makalah 1

Upload: bisma-wiranegara

Post on 13-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tanah

TRANSCRIPT

Judul : ANALISIS KUALITAS TANAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis Gueenensis jacq) RENGAT, RIAU

Pemrasaran/NIM : Bisma Wiranegara / J3L112064Pembahas/NIM : Hari/Tanggal

:

/ Waktu

:

s/d Dosen Pembimbing : Armi wulanawati, S.Si, M.SiMenyetujui,

Armi wulanawati, S.Si, M.Si

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman kelapa sawit (Elaeis Gueenensis jacq) ialah tanaman dengan buah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki keunggulan dibandingkan minyak yang di hasilkan tanaman lain. Produksi minyak kelapa sawit sangat tergantung pada kondisi tanah. Tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dalam berbagai segi kehidupan. (Hardjowigeno 2003). Kualitas tanah adalah kondisi tanah yang memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang baik. Kualitas tanah juga dapat diamati melalui produktivitas tanah yang tinggi secara berkelanjutan, tidak akan menunjukkan adanya polusi yang nyata, tidak meracuni tanaman, menghasilkan produk pangan yang aman dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan, dan memberikan keuntungan pada petani dalam jangka panjang (Adyana 2011). Pengendalian kualitas tanah perlu dilakukan dengan menganalisis tanah secara rutin maupun non rutin untuk dapat mempertahankan kualitas tanah dan produktivitas lahan, disamping akan sangat menguntungkan baik secara teknis, ekonomis, maupun lingkungan

1.2 Tujuan

Analisis kualitas tanah bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat tanah.

1.3 Tempat dan waktuKegiatan PKL dilakukan selama 3 bulan, mulai tanggal 1 Februari hingga 30 April 2015 bertempat di laboratorium kimia dan kesuburan tanah Departemen ilmu tanah dan kesuburan lahan Institut Pertanian Bogor, yang beralamat Jl. Meranti kampus IPB darmaga Bogor gedung fakultas pertanian wing 12 level 53 BAHAN DAN METODE

3.1 Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan ialah alat-alat gelas, pada penelitian ialah Atomic Absorption Spectrophotometer merek Shimadzu tipe AA-6300, flame photometer merek Corning tipe 405, Spectrophotometer merek Shimadzu tipe UV-1201, pH meter laqua F-71Bahan yang digunakan penelitian ini ialah sampel tanah perkebunan kelapa sawit H2O, KCl 1 M, Larutan Buffer ph 4, 7, dan 10, NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, NaF 4%, Indikator PP, K2Cr2O7 1 NH2SO4(p) FeSO4 1 N, Indikator Ferroin, Campuran selen, H3BO3 4%, NaOH 50%, Indikator Conway, Pereaksi PB, Pereaksi pewarna P, Standar PO4 100 ppm, Pengekstrak Bray, Deret standar PO4 (0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm) Alcohol 80 % (teknis), NH4OAC pH 7, NaOH 0,2 N, Na4P2O7 0.025 M

3.2 Metode percobaan

3.2.1 Analisis kadar air

Analisis kadar air menggunakan metode gravimetri dilakukan dengan sampel tanah ditimbang sebanyak 1 gram dimasukan kedalam wadah yang sudah diketahui bobotnya kemudian dimasukan kedalam oven selama 24 jam, setelah itu dimasukan kedalam desikator selama 30 menit dan di timbang 3.2.2 Analisis pH tanah dengan H2O

Analisis pH tanah menggunakan larutan H2O dilakukan dengan Sampel tanah ditimbang sebanyak 10 gram, dimasukan kedalam erlenmeyer, ditambahkan 10 ml H2O, di kocok selama 30 menit, kemudian di ukur menggunakan pH meter laqua F-713.2.3 Analisis Alumunium dan Hidrogen yang Dapat Dipertukarkan

Analisis Alumunium dan Hidrogen yang dapat dipertukarkan dilakukan dengan Sampel tanah ditimbang 5 gram, dimasukan kedalam Erlenmeyer ditambahkan 50 ml KCl 1 M, dikocok selama 30 menit, larutan kemudian disaring menggunakan kertas saring, filtrat di pipet sebanyak 10 ml dan dimasukan kedalam Erlenmeyer serta ditambahkan indicator PP 5 tetes, filtrat Dititrasi menggunakan NaOH 0,1 N hingga mencapai titik akhir berwarna merah muda seulas, ditetesi HCl 0.1 N sampai warna merah muda seulas hilang, ditambahkan NaF 4% sebanyak 10ml kemudian Dititrasi menggunakan HCl 0,1 N hingga mencapai titik akhir tidak berwarna

3.2.4 Analisis bahan organik

Analisis bahan organik metode Wealky and Black dilakukan dengan sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram, dimasukkan kedalam Erlenmeyer, Ditambahkan K2Cr2O7 1 N sebanyak 10 ml. Ditambahkan H2SO4(p) sebanyak 20ml, Larutan didiamkan selama 1 jam. Ditambahkan aquades sebanyak 100ml Tambahkan 3-5 tetes indikator Ferroin. Titrasi dengan FeSO4 1 N hingga titik akhir berwarna merah anggur

3.2.5 Analisis Nitrogen

Analisis Nitrogen menggunakan metode kjehldahl terbagi menjadi 3 tahapan. Tahap pertama yaitu destruksi, kemudian destilasi, dan yang terakhir adalah titrasi. Tahap destruksi diawali dengan sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dimasukan kedalam labu kjehdahl ditambahkan 1 gram selenium dan 5 ml H2SO4(P), sampel dipanaskan selama 4 jam atau warna larutan sampel berubah menjadi jernih. Tahap destilasi diawali dengan disiapkan penampung H3BO3 4% sebanyak 25 ml. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan indikator Conway 5 tetes, Sampel hasil destruksi dimasukkan kedalam labu destilasi 500ml. Ditambahkan air sebanyak 100 ml, Kemudian ditambahkan NaOH 50% sebanyak 20ml dan di destilasi selama 30 menit. Tahap titrasi ialah tahap larutan hasil destilasi di titrasi dengan HCl 0.1 N hingga mencapai titik akhir ditandai dengan perubahan warna dari warna hijau menjadi merah.

3.2.6 Analisis Fofor tersedia

Analisis fosfor tersedia menggunakan metode Bray dilakukan dengan sampel ditimbang sebanyak 1,5 gram ditambahkan 15 ml larutan pengekstrak bray di kocok selama 15 menit kemudian disaring, 5 ml filtrat ditambahkan 5 ml larutan PB dan 5 tetes pewarna PC dikocok dengan vortex dan didiamkan selama 15 menit kemudian diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 666 nm

3.2.7Analisis kapasitas tukar kation

Analisis kapasitas tukar ion menggunakan metode destilasi dilakukan dengan sampel tanah ditimbang 5 gram, ditambahkan 20 ml NH4OAC pH 7 di kocok dan didiamkan semalaman, larutan dikocok lagi dan disentrifuse selama 15 menit filtrat di tampung ke dalam labu takar 100 ml, tanah yang terdapat dalam tabung sentrifuse ditambahkan 20 ml NH4OAC pH 7 dan dilakukan pengocokan serta di sentrifuse selama 15 menit hal ini dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan, tanah yang terdapat dalam tabung sentrifuse di cuci dengan cara ditambahkan alkohol 80% sebanyak 20 ml kemudian dikocok dan di sentrifuse selama 15 menit alkohol 80% di buang hal ini dilakukan sebanyak 5 kali, tanah dalam tabung reaksi di masukan kedalam labu didih dan ditambahkan aquades 200 ml, 3 tetes paraffin dan 20 ml NaOH 50 %, labu didih didestilasi hingga volume dalam larutan penjerap mencapai 75 ml, larutan terjerap terdiri dari 25 ml H2SO4 0,1N dan ditambahkan indikator Conway. Larutan hasil destilasi dititrasi dengan NaOH 0,2N hingga mencapai titik akhir berwarna hijau, dari warna larutan awal yaitu merah

3.2.8 Analisis basa basa ( Ca, Mg, Na, K )

Analisis basa-basa Natrium dan Kalium dilakukan dengan sampel tanah ditimbang 5 gram, ditambahkan 20 ml NH4OAC pH 7 di kocok dan didiamkan semalaman, larutan dikocok lagi dan disentrifuse selama 15 menit filtrat di tampung ke dalam labu takar 100 ml, tanah yang terdapat dalam tabung sentrifuse ditambahkan 20 ml NH4OAC pH 7 dan dilakukan pengocokan serta di sentrifuse selama 15 menit hal ini dilakukan sebanyak 4 kali pengulangan, pengukuran basa-basa menggunakan alat flame photometer merk Corning 405. Pengukuran basa-basa kalsium dan magnesium menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer merek Shimadzu tipe AA-63003.2.9 Analisis unsur Mikro ( Fe, Cu, Mn, Zn )

Analisis unsur mikro dilakukan dengan sampel tanah di timbang sebanyak 10 gram ditambahkan 40 ml DTPA, di kocok selama 30 menit dan disaring kemudian di ukur menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer merek Shimadzu tipe AA-6300

3.2.10 Analisis Tekstur

Untuk mengetahui tekstur suatu tanah, sampel ditimbang 10 gram ditambahkan 100 ml H2O2 30% kemudian dipanaskan di atas penangas selama 45 menit, ditambahkan 50 ml HCl 4N kemudian didiamkan selama satu hari kemudian dicuci menggunakan akuades, dan ditambahkan 50 ml Na4P2O7 0.025M. Pemisahan Pasir, larutan Disaring dengan penyaring. Filtrat ditampung pada gelas ukur 1 liter untuk pemisahan debu dan liat, pasir yang tersaring atau tertinggal disaringan, ditampung kedalam cawan porselin. Kemudian dikeringkan (dihilangkan airnya) didalam oven 105oC dan di timbang setelah 24 jam. Pemisahan Debu dan liat Filtrat yang telah ditampung dihomogenkan dipipet sebanyak 25ml filtrat yang berada di gelas ukur dengan kedalaman pipet 25cm, filtrat yang telah dipipet ditampung kedalam cawan alumunium yang sebelumnya telah diketahui bobot kosong nya. Dimasukan kedalam oven 105oC, dihilangkan air nya. Pemisahan Liat Setelah melakukan pemipetan untuk debu dan liat, filtrate pada gelas ukur di diamkan selama 3 jam, dipipet sebanyak 25ml filtrate dengan kedalaman pemipetan 5cm. Filtrat yang telah dipipet dimasukkan kedalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot kosongnya. dimasukan kedalam oven 105oC, dihilangkan air nya.4. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 kualitas tanah Kemasaman tanah (pH) menentukan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Metode penetapan aktivitas ion hidrogen dalam tanah dapat dibagi dalam dua metode, yaitu metode kolorimetri dan metode elektrometri. Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat tanah kering. Penentuan kemasaman tanah penelitian kali ini menggunakan metode elektrometri dengan alat pH meter. Bahan organik memiliki peranan yang sangat besar bagi kesuburan tanah dan kualitas tanah Penetapan bahan organik dalam tanah didasarkan pada oksidasi karbon, terdapat dua cara oksidasi yang sering digunakan untuk penetapan ini yaitu oksidasi basah dan oksidasi kering. Nitrogen masuk kedalam tanah melalui reaksi-reaksi tertentu yang masuk kedalam siklus Nitrogren. Sebagian besar nitrogen dalam tanah didapatkan dalam bentuk organik.

Kapasitas Tukar Kation(KTK) ialah jumlah miliekivalen kation yang dapat dijerap dalam 100 gram tanah kering mutlak. KapasitasTukar Kationadalah kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation Konsentrasi fosfor tersedia dalam larutan tanah umumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan unsur-unsur hara lainnya. Penelitian kali ini menggunakan metode kjehdal dalam penentuan Nitrogennya dan oksidasi basah untuk bahan organik Penetapan kadar air penelitian kali ini menggunakan metode gravimetri. Hasil penelitian kali ini dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1 a hasil penentuan kemasaman tanah, b hasil penentuan kadar air

tanah yang paling masam dan paling tinggi kadar airnya ialah sampel tanah nomor 11, 12, dan 13. Kemasaman tanah pada sampel tanah nomor 11 dan 12 disebabkan oleh daerah pengambilan sampel yang dekat dengan aliran sungai yang memungkinkan semakin sedikitnya garam Na. dan tingginya kadar air

4.1 SimpulanSimpulan dari Pembuatan Aplikasi Administrasi Pembayaran Siswa adalah:

1 Aplikasi untuk pembayaran siswa telah berhasil dibuat.

2 Aplikasi untuk menampilkan tunggakan setiap siswa telah berhasil dibuat.

DAFTAR PUSTAKAPressman RS. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Nugroho A, Leopold Nikijuluw GJ, Rochdiani TH, Wijaya IK, penerjemah; Hardjono D, editor. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. Terjemahan dari: Sofware Engineering: A Practitioners Approach. Ed ke-7.6