaat.

1BAB II : ISI

2.1 Pengertian Anamnesa

2.2 Jenis-jenis Anamnesa

2.3 Teknik Anamnesa Anak..........

2.4 Hambatan Dalam Melakukan Proses AnamnesaBAB III : KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa anak-Anak merupakan masa di mana rentan terjadi kerusakan gigi pada anak dikarenakan pola makan yang tidak terjaga dan cenderung malas untuk menggosok gigi. Masa anak-anak merupakan awal terbentuknya gigi dan dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Perawatan gigi anak harus diperhatikan sejak dini serta peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi anak, karena anak-anak masih belum ada kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi.1.2 Tujuan

Untuk menambah wawasan para mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dalam hal anamnesa anak selain itu agar dapat menumbuhkan perhatian dan kepercayaan kepada anak sehingga kami sebagai calon dokter gigi dapat melakukan anamnesa pada anak dengan baik. 1.3 Manfaat

Agar para mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dapat menambah ketrampilan dan skill dalam melakukan anamnesa pada anak dengan baik.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Anamnesa

Anamnesa adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya. (Aswar, 2003)

2.2Jenis-jenis Anamnesa

Ada 2 jenis anamnesa yang sering di lakukan:

a. Teknik autoanamnesis yaitu anamnesa yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesa terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.

b. Teknik alloanamnesa atau heteroanamnesa yaitu anamnesa yang didapat dari informasi orang lain atau pihak ke-2. Yang di maksud disini adalah orang yang dapat dipercaya dapat memberikan data yang akurat mengenai penyakit yang di derita oleh pasien.

Secara skematis, anamnesa di bagi atas 4 yakni:

1. Anamnesa Umum, mencakup Anamnesa ADM (nama,usia, sex, pekerjaan, alamat dan dokter pengirim).

2. Anamnesa Khusus, merupakan bagian yang paling utama dari anamnesis. Pertanyaan yang diajukan mengacu pada keluhan lokal yang menyangkut tentang : nyeri, gangguan gerak, gangguan sensorik dan gangguan vegetatif. Contoh Anamnesa khusus untuk keluhan nyeri.

Hal-hal yang dipertanyakan adalah:

a. Letak atau lokalisasi nyeri

b. Bagaimana terjadinya nyeri,secara spontan atau trauma. Pada kasus trauma arah pertanyaan lebih di tekankan pada fungsi mekanis mana yang mengalami kerusakan dan yang perlu dipertanyakan: posisi dari daerah yang mengalami kerusakan saat trauma berlangsung, dari sudut mana datangnya arah trauma,seberapa besar kekuatan dari trauma dan apakah terjadi gangguan fungsi secara langsung atau menyusul kemudian.

c. Kapan terjadi nyeri

d. Bagaimana perjalanan nyeri

e. Faktor yang memperberat dan yang mengurangi nyeri (provokasi)

f. Sifat dari nyeri

3.Anamnesa tambahan, dimaksudkan untuk mendapatkan kesan atau gambaran tentang asal/ penyebab keluhan yang berada di luar dari susunan alat gerak atau terlokalisasi. Anamnesa tambahan seperti :

a. Traktus lokomotorius

b. Sistem saraf pusat

c. Panca indra

d. Traktus respiratorius

e. Traktus sirkulatorius

f. Traktus digestivus

g. Traktus urogenitalis

4.Anamnesa familial, dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kelainan atau penyakit yang ada hubungannya dengan faktor herediter seperti : DM, muscle distropi,dll.

(Aswar, 2003)2.3 Teknik Anamnesa AnakDalam melakukan Anamnesa diusahakan agar pasien atau orang tua dapat menyampaikan keluhan dengan spontan, wajar, namun tidak berkepanjangan. Pada saat yang tepat pemeriksa perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci & spesifik, sehingga dapat diperoleh gambaran keadaan pasien yang lebih jelas dan akurat. Pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif, sedapat mungkin dihindari pertanyaan yang jawabannya hanya ya atau tidak, berikan kesempatan untuk menentukan riwayat penyakit pasien sesuai dengan persepsinya

Cara pendekatan pada perawatan anak

1. Komunikasi Komunikasi dibagi 2 yakni :

a) Komunikasi eksplisit atau obyektifKomunikasi yang informasinya disampaikan secara verbal misalnya

Memberikan reward, sugesti, dan rayuan.

b) Komunikasi implicit atau subyektifInformasi yang disampaikan secara non verbal seperti ekspresi wajah,tekanan suara, sentuhan tangan, suasana ruang tunggu.

Cara membuka komunikasi terhadap anak :

1. Abaikan segala gejala tidak kooperatif yang mulamula ditunjukan anak

2. Mulai dengan prosedur yang paling mudah dan cepat dikerjakan baru dilanjutkan paling sulit

3. Hindarkan hal-hal yang membuat anak takut misalnya : alat-alat atau obat-obat, kata-kata menakutkan, persiapan yang berlebihan.Berusaha menggunakan konsep T.S.D :

Menurut ADDELSTON (1959) pertama yang mencoba cara T.S.D

a. Tell (Ceritakan)

Anak diberitahu apa yang akan dilakukan pada dirinya dengan bahasa yang dimengerti anak.

b. Show (Tunjukan)Menunjukan obyek sesuai yang diterangkan sebelumnya tanpa menimbulkan rasa takut misalnya menunjukan alat yang akan digunakan dan kalau perlu di pegang pasien .

c. Do (Kerjakan)Melakukan tindakan pada anak sesuai yang dikatakan dan tunjukan pada anak.T.S.D bias diterapkan untuk semua jenis perawatan pada anak kecuali melakukan suntikanUntuk menunjukan keefektifan maka di perlukan peraturan yaitu:

`1. Meletakan tangan di pangkuan 2. Tetap diam di kursi

3. Menciptakan suasana yang kondusif(Addelston, 1959)

2.4 Hambatan dalam melakukan proses anamnesaMacam-macam rasa takut:

1. Rasa takut obyektif

Adalah rasa takut yang di sebabkan rangsangan fisik secara langsung.

2. Rasa takut subyektifAdalah rasa takut yang disebabkan oleh perasaan atau gambaran yang di terima oleh pasien.

3. Rasa takut sugestiRasa takut yang di peroleh dengan meniru dari orang lain yang secara halus tanpa di sadari oleh kedua belah pihak.

Perilaku orang tua yang tidak mendukung proses anamnesa1a. Over effection (terlalu memanjakan anak)b. Over protection (melindungi anak berlebihan)c. Over indulgence (memenuhi keinginan anak tanpa mengenal batas)d. Over anxiety (kehawatiran yang berlebihan)e. Over authority (sikap terlalu keras)f. Under effection (sikap kurang kasih sayang)g. Rejection (sikap menolak)Menurut Gassel, terdapat 3 falsafah yang di anut orang tua terhadap anak antara lain:

1. Otoriter (disiplin keras)Pahan ini menghendaki kesempurnaan dalam segala hal.

2. Liberal Orang tua sedikit campur tangan dalam pendidikan anak nya sehingga anak akan mengetahui apa yang terbaik baginya.

3. DevelopmentalPaham ini merupakan kombinasi kedua paham di atas. (Gassel, 2007)BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Dari hasil diskusi tutorial blok II yang ke V mengenai anamnesa anak, kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa dalam proses anamnesa anak kita harus mampu menerapkan konsep Tell, Show, Do, sehingga tercipta proses anamnesa yang efektif.

3.2 Saran

Bagi seorang dokter gigi harus mampu meperoleh kepercayaan dan simpati dari anak agar dapat memutuskan perencanaan perawatan dan pengobatan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA1. Adellston,Teknik Komunikasi Dengan Anak, PT GRAMEDIA PUSTAKA,1959

2. Gassel, Anamnesa Pada Anak-anak, Penerbit Airlangga,20073. Rahman J.P, Pemeliharaan Kesehatan Mulut Anak, Pustaka Rakjat, 1955PAGE