makalah anak diare kel 2

29

Click here to load reader

Upload: vianna-queen

Post on 11-Aug-2015

128 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

makalah anak

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Anak Diare Kel 2

MAKALAH DIARE

KEPERAWATAN ANAK 2

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Anak 2

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

Anisah Khoirul Umami Julia Hartati

Endah Sarwendah Rizky Aprilya

Ervitta Yulistia Santi

Gilang Ernawati Sopiah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Keperawatan Anak 2 Page 1

Page 2: Makalah Anak Diare Kel 2

PENDAHULUAN

Diare pada anak masih merupakan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.

Sejak tahun 1992, secara umum, penyakit menular merupakan sebab dari 37,2% kematian, diantaranya 9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok usia 1 – 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak ( 23,2% ) sedangkan urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas. Dari data data diatas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, oleh karena efektif, efisien dan biaya yang memadai. Yang dimaksud terapi rasional adalah terapi yang tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat penderita, dan waspada terhadap efek samping obat.

Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap di beberapa penelitian.

Keperawatan Anak 2 Page 2

Page 3: Makalah Anak Diare Kel 2

Kasus I

An. Y 2,5 tahun dibawa oleh ibunya ke Poliklinik Anak RS UIN Syahid. Saat di anamnesa oleh Ns. Ana, ibu menyampaikan keluhan An. Y sudah 2 hari ini buang air besar lebih dari 10 kali, sejak tadi pagi saja sudah 8 kali, konsistensi cair, dia tidak mau makan, minum hanya 1 gelas dalam sehari. Ada riwayat sejak kemarin ibu memberikan susu tidak seperti biasanya. Diganti dari formula 2 menjadi formula 3 kemudian sorenya An. Y langsung BAB cair. Ibu juga sudah berusaha untuk memberikan bubur tempe. Saat dilakukan pemeriksaan fisik anak tampak lemas dan mata cekung.

Rumusan masalah

1. An. Y menderita sakit apa?

2. Berapa derajatnya?

3. Anamnesa lanjutan yang diperlukan?

4. Apa bubur tempe, manfaatnya? Perannya dalam penyakit ini?

5. Bagaiman rehidrasi oralnya?

6. Lanjutkan kemungkinan pertanyaan yang masih bias muncul pada pasien tersebut dan berikan jawabannya serta tuliskan dalam bentuk makalah

Keperawatan Anak 2 Page 3

Page 4: Makalah Anak Diare Kel 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian DiareDiare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau pula dapat bercampur lender dan darah atau lender saja.

Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.

2. Jenis-jenis DiareDiare terbagi tiga berdasarkan lamanya, yaitu:

a. Diare akutDiare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroentology Organisation global guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang encer lebih dari 3 kali per hari.

b. Diare KronikDiare Kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Sebenarnya para pakar di dunia telah mengajukan beberapa criteria mengenai batasan kronik pada kasus diare tersebut, ada yang 15 hari, 3 minggu, 1 bulan dan 3 bulan, tetapi di Indonesia dipilih waktu lebih dari 15 hari.

c. Diare Persisten Diare persisten merupakan istilah yang dipakai diluar negeri yang menyatakan diare berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan dari diare akut (peralihan antara diare akut dan kronik, dimana lama diare kronik yang dianut yaitu lebih dari 30 hari).

Diare Berdasarkan Penyebaba. Diare infektif dan Non infeksi

Diare infektif adalah diare yang disebabkan infeksi. Sedangkan diare non infeksi adalah bila tidak ditemukan infeksi pada diare tersebut.

b. Diare Organik dan diare fungsionalDiare organik adalah bila ditemukan penyebab anatomic, bakteriologik, hormonal atau toksikolog. Diare Fungsional bila tidak ditemukan penyebab organic pada diare tersebut.

3. Manifestasi Klinika Tinja cair mungkin disertai lendir atau darahb BAB lebih dari 3 kalic Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet dan kemerahand Anak cengeng

Keperawatan Anak 2 Page 4

Page 5: Makalah Anak Diare Kel 2

e Gelisahf Suhu tubuh biasanya meningkat

4. Etiologi Diarea Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus),

parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).b Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).c Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak,  protein.d Faktor makanan : Makanan basi, beracun, sayuran dimasak kurang matang, alergi.e Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

5. PatogenesisMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

a. Gangguan OsmotikDiare ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotic intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/ zat kimia hiperosmotik (MgSO³, Mg(OH)2), Malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus.

b. Gangguan SekresiDiare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali.

c. Gangguan Motilitas ususHiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknyta bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

d. Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik)Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mucus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit.

e. Diare InfeksiInfeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas noninvasive (tidak merusak mukosa) dan invasive (merusak mukosa). Bakteri noninfasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik.

f. Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemakDiare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan / produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati.

6. Komplikasi Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan menyebabkan :

1) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipokalemia).

2) Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah).3) Hipoglikemia

Keperawatan Anak 2 Page 5

Page 6: Makalah Anak Diare Kel 2

4) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik

7. Derajat DehidrasiDerajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan

1) Dehidrasi menurut keadaan klinisnya :a. Dehidrasi Ringan (Hilangnya cairan 2-5% BB)

Gambaran klinisnya turgor kulit kurang, suara serak (vox colerica), pasien belum jatuh dalam presyok.

b. Dehidrasi Sedang (Hilangnya cairan 5-8% BB) Turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.

c. Dehidrasi Berat Tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.

2) Berat jenis Plasma : Pada Dehidrasi BJ Plasma meningkata. Dehidrasi berat : BJ plasma 1,032-1,040b. Dehidrasi sedang : BJ plasma 1,028-1,032c. Dehidrasi ringan : BJ plasma 1,025-1,028

3) Pengukuran Central Venous pressure (CVP) Bila CVP (+4d+11 cmH2) : Normal Bila CVP kurang dari +4cm H20 : Syok atau Dehidrasi

Kehilangan Cairan menurut derajat dehidrasi pada anak berumur 2-5 tahunDerajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 30 80 25 135

Sedang 50 80 25 155

Berat 80 80 25 185

Kehilangan cairan pada dehidrasi berat menurut berat badan pasien dan umur.Berat Badan Umur PWL NWL CWL Jumlah

0-3 kg 0-1 bulan 150 125 25 300

3-10 kg 1-2 tahun 125 100 25 250

10-15 kg 2-5 tahun 100 80 25 205

15-25 kg 5-10 tahun 80 25 25 130

PWL (previous water loss, ml/kg BB) cairan yang hilang karena muntah, NWL (Normal water loss, ml/kg BB) cairan yang hilang melalui urin, pernafasan, CWL (Contcomitant water loss, ml/kg BB) Cairan hilang karena muntah hebat.

Keperawatan Anak 2 Page 6

Page 7: Makalah Anak Diare Kel 2

PATOFISIOLOGI DIARE

Pemeriksaan Fisik Anak dengan Diare

1. Inspeksi

Keperawatan Anak 2 Page 7

Page 8: Makalah Anak Diare Kel 2

Lihat keadaan umum anak a) Apakah anak Letargis/ tidak sadar ?b) Apakah anak gelisah atau rewel ?

Beri anak minum, a) Apakah anak tidak bisa minum atau malas minum?b) Apakah anak haus, minum dengan lahap?

Lihat mata anak a) Apakah konjungtivanya anemis ?b) Apakah matanya cekung ?

2. Auskultasi Dengarkan bising usus anak?

a) Apakah terdengar sering ?b) Apakah terdengar lambat ?

3. Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor Lihat, apakah kembalinya :

a) Sangat lambat (lebih dari dua detik ) ?b) Lambat ?

Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas ebrat atau diare berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan darah tepi lengkap Hemoglobin Hematokrit Leukosit Hitung jenis leukosit

Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis.

Pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri yang invasif ke mukosa memiliki leukositosis dngan kelebihan darah putih muda.

2. Pemeriksaan kadar elektrolit serum, ureum, dan kreatininUreum dan kreatinin diperiksa untk memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan mineral tubuh.

3. Pemeriksaan tinjaPemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat adanya leukosit dalam tinja yang adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit dewasa.

4. Pemeriksaan enzym-linked immunosorbent assay (ELISA)Untuk mendeteksi giardiasis dan test serologic amebiasis

5. Foto x-ray abdomenFoto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita.

Keperawatan Anak 2 Page 8

Page 9: Makalah Anak Diare Kel 2

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan: Suatu penyumbatan Kelumpuhan saluran pencernaan Pola udara abnormal di dalam rongga perut Pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa)

6. Pada pasien dengan AIDS yang mengalami diare, kolonoskopi dipertimbangkan karena kemungkinan penyebab infeksi atau limfoma didaerah kolon kanan.Kolonoskopi, suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam badan secara visual. Caranya melihat melalui alat tersebut, sehinga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap kelainan yang ada pada organ yang diperiksa.Endoskop yang dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa: Rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi) Keseluruhan usus besar (kolonoskopi).

Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.

Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya. Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita biasanya menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.

Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian Cairan Pemberian terapi cairan (rehidrasi) dapat dilakukan secara oral atau parateral. Penggantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi efektif diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya.

a. Cairan per oralPemberian secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang. Keuntungan upaya terapi oral adalah murah dan dapat diberikan dimana-mana. Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam atau oralit merupakan cairan elektrolit–glukosa. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

b. Cairan Parenteral Bila diare dengan pengeluaran air tinja yang banyak (> 100 ml/kgBB/hari) atau muntah hebat (severe vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau

Keperawatan Anak 2 Page 9

Page 10: Makalah Anak Diare Kel 2

kembung yang sangat hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. a) Dehidrasi Ringan – Sedang

Tanda-tanda :Dehidrasi Ringan (< 5%) Kotoran cair (watery diarrhea) Produksi urin (air seni) berkurang Senantiasa merasa haus Permukaan lapisan lendir (bibir, lidah) agak kering

Dehidrasi Sedang (5-10%)

Turgor (kekenyalan) kulit berkurang Mata cekung Permukaan lapisan lendir sangat kering Ubun-ubun depan mencekung

Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah.

Secara ringkas ada 9 pilar yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu: Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral ) Cairan hipotonik Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam Realiminasi cepat dengan makanan normal Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan ASI diteruskan Suplemen dengan CRO ( CRO rumatan ) Anti diare tidak diperlukan

b) Dehidrasi Berat Tanda-tanda :Dehidrasi Berat (>10%) Denyut nadi cepat dan isinya kurang (hipotensi/tekanan darah menurun) Ekstremitas (lengan dan tungkai) teraba dingin Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada), sampai koma

Keperawatan Anak 2 Page 10

Page 11: Makalah Anak Diare Kel 2

Gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi )Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi

dan anak dan menunjukkan memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai berikut : Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½ jam

Derajat Dehidrasi

Gejala & Tanda

Keadaan Umum

MataMulut/ Lidah

Rasa Haus Kulit% turun

BBEstimasi

def. cairan

Tanpa Dehidrasi

Baik, Sadar Normal BasahMinum Normal,

Tidak Haus

Dicubit kembali

cepat< 5 50 %

Dehidrasi Ringan –Sedang

Gelisah Rewel Cekung KeringTampak

KehausanKembali lambat

5 – 10 50–100 %

Dehidrasi Berat

Letargik, Kesadaran Menurun

Sangat cekung

dan kering

Sangat kering

Sulit, tidak bisa minum

Kembali sangat lambat

>10 >100 %

c) Pemilihan jenis cairan Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau

tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1 dengan Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak.

Keperawatan Anak 2 Page 11

Page 12: Makalah Anak Diare Kel 2

d) Pengawasan (Monitoring) Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur berat badannya,

6 –8 jam setelah pemberian cairan, dan kemudian sekali sehari. Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur kadar elektrolit

dan glukosa serum sebelum pemasangan infus, dan 24 jam setelahnya. Bagi anak yang tampak sakit, periksa kadar elektrolit dan glukosa 4 – 6 jam

setelah pemasangan, dan sekali sehari sesudahnya.

2. Pemberian Nutrisi Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

1) Memberikan ASI.2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan

makanan yang bersih. Bahan makanan yang mudah disajikan dan mengandung kalori, protein, lemak salah satunya adalah bubur tempe. Tempe merupakan bahan makanan yang mudah didapat, murah, dan sesuai dengan angka kecukupan gizi, karena bahan dasar tempe adalah kacang kedelai. Tujuan memberikan bubur tempe pada anak diare: Makanan mudah dicerna Mudah diabsorbsi Angka kecukupan gizi Energi: 179.2 kal, Protein : 6.54 gr, Lemak: 6.175 gr,

Kalori : 25.21 gr, Fe : 3.13 gr Mudah diperoleh Mudah diolah Biaya murah

Selain untuk mempersingkat masa diare pada bayi tempe juga memiliki beberapa manfaat yang lainnya seperti:

Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare

Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan tekanan darah.

Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik bagi penderita jantung.

Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.

Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.

Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.

Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta

berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.

Keperawatan Anak 2 Page 12

Page 13: Makalah Anak Diare Kel 2

Mencegah timbulnya hipertensi. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis

Prosedur pembuatan bubur tempe:

1) Tempe dikukus / direbus, kemudian dihaluskan dengan blender2) Tepung beras, gula, mentega / minyak, air, dimasukkan jadi satu ke dalam panci dan

dibuat bubur3) Tempe yang sudah halus dicampur ke dalam adonan nomor 2 kemudian diaduk

sampai masak4) Siap dihidangkan

Pengobatan dietetik atau non farmakologiUntuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan: Susu (susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang

tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

Tiga cara terapi diare di rumah1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi

a. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan , seperti larutan oralit,makanan yang cair (seperti sup,air tajin ) dan kalau tidak ada air matang .

b. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah (catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang dari pada makanan yang cair).

c. Berikan larutan ini sebanyak anak mau , berikan jumlah larutan oralit seperti dibawah.d. Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.

2. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizia. Teruskan ASIb. Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan, untuk anak kurang

dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu. c. Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padatd. Berikan bubur bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau

ikan, tmbahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsie. Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan kaliumf. Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baikg. Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali seharih. Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan diberikan porsi makanan

tambahan setiap hari selama 2 minggu3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau

menderita sebagai berikut a. Buang Air besar cair lebih seringb. Muntah berulang-ulang

Keperawatan Anak 2 Page 13

Page 14: Makalah Anak Diare Kel 2

c. Rasa haus yang nyatakd. Makan atau Minum sedikite. Demamf. Tinja berdarah

Farmakologi (Obat-obatan)Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung

elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.a) Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare

seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon. Racecordil

Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.

LoperamideLoperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.

NifuroxazideNifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.

Dioctahedral smectiteDioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.

b) Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:

Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)

Keperawatan Anak 2 Page 14

Page 15: Makalah Anak Diare Kel 2

Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.

Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.

c) Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.

d) Oralit/pedialyt bukan lah obat untuk menghentikan diare, melainkan untuk mencegah tubuh mengalami dehidrasi.  Oralit berfungsi untuk mengganti kembali zat-zat mineral tubuh yang hilang ketika anak mengalami diare atau muntah berlebihan.  Oralit ini biasanya tersedia dalam kemasan sachet, dan untuk anak-anak (pedialyt) tersedia dalam rasa buah-buahan.  Jika anak berusia kurang dari 1 tahun, pemberian oralit harus mengikuti petunjuk dokter.  Sedangkan untuk batita usia di atas 1 tahun, oralit/pedialyt dapat diberikan dengan mengikuti instruksi kemasan.  Pedialyt hendaknya diberikan setiap kali bayi mencret atau muntah. Berikan larutan pedialyt atau oralit ini sedikit demi sedikit kepada bayi/anak.  Jika anak memuntahkan oralitnya, berhenti sejenak dan coba untuk memberinya lagi 10 menit kemudian. 

e) Zink merupakan pelengkap untuk pengobatan diare pada anak-anak di bawah umur 5 tahun, diberikan bersama larutan oralit. Pengobatan diare bersama oralit bertujuan untuk mencegah atau mengobati dehidrasi dan untuk mencegah kekurangan nutrisi.Pemberian Zinc bersama oralit sesegera mungkin setelah terjadi diare akan mengurangi lama dan tingkat keparahan dari dehidrasi. Setelah diare berhenti, berikan Zinc secara kontinyu untuk menggantikan kandungan Zinc yang hilang.Resiko anak akan mengalami diare kembali dalam waktu 2-3 bulan ke depan dapat berkurang.

ASUHAN KEPERAWATAN

Keperawatan Anak 2 Page 15

Page 16: Makalah Anak Diare Kel 2

1. PENGKAJIAN

Data objektif:

Anak tampak lemas Mata cekung

Data subjektif:

Ibu An. Y mengatakan An. Y sudah 2 hari buang air besar lebih dari 10 kali Ibu An. Y mengatakan An. Y sejak tadi pagi saja sudah 8 kali Ibu An. Y mengatakan konsistensi feses cair Ibu An. Y mengatakan An. Y tidak mau makan Ibu An. Y mengatakan An. Y minum hanya 1 gelas dalam sehari Ibu An. Y mengatakan sejak kemarin ibu memberikan susu tidak seperti biaanya,

diganti dari formula 2 menjadi formula 3 sehingga langsung BAB cair.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan

sekunder terhadap diare.2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output

berlebihan dan intake yang kurang3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap

diare4) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.5) Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan 1Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal.

Kriteria hasil :

Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt) Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Keperawatan Anak 2 Page 16

Page 17: Makalah Anak Diare Kel 2

Intervensi Rasional1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan

dan elektrolit2. Pantau intake dan output3. Timbang berat badan setiap hari4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum

banyak pada kien, 2-3 lt/hrKolaborasi :

5. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

6. Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

7. Obat-obatan: seperti antisekresin, antispasmolitik, antibiotik

1. Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

2. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak adekuat untuk membersihkan sisa metabolism

3. Mendeteksi kehilangan cairan, penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 litet

4. Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5. Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

6. Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat

7. Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin

Diagnosa Keperawatan 2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put

Tujuan: Setelah dilakukan  tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Kriteria Hasil: Nafsu makan meningkat BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi Rasional1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan

diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan 1. Serat tinggi, lemak,air terlalu

panas / dingin dapat merangsang

Keperawatan Anak 2 Page 17

Page 18: Makalah Anak Diare Kel 2

air terlalu panas atau dingin)2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari

bau  yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

4. Monitor  intake dan out put dalam 24 jam5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain

a. Terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. Obat-obatan atau vitamin A

mengiritasi lambung dan saluran usus

2. Situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3. Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4. Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan

5. Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa Keperawatan 3

Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare

Tujuan:  Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan

suhu tubuh

Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C) Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi Rasional1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam2. Berikan kompres hangat3. Kolaborasi pemberian antipirektik

1. Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

2. Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

3. Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa Keperawatan 4

Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan   peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan:

Keperawatan Anak 2 Page 18

Page 19: Makalah Anak Diare Kel 2

Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu

Kriteria hasil: Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi Rasional1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya

menjaga tempat tidur2. Demontrasikan serta libatkan keluarga

dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

1. Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2. Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces

3. Melancarkan vaskularisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan iritasi

Diagnosa Keperawatan 5

Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasif

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi

Kriteria hasil:  Mau menerima  tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel

Intervensi Rasional1. Libatkan keluarga dalam melakukan 

tindakan perawatan2. Hindari persepsi yang salah pada perawat

dan RS3. Berikan pujian jika klien mau diberikan

tindakan perawatan dan pengobatan4. Lakukan kontak sesering mungkin dan

lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

5. Berikan mainan kepada anak

1. Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2. Mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3. Menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4. Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada klien.

5. Mainan sebagai rangsang sensorik anak

Keperawatan Anak 2 Page 19

Page 20: Makalah Anak Diare Kel 2

DAFTAR PUSTAKA

Wong, L.Donna. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Keperawatan Anak 2 Page 20

Page 21: Makalah Anak Diare Kel 2

http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan-anak-dengan-diare.html

http://medicastore.com/diare/pengobatan_diare.htm

Keperawatan Anak 2 Page 21