sastra anak. makalah

22
Sastra Anak D I S U S U N Oleh : 1. Reza Handi Zakrin (06101413016) 2. Liska Aisyah (06101413027) 3. Shantya Aghnis Widya P (06101413033) 4. Devi Irma Andriani (06101413039) Dosen Pengasuh : 1) Drs. Umar Effendi, M.Pd 2) Bunda Harini, S.Pd

Upload: deeviyandriani

Post on 16-Feb-2015

216 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kesastraan anak sekolah dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Sastra Anak. makalah

Sastra Anak

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

1. Reza Handi Zakrin (06101413016)2. Liska Aisyah (06101413027)

3. Shantya Aghnis Widya P (06101413033)4. Devi Irma Andriani (06101413039)

Dosen Pengasuh : 1) Drs. Umar Effendi, M.Pd 2) Bunda Harini, S.Pd

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKANPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2012 - 2013

Page 2: Sastra Anak. makalah

Pendahuluan

Latar Belakang dan Tujuan

Selama ini, guru-guru SD kita tidak begitu tertarik dengan pengajaran sastra

dengan berbagai alasan dikemukakan. Ada yang beralasan bahwa dia tidak berbakat

dengan bidang puisi, fiksi apalagi drama. Ada yang beralasan, pengajaran bahasa

sudah demikian rumit dean ditambah lagi dengan pembelajaran sastra yang lebih

rumit lagi. Mereka lebih senang mengajarkan IPA atau matematika yang terkadang

lebih sulit lagi dibandingkan materi bahasa dan sastra. Ada juga guru yang

menyenangi sastra tetapi kebanykan mereka kurang terampil dalam mencari model

dan media yang tepat dalam mengajarkannya. Temuan ini tidak dapat dibiarkan terus

menerus dan segera dicari pemecahannya. Padahal, malalui sastra perasaan anak dapat

dikendalikan dan dicerahkan. Kata-kata yang terdapat di dalam puisi sering

menyentuk pembaca atau pendengarnya dan dapat membuat orang itu terbuai. Di

samping itu, irama yang digunakan dalam membaca puisi akan menambah

pendengarnya menjadi bergairah dan terhibur. Anak perlu hiburan, pencerahan dan

ketenangan. Sastra dapat membuat orang senang dan tenang.

Karya sastra yang disajikan baik melalui proses belajar dan dipajangkan secara

tidak langsung melalui media yang ada kepada anak didik. Hendaklah membawa

manfaat bagi mereka. Manfaat ini tidak hanya daat dirasakan pada masa kini tetapi

dapat berdampak jauh sehingga akan menjadi pemacu dan pemicu mereka

mempersiapkan hidup untuk masa-masa mendatang. Lembaga pendidikan, khususnya

Guru harus terpacu untuk mencari dan memilih karya sastra yang baik agar dapat

memuaskan anak saat mereka sedang belajar di sekolah dan dampaknya agak luas.

Yang jelas, karya sastra yang disuguhkan kepada anak didiknya akan bermanfaat dan

membina dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang pada

akhirnya anak gemar menyimak, membaca, berbicara dan menulis ; melakukan

pembinaan dan pengembangan moral agar anak lebih berbudi ; melakukan pembinaan

dan pengembangan etika dan estetika anak agar hati anak kita menjadi tenang dan

cerah; melakukan pembinaan dan pengembangan social supaya anak hidup dalam

masyarakat yang tentram dan penuh solider; dan tidak kalah pentingnya melalui

Page 3: Sastra Anak. makalah

suguhan karya sastra dapat membina dan mengembangkan kemampuan kognitif anak

yang sangat berguna dalam mencetak manusia cerdas.

Dalam bab ini dibahas satu persatu tentang manfaat sastra dalam; (1)

pengembangan kebahasaan anak, (2) pengembangan moral anak, (3) pengembangan

estetika anak, dan (4) peningkatan kognitif anak.

Page 4: Sastra Anak. makalah

Pembahasan

Ada beberapa perkembangan anak yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu

perkembangan bahasa, moral , estetika dan sosial . Masing-msing perkembangan dan peran

cerita dalam perkembangan tersebut akan dibahas dalam uraian berikut.

A. Pemanfaatan Sastra anak dalam Pengembangan Bahasa Anak

Ada empat keterampilan berahasa yang dipreoritaskan untuk dibina dan

dikembangkan oleh guru SD untuk anak didiknya sebagai bekal pentig yakni keterampilan

menyimak atau mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Bekal ini sudah dimanfaatkan

selama menimba ilmu di SD. Dengan memiliki bekal menyimak yang baik, anak dapat

menerima berbagai pesan lisan baik langsung dari guru atau melalui media elektronik seperti

televisi atau radio. Dengan memiliki keterampilan membaca baik, siswa dapat menyerap ilmu

yang dibacanya. Anak bisa berdiskusi, berpidato atau wawancara kalau keterampilan

berbicaranya baik. Begitu juga anak dapat menulis dengan baik pula kalau keterampilan

menulisnya baik pula. Setelah menamatkan sekolah dasar dan melanjutkan ke jenjang

berikutnya , keterampilan menyimak, berbicara dan membaca dibutuhkan dan masih tetap

penting.

Pada zaman globalisasi sekarang ini, teknologi semakin berkembang dan jaringan

komunikasi sudah menambah ke mana-mana mulai dari perkotaan sampaike pelosok-plosok

desa. Kita harus tenang dan tetap waspada tetapi tidak boleh terlena agar kita tidak

ketinggalan dan ikut dilanda dan menjadi korban kepesatan komunikasi ini namun harus ikut

berada di dalamnya dan sekali gus menguasainya. Kita tidak boleh gatek atau gagap

teknologi. Komunikasi saat ini sudah maju pesat dan terkadang tidak diimbangi oleh

kemampuan penggunaannya, sehinggga kecepatan informasi lebih cepat dari denyut nadi

kita. Salah satu unsur penting untuk menyerap komunikasi adalah bahasa. Semakin cerdas

seseorang dalam menyimak informasi, semakin terampil orang berbicara, semakin rajin

membaca dari berbagai ilmu dan semakin rajin kita menulis ide kedalam buku akan seakin

cerdaslah orang itu.

Media televisi dan internet telah menyelinap ke mana-mana mulai dari kota-kota

besar sampai ke pelosok pedesaan. Canel televisi seperti parabola dan UHF telah menjamur

dimana-mana. Di atap-atap rumah, di atas pematang sawah, di lereng-lereng gunung

terpasang canel ini ibarat sebuah pepatah lama “ibarat sendawan besi tumbuh dimusim

Page 5: Sastra Anak. makalah

kdituntut dalam hal ini. emarau “. Canel-canel ini dapat merekam berbagai siaran baik siaran

dalam negri maupun manca negara. Siaran-siaran ini sangat beragam, baik dari segi nama

acaranya, waktunya maupun dari segi kemasannya. Terkadang, kemasan yang dipertontonkan

oleh televisi dan internet tidak atau kurang sesuai dengan dengan budaya setempat yang

agamis. Cerita-cerita sastra dapat ditonton setiap hari, setiap jam dan malahn setiap detik.

Cerita drama atau sinetron film, sandi wara tradisional sering menghiasi layar televisi kita

baik yang berasal dari indonesia maupun dari luar negri. Puisi-puisi sering diperdengarkan

juga dilayar televisi yang tentu sasa sudah dikemas dengan menarik. Melalui televisi dan

internet orang dapat mencari informasi apa saja dengan harga yang murah hampir terjangkau

oleh siapa saja dan dimana saja. Di samping televisi dan internet, radio, kaset, CD telah

tersebar di mana-mana. Kita dapat memperolehnya dengan mudah dan murah. Cerita-cerita

anak sudah dikemas sedemikian rupa dalam kaset tape atau video. Para guru tidak perlu lagi

mencari-car media karena semuanya sudah tersedia di pasar, medianya lebih menarik dan

canggih. Tinggal, bagaimana guru memanfaatkan dan melibatkan anak. Kreatif dan aktifitas

guru dan sangat dituntut dalam hal ini.

Mengapa ruang guru dan kepala sekolah SD lebih indah dan dari ruang pustaka/

Buku-buku cerita sastra anak sudah menyebar kemana-mana. Toko-toko buku sdah semakin

banyak dan judul yang disampaikan atau ditawarkan amat beragam. Perpustakaan umum dan

sekolah sudah ada, menyebar dimana-mana dan dapat digunakan. Tinggal, apakah guru mau

menfasilitasinya. Saat ini, di daerah tertentu, sudah ada pustaka mobil. Mobil pustaka ini

menyebar di pasar-pasar. Mereka menggunakan istilah jemput bola dan tidak lagi mencari

buku dan menunggu di ruang pustaka yang relatif pengap. Jarang pustaka sekolah dikemas

seperti ruang kepala sekolahnya yang lebih menarik, nyaman dan sejuk. Sedang ruang

pustaka sangat tidak menarik untuk dilihat apalagi untu dimasuki. Padahal, kalau ditanya

mereka akan menjawab bahwa perpustakaan sekolah sangat penting. Sistem guru kelas yang

diterapkan pada saat ini sangat terbantu dengan adanya perpustakaan sekolah. Pada saat ini

kepala sekolah termasuk guru-guru belum menggap pustaka sebagai sebagai sarana penting

dan seharusnya ditata lebih baik. Ruang pustaka harus lebih nyaman dari ruang kelas apalagi

ruang kepala sekolah. Kepala sekolah dan guru adalah pendidik, pengajar dan sekaligus

pekerja, dan pengabdi siswa. Seharusnya, siswa lebih terhormat dan seharusnya lebih

dihormati. Di pustaka, ilmu menyebar dimana-mana dan dalam berbagai disiplin termasuk

buku sastra.

Page 6: Sastra Anak. makalah

Apakah keberagaman kecerdasan dan gaya anak belajar akan menghambat kegemaran

anak dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis karya sastra? Sarana yang lengkap

`yang diberikan sekolah dan kemajuan teknologi belum menjamin guru merasa tertarik untuk

menggerakkan hati siswa dalam menggemari kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan

menulis sastra. Siswa perlu motivasi yang banyak dan berulang-ulang dari guru agar

menggemari menyimak, berbicara, membaca dan menulis karya sastra. Guru sering beralasan

bahwa mata pelajaran yang harus diajarkan terlalu banyak karena kebijakan guru kelas, gaji

belum mencukupi dan perbedaan kecerdasan anak di dalam kelas. Alasan kebijakan dan gaji

guru tidaklah menjadi alasan dan pemerintah memperhatikan itu. Benar apa yang menjadi

keluhan guru tentang keterbatasan kecerdasan.

Seperti dikatakan Gardner s dikutip Burn, dkk. (1997:640) menyatakan bahwa siswa

yang berada dalam kelas memiliki tingkat dan ragam kecerdasan yang berbeda-beda seperti

ada yang cerdas bahasa, ada yang cerda sains dan matematika, ada yang cerdas spatial, ada

yang cerdas musik, ada yang cerdas olah tubuh, ada yang cerdas emosi, dan ada juga yang

cerdas diplomasi dan setiap orang hanya bisa mengembangkan satu atau lebih kecerdasan

dengan maksimal. Belum lagi cara anak menerima atau menyerap ilmu juga dengan cara

yang berbeda-beda seperti ada yang audial atau setelah menyimak dia mengerti atau visual

atau setelah melihat sesuatu baru menyerap dan ada yang kinesteik baru mengerti setelah dia

memegang barang atau bendanya. Belum lagi keterbedaan jenis kelamin, umur, sosial,

ekonomi, agama dan budaya yang berbeda sering menimbulkan keterbedaan pula. Scarr

dikutip Borich (1992:56) menjelaskan bahwa ada dua faktor penyumbang kecerdasan anak

belajar di sekolah yakni IQ 35% dan kompetensi sosial 75%. Kompetensi sosial meliputi

motivasi, kesehatan, keterampilan sosial, kualitas pengajaran, pengetahuan latar, emosional

yang baik dan dukungan keluarga.

Pendapat piaget tentang perkembangan bahasa anak, Gardner dan Scarr tentang

inteligensi dan Vygotsky tentang ZPD menunjukkan bahwa pengetahuan bahasa anak bisa

berkembang melalui cara-cara tertentu. Pada saat itulah guru memberikan berbagai tugas

bacaan sastra baik puisi, prosa atau drama, melalui bacaan ini kosakata anak akan bertambah.

Bertambahnya kosakata anak akan menambah kecerdasan anak seperti yang disampaikan

Scarr bahwa pengetahuan latar atau skemata dapat menyumbang kecerdasan anak. Pendapat

Gardner menyatakan bahwa anak sudah memiliki tujuh kecerdasan yang dapat ditumbuh

kembangkan termasuk kecerdasan bahasa. Kecerdasan ini tidak berarti apa-apa kalau anak

tidak memiliki kosakata yang mencukupi untuk mencukupi perbendaharaan pembicaraan.

Page 7: Sastra Anak. makalah

Berapa jumlah kosakata anak setelah menyelesaikan SD? Herman dan Anderson

dikutip Cox (1997:14) menyatakan bahwa kosakata anak SD dapat mencapaik 3000/tahun.

Smith dikutip Cox (1997:13) menyatakan bahwa pembaca dewasa harus menguasai 50.000

kosakata dan Geldia dikutip Cox (1997:14) menyatakan bahwa tamatan SMA harus

menguasai 80.000 kosakata dan lulusan perguruan tinggi 156.000 kosakata. Pendapat ini

menunjukkan tanpa perbendaharaan kosakata yang mencukupi untuk berbagai disiplin

seseorang tidak begitu cerdas dan sulit berbuat sesuatu. Jadi guru-guru harus dapat

menyiapkan media yang beragam dengan model pembelajaran yang beragam agar kosakata

anak dapat meningkat dari waktu kewaktu.

Perpustakaan sekolah perlu diperankan, kualitas dan kuantitas buku perlu diperhatikan

dan ruang pustaka haru kondusif. Kalu dihitung rata-rata 3.000 kosakata/tahun berarti

kosakata anak mencapai 18.000. Seandainya, sebelum siswa memasuki sekolah anak sudah

memiliki 2.000 kosakata maka setelah menyelesaikan SD kosakata anak mencapai 20.000.

Dengan modal 20.000 kata memudahkan anak mengikuti pelajaran di SMP.

Keempat keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu dan jangan dipisahkan.

Keempat keterampilan berbahasa ini ibarat dua sisi mata uang yang bersebelahan antara satu

dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Saat kita menyimak tentu ada orang lain yang

menulis simakan kita,hasil tulisan itu dibaca dan setelah itu selalu dibicarakan dan begitulah

terus menerus, untuk mempercepat anak menguasai 18.000 kata. Kita dapat menggunakan

pendekatan Whole Language dalam pembelajaran. Goodman dikutip Santoso (2008:23)

menjelaskan ciri-ciri kelas Whole Language yakni (1) Kelas penuh dengan barang cetak, (2)

Guru dan siswa sebagai model belajar, (3) Belajar sesuai dengan tingkat kemampuan masing-

masing, (4) Siswa belajar untuk berbagi tanggung jawab, (5) Siswa terlibat secara aktif, (6)

Siswa berani mengambil resiko, dan (7) Ada refleksi atau balikan.

Bahasa menjadi sarana penting untuk berkomunikasi. Dalam perkembangan anak,

perkembangan bahasa tidak bisa dilepaskan dari perkembangan bicara. Menurut Hurlock

(2000:185), ada tiga hal penting yang saling berhubungan dalam perkembangan bicara ini,

yaitu pengucapan¸pengembangan kosa kata, dan pengembangan kalimat.

Page 8: Sastra Anak. makalah

Bagaimana cerita dapat mengembangkan aspek bahasa anak?

Cerita juga dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu melalui

perbendaharaan kosa kata yang sering didengarnya. Semakin banyak kosa kata yang

dikenalnya, semakin banyak juga konsep tentang sesuatu yang dikenalnya. Selain melalui

kosa kata, kemampuan berbahasa ini juga dapat diasah melalui ketepatan berbahasa sesuai

dengan suasana emosi, yaitu bagaimana berbahasa ketika suasana sedih, mengharukan,

membahgiakan, dan sebagainya. Lebih dari itu, kemampuan berbahasa secara baik dan benar

akan diperoleh anak jika si pencerita mampu bercerita dengan menggunakan bahasa yang

baik dan benar juga.

Selain peran-peran tersebut, cerita juga memiliki manfaat untuk melatih konsentrasi

anak. Cerita dapat menjadi terapi bagi lemahnya konsentrasi anak. Melalui aktivitas bercerita,

anak terbiasa untuk mendengar, menyimak mimik dan gerak si pencerita, atau memberi

komentar di sela-sela bercerita. Sebagai sarana melatih konsentrasi, hal ini juga harus

diimbangi oleh kemampuan si pencerita dalam menghidupkan cerita. Selain dengan cerita

yang menarik dan penampilan yang ekspresif, si pencerita juga dapat melibatkan anak dalam

aktivitas berceritanya, misalnya dengan memberi pertanyaan, berteriak, menirukan suara

binatang, atau menirukan gerak. Jika hal ini sering dilakukan maka lambat laun konsentrasi

anak pun menjadi terbentuk lebih stabil.

Dari uraian di atas tampaklah peran cerita dalam perkembangan anak. Peran-peran itu

dapat dieksplorasi lagi sehingga kekayaan peran cerita dalam kehidupan anak akan lebih

tergali lagi.

B . Pemanfaatan Sastra Anak dalam Pengembangan Moral Anak

Anak seusisa SD atau usia 6 – 11 tahun belum tergolong manusia terkena dosa karena

pembatasan pembatasan umur yang di tetapkan belum tergolong dewasa usia dewasa. Secara

agama , kedewasaan ditentukan dengan ciri – ciri tertentu yang kalau wanita menstruasi umur

mencapai lebih kurang 12 bagi yang subur bisa sebelum itu dan kalau laki – laki mendapat

mimpi yang mengeluarkan air mani dan biasanya terjadi pada usia lebih kurang 13 tahun.

Bagi seorang warga negara ukuran moral tidak tergantung dewasa atau tidak. Banyak anak

masuk penjara karena dianggap melanggar aturan atau hukum. Negara kita negara hukum

jadi, siapa pun yang bersalah harus dihukum biarpun dia masih anak kecil.

John Lock dan beberapa ahli ilmu jiwa anak berpendapat bahwa anak yang baru lahir

ibarat seperti kertas putih. Pendapat ini menunjukkan bahwa moral baik dan buruk anak tidak

dibawa sejak lahir tapi diserapnya setelah dia bersentuhan dengan lingkungan.

Page 9: Sastra Anak. makalah

Lingkunganlah yang membentuk anak itu bermoral baik dan buruk. Lingkungan yang di

maksud disini adalah sekolah , rumah atau masyarakat. Pajangan yang mereka lihat dari

berbagai media cetak , televisi , atau melihat langsung kejadian akan berpengaruh besar

terhadap perkembangan moral anak.

Anak perlu bimbingan dari berbagai pihak agar anak tidak melakukan perbuatan yang

melanggar moral. Setiap agama memiliki aturan yang ketat yang hampir kurang lebih sama

seperti tidak boleh berjudi , tidak boleh berzina , tidak boleh mencuri , tidak boleh minum –

minuman keras , tidak boleh berbohong , menipu dan sebagainya. Setiap agam memilki cara

– cara yang baik yang harus dapat diikuti umatnya dan dijanjikan tempat yang sangat baik

apabila kelak yakni surga. Kebalikan yang berbuat jahat adalah neraka. Setiap orang tahu

tentang neraka dan surga tetapi setiap orang pula sering melupakan itu.

Untuk menanamkan pendidikan moral pada anak, menurut Hurlock (1998:75-78) ada

empat hal yang harus diperhatikan, yaitu :

(1) peran hukum, kebiasaan, dan peraturan,

(2) peran hati nurani,

(3) peran rasa bersalah dan rasa malu, dan

(4) peran interaksi sosial.

Pemahaman anak atas hukum, kebiasaan, dan peraturan akan membantunya memahami

aturan bermoral dalam lingkungan sosial. Hati nurani bagi anak berperan untuk mengetahui

yang benar dan yang salah. Rasa bersalah berperan sebagai evaluasi diri yang bersifat negatif

yang yang terjadi pada anak yang perilakunya berbeda dengan nilai moral yang wajib

dipenuhi. Rasa malu berperan sebagai pengendali jika anak mendapatkan penilaian negatif

karena perilakunya. Dengan interaksi sosial, pemahaman atas nilai moral ini semakin

meningkat.

Penanaman nilai moral pada anak dapat dilakukan dengan penanaman disiplin.

Disiplin ini diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang

ditetapkan kelompok sosial. Menurut Hurlock (1998:84) ada empat unsur pokok dalam

penanaman disiplin ini, yaitu peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara

yang digunakan untuk mengajarkannya dan memaksanya, hukuman untuk pelanggaran

peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang baik.

Page 10: Sastra Anak. makalah

Bagaimana cerita dapat mengembangkan aspek moral?

Cerita memiliki peluang yang sangat besar untuk menanamkan moralitas pada anak.

Pesan-pesan yang kental tentang penanaman disiplin, kepekaan terhadap kesalahan,

kepekaan untuk meminta maaf dan memaafkan, kepekaan untuk menghormati yang tua dan

menyayangi yang muda, dan sebagainya dapat dititipkan melalui para tokoh cerita.

Penanaman moralitas melalui cerita dianggap efektif karena cara ini berjalan dengan sangat

alami tanpa anak merasa digurui. Contohnya , malin kundang legenda dari Sumatra Barat

nilai moral dimana tokoh malin kundang yang tidak mengakui ibunya yang miskin sedangkan

dia sudah menjadi juragan dan memiliki istri yang cantik. Sikap malin kundang yang durhaka

ini menyebabkan ibunya berang dan malin kundang dikutuknya menjadi batu.

Melalui cerita – cerita atau puisi ini akan membawa kesan tersendiri dan mendalam

bagi anak yang pada dasarnya sudah baik. Cerita – cerita tentang keagamaan akan banyak

merubah moral anak dari keadaan yang tidak baik dan baik. Anak – anak tidak semuanya

beruntung dalam sosial ekonomi tetapi moral baik atau tidak baik tidak banyak tergantung

pada lingkungan saja tetapi pada anak itu sendiri. Setiap hari dia dipajankan dengan sesuatu

yang baik akan membawa dampak yang baik. Apabila disuguhkan atau pajankan pada anak

dengan cerita yang tidak baik, lambat laun dia akan terpengaruh dan malahan dia

mengikutinya. Kata kunci untuk kebaikan adalah kalau berkata – kata selalu benar, apabila

berjanji tidak ingkar, kalau di beri kepercayaan tidak pernah berlaku curang, dan selalu sabar

apabila mendapat cobaan.

Pantun berikut menanamkan moral untuk bekerja keras,

Berakit – rakit dahulu

Berenang –renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang – senang kemudian

Secara gamblang anak akan tahu makna yang terkandung di dalamnya dan seketika itu juga

dia menyadari bahwa kerja keras itu penting. Tanpa kerja keras sita – sita yang telah kita buat

akan menjadi kandas seperti pantun berikut :

Berburu ke padang ajar

Mendapat rusa belang kaki

Berguru kepalang ajar

Bagai bunga kembang tak jadi

Page 11: Sastra Anak. makalah

C. Pemanfaatan Sastra Anak dalam Pengembangan Estetika Anak

Estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatika atau berhubungan

dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Sebagian orang beranggapan bahwa estetika

identik dengan keindahan. Baumagarten di kutip Sukarya (2010 : 1.3.1)menyatakan bahwa

kata estetika berasal dari kata aisthetika berarti penerapan indra atau sense of percertion.

Tidak kalah menariknya apabila kita melihat keadaan manusia itu sendiri. Setiap

negara, suku memiliki bentuk, rupa yang beragam tetapi namanya tetap manusia. Penciptaan

manusia oleh Tuhan tetap misterius walau sudah ada bayangan kasarnya tetapi tetap dalam

samar. Membicarakan asal muasal manusia sudah agak kabur dan samar apalagi membahas

penciptaannya , mesti lebih kabur dan samar lagi. Semua manusia sepakat dan yakin bahwa

manusia telah diciptakan bukan tercipta sendiri.

Anak adalah sosok manusia yang kecil yang penciptaanya sangat sempurna. Anak

memiliki panca indra seperti sepasang telinga untuk mendengar, sepasang mata untuk

melihat, satu hidung untuk mencium , kulit untuk merasa dan lidah untuk mencicip. Kerangka

tubuh yang terbentuk sangat serasi mulai dari kepala badan yang memiliki berbagai

komponen termasuk otak untuk berfikir dan merasa. Badan yang memiliki berbagai

komponen yang salah satunya hati untuk berkata hati. Keajaiban , kesempurnaan dan

keindahan tubuh manusia ini selalu menjadi perbincangan pengamat sosial , ekonomi dan

seni. Keindahan yang terpancar lewat lekuk tubuh manusia memiliki nilai seni dan jual yang

tinggi. Prilaku ditunjukkan manusia seperti perasaan gembira , sedih , cemburu , cinta ,

culas , munafik , bohong , berbudi , perkasa. Karya sastra ini terkadang amat berpengaruh

pada daya estetika anak seusia SD. Imajinasi mereka ikut terbentuk dengan sendirinya setelah

membaca atau menonton sebuah karya sastra yang disenanginya. Imajinasi ini sering

membawa seorang kreatif dan menghasilkan sesuatu yang lain dan terkadang lebih bagus dari

sumber inspirasinya. Ada juga yang ikut terjun dan membaur kedalamnya seperti menyanyi ,

puitis. Malahan tingkah laku tokoh dalam cerita sering ditiru dengan baiknya oleh anak.

D. Pemanfaatan Sastra Anak dalam Pengembangan sosial Anak

Hurlock dikutip Mustakim (2005 :164) menyatakan perkembangan sosial ada 4 faktor

untuk menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat :

1. Kesempatan penuh untuk bersosialisasi dengan orang lain tidak akan terlaksana

apabila sebagian besar waktu untuk diri sendiri,

Page 12: Sastra Anak. makalah

2. Dalam keadaan bersama – sama , anak – anak tidak hanya harus mampu

berkomunikasi dengan kata – kata yang harus dimengerti orang lain.

3. Anak akan belajar sosialisasi bila mereka mempunyai motivasi untuk melakukan

hubungan

4. Metode belajar yang efektif dengan bimbingan adalah penting.

Anak-anak mengembangkan aktivitas sosialnya melalui pergaulan atau hubungan

sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, dan teman bermainnya. Menurut Hurlock

(1998:81), perilaku sosial anak-anak dapat dikategorikan menjadi dua pola yaitu pola

perilaku sosial dan tidak social. Perilaku sosial tersebut adalah meniru, persaingan, kerja

sama, simpati, empati, dukungan social dari teman-temannya, dan berbagi. Perilaku tidak

sosial tersebut adalah negativisme, agresif, perilaku berkuasa, memikirkan diri sendiri,

mementingkan diri sendiri, merusak, dan pertentangan seks. Seiring dengan bertambahnya

usia, kecenderungan terhadap pola-pola itu akan mengalami perubahan.

Dalam kehidupan sosialnya, kemampuan sosialisasi anak akan selalu meningkat.

Sroufe dkk. (1996:461-464) berpendapat bahwa seiring dengan meluasnya hubungan

sosialnya, anak akan memiliki teman yang lebih banyak. Dengan teman yang banyak

tersebut, anak mulai mengerti loyalitas dan pengertian, mulai mengerti bahwa teman bisa

memberikan dukungan (support), mulai mengerti arti saling membantu dan berbagi, serta

mulai mengerti adanya konflik dalam persahabatan dan adanya pendukung yang akan

memperkuat persahabatan.

Pemahaman perkembangan sosial dari dari kehidupan berkeluarga , sekolahdan

masyarakat harus dimiliki anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam

lingkungan keluarga, orang tua perlu menanamka sikap sosial sebagaimana kodrat manusia

yang membutuhkan interaksi dengan mahluk sosial lain. Kehidupan sosial dapat dilatih

dengan menyayangi mahluk lain seperti puisi berikut .

Hamsterku

Hamsterku Kau sangatlah lucuKu sayang padamu

Hamsterku Apa kamu sayang padaku Apa pun jawabanmuKu tetap sayang padamu

Hamsterku Bulumu lembutWajahmu lucu

Page 13: Sastra Anak. makalah

Ku suka bermain denganmu Hamsterku Maafkan aku Terkadang lupa padamuTerkadang kulupa memberimu makan

Hamsterku Kini kau telah tiadaSemoga Tuhan mengijinkan kitaUntuk bertemu di sana

Hamsterku Ku tak akan lupa padamuKu tahu kau hanyalah seekor hamster Tapi ku tak melupakanu

Terkait dengan hal ini , banyak cerita sastra yang membicarakan kehidupan sosial

yang dapat dijadikan contoh. Laskar pelangi telah menyiratkan adanya hubungan sosial yang

baik yang ditunjukkan warga pribumi di Belitung saat ini. Di samping itu, adanya hubungan

cinta antara penduduk lokal dengan warga pribumi menendakan hubungan sosial sangat

terjaga.

Bagaimana cerita dapat mengembangkan aspek sosial anak?

Cerita tidak mungkin dibangun hanya oleh satu tokoh. Munculnya berbagai tokoh

dalam cerita mencerminkan kebersamaan dalam kehidupan sosial. Dalam cerita anak, tokoh-

tokoh itu saling berkomunikasi dan bersosialisasi satu sama lain. Berbagai karakter dan

berbagai reaksi yang muncul pada tokoh-tokoh cerita tersebut dapat dipelajari oleh anak,

apalagi sebuah cerita pasti mengandung pesan-pesan yang dalam. Sebagai contoh, munculnya

tokoh yang miskin dan penuh penderitaan akan memunculkan reaksi dari tokoh yang lain

dalam bentuk pertolongan dan rasa simpati. Jika hal ini diulang-terus menerus dalam

berbagai variasi cerita, maka anak akan belajar memunculkan empati sosial di dalam dirinya.

Bukan hanya empati sosial, melalui cerita anak juga dapat belajar bekerja sama dengan

teman-temannya, belajar percaya pada orang-orang di sekitarnya, mampu berkomunikasi

dengan baik dengan orang lain, dan sebagainya. Banyak aspek sosial lain yang bisa

ditanamkan kepada anak melalui cerita.

Page 14: Sastra Anak. makalah

Penutup

Kesimpulan

Karya sastra yang disajikan baik melalui proses belajar maupun pajangan secara tidak

langsung melalui media yang ada kepada anak didik. Hendaklah membawa manfaat bagi

mereka , manfaat ini tidak hanya dapat dirasakan saat ini melainkan juga dapat berdampak

jauh sehingga akan menjadi pemacu dan pemicu mereka untuk kehidupan di masa yang akan

datang. Memlalui cerita – cerita maupun puisi akan membawa kesan tersendiri dan mendalam

bagi anak yang pada dasarnya sudah baik. Dengan memasukkan unsur moral , bahasa ,

estetika , dan sosial.

Page 15: Sastra Anak. makalah