makalah administrasi manajemen

45
PENGEMBANGAN BANGUNAN TERMINAL BANDARA FATMAWATI BENGKULU MAKALAH MATA KULIAH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN OLEH: JULIATI BANGUN NPM. 11010099

Upload: novika-purba

Post on 26-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

pengembangan bandara

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN BANGUNAN TERMINAL BANDARA FATMAWATI BENGKULU

MAKALAHMATA KULIAH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

OLEH:JULIATI BANGUNNPM. 11010099

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)BENGKULU2013

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam era globalisasi ini, Indonesia berhasil menempati urutan ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional. Sementara itu, keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan negara ini mempersiapkan diri lebih baik untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. Salah satu fokus usaha penunjang pembangunan ekonomi adalah dengan memperbaiki sarana infrastruktur fisik yang ada. Hal ini termasuk dalam proyek MP3EI (Masterplan Percepatan Pembangunan Perluasan Ekonomi Indonesia) yang di dalamnya termasuk pembangunan dan perbaikan. Pembangunan bandara diyakini dapat menjadi magnet untuk mendatangkan para investor yang akan menanamkan modalnya dan dengan keberadaan bandara juga dapat menyerap tenaga kerja serta meningkatkan output daerah itu sendiri. Sektor-sektor perekonomian yang ada di sekitar bandara seperti restoran, lahan parkir, toko-toko dan tempat rekreasi akan terjadi peningkatan dan secara langsung berpengaruh pada pelayanan bisnis, penumpang pesawat, jasa pendukung operasional serta jasa pemerintah. Kota Bengkulu dengan keberadaan Bandara Fatmawati telah banyak mendatangkan keuntungan bagi daerah Bengkulu itu sendiri akan tetapi masih dirasa kurang memadai dan perlu dilakukan pengembangan bandara mengingat secara geografis Bengkulu terletak di jalur lintas barat dengan peran yang cukup besar dalam mendukung pengembangan inlet dan outlet barang, juga sebagai pusat pengumpulan serta pendistribusian barang dari dan ke wilayah sekitarnya. Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno diharapkan dapat menampung peningkatan pergerakan penumpang dan barang seiring dengan perkembangan kota.Dengan melihat peranan bandara sebagai salah satu penunjang perekonomian daerah, khususnya Bengkulu, membuat penulis tertarik membahas lebih dalam tentang pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu.

B. Rumusan MasalahMelihat dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana akses dalam pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu.

C. Batasan MasalahDalam makalah ini penulis memberi batasan masalah untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas. Penulis membatasi pembahasan hanya pada pokok permasalahan,1. Bagaimana rencana pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu2. Bagaimana perizinan pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu3. Bagaimana persiapan dana pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu4. Bagaimana persiapan lahan pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu

D. Tujuan1. Tujuan UmumUntuk mengetahui bagaimana akses dalam pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu.2. Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui bagaimana rencana pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu2. Untuk mengetahui bagaimana perizinan pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu3. Untuk mengetahui bagaimana persiapan dana pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu4. Untuk mengetahui bagaimana persiapan lahan pengembangan bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Bandar Udara1. Pengertian UmumBandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. Bandar udara memiliki peran sebagai:1. Simpul dalam jaringan transportasi udara yang digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hierarki bandar udara;2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya pemerataan pembangunan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi serta keselarasan pembangunan nasional dan pembangunan daerah yang digambarkan sebagai lokasi dan wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan perekonomian;3. Tempat kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk interkoneksi antar moda pada simpul transportasi guna memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan yang digambarkan sebagai tempat perpindahan moda transportasi udara ke moda transportasi lain atau sebaliknya;4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan dan/atau pariwisata dalam menggerakan dinamika pembangunan nasional, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya, digambarkan sebagai lokasi bandar udara yang memudahkan transportasi udara pada wilayah di sekitamya;5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang dapat membuka daerah terisolir karena kondisi geografis dan/atau karena sulitnya moda transportasi lain;6. Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan tingkat prioritas pengembangan daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia di kepulauan dan/atau di daratan;7. Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan kemudahan transportasi udara untuk penanganan bencana alam pada wilayah sekitarnya;8. Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan kedaulatan negara, digambarkan dengan titik-titik lokasi bandar udara yang dihubungkan dengan jaringan dan rute penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Bandar udara terdiri atas:1. Bandar udara umum yaitu bandar udara yang dipergunakan untuk melayani kepentingan umum.2. Bandar udara khusus bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.

Berdasarkan rute penerbangan yang dilayani maka bandar udara dibagi menjadi 2 yaitu:1. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.2. Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangnan dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.(Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2013)

2. Fasilitas Bandar UdaraFasilitas bandar udara yang terpenting adalah:1. Sisi Udara (Air Side)a) Landasan pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup darirumputataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksiaspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenisturbo-propatau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.b) Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkantaxiwaymenghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawatc) Untuk keamanan dan pengaturan, terdapatAir Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.d) Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakarane) Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

2. Sisi Darat (Land Side)a) Terminal bandar udaraatauconcourseadalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom-Inmigration-Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atauavio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.b) Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminalc) Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi

3. Fasilitas Pelayanan BandaraAdalah fasilitas yang berfungsi memberikan pelayanan operasi dan keselamatan operasi terkait pelayanan umum. Pelayanan umum yang diberikan mulai dari informasi berupa audio maupun video kepada pengguna yang ada di bandar udara ataupun petugas yang terkait langsung dalam kegiatan kegiatan operasional kantor bandar udara. Beberapa peralatan yang termasuk Peralatan Pelayanan Bandara, adalah:a) PABX (Public Address Branch X-Change) Yang dimaksud dengan peralatan Public Address Branch Extension (PABX) adalah perangkat peralatan telepon yang terdiri dari central unit atau Main Unit, Pesawat cabang, Kabel-kabel penghubung dan Terminal Box. Central unit adalah perangkat peralatan utama pengontrol semua sistem operasi PABX yang berfungsi untuk menghubungkan antar pesawat cabang dan dengan telephone line PT. TELKOM serta mengatur, membatasi dan memantau pemakaian masing-masing pesawat cabang dengan telephone line. Pesawat cabang adalah pesawat telepon yang dapat berhubungan antara satu pesawat dengan pesawat-pesawat lain maupun berhubungan melalui telephone line dalam satu jaringan Central Unit.b) FIDS (Flight Information Display System)Peralatan Flight Information Display System (FIDS) merupakan integrasi produk teknologi informasi sistem sebagai perangkat software dan perangkat hardware yang dapat menyajikan informasi tentang aktivitas angkutan udara, seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan dan pembatalan penerbangan dan lain-lain.c) Public address system ( PAS)Peralatan Public Address System (PAS) bandara adalah salah satu peralatan sistem audio yang fungsinya untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan semua kegiatan di terminal bandar udara. Informasi ini dapat berupa kegiatan angkutan udara seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan termasuk pembatalan penerbangan dan sebagai pelengkap hiburan audio. IGCS (Integrated Ground Communication System) Sistem komunikasi darat ke darat terpadu yang menggunakan system trunking sebagai alat bantu komunikasi yang digunakan oleh seluruh satuan kerja yang beroperasi di bandara.d) HT (Handy Talky)Yang dimaksud dengan peralatan Handy Talky (HT) Transceiver adalah peralatan UHF-FM Transceiver (Transmitter dan Receiver) dengan system multi channel dan digunakan sebagai sarana komunikasi point to point (darat ke darat) dalam bentuk portable.

4. DVOR (Doppler Vhf Omni-Directional Range) DVOR adalah fasilitas navigasi udara yang sangat penting. Fasilitas ini memiliki kegunaan untuk memberikan suatu informasi kepada penerbang mengenai arah mata angin buatan dan bekerja pada frekuensi 108 MHz sampai dengan 118 MHz. Sistem Doppler VOR yang ada di Bandara Cilacap terdiri dari 2 transmitter dengan perubahan otomatis apabila terjadi kesalahan dalam performa atau mati total pada salah satu transmitternya. DVOR menggunakan sistem antena tunggal yang memberikan pancaran ke segala arah (omnidirectional) dan 48 antena non directional yang diletakkan mengelilingi antena pusat dalam bentuk lingkaran dengan diameter 44 ft yang memberikan pancaran Doppler. Pola pancaran dari DVOR dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan oleh antena carrier dan sinyal Variabel yang dipancarkan oleh antena sideband. Sinyal DVOR DVOR memancarkan dua sinyal yang berbeda.

5. Menara ATC (Air Traffic Control)Sebuah menara pengawas (control tower ) atau lebih khusus sebagai Air Traffic Control Tower, adalah nama dari unit ATC yang bertanggung jawab untuk pergerakan sekeliling bandara dan juga nama dari bangunan untuk unit yang mengoperasikan. Banyak bandara di Indonesia yang tidak mempunyai tower atau frekuensi, hanya bandara tersibuk sajalah yang mempunyai tower contohnya Soekarno Hatta yang diatur oleh menara pengawas. Menara ATC yang permanen ,mempunyai spesifikasi yang secara sistem struktur biasanya berdiri di atas bangunan lain di bandara untuk memudahkan petugas pemandu lalu lintas udara mengawasi pergerakan pesawat di darat dan di udara bandara.Tipikal Menara ATC, terdiri dari beberapa peralatan:a) Radio untuk berkomunikasi dengan pesawat.b) Sistem telepon yang berhubungan dengan jalur suara dan telepon umumc) Flight Progress Stripd) Deteksi sinar atau aviation light signals, untuk berkomunikasi dengan pesawat.e) Alat pengatur angin dan tekananf) Mempunyai display radar kecil, deteksi pergerakan dan informasi meteorologiTujuan dari peralatan tersebut untuk membantu operasi pengaturan lalu lintas udara agar terhindarkan tabrakan antar pesawat udara,menghindarkan pesawat udara yang berada di daerah pergerakan pesawat dengan penghalang lainnya dan terciptanya keteraturan lalu lintas udara.

6. Sistem Navigasi Pesawat TerbangSemua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi agar pesawat tidak tersesat dalam melakukan penerbangan. Panel-panel instrument navigasi pada kokpit pesawat memberikan berbagai informasi untuk sistem navigasi mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan terhadap instrument sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin. Sebagai contoh kejadian yang menimpa pesawat Adam Air pada bulan pebruari 2006 sewaktu menjalani penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin di Makasar. Ketidaktelitian pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan pesawat Adam Air terbang dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi menyebabkan Pesawat Adam Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama tiga jam, sebelum mendarat darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara Timur. Kesalahan akibat tidak berfungsinya sisem navigasi adalah kesalahan yang fatal dalam dunia penerbangan. Sanksi yang diberikan adalah dicabutnya ijin operasi bagi maskapai penerbangan yang melanggar.a) Fasilitas Navigasi di BandaraFasilitas Navigasi dan Pengamatan adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara. Fasilitas ini dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu:1. Pengamatan Penerbangan2. Rambu Udara Radiob) Peralatan Pengamatan Penerbangan

Peralatan pengamatan Penerbangan terdiri dari :1. Primary Surveillance Radar (PSR)PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di system penerima radar.2. Secondary Surveillance Radar (SSR)SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke system penerima radar.3. Air Traffic Control Automation (ATC Automation)terdiri dari RDPS, FDPS. ADBS-B Processing dan ADS-C Processing.4. Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B)danAutomatic Dependent Surveillance Contract (ADS-C) merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.5. Airport Survace Movement Ground Control System (ASMGCS)6. Multilateration7. Global Navigation Satellite System

7. Peralatan Rambu Udara Radio Peralatan Rambu Udara RadioYaitu Peralatan navigasi udara yang berfungsii memberikan signal informasi berupa Bearing (arah) dan jarak pesawat terhadap Ground Stastion peralatan dan memberikan informasi berupa IDENT.a) Non Directional Beacon (NDB) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau diluar lingkungan Bandar udara sesuai fungsi.b) VHF Omnidirectional Range (VOR) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udar sesuai fungsinya.c) Distance Measuring Equipment (DME) Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan /imformasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance). Penempatan DME pada umumnya berpasangan (Rasyid Prasetyo, 2012)

B. Tata Perizinan1. Izin Pembangunan Bandar UdaraPerizinan Direktorat Bandar Udaraa) Dasar Hukum:1. Undang-Undang nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;1) Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 2001 Tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;2) Peraturan Pemerintah nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan;3) Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 11 Tahun 2010 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional;4) Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 48 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Bandar Udara; dan5) Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2009 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Perhubungan.b) Persyaratan :1. Pembangunan bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran yang ruang udara di sekitarnya dikendalikan hanya dapat dilakukan setelah ditetapkan keputusan pelaksanaan pembangunan oleh Menteri;2. Pembangunan bandar udara bukan pusat penyebaran yang ruang udara di sekitarnya tidak dikendalikan hanya dapat dilakukan setelah ditetapkan keputusan pelaksanaan pembangunan oleh Bupati/Walikota;3. Penyelenggara bandar udara melaksanakan pekerjaan pembangunan bandar udara paling lambat 1 tahun sejak keputusan pelaksanaan pembangunan ditetapkan.

2. Prosedur Pengajuan Permohonan:a) Untuk memperoleh keputusan pelaksanaan pembangunan bandar udara mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan melampirkan :1) Salinan keputusan penetapan lokasi;2) Rencana induk bandar udara;3) Bukti penguasaan tanah;4) Dokumen rancangan teknis bandar udara yang meliputi rancangan awal dan rancangan teknis terinci sesuai dengan standar yang berlaku;5) Studi analisis mengenai dampak lingkungan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.b) Untuk memperoleh keputusan pelaksanaan pembangunan penyelenggara bandar udara mengajukan permohonan kepada Bupati/Walikota setempat dengan melampirkan:1) Salinan keputusan penetapan lokasi;2) Rencana induk bandar udara;3) Bukti penguasaan tanah;4) Pertimbangan teknis dari Gubernur sebagai tugas dekonsentrasi;5) Dokumen rancangan teknis bandar udara yang meliputi rancangan awal dan rancangan teknis terinci sesuai dengan standar yang berlaku;6) Studi analisis mengenai dampak lingkungan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.c) Direktur Jenderal menyampaikan hasil evalusai kepada Menteri selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah dokumen diterima secara lengkap;d) Menteri menetapkan pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan hasil evaluasi Direktur Jenderal selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah dokumen diterima secara lengkap;e) Bupati/Walikota menetapkan pelaksanaan pembangunan selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah dokumen diterima secara lengkap(Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2013).

C. Izin Penetapan Lokasi Bandar UdaraPerizinan Direktorat Bandar UdaraDasar Hukum :1. Undang-Undang nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;2. Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 2001 Tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;3. Peraturan Pemerintah nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan;4. Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 11 Tahun 2010 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional;5. Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 48 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Bandar Udara;6. Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2009 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen PerhubunganPenetapan lokasi dilakukan dengan memperhatikan :1. Rencana induk nasional bandar udara;2. Keselamatan dan keamanan penerbangan;3. Keserasian dan keseimbangan dengan budaya setempat dan kegiatan lain terkait di lokasi bandar udara;4. Kelayakan ekonomis, finansial, sosial, pengembangan wilayah, teknis pembangunan, dan pengoperasian; serta5. Kelayakan lingkungan.Persyaratan:a. Surat Permohonan perakarsab. Laporan hasil Studi Kelayakan, yang sekurang-kurangnya memuat:1. Kelayakan Pengembangan Wilayah;2. Kelayakan Ekonomi dan Finansial;3. Kelayakan Teknis Pembangunan;4. Kelayakan Operasional;5. Kelayakan Angkutan Udara;6. Kelayakan Lingkungan.c. Surat Rekomendasi Gubernur;d. Surat Rekomendasi Bupati / walikota;e. Surat Ketersediaan Lahan dari Bupati/walikota atau bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan, harus memenuhi ketentuan meliputi :f. Tanah dan/atau perairan dan ruang udara pada lokasi yang telah ditetapkan untuk keperluan pelayanan jasa kebandarudaraan, pelayanan keselamatan operasi penerbangan, dan fasilitas penunjang bandar udara harus dikuasai pemrakarsa bandar udara; Penetapan luas tanah dan atau perairan dan ruang udara sebagaimana dimaksud harus didasarkan pada penatagunaan tanah dan/atau perairan dan ruang udara yang menjamin keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan dalam bidang lain di kawasan letak bandar udara; dan Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan bandar udara dan pemberian hak atas tanahnya dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.g. Surat Penegasan Rencana Pembiayaan.Prosedur Pengajuan Permohonan:a. Penyelenggara bandar udara menyampaikan permohonan penetapan lokasi kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal dengan melampirkan persyaratan administrasi;

b. Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap usulan penetapan lokasi yang disampaikan oleh penyelenggara bandar udara terhadap aspek:1. Tatanan kebandarudaraan nasional;2. Kelayakan ekonomi, teknis, operasional dan kelayakan dari segi angkutan udara;3. Kelayakan/kelestarian lingkungan; dan4. Pertahanan keamanan negara. c. Direktur Jenderal menyampaikan hasil evaluasi kepada Menteri selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah dokumen diterima secara lengkap.d. Menteri menetapkan lokasi bandar udara dengan memperhatikan hasil evaluasi Direktur Jenderal selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah hasil evaluasi dari Direktur Jenderal diterima secara lengkap.(Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2013)

BAB IIIDATA

A. Bandara Fatmawati BengkuluBandara Fatmawati Soekarno adalah bandar udara di yang terletak di kota Bengkulu, provinsi Bengkulu, tepatnya di Jl. Raya Padang kemiling, Slebar, Bengkulu. Dahulu bandara ini bernama Bandara Padang Kemiling, kemudian diresmikan menjadi Bandara Fatmawati Soekarno oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 14 November 2001. Bandar udara ini memiliki panjang landasan pacu 2.470 m x 150 m dengan permukaan aspal. Bandara ini merupakan bandar udara kelas I yang dikelola oleh UPT Ditjen Hubud. Jenis pesawat terbesar yang bisa beroperasi di bandar udara ini adalah Boeing-737. Jarak dari kota terdekat ke bandar udara ini adalah 14 KM.Penerbangan.1. PenerbanganMaskapaiTujuan

CitilinkJakarta-Soekarno Hatta

Garuda IndonesiaJakarta-Soekarno Hatta

Lion AirJakarta-Soekarno Hatta

Sriwijaya AirJakarta-Soekarno Hatta

Susi AirMuko-muko

Wings AirBatam

(Wikipedia, 2013)

2. Informasi BandaraGeneral Info

IATA: BKSICAO: WIPL

Province: BENGKULU

Address: Jl. Raya Padang Kemiling - Selebar, Kel. Pekan Sabtu, Kec. Selebar, Kota Bengkulu, Bengkulu, 38213

Telephone: +62 736 51040Fax: +62 736 51450

Telex:

Website:

Email:

Distance: 14,00 kmFrom: Kota Bengkulu

Longitude: 102.339617102 20' 22,62" BTLatitude: -3.8642333 51' 51,24" LS

Elevation: 21,87 mdpl (71,76 ft dpl)

Category: Domestik AirportHajj Airport: Tidak

Class: Kelas IOperator: UPT Ditjen Hubud

Operation Hour: 06:00 - 17:00 WIB

Max Aircraft: B-737-300

LLU Services:

Meteorology Services: Ada

DPPU Services: Ada

Internet Services: Tidak Ada

Public Facilities: Musholla

Public Transportation:

Runway

Runway #1

Length x Width: 2.250 m x 45 mWide: 101.250 m2

Construction: ASP / AsphaltCondition: Baik

Azimuth: 13-31

ACN: B737-900

Last Maintenance: 2013

Taxiway

Taxiway #1

Length x Width: 130 m x 26 mWide: 3.380 m2

Construction: ASP / AsphaltCondition: Baik

ACN: B737-900

Last Maintenance: 2013

Apron

Apron #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 150 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

ACN:

Last Maintenance:

Capacity:

Turning Area

Turning Area #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

CAN:

Last Maintenance:

Overrun / Stop Way

Stop Way #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

ACN:

Last Maintenance:

RESA

RESA #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

Last Maintenance:

Shoulder

Shoulder #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

Last Maintenance:

Strip

Strip #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

Last Maintenance:

Hanggar

Hanggar #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Construction: U / Unknown SurfaceCondition: Baik

ACN:

Last Maintenance:

Capacity:

Terminal

Passenger Terminal #1

Category: Internasional

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Capacity: 0 People(s)Condition: Baik

Departure Lounge: 0 m x 0 mDeparture Lounge Wide: 0 m2

Arrival Lounge: 0 m x 0 mArrival Lounge Wide: 0 m2

Last Maintenance:

Passenger Terminal #2

Category: Domestik

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 745 m2

Capacity: 0 People(s)Condition: Baik

Departure Lounge: 0 m x 0 mDeparture Lounge Wide: 0 m2

Arrival Lounge: 0 m x 0 mArrival Lounge Wide: 0 m2

Last Maintenance:

Cargo

Cargo #1

Length x Width: 0 m x 0 mWide: 0 m2

Condition: Baik

(Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2013).

B. Rencana Pengembangan Bandar Udara Fatmawati BengkuluDalam Rencana Struktur Ruang Kota Bengkulu, akan diadakan pengembangan sistem transportasi udara. Pemerintah Provinsi Bengkulu pada tahun ini telah menerima anggaran proyek pengembangan Bandara Fatmawati sebesar Rp 103 miliar dari APBN Perubahan tahun 2012. Bandara Fatmawati direncanakan akan dapat menampung peningkatan pergerakan penumpang dan barang. Berdasarkan rencana induk dari Kementerian Perhubungan, pengembangan Bandara Fatmawati Bengkulu memerlukan lahan 27 hektar untuk relokasi gedung terminal, gedung operasi, dan kantor ke seberang landasan yang ada saat ini. Pengembangan bandara ini untuk memperpanjang dan memperluas landasan pacu agar bisa didarati pesawat boing. Saat ini, runway (landasan pacu) Bandara Fatmawati masih tersedia 2.250 meter runway. Pemprov akan menargetkan memperpanjang lagi menjadi 3.000 meter, agar pesawat besar dapat mendarat di sini. Di tahun 2014 direncanakan akan dilakukan pelebaran runway sepanjang 500m dikedua sisi yaitu Betungan dan Bumi Ayu. Bandara Fatmawati dikonsep menjadi bandara minimalis modern dengan memiliki 6 pintu kedatangan dan keberangkatan. Saat ini, perkembangan Bandara Fatmawati Bengkulu masih dikelola Kementrian Perhubungan, dan belum dialihkan ke PT. AP II.(Harian Antara, 2013).

BAB IVPEMBAHASAN

A. Rencana Pengembangan Bandara Fatmawati BengkuluBandara Fatmawati direncanakan akan dapat menampung peningkatan pergerakan penumpang dan barang. Berdasarkan rencana induk dari Kementerian Perhubungan, pengembangan Bandara Fatmawati Bengkulu memerlukan lahan 27 hektar untuk relokasi gedung terminal, gedung operasi, dan kantor ke seberang landasan yang ada saat ini. Pengembangan bandara ini untuk memperpanjang dan memperluas landasan pacu agar bisa didarati pesawat boing. Saat ini, runway (landasan pacu) Bandara Fatmawati masih tersedia 2.250 meter runway. Pemprov akan menargetkan memperpanjang lagi menjadi 3.000 meter, agar pesawat besar dapat mendarat. (Harian Antara, 2013).Di tahun 2014 direncanakan akan dilakukan pelebaran runway sepanjang 500m dikedua sisi yaitu Betungan dan Bumi Ayu. Bandara Fatmawati dikonsep menjadi bandara minimalis modern dengan memiliki 6 pintu kedatangan dan keberangkatan.B. Perizinan Pengembangan Bangunan Terminal Bandara Fatmawati BengkuluPengembangan Bandar udara Fatmawati memang telah masuk ke dalam Rencana Struktur Tata Ruang Kota Bengkulu dan Rencana induk dari Kementerian Perhubungan didukung lagi tahun 2013 Bandara Fatmawati telah ditetapkan sebagai Bandar udara embarkasi antara. Gubernur Bengkulu sangat mendukung pengembangan Bandara Fatmawati dan mengharapkan Bandara Fatmawati dapat menjadi bandara bertaraf internasional. Pembangunan Bandara Fatmawati Bengkulu telah berlangsung setahap demi setahap dari 4 tahun terakhir.

C. Persiapan Dana Pengembangan Bangunan Terminal Bandara Fatmawati BengkuluPemerintah Provinsi Bengkulu membutuhkan dana Rp500 miliar untuk membangun terminal baru dan perpanjangan landasan Bandara Fatmawati Bengkulu. Pemerintah Provinsi Bengkulu pada tahun ini telah menerima anggaran proyek pengembangan Bandara Fatmawati sebesar Rp 103 miliar dari APBN Perubahan tahun 2012, dan menganggarkan 4,6 miliar untuk pembebasan lahan seluas 3 hektare.

D. Persiapan Lahan Pengembangan Bangunan Terminal Bandara Fatmawati BengkuluLahan yang dibutuhkan untuk pengembangan bandara adalah 27 hektare. Seluas 3 hektare untk pengembangan runway. Dana yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan telah tersedia sejak tahun 2012 akan tetapi terkendala oleh perpres, dan baru bisa dilaksanakan pada tahun 2014. Ditambah lagi kendala karena terdapat fasilitas umum seperti puskesmas dan masih ada lahan yang belum menjadi hak milik dan lain sebagainya, oleh sebab itu peran pemerintah daerah seperti lurah dan camat sangat dibutuhkan.

BAB VKESIMPULAN

Sesuai tujuan dalam makalah ini, penulis menyimpulkan:1. Rencana pengembangan bandara fatmawati adalah melebarkan runway di kedua sisi yaitu bumi ayu dan betungan, dengan desain bandara minimalis modern yang memiliki 6 pintu keberangkatan dan kedatangan.2. Izin pengembangan telah diberikan akan tetapi terkendala perpres untuk pembebasan lahan.3. Dana yang dirancangkan adalah Rp. 500 miliar dan yang telah diterima sebesar Rp.103 miliar, anggaran untuk pembebasan lahan adalah Rp. 4,6 miliar untuk lahan seluas 3 hektare.4. Lahan yang dibutuhkan untuk perluasan runway adalah 3 hektare. Total keseluruhan adalah seluas 27 hektare, akan tetapi masih terkendala di perpres dan terdapat fasilitas umum pada target lahan, tanah yang belum berkepemilikan dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2013. Pengertian Umum Bandara, (online), (http://www.hubud.dephub.go.id diakses 5 Desember 2013)

Prasetyo, R. 2012. Pengertian Bandara, Fasilitas Bandar Udara, Fasilitas Pelayanan Bandara, DVOR (Doppler Vhf Omni-Directional Range), Bentuk dan Fungsi Menara ATC ( Air Traffic Control ), Sistem Navigasi Pesawat Terbang, Peralatan Rambu Udara Radio Peralatan Rambu Udara Radio,(online), (http://mangaker.blogspot.com/2012/10/kata-pengantar-di-era-globalisasi.html)

Harian Antara. Bandara Fatmawati ditingkatkan menjadi bandara internasional-ANTARA News Bengkulu. (online), (http://bengkulu.antaranews.com/berita/285/bandara-fatmawati-ditingkatkan-menjadi-bandara-internasional).

KATA PENGANTARDengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul:Pengembangan Bangunan Terminal Bandara Fatmawati Bengkulu Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan karena berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati juga dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bengkulu, Desember 2013Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2C. Batasan Masalah 2D. Tujuan 3BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4A. Bandar Udara 4B. Tata Perizinan 13C. Izin Penetapan Lokasi Bandara 16BAB III DATA 19A. Bandara Fatmawati Bengkulu 19B. Rencana Pengembangan Bandar Udara Fatmawati Bengkulu 23BAB IV PEMBAHASAN 24A. Rencana Pengembangan Bandara Fatmawati Bengkulu 24B. Perizinan 24C. Persiapan Dana 25D. Persiapan Lahan 25BAB V KESIMPULAN 26DAFTAR PUSTAKA