makalah aksyar- zis

24
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Zakat, Infaq, Sadaqah, dan Wakaf” yang Inshaa Allah dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Akuntansi Syariah. Makalah ini telah kami selesaikan dengan merangkum materi dari buku- buku dan internet. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu menghadapi tantangan dan hambatan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pemaparan dan penulisan di makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami ke depannya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Kami juga berharap apa yang kami telah berikan dalam makalah ini dapat berguna sebagai bahan pembelajaran dan mengetahui bagaimana perbedaan perlakuan akuntansi dalam Zakat, Infaq dan Sadaqah serta Mengenal Wakaf. Akhir kata, kami meminta maaf atas penulisan atau penyusunan kata- kata yang salah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih . KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 1

Upload: wrizki

Post on 16-Feb-2016

242 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Akuntansi Syariah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Aksyar- ZIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat,

karunia serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, tepat

pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Zakat, Infaq, Sadaqah,

dan Wakaf” yang Inshaa Allah dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk

mempelajari Akuntansi Syariah.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan merangkum materi dari buku- buku dan

internet. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu

menghadapi tantangan dan hambatan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pemaparan dan penulisan di

makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta

kritik yang dapat membangun kami ke depannya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Kami juga berharap apa yang kami telah

berikan dalam makalah ini dapat berguna sebagai bahan pembelajaran dan mengetahui

bagaimana perbedaan perlakuan akuntansi dalam Zakat, Infaq dan Sadaqah serta Mengenal

Wakaf.

Akhir kata, kami meminta maaf atas penulisan atau penyusunan kata- kata yang salah.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih .

Depok, 13 November 2015

Kelompok 7

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 1

Page 2: Makalah Aksyar- ZIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1DAFTAR ISI ........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat, Infaq, dan Sadaqah....................................................................4

2.2 Macam-Macam Zakat..............................................................................................4

2.3 Macam-Macam Metode Zakat untuk Entitas di berbagai dunia.............................6

2.4 Cakupan Akuntansi Zakat, Infaq, Sadaqah berdasarkan PSAK No. 109...............9

2.5 Pengertian Wakaf ....................................................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................16

3.2 Saran .......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................17

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 2

Page 3: Makalah Aksyar- ZIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zakat secara umum sangat sering kita dengar, sehingga kata zakat sudah tidak asing

lagi apalagi pada bulan puasa sering kita dengar yang namanya zakat fitrah. Namun

sering kita tersilap akan dasar dan pengertian zakat secara benar. Zakat sebenarnya

memiliki landasan hukum yang mungkin tidak semua orang mengetahui landasan zakat

secara benar. Sehingga pemahaman zakat di kalangan awam masih kurang.

Saat ini perekonomian berpola Islam telah menjadi suatu kebutuhan umat.

Pemberdayaan ekonomi umat semakin giat dilakukan oleh beberapa lembaga keuangan

Islam. Selain itu pemanfaatan zakat, infak, sedekah dan wakaf yang berasal dari umat

Islam harus sedini mungkin dikelola dan disalurkan secara efektif sebagai suatu sisi

ikhtiar pemberdayaan ekonomi umat. Ini karena dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf

merupakan modal dalam upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan umat.

1.2 Rumusan Masalah

1.) Apa pengertian dari Zakat, Infaq, dan Sadaqah ? 2.) Apa saja macam – macam zakat ? 3.) Apa saja macam – macam metode zakat untuk entitas di berbagai dunia ? 4.) Bagaimana cakupan akuntansi Zakat, Infaq, dan Sadaqah berdasarkan PSAK No.

109? 5.) Apa pengertian Wakaf ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.) Untuk mengetahui pengertian dari Zakat, Infaq, dan Sadaqah 2.) Untuk mengetahui macam – macam zakat 3.) Untuk mempelajari macam – macam metode zakat untuk entitas di berbagai dunia4.) Untuk mengetahui cakupan akuntansi Zakat, Infaq, dan Sadaqah berdasarkan PSAK

No. 1095.) Untuk mengetahui pengertian Wakaf

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 3

Page 4: Makalah Aksyar- ZIS

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat, Infaq, dan Sadaqah

2.1.1 Zakat

Dalam bahasa Arab, kata zakat mempunyai beberapa arti. Mahmud Yunus

memberikan arti zakat dengan sedekah jariyah, zakat dan kebersihan. Secara umum,

dapat disimpulkan bahwa zakat ialah nama bagi suatu benda (harta), yang diambil dari

seseorang yang memilki harta yang telah mencapai nisabnya, untuk diberikan kepada

orang-orang yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan syara’

2.1.2 Infaq

Infak berasal dari anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk

kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminologi syariat, infak berarti mengeluarkan

sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang

diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat mempunyai nisab, infak tidak mengenal nisab.

2.1.3 Shadaqah

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti ‘benar’. Menurut terminologi syariat

pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-

ketentuannya. Hanya saja jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memilki arti lebih

luas, menyangkut hal yang bersifat nonmateriil. Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu

Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka

membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami istri, dan

melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah.

2.2 Macam-macam zakat

Ada dua jenis zakat, sebagai berikut.

1. Zakat Jiwa/Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim setelah

matahari terbenam akhir bulan Ramadhan. Lebih utama dibayarkan sebelum salat Idul

Fitri, karena jika dibayarkan setelah salat ied, maka sifatnya sedekah biasa bukan zakat

fitrah. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 4

Page 5: Makalah Aksyar- ZIS

“Barang siapa yang mengeluarkan sebelum shalat Ied, maka itu zakat fitrah yang

diterima, Dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat Ied, maka itu

termasuk salah satu sedekah-sedekah biasa.” (HR Ibnu Abbas)

Seorang muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang-orang yang

menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak, dan pembantunya yang muslim. Akan

tetapi boleh bagi seorang istri atau anak atau pembantu membayar zakat sendiri.

Menurut jumhur ulama, syarat kewajiban zakat fitrah bagi fakir adalah apabila ia

memiliki kelebihan makanan pokok dirinya dan orang yang menjadi tanggung

jawabnya di malam dan pada hari rayanya. Kelebihan itu tidak termasuk rumah,

perabotnya dan kebutuhan pokok lainnya termasuk binatang ternak yang dimanfaatkan,

buku yang dipelajari ataupun perhiasan yang dipakainya. Akan tetapi, jika telah

melebihi dan memungkinkan untuk dijual serta dimanfaatkan untuk keperluan zakat

fitrah, maka membayar zakat fitrah hukum nya wajib karena ia mampu melakukannya.

Zakat fitrah tidak mengenal nisab, dan dibayar sebesar 1 (satu) sha’ makanan

pokok suatu masyarakat. 1 (sha’) adalah 4 mud’ dan ukuran 1 mud’ adalah genggaman

2 tangan orang dewasa (atau kira-kira :2,176 Kg ). Jika ingin dibayar dengan uang

(menurut Imam Abu Hanifah) dibolehkan walaupun sebaiknya yang diberikan adalah

makanan.

Dasar pelaksanaan:

Rasulullah bersabda: “Telah diwajibkan zakat fitra untuk membersihkan orang yang

berpuasa dari omonga yang tidak ada manfaatnya dan omongan kotor, serta untuk

memberi makanan pada orang-orang miskin.” (HR Ibnu Abbas)

2. Zakat Harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak tertentu,

mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta

temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi) yang masing-masing memiliki

perhitungan sendiri-sendiri. Pada masa Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan

menjadi objek zakat terbatas pada (1) emas dan perak di zaman rasul uang terbuat dari

emas atau perak; (2) tumbuh-tumbuhan tertentu seperti gandum, jelai, kurma dan

anggur; (3) hewan ternak tertentu seperti domba atau biri-biri, sapi dan unta; (4) harta

perdagangan (tijarah); (5) harta kekayaan yang ditemukan dalam perut bumi (rikaz).

Sementara Allah merumuskan apa yang wajib dizakati dengan rumusan yang sangat

umum yaitu “kekayaan”, seperti firman-Nya, “Pungutlah olehmu zakat dari kekayaan

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 5

Page 6: Makalah Aksyar- ZIS

mereka”. “ Dalam kekayaan terdapat hak peminta-minta dan orang yang melarat”. Hal

ini dapat disebabkan karena pada zaman rasul harta jenis itulah yang dianggap sebagai

kekayaan.

Seiring dengan kemajuan transaksi dapat meningkatkan kekayaan, maka penting

untuk mengetahui apa yang dimaksud kekayaan. Kekayaan atau amwal (kata jamak

dari maal) menurut bahasa Arab adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh

manusia untuk menyimpan dan memilikinya (Qardhawi.2002). atas dasar definisi

tersebut, maka setiap benda berwujud yang diinginkan manusia untuk disimpan atau

dimilikinya setelah memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus dikeluarkan zakatnya.

2.3 Macam-macam Metode Zakat untuk entitas di berbagai dunia

Zakat ini adalah zakat yang didasarkan atas prinsip keadilah serta hasil ijtihad para

ahli fikih. Oleh sebab itu, zakat ini agak sulit ditemukan pada kita fikih klasik.

Kewajiban zakat perusahaan hanya ditujukan kepada perusahaan yang dimiliki

(setidaknya mayoritas) oleh muslim. Sehingga zakat ini tidak ditujukan pada harta

perusahaan yang tidak dimiliki oleh muslim (Syafei,2008).

Para ulama kontemporer menganolikan zakat perusahaan kepada zakat perdagangan,

karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi, kegiatan sebuah perusahaan intinya

berpijak pada kegiatan trading atau perdagangan. Hal tersebut dikuatkan oleh keputusan

seminar I zakat di Kuwait, tanggal 3 April 1984 tentang zakat perusahaan sebagai

berikut. Zakat perusahaan harus dikeluarkan jika syarat berikut terpenuhi. (Manaf)

1. Kepemilikan dikuasai oleh muslim/muslimin

2. Bidang usaha harus halal

3. Aset perusahaan dapat dinilai

4. Aset perusahaan dapat berkembang

5. Minimal kekayaan perusahaan serta dengan 85 gram emas

Sedangkan syarat teknisnya adalah sebagai berikut.

1. Adanya peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan tersebut

2. Anggaran dasar perusahaan memuat hal tersebut

3. RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal itu

4. Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat saham nya

kepada dewan direksi perusahaan.

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 6

Page 7: Makalah Aksyar- ZIS

(Kas/Setara Kas + Investasi Jangka Pendek + Persediaan

+ Piutang dagang bersih)Liabilitas Jangka pendek

Idealnya perusahaan yang bersangkutan itulah yang membayar zakat jika

memenuhi kondisi diatas. Jika tidak, maka perusahaan harus menghitung seluruh

zakat kekayaanya kemudian memasukkan ke dalam anggaran tahunan sebagai catatan

yang menerangkan nilai zakat setiap saham untuk mempermudah pemegang saham

mengetahui berapa zakat sahamnya (fatwa zakat kontemporer).

Perhitungan zakat perusahaan ada 3 (tiga) pendapat yaitu sebagai berikut (Syafei, 2008)

1. Kekayaan perusahaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan perusahaan yang

digunakan untuk memperoleh laba. Pendapat ini dikemukakan oleh Qardhawi, dan

zakat dikenakan pada harta lancar bersih perusahaan.

Secara sederhana :

DIKURANG

Perhitungan cara ini relatif sederhana dan dapat diterapkan bilat transaksi usaha perdagangan juga sederhana. Seperti pada perdagangan yang dimiliki usahanya oleh perseorangan dimana untuk menjalankan usaha adalah dari modal sendiri dan utang jangka pendek.

2. Kekayaan yang dikenakan zakat adalah pertumbuhan modal bersih. Pendapat ini dikemukakan oleh El Badawi dan Sultan.

Secara sederhana :

DIKURANG

Metode ini diusulkan oleh El Badawi dan Sultan untuk mengatasi kelemahan pada metode pertama. Hal ini disebabkan transaksi perusahaan makin kompleks, dimana sumber pendanaan tidak lagi hanya modal dan utang jangka pendek tetapi juga utang jangka panjang. Agar sesuai dengan konsep zakat yaitu tidak dikenakan atas aset tetap dan dikenakan atas aset yang tumbuh berkembang. Untuk itu, El Badawi mengusulkan konsep pertumbuhan modal bersih (growing capital);

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 7

(Aset lancar bersih + Utang Jangka Pendek yang

digunakan untuk keperluan jangka panjang)

Utang Jangka Panjang yang digunakan untuk

pembiayaan harta lancar

Page 8: Makalah Aksyar- ZIS

DIKURANG

3. Kekayaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan bersih perusahaan. Pendapat ini dikemukakan oleh Lembaga Fatwa Arab Saudi.

Secara sederhana :

DIKURANG DIKURANG

Diluar ketiga metode di atas, AAOIFI sendiri melalui FAS (Financial Accounting Standard) No. 9 memberikan 2 (dua) alternatif metode, yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Aset Bersih ( Net Assets Method)

DIKURANG

2. Pendekatan Dana Investasi (Invested Fund Method)

DIKURANGI

Metode apapun boleh digunakan walaupun yang paling sederhana untuk digunakan adalah pendapat Qardhawi. Sedangkan nizab zakat adalah 85 gram dan cukup haul (1 tahun Qamariah) dengan besar zakat 2,5%. Jika perusahaan menggunakan tahun masehi, maka besar zakat adalah 2,575% (Standar AAOIFI)

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 8

(Modal kerja bersih pada akhir tahun + Utang Jangka Pendek

yang digunakan untuk mendanai aset jangka panjang, melunasi utang jangka panjang

atau mengurangi saham)

Utang Jangka Panjang untuk mendanani aset

lancar

(Modal Disetor + Saldo Laba + Laba Tahun Berjalan )

(Aset Tetap bersih + Investasi perusahaan atau entitas lainnya)

Kerugian Tahun Berjalan

(Kas dan Setara kas + Piutang Bersih + Aset yang dapat

diperdagangkan (sebesar nilai Pasar)

( Liabilitas Lancar + Modal Investasi Tak Terbatas Ekuitas Minoritas + Ekuitas yang

dimiliki Pemerintah + Ekuitas yang dimiliki Dana Abadi + Ekuitas yang dimiliki Lembaga

Sosial + Ekuitas yang dimiliki Lembaga Nirlaba di luar yang dimiliki Individu )

(Modal disetor + Cadangan + Provisi yang tidak mengurangi Aset + Laba Ditahan + Laba

Bersih + Liabilitas yang tidak harus dipenuhi dalam 1 tahun sejak tanggal posisi keuangan

( Aset Tetap Bersih + Investasi yang bukan untuk

diperdagangkan + Akumulasi Rugi)

Page 9: Makalah Aksyar- ZIS

2.4 Cakupan Akuntansi Zakat, Infaq, Sadaqah berdasarkan PSAK No. 109

PSAK 109 merujuk kepada beberapa fatwa MUI, yaitu sebagai berikut :

1. Fatwa MUI No. 8/2011 tentang Amil Zakat, menjelaskan tentang kriteria, tugas amil zakat serta pembebanan biaya operasional kegiatan amil zakat yang dapat diambil dari bagian amil, atau dari bagian fi sabilillah dalam batas kewajaran, proporsional serta sesuai dengan kaidah islam.

2. Fatwa MUI No. 13/2011 tentang Hukum Zakat atas Harta Haram, di mana zakat harus ditunaikan dari harta yang halal baik jenis maupun cara perolehannya.

3. Fatwa MUI No. 14/2011 tentang Penyaluran Harta Zakat dalam bentuk Aset Kelolaan. Yang dimaksud aset kelolaan adalah sarana dan atau prasarana yang diadakan dari harta zakat dan secara fisik berada di dalam pengelolaan pengelola sebagai wakil mustahik zakat, sementara manfaatnya diperuntukkan bagi mustahik zakat. Jika digunakan oleh bukan mustahik zakat, maka pengguna harus membayar atas manfaat yang digunakannya dan diakui sebagai dana kebajikan oleh amil zakat.

4. Fatwa MUI No.15/2011 tentang Penarikan, Pemeliharaan, dan Penyaluran Harta Zakat. Tugas amil zakat adalah melakukan penghimpunan, pemeliharaan dan penyaluran. Jika amil menyalurkan zakat tidak langsung kepada mustahik zakat, maka tugas amil dianggap selesai pada saat mustahik zakat menerima dana zakat. Amil harus mengelola zakat sesuai dengan prinsip syariah dan tata kelola yang baik. Penyaluran dana zakat muqayyadah, apabila membutuhkan biaya tambahan dapat dibebankan kepada muzakki.

2.4.1 Akuntansi untuk Zakat

1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima dan diakui sebagai penambah dana zakat. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar aset.

Jurnal:

Dr. Kas xxx

Dr. Aset Nonkas ( nilai wajar ) xxx

Cr. Penerimaan Zakat xxx

2. Jika muzakki menentukan mustahik yang menerima penyaluran zakat melalui amil, maka tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima dan amil dapat menerima ujrah atas kegiatan penyaluran tersebut.

Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil. Jurnal saat mencatat penerimaan fee:

Dr. Kas xxx

Cr. Penerimaan Dana Amil xxx

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 9

Page 10: Makalah Aksyar- ZIS

3. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:

a. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil.

Jurnal:

Dr. Penurunan Nilai Aset xxx

Cr. Aset nonkas xxx

b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.

Jurnal:

Dr. Kerugian penurunan Nilai-Dana Amil xxx

Cr. Aset Nonkas xxx

4. Zakat yang disalurkan kepada mustahik diakui sebagai pengurang dana zakat dengan keterangan sesuai dengan kelompok mustahik termasuk jika disalurkan kepada amil, sebesar:

a. Jumlah yang diserahkan, jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas.

Jurnal:

Dr. Penyaluran Zakat-Dana Amil xxx

Dr. Penyaluran zakat-Mustahik Non-Amil xxx

Cr. Kas xxx

b. Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalam bentuk aset nonkas.

Jurnal:

Dr. Penyaluran Zakat-Dana Amil xxx

Dr. Penyaluran Zakat- Mustahik Non-Amil xxx

Cr. Aset Nonkas xxx

5. Amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam menjalankan fungsinya.

Jurnal:

Dr. Beban-Dana Fisabilillah xxx

Cr. Kas xxx

6. Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi amil.

Jurnal:

Dr. Beban-Dana Amil xxx

Cr. Kas xxx

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 10

Page 11: Makalah Aksyar- ZIS

7. Zakat dikatakan telah disalurkan kepada mustahik-non-amil hanya bila telah diterima oleh mustahik-non-amil tersebut. Apabila zakat disalurkan melalui amil lain diakui sebagai piutang penyaluran dan bagi amil yang menerima diakui sebagai liabilitas penyaluran. Piutang dan liabilitas penyaluran akan berkurang ketika zakat disalurkan. Amil lain tidak berhak mengambil bagian dari dana zakat, namun dapat memperoleh ujrah dari amil sebelumnya.

Jurnal penyaluran zakat melalui amil lain:

Dr. Piutang Penyaluran Zakat xxx

Cr. Kas xxx

Jurnal ketika amil lain menyalurkan pada mustahik non-amil:

Dr. Penyaluran Zakat-Mustahik xxx

Cr. Piutang Penyaluran Zakat xxx

Jurnal pembayaran ujrah kepada amil lain:

Dr. Beban-Dana Amil xxx

Cr. Kas xxx

8. Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset kelolaan) misalnya mobil ambulan, rumah sakit diakui sebagai:

a. Penyaluran zakat seluruhnya, jika aset tetap tersebut diserahkan untuk dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil.

Jurnal ketika membeli aset tetap:

Dr. Aset Tetap xxx

Cr. Kas xxx

Jurnal ketika menyalurkan aset tetap tersebut:

Dr. Penyaluran Zakat-Mustahik xxx

Cr. Aset Tetap xxx

b. Penyaluran zakat secara bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap tersebut sesuai dengan pola pemanfaatannya, jika aset tetap tersebut masih dalam pengendalian amil atau pihak lain yang dikendalikan amil.

Jurnal ketika membeli aset tetap:

Dr. Aset Tetap xxx

Cr. Kas xxx

Jurnal penyaluran bertahap:

Dr. Penyaluran Zakat-Beban Depresiasi xxx

Cr. Akumulasi Penyusutan xxx

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 11

Page 12: Makalah Aksyar- ZIS

Jurnal ketika sudah disalurkan sepenuhnya:

Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

Cr. Aset Tetap xxx

9. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada:

a. kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan mustahik non-amil;

b. kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahiq nonamil, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan;

c. metode penentuan nilai wajar yanng digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset nonkas;

d. rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing mustahik;

e. penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang dikendalikan amil, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh penyaluran dana zakat serta alasannya; dan

f. hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang meliputi:

1) sifat hubungan istimewa;

2) jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan

3) persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.

g. keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya; dan

h. kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.

2.4.2 Akuntansi untuk infak/sedekah

1. Penerimaan infak/sedekah diakui pada saat kas atau asset nonkas diterima dan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai tujuan pemberiannya.

Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah yang diterima tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar.

Untuk penerimaan aset nonkas dapat dikelompokkan menjadi aset lancar atau aset tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang harus segera disalurkan, dan dapat berupa bahan habis pakai seperti bahan makan; atau barang yang memiliki manfaat jangka panjang misalnya mobil untuk ambulan. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan.

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 12

Page 13: Makalah Aksyar- ZIS

Jurnal:

Dr. Kas xxx

Dr. Aset Nonkas (nilai perolehan)-Lancar xxx

Cr. Penerimaan Infak/Sedekah xxx

2. Aset tidak lancar yang diterima dan diamanahkan untuk dikelola oleh amil dinilai sebesar nilai wajar dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.

Jurnal:

Dr. Aset Nonkas (Nilai Wajar)-Tidak Lancar xxx

Cr. Penerimaan Infak/Sedekah xxx

Dr. Penyaluran Infak/Sedekah-Beban Depresiasi xxx

Cr. Akumulasi Depresiasi xxx

3. Penurunan nilai aset infak/sedekah diakui sebagai:

a. pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil.

Jurnal:

Dr. Penurunan Nilai xxx

Cr. Aset Nonkas xxx

b. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.

Jurnal:

Dr. Kerugian Penurunan Nilai-Dana Amil xxx

Cr. Aset Nonkas xxx

4. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.

Dr. Kas xxx

Cr. Hasil Pengelolaan-Infak/sedekah xxx

5. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar:

a. jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.

Jurnal:

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 13

Page 14: Makalah Aksyar- ZIS

Dr. Penyaluran Infak/Sedekah xxx

Cr. Kas xxx

b. nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.

Jurnal:

Dr. Penyaluran Infak/Sedekah xxx

Cr. Aset Nonkas xxx

6. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.

Jurnal:

Dr. Penyaluran Infak/Sedekah xxx

Cr. Kas xxx

7. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah.

Jurnal:

Dr. Piutang-Dana Bergulir xxx

Cr. Kas xxx

8. Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada:

a. kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima;

b. kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non-amil atas penerimaan infak/sedekah, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan;

c. metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa aset nonkas;

d. keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya;

e. hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud huruf (d) diungkapkan secara terpisah;

f. penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya;

g. rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak terikat;

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 14

Page 15: Makalah Aksyar- ZIS

h. hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dengan penerima infak/sedekah yang meliputi:

1) sifat hubungan istimewa;

2) jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan

3) persentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.

i. keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya; dan

k. kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.

2.5 Pengertian Wakaf

Kata “wakaf” atau “waqf” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal kata “Waqafa”

berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam di tempat” atau “tetap berdiri”. Sedangkan

menurut istilah, ahli fiqh berbeda dalam mendefinisikannya. Menurut Abu Hanifah,

wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap milik si wakif dalam

rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Mazhab Maliki berpendapat

bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif,

namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan

kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban

menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Mazhab

Syafi’i dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan.

Perbedaan Wakaf dengan Sadaqah/Hibah

Wakaf Infaq/Sadaqah/HibahMenyerahkan kepemilikan suatu barang kepada orang lain

Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada pihak lain

Hak milik atas barang dikembalikan kepada Allah

Hak milik atas barang diberikan kepada penerima sadaqah/hibah

Objek wakaf tidak boleh diberikan atau dijual kepada pihak lain

Objek sadaqah/hibah boleh diberikan atau dijual kepada pihak lain

Manfaat barang sisanya dinikmati untuk kepentingan sosial

Manfaat barang dinikmati oleh penerima sadaqah/hibah

Objek wakaf biasanya kekal Zatnya Objek sadaqah/hibah tidak harus kekal Zatnya

Pengelolaan objek wakaf diserahkan kepada administratur yang disebut nadzir/mutawalli

Pengelolaan objek sadaqah/hibah diserahkan kepada si penerima

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 15

Page 16: Makalah Aksyar- ZIS

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Dari makalah dapat disimpulkan bahwa selain untuk membersihkan harta, zakat, sedekah, infak maupun wakaf sangatlah berperan di dalam membantu perekonomian umat. Maka dalam pengelolaannya harusnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga dana yang terkumpul menjadi produktif dan berdaya guna penuh bagi kemashlahatan umat.

3.2 Saran

Kami menyarankan agar seluruh pengelola zakat, infaq, serta shadaqah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak, dapat memberikan transparansi terhadap seluruh informasi yang ada kepada masyarakat, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berzakat, berinfaq, dan bershadaqah tanpa adanya kekhawatiran untuk diselewengkan.

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 16

Page 17: Makalah Aksyar- ZIS

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayarti Sri, Wasilah (2014). Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 4.Jakarta : Salemba

Empat.

Tihami dan Sohari Sahrani, (2007) Masail Al-Fiqhyah .Jakarta : Triarga Utama

Didin Hafihuddin, (2002). Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah. Jakarta : Gema

Insani.

KELOMPOK ZAKAT, INFAQ, SADAQAH DAN WAKAF 17