majalah online u-read mahakarya sriwijaya paper...

328
Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016i

Upload: phungxuyen

Post on 07-Jul-2018

296 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” i

Page 2: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” ii

MAJALAH ONLINE U-READ (MOU)

“MAHAKARYA SRIWIJAYA PAPER COMPETITION (SPC) 2016”.

Ukuran Buku : A4 (21 cm x 29,7 cm)

Jumlah Halaman : ix + 319 hal

Dipublikasikan Oleh :

Unit Kegiatan Mahasiswa Unsri Riset dan Edukasi (UKM U-Read)

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Pelindung:

Afif Susilo Kenamon (Direktur Utama U-Read)

Penanggung Jawab:

M. Irwan Fadhli

Editor:

Ade Irawan, Anggun Permata, Zammy Lunni, Rona Ayu Sakinah

Gambar Kulit:

Ade Irawan

Sumber Naskah:

Finalis Sriwijaya Paper Competition (SPC) 2016

Gambar Kulit:

Ade Irawan

Page 3: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” iii

Page 4: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” iv

Page 5: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat

dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Majalah Online

U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition (SPC) 2016”. Majalah Online

U-Read ini merupakan majalah online untuk mempublikasikan hasil karya dari

finalis-finalis SPC 2016 yang disusun secara padat/ringkas tanpa mengubah

makna dari karya finalis SPC 2016.

Penyusunan Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper

Competition (SPC) 2016” melibatkan banyak pihak yang selalu mendukung. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang atas semua bantuan, saran dan kritik tersebut kepada:

1. Allah SWT sebagai pemilik seluruh ilmu pengetahuan.

2. Afif Susilo Kenamon selaku Direktur Utama Unit Kegiatan Mahasiswa Unsri

Riset dan Edukasi (UKM U-Read).

3. Tim U-Read yang terdiri dari Anggun Permata, Zammy Lunni, Ade Irawan,

dan Rona Ayu Sakinah atas bantuan mengedit naskah.

Hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan Saudara/i.

Penulis menyadari dalam pembuatan Majalah Online U-Read ini masih banyak

kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk menyempurnakan Majalah Online U-Read ini lebih lanjut.

Akhirnya, penulis berharap Majalah Online U-Read ini yang dipublikasikan di

web U-Read dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang berguna bagi yang memerlukannya.

Indralaya, Oktober 2017

Penulis

Page 6: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

MEMBANGUN KESADARAN KONSUMEN TERHADAP

PANGAN HILANG DAN TERBUANG MELALUI KAMPANYE

SOSIAL PADA KEMASAN PANGAN

oleh Abduh, Nurul Ain Safura dan Ely Susanti .......................................... 1

KURIKULUM BERBASIS NEO-KOMPETENSI SEBAGAI

LANGKAH PREVENTIF DALAM MENGHADAPI PAHAM

FATALISME DI INDONESIA

oleh Aisyatur Ridlo, Harnung Oktaviani, Moh. Fahrul Liga Teja

Kusuma dan Anis Eliyana ......................................................................... 19

PERI KIT, PENDETEKSI PEMUTIH DALAM BERAS MENUJU

INDONESIA SEHAT 2045

oleh Anisa Maharani, Bangun Mustiko Arum dan Yanuardi

Raharjo ....................................................................................................... 48

ANALISIS KEBUTUHAN WATER BAY GUNA MEMINIMALISIR

KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS : RUAS JALAN

TOL TANGERANG – MERAK)

oleh Anugerah Fasikhullisan, Wahyu Dwi Prasetiyo dan Ahmad

Basuki ......................................................................................................... 65

Page 7: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” vii

AGRIDUTORMA (AGRICULTURE EDUCATION TOURISM)

SISTEM PENDIDIKAN BERBASIS EKOWISATA PERTANIAN

PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK

oleh Helnida Adriani Tahir, Ashariah Hapila,

Nikmatul Riswanda dan Asmuddin Natsir ................................................. 83

MAMI “MANGA ISLAMI” : INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN

SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER RELIGIUS

SISWA SEKOLAH DASAR MENUJU INDONESIA EMAS

oleh Ita Nurul Fitriani, Muryani dan Muhammad Ragil Kurniawan ....... 99

RANCANG BANGUN ALAT MONITORING SUHU PADA TRUK

PENGANGKUT SAPI SEBAGAI SOLUSI ANIMAL WELFARE DI

INDONESIA BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

oleh M. Bazaar Iqbal, Hilman Saputra, Djiquwatan Abrar dan

Ekawati Prihatini ....................................................................................... 124

IMPLEMENTASI TIM WIRAUSAHA BERKELANJUTAN

SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGURANGI ANGKA

PENGANGGURAN DI INDONESIA

oleh Miftahol Hudhah, Siti Rohmatun Ni`mah,

Nimas Ayu Mashuri dan Riris Diana Rachmayanti ................................... 149

KAJIAN PENERAPAN PENDIDIKAN KESELAMATANJALAN

PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

oleh Nabil Ahsan Burhani, Novia Ulfa Hapsari,

Imam Budy Prastiyo dan Tri Handoyo ...................................................... 173

Page 8: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” viii

PENGARUH PROGRAMMABLE PERIPHPERAL INTERFACE

(PPI) TERHADAP REKAYASA PROTOTIPE PEMBANGKIT

GELOMBANG SEBAGAI INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN

oleh Nora Hotija, Rizal Eka Julianma, Ikfan Harianto dan

M. Joko Wibowo ......................................................................................... 196

PEMANFAATAN BIJI MANGGA SEBAGAI PAKAN

ALTERNATIF ITIK TEGAL UNTUK MENINGKATKAN

BOBOT BADAN

oleh Norman Billi, Abdurohman Roja, Agung Permana dan

Iman Hernaman .......................................................................................... 233

“RAPPLE BON” (RABBIT APPLE ABON) USAHA PANGAN

MENUJU MEA BERBASIS KEARIFAN LOKAL

oleh Rani Winardi Wulan Sari, Aprilia Retno Anggraini,

Irma Hanifah dan Purwadi ....................................................................... 254

PLAY SMART (PEMBELAJARAN ASIK YANG SIMPEL, TERTIB

DAN KREATIF):APLIKASI EDUKATIF UNTUK ANAK INDONESIA

oleh Siti Maulida Hasanah, Jihan Elena, Novita Lestari Payung

dan Sigit Pancahayani ............................................................................... 272

“BIOPONIC” INOVASI BIOAKTIVATOR ORGANIK BERBASIS

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK SEBAGAI ADDED VALUE

PEMBUATAN KOMPOS UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA

MANDIRI

oleh Uzwajul Mutoharoh, Muji Astutik, Aprilia Retno Anggraini

dan Endang Setyowati ............................................................................... 286

Page 9: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” ix

TRIGONOMEDIC SEBAGAI ALTERNATIF DALAM

PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI DI SEKOLAH

oleh Yusti Qomah, Wiliyanti, Annisa Nur Fauza dan

Endro Setyo Cahyono ................................................................................. 305

Page 10: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 1

MEMBANGUN KESADARAN KONSUMEN TERHADAP PANGAN

HILANG DAN TERBUANG MELALUI KAMPANYE SOSIAL

PADA KEMASAN PANGAN

Abduh1)

, Nurul Ain Safura1)

dan Ely Susanti2)

1Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sriwijaya

2Dosen Pembimbing, Universitas Sriwijaya

Email: [email protected]

Abstrak

Satu per tiga pangan yang diproduksi di dunia yakni sekitar 1,3 milyar ton, hilang

dan terbuang di tangan konsumen. Pangan hilang dan terbuang ini memberikan

dampak negatif pada lingkungan, ekonomi, dan juga ketahanan pangan.

Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk menurunkan jumlah pangan

hilang dan terbuang mulai dari pangan tersebut diproduksi dan didistribusikan,

namun pada tingkat konsumsi yaitu pembangunan kesadaran konsumen belum

memberikan hasil yang signifikan. Kesadaran konsumen terhadap pangan hilang

dan terbuang sangatlah penting mengingat konsumen adalah rantai terakhir pada

suplai rantai pangan sekaligus sebagai penentu apakah pangan tersebut

dikonsumsi dengan baik atau hilang dan terbuang. Hal ini membuat peneliti

tergerak untuk melakukan penelitian yang ditulis dengan menggunakan metode

studi pustaka demi membangun kesadaran konsumen terhadap pangan hilang dan

terbuang melalui upaya kampanye sosial pada kemasan pangan itu sendiri.

Kampanye sosial ini berupa tulisan yang berisi ajakan untuk tidak membuang

pangan, seperti “Membuang Pangan itu Membunuh, Berbagi Pangan itu

Menghidupi”. Akhirnya, kampanye sosial ini jika dituliskan pada setiap kemasan

pangan yang ada, maka akan menjadi solusi yang tepat dan mampu membangun

kesadaran konsumen, sehingga jumlah pangan yang hilang dan terbuang dapat

diturunkan.

Kata Kunci: Pangan hilang dan terbuang, Kesadaran pangan, Kampanye sosial.

Page 11: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepertiga dari pangan yang diproduksi di dunia untuk konsumsi manusia

setiap tahunnya, sekitar 1.3 milyar ton, hilang atau terbuang. Pangan hilang dan

terbuang ini memiliki nilai ekonomi sekitar 680 milyar dolar amerika di negara

industri dan 310 milyar dolar amerika di negara berkembang. Pangan hilang dan

terbuang ini juga berdampak pada pemborosan sumber daya seperti air, lahan,

energi, tenaga kerja, modal, dan produksi emisi gas rumah kaca yang

berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim (FAO, 2015). Pangan

hilang dan terbuang ini juga berdampak pada perekonomian (FAO, 2013)

Di sisi lain terdapat 842 juta orang, atau sekitar satu dari delapan orang di

dunia, masih menderita kelaparan kronis (chronic hunger) selang tahun 2011-

2013 (UN, 2014). Ada 600 juta anak hidup dalam kemiskinan absolut, setiap

tahun dengan seenaknya tanpa memiliki kepekaan terhadapnya hampir 11 juta

anak meninggal dunia sebelum mereka mencapai usia balita, dan setiap tahun

lebih dari 18 juta orang meninggal dunia akibat hal-hal yang berhubungan dengan

kemiskinan dan umumnya mereka adalah perempuan dan anak-anak (UNDP

Indonesia, 2013). Di saat yang hampir bersamaan, pertahun 2014, jumlah orang

yang kegemukan justru hampir tiga kali lipat dari orang kelaparan yaitu sekitar

2,32 milyar orang (WHO, 2015). Suatu keniscayaan disaat orang- orang yang

mengalami kekurangan sumber daya makanan (kelaparan), orang lain malah

mengkonsumsi makanan secara berlebihan dan membuang makanan.

Pangan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia (FAO,

2015). Oleh karena itu, tujuan utama dari Millenium Developement Goals

(MDGs) di tingkat dunia atau Tujuan Pembangunan Millenium di Indonesia

dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah menanggulangi

kelaparan (BAPPENAS, 2015). FAO menyatakan bahwa jika seperempat dari

pangan hilang dan terbuang secara global dapat diselamatkan, jumlah tersebut

sudah cukup untuk memberi makanan sebanyak 870 juta orang kelaparan di

Page 12: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 3

dunia (FAO, 2015). Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk

menyelamatkan pangan terbuang adalah dengan kampanye (Brian et all., 2013).

Dengan adanya fakta diatas mengenai pangan hilang dan terbuang, jumlah

orang kelaparan dan kegemukan, esensi pangan dan Indonesia Emas 2045, dan

pendekatan yang sesuai untuk mereduksi pangan terbuang tersebut, melalui

Sriwijaya Paper Competition 2016 ini, penulis tertarik untuk membahas tulisan

dengan judul “Membangun Kesadaran Konsumen terhadap Pangan Terbuang

melalui Kampanye Sosial pada Kemasan Pangan”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pentingnya membangun kesadaran konsumen terhadap pangan

terbuang?

2. Bagaimana cara membangun kesadaran konsumen terhadap pangan

terbuang?

3. Bagaimana gambaran efektifitas kampanye sosial pada kemasan pangan

untuk menyadarkan konsumen terhadap pangan terbuang?

1.3 Tujuan Kegiatan

1. Mengetahui pentingnya membangun kesadaran konsumen terhadap

pangan terbuang.

2. Mengetahui cara membangun kesadaran konsumen terhadap pangan

terbuang.

3. Melihat gambaran efektifitas kampanye sosial pada kemasan pangan untuk

menyadarkan konsumen terhadap pangan terbuang.

1.4. Manfaat Penulisan

1. Bagi masyarakat, karya tulis ini dapat menjadi pemicu agar masyarakat

mengurangi makanan terbuang

2. Bagi pemerintah, karya tulis ini dapat menjadi alternatif penyelesaian

masalah pangan terbuang

3. Bagi penulis lain, karya tulis ini dapat dijadikan referensi penelitian

sejenis.

Page 13: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pangan Hilang dan Terbuang

Pangan hilang mengarah pada pengurangan massa pangan secara

menyeluruh (kuantitas atau kualitas) yang dapat dimakan untuk konsumsi

manusia pada rantai pangan. Pangan hilang terjadi saat pangan tersebut

diproduksi, pasca-panen (penyimpanan), dan diproses pada suplai rantai pangan

(Parfitt et al., 2010). Pangan hilang yang terjadi di akhir dari suplai rantai pangan

(pengecer dan konsumsi) disebut pangan terbuang, pangan terbuang ini

berhubungan erat dengan tingkah laku para ritel dan konsumen (Parfitt et al.,

2010). Rantai pangan adalah rangkaian aktivitas untuk produksi, penyimpanan,

pemrosesan, distribusi, dan konsumsi (FAO, 2014).

Tabel 2.1. Pangan hilang dan terbuang selama proses suplai rantai pangan

Page 14: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 5

Di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, pangan

hilang terjadi karena kurang memadainya infrastruktur. Sedangkan di negara-

negara yang berpenghasilan tinggi, pangan terbuang terjadi karena sifat dari

pengecer dan konsumen (The Economist, 2014). Secara global, pangan yang

paling banyak terbuang adalah buah dan sayur, dan umbi-umbian (FAO, 2015).

(Sumber: FAO), diolah

Gambar 2.1. Jumlah pangan hilang dan terbuang secara global

Page 15: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 6

2.2 Penyebab Pangan Terbuang

Pangan terbuang umumnya terjadi di tingkat pengecer dan konsumen

rumah tangga. Beberapa hal yang menyebabkan pangan terbuang adalah: (1)

strategi marketing, promosi produk, dan diskon yang berlebihan yang memikat

konsumen untuk membeli produk yang mungkin tidak akan digunakan, misal

“Beli satu gratis satu”; (2) Ukuran kemasan yang besar yang memaksa konsumen

untuk membeli melebihi apa yang mereka butuhkan; (3) Tekanan untuk

menampilkan produk-produk yang “sempurna”, sehingga pengecer akan mensortir

produk yang dianggap tidak layak untuk ditampilkan (4) sifat konsumen yang

cenderung membeli produk melebihi apa yang dibutuhkan; (5) kurangnya

kesadaran konsumen; (6) perencenaan belanja yang buruk; (7) masak secara

berlebihan; (8) penyimpanan yang tidak memadai (HLPE, 2014).

2.3 Kesadaran

Menurut Lukman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesadaran adalah

hal yang dirasakan atau dialami seseorang. Kesadaran dibagi menjadi: (1)

Kesadaran diri, yaitu kesadaran seseorang atas dirinya sendiri; (2) Kesadaran

etnis, yaitu kesadaran seseorang bahwa kebudayaan suku bangsanya berbeda

dengan kebudayaan suku bangsa lain; (3) Kesadaran hukum, yaitu kesadaran

seseorang akan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia mengenai hukum

yang ada; (4) Kesadaran kelamin, yaitu kesadaran seseorang akan jenis

kelaminnya; (5) Kesadaran kelas, yaitu kesadaran seseorang akan kedudukannya

dalam susunan tinggi-rendah di dalam masyarakat; (6) Kesadaran lingkungan,

yaitu pengertian yang mendalam pada orang seorang atau sekelompok orang yang

terwujud dalam pemikiran, sikap, dan tingkah laku yang mendukung

pengembangan lingkungan; (7) Kesadaran politik, yaitu kesadaran dan

pengetahuan orang mengenai kekuatan politik dalam masyarakat; (8) Kesadaran

ras, yaitu kesadaran seseorang bahwa rasnya berbeda dengan ras orang lain,

biasanya dalam arti bahwa sifat rasnya lebih unggul daripada sifat ras orang lain;

(9) Kesadaran sex, yaitu kesadaran kelamin; (10) Kesadaran sosial, yaitu

kesadaran seseorang secara penuh akan hak dan kewajibannya sebagai anggota

masyarakat.

Page 16: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 7

2.4 Kampanye

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gerakan atau tindakan

serentak untuk melawan, mengadakan aksi, mengubah keadaan, mengubah

prilaku, dan lain-lain (Lukman, 1996). Jenis-jenis kampanye menurut Charles U.

Larsen (dalam Venus, 2007) dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Product oriented campaign, yaitu kampanye yang bertujuan untuk

memperoleh keuntungan finansial yang bisa diraih dengan berbagai cara

diantaranya yaitu dengan memperkenalkan suatu produk sampai

melipatgandakan produk tersebut untuk mencapai suatu keuntungan yang

diharapkan;

2. Candidate oriented campaign, yaitu kampanye yang bertujuan untuk

memangkan dukungan masyarakat terhadap kandidatkandidat yang

diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang

diperebutkan melalui proses pemilihan umum;

3. Ideologycally oriented campaign, yaitu kampanye yang ditujukan untuk

menangani masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik

yang terkait.

2.5 Kemasan Pangan

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor HK.00.05.1.55.1621 Tentang Pengawasan Pemasukan Bahan

Kemasan Pangan, kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi

dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan

maupun tidak. Kemasan pangan dapat dibuat dari berbagai jenis bahan dasar dan

bahan tambahan. Bahan dasar kemasan pangan dapat berupa plastik,

logam/paduan logam, kertas/karton, karet/elastomer, keramik, selofan dan kaca.

Khusus plastik, dalam pembuatannya menggunakan monomer (unit kecil molekul

penyusun) yang direaksikan menggunakan katalis, disamping berbagai bahan

tambahan misalnya penstabil, pemlastis, pewarna, pelincir, pemutih, perekat,

antikorosi, antistatik, antiblok, dan lain-lain. Bahan tambahan tersebut

dimaksudkan untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan, antara lain

memperpanjang daya tahan, merubah bentuk, memperbaiki tampilan kemasan,

Page 17: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 8

dan lain sebagainya. Pada setiap jenis kemasan, ada persyaratan tertentu yang

harus diikuti supaya dihasilkan kemasan yang aman bagi kesehatan. Setiap jenis

bahan pengemas ini memiliki keunggulan tertentu, antara lain jenis kemasan

tertentu cocok untuk jenis pangan tertentu, misalnya pangan padat, setengah padat

(pasta) dan cair (minuman).

2.6 Ulasan Penelitian Terkait

Merujuk pada peneliti sebelumnya, pengurangan pangan hilang dapat

dilakukan dengan sosialisasi dan kampanye secara intensif serta memanfaatkan

ajaran agama dan kearifan lokal untuk membangun budaya dan kesadaran

masyarakat akan arti pentingnya kehilangan nilai ekonomi pangan akibat

terjadinya pangan hilang. Kampanye dan sosialisasi dpat dilakukan di sekolah,

memanfaatkan pertemuan yang diadakan warga, lembaga pemerintah, pengajian,

media masa. Mengingat pangan hilang bukan masalah yang sederhana, maka

pendekatan yang harus ditempuh haruslah bersifat holistik. Upaya ini akan lebih

terjamin keberhasilannya jika semua pihak; pemerintah, masyarakat, akademisi,

dan usaha; mampu berkoordinasi dan bekerjasama secara baik dalam upaya

mengurangi pangan hilang ke depan (Ketut, 2012).

Page 18: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 9

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Tahap Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan penulisan dengan kajian

pustaka yang terdiri atas pengumpulan data, pengolahan data, analisis sintesis,

mengambil simpulan dan rekomendasi, menyajikan data dan revisi.

3.2 Kerangka Berfikir

Gambar 3.1 Kerangka berpikir penulisan

Pangan Terbuang

Jutaan orang di dunia tidur kelaparan setiap malam dan jutaan ton

makanan dibuang di tempat sampah atau terbuang dalam perjalanan ke pasar.

Sepertiga atau sekitar 1.3 milyar ton, dari pangan yang diproduksi di dunia untuk

konsumsi manusia setiap tahunnya itu hilang atau terbuang (FAO, 2015) dengan

nilai ekonomi sekitar 680 milyar dolar amerika di negara industri dan 310 milyar

Page 19: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 10

dolar amerika di negara berkembang. Hal ini berdampak pada pemborosan sumber

daya juga pada perekonomian (FAO, 2013). Di sisi lain terdapat 842 juta orang,

atau sekitar satu dari delapan orang di dunia, masih menderita kelaparan kronis

(chronic hunger) selang tahun 2011- 2013 (UN, 2014). Di wilayah-wilayah yang

dilanda kekuarangan gizi seperti Afrika dan Asia Selatan, kehilangan pangan itu

setara dengan 400 hingga 500 kalori per orang per hari, sementara di kalangan

negara-negara maju, tingkatnya lebih tinggi dengan mencapai 750 hingga 1.500

kalori (BBC, 2014). Gejala terbuangnya makanan, khususnya di negaranegara

maju,sudah menjadi keprihatinan dalam beberapa waktu belakangan.

Pendesainan Kemasangan Pangan Berisi Kampanye Sosial

Kemasan pangan di desain dengan kampanye sosial berupa desain visual

yang berisi peringatan-peringatan untuk tidak membeli makanan secara

berlebihan, danajakan-ajakan kepada konsumen agar tidak membuang pangan tapi

membagikannya dengan orang-orang yang sangat membutuhkan pangan.

Perencanaan Tindak Lanjut Desain Kemasangan Pangan Berisi Kampanye

Sosial Membangun Kesadaran Konsumen

Sebagai tindak lanjut dalam membangun kesadaran konsumen terhadap

pangan terbuang melalui kampanye sosial pada kemasan pangan, akan dilakukan

“Kajian lebih mendalam mengenai desain kemasan pangan berisi kampanye

sosial” sebagai sarana untuk membangun kesadaran konsumen akan pentingnya

mengurangi pangan terbuang.

Page 20: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 11

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pentingnya Membangun Kesadaran Konsumen terhadap Pangan

Terbuang

Mengurangi pangan terbuang memberikan dampak positif terhadap

keuntungan ekonomi dan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.

Keuntungan ekonomi yang dimaksud adalah keuntungan yang dapat dirasakan

secara langsung oleh konsumen dan pelaku bisnis seperti pengecer jika mereka

mengurangi pangan terbuang yang biasanya mereka lakukan (WRAP, 2015).

Secara keselurahan, pangan hilang dan terbuang baik di negara maju atau negara

berkembang bernilai sekitar 990 milyar dolar (FAO, 2015). Sungguh nilai yang

sangat fantastis.

Mengurangi makanan terbuang juga berpotensi untuk mengurangi dampak

negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif tersebut adalah pengurangan emisi

gas rumah kaca, menurunkan produksi karbon, meningkatkan persedian ekosistem

melalui pertanian yang berkelanjutan, memperbaiki tingkat kesuburan tanah, dan

mengurangi erosi (IPCC, 2014).

4.2 Cara Membangun Kesadaran Konsumen terhadap Pangan Terbuang

Tingkah laku dan pola fikir konsumen memainkan peranan besar dalam

pangan terbuang. Kampanye adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan

kesadaran konsumen (Brian et all., 2013). FAO telah melakukan beberapa

kampanye untuk mengurangi jumlah pangan terbuang, seperti: Telefood

Campaign dan Think, Eat, Save Campaign (FAO dan FMFH, 2003). Kampanye

ini belum menimbulkan dampak nyata yang efektif karena dilakukan dalam

beberapa kegiatan besar dan waktu tertentu saja seperti saat hari pangan

internasional. Selain itu, FAO juga memberikan kampanye-kampanye edukasi

kepada anak-anak sekolah mengenai pangan melalui beberapa program seperti:

Food and Nutrition Education; School Gardens; School Food; dan Feeding

Minds, Fighting Hunger (FAO, 2015). Kampanye edukasi ini juga belum

Page 21: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 12

menunjukkan dampak positif yang dapat dirasakan karena tidak semua orang

sekolah.

Penulis kemudian menganalisa mengenai ideologycally oriented

campaign, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah sosial

melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Untuk mencapai

perubahan sikap dan perilaku publik dibutuhkan kampanye yang menyentuh

semua elemen masyarakat dan berkelanjutan. Artinya adalah kampanye ini tidak

hanya ditujukan kepada anak-anak sekolah dan tidak pula dilakukan pada waktu

dan hari tertentu. Oleh karena itu, penulis menemukan cara untuk mewujudkan

kampanye tersebut yaitu kampanye melalui produk pangan itu sendiri. Kampanye

ini berupa desain visual yang berisi peringatan-peringatan untuk tidak membeli

makanan secara berlebihan, dan ajakan-ajakan kepada konsumen agar tidak

membuang pangan tapi membagikannya dengan orang-orang yang sangat

membutuhkan pangan.

Berikut contoh desain produk yang berisi peringatan-peringatan visual.

Gambar 4.1 Ilustrasi Produk 1

Page 22: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 13

Gambar 4.2 Ilustrasi Produk 2

Gambar 4.3 Ilustrasi Produk 3

Page 23: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 14

Gambar 4.4 Ilustrasi Produk 4

Sebagai perencanaan tindak lanjut dalam membangun kesadaran

konsumen terhadap pangan terbuang melalui kampanye sosial pada kemasan

pangan, akan dilakukan “Kajian lebih mendalam mengenai desain kemasan

pangan berisi kampanye sosial”. Kampanye ini dilakukan sebagai sarana untuk

membangun kesadaran konsumen akan pentingnya mengurangi pangan terbuang.

4.3. Gambaran Efektifitas Kampanye Sosial Pada Kemasan Pangan Untuk

Menyadarkan Konsumen Terhadap Pangan Terbuang

Untuk mengetahui gambaran efektifitas kampanye sosial pada kemasan

pangan untuk menyadarkan konsumen terhadap pangan terbuang, penulis coba

membandingkan dengan kampanye serupa pada kemasan rokok. Penelitian lain

menunjukkan efektivitas peringatan visual mengenai bahaya merokok di

kemasannya telah mampu menekan laju keinginan untuk merokok (Lenardi,

2015). Di Brazil, 54% responden menyatakan pandangannya berubah mengenai

konsekuensi kesehatan akibat merokok, 67% diantaranya memiliki keinginan

berhenti merokok. Lebih dari 50% perokok di Kanada (58%) dan Singapura

(57%) memikirkan bahaya konsumsi tembakau dan dampak kesehatan, dan 47%

Page 24: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 15

di Singapura dan 62% di Thailand langsung mengurangi 18 jumlah konsumsi

rokoknya. Penerapan peringatan visual kesehatan juga mendorong keinginan

perokok untuk berhenti merokok di Kanada, Singapura, dan Thailand masing-

masing sebesar 44%, 24% dan 92%.

Jika diperhatikan, kampanye pada kemasan rokok memiliki efektivitas

yang cukup tinggi yaitu sekitar 24% di Singapura dan hingga 92% di Thailand.

Maka dari itu, penulis berkeyakinan jika kampanye sosial yang berupa peringatan-

peringatan visual pada produk pangan ini akan mampu menyadarkan konsumen

akan pentingnya mengurangi pangan terbuang dan membagikan pangan tersebut

kepada orang-orang yang membutuhkan pangan (kelaparan). FAO menyatakan

jika seperempat, atau 25%, pangan hilang terbuang dapat diselamatkan, maka

jumlah tersebut sudah cukup memberi makan 870 juta orang kelaparan.

Page 25: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 16

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Membangun kesadaran konsumen terhadap pangan terbuang sangatlah

penting karena pangan terbuang berdampak pada ekonomi dan

lingkungan.

2. Cara yang dapat dilakukan untuk membangun kesadaran konsumen

terhadap pangan terbuang adalah dengan ideologycally oriented campaign.

Kampanye ini berupa peringatan mengenai bahaya pangan terbuang dan

mengajak konsumen untuk berbagi pangan bukan membuangnya.

3. Gambaran efektifitas kampanye sosial pada kemasan pangan untuk

menyadarkan konsumen terhadap pangan terbuang ini dilihat dari

kampanye serupa yang ada pada kemasan rokok yang tingkat

efektivitasnya berkisar antara 24%-92%.

5.2 Saran

1. Untuk pemerintah agar membentuk badan khusus yang menangani

masalah pangan hilang dan terbuang. Hal ini penting karena pangan hilang

dan terbuang memberikan dampak negatif yang begitu besar baik pada

ekonomi dan lingkungan.

2. Untuk kalangan akademisi di Indonesia agar melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai pangan hilang dan terbuang, karena sampai saat ini

penulis belum menemui penelitian yang komprehensif dari peneliti di

Indonesia.

3. Bagi penulis lain, karya tulis ini dapat dijadikan referensi penelitian

sejenis.

Page 26: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 17

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2015. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di

Indonesia 2014. Jakarta: BAPPENAS.

BBC. 2014. Seperempat Makanan Dunia Terbuang atau Hilang. [online]

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/02/140227_bisnis_bank_dunia

_pangan [diakses tanggal: 2 Agustus 2016]

BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor Hk.00.05.1.55.1621. [online]

http://jdih.pom.go.id/produk/PERATURAN%20KEPALA%20BPOM/Per%

20KBPOM_NO.HK.00.05.1.55.1621%20tentang%20Pengawasan%20Pema

sukan%20Bahan%20Kemasan%20Pangan.pdf. [diakses 28 Juli 2016]

Brian, L., Hanson, C., Lomax, J., Kitinoja, L., Waite, R.. 2013. Reducing Food

Loss and Waste. WRI. Washington, DC.

FAO (Food and Agricultural Oganization). 2015. School Food. [online]

http://www.fao.org/school-food/en/ [diakses tanggal: 15 Maret 2015]

FAO (Food and Agricultural Organization) dan FMFH (Feeding Minds, Fighting

Hunger). 2003. Mencerdaskan Pikiran Mengatasi Kelaparan: Dunia yang

Bebas dari Kelaparan. Rome.

FAO FAO (Food and Agricultural Organization). 2013. Food Wastage Footprint

Impact on Natural Resources. Summary Report. [online]

www.fao.org/nr/sustainability [diakses 28 Juli 2016] .

FAO (Food and Agricultural Organization). 2014. Definitional Framework of

Food Loss. Rome. FAO

FAO (Food and Agricultural Organization). 2015. Key Facts on Food Loss and

Waste You Should Know!. [online] www.fao.org/save-food/en [diakses 15

Maret 2015]

HLPE. 2014. Food losses and waste in the context of sustainable food systems. A

report by the High Level Panel of Experts on Food Security and Nutrition of

the Committee on World Food Security, Rome 2014.

Page 27: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 18

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change). 2014. Climate Change:

The Physical Science Basis. [online] https://www.ipcc.ch/report/ar5/wg3/

[diakses: 16 Juni 2016].

Ketut, K., Achmad, S. 2012. Strengtheing Food Security by Reducing Watefull

Food Consumption. Analisis Kebijakan Pertanian. V0l. 10 No. 3. Hal:269-

288.

Lukman. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Parfitt, J., Barthel, M. & Macnaughton, S. 2010. Food waste within food supply

chains: quantification and potential for change to 2050, Phil. Trans. R.

Soc., vol. 365, pp. 3065-3081

The Economist. 2014. Global Food Securoty Index 2014. Special Report: Food

Loss and Its Intersection with Food Security. London: The Economist

UN (United Nation). 2014. The Millenium Develovement Goals Report 2014.

New York. UN.

UNDP Indonesia (United Nations Development Programme Indonesia). 2013.

Komik MDGS, Warung Millenium Sebuah Warung Seribu Cerita Berjuta

Alasan. [Online] http://www.undp.or.id/pubs/docs/Komik% 20MDGs.pdf

[diakses 24 Maret 2014.

Venus, Antar. 2007. Manajemen Kampanye. Remaja Rosdakarya. 2. Bandung

WHO (World Health Organization). 2015. Obesity and Overweight. [online]

http://www.who.org/obesity-and-overweight [diakses 24 Juni 2016].

WRAP. 2015. Banbury, Strategies to Achieve Economic and Environmental

Gains by Reducing Food Waste. ISBN: 978-1-84405-473-2.

Page 28: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 19

KURIKULUM BERBASIS NEO-KOMPETENSI SEBAGAI LANGKAH

PREVENTIF DALAM MENGHADAPI PAHAM FATALISME

DI INDONESIA

Aisyatur Ridlo1)

, Harnung Octaviyanti1)

, Moh. Fahrul Liga Teja Kusuma1)

dan Anis Eliyana2)

1Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

2Dosen Pembimbing, Universitas Airlangga

Email: [email protected]

Abstrak

Perkembangan dunia yang semakin pesat, menjadikan seluruh negara bersaing

agar mampu mengadidayakan negaranya. Persaingan ini terjadi di seluruh bidang,

dari bidang teknologi, sosial, budaya, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya.

Salah satu buktinya adalah seluruh negara berkompetisi dalam menciptakan

terknologi termutakhir, contohnya adalah Cina dan Korea Selatan. Bagi negara

yang kalah atau bahkan tidak ikut serta, akan menjadi negara yang sangat

bergantung pada si pemenang. Kaum fatalis adalah salah satu kaum yang

memiliki pendapat yang berbeda mengenai persaingan. Menurut Whelan (1996)

paham fatalisme merupakan suatu sistem kepercayaan yang menyatakan bahwa

segala sesuatu memiliki hasil yang tidak dapat diubah oleh upaya atau ramalan.

Demikian pula, menurut D'Orlando, Ferrante & Ruiu (2010: 10), fatalisme

merupakan hal yang berhubungan dengan kecenderungan orang untuk percaya

bahwa nasib mereka diperintah oleh Tuhan (kekuatan tak terlihat) bukan oleh

kehendak mereka. Dari pengertian tersebut, paham ini menyebabkan penganut

paham fatalis tidak mau berupaya dan tidak dapat berkembang, sehingga

berbahaya bagi suatu bangsa. Negara harus segera mengambil tindakan atas

masalah ini. Salah satu cara ampuh yang dapat diambil adalah memperbaiki

sistem pendidikan. Menurut UU.RI no 20/2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara . Maka dari

itu, pendidikan yang di selenggarakan harus disesuaikan dengan tujuan diatas.

Kurikulum Neo-Kompetensi adalah perkembangan dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Kurikulum Neo-Kompetensi berfokus pada kompetisi, aktif, dan

pasrtisipatif. Metode penulisan ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan

berbagai literatur untuk melengkapi dan mengkaji konsep ini. Tulisan ini akan

menjabarkan bagaimana penerapan Kurikulum Neo-Kompetensi dalam mengatasi

paham fatalisme. Dan akhirnya akan mampu melahirkan para pemuda yang

kompetitif, aktif, dan partisipatif agar dapat bersaing dalam persaingan global.

Kata Kunci: Fatalisme, Neo-kompetensi, Pendidikan

ii

Page 29: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia yang sangat pesat, seluruh negara bersaing agar

mampu mengadidayakan negaranya. Persaingan ini terjadi di seluruh bidang baik

dari segi politik, ekonomi, sosisal, budaya, agama dan teknologi. Persaingan bisa

berasal dari perusahaan maupun individu. Apabila ada pihak yang tidak mampu

bersaing atau bertahan dalam persaingan, maka pihak tersebut akan tertindas,

teraniaya, tidak berdaya, dan bergantung pada sikap si pemenang.

Kaum fatalis adalah salah satu kaum yang sangat tidak tertarik dengan

persaingan. Paham fatalisme menganut nilai bahwa mereka sudah dikuasai nasib

dan tidak dapat mengubahnya. Sehingga penganut paham fatalisme tidak dapat

berkembang dan berbahaya bagi suatu bangsa. Apabila ada individu dikuasai

dengan sikap fatalisme, maka individu tidak akan bisa berkembang dan dapat

merugikan dirinya sendiri serta percaya dengan takdir.

Di tengah-tengah manusia untuk mengubah hidup agar menjadi sukses,

maka sekolompok orang beranggapan bahwa hidup ini tidak dapat diubah.

Mereka beranggapan bahwa tidak ada jalan atau cara lain untuk mengubah hidup.

Istilah nasib atau takdir sudah lazim diketahui oleh semua orang baik latar

belakang sosial, agama dan budaya yang berbeda. Paham ini memaksa manusia

menyerah (pasrah) dibawah kekuatan kuasa nasib atau takdir.Bahkan manusia

tidak berpikir lagi untuk mengubah hidup melainkan memilih untuk menjalaninya

atau menyesali hidup.

Negara harus segera mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah

ini. Salah satu cara ampuh yaitu memperbaiki sistem pendidikan. Pendidikan

merupakan langkah awal dalam penanaman nilai yang sangat efektif untuk

menghilangkah paham fatalisme. Pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan

berdasarkan Kurikulum. Kurikulum Neo-Kompetensi merupakan perkembangan

dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum Neo-Kompetensi berfokus pada

kompetensi, aktif, dan partisipatif. Kurikulum berbasis Neo-Kompetensi lebih

menekankan pada motivasi siswa untuk mengambil sebuah keputusan serta

Page 30: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 21

mehilangkan paham fatalisme. Selain itu, siswa tidak mengikuti arus atau nasib

kehidupan mereka dengan pendekatan Talent Education. Sehingga, siswa-siswi

mampu menentukan hidup mereka tanpa resah dengan keadaan.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa paham fatalisme

harus dihilangkan dengan melalui sistem pendidikan yang tidak mengarah penuh

kepada globalisasi melainkan menyeimbangkan dengan keadaan di daerah

terpencil. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membuat suatu konsep baru dalam

penulisan karya ilmiah ini mengenai Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi agar

mereka paham dengan fatalisme. Sehingga penulis dapat menentukan judul

“Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi Sebagai Langkah Preventif menghadapi

paham fatalisme di Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis

merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis KBK, KTSP 2006, dan Kurikulum 2013 terhadap

paham fatalisme di Indonesia?

2. Bagaimana model Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi menghadapi

paham fatalisme di Indonesia?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui analisis KBK, KTSP 2006, dan Kurikulum 2013

terhadap paham fatalisme di Indonesia.

2. Untuk mengetahui model Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi

menghadapi paham fatalisme di Indonesia.

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Secara teoritis, untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh

paham fartalisme yang terjadi di Indonesia.

Page 31: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 22

2. Secara praktis, untuk mengembangkan teori tentang faktor-faktor yang

menyebabkan fatalisme di Indonesia.

3. Bagi peneliti, untuk mengetahui proses terjadinya paham fatalisme dan

proses Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi dalam menghadapi paham

fatalisme

4. Bagi sekolah, untuk menghilangkan paham fatalisme terhadap setiap

individu agar tidak merugikan bangsa.

5. Bagi Masyarakat, untuk memberikan kepercayaan bahwa paham fatalisme

tidak baik bagi kehidupan antar sesama.

Page 32: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Kurikulum

Dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang digunakan

sebagai sistem pendidikan tersebut terus mengalami pergantian. Perubahan

kurikulum tersebut terus dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan zaman

yang terus berkembang terutama dalam menghadapi arus globalisasi. Kurikulum

sendiri memiliki beragam pendapat baik dari instansi penyelenggara pendidikan

maupun menurut para ahli. Hal ini disebabkan karena adanya interpretasi yang

berbeda terhadap kurikulum, yaitu dipandang sebagai suatu rencana (plan) yang

dibuat oleh seseorang atau sebagai suatu kejadian atau pengaruh aktual dari suatu

rangkaian peristiwa (Johnson, 1974).

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) pasal 1 ayat (19) menyebutkan bahwa “ Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran

serta cara yang digunakan sebgaian pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Tata cara

pengembangan kurikulum sebagaimana tercantum dalam pasal 36 ayat (1) dan (3)

yaitu dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum disusun sesuai dengan

jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan:

a. peningkatan iman dan takwa;

b. peningkatan akhlak mulia;

c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f. tuntutan dunia kerja;

g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

h. agama;

Page 33: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 24

i. dinamika perkembangan global; dan

j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Kurikulum sebagai sebuah rencana atau rancangan dalam penyelenggaran

kegiatan ajar mengajar, juga berisi tentang program kegiatan serta tujuan yang

harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian

pembelajaran, disamping itu juga berisi tentang alat atau media sebagai fasilitas

yang diharapkan mampu menunjang pencapaian tujuan tersebut dan semua hal

harus saling mendukung dan terintegrasi dengan baik. Kurikulum sebagai suatu

rencana disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan

dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Ali Mudlofir (2012:3)

Kurikulum dapat memberikan pedoman untuk peserta didik dalam

mendapat pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang di dapatkan melalui

kegiatan formal dan informal berdasarkaan pendapat Ronald C.Doll (2012 : 1)

menyebutkan bahwa “Kurikulum sekolah adalah muatan proses, baik formal

maupun informal yang diperuntukkan bagi pelajar untuk memperoleh

pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi

sikap dan nilai dengan bantuan sekolah”. Sedangkan Maurice Dulton (2012:2)

mengatakan “Kurikulum dipahami sebagai pengalaman-pengalaman yang

didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan sekolah.” Dari situlah untuk

mendapatkan kualitas peserta didik yang berkualitas perlunya didukung

kurikulum yang berkualitas dengan mengkombinasikan kemampuan hard skill

dan soft skill dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Kurikulum akan dapat

menjadi bahan evaluasi dalam mencapai keberhasilan tujuan pendidikan Indonesia

yang diharapkan.

2.1.2 Definisi Kompetensi

Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045/U/2002, menyatakan bahwa

kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang

dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam

melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi hasil didik

Page 34: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 25

suatu program studi terdiri atas kompetensi utama, kompetensi pendukung dan

kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kompetensi (kom.pe.ten.si)

adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu),

kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstral atau batiniah.

(kamusbahasaindonesia.org)

Menurut European Qualifications Framework (EQF) menyatakan bahwa:

“Competence means the proven ability to use knowledge, skills and personal,

social and/or methodological abilities, in work or study situations and in

professional and personal development, in the context described in terms of

responsibility and autonomy”. Dari pengertian tersebut menyatakan bahwa

kompetensi yang dimiliki seseorang dapat digunakan melalui berbagai sumber

dan keadaan serta akan muncul dari hasil pembelajaran dapat bersifat formal dan

informal seperti pendidikan, pelatihan, pembelajaran mandiri, dan pengalaman

kerja. Kompetensi dapat menunjukkan tanggungjawab dan kekuasaan/ kedudukan

seseorang dalam sebuah organisasi mengenai cara bertindak, berfikir,

menyelesaikan masalah, menjelaskan situasi atau keadaan dengan baik dan benar,

memprediksi hasil kinerja melalui kriteria spesifik atau standar.

Dalam sistem pendidikan, kompetensi digunakan untuk menilai peserta

didik dalam memahami di setiap materi dalam setiap capaian pembelajaran yang

diberikan dan diujikan. Dalam Kepmendiknas No.045/U/2002 ada lima elemen

kompetensi sebagai berikut : (a) landasan kepribadian, (b) penguasaan ilmu dan

keterampilan, (c)kemampuan berkarya, (d) sikap dan perilaku dalam berkarya

menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, (e)

pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian

dalam berkarya. Kelima kompetensi tersebut merupakan acuan dalam penilaian

kelulusan para peserta didik dalam capaian pembelajarannya.

2.1.3 Definisi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dari pembahasan mengenai kurikulum dan kompetensi sebelumnya, maka

dapat diartikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan sebuah

rancangan sebagai pedoman penyelenggaran pendidikan dalam mencetak para

Page 35: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 26

peserta didik yang memiliki kemampuan dan ketrampilan terhadap melaksanakan

bidang tertentu dengan baik.

Berdasarkan Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002:3),

mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat

rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai

siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya

pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi

pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik

melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman

yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi

pada pembelajaran tuntas (mastery learning).

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) para peserta didik dituntut

untuk lebih mamahami permasalahaan dan cara penyelesaian terhadap adanya

arus globalisasi dengan dibekali ketrampilan dan kemampuan yang cukup dalam

penguasaan di bidang tertentu supaya dapat bersaing secara kompetitif saat terjun

di masyarakat. Pada KBK pencapaian kompetensilah yang menjadi tujuan/sasaran

kurikulum. Kurikulum ini memudahkan guru dalam penyajian pengalaman belajar

yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat

pilar pendidikan universal (UNESCO), yaitu: learning to know, learning to do,

learning to be, dan learning to live together. Menurut penjabaran Depdiknas

(2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual

maupun secara klasikal.

b. Berorientasi pada hasil belajar ( Learning outcomes ) dan keberagaman.

c. Penyampaian dan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode

yang bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif.

Page 36: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 27

Sumber : Paparan Wakil MenteriPendidikan dan Kebudayaan RI.

Gambar 1. Kerangka kerja dari kbk

Kerangka Kerja Penyusunan KBK menetapkan tujuan pendidikan nasional

sebagai bahan pokok dalam menyelengggarakan pembelajaran dan penilaian.

Pembelajaran menurut UU Sisdiknas no.2 tahun 2003 dinyatakan bahwa yang

dimaksud dengan pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peseta didik dan

sumber belajar di dalam lingkungan belajar tertentu. Tujuan tersebut digunakan

untuk menentukan kerangka dasar kurikulum sehingga kurikulum tersebut dapat

distruktur dengan baik. KBK menggunakan acuan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) mata pelajaran yang berasal dari Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran

dan Standard Kompetensi (SK) sebagai pedoman Standard Isi (SI). Standar Isi

(SI) tersebut diturunkan untuk penentuan Standar kompetensi Lulusan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi juga menekankan siswa untuk lebih aktif

dibandingkan dengan guru melalui metode Student Centered Learning (SCL).

Berdasarkan penjelasan dalam pedoman KBK metode pembelajran untuk SCL

dapat meliputi Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Case Study,

Discovery Learning, Self Direction Learning, Cooperative Learning,

Collaborative Learning, Contextual Instruction, Project Based Leasning, Problem

Page 37: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 28

based Leasning And Inquiry dsb. Namun pada Kurikulum Berbasis Kompetensi

ada pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, ketrampilan dan

pembentuk pengetahuan. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti

sekumpulan mata pelajaran terpisah sehingga peserta didik sulit mengintegrasi

hubungan mata pelajaran satu dengan yang lain.

2.1.4 Sistem KBK, KTSP dan Kurikulum 2013

Sejak kemerdekaa kurikulum di Indonesia mengalami perubahan sebanyak

10 kali yaitu yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan

2004, 2006 serta yang terbaru adalah kurikulum 2013. Perubahan tersebut

merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, social

budaya, ekonomi dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara sebab

kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara

dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.

(Alhamuddin 1). Hal yang sama juga didukung oleh Sofan Amri dan Lif Khoiru

Ahmadi (2010:119) menyatakan bahwa perubahan kurikulum pada dasarnya

memang dibutuhkan manakala kurikulum yang berlaku (current curriculum)

dipandang sudah tidak efektif dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan

perkembangan jaman dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan

konsekuensi tertentu.

Perubahan kurikulum di Indonesia yang sering menjadi pembahasan dalam

beberapa periode terakhir terlihat pada tiga sistem kurikulum yakni KBK (2004),

KTSP (2006) dan Kurikulum 2013. Berdasarkan pada Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) lebih menekankan pada pencapaian kompetensi sebagai

tujuan/sasaran pembelajaran. Siswa di didik untuk lebih aktif di kelas daripada

guru karena metode pembelajaran yang digunakan yakni Student Centered

Learning (SCL). Lebih lanjut pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

menurut UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP 19/2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang

pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu

kepada Standard Isi (SI) dan Satuan Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman

pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Page 38: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 29

KTSP ini merupakan perbaikan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mana

pada KTSP tiap satuan pendidikan diberikan keleluasan untuk mengembangkan

kurikulum sesuai dengan aturan Peraturan menteri Nomor 23 Tahun 2006 untuk

Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar

Isi.

Pada pelaksanaannya ternyata kedua kurikulum tersebut dianggap

memiliki sistem yang terlalu rumit akibat pada kurikulum berbasis kompetensi

(KBK), para guru masih belum memahami dengan jelas kemudian muncul

perbaharuan sistem sehingga membuat para guru menjadi susah dalam

melaksanakan kurikulum tersebut. Sebagai penyempurna dalam kedua kurikum

sebelumnya dibuatlah kurikulum 2013. Kurikulum ini berusaha menekankan pada

3 aspek yang menjadi capaian pembelajaran yakni hardskill, softskill dan afektif.

Kurikulum ini juga lebih memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran

karena guru tidak perlu untuk merancang silabus melainkan langsung kepada

penerapan dan menjadikan siswa dapat menyesuaikan silabus yang sudah ada.

Kurikulum 2013 telah mencoba merespons terhadap peningkatan perkembangan

jaman, karena dengan penekanan pada ketrampilan (skill) dan Karakter (afektif)

secara terencana membentuk dan menyiapkan peserta didik menjadi orang yang

tidak hanya mampu dalan aspek teoritis. Berdasarkan pada UU 20/2003 tema

utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif,

kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang terintegrasi. Meskipun pada kurikulum sebelumnya

menekankan bahwa siswa untuk lebih aktif namun ternyata gagal sehingga pada

kurikulum sebelumnya guru seolah menjadi pusat dalam kelangsungan

pembelajaran. Dari peninjauan kembali terhadap kegagalan tersebut Kurikulum

2013 kembali menekankan siswa untuk menjadi pusat dan guru sebagai

pembimbing dalam proses pembelajaran karena setiap sikap yang ditunjukkan

oleh peserta didik menjadi acuan dalam Standard Lulusan Kompetensi (SKL).

Page 39: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 30

Perbedaan KBK, KTSP dan K 13

1. KBK

KBK memiliki beberapa kelebihan untuk mengembangkan silabus sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan. Berikut ini kelebihan dari KBK. 1

a. Menggunakan pendekatan kompetensi pada pemahaman, kemampuan,

atau kompleksitas tertentu di sekolah, yang berkaitan dengan yang ada di

masyarakat.

b. Strandar kompetensi yang memperhatikan perbedaan individu, baik

kemampuan, kecepartan belajar, maupun konteks social budaya.

c. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk

memberikan kemudahan belajar.

d. Pengetahuan ketrampilan dan sikap dikembangkan berdasarkan

pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.

e. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjalinya kerja sama antara

sekolah, masyarakat, dan dunia kerja dalam membentuk kompetensi

peserta didik.

f. Evaluasi berbasis kelas, yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

Selain itu, kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terletak pada:

a. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal,

padahal kompetensi merupakan “ a complex combination of knowledge,

attitudes, skill and values displayed in the contest of taks performance ”.

(Gonczi,1997), system pengukueran perilaku yang menggunakan

paradigm behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu

perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant

learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam

mengimplementasikan KBK adalah waktu, biaya, dan tenaga yang banyak.

b. Paradigm guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-

kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

1 Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik,

Implementasi),(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.166.

Page 40: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 31

c. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standard

kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk

meranacang pembelajaran secara berkelanjutan.

2. KTSP

Berikut ini kelebihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan

pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan

pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman

kurikulum diseluruh Indonesia yang setralistik, tidak melihat kepada

situasi nyata di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan

lokal. 2

b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah

untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan

program-program pendidiakan. Dengan bertolak dari panduan KTSP,

sekolah diberi kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan

mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi,

dan potensi yang bias dimunculkan oleh sekolah.3

c. KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk mengembangkan dan

menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya,

bahwa KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan

individu serta mengakses kepentingan daerah. 4Hal ini berdasarkan salah

satu prinsip KTSP, yaitu berpusat pada potensi, perekembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.5

2 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik,(Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada,2014), hlm.250. 3 Ibid, hlm.241.

4 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Prektek Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media Group,2013), Cet.V, hlm.130. 5 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006

tentang Standar Isi.

Page 41: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 32

Berikut ini kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:

a. Kompetensi yang dikembangkan lebioh didominasi oleh aspek

pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik

(pengetahuan, keteranpilan, dan sikap). Peserta didik memiliki potensi

yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu memiliki potensi tinggi,

tetapi dalam hal lain mungkin biasa-biasa saja, bahkan bias rendah. Peserta

didik juga meminyikapi situasi yang baru. 6

b. Evaluasi yang digunakan masih berfokus pada ranah kognitif saja,

sementara untuk ranah afektif dan psikomontorik masih belum terlaksana

dengan sempurna.7

3. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki banyak keunggulan yang dapat dirasakan secara

langsung oleh guru dan para peserta didik akan mendapatkan beberapa kelebihan,

yaitu sebagai beriku;8

a. Kegiatan pembelajaran antara guru dan peserta didik lebih focus pada proses

dari pada produk.

b. Memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para peserta didik untuk belajar

secara kontekstual.

c. Dapat mengembangkan kepercayaan diri dan kemandirian para peserta didik.

d. Mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan (penelitian) sendiri,

baik di kelas maupun di luar kelas.

e. Mendorong para peserta didik untuk mampu menemukan sendiri mengenai

konsep-konsep pengetahuan.

f. Membiasakan para peserta didik untuk melihat masalah dari berbagai segi.

g. Para peserta didik akan sangat mudah memfokuskan perhatian pada teman

tertentu dengan berkaitan mata pelajaran yang sdang dipelajari.

6 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2013), hlm. 165. 7 Noor Rohma, Implementasi Kurikulum KTSP pada Mata Pelajaran PAI di SMPN 18, i

(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008), hlm. V. 8 Lara Fridani dan Ape Lestari, Inspiring Education ; Kisah Inspiratif Pembelajaran Anak Usia

Sekolah Dasar, (Jakarta: Elex Media Komputindo,2009), hlm.47.

Page 42: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 33

Adapun beberapa kekurangan yang terdapat pada Kurikulum 2013. Menurut

Kurniasih dan Sani (2013:40-42) terdapat kekurangan dalam kurikulum 2013,

yaitu sebagai berikut:

a. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru

tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas.

b. Banyak guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013.

c. Kurangnya pendekatan guru dengan konsep scientific.

d. Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP.

e. Guru tidak banyak menguasai penelian autentik.

f. Tugas menganalisis SKL, SK, KD, buku siswa dan buku guru belum

sepenuhnya dikerjakan oleh guru.

g. Tidak pernahnya guru dilibatkan dalam proses pengembangan kurikulum

2013.

h. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil

dalam kurikulum 2013 karena UN masih menajdi factor penghambat.

i. Beban belajar siswa termasuk guru terlalu berat sehingga waktu belajar di

sekolah terlalu lama.

2.2 Konsep Fatalisme

Whelan (1996) mendefinisikan fatalisme sebagai "suatu sistem

kepercayaan yang menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki hasil yang ditunjuk

yang tidak dapat diubah oleh upaya atau ramalan". Demikian pula, menurut

D'Orlando, Ferrante & Ruiu (2010: 10), fatalisme bisa dihubungkan dengan

kecenderungan orang untuk percaya bahwa nasib mereka diperintah oleh takdir

bukan oleh kehendak mereka". Dalam sosiologi, ada dua teori klasik tentang asal-

usul fatalisme yang diperkenalkan oleh Durkheim dari 1897 (dipublish kembali

1951) dan fatalisme kosmologis oleh Weber (1930) yang berdampak pada pelaku

sosial dalam kondisi keadaan tertentu. Menurut Durkheim percaya bahwa

fatalisme disebabkan karena kondisi struktural, sedangkan Weber mengusulkan

pilihan persamaan antara kondisi struktural dan pandangan dunia yang dominan.

Oleh karena itu, untuk fatalisme Durkheim merupakan hasil dari kekuatan

Page 43: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 34

struktural dan Weber melihat kombinasi struktur dan budaya sebagai hal yang

penting atas kehadiran ataupun ketidakhadiran dari fatalisme.

Berdasarkan Jurnal mengenai The Strucutre and Function of Fatalism as a

Social Belief System : A Cross-National Study of Collective Consciousness ada 2

bentuk fatalisme yakni :

a. Gagasan mengenai struktur fatalisme berasal dari tingkat persepsi atas kontrol

dari pelaku sosial lebih dari yang mereka miliki. Pengawasan tersebut dapat

berasal dari kemampuan individu yang berdampak pada perubahan pribadi

dalam kehidupan mereka serta kemampuan untuk melatih dan menentukan

strategi sebagai cara dalam mengurangi kendala dalam pencapaian tujuannya.

b. Gagasan selanjutnya mengenai fatalisme kosmologis untuk mengukur makna

dari lintas budaya dan kolektif. Dalam pandangan tersebut ingin mengetahui

para pelaku sosial lebih percaya terhadap apa yang ditakdirkan dari Tuhan

melalui kekuatan metafisik serta di mana fatalisme struktural dipandang

sebagai akibat dari pemaksaan dan membatasi struktur sosial, fatalisme

kosmologis akan dikaitkan dengan penerimaan bahwa kekuatan secara batin

mampu mengontrol pencapian hidup mereka. Sehingga fatalisme kosmologis

akan dipahami sebagai sistem kepercayaan di mana individu meninggalkan

kemampuan untuk mengubah posisi sosial, status, pangkat, atau kondisi hidup

dan membenarkan manusia dan pencapaian peristiwa hidup untuk kekuatan

yang dianggap sakral.

Kedua golongan fatalisme tersebut menunjukkan keberdaan kelompok

sosial yang sedikit memiliki nilai kompetitif dalam pencapaian tujuan hidupnya.

Orang-orang dengan kecenderungan fatalistik memiliki tingkat kontrol yang

rendah atas hidup mereka, sehingga mereka memiliki kecenderungan sikap yang

susah untuk berkembang. Dalam dunia pendidikan, kaum fatalistik jika dikaitkan

dalam penyelenggaran pendidikan dapat diketahui sejauh mana tujuan dari

penerapan sebuah kurikulum berhasil untuk menjadikan peserta didik agar

memiliki kompetensi yang unggul dalam persaingan global yang semakin ketat.

Page 44: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 35

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini melakukan studi literatur yang mendalam, yakni

dengan penulisan diskriptif dan data yang digunakan merupakan data pendekatan

kualitatif.Pendekatan kualitatif bertitik tolak pada teori substantif dan teori formal

yang diakui kebenarannnya9. Disamping itu, pendekatan kualitatif lebih peka dan

dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama serta pola-

pola nilai yang dihadapi di lapangan.

Metode diskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi

tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa: individu, organisasional,

industri atau prespektif yang lain10

, atau suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

peristiwa di masa sekarang. Tujuan dari penulis deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penulisan ini adalah data sekunder, yaitu

sumber data penulisan yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara. Data sekunder umunya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan maupun

tidak dipublikasikan11

.

Metode pengumpulan data yang digunakan didalam penulisan ini adalah

dengan metode12

; Studi kepustakaan dilakukan dengan jalan membaca literatur-

literatur yang berkaitan dan menunjang penulisan ini, berupa pustaka cetak

9 Lexy J Moeloeng,Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2004)

10 Ibid, halaman 88.

11 Ibid, halaman 47.

12 Abdul.Ghofar,Analisis Implikasi Pemikiran dan Penafsiran Akuntansi dari Paradigma

Mainstream Barat dan Paradigma Islam dalam Kerangka Analisis Konsep TAO (Studi Kualitatif

Komparatif Akuntansi Mainstream dan Akuntansi Alternatif dalam Pembentukan Akuntansi

Humanis. Skripsi (S1). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya,

Malang.1999.

Page 45: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 36

maupun elektronik (data internet). Studi dokumentasi dilakukan dengan jalan

membaca laporan-laporan penulisan sebelumnya serta artikel yang diakses dari

internet, buku maupun jurnal yang sesuai dengan permasalah. Pada metode ini

penulis hanya memindahkan data yang relevan dari sumber atau dokumen yang

diperlukan. Intuintif subyektif merupakanperlibatan pendapat penulis atas masalah

yang sedang dibahas. Diskusi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan

pembicaraan dan pertukaraan pikiran dengan orang-orang yang berkompeten

dengan obyek yang diteliti guna memecahkan masalah tertentu.

3.3 Metode Analisis Data

Sehubung dengan permasalahan yang tertulis pada rumusan masalah dan

pendekatan penulisan yang digunakan, penulis menganalisa data-data yang

diperoleh dengan metode analisa deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh

kemudian disusun, sehingga mempermudah pembahasan masalah-masalah yang

ada. Karena titik fokus penulisan ini adalah penulisan berbasis literatur (pustaka),

maka data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif atau non-angka. Proses

analisa data yang dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak-balik dan

berinteraktif, yang terdiri dari: Pengumpulan data (data collection); Reduksi data

(data reduction); Penyajian data (data display); Pemaparan dan penegasan

kesimpulan (conclution drawing and verification)13

.

13

Lexy J Moeloeng,Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2004)

Page 46: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 37

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi

Pendidikan dipercaya sebagai solusi yang mendasar dalam penyelesaian

berbagai masalah yang ada di Indonesia. Kemiskinan yang melahirkan

kriminalitas, kepustusasaan masyarakat kalangan bawah, ataupun ketidakpuasan

yang mencandu para orang-orang kaya. Paham fatalisme salah satu yang sangat

berbahaya jika tumbuh dalam masyarakat. Sikap pasrah, tidak mau bekerja keras,

dan keputusasaan hanya akan menjadikan mereka terus bergulat pada pooverty

trap (lingkaran setan kemiskinan). Pendidikan adalah obat dasar dalam

menyelesaikan berbagai masalah tersebut. Namun, pendidikan yang baik harus

dibangun dari variabel-variabel yang baik pula. Kurikulum adalah salah satu

variabel utama dalam pendidikan. Kurikulum Neo-Kompetensi adalah kurikulum

yang ditujukan untuk mencegah beredarnya paham fatalisme di masyarakat.

Berikut adalah target pencapaian dari kurikulum ini:

Gambar 2. Tujuan lulusan kurikulum berbasis neo-kompetensi

Tujuan tujuan pendidikan harus bisa menyangkut kepentinganpeserta didik

sendiri, masyarakat, dan tuntutan lapangan pekerjaan. Proses pendidikan yang

terarah kepada peningkatan penguasaan pengetahuan,kemampuan, keterampilan

sikap, dan nilai nilai dalam rangka pembentukan pengembangan diri peserta didik.

(Nana& Erliana Syaodih:2012).

Page 47: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 38

Pendidikan termasuk pengembangan diri sangatlah berperan penting

dalam pembangunan ini. Dari tujuan lulusan di atas, berikut adalah model /dari

Kurikulum Berbasis Neo-Kompetensi sebagai upaya preventif dalam mengatasi

pemahaman fatalisme:

4.2.3 Teknik Belajar Mengajar

4.2.1.1 Question Learning

Question Learning (QL) atau metode belajar berbasis pertanyaan yang

ditujukan untuk menstimulus rasa keingintahuan siswa. Guru sebagai pendidik

bertugas memberikan stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan pada siswa, agar

siswa bebas memberikan pendapat mereka. Setiap

pendapat harus mendapatkan apresiasi dari guru. QL dilaksanakan dengan

membangun interaksi dikelas. Siswa bebas memberikan pendapat ats pernyataan

guru ataupun pendapat dari siswa lainnya. Guru menjadi pencegah, pemberi

batasan masalah dan pemberi penjelasan.

Page 48: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 39

Gambar 4. Gambaran metode question learning (Penulis, 2016)

kesimpulan akhir. Beberapa pelajaran memang akan membutuhkan penjelasan

secara konvensional, namun tetap harus menggunakan komunikasi dua arah.

Nana dan Erliana Syaodih (2012) dalam bukunya yang berjudul

Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi mengatakan “metode tanya-jawab bisa

digunakan untuk memperdalam, mengetahui penguasaan dan menilai kemajuan

siswa. Setelah mempelajari atau diberi tugas membaca pokok bahasan tertentu

(stimulus), baru diadakan tanya jawab didalam kelas.”

Gambar 5. Komunikasi dua arah - question learning (Penulis, 2016)

4.2.1.2 Mini game: Class and School

Selain tehknik QL, mini game(MG) adalah tekhnik yang juga digunakan

dalam kurikulum ini. Berbagai macam study case, games indoor, games outdoor,

ditujukan untuk membentuk karakter aktif, partisipatif dan kreatif. Siswa sebagai

peserta didik jugatetaplah seorang anak. Permainan adalah pembelajaran yang

efektif bagi anak, karena akan melatih otak kanan dan kirinya secara seimbang.

Page 49: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 40

MG akan dimasukkan kedalam buku pelajaran, dan akan ada pelatihan game bagi

para pendidik, agar metode ini digunakan dengan baik.

Menurut Rakhmat Hidayat (2011) metode belajar dengan bermain

menggunakan dorongan atau impuls bermain dan aktivitas yang dihasilkan bukan

aktivitas yang remeh-remeh, tetapi serius,intens dan spontan. Metode ini analog

dengan aktivitas-aktivitas bermain pada level tinggi, aktivitas ini membentuk

kerja tipe tinggi.

MG ini juga akan dilaksanakan setingkat sekolah. Keaktivan, partisipasi

dan kreasi siswa juga akan masuk dalam buku penilaian siswa yang dibagikan

setiap tengah dan akhir semester.

4.2.1.3 Project Based Learning

Project based Learning (PL) merupakan metode yang terdapat pada

kurikulum-kurikulum sebelumnya. Model pembelajaran Project-Based Learning

merupakan pembelajaran yang mengacu pada filosofi konstruktivisme melalui

aktivitas siswa sehingga siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri dan

bermakna melalui pengalaman nyata (Siwa, Muderawan & Tika, 2013).

Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan berfikir

kreatif melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan

menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri. Siswa mengembangkan

kemampuan berpikir kreatifnya dengan memenuhi aspek berpikir kreatif seperti

berpikir lancar (fluency) dalam menyelesaikan masalah, berpikir luwes (flexibility)

untuk menghasilkan gagasan penyelesaian masalah, berpikir orisinal (originality)

untuk memberikan gagasan yang berbeda dan berpikir terperinci (elaboration)

untuk mengembangkan gagasanya (Munandar, 2009)

4.2.2 Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu

Dalam kurikulumini, perubahan terletak pada kembalinya pada sistem

dengan Mata Pelajaran, bukan lagi tematik seperti kurikulum 2013. Kembalinya

pada Mata Pelajaran, karena metode tematik belum dapat diterima dengan baik

oleh peserta didik atau siswa. Jenis mata pelajaran dan alokasi waktunya tidak ada

Page 50: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 41

perubahan yang berarti, hanya saja terdapat penambahan Mata Pelajaran

Pendidikan Minat Bakat yang akan diajarkan dimulai dari tingkat Sekolah Dasar.

Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan muali dari kelas 1

Sekolah Dasar-Jenjang Menengah ke Atas. Pendekatan ini dapt digunakan dalam

mengganisasikan. Pengalaman belajar fokus kepada kebutuhan peserta didik yang

bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu(Herry widyastono, 2014).

4.2.2.1. Pendidikan Minat Bakat

Pendidikan Minat Bakat adalah mata pelajaran yang membahas mengenai

cita-cita, hobi, minat dan bakat dari dini. Mata Pelajaran ini dibuat berkelanjutan

agar siswa/peserta didik dapat menggali bakat/minat dalam dirinya sedini

mungkin. Pendidikan Minat Bakat ini pendidikan yang memasukkan unsur

konseling dan motivasi dalam pembelajarannya. Metode belajar yang dapat

digunakan dalam pelajaran ini bisa berupa:

Focus Group Discussion (FGD)

Presentasion

Privat Councelling

Tujuan dari mata pelajarn ini adalah untuk membuat siswa/peserta didik

aware mengenai minat, bakat dan cita.

Berikut adalah Stuktur Pelajaran dan alokasi waktunya:

Page 51: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 42

Gambar 4.5.6. Stuktur pelajaran dan alokasi waktu untuk sd-sma dalam kurikulum

berbasis neo-kompetensi (Penulis, 2016)

4.2.2.2 Pendidikan Internasional (Tingkat SMA/MA/K)

Latar belakang adanya mata pelajaran ini adalah berkembangnya

masyarakat dengan munculnya globalisasi juga terbukanya Masyarakat Ekonomi

Asean. Hal ini harus di sadari dan dipelajari agar lulusan dapat memahami

lingkungannya dengan baik, dan dapat beradaptasi di dunia global. Mata pelajaran

ini mencangkup tentang kondisi dan kompetisi di dunia internasional baik

mengenai budaya, pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.

Page 52: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 43

4.2.3 Taknik Penilaian (Assesment Technic)

4.2.3.1 Tulisan

Penilaian melalui tulisan telah diadakan sejak lama dalam dunia

pendidikan. Siswa diberi pertanyaan dan menjawabnya melalui tulisan, untuk

mengetahui seberapa paham siswa mengenai materi. Dalam penilaian tertulis,

terdapat dua cara yang sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu:

Multiple choice (pilihan ganda)

Tekhnik penilaian dengan memberikan pertanyaan tertulis, dengan beberapa

alternatif jawaban. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat

diantara pilihan jawaban yang disajikan

Essay (esai) siswa diminta menjawab pertanyaan tertulis beserta analisis dan

penjelasan yang tepat

Mencongak (Question-direct answer)

Adalah metode penilaian dengan memberikan pertanyaan secara lisan dan

siswa menjawab dengan cepat, karena dibatasi oleh waktu yang sangat

singkat.

4.2.3.2 Lisan

Teknik penilaian melalui lisan, jarang ditemui di lembaga pendidikan

dasar hingga menengah. Namun penilaian ini cukup baik dilakukan dalam tujuan

memacu keberanian dan kepercayaan diri siswa serta lebih efektif untuk menilai

pemahaman siswa. Terdapat beberapa cara untuk melakukan penilaian secara

lisan, berupa:

Presentasi: Siswa diminta untuk mempresentasikan sebuah tugas yang telah

diberikan oleh guru di depan kelas. Siswa lain berhak untuk memberikan

pertanyaan kepada presenter.

Direct test: Siswa satu persatu menghadap guru dan menjawab pertanyaan yang

guru siapkan untuk menguji siswa.

4.2.4 Skill Point

Skill point adalah nilai tambahan bagi seorang siswa yang ditujukan untuk

siswa tidak hanya terpakau pada pelajaran didalam kelas saja, namun juga aktif

Page 53: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 44

dalam berbagai lomba dan kegiatan ekstrakurikuler. Poin ini akan di diakumulasi

berdasarkan standart yang akan diatur oleh peraturan lebih lanjut, agar nilai dapat

terstandarisasi dan dapat digunakan sebagai penambahan nilai untuk

melanjutkanke jenjang yang lebih tinggi.

Gambar 7. Kerangka kerja skill point

Pembelajaran Softskill merupakan pendekatan pembelajaran yang

diarahkan pada pengembangan atau penguasaan keterampilan. Softskill

merupakan keterampila yang berkenaan dengan aspek mental atau rohaniah.

Aspek ini meliputi ranah kognitif, sosial komunikatif, konatif dan afektif

(Nana dan Erliana: 2012).

4.2.5 Ideal Class

Kelas ideal adalah bentuk kelas yang dianjurkan dalam kurikulum ini.

Kelas ideal ini memiliki syarat: Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 20

siswa

Kegiatan

ekstrakuli

kuler

Page 54: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 45

Bangku didalamruang kelas dibentuk U

Terdapat pergantian bangku tempat duduk (moving)

Gambar 7. Ilustrasi layout dalam ruang kelas (Penulis, 2016).

Page 55: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 46

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Negara Indonesia sebagai negara berkembang, masih terus melakukan

perbaikan dalam bidang pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia

yang unggul dan mampu bersaing di era global. Agar menciptakan SDM yang

berkualitas, maka SDM yang berada pada golongan fatalisme tersebut harus

mampu diperbaiki. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memperbaiki sistem

kurikulum dengan menyesuaikan dengan kebutuhan di pasar global dan era saat

ini. Pendidikan merupakan langkah awal dalam penanaman nilai yang sangat

efektif untuk mengurangi bahkan menghilangkah paham fatalisme.. Oleh karena

itu konsep Kurikulum Neo-Kompetensi yang telah mempertimbangkan

perbandingan atas kelebihan dan kekurangan ketiga kurikulum terakhir,

diharapkan mampu mengurangi golongan fatalisme. Konsep Kurikulum Berbasis

Kompetensi. berfokus pada kompetensi, aktif, dan partisipatif dan lebih

menekankan pada motivasi siswa melalui pendekatan Talent Education sehingga

peserta didik memiliki kualitas kompetensi sesuai dengan tujuan kurikulum

tersebut dan mengurangi paham fatalism dari masing-masing individu. Selain itu,

para peserta didik nantinya akan lebih memahami tujuan dari pendidikan wajib

yang dilaksanakan selama 12 tahun dan menggunakan kompetensinya untuk

diterapkan dalam dunia kerja.

5.2 Saran

1. Dilakukan kembali observasi dan penelitian tentang dimana dan bagaimana

menyebarnya paham fatalisme di Indonesia.

2. Dilakukan pengkajian ulang dengan para ahli bidang pendidikan mengenai

Kurikulum berbasis Neo-Kompetensi.

3. Sebelum penerapan kurikulum ini, pemerintah harus memastikan bahwa

seluruh guru memahami dengan benar kurikulum yang akan diterapkan.

Pemerintah juga harus memperbaiki fasilitas terhadap sekolah-sekolah di

Indonesia, agar penerapan kurikulum ini tidak terhambat.

Page 56: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 47

DAFTAR PUSTAKA

D’Orlando, F., Ferrante, F., & Ruiu, G. (2010). Culturally-based beliefs and

labour market institutions. Working Paper Dipartimento di Scienze

Economiche, 10/2016.

Whelan, C. T. (1996). Marginalization, Deprivation, and Fatalism in the Republic

of Ireland: Class and Underclass Perspectives. European Sociological

Review 12 (1): 33–51.

Acevedo,Gabriel Alonson. (2005). The Structure and Function of Fatalism as a

Social Belief System: A Cross-National Study of Collective Consciousnes.

Faculty of the Graduate School. Yale University

Republik Indonesia, (2003) Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta:Sekretariatan Negara

Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang

Depdiknas.

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Republik Indonesia, Kepmendiknas, (2002) Tentang Kurikulum Inti Pendidikan

Tinggi

Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan

Tinggi Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Republik Indonesia, (2005) Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional

Pendidikan

Ali Mudlofir, (2012). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada

Hidayat Rakhmat. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers

Syaodih Nana, Erliana S. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.

Jakarta:Kencana Prenada Media.

Page 57: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 48

PERI KIT, PENDETEKSI PEMUTIH DALAM BERAS

MENUJU INDONESIA SEHAT 2045

Anisa Maharani1)

, Bangun Mustiko Arum1)

dan Yanuardi Raharjo2)

1Mahasiswa Kimia, Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

2Dosen Pembimbing, Kimia Analitik, Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Email: [email protected]

Abstrak

Beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan

disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat penyosoh

(Astawan, 2004). Pada umumnya, penduduk Indonesia memiliki kebiasaan

mengkonsumsi beras yang diolah menjadi nasi. Angka konsumsi beras di

Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Seiring dengan meningkatnya angka

konsumsi beras, angka permintaan akan ketersedian beras juga meningkat. Hal ini

yang menyebabkan para produsen beras berloma-lomba meningkatkan produksi

beras. Peningkatan produksi beras ini sering kali diiringi dengan kecurangan yang

dilakukan oleh beberapa oknum produsen beras. Ada yang dengan sengaja

menambahkan zat pemutih agar beras yang dihasilkan terlihat bersih. Konsumen

cenderung memilih beras dengan warna yang lebih putih, tanpa menyadari adanya

zat berbahaya yang ditambahkan dalam beras putih ini. Produsen menggunakan

senyawa kimia berupa klorin untuk memutihkan beras. Menurut Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.72/Menkes/Per/IX/1988 Tentang bahan tambahan

pangan, bahwa klorin tidak tercatat dalam kelompok pemutih dan pematang

tepung dan Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.32/Permentan/

OT.011/3/72007 Klorin tercatat sebagai bahan kimia berbahaya pada proses

penggilingan padi, huller, dan penyosoh beras. Klorin yang terakumulasi dalam

tubuh manusia dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya

adalah kanker. Oleh karena itu, penggunanan klorin sebagai bahan tambahan

makanan dilarang. Untuk itu, kami ingin membuat sebuah tes kit sederhana untuk

menguji kandungan klorin dalam beras yang kita konsumsi setiap hari. Dengan

adanya tes kit ini, konsumen terutama para ibu rumah tangga dapat mengetahui

apakah beras yang akan dikonsumsi berbahaya atau tidak. Tes kit ini menerapkan

metode analisis kimia analitik kualitatif menggunakan reagen AgNO3, caranya

dengan menambahkan AgNO3 pada filtrat sampel beras yang akan diuji

kandungan klorinnya. Filtrat beras yang mengandung klorin akan menghasilkan

endapan putih ketika diuji dengan AgNO3. Kami ingin membuat tes kit ini dalam

kemasan ekonomis agar semua kalangan dapat menggunakannya. Tes kit ini

bertujuan untuk mengurangi resiko terakumulasi klorin dalam tubuh manusia,

yang dapat menyebabkan kanker.

Kata Kunci: Klorin, Kanker, Ekonomis

ii

Page 58: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia.

Ada istilah “Belum dikatakan makan, jika belum makan nasi”. Hal ini

menyebabkan angka konsumsi beras semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Meningkatnya angka konsumsi beras

ini sebanding dengan meningkatnya permintaan ketersediaan beras. Produsen

diharapkan dapat memenuhi permintaan beras masyarakat Indoneisa. Hal ini

menimbulkan persaingan antar produsen dalam meningkatkan kuantitas maupun

kualitas beras. Sebagian besar masyarakat cenderung memilih beras dengan warna

putih bersih. Mereka beranggapan bahwa beras putih itu kualitasnya lebih baik.

Padahal dalam kenyataannya beras yang berwarna putih belum menjamin kualitas

beras itu baik. Ada oknum produsen beras yang sengaja menambahkan zat

pemutih saat padi digiling. Hal ini bertujuan agar beras yang berkualitas kurang

baik dapat terlihat lebih bersih dan lebih diminati oleh pembeli. Zat pemutih yang

biasanya ditambahkan mengandung zat kimia berbahaya yaitu klorin.

Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh

kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang

diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna

kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat klorin yang ada dalam beras

akan menggerus usus pada lambung (korosif) sehingga rentan terhadap penyakit

maag. Dalam jangka panjang mengkonsumsi beras yang mengandung klorin akan

mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal (Adiwisastra, 1989). Pangan yang

menyehatkan tidak boleh mengandung bahan-bahan atau cemaran yang dapat

membahayakan kesehatan termasuk Bahan Tambahan Makanan (BTP) yang

terlarang dan mikroba penyebab penyakit atau toksiknya, tetapi sebaliknya

mengandung senyawa-senyawa yang mendukung kesehatan (Laksmi, 2001).

Hal ini menjadikan suatu ancaman bagi Indonesia, apabila makanan pokok

yang dikonsumsi penduduk Indonesia mengandung bahan tambahan makanan

yang berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit serius, seperti kanker.

Page 59: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 50

Sedangkan, pada tahun 2030-2045 Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus

demografi, dimana jumlah penduduk pada usia produktf lebih banyak daripada

usia yang tidak produktif. Apabila bonus demografi ini dimanfaatkan dengan baik,

maka Indonesia akan menjadi negara yang hebat dan mandiri. Untuk

mewujudkannya, ada satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu kesehtan. Melalui

test kit ini, kita dapat mengetahui apakah beras yang akan dikonsumsi

mengandung zat pemutih atau tidak.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dikemukakan rumusan

permasalahn sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak terakumulasinya klorin di dalam tubuh manusia?

2. Bagaimana cara mendeteksi kandungan klorin dalam beras dengan

menggunakan test kit alternatif (Peri Kit) yang lebih ekonomis?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dampak terakumulasinya klorin di dalam tubuh

manusia

2. Untuk menganalisis kandungan klorin dalam beras dengan cara yang lebih

mudah dan ekonomis

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat dampak negatif beras yang

mengandung klorin

2. Memberikan alternatif baru cara mendeteksi kandungan klorin dalam beras

dengan sebuah test kit sederhana yang lebih ekonomis.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis

Page 60: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 51

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Makanan

2.1.1.1 Definisi Makanan

Makanan berasal dari kata dasar “makan”. Tetapi, kata makan sebagai kata

kerja tanpa diikuti oleh obyek kata benda, bagi sebagian besar masyarakat

Indonesia diartikan sebagai makan nasi. Hal ini berkaitan dengan makanan pokok,

yaitu makanan yang paling sering dikonsumsi. Pengertian kata makan ini

menunjukkan keterikatan dan keterkaitan yang kuat yang menjadikan perasaan

belum makan kalau belum makan nasi, meskipun sudah makan makanan yang

lainnya (Haryadi, 2006).

Berdasarkan definisi dari World Health Organization (WHO), makanan

adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-

obatan dan substansi yang digunakan untuk pengobatan. Makanan merupakan

sumber energi utama bagi manusia. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia,

hal ini menyebabkan kebutuhan akan makanan juga meningkat. Ketersediaan

bahan makanan harus melebihi jumlah penduduk. Hal ini berkaitan dengan

keberlangsungan hidup penduduk Indonesia. Dalam memenuhi ketersediaan

bahan makanan, kualitas makanan juga harus diperhatikan. Terkadang pemerintah

hanya fokus pada pemenuhan kuantitas bahan pangan, namun kualitasnya kurang

diperhatikan. Seharusnya ini tidak terjadi, karena orang makan untuk bertahan

hidup dan agar terhindar dari penyakit. Dengan demikian, sanitasi makan menjadi

sangat penting (Soemirat, 2007).

Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena di

dalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di

dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk kepentingan

berbagai kegiatan dalam kehidupannya (Supardi,1999). Masyarakat sebagai

konsumen diharapkan dapat memilih makanan yang sehat untuk dirinya dan

Page 61: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 52

keluarganya. Masyarakat sebaiknya memperhatikan kualitas makanan sebelum

membelinya, seperti warna, bau, maupun bentuknya.

2.1.1.2 Sanitasi dan Keamanan Makanan

Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan

dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracuanan dan penyakit

pada manusia. Dengan demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan,

antara lain (Chandra, 2006) :

1. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan.

2. Mencegah penularan wabah penyakit.

3. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat.

4. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.

Dalam upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus

diperhatikan, sebagai berikut :

1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang diproduksi.

2. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan.

3. Keamanan dalam penyediaan air.

4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.

5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,

penyajian dan penyimpanan.

Keamanan makanan dapat diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-

zat atau bahan yang dapat menyebabkan kesehatan tubuh tanpa membedakan

apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau

tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau

makanan jadi (Moehyi, 1992).

2.1.2 Beras

2.1.2.1 Definisi Beras

Beras adalah suatu bahan makanan yang merupakan sumber pemberi

energi untuk umat manusia (Hadrian, 1981). Zat-zat gizi yang dikandung oleh

beras adalah sangat mudah untuk dicernakan dan oleh karenanya beras

mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi.

Page 62: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 53

Beras merupakan bahan pokok dalam menu makanan masyarakat

Indonesia. Sebagai makanan pokok, beras memberikan beberapa manfaat. Selain

rasanya netral, setelah dimasak beras memberikan volume yang cukup besar

dengan kandungan kalori cukup tinggi, serta dapat memberikan berbagai zat gizi

lain yang penting bagi tubuh, seperti potein dan berbagai jenis mineral

(Moehyi, 1992).

Beras dipilih menjadi makanan pokok karena sumber daya alam

lingkungan mendukung penyediaannya dalam jumlah yang cukup, mudah dan

cepat pengolahannya, memberi kenikmatan pada saat menyantap dan aman dari

segi kesehatan (Haryadi, 2006).

Beras yang baik adalah beras yang jika menghasilkan nasi yang pulen dan

memberikan aroma yang harum. Lekat atau tidaknya butiran-butiran beras setelah

dimasak ditentukan oleh perbandingan kandungan dua zat penting di dalamnya,

yaitu amilum dan amilopektin. Beras yang kandungan amilopektinnya tinggi akan

lebih lekat jika dimasak (Moehyi, 1992).

2.1.2.2 Mutu Beras

Menurut Haryadi (2006), secara umum mutu beras dapat dikelompokkan

menjadi empat, yaitu :

a. Mutu giling

Mutu giling merupakan salah satu faktor penting yang menentukan mutu beras.

Mutu giling mencakup berbagai ciri, yaitu endemen beras giling,

rendemen beras kepala, persentase beras pecah dan derajat sosoh beras (Balittan

Sukamandi,1987 dalam Damardjati dan Endang Y. Purwani, 1991).

b. Mutu rasa dan mutu tanak

Di Indonesia, mutu tanak belum dijadikan syarat dalam menetapkan mutu

beras. Lain halnya di dunia internasional, khususnya di Amerika Serikat, mutu

tanak merupakn salah satu persyaratan utama dalam pengolahan beras. Ciri-ciri

umum yang mempengaruhi mutu tanak adalah perkembangan volume,

kemampuan mengikat air, stabilitas pengalengan nasi paboiling, lama waktu

penanakan dan sifat viskositas pati.

Page 63: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 54

c. Mutu Gizi

Beras pecah kulit hanya disenangi oleh sejumah persentase kecil

konsumen meskipun beras pecah kulit mengandung protein, vitamin, mineral

dan lemak lebih banyak daripada bera sosoh.

d. Mutu berdasarkan ketampakan dan kemurnian biji

Ketampakan biji pada umumnya ditentukan berdasakan keburaman

endosperm, yaitu agian biji yang tampak putih buram, baik pada sisi dorsal iji,

sisi ventral, maupun tengah iji. Keburaman biji menentukan mutu beras yang

dalam persyaratan mutu dikenal sebagai butir mengapur.

2.1.2.3 Ciri-ciri Beras Berklorin

Di Indonesia beras yang dimasak menjadi nasi merupakan makanan

pokok. Dalam memilih beras, konsumen cenderung menginginkan beras yang

putih, mengkilap, dan bersih. Saat ini banyak beredar beras putih yang diduga

mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Adapun ciri-ciri

beras yang mengandung klorin adalah warnanya putih sekali, lebih mengkilap,

licin, dan tercium bau zat kimia. Sedangkan beras alami yang tidak mengandung

klorin, warnanya putih kelabu, tidak mengkilap, kesat dan tidak berbau. Bahaya

klorin untuk kesehatan baru akan muncul 15 hingga 20 tahun mendatang,

khususnya bila kita mengkonsumsi beras itu terus menerus (Stefi, 2007). Pada

dasarnya zat klor dibutuhkan oleh tubuh sebagi zat penguat, namun jika kadarnya

melebihi ambang batas, maka dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan.

Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengkonsumsi beras yang

mengandung klorin dalam jangka panjang adalah seperti gangguan pada ginjal

dan hati (Irma, 2007).

2.1.3 Klorin

2.1.3.1 Definisi Klor dan Klorin

Klor (berasal dari bahasa Yunani Chloros, yang berarti “hijau pucat”)

adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl. Termasuk dalam

golongan halogen (VII A). Dalam wujud gas, klor berwarna kuning kehijauan,

Page 64: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 55

baunya sangat menyengat dan beracun. Klor adalah gas kuning kehijauan yang

dapat bergabung dengan hampir seluruh unsur lain karena merupakan unsur bukan

logam yang sangat elektronegatif (Annurunnisa, 2002).

Menurut Adiwisastra (1989) klorin, klor (Cl) adalah unsur halogen dengan

berat atom 35,46. Warnanya hijau kekuning-kuningan, titik didihnya -34,7ºC, titik

bekunya 0,102 ºC, kepadatan 2,488 atau 2,5 kali berat udara. Klor pada tekanan

dan suhu biasa bersifat gas dan dalam tekanan rendah berbentuk cairan. Klor tidak

terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam

bentuk senyawaannya. Seperti Natrium Klorida (NaCl). Sedangkan, klorin

merupakan hasil tambahan yang dibuat dari Sodium Hidroksida dengan cara

mengelektrolisiskan Sodium Hidroksida.

Sama seperti pemuth H2O2 (Hidrogen Peroksida), pemutih dengan bahan

dasar klorin (Sodium Hipoklorit dan Kalsium Hipoklorit) juga mempunyai banyak

kegunaan. Selain sebagai pemutih, kedua senyawa ini dapat digunakan sebagai

penghilang noda maupun desinfektan. Pemutih dengan bahan dasar klorin ada dua

macam, yaitu padat dan cair. Pemutih padat adalah Kalsium Hipoklorit (CaOCl2)

atau yang sering disebut kaporit. Kaporit sering digunakan untuk menjernihkan air

ledeng dan kolam renang. Sedangkan pemutih cair adalah Sodium Hipoklorit

(NaOCl). Bahan NaOCl mudah larut dalam air dengan derajat kelarutan mencapai

100%.

Menurut Fitrah (2008), klorin memiliki titik didih dan titik beku yang

lebih rendah dari suhu kamar (25⁰C), Sehingga ketika berada dalam suhu kamar,

maka klorin tersebut akan berwujud gas.

2.1.3.2 Toksikologi Klor

Klor adalah bahan yang sering dipakai dalam industri, tetapi harus

diperhatikan batas ambangnya, karena klor bersifat toksik/ racun terutama apabila

terhisap oleh pernapasan. Gas klor mudah dikenali, karena memiliki bau yang

menyengat. Menghisap gas klor dengan konsentrasi 1000 ppm dapat

mengakibatkan kematian mendadak di tempat. Orang yang menghirup gas klor

akan merasakan sakit dan rasa panas pada tenggorokan, hal ini disebabkan

pengaruh rangsangan terhadap selaput lendir yang menimbulkan batuk-batuk

Page 65: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 56

kering yang terasa panas, waktu menarik napas terasa sakit dan sulit bernapa,

waktu bernapas terdengar suara desing, seperti penderita asma/bronkitis

(Adiwisastra, 1989). Tidak hanya pada pernapasan, klor juga toksik pada

pencernaan, apabila terakumulasi dalam tubuh bisa menyebabkan kanker hati dan

ginjal.

2.1.3.3 Bahaya Klorin bagi Kesehatan

Dampak negatif penambahan klorin sebagai pemutih bers bagi kesehatan

tubuh manusia sebagai berikut (Dinas Kesehatan Kabbupaten Sragen, 2008) :

1. Menimbulkan kanker darah.

2. Merusak sel-sel darah.

3. Mengganggu fungsi hati

4. Dapat merusak sistem pernafasan dan selaput lendir dalam tubuh apabila

penggunaan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras.

5. Dapat mengganggu kesehatan mata, kulit, dan batuk-batuk apabila

penggunaan klorin mencapai 15-30 ppm dalam beras.

6. Serta dapat menyebabkan kematian apabila penggunaan klorn lebih dari 30

ppm dalam beras.

Adapun bentuk aktivitas klorin dalam tubuh manusia sebagai berikut

(Luthana, 2008) :

1. Mengganggu sintesis protein.

2. Oksidasi dekarboksilasi dari asam amino menjadi nitrit dan aldehid.

3. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan pirimidin.

4. Induksi asam deoksiribonukleat (DNA) dengan diiringi kehilangan DNA-

transforming.

5. Timbulnya penyimpangan kromosom.

2.2 Ulasan Penelitian terkait

Pada jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik pada karya tulis ini,

diuraikan cara mendeteksi kandungan klorin dengan cara analisis kimia kuantitatif

yang menerapkan cara titrasi iodometri. Hal ini dirasa kurang efisien jika

diterapkan pada kalangan masyarakat, karena alat-alat yang digunakan untuk

Page 66: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 57

titrasi harganya cukup mahal. Untuk itu, kami mencoba menggunakan test kit

alternatif untuk mendeteksi kandungan klorin dalam beras dengan menerapkan

analisis kimia kualitatif yang tidak banyak menggunakan alat-alat labolatorium,

sehingga lebih ekonomis.

Page 67: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 58

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan karya

tulis ilmiah dalam data penulisan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan

internet atau media lai yang berhubungan dengan karya tulis ini.

2. Studi Literatur

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku-

buku referensi sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar.

3. Penelitian

Dalam pengumpulan data, selain studi kepustakaan dan literatur kami

menggunakan metode penelitian. Penelitian ini menerapkan analisis kimia

kualitatif menggunakan larutan AgNO3 sebagai test kit dengan hasil berupa

endapan putih apabila sampel positif mrengandung klorin.

Cara kerja analisis kandungan klorin dalam beras sebagai berikut:

1. Menyiapkan sampel beras sebanyak 3 macam dari pedagang yang berbeda

2. Mencuci beras sebanyak 3 kali dengan akuades

3. Air cucian terakhir ini yang kemudian akan dianalisis dengan cara ditambah

larutan AgNO3 beberapa tetes.

4. Ditunggu selama beberapa menit, dan dianalisis terbentuk endapan atau tidak.

3.2 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Pada tahap ini dilakukan pemilihan data yang relevan dengan

permasalahan yang diangkat. Selanjutnya dilakukan pemusatan perhatian untuk

menyederhanakan data-data tersebut.

Page 68: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 59

2. Penyajian data

Mendeskripsikan informasi dari data-data yang telah dipilih, lalu

dikembangkan dan disajikan dalam bentuk teks naratif untuk penarikan

kesimpulan.

3.3 Metode Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mencari makna dari setiap

informasi yang diperoleh dari studi kepustakaan, literatur dan penelitian yang

relevan dengan topik pada karya tulis ini.

3.4 Metode Merumuskan Saran dan Rekomendasi

Saran dirumuskan berdasarkan hasil kesimpulan yang dibandingkan

dengan kondisi nyata yang terjadi. Solusi dari masalah yang diangkat

ditransformasikan menjadi saran yang aplikatif dalam kehidupan masyarakat.

Page 69: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 60

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Dampak Penambahan Klorin dalam Beras

Penambahan zat klorin dalam beras bertujuan untuk membuat beras

menjadi lebih putih dan mengkilap agar beras yang berkualitas kurang baik

terlihat seperti beras yang berkualitas super.

Penelitian kandungan klorin dalam beras dilakukan, karena mengingat

bahaya klorin terhadap kesehatan dan berdasarkan Permenkes

No.72/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, disebutkan bahwa

klorin tidak tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok

pemutih dan pematang tepung. Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan, dari

ketiga sampel beras yang positif mengandung klorin sebanyak dua sampel.

Klorin merupakan hasil tambahan yang dibuat dari Sodium Hidroksida

dengan jalan mengelektrolisis Sodium Hidroksida (Adiwisastra,1989). Reaksi gas

klor dengan Natrium Hidroksida akan menghasilkan Natrium Hipoklorit.

Senyawa ini lebih mudah mengalami dekomposisi (Penguraian), NaOCl dibuat

dengan jalan mereaksikan NaOH (Sodium Hidroksida) dengan gas klor (Cl2),

yaitu dengan reaksi sebagai berikut : Cl2 + 2NaOH NaCl + H2O + NaOCl

(Parnomo, 2003).

Dampak dari beras yang mengandung klorin tidak bisa terlihat dalam

jangka pendek. Bahaya klorin terhadap kesehatan akan terlihat 15 hingga 20 tahun

mendatang, khususnya bila kita mengkonsumsi beras itu secara terus menerus

(Stefi, 2007). Zat klor sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh sebagai salah satu zat

penguat, namun jika kadarnya tidak terawasi atau melebihi ambang batas dalam

tubuh, maka dapat mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan. Gangguan

kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat mengkonsumsi beras yang mengandung

klorin dalam jangka panjang adalah seperti gangguan pada ginjal dan hati

(Irma, 2007).

Page 70: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 61

4.2 Analisis Kandungan Klorin dalam Beras menggunakan Test Kit

Sederhana (Peri Kit)

Analisis Kandungan klorin dalam beras menggunakan test kit sederhana

(Peri Kit) menerapkan prinsip analisis kimia kualitatif. Dengan menggunakan

pereaksi berupa larutan AgNO3. Mula-mula ketiga sampel beras yang dibeli dari

tiga pedagang yang berbeda dicuci hingga tiga kali. Hal ini dikarenakan

kandungan klorin dalam beras akan berkurang ketika dicuci. Ini sesuai dengan

sifat klorin yang dapat larut dengan mudah di dalam air (U.S Department Of

Health And Human Services, 2007). Beras dicuci dengan akuades, tujuannya

untuk mengurangi tercemar klor yang ada pada air ledeng. Setelah dicuci, air

cucian beras tersebut ditambahkan larutan AgNO3 sebagai larutan uji. Ketika

ditambah AgNO3 sampel beras A dan C terbentuk endapan putih. Endapan putih

pada sampel air cucian beras A lebih banyak dan air nya lebih keruh. Sedangkan

sampel air cucian beras C juga terdapat endapan putih, tapi lebih sedikit daripada

sampel A dan tidak terlalu keruh airnya.

Hal ini sesuai dengan prinsip analisis kimia kualitatif adanya anion Cl-.

Ketika suatu sampel yang mengandung ion Cl- ditambahkan AgNO3, maka akan

terbentuk endapan perak klorida (AgCl) yang seperti dadih dan putih (Day dan

Underwood, 1999). Reaksinya sebagai berikut:

Cl- + Ag

+ AgCl (endapan putih)

Page 71: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 62

Ini membuktikan bahwa sampel A dan C positif mengandung klorin dan

untuk sampel B bebas dari kandungan klorin. Test Kit ini bisa diterapkan di

rumah, karena tidak membutuhkan alat-alat labolatorium. Sehingga lebih mudah

dan ekonomis. Dengan Test Kit ini, masyarakat Indonesia dapat mengetahui

kualitas dari makanan yang akan dikonsumsi. Masyarakat bisa menentukan layak

atau tidaknya beras tersebut untuk dikonsumsi. Hal ini juga merupakan suatu

upaya untuk melindung generasi muda bangsa Indonesia, karena generasi muda

adalah generasi penerus bangsa. Kehebatan dan kemandirian suatu negara

bergantung pada kualitas penduduknya terutama generasi muda.

Page 72: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 63

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan studi kepustakaan dari kandungan klorin dalam

beras, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Klorin yang terakumulasi dalam tubuh manusia akan menimbulkan berbagai

macam penyakit yang serius, seperti gangguan hati, ginjal dan kanker.

2. Kandungan klorin dalam beras dapat di analisis menggunakan test kit

sederhana (Peri Kit) dengan menerapkan prinsip analisis kimia kualitatif

menggunakan pereaksi berupa larutan perak nitrat (AgNO3), uji positif

ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih (AgCl). Dari ketiga sampel

yang dianalisis, sampel A dan C positif mengandung klorin. Sampel A

mengandung klorin yang lebih banyak dari sampel C, karena endapan putih

yang terbentuk lebih banyak dan airnya lebih keruh.

5.2 Saran

1. Bagi Masyarakat, khususnya ibu-ibu sebaiknya tidak memilih beras yang

cenderung berwarna putih mengkilap dan lebih cermat dalam memilih bahan

makanan yang akan dikonsumsi.

2. Bagi masyarakat sebaiknya mengetahui ciri-ciri fisik beras yang tidak

mengandung klorin.

Page 73: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 64

DAFTAR PUSTKA

Adiwisastra, A. 1989. Sumber, Bahaya serta Penanggulangan Keracuanan.

Bandung : Penerbit Angkasa.

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Day, R.A dan A.C Underwood. 1983. Analisis Kimia Kualitatif Edisi keenam.

Jakarta : Erlangga.

Hadrian, 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Sastra

Hudaya.

Haryadi, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada

University Press

Laksmi, S.B. 2001. Potensi dan Prospek Bioteknologi dalam Rangka Penyediaan

Pangan Menyehatkan. IPB Press: Bogor.

Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta:

Penerbit Bharatara.

Parnomo, A. 2003. Pembuatan Cairan Pemutih. Jakarta: Penerbit Puspa Swara

Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/XI/1988. Tentang Bahan Tambahan Makanan.

Jakarta.

Soemirat, J. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada

University Press.

Supardi, I. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.

Bandung: Penerbit Alumni.

Page 74: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 65

ANALISIS KEBUTUHAN WATER BAY GUNA MEMINIMALISIR

KECELAKAAN LALU LINTAS

(STUDI KASUS: RUAS JALAN TOL TANGERANG – MERAK)

Anugerah Fasikhullisan1)

, Wahyu Dwi Prasetiyo1)

dan Ahmad Basuki2)

1Mahasiswa Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan, Politeknik Keselamatan Transpostasi Jalan

2Dosen Pembimbing, Politeknik Keselamatan Transpostasi Jalan

Email: [email protected]

Abstrak

Transportasi menjadi faktor penting sebagai penggerak roda ekonomi di

Indonesia, terlebih visi yang diusung pemerintahan Indonesia yaitu program Nawa

Cita mengandung poin kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor

strategis secara tidak langsung melibatkan peran serta sektor transportasi yang

berperan dalam pendistribusian logistik. Cita – cita transportasi tersebut belum

dapat terwujud dengan maksimal dikarenakan masih banyak terjadi kecelakaan

lalu lintas. Penulis mengambil studi kasus di ruas jalan tol Tangerang – Merak

yang menghubungkan jalur logistik dari Pelabuhan Merak sebagai pintu masuk

logistik Sumatera - Jawa, sampai ke Tangerang Barat yang berhubungan langsung

dengan jalan tol dalam kota Provinsi DKI Jakarta. Di ruas jalan tol ini, dalam 3

tahun terakhir terjadi lebih 2000 kecelakaan dan 64 % diantaranya melibatkan

angkutan barang. Data tersebut menunjukan bahwa angkutan barang masih

memiliki tingkat keselamatan yang rendah. Rendahnya tingkat keselamatan

disebabkan para operator kendaraan tidak memperhatikan kondisi kendaraan

termasuk kondisi ban yang berhubungan langsung dengan permukaan jalan.

Akibatnya ban yang tidak diperhatikan sering kali mengakibatkan ban pecah yang

berujung pada kecelakaan lalu lintas. Water bay adalah sebuah kontruksi

tambahan pada sisi badan jalan berupa cekungan yang berisi cairan pendingin.

Water bay mereduksi panas pada ban sehingga dapat digunakan untuk

melanjutkan perjalanan dan terhindar dari kecelakaan. Dari segi ekonomi, water

bay lebih ekonomis dibandingkan dengan pengisian hidrogen. Dengan

diterapkannya water bay pada standar pelayanan minimal jalan tol diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang positif untuk meminimalisir kecelakaan lalu

lintas di Indonesia khususnya yang disebabkan oleh faktor kendaraan serta

mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi utuk menuju Indonesia Emas dan

Mandiri 2045.

Kata Kunci: Kecelakaan lalu lintas, Angkutan barang, Ban, Water bay

Page 75: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi di Indonesia yang semakin berkembang turut mempengaruhi

pertumbuhan pembangunan infrastruktur trasnsportasi seperti jalan. Untuk

menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, jalan dibutuhkan sebagai penghubung

setiap tempat guna melancarkan distribusi barang dan jasa. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 2004, jalan merupakan prasarana transportasi darat

yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada

permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau

air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Dalam penyelenggaraan lalu lintas angkutan jalan, sering dijumpai

permasalahan yang mengganggu kelancaraan, keselamatan, keamanan dan

kenyamanan yang melibatkan pelaku transportasi, sarana maupun prasarana

transportasi. Permasalahan transportasi jalan yang sering terjadi adalah aktifitas

lalu lintas yang tidak sesuai dengan fungsi jalan, kelas jalan maupun status jalan

itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan perlakuan mobilitas dan aksesibilitas pada

suatu jalan yang tidak sesuai sehingga berdampak pada kondisi lalu lintas seperti

kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang

tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa

pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta

benda. Penyebab kecelakaan meliputi beberapa faktor diantaranya manusia,

kendaraan dan lingkungan (cuaca, kondisi jalan, kondisi lalu lintas).

Pada ruas jalan tol sendiri masih sering ditemukannya kasus kecelakaan

lalu lintas. Tingkat pelayanan jalan tol yang saat ini tergolong baik, mobilitas

tinggi serta aksesibilitas yang terbatas sepenuhnya belum menjamin jalan tol

bebas dari kasus kecelakaan maupun resiko kecelakaan. Sebagai contoh pada ruas

jalan tol Tangerang - Merak.

Page 76: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 67

Gambar 1.1 lokasi jalan tol tangerang-merak

Jalan tol Tangerang - Merak merupakan salah satu jalan tol yang ada di

Indonesia yang dikelola oleh PT. Marga Mandalasakti sepanjang 72,45 km. Jalan

yang berfungsi sebagai jalur pribadi dan jalur logistik ini merupakan lanjutan dari

jalan tol Jakarta - Tangerang yang berfungsi sebagai akses untuk menuju

Pelabuhan Merak yang lebih mudah dan cepat. Pelabuhan Merak adalah sebuah

pelabuhan penyeberangan di Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten yang

menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera yang dipisahkan oleh (Selat

Sunda).

Setiap harinya ratusan perjalanan feri melayani arus penumpang dan

kendaraan dari dan ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Bakauheni di Lampung.

Sebagai pendukung kegiatan lalu lintas jalan menuju penyeberangan Merak, jalan

tol Tangerang - Merak sering dilewati oleh berbagai jenis kendaraan. Banyaknya

mobilitas kendaraan yang melewati ruas jalan tol tersebut akan berpengaruh

tehadap kecelakaan lalu lintas.

Page 77: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 68

Saat ini kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan tol Tangerang - Merak

bukan menjadi masalah yang kecil. Dampak yang dihasilkan dari kecelakaan yang

terjadi di jalan tol Tangerang - Merak berupa kerusakan kendaraan, luka ringan,

luka berat, bahkan meninggal dunia. Berdasarkan data kecelakaan yang diperoleh

dari PT. Marga Mandalasakti, jumlah kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan tol

Tangerang-Merak pada tahun 2015 sebanyak 599 kasus. Diantaranya adalah dari

faktor kendaraan yang disebabkan karena ban yang pecah di tengah perjalanan.

Untuk itu, perlu adanya penanganan secara teknis untuk dapat meningkatkan

keselamatan dan mengurangi jumlah kecelakaan khususnya dari kasus ban pecah.

Salah satu saran yang diharapkan mampu menguramgi kasus ban pecah yaitu,

dengan menyediakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola Tol yaitu

pemasangan water bay.

Dari pembahasan tersebut para peniliti mengambil tema penelitian tentang

teknologi kontrusi jalan khususnya di jalan tol. Sehingga para peneliti tertarik

untuk mengambil judul penelitian “Analisis Kebutuhan Water bay Guna

Meminimalisir Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Tangerang–

Merak)”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapa jumlah kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor kendaraan

khususnya pecah ban?

2. Apa peyebab terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor

kendaraan khususnya pecah ban?

3. Bagaimana peran water bay dalam meminimalisir tingkat kecelakaan?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui jumlah kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor kendaraan

khususnya pecah ban.

2. Mengetahui peyebab terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor

kendaraan khususnya pecah ban.

3. Mengetahui peran water bay dalam meminimalisir tingkat kecelakaan.

Page 78: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 69

1.4 Manfaat

1. Teoritis

a. Bagi Taruna

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi taruna/i Politeknik

Keselamatan Transportasi Jalan tentang pentingnya keselamatan di jalan dan

juga penelitian ini bertujuan untuk mengikuti lomba Sriwijaya Paper

Competition (SPC) 2016.

2. Praktis

a. Bagi Pemerintah dan Badan Usaha Jalam Tol

Memberikan usulan atau rekomendasi untuk meminimalisir atau

mengurangi jumlah kecelakaan melalui pendekatan self-enforcement.

b. Bagi Masyarakat

Lebih aman, nyaman, selamat dan tertib dalam berlalu lintas serta

memaksa masyarakat agar sadar tentang pentingnya menjaga kondisi

kendaraan dalam rangka menghindari kecelakaan lalu lintas.

1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu adanya batasan masalah

agar permasalahan yang akan dibahas dapat mengerucut dan jelas.. Adapun

pembatasan masalah ini meliputi :

a. Lokasi penelitian adalah ruas jalan tol Tangerang - Merak.

b. Peran water bay dalam meminimalisir kecelakaan akibat ban pecah.

Page 79: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 70

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Lalu Lintas

Lalu lintas merupakan gabungan dua kata yang masing-masing dapat

diartikan tersendiri. Menurut Djajoesman (1976:50) Lalu mengemukakan bahwa

secara harfiah lalu lintas diartikan sebagai gerak (bolak balik) manusia atau

barang dari satu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan

umum.

Menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia (1993:55)

menyatakan bahwa lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal

perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat

dengan tempat lainnya.

Dengan demikian lalu lintas adalah merupakan gerak lintas manusia dan

atau barang dengan menggunakan barang atau ruang di darat, baik dengan alat

gerak ataupun kegiatan lalu lintas di jalan yang dapat menimbulkan permasalahan

seperti terjadinya kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan lalu lintas adalah

kegiatan kendaraan bermotor dengan menggunakan jalan raya sebagai jalur lintas

umum sehari-hari. Lalu lintas identik dengan jalur kendaraan bermotor yang

ramai yang menjadi jalur kebiutuhan masyarakat umum. Oleh kerena itu lalu

lintas selalu identik pula dengan penerapan tata tertib bermotor dalam

menggunakan jalan raya.

Dengan demikian maka pelanggaran lalu lintas adalah pengabaian

terhadap tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor

yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengguna jalan lainnya baik

hilangnya nyawa maupun luka-luka.

Kecelakaan lalu lintas menurut pasal 1 UU Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan adalah suatu peristiwa di Jalan yang

tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa

Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta

benda.

Page 80: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 71

Sedangkan menurut Djajoesman (1976:67) menyatakan bahwa kecelakaan

adalah kejadian yang tidak disengaja atau tidak disangka-sangka dengan akibat

kematian, luka-luka atau kerusakan benda-benda.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lain yakni :

1. Kelalaian pengguna jalan, misalnya : menggunakan handphone ketika

mengemudi, kondisi tubuh letih dan mengantuk, mengendarai kendaraan

dalam keadaan mabuk, kurangnya pemahaman terhadap rambu-rambu lalu

lintas dsb.

2. Ketidak-laikan kendaraan, misalnya : kendaraan dengan modifikasi yang tidak

standar, rem blong, kondisi ban yang sudah tidak layak pakai, batas muatan

yang melebihi batas angkut kendaraan dsb.

3. Ketidak-laikan jalan dan/atau lingkungan. : kondisi jalan yang berlubang,

kurangnya pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan dsb.

Dalam penelitian ini pada Jalan Tol Tangerang – Merak faktor yang paling

mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas pada kendaraan angkutan berat

adalah faktor kendaraan dalam hal ini ban terhadap pengaruh lingkungan yaitu

suhu udara (panas).

2.2 Angkutan dan Klasifikasi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan

Jalan, yang dimaksud dengan angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang

dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu

lintas jalan.

Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang

(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada

dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara

fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui ada dua jenis angkutan, yaitu

angkutan orang (penumpang) dan angkutan barang. Sedangkan untuk kendaraan

yang digunakan dapat menggunakan kendaraan tidak bermotor dan kendaraan

bermotor. Namun dalam pembahasan ini hanya akan dijelaskan tentang angkutan

Page 81: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 72

barang yang menggunakan kendaraan bermotor, khususnya pada bidang

pengusahaan angkutan barang.

Untuk pengangkutan barang di darat dalam UU Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 160 bahwa angkutan barang dengan

kendaraan bermotor umum terdiri atas :

1) Angkutan Barang Umum

Yang dimaksud dengan “angkutan barang umum” adalah angkutan barang

pada umumnya, yaitu barang yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan

sarana khusus.

2) Angkutan Barang Khusus

Yang dimaksud dengan “angkutan barang khusus” adalah angkutan yang

membutuhkan mobil barang yang dirancang khusus untuk mengangkut benda

yang berbentuk curah, cair, dan gas, peti kemas, tumbuhan, hewan hidup, dan

alat berat serta membawa barang berbahaya, antara lain:

a. barang yang mudah meledak;

b. gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau temperatur tertentu;

c. cairan mudah menyala;

d. padatan mudah menyala;

e. bahan penghasil oksidan;

f. racun dan bahan yang mudah menular;

g. barang yang bersifat radioaktif; dan

h. barang yang bersifat korosif.

2.3 Pengertian Ban

Ban adalah piranti yang menutupi velg (pelek) suatu roda. piranti ini

merupakan bagian penting dari kendaraan darat, karena berhubungan

(bersentuhan) langsung dengan permukaan jalan.

Dasar hukum PP No. 44 tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi, bahwa :

1. Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan harus

memiliki sistem roda yang meliputi roda-roda dan sumbu

2. Roda-roda berupa pelek-pelek dan ban-ban hidup serta sumbu atau

gabungan sumbu roda yang dapat menjamin keselamatan

Page 82: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 73

3. Ban-ban yang hidup mempunyai adhesi (gaya gesek) yang cukup baik,

baik dalam jalan kering maupun jalan basah.

Rancangan sumbu roda dan atau gabungan sumbu roda berikut roda-

rodanya harus memperhatikan kelas jalan yang dilalui.

Fungsi dari ban antara lain :

1. Menopang seluruh berat kendaraan,

2. Mengurangi getaran yang di sebabkan oleh ketidak teraturan permukaan

jalan,

3. Melindungi roda dari aus dan kerusakan,

4. Memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah agar meningkatkan

kecepatan

5. Mempermudah gerakan.

Ban yang ada sekarang kebanyakan diproduksi dari karet sintetik,

meskipun dapat pula menggunakan bahan lain seperti baja. munculnya ban

diawali dari penemuan Charles Goodyear pada tahun 1839, yaitu teknik

vulkanisasi karet atau karet tahan api. kemudian pada tahun 1845, Thomson dan

Dunlop menciptakan ban yang disebut ban berongga udara. dengan adanya

perkembangan teknologi, Charles Kington Welch pun menemukan ban dalam.

adapun ban luar ditemukan oleh William Erskine Bartlett.

Kendaraan berjalan di atas ban yang terisi udara. tekanan udara di dalam

ban dapat diukur dengan alat pengukur tekanan udara (air pressure). berdasarkan

pada tekanan udara, ban dapat digolongkan menjadi ban bertekanan tinggi (high

pressure), ban tekanan rendah (balloon tire), dan ekstra ban tekanan rendah (extra

low pressure).

Ban tekanan tinggi memiliki tekanan udara 4,22kg/cm2 sampai dengan

6,32kg/cm2 (60 -90 psi). ban tersebut dilengkapi dengan case yang tebal untuk

menahan beban berat.

Ban dengan tekanan rendah mempunyai tekanan udara 2,10 sampai

dengan 2,53kg/cm2 (30 - 36 psi), luas penampangnya kira kira dua kali lebih besar

dari ban tekanan tinggi, luas permukaan yang bersinggungan dengan jalan lebih

Page 83: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 74

besar. Karena volume udara lebih besar dan tekanannya rendah, maka efek

empuknya lebih baik. Ban tekanan ekstra rendah memiliki tekanan udara 1,00

sampai 2,10kg/cm2 (14 - 30 psi) dan digunakan terutama pada mobil penumpang.

Page 84: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 75

BAB III

METODOLOGI

1. Prosedur Penelitian

Gambar 3.1 Bagan alir

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini ada di ruas jalan tol Tangerang – Merak sepanjang

72,45 km yang menghubungkan Tangerang Barat sampai Merak, ujung barat

Pulau Jawa. Jalan tol ini melalui 3 wilayah yaitu Tangerang, Serang, dan Cilegon.

3. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan adalah pengemudi angkutan barang yang terlibat

dalam kecelakaan akibat pecah ban. Sementara itu, sampel yang digunakan adalah

sampel acak, hal ini bertujuan untuk menambah variasi data penelitian.

Page 85: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 76

4. Jenis Data yang Dikumpulkan

a. Data Primer

Data primer didapatkan dari survey langsung ke lapangan. Data primer

yang diambil antara lain penyebab utama terjadi pecah ban ynag

mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain.

Data sekunder meliputi :

1. Peta lokasi penelitian

2. Data kecelakaan pada tahun 2013 – 2015.

3. Data Kecelakaan akibat pecah ban pada tahun 2013 - 2015

4. Literatur tentang ban.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder didapatkan dari instansi-instansi terkait dan sumber-sumber

yang dapat dipercaya. Sementara data primer di dapat dari wawancara kepada

para pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas akibat pecah ban di

ruas jalan tol Tangerangn – Merak.

6. Analisis Data

Data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan

analisis. Dalam analisis data dilakukan analisis kebutuhan water bay di ruas jalan

tol Tangerang - Merak. Setelah didapatkan hasil analisis kemudian ditarik

kesimpulan dan rekomendasi yang dapat diterapkan.

Page 86: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 77

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Kecelakaan Akibat Pecah Ban

Berikut data kecelakaan di ruas jalan tol Tangerang-Merak pada 3 (tiga)

tahun terakhir :

Tabel 1. Data kecelakaan di ruas jalan tol tangerang-merak pada tahun 2013–2015

Bulan 2013 2014 2015

Pecah

Ban

Kecelakaan Pecah

Ban

Kecelakaan Pecah

Ban

Kecelakaan

Januari 14 61 6 50 14 48

Februari 14 73 9 66 7 38

Maret 11 68 5 60 13 59

April 19 81 7 43 14 58

Mei 10 53 13 69 8 46

Juni 11 68 10 61 20 59

Juli 11 73 11 61 13 47

Agustus 20 55 18 61 8 44

September 8 74 13 57 9 44

Oktober 11 64 9 63 11 49

November 11 78 13 62 10 51

Desember 11 71 7 53 10 57

Jumlah 151 819 121 706 137 600

Sumber: PT. Marga Mandalasakti

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kecelakaan di ruas jalan tol

Tangerang – Merak memiliki tren negatif yaitu menurun tiap tahunnya. Hal ini

menunjukan dampak positif terhadap penyelenggaran jalan tol yang dikelola oleh

PT. Marga Mandalasakti mendukung terwujudnya keselamatan berlalu lintas.

Namun faktor kecelakaan yang diakibatkan oleh pecah ban diketahui bersifat

fluktuatif, artinya pertumbuhannya tidak menentu tiap tahun terkadang naik dan

terkadang turun. Apabila dilihat dari data tersebut, kecelakaan yang disebabkan

oleh pecah ban paling banyak terjadi pada tahun 2013 yaitu sebanyak 151

kejadian kecelakaan.

Selain itu, pecah ban juga diketahui mengakibatkan kecelakaan kendaraan

setiap bulan pada 3 (tiga) tahun terakhir. Dari hal tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa pecah ban merupakan salah satu faktor yang memerlukan

Page 87: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 78

penanganan untuk meminimalisir kecelakaan di ruas jalan Tol Tangerang –

Merak. PT Marga Mandalasakti selaku operator jalan tol Tangerang-Merak harus

mampu mewujudkan kriteria jalan tol yang aman, nyaman, cepat dan selamat.

4.2 Peyebab Pecah Ban di Ruas Jalan Tol Tangerang – Merak

Dari sejumlah titik yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas, pada KM 52–

53 merupakan salah satu titik pada ruas jalan tol Tangerang - Merak yang menjadi

lokasi banyaknya terjadi kecelakaan karena pecah ban.

Gambar 2. Kondisi km 52 - 53

Kondisi jalan pada kilometer 52 – 53 memiliki alinyemen lurus dan datar

membuat pengemudi bosan dan kurang mengantisipasi keadaan sekitar jalan.

Selain itu kondisi kendaraan yang melakukan perjalanan panjang tanpa

beristirahat, ditambah dengan suhu rata – rata permukaan jalan yaitu antara 28o –

32o C mengakibatkan kondisi tekanan ban tinggi dan ban pun cepat panas yang

sering membuat kendaraan mengalami pecah ban dan menyebabkan kecelakaan

lalu lintas.

Dari hasil pengamatan dilapangan dan wawancara kepada pengemudi yang

terlibat dalam kecelakaan yang diakibatkan oleh pecah ban, faktor utama

penyebab terjadinya pecah ban disebabkan oleh kendaraan yang tidak berhenti

Page 88: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 79

selama melintas di jalan tol untuk mengecek kondisi ban. Hal ini diakibatkan

karena para pengemudi takut dikenai sanksi apabila berhenti pada bahu jalan

sehingga para pengemudi memaksakan kendaraannya untuk melewati ruas jalan

tol tersebut tanpa mengecek kondisi ban.

Sering dijumpai di jalan arteri maupun kolektor para pengemudi angkutan

barang memberhentikan kendaraan mereka guna mengistirahatkan mesin

kendaraan dan/ atau membasahi ban kendaraan agar menghindari pecah ban

ketika melanjutkan perjalanan. Hal inilah yang tidak dapat dilakukan pada jalan

tol selain aturan yang tidak memperbolehkan, juga dapat dikenai sanksi apabila

menggunakan bahu jalan dengan tidak semestinya. Oleh karena itu water bay

dapat menjadi jalan tengah atau solusi dari permasalahan tersebut.

4.3 Peran Water bay dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan

Water bay adalah sebuah kontruksi tambahan pada sisi badan jalan berupa

cekungan yang berisi cairan pendingin yaitu air. Air dalam water bay berfungsi

untuk mereduksi panas pada ban sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan

perjalanan dan terhindar dari kecelakaan. Water bay merupakan transformasi dari

kebiasaan atau trik para pengemudi kendaraan angkutan barang dalam

menghindari tekanan ban yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan pecah ban.

Pada umumnya hal yang dilakukan oleh para pengemudi angkutan barang

untuk menghindari tekanan ban yang terlalu tinggi ialah membasahi ban dengan

cara menyiram. Pada saat menyiram hal ynag pertama dilakukan ialah

memberhentikan kendaraan yang secara tidak langsung menambah waktu tempuh

bagi pengemudi tersebut. Dengan adanya water bay para pengemudi tidak

memerlukan waktu tambahan untuk membasahi ban karena para pengemudi

tersebut hanya perlu melintasi water bay tanpa perlu memberhentikan kendaraan.

Oleh karena waktu tempuh tidak bertambah, hal tersebut juga berdampak pada

psikis pengemudi yang menstimulasi bahwa waktu tempuh yang digunakan relatif

lebih singkat sehingga pengemudi tidak merasa dikejar waktu dalam mengemudi

yang berujung pada peningkatan keselamatan berlalu lintas.

Page 89: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 80

Gambar 3. Visualisasi water bay

Dari segi ekonomi, water bay lebih ekonomis dibandingkan dengan

pengisian hidrogen. Dalam hal ini berlaku logika sederhana. Water bay dapat

digunakan oleh massal atau orang banyak sedangkan pengisian hidrogen hanya

digunakan oleh invidu. Meskipun pembangunan water bay membutuhkan dana

yang lebih besar namun untuk jangka panjang water bay memiliki nilai ekonomis

yang lebih besar dibandingkan dengan pengisian hidrogen.

Dengan diterapkannya water bay pada standar pelayanan minimal jalan tol

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk meminimalisir

kecelakaan lalu lintas di Indonesia khususnya yang disebabkan oleh faktor

kendaraan serta mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi utuk menuju

Indonesia Emas dan Mandiri 2045.

Page 90: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 81

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pecah ban paling banyak

terjadi pada tahun 2013 yaitu sebanyak 151 kejadian kecelakaan. Selain

itu, pecah ban juga diketahui mengakibatkan kecelakaan kendaraan setiap

bulan pada 3 (tiga) tahun terakhir (2013-2015).

2. Faktor utama penyebab terjadinya pecah ban disebabkan oleh kendaraan

yang tidak berhenti selama melintas di jalan tol untuk mengecek kondisi

ban. Hal ini diakibatkan karena para pengemudi takut dikenai sanksi

apabila berhenti pada bahu jalan sehingga para pengemudi memaksakan

kendaraannya untuk melewati ruas jalan tol tersebut tanpa mengecek

kondisi ban.

3. Dengan diterapkannya water bay pada standar pelayanan minimal jalan tol

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk meminimalisir

kecelakaan lalu lintas di Indonesia khususnya yang disebabkan oleh faktor

kendaraan serta mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi utuk

menuju Indonesia Emas dan Mandiri 2045.

5.2 Saran

1. Perlu diadakan kajian tentang penempatan water bay agar strategis dan

tepat sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat

pecah ban.

2. Perlu diadakan kajian tentang standar konstruksi dan geometri water bay

yang tepat guna memperpanjang usia water bay dan meminimalisir biaya

perawatan.

3. Perlu diadakan kajian tentang cairan pengisi water bay yang tepat guna

memperbesar reduksi panas pada ban akibat melintas pada water bay

Page 91: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 82

DAFTAR PUSTAKA

Global Road Safety Partnership, 2008, Speed management: a road safety manual

for decision-makers and practitioners, Geneva.

Republik Indonesia. 2009, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta.

Republik Indonesia, 1994, Keputusan Menteri Nomor 3 Tahun 1994 tentang Alat

Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, Jakarta.

Republik Indonesia, 1995, Surat Keputusan Direktorat Jendral Bina Marga tahun

1995 tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan

Perkotaan, Jakarta.

Page 92: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 83

AGRIDUTORMA (AGRICULTURE EDUCATION TOURISM)

SISTEM PENDIDIKAN BERBASIS EKOWISATA PERTANIAN

PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK

Helnida Adriani Tahir1)

, Ashariah Hapila1)

Nikmatul Riswanda1)

dan Asmuddin Natsir2)

1Mahasiswa Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

2Dosen Pembimbing, Universitas Hasanuddin

Email: [email protected]

Abstrak

Luasnya lahan pertanian dan peternakan yang ada di Indonesia menjadikan

Indonesia kaya akan sektor pertanian dan peternakan. Namun di daerah perkotaan

sarana publik untuk pengenalan lingkungan semakin terbatas khusunya untuk

pengenalan kepada anak anak. Karena Pembelajaran yang didapatkan anak-anak

khususnya anak TK mengenai ternak dan tani hanya diperoleh dari media dan

terbatas pada proses materi tanpa praktik lapangan bahkan mungkin sebagian

besar dari mereka tidak mengetahui secara pasti mengenai sumber kekayaan alam

yang ada. Sementara sarana untuk pendidikan lingkungan, ternak, dan tanaman

sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan sebagai salah satu bagian dari edukasi

yang akan memberikan pemaham kepada anak-anak untuk tetap menjaga

lingkungan sekitarnya. Pembelajaran pada usia kanak-kanak sangat diperlukan

sebab usia ini lebih tanggap dan aktif menerima rangsangan yang diberikan. Saat

ini diusia kanak-kanak mereka hanya menikmati hasil peternakan tanpa

mengetahui proses dari proses pemeliharaan, dan pemberian nutrisi makanan

ternak Hal ini dikarenakan objek pembelajaran berupa alam terbuka dimana

mereka bisa menemukannya tidak tersedia di lingkungan tempat mereka tinggal.

Salah satu alternatif untuk dijadikan pilihan adalah dengan membentuk media

pembelajaran ekowisata berbasis peternakan. Suatu kegiatan ekowisata yang

dijadikan sebagai media edukasi secara langsung kepada anak-anak. Pembelajaran

lewat alam kepada siswa taman kanak-kanak dalam pengenalan alam dan

lingkungan peternakan yang dirangkai secara sistematis membuat anak menjadi

tertarik belajar. Dimana dalam pembelajaran ini anak-anak digiring langsung ke

lapangan, lebih dekat dengan alam dan bisa menyatu dengan lingkungan

sekitarnya terkhusus bidang peternakan. Memperkenalkan bagaimana peternakan

itu sendiri dan bagaimana memperoleh sumber makanan hijauan pakan untuk

ternak. Cara ini di anggap efektif karena anak secara langsung dapat melihat

dengan inderanya secara langsung dan membuat anak lebih aktif berfikir dan

mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Secara tidak langsung mereka

dapat memahami dan mengenali lingkungan. Dengan ini anak anak akan dengan

mudah memahami secara langsung objek yang dijadikan bahan ajar.

Kata Kunci : Anak-anak, Edukasi, Lingkungan, Peternakan

Page 93: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 84

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem pendidikan taman kanak-kanak sebaiknya dapat menjadi suatu

topik utama yang harus lebih diperhatikan, karena pada usia taman kanak-kanak

inilah merupakan proses langkah awal mereka mengenal pendidikan sekolah.

Dimana dalam sistem pendidikan ini anak-anak akan lebih meningkatkan rasa

ingin tahu mereka mengenai lingkungan sekitar. Tidak hanya sekedar

pembelajaran dalam kelas melainkan juga pembelajaran diluar kelas.

Taman kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan formal untuk

anak usia dini. Prinsip – prinsip pembelajaran di Taman kanak – kanak harus

benar – benar di perhatikan agar pembelajaran yang akan dan sedang dilaksanakan

berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kemampan dasar. Kreatifitas

dan inovasi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, agar anak tidak merasa

bosan, gembira dan merasa bahwa “belajarnya” adalah bermain. Anak usia dini

adalah 0 – 6 tahun, Usia dini pada anak kadang– kadang di sebut sebagai usia

emas atau golden age, masa – masa tersebut merupakan masa "Kritis" dimana

seorang anak membutuhkan rangsangan-rangsangan yang tepat untuk mencapai

kematangan yang sempurna. Arti kritis adalah sangat mempengaruhi keberhasilan

pada masa berikutnya, apabila masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang

tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar maka diperkirakan anak akan

mengalami kesulitan pada masa – masa perkembangan berikutnya.

Menurut teori piaget usia 2-7 tahun disebut Tahap praoperasional, yaitu :

pada tahap ini anak mulai mampu menerangkan dunia melalui kata- kata dan

gambar. Namun anak belum mampu melakukan tindakan mental yang

diinternalisasikan yang memungkinkan anak melakukan secara mental hal – hal

yang dahulu dilakukan secara fisik. Seorang psikolog Swiss yang bernama “Jean

Piaget” (1896-1980) dalam Pratisti (2008) menyatakan bahwa anak akan

membangun dunia kognitif mereka sendiri karena anak mampu mengolah

informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru tidak hanya sekedar

menerima informasi dari lingkungan.

Page 94: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 85

Dalam mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini maka

diperlukan suatu kegiatan yang dapat mendukung perkembangan anak-anak usia

dini. Ekowisata merupakan salah satu salah satu kegiatan pariwisata yang

berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek

pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran

dan pendidikan. Dengan melalui kegiatan ini anak anak akan mengeksplor secara

langsung pengetahuan mereka, objek yang akan dikenalkan pada siswa taman

kanak-kanak yakni mengenai pertanian dan peternakan di suatu daerah yang

memiliki potensi pertanian dan peternakan.

1.2. RumusanMasalah

1. Apa yang menjadi hambatan pada pelaksanaan kegiatan ekowisata pada siswa

taman kanak-kanak?.

2. Strategi apa yang harus dilakukan agar siswa taman kanak-kanak dapat

mengetahui proses pengolahan pertanian dan peternakan di Indonesia?.

1.3. Tujuan

Berdasarkan ide kreatif tersebut maka tujuan yang ingin dicapai melalui

penyusunan karya tulis ini dinyatakan sebagai berikut :

1. Mengedukasi siswa taman kanak-kanak untuk mengenal lingkungan pertanian

dan peternakan di Indonesia.

2. Siswa mengetahui proses pengolahan hasil pertanian dan peternakan di

Indonesia serta untuk menumbuhkan rasa cinta kanak-kanak terhadap dunia

pertanian dan peternakan yang saat ini kurang diminati oleh generasi muda.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan karya tulis ini

sebagai berikut.

1. Bagi penulis

Merealisasikan gagasan Agridutorma (Agriculture Education Tourism).

Sistem pendidikan berbasis ekowisata pertanian pada siswa taman kanak-kanak.

Page 95: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 86

2. Bagi masyarakat

Memberikan wawasan mengenai pertanian dan peternakan serta solusi

pengaplikasian pada sektor pendidikan.

3. Bagi pemerintah

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai sistem pendidikan berbasis

ekowisata pertanian pada siswa taman kanak-kanak.

Page 96: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 87

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Sistem Pendidikan pada Siswa Taman Kanak – Kanak

Pendidikan TK merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai sifat-sifat alami anak, maka

pendidikan taman kanak-kanak harus memberi peluang agar anak-anak dapat

berkembang seluruh aspek kepribadiannya melalui proses bermain. Bermain

merupakan prinsip yang melekat pada kodrat anak (Asolihin, 2011).

Oleh sebab itu, Taman Kanak-kanak adalah pendidikan usia dini yang

bertujuan untuk membina tumbuh kembang anak usia lahir sampai enam tahun

secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan memberikan

rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal pikiran, emosional,

dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal

serta menghubungkan antara pendidikan keluarga dengan pendidikan sekolah

(Pai, 2014).

Ekowisata Pertanian

Rumusan mengenai Ekowisata, yakni sebagai penyelenggaraan kegiatan

wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan/atau daerah-daerah

yang dibuat dengan kaidah alam, yang mendukung berbagai upaya pelestarian

lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat (Damayanti, 2003).

Sistem Pendidikan Berbasis Ekowisata Pertanian pada Siswa Taman Kanak-

Kanak

Belajar, berarti mengubah atau memperbaiki perilaku melalui latihan,

pengalaman atau kontak dengan lingkungan (fisik dan sosial) yang disebabkan

melalui latihan dan pengalaman serta relatif tidak berubah (Quinn dalam

Sarwono, 2014). Jangan dicampur-adukkan dengan hasil kematangan fisik atau

kondisi sesaat karena pengaruh kelelahan atau obat-obatan. Pada manusia, penting

Page 97: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 88

sekali belajar melalui kontak sosial agar manusia dapat hidup dalam masyarakat

dengan struktur kebudayaan yang rumit itu (Sarwono, 2014).

Dalam proses belajar ada tiga hal utama yang harus dipahami, yakni

(Fieldman dalam Sarwono, 2014) :

1. Belajar adalah perubahan tingkah laku (yang buruk atau benar);

2. Melalui seperangkat latihan dan pengalaman;

3. Relatif permanen, tidak hanya muncul sesaat.

Oleh sebab itu, pembinaan pada siswa Taman Kanak – kanak sangat

diperlukan dan Salah satu alternatif untuk dijadikan pilihan adalah dengan

membentuk suatu sistem pembelajaran semi modern yang disebut Ekowisata

pertanian.

Terlebih lagi, Kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan dalam proses

pembelajaran, agar anak tidak merasa bosan, gembira dan merasa bahwa

“belajarnya” adalah bermain. Prinsip – prinsip pembelajaran di Taman kanak –

kanak harus benar – benar di perhatikan agar pembelajaran yang akan dan sedang

dilaksanakan berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kemampan

dasar. Masa Kanak – kanak adalah masa terpanjang dalam rentang kehidupan, saat

dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung kepada orang lain

(Pratisti, 2008).

Adapun, faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah : faktor

hereditas atau keturunan, faktor lingkungan, faktor kematangan, dan faktor

pembentukan (Pratisti, 2008).

Serta ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar anak-anak

PAUD, salah satu yang paling utama adalah motivasi dan kemauan, berdasarkan

teori Ivan Pavlov tentang perilaku manusia, manusia belajar tergantung

lingkungan, manusia belajar dengan mengamati terutama pada anak-anak yaitu

usia 3-5 tahun, mereka lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat karena sifat

belajarnya bersifat modeling, artinya mereka cenderung lebih mudah menirukan

atau memahami apa yang mereka lihat secara langsung. Sehingga belajar dengan

metode ecotourism berbasis peternakan dan pertanian dianggap lebih efektif

(Rahman, 2015).

Page 98: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 89

Ulasan Penelitian Terkait

Pendidikan perlu dimulai sejak dini, terlebih untuk mengejar

ketertinggalan kita memasuki era globalisasi, terutama masalah kualitas sumber

daya manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat di bangun pilar-pilar sumber

daya manusia (SDM) mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara

lain. Pendidikan Taman Kanak-Kanak membantu membentuk generasi muda yang

handal. Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk pendidikan pra-sekolah yang

menyediakan program pendidikan dini untuk mempersiapkan anak memasuki

pendidikan Sekolah Dasar.

Dewasa ini banyak anggota masyarakat yang mendirikan berbagai

lembaga pendidikan dan atau pengasuhan anak-anak usia dini. Hal ini terjadi

bukan saja di negara-negara yang sudah maju, melainkan juga di beberapa negara

yang belum semaju negara adidaya, termasuk Indonesia. Misalnya Papalia dan

Olds (1998:212) mengatakan bahwa” Today more young children than ever spend

part of the day in preschool, day care, or kindergarten” artinya dewasa ini anak-

anak usia dini makin lebih banyak saja yang menghabiskan sebagian harinya di

lembaga pendidikan pra-sekolah, tempat pengasuhan anak atau taman kanak-

kanak.

Kebijakan pendidikan nasional belum memberikan isyarat bahwa

pengelolaan Taman Kanak-Kanak disejajarkan dengan pengelolaan SD yang

semua kebutuhan material dan personalnya dipenuhi oleh pemerintah. Untunglah

masyarakat Indonesia pada umumnya, terutama melalui yayasan-yayasan

pendidikan swasta dan organisasi, telah banyak yang menyelenggarakan

pendidikan Taman Kanak-Kanak di seluruh pelosok tanah air. Data Kantor

Pendidikan dan Pengajaran Yogyakarta tahun 2003 menyatakan Taman Kanak-

Kanak Negeri hanya 1 % dari jumlah Taman Kanak-Kanak, sehingga 99% Taman

Kanak-Kanak selebihnya adalah tanggung jawab swasta (Karni, 2013).

Alasan dan tujuan penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-Kanak

memang bisa berbeda satu sama lain, tergantung pada persepsi dan kepentingan

masing-masing. Di antara kita, mungkin ada yang mempersepsi pendidikan

Taman Kanak-Kanak itu sekedar untuk mengisi waktu anak, untuk menitipkan

anak karena sibuk bekerja, untuk mempercepat proses perkembangan anak, untuk

Page 99: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 90

sosialisasi anak sebelum memasuki sekolah dasar (SD), atau bahkan mungkin

sekedar ikut-ikutan. Terlepas apakah persepsi itu tepat atau tidak, keragaman

persepsi yang demikian itu wajar terjadi pada kalangan masyarakat awam. Namun

hal demikian tidaklah tepat terjadi pada kalangan pendidik profesional yang

memang secara khusus dipersiapkan untuk itu. Ini bukan berarti mereka tidak

dibenarkan untuk berbeda pendapat satu dengan yang lain.

Adanya perbedaan persepsi di kalangan pendidik sangat mungkin terjadi

dan itu merupakan hal yang wajar. Yang penting di sini adalah bahwa mereka

saling memahami dan menyadari adanya perbedaan itu sehingga persepsi dan

pemahaman yang dipegangnya benar-benar dibangun secara sadar, bukan sekedar

ikut-ikutan. Dengan landasan pemahaman yang demikian, pada akhirnya pendidik

diharapkan dapat mempertanggungg-jawabkan perlakuan-perlakuan

pendidikannya terhadap siswa secara profesional.

Seperti diuraikan di atas, lembaga-lembaga pendidikan pra-sekolah dan

atau pendidikan anak usia dini itu tujuannya sangat beragam, tergantung pada

nilai budaya masyarakat setempat. Di Amerika Serikat, seperti ditegaskan Papalia

dan Olds (1998:213), lembaga pendidikan pra-sekolah yang dianggap baik itu

adalah yang bisa merangsang perkembangan siswa dalam seluruh aspek, baik

jasmaniah, sosial, emosional, maupun intelektual, melalui interaksi aktif dengan

para guru, siswa-siswa yang lain, dan juga melalui bahan-bahan belajar yang telah

dipilih secara tepat (Goals of preschool education vary according to the values of

the culture. In the United States, a good preschool is concidered to be one that

stimulates children’s development in all domain-physical, social, emotional, and

cognitive-through active interaction with teachers, other children, and carefully

chosen materials).

Menjadi lembaga pendidikan (pengasuhan) anak usia dini memiliki ciri-

ciri positif seperti yang disebutkan Papalia dan Olds tersebut, tentu memerlukan

pengelolaan yang baik, sebab dengan pengelolaan yang cermat merupakan hal

esensial untuk mencapai keberhasilan program pendidikan anak usia dini.

Pengembangan kapasitas yang dibutuhkan untuk pengelolaan pendidikan tidak

hanya berfokus pada pembangunan di sekolah tetapi harus memperhatikan

pengembangan pengelolaan pendidikan yang efektif (Depdiknas, 2004). Fungsi-

Page 100: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 91

fungsi pengelolaan pendidikan yang dibutuhkan telah di identifikasi: perencanaan

pendidikan, pengolahan dan analisa data pendidikan, pembiayaan pendidikan,

pengembangan kurikulum, pengelolaan aset, pengelolaan sumber daya manusia

dan pengawasan sekolah. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, serta

meningkatkan mutu pendidikan nasional maka berbagai usaha telah dilakukan

oleh pemerintah. Usaha dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Taman

Kanak-Kanak salah satunya adalah perlunya suatu sistem administrasi yang

mantap. Menurut Muljani A. Nurhadi (1983:18) administrasi merupakan salah

satu komponen instrumental dalam proses pendidikan yang berperan mengelola

semua komponen yang mendukung terjadinya proses belajar. Di sini administrasi

merupakan salah satu unsur penunjang untuk terselenggaranya suatu pendidikan,

termasuk di dalamnya pendidikan Kaman Kanak-Kanak, sehingga tujuan yang

diharapkan akan lebih mudah dicapai. Sedangkan menurut Aswarni Sudjud

(1987:30) tujuan administrasi pendidikan “Mengefektifkan dan mengefisiensikan

pendaya-gunaan segala sumber (komponen) sistem pendidikan untuk mencapai

tujuan pendidikan”. Lebih lengkap Husaini Usman (2004: 9) menyebutkan bahwa

manfaat administrasi pendidikan adalah : (1) menciptakan suasana belajar yang

bermutu dan menyenangkan dan yang lebih penting lagi adalah dapat

menciptakan bagaimana peserta didik belajar cara belajar (learning how to learn)

yang terbaik bagi dirinya, (2) meningkatkan kompetensi administrasi pendidikan

bagi pendidik sehingga lebih profesional, dan (3) menghemat sumber daya 7 M

(man, money, materials, methods, machines, marketing, minutes) dengan hasil

yang memuaskan.

Oleh karena itu, kami mencanangkan salah satu model sistem Pendidikan

Taman Kanak-Kanak yakni dengan Agridutorma (Agriculture Education

Tourism) Sistem Pendidikan Berbasis Ekowisata Pertanian pada Siswa Taman

Kanak-kanak. Dengan sistem pendidikan agridutorma ini akan mendukung sistem

administrasi yang mantap pada pengelolaan pendidikan. Dimana strategi yang

akan kami bentuk untuk mendukung sistem pendidikan agridutorma yaitu dengan

membentuk sebuah MTMA (Mini Trans Mall Agridutorma).

Page 101: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 92

BAB III

METODE PENULISAN

Teknik Pengumpulan Data

Penyusunan karya tulis ini didasarkan pada pengumpulan data melalui

studi pustaka. Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan

data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada

pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam

proses penulisan.

Kerangka Berfikir

Sistem pembelajaran pada taman kanak-kanak dalam ruangan kelas

menyebabkan anak-anak akan merasa cepat jenuh dan bosan dalam belajar.

Terutama pada usia kanak-kanak ini merupakan awal mula pengembangan otak

anak dalam mendukung semua aspek-aspek penting dalam usia golden age ini

mulai dari afektif, kognitif maupun psikomotoriknya, sehingga dalam suasana

belajar anak anak harus merasa enjoy saat menerima pembelajaran di sekolah.

Sebagian besar anak, biasanya akan merasa bosan saat berada dalam ruangan

Page 102: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 93

kelas. Suasana belajar yang nyaman harus diciptakan dalam sistem pendidikan

taman kanak-kanak yakni salah satunya dapat berupa kegiatan ekowisata yang

memanfaatkan potensi alam yang telah ada selain itu juga dapat menjadi factor

pendukung perkembangan psikomotorik anak-anak karena mengenal secara

langsung objek pembelajaran yang mereka terima atau dengar. Namun, tak dapat

dipungkiri akan kekhawatiran para orang tua mengenai kegiatan ekowisata ini

terhadap anak mereka. Selain itu hambatan pada pelaksanaan kegiatan ini. Solusi

yang ditawarkan dalam hal ini yakni pembangunan fasilitas ekowisata, karena

destinasi tujuan kami terletak di desa Malino, Makassar, pembangunan yang kami

canangkan yakni Mini Trans Mall Agridutorma (MTMA).

Page 103: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 94

BAB IV

PEMBAHASAN

Hambatan pada Pelaksanaan Kegiatan Ekowisata

Lahan di kawasan perkotaan cenderung dikembangkan untuk pemanfaatan

pembangunan seperti mall, hotel, gedung-gedung perkantoran, dan sebagainya.

Kehidupan perkotaan sering kali dianggap sebagai penyebab menurunnya kualitas

lingkungan, namun sebenarnya kawasan perkotaan sendiri dapat berpotensi

mengembangkan pertanian berkelanjutan dan menjadi solusi bagi beragam

permasalahan lingkungan yang ada. Hal ini dimungkinkan karena dibandingkan

dengan kawasan pedesaan, kawasan perkotaan memiliki lebih banyak modal

keuangan, manusia, dan sosial yang dapat menciptakan banyak perbaikan atau

bahkan dapa tmendorong pemerintah maupun pihak swasta untuk melakukan

perbaikan dan aksi preventif lainnya, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan

pangan. Potensi perkembangan pertanian dan peternakan yang semakin minim di

daerah perkotaan, sebagai contoh di kota Makassar, menyebabkan kurangnya

pemahaman anak terkhusus kepada siswa taman kanak-kanak mengenai pertanian

dan peternakan di lingkungannya sendiri. Dewasa ini seiring dengan

perkembangan teknologi anak-anak usia dini sangat akrab dengan gadget.

Berdasarkan pengamatan kami pada sepuluh anak-anak TK di daerah

perkotaan, paling sedikit hanya satu orang yang kurang memahami tentang

pengoperasian sistem pada gadget. Hal ini sangat memrihatinkan karena secara

tidak langsung seiring dengan berjalannya waktu, hal ini bisa menjadi kebiasaan,

menjadi budaya, bahkan menjadi kebutuhan yang berimbas pada tuntutan

ekonomi pada orang tua mereka. Sedangkan gadget sudah menjadi kebutuhan

tersendiri bagi mereka karena dalam pergaulan anak usia dini (TK) mereka akan

dikucilkan atau diejek jika tidak mengikuti gaya hidup atau apa yang sedang

teman-teman mereka geluti. Hal ini adalah salah satu dampak dari penggunaan

gadget pada usia yang terlalu dini. Banyak orang tua yang menganggap bahwa

gadget digunakan sebagai penunjang pembelajaran bagi putra-putri mereka. Ini

adalah anggapan yang kurang tepat.

Page 104: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 95

Sebenarnya manfaatnya ada, tetapi dampak negatifnya lebih banyak, salah

satunya seperti yang dipaparkan diatas. Dampak lainnya yaitu pada fisik mereka,

mata akan lebih mudah terkena radiasi karena daya tahan mereka yang belum

terlalu sempurna.

Dampak yang secara tidak langsung terjadi adalah perhatian mereka

terhadap lingkungan. Banyak hal yang lebih mudah mereka pahami dari

lingkungan sekitar seperti hal nya mengenal tumbuhan dan hewan di sekitar

tempat tinggalnya, tetapi kesempatan untuk belajar langsung di lingkungan ini

teralihkan ke sistem pembelajaran yang mereka pakai, yaitu dengan gadget.

Misalnya mereka melihat bentuk fisik dari sapi, kelihatannya memang hampir

terlihat nyata tetapi mereka tidak bisa merasakan bagaimana meraba tubuh sapi,

menghirup bau dari tubuhnya dan hal-hal yang hanya bisa didapatkan melalui

pertemuan langsung dengan objek yang mereka tidak bisa dapatkan melalui

gadget. Bagi para peternak dan petani mereka hanya mendapatkan dari hasil

penjualan hasil ternak dan tani mereka. Dimana aspek tersebut sangat bergantung

pada nilai jual yang beredar di pasaran. Harga terkontrol sedemikian rupa

sehingga ada kalanya mereka untung bahkan sampai mendapatkan kerugian.

Sedangkan, apabila agridutorma (agriculture education tourism) sistem

pendidikan berbasis ekowisata pertanian ini dapat direalisasikan menjadi salah

satu model pembelajaran bagi siswa taman kanak-kanak maka akan menjadi

kegiatan alternatif edukasi pembelajaran alam dalam pengenalan lingkungan

pertanian dan peternakan yang dianggap efektif mengingat perlu nya penanaman

pendidikan masa kini kepada anak sebagai pondasi dalam melanjutkan pendidikan

ke tingkat yang lebih tinggi.

Solusi Permasalahan dan Strategi Kegiatan Ekowisata

Pada masa tumbuh kembang anak-anak, banyak hal yang lebih mudah

mereka pahami dari lingkungan sekitar seperti halnya mengenal tumbuhan dan

hewan di sekitar tempat tinggalnya, hal inilah yang menjadi salah satu dari tujuan

kegiatan ekowisata pertanian yaitu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan para

peternak dan petani khususnya yang ada di pedesaan sebagai objek kegiatan

ekowisata pertanian. Untuk mengatasi minimnya pengetahuan siswa taman kanak-

Page 105: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 96

kanak mengenai pertanian dan peternakan, diperlukan adanya kegiatan sistem

pembelajaran. Selain sekolah alam yang sudah ada sebelumnya.

Salah satu sarana yang dapat menunjang kegiatan ekowisata ini agar

menjadi suatu sistem pembelajaran padataman kanak-kanak yaitu adanya fasilitas

pembangunan berupa Mini Trans Mall Agridutorma (MTMA) yang dapat

mendukung jalannya kegiatan ekowisata ini, dalam hal ini destinasi tujuan

pembangunan MTMA yakni di desa Malino.

Selain itu dengan adanya MTMA ini akan mendukung fasilitas

pembelajaran yang efektif untuk dilakukan khususnya bagi siswa taman kanak-

kanak diperkotaan besar seperti halnya di Makassar adalah pengenalan langsung

terhadap lingkungan sekitar yang dapat diwujudkan melalui program ekowisata

pertanian (Agridutorma) dengan destinasi ke pedesaan yakni yang memiliki objek

pembelajaran tidak hanya memiliki satu cakupan tetapi memiliki keanekaragaman

komoditi seperti ternak dan hasil pertanian. Salah satu wilayah yang cocok dan

efektif sebagai objek ekowisata di Desa malino, kec. Tinggimoncong, kab.Gowa

dengan berbagai sumber daya petanian khususnya sayuran, buah-buahan dan

sumber daya peternakan seperti sapi perah. Selain hal tersebut daerah tempat

wisata ecowisata pertanian bisa lebih disorot publik, dari yang tadinya hanya

diketahui satu dua orang saja setelah adanya ecowisata bisa diketahui lebih

banyak orang dan secara tidak langsung pendapatan daerah akan bertambah

karena bertambahnya wisatawan yang berkunjung.

Page 106: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 97

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa salah satu

metode sistem pendidikan terbaik bagi siswa taman kanak-kanak yaitu dengan

adanya sistem pendidikan berbasis ekowisata pertanian pada siswa taman kanak-

kanak, dan strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan adanya pembangunan

MTMA (Mini Trans Mall Agridutorma).

5.2. Saran

Dengan adanya penulisan karya tulis ini, penulis berharap gagasan

mengenai Agridutorma (Agriculture Education Tourism) Sistem Pendidikan

Berbasis Ekowisata Pertanian Pada Siswa Taman Kanak-Kanak dapat

memberikan sumbangsih kepada pemerintah dan siswa taman kanak-kanak dalam

usaha pelestarian pendidikan agrikultur di Indonesia khususnya di kota Makassar.

Page 107: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 98

DAFTAR PUSTAKA

Asolihin. 2011. Pengertian dan Konsep Dasar TK (Taman Kanak-Kanak).

http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-dan-

konsep-dasar-tk-taman.html. Diakses pada 11 Agustus 2016, pukul 08.30

WITA.

Darmayanti. 2003. Peluang dan Kendala Pengelolaan Ekowisata Pesisir Muara

Gembong Kabupaten Bekasi. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Kongres

Ikatan Geografi Indonesia (IGI), Singaraja, Bali.

Depdiknas. 2004. Bantuan Teknis Pendukung Desentralisasi Manajemen Pendidikan.

http: www.depdiknas.go.id.htm. Diakses pada 11 Agustus 2016, pukul 10.00

WITA.

Diane, Papalia. 1998. Human Development. New York : Mc Graw Hill.

Karni. 2013. Pengelolaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina

Jatisrono. Tesis. Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurhadi A., Mulyani. 1983. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.

Surabaya : Usaha Nasional

Pai, Tarbiyah. 2014. Pengertian TK Taman Kanak-Kanak. http://skripsi-

tarbiyahpai.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-tk-taman-kanak-kanak.html.

Diakses pada 11 Agustus 2016, pukul 08.45 WITA

Pratisti, Wiwin Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks.

Rahman, Satrianingsih. 2015. Wawancara Langsung. Kondisi Mental Anak-Anak

PAUD Dalam Belajar. Makassar. 12 Agustus 2015

Sarwono, Sarlito W. 2014. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers

Sudjud, Aswani. 2010. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.

Jakarta: Universitas Terbuka

Usman, Husaini. 2004. Jurnal yang berjudul: “Menjadi Guru Profesional”, edisi ke-2,

cet. Ke-23. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Page 108: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 99

MAMI “MANGA ISLAMI” : INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN

SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA

SEKOLAH DASAR MENUJU INDONESIA EMAS

Ita Nurul Fitriani1)

, Muryani1)

dan Muhammad Ragil Kurniawan2)

1Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan

2Dosen Pembimbing, Universitas Ahmad Dahlan

Email: [email protected]

Abstrak

Pendidikan karakter sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir,

penghayatan dalam bentuk sikap dan pengalaman dalam perilaku sesuai dengan

nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya. Saat ini khalayak umum marak dengan

perbincangan menurunnya karakter siswa Sekolah Dasar (SD). Karakter religius

kian menurun. Adanya pengaruh lingkungan yang cenderung siswa meniru

terhadap kejadian yang dilihat. Berdasarkan hasil observasi lapangan terdapat

siswa tidak bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk. Siswa kerap kali

melakukan kenakalan, mengucapkan kata kotor, membantah guru, kurang sopan

dan tidak sholat. Selain itu, guru dan orangtua kurang memberikan contoh

perbuatan yang baik dalam berperilaku. Orang tua sertidaknya bisa memberikan

perhatiannya dalam menanaman nilai- nilai agama islam yang mengarah

pembentukan karakter religius. Oleh karena itu diperlukan sebuah upaya agar

karakter religius tertanam dalam diri siswa melalui sebuah bacaan, yaitu dengan

media manga. MAMI “MANGA ISLAMI” merupakan inovasi media

pembelajaran memuat beberapa nilai-nilai karakter di dalamnya. Namun manga

ini lebih menonjolkan nilai–nilai karakter religius yang dapat tertanam dalam diri

siswa. Pembuatan manga ini bertujuan untuk meminimalisir permasalahan

menurunnya karakter religius yang sedang marak dikalangan anak usia SD.

MAMI menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa dan mengandung

karakter dilengkapi contoh sehingga membuat siswa akan tertarik membaca dan

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Pembuatan MAMI melalui

beberapa tahapan. Pertama, menentukan tema, sebagai contoh tema yang akan

diangkat yaitu sopan santun. Kedua, mengumpulkan bahan/materi yang

dibutuhkan disesuaikan dengan tema yang diambil berasal dari lingkunan. Ketiga,

menentukan tokoh komik dan alur cerita disesuaikan dengan dekat kehidupan

siswa. Keempat, menyusun ringkasan jalan cerita manga sebagai panduan dalam

pembuatan manga islami. MAMI menjadi pegangan siswa berbentuk sederhana

dapat dibawa kemana saja. Adanya MAMI akan meningkatkan ketertarikan siswa

dalam membaca sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, dapat menjadikan siswa berkarakter religius melalui membaca

dan memahami untuk menuju Indonesia emas.

Kata Kunci: Karakter, Media manga, Religius

Page 109: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 100

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan mengenai pendidikan karakter semakin hangat dibicarakan

saat ini. Gerakan pendidikan karakter yang sedang marak diperbincangkan

tersebut tak lepas dari keprihatinan seluruh komponen bangsa yang beranggapan

bahwa semakin menurun dan memudar. Sistem pendidikan dianggap mampu

menjadi alat untuk menciptakan sumber daya manusia yang cerdas baik secara

intelektual, sosial maupun spiritual. Pendidikan di Indonesia pada kenyataannya

belum mampu mencetak dan melahirkan kader pribadi yang unggul yaitu jujur,

bertanggung jawab, berakhlak mulia serta humanis. Pendidikan di Indonesia

masih menekankan pada aspek kognitif/akademik dan kurang menekankan pada

penanaman karakter.

Menanamkan karakter bagi peserta didik sejak dini tentu saja dapat

dilakukan saat mereka masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Terkait itu, banyak

pihak yang berpendapat bahwa Sekolah Dasar dinilai menjadi wadah utama dalam

pembentukan karakter. Membentuk karakter pada peserta didik tidak dapat

dilakukan dengan cara instan. Perlu proses yang panjang dan konsisten agar bisa

menanamkan sikap yang baik sehingga sikap tersebut mampu benar-benar

menjadi karakter setiap peserta didik. (Isna, 2011: 48)

Pendidikan karakter merupakan komponen penting dan mempunyai

pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa. Karakter adalah mustika hidup yang

membedakan manusia dengan binatang. Karakter merupakan nilai–nilai perilaku

manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, dan lingkungan. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa sehingga mereka memiliki nilai-

nilai dan karakter pada dirinya dan menerapkan nilai – nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat warga negara yang religius,

nasionalis, produktif dan kreatif (Judiani, 2010: 282). Oleh karena itu, penanaman

pendidikan karakter tidak bisa hanya sekadar mentransfer ilmu

pengetahuan/melatih suatu keterampilan tertentu. Penanaman pendidikan karakter

Page 110: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 101

perlu proses, contoh atau teladan, dan pembiasaan/pembudayaan dalam

lingkungan siswa baik lingkungan sekolah, keluarga, lingkungan masyarakat,

maupun lingkungan (exposure) media masa (Zubaedi, 2012: 17).

Salah satu karakter yang mulai hilang dalam diri siswa adalah karakter

religius. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi penulis di sekolah dasar

swasta di Yogyakarta bulan Maret 2016. Berdasarkan hasil observasi ditemukan

sebagian besar siswa Sekolah Dasar menunjukan sikap yang kurang baik terhadap

guru/orang yang lebih tua. Siswa kurang menghormati gurunya. Pelaksanaan

shalat tidak teratur dan tidak tepat waktu. Siswa kurang terbiasa mengucapkan

salam saat masuk ruangan atau bertemu dengan teman. Dampak dari

berkurangnya nilai-nilai islami pada siswa berakibat pada hilangnya karakter

religiusitas siswa.

Berikut beberapa hal yang menunjukan karakter religius siswa menurun,

berdasarkan hasil observasi sebagai berikut; Pertama, siswa tidak dapat

membedakan mana perbuatan yang baik dan yang buruk, sehingga siswa kerap

kali melakukan kenakalan terhadap teman sejawatnya. Siswa sering mengucapkan

kata-kata kotor. Kedua, Siswa sering membantah guru ketika guru memberikan

nasehat. Siswa belum bisa menghormati guru dan tidak memiliki sopan santun.

Ketiga, tidak sedikit anak yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an,

belum melakukan shalat dengan tertib, serta belum bisa melakukan wudhu.

Keempat, ketika berjalan didepan guru kurang menghormati. Siswa makan sambil

berdiri dan tidak berdoa.

Peningkatan karakter religius dapat dilakukan guru dengan mengarahkan

siswa pada penerapan ilmu pengetahuan pada kehidupan sehari-hari dan

persekolahan. Kegiatan disekolah harus ditunjang dengan keteladanan atau

pembiasaan sikap yang baik. Tanpa ada pembiasaan dan keteladanan akan sulit

mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan keagamaan di Sekolah Dasar harus

ditunjang dengan keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik dalam

menanamkan pendidikan karakter terhadap siswa. Pendidikan karakter harus

dilaksanakan secara integral dan holistik. Pendidikan karakter harus didukung

oleh semua komponen masyarakat dan dilakukan di semua level dan ruang

kehidupan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara yang

Page 111: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 102

menyatakan bahwa "Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan

bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan

tubuh anak".

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah solusi untuk

mengatasi masalah kurangnya karakter religius sebagai pembentuk karakter. Salah

satu media yang dapat digunakan yaitu melalui media pembelajaran “Mami”.

Mami merupakan singkatan dari Manga Islami. Latar belakang penulis

menggunakan media pembelajaran tersebut karena anak menyukai bacaan yang

bergambar dan menarik. Selain itu berdasarkan hasil wawancara anak banyak

yang menyukai membaca. Pembuatan Mami ini disesuaikan dengan SK, KD dan

indikator di Sekolah Dasar sesuai karakter siswa. Perpaduan antara gambar dan

alur cerita memudahkan siswa untuk memahami karakter yang disampaikan.

Mami sangat menarik karena berwujud buku dengan warna menarik sehingga

memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa.

Manga Islami ini akan mampu menanamkan karakter religius pada siswa.

Karakter dalam cerita disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan

begitu sikap religius dapat masuk dalam diri siswa tanpa mereka sadari. Dengan

desain yang menarik baik gambar maupun cerita, Manga Islami akan diterima

oleh kebanyakan siswa. Sehingga semakin sering siswa membaca manga tersebut,

maka akan banyak pula karakter yang terserap dalam diri siswa. Selanjutnya siswa

akan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

begitu karakter religius siswa akan meningkat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat dirumuskan

beberapa permasalahan yaitu :

1.2.1 Bagaimana langkah pembuatan Mami?.

1.2.2 Bagaimana Mami dapat berfungsi sebagai internalisasi pengembangan

karakter religius siswa Sekolah Dasar?.

Page 112: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 103

1.3. Tujuan

Berdasakan rumusan masalah di atas, karya tulis bertujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui langkah pembuatan MAMI.

1.3.2 Mengetahui MAMI dapat berfungsi sebagai Internalisasi pengembangan

karakter religius siswa Sekolah Dasar .

1.4. Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mengetahui media pembelajaran “Mami” dapat mengembangkan karakter

religius siswa sekolah dasar menuju Indonesia emas.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Penulis

Mengembangkan ide dan kepekaan terhadap permasalahan yang sedang

terjadi yang mengarah pada karakter gemar membaca untuk membantu

meminimalisir permasalahan dalam dunia pendidikan.

1.4.2.2 Bagi siswa

1. Memberikan kemudahan siswa dalam belajar dan menciptakan daya kreativitas

siswa dan dapat membentuk karakter siswa.

2. Meningkatkan kemampuan siswa dan keterampilan serta memotivasi siswa

dalam belajar.

1.4.2.3 Bagi guru

1. Memberikan gambaran mengembangkan karakter siswa salah satunya melalui

media pembelajaran dan awal pengembangan kurikulum yang menarik.

2. Memberikan kesadaran guru untuk memerbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan

kondisi pembelajaran.

Page 113: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 104

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses

belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang telah

disediakan oleh sekolah, dan tidak menuntut kemungkinan bahwa alat-alat

tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Disamping mampu menggunakan alat-alat yang telah tersedia, guru juga dituntut

untuk mampu membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang akan

digunakan apabila belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Arsyad, 2011: 2).

Gerlach & Ely (Arsyad, 2011: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampian, atau sikap. Serupa dengan definisi tersebut, Sri Anitah (2012: 6)

memberikan pengertian bahwa media dapat berupa orang, bahan, alat, maupun

peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk

menerima suatu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Berdasarkan pendapat di atas, media dapat diartikan segala sesuatu yang

dapat dijadikan sebagai perantara untuk menyampaikan materi kepada siswa

dalam proses pembelajaran. Fungsi media tersebut untuk menyampaikan materi

yang diberikan oleh guru kepada siswa guna mencapai tujuan pendidikan.

Penggunaan media pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang tepat

seperti disesuaikan dengan karakteristik siswa dan ketepatan waktu yang

dibutuhkan, sehingga dapat memperbesar arti dan fungsinya dalam rangka

menunjang efektifitas proses pembelajaran.

Page 114: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 105

2.1.2 Media Komik

Komik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), diartikan sebagai

cerita bergambar. McCloud (2008: 9) mendefinisikan pengertian komik sebagai

gambar-gambar serta lambang lain yang berjajar atau berdekatan dalam urutan

tertentu dan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan

respon estetik dari pembacanya. Menurut Gumelar (2011: 2), yang

mendefinisikan komik sebagai urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan dan

filosofi pembuatannya hingga pesan dalam cerita tersebut dapat tersampaikan.

Pendapat lain menyatakan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang

mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat

dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada

para pembaca (Sudjana & Rivai, 2010: 64).

Komik merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat dunia

dan menjadi budaya yang sangat populer di dunia. Komik dalam istilah jepang

dan amerika disebut manga. Komikus Indonesia saat ini beracuan pada komik dua

Negara tersebut. Keunggulan manga adalah, memiliki tema cerita yang luas dan

menarik, gaya bercerita di desain untuk menarik emosi pembaca sehingga

pembaca larut dalam cerita seakan berada berada pada situasi tokoh dalam manga.

Segi visual, penggambaran tokoh dalam manga lebih sederhana, layout dinamis

dan luwes. Terdapat dua macam gaya manga, yaitu shonen dan shojo. Shonen

adalah manga yang berisi tentang semangat, perjuangan dan kompetisi dalam

ceritanya. Sedangkan shojo adalah manga untuk gadis remaja, dimana gambaran

tokohnya antik dan bersifat emosional.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komik

adalah susunan gambar yang ditata secara berurutan, sehingga membentuk alur

cerita sesuai dengan tujuan filosofis pembuatnya agar pesan atau informasi yang

terkandung di dalamnya dapat tersampaikan kepada para pembaca. Komik mampu

membawa pembacanya ke dalam ruang-ruang imajinasi baru. Melalui ekspresi

muka para tokoh yang terlihat dalam ilustrasi dan reaksi verbal yang terungkap

dalam balon teks, maka pembaca akan dibawa ke dalam situasi yang

menghadirkan imajinasi-imajinasi visual yang bebas sesuai dengan impresi dan

apresiasi masing-masing pembaca (Maharsi, 2011: 8).

Page 115: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 106

2.1.3 Karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai

dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam

tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

(2007) mendefinisikan karakter sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak,

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut

Suyanto (Kurniawan, 2014: 28) mendefinisikan bahwa karakter sebagai cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan

bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sedangkan menurut Kurniawan (2014: 29) karakter seseorang terbentuk

karena kebiasan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menaggapi keadaan,

dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya

menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang

bersangkutan tidak menyadari karakternya. Dari keterangan tersebut Kurniawan

(2014: 30) meringkas sebagai berikut: Pikiran – Keinginan – Perbuatan –

Kebiasaan - Karakter.

2.1.4 Pendidikan Karakter

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum (Kemendiknas,

2010: 10) Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan

moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah,

lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang

hal yang baik sehingga siswa menjadi paham (domain kognitif) tentang mana

yang baik dan salah, mampu merasakan (domain afektif) nilai yang baik dan biasa

melakukannya (domain perilaku). Dalam hal ini pendidikan karakter berhubungan

erat kaitannya dengan kebiasaan siswa yang sering dilakukan.

Raharjo (Zubaedi, 2011: 16) memaknai pendidikan karakter sebagai suatu

proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan

ranah sosial dalam kehidupan siswa sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi

yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu

kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut Fakhry Gaffar

Page 116: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 107

(Kesuma, dkk. 2012: 5) bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses

tranformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian

seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam

definisi tersebut terdapat tiga ide pikiran penting, yaitu: (1) proses transformasi

nilai-nilai, (2) ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan (3) menjadi satu

dalam perilaku.

2.1.4.2 Tujuan, Fungsi, dan Media Pendidikan Karakter

Berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum

(Kemendiknas, 2010: 7) tujuan, fungsi, dan media pendidikan karakter yaitu:

“Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk

karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: (1) mengembangkan potensi siswa agar

menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2)

membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi

warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya

serta mencintai umat manusia.

Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan

yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya

luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat

manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan

berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warga negara yang

cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain

dalam suatu harmoni.

2.1.4.3 Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum (Kemendiknas,

2010: 9-10) telah merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup aspek-

aspek sebagai berikut:

1. Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup

rukun dengan pemeluk agama lain.

Page 117: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 108

2. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadi dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

4. Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

5. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

6. Kerja keras, Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

7. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari apa yang telah dimiliki.

8. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

9. Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

10. Rasa ingin tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

11. Semangat kebangsaan, Cara berpikir, bertindak dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12. Cinta tanah air, Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya ekonomi dan politik bangsanya.

13. Menghargai prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan

menghormati keberhasilan orang lain.

14. Bersahabat atau komunikatif, Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

15. Cinta damai, Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadirannya.

16. Gemar membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan baginya.

Page 118: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 109

17. Peduli lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

18. Peduli sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

19. Tanggung jawab, Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.5 Karakter Religius

2.1.5.1 Pengertian Karakter Religius

Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing

religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau kepercayaan akan

adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan religius berasal dari

kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang. Religius

sebagai salah satu nilai karakter dideskripsikan oleh Suparlan sebagai sikap dan

perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama

lain.

Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi

perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini siswa diharapkan mampu

memiliki dan berprilaku dengan ukuran baik dan buruk yang di dasarkan pada

ketentuan dan ketetapan agama. Agama dalam kehidupan pemeluknya merupakan

ajaran yang mendasar yang menjadi pandangan atau pedoman hidup. Pandangan

hidup ialah “konsep nilai yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang

mengenai kehidupan”. Pandangan hidup (way of life, worldview) merupakan hal

yang penting dan hakiki bagi manusia, karena dengan pandangan hidupnya

memiliki kompas atau pedoman hidup yang jelas di dunia ini. Dalam menjalani

kehidupan di dunia ini agama memiliki posisi dan peranan yang sangat penting.

Agama dapat berfungsi sebagai faktor motivasi (pendorong untuk bertindak yang

benar, baik, etis, dan maslahat), profetik (menjadi risalah yang menunjukan arah

kehidupan), kritik (menyuruh pada yang makruf dan mencegah dari yang

Page 119: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 110

mungkar), kreatif (mengarahkan amal atau tindakan yang menghasilkan manfaat

bagi diri sendiri dan orang lain), intergratif (menyatukan elemen-elemen yang

rusak dalam diri manusia dan masyarakat untuk menjadi lebih baik), sublimatif

(memberikan proses penyucian diri dalam kehidupan), dan liberatif

(membebaskan manusia dari berbagai belenggu kehidupan). Manusia yang tidak

memiliki pandangan hidup, lebih-lebih yang bersumber agama, ibarat orang buta

yang berjalan di tengah kegelapan dan keramaian: tidak tahu dari mana dia

datang, mau apa di dunia, dan kemana tujuan hidup yang hakiki.

2.1.5.2 Landasan Karakter Religius

Menurut Zayadi, sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia

digolongkan menjadi dua macam yaitu:

1. Nilai ilahiah

Nilai ilahiah adalah nilai yang berhubungan dengan ketuhanan atau habul

minallah, dimana inti dari ketuhanan adalah keagamaan. Kegiatan menanamkan

nilai keagamaan menjadi inti kegiatan pendidikan. Nilai-nilai yang paling

mendasar adalah:

a. Iman

b. Islam

c. Ihsan

d. Taqwa

e. Ikhlas

f. Tawakal

g. Syukur

h. Sabar

2. Nilai insaniyah

Nilai insaniyah adalah nilai yang berhubungan dengan sesama manusia

atau habul minannas yang berisi budi pekerti.

Page 120: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 111

2.1.5.3 Tahap Perkembangan Religius Anak

Dunia religius anak masih sangat sederhana sehingga disebut juga dengan

the simply religious. Pada saat itu anak memang belum dapat melaksanakan tugas

hidupnya secara mandiri, bahkan sampai kepada yang paling sederhana pun.

Dalam banyak hal anak harus mempercayakan dirinya kepada pendidiknya. Sifat

anak adalah mudah percaya dan masih bersifat reseptif. Dalam dunia yang

menurutnya belum jelas strukturnya, kesempatan untuk bertualang dalam dunia

fantasi masih terbuka, karena dia belum dapat mengenal secara jelas realita yang

dihadapinya. Oleh karenanya pendidikan agama kepada anak seringnya dengan

metode cerita.

2.2 Ulasan Penelitian terkait

2.2.1 Penelitian yang dilakukan Eko Ewiyono (2008) meneliti tentang penanaman

nilai-nilai keagamaan siswa TKIT Baitussalam 2 Cangkringan Sleman. Penelitian

tersebut menggunakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif

dengan mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menyajikan fakta secara

sistematis tentang keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitiannya yaitu pertama,

penanaman nilai-nilai tauhid/keimanan mencakup rukun iman, ibadah thoharoh

(wudu), azan dan iqomah, shalat, puasa, zakat, haji. Akhlak terhadap diri sendiri,

akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap alam/lingkungan. Kedua, orangtua siswa

mempercayakan pendidikan anaknya sebagai wujud kepercayaan orangtua

terhadap pendidikan TKIT yang mempunyai output yang unggul dan memiliki

lingkungan yang kondusif.

2.2.2 Penelitian yang dilakukan Agung Setyoko (2004) yang berjudul Penanaman

Nilai-Nilai Religius pada Anak-Anak Usia Pra- Sekolah di Taman Kanak-Kanak

Islam Terpadu (TKIT) Az- Zahra Sragen (TINJAUAN BIMBINGAN DAN

KONSELING ISLAM) menggunakan penelitian field research dengan metode

wawancara, angket, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian Pertama,

pelaksanaan penanaman nilai-nilai religius pada anak-anak usia pra-sekolah di

TKIT Az-Zahra Sragen meliputi materi yang di dalamnya terkandung esensi

ajaran agama Islam, yakni akidah, syariat dan muamalah. Sementara itu, dalam

Page 121: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 112

konteks bimbingan dan konseling Islam, ternyata TKIT Az-Zahra telah berhasil

menanamkan nilai-nilai religius pada anak (akidah, syariat dan muamalah) yang

secara efektif memiliki fungsi mencegah (preventif), mengobati (kuratif),

pengembangan (developmental). Kedua, Pengamalan nilai-nilai religius dapat

dilihat dari aktivitas anak di lingkungan TKIT maupun di luar lingkungan TKIT

(keluarga masyarakat). Pengamalan nilai-nilai religius anak meliputi : perilaku

setiap hari seperti shalat, puasa, berdoa, mengaji, adab kesopanan, kejujuran dan

lain sebagainya.

Page 122: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 113

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Penulisan

Metode penulisan karya tulis ini menggunakan studi literatur dan

wawancara terhadap pihak–pihak terkait. Tujuan studi literatur ini adalah sebagai

dasar pembentukan rencana penulisan awal dan sebagai sumber data sekunder

penulis. Sedangkan permasalahan diangkat melalui observasi dan lapangan di

salah satu sekolah dasar swasta dan wawancara pihak terkait.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan data. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan

dalam karya tulis ini menggunakan wawancara dan observasi. Menurut Wina

Sanjaya (2009 :86) “ Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan

cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan

alat observasi tentang hal–hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dilakukan

untuk mengetahui kondisi siswa di lingkungan sekolah serta aktivitas siswa.

(Nana Syaodih, 2011: 216-218) bahwa wawancara/interview merupakan salah

satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara yang ditujukan untuk

memperoleh data dari individu dilaksanakan secara individual.

3.3 Teknik Pengolahan Data

Data beserta informasi yang telah diperoleh dikumpulkan kemudian diolah

dan dianalisis. Pengolahan data sebagai berikut:

1. Menganalisa berbagai hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan.

2. Menentukan Inovasi Media Pembelajaran karaakter untuk Pendidikan Dasar

3. Menentukan Cara Pembuatan Design Media Pembelajaran Manga Islami

4. Menentukan Implementasi Media Pembelajaran

5. Menentukan Kelebihan Media Pembelajaran

Page 123: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 114

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan karya ilmiah ini adalah menggunakan

analisis data model Miles and Huberman. Miles and Huberman (1984),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh.

3.5 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka berfikir

Kerangka berfikir dalam pembuatan karya tulis ini dimulai dari studi kasus

pada salah satu SD swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan melakukan

observasi dan wawancara Guru dan Siswa SD. Kemudian melakukan analisis data

yang diperoleh dari hasil studi kasus sekaligus konsultasi dengan pihak terkait.

Kemudian setelah melakukan observasi dan wawancara membuat sebuah

rancangan ide dan gagasan dalam mengatasi permasalahan tersebut sebuah inovasi

melalui Media Pembelajaran Manga Islami sebagai media pembelajaran di SD.

Inovasi media pembelajaran melalui Manga Islami ini sebagai media

pembelajaran di sekolah dasar. Setelah melakukan inovasi dilakukannya

implementasi dalam media pembelajaran dan menentukan kelebihan dari

penggunaan media pembelajaran.

Page 124: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 115

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Langkah-langkah Pembuatan Media Pembelajaran MAMI

Media pembelajaran manga islami ini, dalam penyusunannya terdiri

beberapa langkah yaitu :

Gambar 2. Langkah–langkah pembuatan manga islami

Tahap ini merupakan kegiatan menyusun bagian-bagian menjadi produk

awal media manga yang dituliskan pada kertas sketsa. Kegiatan pada tahap

pengembangan produk ini diantaranya sebagai berikut.

a. Menentukan tema, sebagai contoh tema yang akan diangkat yaitu kegiatan di

sekolah. Kegiatan di Sekolah dalam hal ini adalah aktivitas sehari – hari anak.

Contoh kegiatan yaitu adab dengan bapak/ibu guru, aktivitas ibadah disekolah,

dan budaya melakukan sesuatu dengan berdoa.

b. Mengumpulkan bahan atau materi yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan

tema yang akan diambil. Materi disesuaikan dengan tingkat kelas serta

penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Materi dapat menjawab

permasalahan yang sedang terjadi.

Menentukan Tema

Manga Islami

Mengumpulkan

bahan atau materi

Menentukan tokoh

manga dan alur

cerita Menyusun

ringkasan jalan

cerita

Pembuatan manga

islami berupa

design

Page 125: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 116

c. Menentukan tokoh manga islami dan alur cerita yang disesuaikan dengan

dekat kehidupan siswa. Tokoh berasal dari kalangan siswa pada siswa yang

baik agar menjadi sosok siswa teladan.

d. Menyusun ringkasan jalan cerita manga islami sebagai panduan dalam

pembuatan manga islami. Menyusun konsep cerita yang dipadukan pada

kriteria karakter yang akan dikembangkan

e. Pembuatan manga islami awal berupa desain sederhana. Desain dibuat untuk

melihat apakah ilustrasi yang dibuat telah sesuai dengan alur cerita manga

islami dan mampu menggambarkan keadaan yang dimaksud dalam cerita

dengan jelas. Desain yang digunakan dirancang semenarik mungkin agar

siswa tidak bosan membaca.

f. Desain manga islami terdapat beberapa karakter yang dimasukan dalam cerita

tersebut terutama karakter religius. Ilustrasi karakter religius dapat digunakan

sebagai cover manga islami.

4.2 Internalisai Inovasi Media Pembelajaran Mami Untuk Terhadap

Karakter Religius Siswa Sekolah Dasar

Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi

perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini siswa diharapkan mampu

memiliki dan berprilaku dengan ukuran baik dan buruk yang di dasarkan pada

ketentuan dan ketetapan agama. Solusi dari berbagai permasalahan yang timbul

dari anak tersebut adalah melalui MAMI “Manga Islami”.

MAMI merupakan media pembelajaran yang memuat nilai karakter

religius di dalamnya. Manga islami merupakan salah satu bahan bacaan yang

disukai oleh siswa terutama usia sekolah dasar. Manga islami salah satu bentuk

media komunikasi visual yang mempunyai maksud dan tujuan untuk

menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami

oleh pembaca.

Latar belakang menggunakan manga islami dikarenakan manga islami

mempunyai ketertarikan sendiri yaitu cerita yang memadukan gambar dengan

tokoh yang lebih halus dalam berbagai bentuk ekspresi dan tulisan yang dirangkai

dalam alur cerita yang mudah diikuti oleh pembaca. Selain itu isi cerita dalam

Page 126: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 117

manga islami mengandung unsur-unsur religius. Manga Islami yang dibuat ini

tidak hanya sekedar bacaan biasa layaknya manga pada umumnya yang beredar di

toko buku. Namun manga islami ini mampu menjadikan siswa paham nilai – nilai

islami yang semula belum paham menjadi paham dan mengimplementasikan.

Pembuatan manga islami ini bertujuan untuk meminimalisir permasalahan

menurunnya karakter religius siswa pada keseharian siswa sekolah dasar di salah

satu sekolah swasta di Yogyakarta. MAMI yang berbentuk buku saku bisa dibawa

kemanapun siswa berada sebagai bahan bacaan dan pegangan ketika bermain.

Mengingat pada karakteristik anak yang bersifat imitatif. Perlunya peran guru

sebagai dukungan keberhasilan manga islami Manga islami telah dikemas

sedemikian rupa, baik dari cerita maupun desain manga islaminya. Inti sebuah

pesan dalam cerita manga islami bernuansa karakter serta terdapat nilai – nilai

islami yang sering dilakukan anak. Manga islami ini juga menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti siswa sehingga siswa akan lebih tertarik dan tidak merasa

bosan. Didukung pada sekolah tersebut siswa senang membaca dibuktikan dengan

seringnya berkunjung ke perpustakaan. Media ini dapat mengembangkan karakter

religius berawal dari siswa membaca kemudia beriringan dengan sikap

keteladanan melalui bantuan guru. . Melalui MAMI siswa akan menjadi terbiasa

membaca, sehingga dengan membaca siswa akan meniru apa yang terdapat pada

bacaan. Kelebihan dalam menggunakan Media Pembelajaran Manga islami,

antara lain :

1. Nilai edukatif pada MAMI mampu menjadikan siswa lebih paham akan nilai

– nilai islami melalui bacaan dalam manga islami tersebut.

2. Manga islami ini tidak hanya ilmu pengetahuan namun mengedepankan

nilai Akhlak.

3. Isi dalam cerita manga islami tidak hanya kesenangan belaka namun

memuat edukatif serta nilai – nilai islami anak.

4. Cerita yang didesain cukup menarik akan membuat siswa mengikuti seperti

dalam cerita.

5. Adanya bantuan gambar dan cerita di dalamnya akan lebih memudahkan

siswa dalam memahami ceritanya. Media manga islami ini mampu

menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.

Page 127: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 118

6. Gambar yang disajikan dalam MAMI berbentuk kartun. Fungsi gambar

tersebut sebagai ilustrasi dari cerita yang disajikan disesuaikan dengan

materi yang dibahas. Materi tersaji melalui percakapan tokoh dalam manga

islami. Cerita tersebut tidak disajikan secara utuh namun per sub bab konsep

bagian.

7. Tokoh yang diangkat dalam cerita berasal dari kalangan siswa, dengan

maksud menjadikan siswa sosok teladan. Oleh karena itu, akan memberikan

motivasi anak dalam berperilaku yang baik.

Terwujudnya Media Pembelajaran MAMI (Manga islami) sebagai Upaya

Mengembangkan Karakter religius Siswa Sekolah Dasar di Yogyakarta untuk

menumbuhkan kesadaran akan dirinya tentang karakter religius melalui

penanaman nilai – nilai islami khususnya akhlak.

Page 128: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 119

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Media Pembelajaran MAMI merupakan singkatan dari manga islami yang

berisi cerita dalam kehidupan sehari-hari dengan mengandung nilai-nilai islami

sekaligus cerita dibuat sedemikian rupa dengan mengandung unsur religius

didalamnya. Manga islami lebih mendominasi nilai karakter religius karena

mengacu pada permasalahan keseharian siswa yang kurang baik. Permasalahan

menurunnya nilai – nilai islami pada anak. Kegiatan pada tahap pengembangan

produk ini diantaranya sebagai berikut.

a. Menentukan tema, sebagai contoh tema yang akan diangkat yaitu kegiatan di

sekolah. Kegiatan di Sekolah dalam hal ini adalah aktivitas sehari – hari anak.

Contoh kegiatan yaitu adab dengan bapak / ibu guru, aktivitas ibadah

disekolah, dan budaya melakukan sesuatu dengan berdoa.

b. Mengumpulkan bahan atau materi yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan

tema yang akan diambil. Materi disesuaikan dengan tingkat kelas serta

penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Materi dapat menjawab

permasalahan yang sedang terjadi.

c. Menentukan tokoh manga islami dan alur cerita yang disesuaikan dengan

dekat kehidupan siswa. Tokoh berasal dari kalangan siswa pada siswa yang

baik agar menjadi sosok siswa teladan.

d. Menyusun ringkasan jalan cerita manga islami sebagai panduan dalam

pembuatan manga islami. Menyusun konsep cerita yang dipadukan pada

kriteria karakter yang akan dikembangkan.

e. Pembuatan manga islami awal berupa desain sederhana. Desain dibuat untuk

melihat apakah ilustrasi yang dibuat telah sesuai dengan alur cerita manga

islami dan mampu menggambarkan keadaan yang dimaksud dalam cerita

dengan jelas. Desain yang digunakan dirancang semenarik mungkin agar

siswa tidak bosan membaca.

Page 129: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 120

Kelebihan dalam menggunakan Media Pembelajaran Manga islami, antara

lain:

1. Nilai edukatif pada MAMI mampu menjadikan siswa lebih paham akan nilai –

nilai islami melalui bacaan dalam manga islami tersebut.

2. Manga islami ini tidak hanya ilmu pengetahuan namun mengedepankan nilai

akhlak.

3. Isi dalam cerita manga islami tidak hanya kesenangan belaka namun memuat

edukatif serta nilai – nilai islami anak.

4. Cerita yang didesain cukup menarik akan membuat siswa mengikuti seperti

dalam cerita.

5. Adanya bantuan gambar dan cerita di dalamnya akan lebih memudahkan

siswa dalam memahami ceritanya. Media manga islami ini mampu

menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.

6. Gambar yang disajikan dalam MAMI berbentuk kartun. Fungsi gambar

tersebut sebagai ilustrasi dari cerita yang disajikan disesuaikan dengan materi

yang dibahas. Materi tersaji melalui percakapan tokoh dalam manga islami.

Cerita tersebut tidak disajikan secara utuh namun per sub bab konsep bagian

7. Berbeda dengan manga pada umumnya. Pada umumnya manga kartun dengan

karakteristik desain yang tidak mengembangkan karakter. Namun, lain halnya

dengan manga islami ini tokohnya berbusana muslim sesuai anjuran.

8. Tokoh yang diangkat dalam cerita berasal dari kalangan siswa, dengan

maksud menjadikan siswa sosok teladan. Oleh karena itu, akan memberikan

motivasi anak dalam berperilaku yang baik.

5.2 Saran

Gagasan inovatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hal ini perlu adanya dukungan penuh dari berbagai pihak terkait yaitu pihak

sekolah dan dukungan orang tua siswa dalam pengembangan media komik.

Adanya media pembelajaran komik ini berfungsi sebagaipenunjang pembelajaran

sekaligus pembentukan karakter religius pada siswa SD. Pada praktiknya guru

harus mampu menjadi sosok teladan terlebih dahulu.

Page 130: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 121

Kelebihan dalam menggunakan Media Pembelajaran Manga islami adalah siswa

lebih paham akan nilai – nilai islami. Tokoh yang diangkat dalam cerita berasal

dari kalangan siswa, dengan maksud menjadikan siswa sosok teladan. Isi cerita

tidak hanya kesenangan belaka namun memuat edukatif serta nilai – nilai islami

anak. Akan memberikan motivasi anak dan memperkuat daya ingat. Cerita yang

di desain cukup menarik akan membuat siswa mengikuti seperti dalam cerita.

Adanya bantuan gambar dan cerita di dalamnya akan lebih memudahkan siswa

dalam memahami ceritanya. Media manga islami ini mampu menyampaikan

informasi secara efektif dan efisien.

Page 131: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 122

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. 2012. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Elearning Pendidikan. 2011. Membangun Karakter Religius Pada Siswa Sekolah

Dasar. dalam, (http://www.elearningpendidikan.com), diakses 12 Agustus

2016.

Gumelar, M. S. 2011. Comic Making. Jakarta: Pt. Indeks.

Hakim, Lukman. (2012). Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam dalam

Pembentukan Sikap dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-

Muttaqin Kota Tasikmalaya(Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim

Volume 10 No.1-2012). Tasikmalaya: STH Galunggung Tasikmalaya.

Heri Gunawan. 2012. Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Ilyas, Yunahar. (2012 dan 2014). Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga

Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI).

Iman, Muis Sad dan Kholifah. (2009). Tarbiyatuna. Magelang: FAI Universitas

Muhammadiyah Magelang.

Judiani, S. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Melalui

Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan ,

3, 280-289.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.

Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Kesuma Dharma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktek di

Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kurniawan, S. 2014. Pendidikan Karakter (Konsepsi Dan Implementasinya

Secara Terpau di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi Dan

Masyarakat. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Maharsi, I. 2010. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja:

Rosdakarya.

Page 132: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 123

Muchtar, Heri Jauhari. (2008). Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Sjarkawi. (2011). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Syaodih Sukmadimata, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Tafsir, Ahmad. 2014. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:

Rosdakarya.

Wiyani, N. A. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Yasin, A Fatah. (2008). Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang : UIN-

Malang Press.

Yusuf, S. (2011). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Zayadi, “Desain Pendidikan Karakter”, (Jakarta: Kencana Pramedia Group,2001),

Hlm.73.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenada Putra Utama.

Page 133: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 124

RANCANG BANGUN ALAT MONITORING SUHU

PADA TRUK PENGANGKUT SAPI SEBAGAI SOLUSI

ANIMAL WELFARE DI INDONESIA BERBASIS MIKROKONTROLER

ARDUINO UNO

M. Bazaar Iqbal

1), Hilman Saputra

1), Djiquwatan Abrar

1 dan Ekawati Prihatini

2)

1Mahasiswa Teknik Elektro, Akuntansi Sektor Publik, dan Teknik Energi, Politeknik Negeri Sriwijaya

2Dosen Pembimbing, Politeknik Negeri Sriwijaya

Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui apakah alat

monitoring suhu ini efektif untuk dijadikan sebagai solusi dari kesejahteraan

hewan ternak (animal welfare) menuju Indonesia Emas dan Mandiri 2045, untuk

mengetahui bagaimana bentuk perancangan alat monitoring suhu melalui desain

inovasi yang unik dan kreatif. dan sebagai Solusi dari kesejahteraan hewan

ternak(Animal Welfare) dalam proses pengangkutan sapi yang mengakibatkan

penyusutan bobot badan sapi akibat stress selama perjalanan. Berdasarkan hasil

penulisan dapat disimpulkan bahwa perancangan alat monitoring suhu pada truk

pengangkut sapi diharapkan mampu menjadi solusi masalah animal welfare di

Indonesia demi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,

alat monitoring suhu menggunakan sensor suhu LM35 sebagai sensor utama yang

akan mendeteksi suhu yang ada pada truk pengangkut sapi, output dari penelitian

alat monitoring suhu adalah atap truk akan otomatis membuka dan menutup

berdasarkan suhu di dalam truk. Langkah strategis yang dapat dilakukan berupa

observasi dan studi literatur serta perumusan masalah guna menjadikan alat

monitoring suhu pada truk pengangkut sapi ini menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata Kunci: Monitoring suhu, Animal Welfare , Sensor LM35, Indonesia emas

dan mandiri 2045

Page 134: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 125

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman hewani

terbesar di dunia. Keragamanan ini terlihat pada sektor peternakan masyarakat

Indonesia. Sektor-sektor peternakan di Indonesia ini meliputi ternak unggas,

ruminansia besar, ruminansia kecil, dan juga aneka ternak. Potensi ternak yang

ada dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ternak adalah hewan

piaraan yang dalam kehidupan baik mengenai tempat perkembang biakan serta

manfaanya diatur dan di awasi manusia serta di pelihara khusus sebagai bahan-

bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan manusia (Reksohadiprodjo, 1995).

Keragaman ini terlihat juga dari sektor bisnis ternak yang cukup besar

yang ada di Indonesia, terkhusus di bidang ternak sapi. Tingkat konsumsi daging

sapi yang terus meningkat menjadikan bisnis ternak sapi menjadi salah satu

potensi usaha yang cukup menjanjikan dan dapat meningkatkan ekonomi bagi

masyarakat. Namun terkadang ada beberapa hal yang sering diabaikan peternak-

peternak sapi dalam melakukan bisnisnya. Salah satu diantaranya adalah

kesejahteraan ternak atau yang lebih dikenal Animal welfare.

Animal welfare (kesejahteraan hewan) adalah suatu keadaan fisik dan

psikologi hewan sebagai usaha untuk mengatasi lingkungannya. Dengan kata lain

Animal welfare yang dimaksudkan adalah bagaimana hewan ternak tersebut juga

memerlukan perhatian yang lebih pada saat terjadi perubahan di lingkungan

secara fisik dan psikologi. Dalam konteks Indonesia, animal welfare dapat

dikategorikan sebagai perspektif yang baru dan belum dipahami secara luas.

Konsep ini agak sulit untuk diterjemahkan karena kesejahteraan mempunyai

makna yang beragam untuk setiap orang di Indonesia. Namun yang terpenting

disini adalah kepedulian terhadap hewan ternak adalah salah satu maksud dari

adanya Animal welfare di Indonesia.

Salah satu kasus nyata yang terjadi di Indonesia terkait Animal welfare

adalah proses pengangkutan sapi menggunakan truk dari satu tempat ke tempat

lain. Terkadang peternak tidak terlalu memperhatikan dan hanya beranggapan

Page 135: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 126

bahwa sapi yang diangkut harus sampai ketujuan tanpa memperhatikan perubahan

lingkungan yang terjadi pada saat pengangkutan sapi. Pada saat pengangkutan

sapi memungkinkan terjadinya perubahan suhu yang cukup signifikan. Perubahan

inilah yang terkadang membuat sapi yang diangkut tidak siap terhadap perubahan

yang terjadi. Oleh karenanya hal tersebut dapat membuat sapi merasa stres dan

mengalami penyusutan berat beban. Hal ini tidak hanya menunjukkan kurangnya

kepedulian terhadap kesejahteraan ternak yang mengakibatkan ternak menjadi

stres akan tetapi juga dapat membuat peternak mengalami kerugian atas penjualan

dikarenakan penyusutan berat badan sapi.

Menanggapi permasalahan yang terjadi diatas , penulis melalui tulisan ini

ingin memberikan solusi dalam bentuk “Rancang Bangun Alat Monitoring Suhu

Pada Truk Pengangkut Sapi Sebagai Solusi Animal welfare di Indonesia Berbasis

Mikrokontroler Arduino Uno “ yang dapat digunakan untuk me-monitoring

perubahan suhu yang terjadi pada saat pengangkutan sapi dengan sistem kerja

otomatisasi atap truk yang akan menutup secara otomatis apabila terjadi

perubahan suhu yang tidak sesuai. Serta keran air otomatis yang akan mengisi

apabila air didalam tangki minum habis. Diharapkan nantinya melalui tuisan ini,

Animal welfare di Indonesia tidak menjadi masalah dan dapat membantu dalam

membangun Indonesia yang Mandiri dan Emas 2045.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari karya tulis tentang rancang bangun alat

monitoring suhu pada truk pengangkut sapi sebagai solusi animal welfare di

Indonesia berbasis mikrokontroler Arduino Uno ini adalah bagaimana prinsip

kerja serta perancangan dari alat tersebut.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari karya ilmiah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah alat monitoring suhu ini efektif untuk dijadikan

sebagai solusi dari kesejahteraan hewan ternak (animal welfare) menuju

Indonesia Emas dan Mandiri 2045.

Page 136: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 127

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perancangan alat monitoring suhu

melalui desain inovasi yang unik dan kreatif.

3. Sebagai Solusi dari kesejahteraan hewan ternak (Animal welfare) dalam

proses pengangkutan sapi yang mengakibatkan penyusutan bobot badan sapi

akibat stres selama perjalanan.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Menjadi solusi masalah animal welfare di Indonesia

2. Mengatasi masalah transportasi sapi di Indonesia

3. Menambah ilmu dan pengetahuan masyarakat melalui teknologi yang

diterapkan.

Page 137: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 128

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Animal Welfare

Animal welfare (Kesejahteraan satwa) mengukur baik kesenangan maupun

kesehatan binatang. Ada beberapa ukuran berbeda untuk mengevaluasi kualitas

hidupnya. Pertama, ada yang menganalisa perasaan binatang saja. Kedua, ada

yang memeriksa jika binatang sehat dan jika binatang mempunyai perilaku

menyimpang atau tidak. Ketiga, ada yang mengevaluasi jika binatang dibiarkan

hidup di lingkungan aslinya agar dapat hidup sealami mungkin, jadi perilaku

alamiah sebanyak mungkin dapat ditunjukkan.

Animal welfare adalah ekspresi yang berkenaan dengan moril. Semua

manusia bertanggungjawab terhadap masing-masing binatang yang dipelihara

atau bebas di alam. Dalam teori kesejahteraan binatang ada ajaran tentang

kepedulian dan perlakuan manusia terhadap masing-masing hewan dan bagaimana

masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidup hewan itu. Setiap jenis satwa liar

dan hewan harus dibiarkan hidup bebas di alam atau hidup yang berkualitas di

lingkungan yang disesuaikan dengan pola perilaku, kebutuhan serta karakteristik

habitat alamnya di kandang. Lagi pula, manusialah yang bertanggungjawab untuk

mewujudkannya (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 1999).

Kesejahteraan satwa di lingkungan kebun binatang, (Dikutip Dari:

Standard Of Modern Zoo Practice, 2000) meliputi :

1. Penyediaan makanan dan air

a. Program pengayaan makanan.

b. Makanan yang diberikan oleh pengunjung tidak diizinkan karena makanan

untuk satwa harus secara selektif dan disetujui oleh pihak manajemen

pengelola.

c. Penyediaan air yang bersih setiap waktu.

Page 138: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 129

2. Penyediaan lingkungan yang sesuai

a. Kandang harus dilengkapi dengan kebutuhan spesies yang bersangkutan

seperti bahan tempat tidur, bertengger, vegetasi, kotak bersarang dan kolam

sehingga menyerupai habitat aslinya.

b. Pembuatan lantai kandang dengan bahan material yang keras.

3. Penyediaan kesehatan hewan

a. Pemeriksaan kesehatan semua hewan di kebun binatang dilakukan sekali

seminggu sekaligus pemberian multivitamin dan antiseptik.

b. Pengendalian penyakit seperti pembersihan kandang dan drainase saluran

air.

c. Setiap satwa yang mengalami stres, sakit atau terluka langsung dilakukan

pengobatan.

4. Penyediaan peluang mengekspresikan perilaku paling normal

a. Penempatan spesies yang sejenis dalam satu kandang agar satwa tersebut

dapat berinteraksi.

b. Gerakan yang alami dari satwa.

5. Penyediaan perlindungan dari ketakutan dan stress

a. Pembuatan pagar pembatas agar pengunjung tidak dapat berinteraksi

secara langsung dengan kandang satwa.

b. Pembuatan gerbang ganda untuk mengantisipasi kaburnya satwa dari

kandang.

c. Koleksi yang baru tiba harus di karantina dan pemeriksaan kesehatan

sebelum ditempatkan dalam kandang koleksi.

Page 139: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 130

2.2 Mikrokontroler Arduino uno

Gambar 2.1. Arduino uno r3

Arduino Uno R3 adalah keluaran pabrik "Arduino Uno", sudah

menggunakan mikrokontroller ATmega328. Arduino Uno R3 mempunyai 14

digital pin input / output (6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input

analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan

tombol reset di papan.

Gambar 2.2. Konfigurasi pin-pin pada arduino uno r3

Page 140: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 131

2.2.1 Spesifikasi Arduino Uno R3

Tabel 2.1 Spesifikasi arduino uno

R3 Mikrokontroler Atmega328

Tegangan jalan 5V

Tegangan masukan 7-12 V

Batas tegangan 6-20 V

Digital I/O pin 14 ( 0f which 6 provide PWM output )

Analog input pins 6

Dc current per I/O pin 40 mA

Dc Current for 3.3 V pin 50 mA

Flash memory 32 KB ( Atmega328) of whivh 0.5 Kb used by

bootloader

SRAM 2 KB ( Atmega328 )

EEPROM 1 KB ( Atmega328 )

Clock Speed 16 MHz

Panjang 68.6 mm

Lebar 53.4 mm

Berat 25 g

2.2.2 Power Arduino UNO R3

Arduino Uno R3 dapat dioperasikan menggunakan 3 cara. pertama dengan

menggunakan koneksi USB dengan komputer, Adaptor AC-DC, dan

menggunakan batu baterai. Pin listrik pada board Arduino Uno R3 :

a. Pin VIN atau Voltage In yaitu pin untuk tegangan masukan papan.

b. Pin 5V atau pin 5 Volts adalah pin keluaran dari papan arduino yang nantinya

digunakan untuk menyuplai perangkat serial yang bekerja dengan arduino.

c. Pin 3.3 V adalah pin yang memasok 3,3 volt yang dihasilkan oleh regulator on-

board. Menarik arus maksimum adalah 50 mA.

d. Pin GND yaitu Pin Ground

e. Pin IOREF

Tegangan yang disarankan Untuk pengoperasian Arduino Uno R3 adalah

7 -12 V. Tegangan dibawah atau diatasnya akan merusak papan Arduino. Memori

Arduino Uno R3, Pada ATmega328 Memori Flash yaitu 32Kb yang pada 0,5 Kb

digunakan untuk bootloader. Sedangakan SRAM 2Kb dan EEPROM 1Kb.

Page 141: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 132

2.2.3 Pin Arduino UNO R3

Arduino Uno R3 memiliki total 14 Pin input dan output dengan

menggunakan script pinMode(), didtalWrite() dan digitalWrite(). Setiap pin

beroperasi pada tegangan 5 Volt dan maksimal dapat menerima 40 mA. Selain 14

Pin I/O Arduino Uno R3 juga mempunyai pin khusus diantaranya:

1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari

ATmega8U2 USB-to-TTL Serial Chip.

2. Eksternal Interrupts: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu

interupsi pada nilai rendah, naik atau perubahan nilai dengan menggunakan

script attachInterrupt ().

3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan script

analogWrite ()

4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung

komunikasi SPI menggunakan Library SPI.

5. LED: 13. Pada Arduino Uno R3 dirancang ditambahkan LED yang terhubung

ke pin digital 13. Ketika pin berstatus high maka LED akan menyala begitu

sebaliknya.

6. 6 input analog, berlabel A0 hingga A5, yang masing-masing menyediakan 10

bit resolusi.

7. TWI: pin A4 atau SDA dan A5 atau pin SCL. Dukungan komunikasi TWI

menggunakan library Wire.

Ada beberapa pin lainnya di papan:

1. AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Digunakan dengan

analogReference ().

2. Reset. pin yang dimana jika statusnya low maka akan mereset papan. keadaan

ini digunakan biasanya karena tombol reset terhalangi oleh Arduino Shield

diatasnya

Page 142: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 133

2.3 Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi

untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.

Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen

elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35

memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang

rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang

diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu

daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60

μA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-

heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah

yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 30 ºC .

2.3.1. Struktur Sensor LM35

Gambar 2.3 Sensor suhu lm35

Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak

bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1

berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan

sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai

dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan

Page 143: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 134

antar 4 volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap

derajat celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

Vlm35 = Suhu * 10mV

Gambar 2.4 Skematik rangkaian dasa lm35

Gambar diatas kanan adalah gambar skematik rangkaian dasar sensor suhu

LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sederhana dan praktis. Vout adalah tegangan

keluaran sensor yang terskala linier terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1

derajat celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajat

Celcius. Dan jika Vout = 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius.

Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan ke rangkaian

pengondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan rangkaian filter, atau

rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian Analog-to-

Digital Converter.

Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk

aplikasi yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi -

tidak untuk aplikasi yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah

dilakukan, tegangan keluaran sensor belum lah stabil. Pada kondisi suhu yang

relatif sama, jika tegangan suplai saya ubah-ubah (saya naikkan atau turunkan),

maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal ini sepertinya benar, tapi

untuk instrumentasi hal ini tidak lah diperkenankan. Dibandingkan dengan tingkat

kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur

seyogianya dapat dijadikan patokan bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-

Page 144: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 135

ubah untuk kondisi yang relatif tidak ada perubahan, maka alat ukur yang

demikian ini tidak dapat digunakan.

2.3.2 Menghitung nilai suhu dengan Arduino

Untuk menghitung nilai suhu yang ada pada suatu ruangan dengan arduino

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

T = Nilai ADC * 0.488

Dimana :

- T adalah nilai suhu / temperatur (0C).

- Nilai ADC adalah nilai adc pada sensor LM35.

- 0.488 = nilai ketelitian suhu LM35.

Nilai 0.488 didapat dari perhitungan sebagai berikut:

5 1000

1024 0.488

Ket:

- 5 = nilai vin

- 100 = nilai maksimal suhu 0C

- 1024 = nilai adc 10 bit

2.4. Motor DC

Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber

tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya,

menggunakan arus langsung dan tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC

digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang

tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Page 145: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 136

Gambar 2.5 Motor dc

2.4.1. Komponen Utama Motor DC

Gambar diatas memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga

komponen utama :

a. Kutub medan magnet

Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan

menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang

stasioner dan kumparan motor DC yang menggerakan bearing pada ruang

diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub

utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan

diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau

lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima

listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.

b. Kumparan motor DC

Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi

elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as

penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,

kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-

kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,

arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor

DC.

Page 146: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 137

c. Commutator Motor DC

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah

untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga

membantu dalam transmisi arus antara kumparan motor DC dan sumber daya.

2.4.2 Spesifikasi Motor DC

Tabel 2.2 Spesifikasi motor dc

Spesifikasi Nilai

Nominal Voltage 9

Voltage Range 4.5 – 18

Current Max 0.37

Speed Max 63220

Torque Max 32.5

Eficiency 63.7

Terminal type 0.08

Shaft diameter 0.08

Shaft Lenght 0.344

Page 147: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 138

BAB III

METODE PERANCANGAN ALAT

Alat ini dalam pengerjaannya menggunakan metode rancang bangun,

langkah-langkah dari metode rancang bangun antara lain yaitu, menganalisis

kebutuhan sistem, perancangan, pembuatan dan pengujian. Data hasil pengujian

diperoleh dengan cara pengujian menyangkut rancang bangun dan untuk kerja

alat.

3.1. Identifikasi Kebutuhan

Perancangan alat ini perlu adanya identifikasi kebutuhan terhadap alat

yang akan dibuat, antara lain :

1. Perlunya Mikrokontroler sebagai sistem pengendali.

2. Perlunya rangkaian untuk menyuplai daya.

3. Perlunya sensor sebagai pendeteksi/pembaca data yang digunakan didalam

alat ini.

4. Perlunya rangkaian driver motor untuk menggerakkan motor dc.

3.2. Analisis kebutuhan

Pengembangan rancangan perlu memperhatikan beberapa kebutuhan yang

diperlukan oleh pengguna, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, salah satunya

adalah kebutuhan komponen penyusunnya, yaitu :

1. Mikrokontroler Arduino Uno sebagai komponen kendali yang dapat

mengendalikan sistem secara keseluruhan.

2. Power supply/battery untk mendukung kerja sistem tersebut.

3. Sensor Suhu LM35 sebagai sensor pembaca data suhu lingkungan.

4. Driver motor sebagai pengendali gerakan motor DC pada alat.

3.3. Perancangan Hardware

Perancangan pembuatan Alat Monitoring suhu berbasis Arduino UNO R3

menggunakan piranti seminimal mungkin agar spesifikasi dan ukuran sistem

dapat diterapkan pada objek sesungguhnya. Sistem yang dirakit terdiri dari sebuah

Page 148: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 139

sensor LM35, Driver motor dan sistem kendali.

Display akan menampilkan nilai data sensor yang terbaca dan

menunjukkan kondisi suhu yang sedang terjadi pada alat tersebut. Sistem kendali

menggunakan mikrokontroler Arduino UNO R3.

3.3.1. Mikrokontroler Arduino UNO R3

Sistem kendali utama adalah mikrokontroler Arduino Uno. Arduino uno

R3 merupakan keluaran pabrik “Arduino Uno” yang sudah menggunakan

mikrokontroler.

Gambar 3.1 Skema arduino uno

3.3.2. Antarmuka dengan sensor LM35

Sensor LM35 digunakan untuk mendeteksi/membaca nilai suhu ruangan

yang terjadi. Data sensor yang terbaca akan ditampilkan di LCD untuk

menunjukkan nilai suhu yang sedang terjadi.

Page 149: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 140

Gambar 3.2. Skema sensor lm35

3.3.3. Skema rangkaian

Pada alat ini menggunakan arduino uno sebagai otak dari sistem ini yang

dihubungkan ke beberapa komponen seperti power supply regulator, ic driver

L293D, sensor suhu LM35 dan motor dc 5 volt.

Page 150: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 141

3.3.4 Rancangan Mekanik

Gambar 3.4 Rancangan mekanik alat

Keterangan :

1 = Motor Dc penggerak atap truk

2 = Posisi sensor suhu LM35

3 = Pintu masuk Sapi terpisah oleh sekat

3.4. Perancangan Software

Software yang digunakan pada proyek karya tulis ini adalah arduino IDE.

List program dapat dilihat pada lampiran.

3.5 Blok Diagram

Sistem kendali yang baik adalah suatu sistem yang dapat melakukan suatu

proses koreksi sendiri serta dapat memperbaiki error pada system itu sendiri. Pada

perancangan sistem kendali ini, digunakan mikrokontroler Arduino Uno revisi 3

yang berfungsi sebagai otak dari sistem ini. untuk output-nya berupa motor DC 5

volt yang terhubung dengan driver motor ic L293D, sedangkan untuk input-nya

menggunakan sensor LM35. Secara garis besar cara kerja alat monitoring suhu

dapat dilihat pada blok diagram dibawah ini:

Page 151: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 142

Gambar. 3.5 Diagram blok sistem

3.6. Flowchart

Gambar 3.6 Flow chart system

Sensor

LM53

Arduino

Uno

ADC /

Nilai suhu Motor DC

Mulai

Inisialisasi

Sensor suhu

LM35 dan

Motor DC

Proses data suhu

Tampilkan data

Motor DC On / Off

Finish

Page 152: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 143

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. HASIL PERCOBAAN

4.1.1. Skematik rangkaian alat monitoring suhu

Gambar 4.1. Skematik rangkaian monitoring suhu

Page 153: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 144

Gambar 4.2. Tampilan saat running pada visual basic 6.0

4.1.2 Data Hasil Percobaan Antara Data ADC , Nilai PWM dan Nilai suhu

Tabel 4.1. Hasil percobaan nilai suhu, nilai adc dan status.

No Nilai suhu (0C) Nilai ADC Status Atap

1. 20.02 41.00 Buka

2. 30.32 61.47 Tutup

3. 35.32 71.72 Tutup

4. 22.46 46.00 Buka

4.2. DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 4.2. Hasil percobaan data adc dan vin

No Nilai suhu (˚C) Nilai ADC Status Atap

1. 20.02 41.00 Buka

2. 30.32 61.47 Tutup

3. 35.32 71.71 Tutup

4. 22.46 46.00 Buka

Page 154: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 145

Perhitungan nilai suhu terhadap data ADC yaitu:

T = Nilai ADC * 0.488

Dimana :

- T adalah nilai suhu / temperatur (0C).

- Nilai ADC adalah nilai adc pada sensor LM35.

- 0.488 = nilai ketelitian suhu LM35.

Nilai 0.488 didapat dari perhitungan sebagai berikut:

5 1000

1024 0.488

Ket:

- 5 = nilai vin

- 100 = nilai maksimal suhu 0C

- 1024 = nilai adc 10 bit

1. T = Nilai ADC * 0.488 2. T = Nilai ADC * 0.488

Nilai ADC = 20.02 / 0.488 Nilai ADC = 30.28 / 0.488

Nilai ADC = 41.00 Nilai ADC = 61.00

Status = Buka Status = Tutup

3. T = Nilai ADC * 0.488 4. T = Nilai ADC * 0.488

Nilai ADC = 35.28 / 0.488 Nilai ADC = 22.46 / 0.488

Nilai ADC = 71.71 Nilai ADC = 46.00

Status = Tutup Status = Buka

Berdasarkan perhitungan secara matematis terhadap data yang tertera pada

tabel 7.1. Bahwa dari perhitungan matematis untuk mengukur nilai suhu dan nilai

ADC, data yang dihasilkan tidak sepenuhnya sama. Berbeda selisih ± 0,01 akan

tetapi data tersebut masih dalam nilai toleransi.

4.3 Analisa

Berdasarkan data diperoleh bahwa nilai adc pada rangkaian memengaruhi

nilai suhu yang terbaca oleh sensor. Nilai suhu yang rendah atau dibawah 30oC

menunjukkan bahwa atap otomatis terbuka sedangkan nilai suhu yang tinggi atau

Page 155: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 146

diatas 30oC menunjukkan bahwa atap akan otomatis tertutup. Motor dc yang

digunakan akan menggerakkan atap secara otomatis sesuai dengan kode program

yang digunakan. Dengan demikian alat monitoring suhu dapat digunakan untuk

mengontrol atau mengendalikan atap truk pengangkut sapi secara otomatis.

Page 156: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 147

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dari alat monitoring suhu dapat disimpulkan

bahwa :

1. Perancangan alat monitoring suhu pada truk pengangkut sapi diharapkan

mampu menjadi solusi masalah animal welfare di Indonesia demi kemajuan

teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik

2. Alat monitoring suhu menggunakan sensor suhu LM35 sebagai sensor utama

yang akan mendeteksi suhu pada truk pengangkut sapi.

3. Output dari proyek penelitian alat monitoring suhu ini adalah atap truk akan

otomatis membuka dan menutup berdasarkan suhu didalam truk.

5.2 Saran

Dibutuhkan pengembangan yang lebih baik lagi untuk alat monitoring

suhu sehingga dapat menjadi sebuah piranti yang kompleks dan dapat berguna

bagi nusa, bangsa dan negara.

Page 157: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 148

DAFTAR PUSTAKA

Reksohadiprodjo, (1995). Potensi Peternakan Indonesia Dalam pemenuhan

Kebutuhan Nasional. Buku Bangsa. Jakarta.

Santoso, Hari. 2015. Panduan Praktis Arduino untuk Pemula. Elang sakti. Ebook

Gratis

Suhata. 2004. Visual Basic Sebagai Kendali Peralatan Elektronika. Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Setiadi, Ardi. 2010. Praktik Sensor. Suara Teknik. Bandung

Yanuar, Ari. 2013. Mengenal Motor elektronik. Trijaya. semarang

Page 158: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 149

IMPLEMENTASI TIM WIRAUSAHA BERKELANJUTAN

SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGURANGI ANGKA PENGANGGURAN

DI INDONESIA

Miftahol Hudhah

1), Siti Rohmatun Ni`mah

1), Nimas Ayu Mashuri

1 dan Riris Diana Rachmayanti

2)

1Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, FKM, Universitas Airlangga

2Dosen Pembimbing, Universitas Airlangga

Abstrak

Kondisi ekonomi Indonesia diera sekarang ini mengalami krisis ekonomi,

mengakibatkan rendahnya kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia sangat

memerihatinkan. Dilihat dari hasil data angkatan kerja, orang yang bekerja, serta

pengangguran yang berada di Indonesia yang terhitung sejak tahun 1986–2013 per

bulan Agustus. Indonesia masih cukup tinggi jumlah penganggurannya walaupun

sempat mengalami penurunan. Menurut data Sukernas BPS tahun 2013, jumlah

penganguran berturut-turut 7.70 juta orang di tahun 2011, 7.24 juta orang di tahun

2012, dan 7.39 juta orang di tahun 2013. Selain itu selaras dengan keadaan

masyarakat ekonomi asia (MEA) mengakibatkan banyak produk asing yang juga ikut

bersaing dalam memeriahkan produksi pasar di negara Indonesia ini. Maka dari itu

perlu adanya inovasi dari masyarakat Indonesia itu sendiri dengan membentuk

komunitas yang disebut dengan “Tim Wirausaha” yang terdiri dari kalangan remaja,

istri maupun suami, yang terutama berstatus sebagai pengangguran. Manfaat yang

dapat di peroleh melalui program ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat dan menumbuhkan jiwa berwirausaha untuk mendapatkan penghasilan

atau income keluarga, serta menguragi permasalahan yang dihadapi Indonesia terkait

meledaknya jumlah penduduk dan minimnya penghasilan, sehingga dapat

mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Metode yang yang digunakan dalam

program ini adalah studi literatur atau kajian pustaka, dari studi literatur dapat di

ketahui bahwa Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan

usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru

atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang

menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan

(Nasrullah Yusuf, 2006). Metode implementasi “Tim Wirausaha” yaitu menggunakan

Tahap-tahap dalam proses pengembangan team building menurut Tuckman (1965)

yaitu Forming, Storming, Norming, Performing, dan Adjourning. Tim Wirausaha ini

diawali dengan pembentukan anggota yang berpusat dengan beranggotakan +12

orang yang memilliki skill dalam berwirausaha, dari anggota-anggota yang berada di

pusat tersebut akan diberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan dengan beberapa

modal dalam menjalankan usahanya. Wirausaha yang dilatih di pusat ini diawali

dengan usaha kecil seperti keripik singkong, kerupuk udang, dan lain sebagainya.

Sasarannya adalah masyarakat menengah kebawah. Kemudian dari anggota-anggota

pusat yang siap dalam menjalankan usaha, nantinya akan disebar di beberapa daerah

di Indonesia untuk membentuk suatu tim baru sebagai penerapan dari pelatihan di

pusat.

Kata Kunci : Tim wirausha, Implementasi, Pengangguran, Wirausaha, Team

building.

Page 159: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 150

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi ekonomi di era sekarang sedang dalam keadaan krisis ekonomi,

krisis ekonomi yang sedang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada segi

kehidupan ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat sangat kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini mengakibatkan rendahnya kehidupan

ekonomi masyarakat dan hal tersebut sangat memerihatinkan. Selain itu dimana

produksi perusahaan besar pun ikut menurun, banyak pula perusahaan yang

berhenti berproduksi karena saingan antar usaha yang berada di Indonesia ini

meninggi. Perusahaan tersebut juga tidak bisa lagi memroduksi dalam jumlah

besar sehingga banyak perusahaan yang mengalami gulung tikar / kebangkrutan.

Kejadian ini dapat mengakibatkan penghentian karyawan yang lazim atau PHK

(pemutusan hubungan kerja) sehingga menambah angka pengangguran di

Indonesia.

Berikut ini merupakan tabel jumlah angkatan kerja, orang yang bekerja,

serta pengangguran yang berada di Indonesia yang terhitung sejak tahun 1986 –

2013 per bulan Agustus.

Tabel 1. Jumlah angkatan kerja, penduduk bekerja, dan pengangguran dari 1986–

2013

Page 160: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 151

Sumber: Sakernas, BPS

Page 161: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 152

Dari data diatas menjelaskan bahwa pengangguran di Indonesia masih

cukup tinggi walaupun sempat mengalami penurunan. Dengan demikian untuk

mengatasi sisa jumlah pengangguran yang terhitung per Agustus 2013 sebanyak

7,39 juta orang yang tercantum pada Sakernas, BPS. Maka untuk itu perlu adanya

inovasi dari masyarakat Indonesia itu sendiri.

Mengingat pentingnya perubahan ekonomi masyarakat di jaman sekarang

ini, maka masyarakat di tuntut agar lebih semangat dan berusaha lagi untuk

mencapai suatu pekerjaan dan mengalami perubahan yang lebih baik demi

memenuhi kehidupan sendiri, keluarga, maupun untuk membantu orang lain yang

mengalami kesusahan. Bukan hanya faktor tersebut saja melainkan juga

masyarakat sekarang ini harus lebih kreatif lagi dalam mencari pekerjaan.

Daya saing yang meninggi karena himpitan keuangan memaksa kita untuk

bersaing dalam memenuhi tuntutan hidup. Hal ini selaras dengan keadaan

masyarakat ekonomi asia (MEA) yang mana banyak produk asing yang juga ikut

bersaing dalam memeriahkan produksi pasar di Negara Indonesia ini. Maka dari

itu perlu adanya inovasi yang menjadikan kita tetap mampu bersaing dalam

memperoleh penghasilan melalui bidang usaha.

Masyarakat ekonomi asia sudah berjalan sejak awal tahun 2015, maka

perlu adanya preventif kita untuk mampu bersaing dalam segi perekonomian.

Sehingga perlu adanya alternatif solusi bagi masyarakat untuk dapat bertahan

dalam himpitan perekonomian di era ini. Alternatif tersebut adalah dibangunnya

“Tim wirausaha” di kalangan istri dan para suami yang belum mendapatkan

Page 162: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 153

pekerjaan. Komunitas ini perlu diadakan disetiap daerah, tetapi untuk memulai

mimpi ini perlu waktu yang cukup lama.

Banyaknya masyarakat di Indonesia yang beragam dan memiliki

kompetensi lebih dalam pemikiran untuk maju dalam segi berwirausaha, maka

dengan diadakannya komunitas wirausaha di setiap daerah memungkinkan

masyarakat mampu bersaing dalam menghadapi era ini. Tim ini menjadikan suatu

pemasukan atau benefit yang sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat. Tim ini di

bangun dalam mewujudkan wirausaha untuk menghasilkan produk-produk

Indonesia yang berkualitas.

Dalam mengawali tim ini, dapat di kembangkan dengan membuat tim

wirausaha yang berada di daerah yang cukup menjanjikan seperti kota-kota besar

di Jakarta, Surabaya, Bali dan lainsebagainya. Tim ini ditujukan kepada

masyarakat pendatang yang sedang mencari peruntungan ekonomi di kota besar.

Wirausaha yang di gerakan ini merupakan jenis usaha kecil seperti produk

makanan ringan seperti keripik singkong, kerupuk udang, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini sasaran konsumen adalah masyarakat menengah kebawah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana solusi masyarakat menghadapi himpitan ekonomi seperti

sekarang?

2. Bagaimana membangun wawasan dan karakter berwirausaha di masyarakat ?

3. Bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dalam persaingan memperoleh

penghasilan di masyarakat ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Membentuk tim wirausaha dalam masyarakat sebagai solusi untuk

mendapatkan penghasilan atau benefit.

2. Membentuk jiwa wirausaha pada masyarakat dan memberikan motivasi untuk

lebih maju dalam berwirausaha.

3. Membantu masyarakat untuk memperoleh pendapatan keluarga dan

mengurangi pengangguran di Indonesia.

Page 163: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 154

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat di peroleh melalui program ini adalah menciptakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan menumbuhkan jiwa berwirausaha untuk

mendapatkan penghasilan atau income keluarga, serta mengurangi permasalahan

yang dihadapi Indonesia terkait meledaknya jumlah penduduk dan minimnya

penghasilan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Page 164: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 155

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tim (Team)

2.1.1 Definisi Tim

Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau

lebih yang berinteraksi dan mengoordinasikan pekerjaan mereka untuk

menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171). Tim adalah sejumlah

kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi, yang berkomitmen

untuk tujuan dan pendekatan yang sama, dimana mereka saling bertanggung

jawab (Katzenbach dan Smith, 1993).

Tim adalah kelompok kerja yang terbentuk dari individu-individu yang

melihat diri mereka dan dilihat oleh orang lain sebagai satu kesatuan sosial, yang

saling ketergantungan karena tugas yang mereka kerjakan sebagai anggota

kelompok terikat dalam satu atau lebih organisasi, dimana tugas yang dikerjakan

mempengaruhi orang lain. (Guzzo & Dickson, 1996).

Sedangkan menurut McShane & Von Glinov (2008), tim adalah kelompok

dari dua atau lebih orang yang berinteraksi dan saling mempengaruhi, yang

bertanggung jawab untuk mencapai tujuan objektif organisasi, dan merasakan diri

mereka sebagai satu kesatuan sosial dalam organisasi.

2.1.2 Proses pengembangan Team Building

Team building adalah sebuah proses pembelajaran dengan pendekatan

experiental yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi internal kelompok seperti

kerjasama, komunikasi yang lebih baik, serta mengurangi konflik disfungsional

antar sesama anggota organisasi (Kreitner & Kinicki, 2008).

Dessler (2005) dalam bukunya mengatakan bahwa team building

merupakan pengembangan organisasi yang fokusnya adalah pada human process.

Intervensi pengembangan organisasi semacam ini secara umum bertujuan untuk

meningkatkan skill dalam hubungan sesama individu. Tujuan utama dari team

building adalah untuk meningkatkan kekompakkan dan kerja sama yang seimbang

antar anggota organisasi (Yukl, 2006).

Page 165: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 156

Berikut adalah tahap-tahap dalam proses pengembangan team building

menurut Tuckman (1965):

1. Forming

Merupakan proses awal pembentukan kelompok kerja. Memiliki

karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan

kelompok tersebut. Masing-masing individu tidak memiliki pengetahuan yang

jelas mengapa harus bekerja secara berkelompok. Banyaknya pertanyaan yang

muncul di setiap anggota tersebut menyebabkan mereka berada dalam kondisi

yang tidak pasti. Pada tahap ini, setiap individu mencoba untuk mencari tahu

konsep yang ada dalam tim. Pada tahap ini juga dibentuk perasaan dan perilaku

seperti kegembiraan, antisipasi dan optimisme dalam tim, menentukan perilaku

kelompok yang dapat diterima, mendefinisikan tugas, menetapkan harapan tingkat

dasar, identifikasi kesamaan, dan menyepakati tujuan umum. Tahap ini selesai

ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari tim.

Pada tahap forming ini ada hal penting yang dilakukan misalnya:

a. Goal Setting (menentukan tujuan)

Salah satu hal yang dilakukan saat tahap forming ialah menentukan tujuan.

Penentuan tujuan ini penting karena apabila tujuan tim telah diklarifikasi

berdasarkan persetujuan bersama,maka tujuan tersebut bisa menambah komitmen

dari masing-masing individu dalam tim.

b. Role Definition (mendefinisikan peran)

Pendekatan dari program tipe ini adalah fokus pada klarifikasi peran

masing-masing individu dalam sebuah tim, norma dalam tim, dan pembagian

tanggung jawab masing-masing individu dalam sebuah tim. Nilai dari program ini

adalah setiap anggota tim dapat melihat bagaimana pandangan tentang mereka

dari luar tim, sehingga dapat meningkatkan peran mereka dalam tim. (Levi,2001).

2. Storming

Tahap ini merupakan proses dimana masing-masing orang didalam

kelompok berusaha untuk saling menyesuaikan diri dengan cara menyatukan

nilai-nilai yang dianutnya. Pada tahap ini, setiap anggota tim telah menunjukkan

Page 166: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 157

gaya aslinya dan ide yang berbeda bersaing untuk dipertimbangkan. Tim ini

membahas isu seperti masalah apa yang akan diselesaikan dan model

kepemimpinan apa yang mereka gunakan. Perilaku yang menjadi ciri pada tahap

ini adalah bagaimana anggota tim mengekspresikan perbedaan ide, perasaan, dan

opini serta reaksi yang dilakukan terhadap kepemimpinan.

3. Norming

Merupakan proses ketika konflik mereda dan masing-masing anggota

sudah mulai menyatukan visi dan misi diantara mereka. Mereka lebih

mementingkan pencapaian tujuan kelompok dari pada kelompok pribadinya.

Tuckman mendeskripsikannya sebagai tahap kohesif dimana anggota sudah dapat

menerima keunikan dan perbedaan dalam kelompok. Anggota kelompok merasa

bagian dari kelompok dan menerima norma-norma dalam kelompok. Walaupun

setiap anggota memiliki interpretasi dan persepsi yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya, tetapi penekanannya adalah pada harmoni. Anggota

mengesampingkan konflik yang ada dan lebih mengembangkan norma-norma

dalam kelompok. Dalam tahap ini mulai terbentuk struktur, peran, dan rasa

kebersamaan. Karakteristik tahap ini adalah persetujuan dalam peranan, pencarian

mufakat, dan peningkatan sportivitas.

4. Performing

Setiap anggota di dalam kelompok mulai menyatukan diri dalam visi dan

misi. Yang dipentingkan adalah proses pencapaian tujuan kelompok, maka proses

selanjutnya adalah menghasilkan sebuah karya kelompok. Menurut Tuckman,

dalam tahap performingini struktur interpersonal yang terbentuk dan berkembang

pada tahap-tahap sebelumnya menjadi modal dan sangat berpengaruh dalam

penyelesaian masalah dan tugas untuk mencapai tujuan. Masalah interpersonal

merupakan bagian dari masa lalu dan sebagai pembelajaran bersama, seluruh

anggota kelompok menuangkan energinya untuk mencapai tujuan bersama. Tahap

ini memiliki karakteristik fokus terhadap hasil, orientasi tugas yang tinggi,

menekankan pada penampilan dan produktivitas. Beberapa program yang dapat

diberikan untuk meningkatkan performa tim adalah sebagai berikut.

Page 167: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 158

a. Cohession Building

Program ini ditujukan untuk memelihara semangat tim dan membangun

koneksi interpersonal antar anggota tim. Apabila program ini berhasil maka akan

memperkuat moral dari tim tersebut, meningkatkan rasa kepercayaan dan

kepunyaan pada tim.

b. Problem Solving

Team building ditujukan untuk meningkatkan pekerjaan dalam tim.

Program tipe ini lebih membantu tim dalam menemukan dan menganalisis

masalah yang ada dan juga dapat mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan dari

tim tersebut.

5. Adjourning

Merupakan tahap terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok

membubarkan diri. Untuk kelompok-kelompok kerja yang permanen, tahap

performing adalah tahap terakhir dalam perkembangan mereka. Tetapi untuk

komisi, tim, angkatan tugas sementara, dan kelompok kelompok kerja yang

mempunyai tugas yang terbatas atau sementara untuk dilakukan, terdapat tahap

adjourning atau pembubaran. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun

ketika mereka mengalami perubahan (transforming), misalnya: jika ada review

mengenai goal ataupun ada perubahan anggota kelompok. Dalam tahap ini,

kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang

tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian

diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas. Respon dari anggota kelompok

dalam tahap ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenang-senang dalam

kelompok kerja tersebut.

2.2 Wirausaha

2.2.1 Definisi wirausaha

Wirausaha usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha

sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru

atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang

Page 168: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 159

menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan

(Nasrullah Yusuf, 2006). Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10)

mendifinisikan: Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada

nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko

keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter

yang dihasilkan, sertra kepuasan dan kebebasan pribadi.

Kata kunci dari kewirausahaan adalah;

1. Pengambilan resiko

2. Menjalankan usaha sendiri

3. Memanfaatkan peluang-peluang

4. Menciptakan usaha baru

5. Pendekatan yang inovatif

6. Mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah)

2.2.2 Usaha kecil

Usaha kecil (small business) merupakan tiang penyangga ekonomi suatu

negara. Sebagai contoh di negara adidaya seperti Amerika ; lebih dari 80 %

usahanya merupakan usaha kecil. John naisbitt dalam ceramahnya pada global

entrepreneur forum 95 di singapura mengungkapkan adanya kecenderungan-

kecenderungan menjelang tahun 2000.kecenderungn itu meliputi pergeseran

aktivitas dunia dan pemain-pemain besar (konglomerat) ke arah pemain-pemain

kecil yang menggunakan usaha dalam skala kecil dan menengah . Ia menyebutkan

pula bahwa pemain-pemain kecil itulah yang akan menjadi pemain utama dalam

ekonomi yang besar ini.

Usaha adalah semua aktivitas yang mencari keuntungan dengan

mengusahakan kebutuhan barang dan jasa kepada orang lain (Nickles, McHugh,

dan McHugh, 1996). Usaha kecil menurut Luthan dan Hodgest (1989, h 88,)

adalah usaha yang dimiliki secara independen dimana kegiatan yang dibidanginya

tersebut tidak dominan dan memenuhi standar tertentu.

Seorang wirausahawan harus mempunyai rencana yang matang mengenai

perencanaannya. Rencana tersebut mencakup; Business apa yang dimiliki,

Memulai sendiri tau membeli suatu perusahaan yang ada, mengetahui apa dan

Page 169: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 160

dimana pasar untuk produk atau servisnya.Memulai suatu tidaklah mudah karena

banyak tantangan-tantangan yang harus dihadapi.Menurut (Harper,1991) Untuk

suksesnya suatu permulaan kita memerlukan:

a. Adanya peluang usaha yang sangat solid

b. Memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang yang akanditekuninya.

c. Pendekatan yang benar dalam menjalankan usaha, dan

d. Memiliki dana yang cukup untuk memulai dan mengoperasikan usaha

tersebut hingga dapat berdiri sendiri.

2.3 Pengangguran

2.3.1 Definisi Pengangguran

Menurut Sukirno (2004), Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana

seseorang yang tergolongdalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan

tetapi mereka belum dapatmemperoleh pekerjaan tersebut. Pengangguran dapat

terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah tenaga

kerja yang diminta. Menurut Sadono Sukirno (2004) pengangguran adalah suatu

keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin

mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak

bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong.

2.3.2 Klasifikasi Pengangguran

Menurut Sadono Sukirno (2004) menglasifikasikan pengangguran

berdasarkan cirinya, dibagi ke dalam empat kelompok

a. Pengangguran terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan Pekerjaan

yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam

perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh

pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang

mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata

dan separuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.

Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi

Page 170: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 161

yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga

kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.

b. Pengangguran tersembunyi

Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap

kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang

digunakan tergantung pada banyak faktor, faktor yang perlu dipertimbangkan

adalah besar kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang

digunakan (apakah intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang

dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja

dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya

diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan

tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.

Contoh-contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan

dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas

tanah yang sangat kecil.

c. Pengangguran bermusim

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan.

Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan

mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para petani tidak

dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu pada umumnya para petani tidak

begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila

dalam masa tersebut para penyadap karet, nelayan dan petani tidak melakukan

pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini

digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

d. Setengah menganggur

Pada negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke

kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke

kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi

penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur,

Page 171: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 162

tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih

rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari

seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai

masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur

(underemployed). Dan jenis penganggurannya dinamakan underemployment.

Page 172: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 163

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Data dalam karya tulis ini berkaitan dengan permasalahan pengangguran

yang ada di Indonesia. Data diperoleh dari berbagai sumber referensi seperti

jurnal ilmiah, artikel ilmiah, buku literatur, koran, hasil penelitian dan beberapa

makalah yang mendukung. Oleh karena itu,metode yang digunakan dalam karya

tulis ini adalah studi literatur atau kajian pustaka. Langkah awal dalam proses

pengumpulan data adalah menentukan seberapa banyak pengangguran di

Indonesia. Selanjutnya melihat faktor penyebab yang menjadikan pengangguran

di Indonesia meningkat dan selanjutnya data tersebut dikelola.

3.2 Pengolahan Data dan Informasi

Teknik pengelolaan data menggunakan analisis data kualitatif yang

terdapat dalam referensi dan di kelola dengan cara mendeskripsikan data tersebut.

Tabel 3. Jumlah angkatan kerja, penduduk bekerja, dan pengangguran dari 1986–

2013

Dari data diatas menjelaskan bahwa pengangguran di Indonesia masih

cukup tinggi walaupun sempat mengalami penurunan. Dengan demikian untuk

mengatasi sisa jumlah pengangguran yang terhitung per Agustus 2013 sebanyak

7,39 juta orang yang tercantum pada Sakernas, BPS.

Page 173: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 164

Setelah data terkumpul, kemudian data dianalisis dan disintesis dalam

bentuk model pemecahan masalah.

3.3 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka berfikir karya tulis

Tim wirausaha ini merupakan gagasan untuk mengatasi suatu

permasalahan mengenai peningkatan pengangguran di Indonesia meskipun

sempat mengalami penurunan. Peningkatan pengangguran tersebut memberikan

suatu perumusan atas gagasan yang bertujuan untum membuat suatu Tim

Wirausaha. Perumusan tersebut di dukung oleh beberapa pustaka yang membantu

untuk proses pembentukan Tim wirausaha ini. Pustaka kajian dari beberapa

sumber memberikan data yang dibutuhkan untuk proses pengelolahan yang

disampaikan secara rinci dalam proses implentasi atas gagasan Tim wirausaha

sepudi.

Page 174: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 165

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Konsep Model

Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikannya mandiri

dalam segi ekonomi khususnya berpikiran untuk berwirausaha, maka langkah

yang dilakukan adalah membangun sistem demi terwujudnya pemikiran

berwirausaha dari masyarakat.

Gambar 2. Dignan and Carr (1992), skema teori dignan

4.1.1 Comonity Analisis

Berdasarkan data badan pusat statistik yang terhitung sampai Agustus

2013, maka jumlah pengangguran masih berkisar sebesar 7,39 juta orang yang

tersebar di Indonesia. Dimana yang menjadi sorotan adalah kota-kota besar yang

menjadi tempat saing untuk memperoleh penghasilan. Sehingga berdasarkan data

tersebut perlu adanya perubahan untuk dapat menyejahterakan masyarakat dengan

menumbuhkembangkan budaya dan pemikiran berwirausaha.

4.1.2 Target Assessment

Target sasaran untuk memulai program tim wirausaha ini dilakukan di

kota-kota besar yang memiliki penduduk lebih banyak dari pada penduduk

perdesaan. Sehingga lebih mudah untuk membangun karakter dan pemikiran

berwirausaha demi mampu membuat mandiri masyarakat serta mencapai

kesejahteraan.

Page 175: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 166

4.1.3 Program Plan Development

Program perencanaan yang dapat dilakukan dalam membangun sistem tim

wirausaha yaitu dengan menyediakan suatu wadah pekerjaan bagi para

pengangguran yang menjadi target sasaran ini. Dimana dalam tim wirausaha ini

nantinya akan diberikan pemahaman serta motivasi dari para wirausaha yang telah

sukses untuk para masyarakat yang menjadi member atau yang bekerja di tim

wirausaha ini. Selain motivasi serta pemahaman nantinya para pekerja akan diberi

praktik yang benar dalam melakukan produksi barang serta praktik bagaimana

memimpin pekerjaan wirausaha di setiap bidang. Setelah tim wirausaha ini sudah

berjalan dan sampai menuju puncak akhir kegiatan, maka setiap pekerja atau

member akan di perintah untuk menenpati dan membuka cabang baru untuk tim

wirausaha ini.

4.1.4 Implementatiton

Proses implementasi tim wirausaha mengacu pada proses pengembangan

team building menurut Tuckman (1965), implementasi ini bertujuan untuk

mencapai tujuan dari diadakannya tim wirausaha tersebut. Berikut ini adalah

tahapan implementasi untuk membangun tim wirausaha yang direncanakan :

1. Forming

Pada tahap ini, setiap individu yang memiliki karakter berbeda akan di

pertemukan. Jumlah individu yang terdapat pada tahap ini berjumlah +12 orang,

dimana masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda mengenai

tujuan yang akan dicapai. Individu yang telah bergabung dengan TimWirausaha

ini nantinya akan memperoleh beberapa informasi dan penjelasan lebih detail

mengenai tim wirausaha ini. Selain itu, pada tahap ini akan ada bimbingan materi

atau motivasi dari pemateri serta masukan dan praktik langsung untuk proses

menjalankan suatu usaha. Pada tahap ini, ada beberapa penjelasan mengenai Goal

Setting dan Role Defination dari tim wirausaha.

a. Goal Setting (menentukan tujuan)

Salah satu hal yang dilakukan saat tahap forming ialah menentukan

tujuan.Penentuan tujuan ini penting karena apabila tujuan tim telah diklarifikasi

Page 176: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 167

berdasarkan persetujuan bersama, maka tujuan tersebut bisa menambah komitmen

dari masing-masing individu dalam tim. Tujuan dari Tim Wirausaha itu sendiri

adalah mengurangi angka pengangguran dan sebagai income bagi keluarga yang

belum mendapatkan pekerjaan, serta membuat produk dari Tim Wirausaha ini

dapat melambung di pasaran.

b. Role Definition (mendefinisikan peran)

Pendekatan dari program tipe ini adalah fokus pada klarifikasi peran

masing-masing individu dalam sebuah tim, norma dalam tim, dan pembagian

tanggung jawab masing-masing individu dalam sebuah tim. Pada Role Definition

ini, anggota Tim Wirausaha akan mendapatkan beberapa peran mengenai

structural kepengurusan. Seperti bagian produksi, bagian pemasaran, bagian

packaging, dan bagian desainer produk serta bagian distribusi ke berbagai tempat

penjualan.

2. Storming

Tahap ini merupakan proses dimana masing-masing orang didalam

kelompok berusaha untuk saling menyesuaikan diri dengan cara menyatukan

nilai-nilai yang dianutnya. Pada tahap ini, setiap anggota tim telah menunjukkan

gaya aslinya dan ide yang berbeda bersaing untuk dipertimbangkan. Anggota Tim

Wirausaha dibebaskan untuk berkarya dan memberi masukan atas apa yang

mereka kerjakan. Ide dan masukan yang mereka berikan membuat Tim Wirausaha

ini lebih hidup dan mampu menghasilkan produk-produk unggulan.

3. Norming

Merupakan proses ketika konflik mereda dan masing-masing anggota

sudah mulai menyatukan visi dan misi diantara mereka. Mereka lebih

mementingkan pencapaian tujuan kelompok dari pada kelompok pribadinya. Pada

tahap ini, setiap anggota dari Tim Wirausaha mulai membaur dan saling

menyemangati untuk tujuan yang telah disepakati diawal. Anggota dari Tim

Wirausaha ini akan lebih solid dan lebih kompak dengan visi yang sama dan

keinginan yang sama, sehingga para anggota akan totalitas dalam setiap kegiatan.

Page 177: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 168

4. Performing

Pada tahap performing ini struktur interpersonal yang terbentuk dan

berkembang pada tahap-tahap sebelumnya menjadi modal dan sangat berpengaruh

dalam penyelesaian masalah dan tugas untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini,

anggota Tim Wirausaha akan mencapai titik maksimal dan mampu menyelesaikan

program ini serta dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang mampu di

pasarkan di masyarakat. Anggota Tim ini akan memiliki pengalaman sdan

pengetahuan serta skill yang lebih dari sebelumnya mengenai wirausaha.

5. Adjourning

Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap kegiatan dalam program

Tim Wirausaha. Anggota dapat membubarkan agenda ini dan membuat cabang

baru sebagai owner dari Tim Wirausaha di tempat berbeda dan membangun cipta

rasa wirausaha di kalangan masyarakat yang masih menganggur. Pada tahap ini,

setiap anggota Tim Wirausaha akan menjadi kaki tangan dari owner Tim

Wirausaha ini, dan anggota ini mampu membangun usaha baru dengan kreativitas

yang berbeda yang mampu bersaing di pasar Indonesia.

4.1.5 Evaluation

Tahap evaluasi dari program Tim Wirausaha ini membarikan masukan

atau data mengenai keberhasilan program yang di jalankan ini. Pada evaluasi Tim

Wirausaha ini, terdapat dua evaluasi dari keseluruhan program kegiatan.

a. Evaluasi intern

Pada evaluasi ini dilakukan pada saat anggota Tim Wirausaha masih aktif

memeroduksi. Evaluasi ini mencerminkan hasil kegiatan anggota Tim sejak mulai

bergabung dengan Tim sampai berakhirnya kegiatan program yang telah

diagendakan. Evaluasi intern ini lebih mengacu pada tahap implementasi dari

Forming sampai Performing.

b. Evaluasi extern

Pada evaluasi ini dilakukan pada saat anggota Tim Wirausaha sudah tidak

melakukan program Tim, tetapi anggota masih aktif membangun Tim Wirausaha

Page 178: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 169

baru di daerah. Evaluasi ini diadakan dengan tujuan lebih melihat hasil dari

program baru yang telah dijalankan oleh anggota Tim Wirausaha.

4.2 Cakupan Pemasaran

Pemasaran produk merupakan penentu sukses dan berkembangnya

program ini. Pemasaran yang telah di bangun oleh Tim Wirausaha ini berdasarkan

pengalaman dari para wirausawan sukses di Indonesia ini. Pemasaran yang

tercantum dalam program Tim Wirausaha ini yaitu dengan dua cara, yaitu secara

offline dan online, hal ini dikarenakan cara tersebut lebih efektif dan nyaman

dilakukan.

1. Pemasaran Offline

Pemasaran offline merupakan pemasaran manual yang dilakukan oleh para

anggota Tim Wirausaha.Pemasaran ini meliputi pemasaran di took-toko klontong

hingga minimarket yang ada di tengah perkotaan. Pemasaran ini juga bermanfaat

dan lebih efesien dalam memperolehnya, dengan demikian para konsumen dan

pengecer dapat langsung memperoleh produk di toko-toko atau minimarket

terdekat.

2. Pemasaran Online

Pemasaran online ini merupakan pemasaran modern yang marak dilakukan

pada era sekarang. Pemasaran ini lebih effisien waktu serta lebih banyak di

kunjungi serta lebih cepat terinfokan kepada konsumen.

Page 179: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 170

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tim Wirausaha merupakan sistem untuk kegiatan berwirausaha jangka

panjang dengan menggunakan beberapa teknik kegiatan yang diampuh untuk

menjadikan seseorang memahami dan menjalankan suatu usaha. Kegiatan ini

bertujuan untuk merubah kehidupan kearah yang lebih maju dan sejahtera.

Tim Wirausaha ini menyediakan suatu wadah pekerjaan bagi para

pengangguran yang menjadi target sasaran. Dimana dalam tim wirausaha ini akan

diberikan pemahaman serta motivasi dari para wirausaha yang telah sukses untuk

para masyarakat yang menjadi member atau yang bekerja di tim wirausaha ini.

Anggota dari Tim Wirausaha ini berjumlah +12 orang, dari jumlah

tersebut akan mendapatkan pembelajaran lebih baik dalam segi berwirausaha.

Pembelajaran tersebut akan menjadi tolak ukur keberhasilan dari program Tim

Wirausaha ini. Selain itu, anggota Tim Wirausaha juga akan mendapatkan

pengalaman serta trik untuk dapat memasarkan produknya secara efektif dan

efisien.

Program ini berjalan secara terus-menerus (continue) dalam kegiatannya.

Berawal dari pembentukan Tim atau anggota hingga anggota tersebut membuat

cabang baru dari program Tim Wirausaha ini. Pada hakikatnya agenda ini

merupakan solusi untuk mengurangi angka pengangguran yang ada di Indonesia

sekarang.

5.2 Saran

1. Masyarakat

Program ini merupakan salah satu cara untuk membuat masyarakat lebih

sejahtera dan maju dalam segi perekonomian. Program Tim Wirausaha ini akan

membuka lahan baru bagi masyarakat agar lebih bersemangat dalam memutus

angka kemiskinan yang melanda.

Page 180: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 171

2. Pemerintah

Program ini merupakan solusi tepat untuk membuat suatu pergerakan

dalam segi perekonomian bangsa yang semakin turun. Program ini juga

memberikan beberapa agenda yang secara terus-menerus dilakukan, sehingga

angka pengangguran yang berada di Negara kita dapat berangsur menurun.

Program ini juga memberikan dampak baik bagi pemerintahan daerah,

khususnya daerah yang memiliki tingkat penduduk yang padat. Pada program ini,

pemerintah akan berperan penting sebagai evaluator program, sehingga

pergerakan perekonomian khususnya masyarakat di daerah tersebut dapat

mengalami kemajuan.

Page 181: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 172

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dessler, Gary. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih bahasa: Eli Tanya.

Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks.

Dignan, M.B., Carr, P.A, (1992) Program Planning for Health Education and Promotion,

1992. Philadelphia.

Guzzo, R.A & Dickson, M. W. 1996. “Teams in organizations: Recent research on

Performance and effectiveness”. Annual Review of Psychology. vol. 47. no.

3. pp. 307-339. <http://www.owlnet.rice.edu/~ajv2/courses/12c_psyc

438001/Guzzo%20&%20Dickson%20%281996%29.pdf>.Diakses 3 Mei

2015.

Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill.

Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),Kewirausahaan, New

York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat.

Katzenbach, J.R. & Smith, D.K. 1993.The Wisdom of Teams: Creating the High-

performance Organization. Boston: Harvard Business School

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2008. Organizational Behavior. McGraw- Hill

Irwin. Arizona State University.

Levy and Weitz, 2001. Retailing Management, 4th edition. New York: Mc.Graw Hill,

Irwin.

Luthans, F. dan Hodgetts, R.M. (1989), Busniess, Chicago: The Dryden Press.

McShane, Steven L.,Von Glinow, dan Mary Ann.2008. Organizational Behavior.USA:

McGraw Hill-International.

Naisbitt, J. (1994), Global Paradox, New York: William Morrow and Co.

Nickels, W.G., Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (1996), Understanding Busniess,

Chicago: Irwin.

Sukernas, BPS. 2013. Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, dan Pengangguran

dari 1986-2013. Tersedia di :http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/973

diunduh pada tanggal 31 juli 2015 pukul 13.34 WIB.

Sukirno, Sadono, 2004. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Tuckman, B. 1965.Developmental Sequence in Small Groups. Psychological Bulletin.

No. 63, 384-399.

Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan dalam Organisasi, Edisi Kelima. Jakarta: PT. Indeks.

Yusuf, Nasrullah. 2006.Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta; ModulPTKPNF Depdiknas.

Page 182: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 173

KAJIAN PENERAPAN PENDIDIKAN KESELAMATAN

JALAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Nabil Ahsan Burhani1)

, Novia Ulfa Hapsari1)

, Imam Budy Prastiyo1)

, dan Tri Handoyo2)

1Mahasiswa Manjemen Keselamatan Transportasi Jalan, Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan

2Dosen Pembimbing, Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan

Email: [email protected]

Abstrak

Pendidikan tentang keselamatan jalan harus ditanamkan sejak usia dini, terutama

pada usia remaja. Hal ini dikarenakan pada usia remaja, mereka mulai melakukan

pemilihan moda transportasi (Tamin, 2000). Melihat kondisi tersebut, penulis

melakukan penelitian terhadap tingkat pengetahuan anak usia remaja tentang

keselamatan jalan. Studi kasus penelitian ini ditujukan kepada anak usia remaja

yang sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota

Tegal. Metode penelitian ini yaitu menggunakan alat uji SKALO yaitu program

analisis skala guttman dan menggunakan alat uji statistik lainnya. Berdasarkan

hasil analisis data yang telah dilakukan, tingkat pengetahuan anak usia remaja

SMP bisa dikatakan rendah. Hal ini disebabkan tidak adanya penyampaian materi

tentang keselamatan jalan. Materi keselamatan jalan sebenarnya sudah diterapkan

pada kurikulum 2013. Namun, dapat dikatakan tidak maksimal karena belum

terintegrasi secara penuh. Sedangkan pada kurikulum KTSP masih belum ada

penyampaian materi tentang keselamatan jalan, padahal mayoritas SMP di Kota

Tegal masih menerapkan kurikulum KTSP. Sehingga perlu melakukan peninjauan

ulang tentang intergrasi materi keselamatan jalan pada pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di Kota Tegal.

Kata Kunci: Pendidikan, Keselamatan jalan, Skala guttman, SMP

Page 183: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 174

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar dari masyarakat belum mengerti tentang peraturan dan

etika berlalu lintas yang baik dan benar. Memang ada sebagian masyarakat yang

sudah mengerti, namun perbandingannya masih jauh. Dapat dilihat bagaimana

perkembangan keselamatan di Indonesia sekarang ini tentu sangat

memprihatinkan. Hal ini dapat dibuktikan dari kejadian kecelakaan setiap tahun

yang semakin bertambah. Berdasarkan laporan total kejadian kecelakaan lalu

lintas dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mangalami peningkatan, pada tahun

2010 kecelakaan lalu lintas mencapai angka lebih dari 65.000 kejadian dengan

jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai 19.873 jiwa (Sumber

Kepolisian Republik Indonesia).

Tabel 1. Tingkat Kecelakaan

Sumber: Kepolisian RI

Tidak dapat dipungkiri lagi, betapa pentingnya keselamatan berlalu lintas

di jalan. Keselamatan berlalu lintas dapat diwujudkan dengan cara meningkatkan

pengetahuan tentang keselamatan kepada masyarakat. Pengetahuan tentang

keselamatan berperan penting dalam menunjang keselamatan jalan. Apabila

seluruh masyarakat Indonesia bisa menerapkan perilaku berkendara yang baik dan

benar dalam berlalu lintas, maka kemungkinan besar negara Indonesia akan

Page 184: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 175

menjadi negara dengan tingkat kecelakaan yang rendah seperti negara-negara

maju yang mayoritas masyarakatnya sadar akan pentingnya keselamatan jalan.

Agar pengetahuan tentang keselamatan dapat meningkat, perlu adanya

pendidikan dan pengajaran tentang pentingnya keselamatan kepada masyarakat

khusunya anak usia remaja. Hal ini sangat diperlukan karena telah diketahui

banyak pelajar SMP yang mayoritas belum berhak mengendarai sepeda motor

dengan bebas karena belum mempunyai SIM kini sudah banyak yang

menggunakan sepeda motor sebagai sarana dalam menuju sekolah masing-

masing.

Dengan karakteristik anak remaja khususnya pelajar SMP yang masih

labil, kebanyakan dari mereka berkendara dengan kecepatan yang tinggi,

menghiraukan rambu, menerobos lampu merah, tidak memakai helm dan

berkendara dengan bergerombol. Dari segi usia remaja yaitu antara 13 tahun

sampai 18 tahun yang mayoritas belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM).

Mereka cenderung melakukan pelanggaran, karena disebabkan oleh faktor internal

dan faktor eksternal. Selain itu, emosi mereka yang masih labil sehingga sering

terpengaruh oleh lingkungan sekitar.

Seharusnya anak usia remaja lebih paham dan mengerti tentang

keselamatan saat berkendara karena mereka masih berada pada fase pendidikan

sekolah. Sedangkan di sekolah seorang guru seharusnya bisa mengajarkan

pendidikan tentang keselamatan, cara etika berkendara yang baik, dan kepatuhan

terhadap peraturan yang sudah diberlakukan. Namun sampai sekarang ini

kenyataannya usia remaja yang sering membuat ulah dijalan.

Dari pembahasan tersebut kami mengambil tema penelitian tentang pendidikan

kepada anak usia remaja khususnya pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP)

karena anak usia remaja lebih menjadi perhatian dalam berlalu lintas di jalan.

Sehingga karya tulis ini kami beri judul, “Kajian Penerapan Pendidikan

Keselamatan Jalan Pada Sekolah Menengah Pertama”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar tingkat pengetahuan tentang keselamatan berlalu lintas

pada pelajar Sekolah Menengah Pertama?

Page 185: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 176

2. Bagaimana materi pendidikan keselamatan jalan di Sekolah Menengah

Pertama?

1.3 Tujuan Kegiatan

1. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang keselamatan berlalu lintas pada

pelajar SMP.

2. Mengetahui kondisi penyampaian materi pendidikan keselamatan jalan di

Sekolah Menengah Pertama.

1.4. Manfaat Penulisan

1. Teoritis

a. Bagi Taruna

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi taruna/i Politeknik

Keselamatan Transportasi Jalan tentang masalah keselamatan di tingkat

anak-anak SMP dan juga penelitian ini dalam rangka untuk mengikuti

lomba Sriwijaya Paper Competition (SPC) 2016.

2. Praktis

a. Bagi Pemerintah

Membantu kinerja pemerintah untuk mengatasi dan mengurangi jumlah

pelanggaran lalu lintas yang semakin bertambah dan berdampak pada

peningkatan jumlah kecelakaan di Indonesia.

b. Bagi Masyarakat

Membantu menumbuhkan pemahaman tentang berlalu lintas di jalan

dengan aman, nyaman, selamat dan tertib dalam berlalu lintas serta agar

masyarakat sadar tentang pentingnya keselamatan.

Page 186: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 177

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadiannya dengan jalan membina potensi –potensi pribadinya, yaitu rohani

(pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendididkan juga berarti lembaga yang

bertanggungjawab menetapkan cita – cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan

organisasi pendidikan . Lembaga – lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan

masyarakat (Ihsan Fuad, 2005).

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak

aspek dan sifatnya sangat kompleks. Sebagai proses transformasi budaya,

pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari generasi satu ke

genari yang lain. Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan

sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya

kepribadian peserta didik (Tirtarahardja et al.,2005).

Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan

pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang dewasa, dan bagi yang

sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri

(zelf vorming). Kedua-duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang

baru lahir kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan corak

kepribadian yang tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu pribadi.

Untuk menjadi suatu pribadi perlu mandapat bimbingan, latihan-latihan, dan

pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan

lingkungan pendidikan (Tirtarahardja etal., 2005).

2.2. Pengertian Pengetahuan dan Keselamatan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (1993) merupakan hasil dari tahu, dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman

Page 187: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 178

juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh orang lain, dari buku,

surat kabar atau media massa atau media elektronik.

Keselamatan sendiri adalah kondisi aman, kondisi dimana dapat

terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosional pekerjaan,

psikis, pendidikan atau berbagai konsekuensi dari kegagalan, kerusakan,

kesalahan, kecelakaan atau berbagai kejadian lain yang tidak diinginkan

(Gineung,2010). Keselamatan mengemudi / safety driving adalah suatu usaha

yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat budaya dan memaksimalkan

keamanan dalam mengemudi demi menciptakan suatu kondisi yang mana kita

berada pada titik tidak membahayakan pengemudi lain dan menyadari

kemungkinan bahaya yang dapat terjadi disekitar kita.

2.2 Karakteristik Pelajar Sekolah Menegah Pertama (SMP)

Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan

pubertas (10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik

siswa SMP, antara lain:

1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan,

2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder,

3. Kecenderungan ambivalensi, keinginan menyendiri dengan keinginan

bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan

bimbingan dan bantuan dari orang tua,

4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan

kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa,

5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat

kemurahan dan keadilan Tuhan,

6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil,

7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri

yang sesuai dengan dunia sosial,

8. Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.

Menurut Syamsu Yusuf (2004: 26-27) masa usia ini bertepatan dengan

masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian

Page 188: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 179

karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan

individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi

beberapa masa, yaitu sebagai berikut:

1. Masa pra-remaja

Pra remaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa

ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada remaja sehingga seringkali masa ini

disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja,

dan sebagainya. Secara garis besar sifatsifat negatif tersebut dapat diringkas, yaitu

negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental dan negatif

dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat (negatif

pasif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negatif aktif).

2. Masa remaja

Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,

kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman

yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa

mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan

dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan),

yaitu sebagai gejala remaja. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup

atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan.

Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah karena tiadanya

pedoman, remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja

walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan

seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak

mengetahui apa yang diinginkannya. kemudian obyek pemujaan itu telah menjadi

lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai-nilai tertentu.

Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempuan

kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.

Page 189: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 180

3. Masa remaja akhir

Setelah dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah

tercapainya masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan

masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam

masa dewasa. Siswa SMP memiliki usia yang merupakan masa peralihan dari usia

anak-anak ke usia remaja. Perilaku yang disebabkan oleh masa peralihan ini

menimbulkan berbagai keadaan dimana siswa labil dalam pengendalian emosi.

Keingintahuan pada hal-hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya

mengakibatkan perilaku-perilaku yang mulai memunculkan karakter diri.

2.3 Teknik Pengukuran

Pengukuran dengan menggunakan Skala Guttman, akan didapat jawaban

yang tegas, yaitu (Ya-Tidak), (Benar-Salah), (Pernah-Tidak Pernah), (Positif-

Negatif), dan lain-lain. Skala Guttman ini identik dengan dikotomi (dua

alternatif). Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor. Dalam

Skala Guttman jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0, maka

bila nilai hasil pengukuran dengan menggunakan Skala Guttman adalah X, nilai

tersebut dapat ditulis secara matematis 0<X<1. Rumus yang cocok untuk uji

validitas dengan Skala Guttman yaitu rumus koefisien reprodusibiitas dan

koefisien skalabilitas. Langkah-langkahnya adalah hitung koefisien

reprodusibilitasnya terlebih dahulu selanjutnya hitung koefisien skalabilitasnya.

Rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibilit):

CR = 1-(TE/PE)

Keterangan:

TE= jumlah error semua dari objek

PE= jumlah error yang kemungkinan terjadi. Didapatkan dari perkalian antara

jumlah subjek (N) dan jumlah butir (K).

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas yaitu apabila koefisien

reprodusibilitas memiliki nilai >90. Setelah itu, langkah selanjutnya hitung

Page 190: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 181

koefisien skalabilitas, perinciannya sebagai berikut:

Rumus Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability):

CS = 1-(TE/(0,5 x PE)

Keterangan:

TE = jumlah error semua dari objek

PE= jumlah error yang kemungkinan terjadi. Didapatkan dari perkalian antara

jumlah subjek (N) dan jumlah butir (K)

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien

skalabilitas memiliki nilai >60. Untuk menemukan nilai koefisien reprodusibilitas

harus ketemu dulu nilai erornya. Cara menghitung nilai eror bisa dengan memakai

teknik Goodenough. Buku yang bisa menjadi rujukan tentang cara menghitung

nilai eror dengan teknik Goodenough adalah buku yang berjudul “Scalling

Methods” karya Dunn & Rankin, diterbitkan tahun 2004 oleh penerbit Lawrence

Elbaum New Jersey.

Page 191: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 182

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Kerangka Penelitian

Penulisan dalam penelitian ini yaitu dengan mengacu pada kerangka

penelitian yang sudah dibuat. Sehingga dapat membantu memudahkan dalam

proses penulisan karena sudah terarah dari awal dimulainya penelitian sampai

tahap akhir penelitian.

Gambar 1.1. Bagan alir penelitian

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu kurangnya kesadaran

akan pentingnya keselamatan jalan. Namun sebelum melaksanakan penelitian,

dilakukan studi pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui teori atau tinjauan

pustaka dalam menunjang pelaksaan penelitian. Setelah itu dilakukan penyusunan

hipotesis. Pengetahuan tentang keselamatan anak SMP rendah hal ini dikarenakan

belum adanya integrasi materi pendidikan tentang keselamatan jalan.

Tahapan selanjutnya yaitu mengidentifikasi variabel dan definisi

operasional variabel yang akan dijadikan sebagai patokan dalam merancang

instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner. Kemudian ditentukan subyek yang

menjadi sasaran dalam penelitian, yaitu pelajar SMP, karena anak SMP tergolong

Page 192: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 183

dalam usia remaja yang mana memiliki sifat seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya. Dalam penelitian ini mengambil sampel kepada pelajar SMP yang

berada di Kota Tegal dengan metode sampling insidental. Jumlah responden yang

diambil sebesar 100 orang.

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, yakni data

yang secara langsung dicari dan diterima oleh peneliti dilapangan. Penulis

membagikan kuesioner kepada pelajar SMP yang hendak berangkat ke sekolah

dan pulang ke sekolah. Kuesioner yang dibagikan berjenis kuesioner tertutup agar

memudahkan responden untuk menjawab. Setelah data terkumpul data akan

diolah dengan Skala Guttmen menggunakan metode SKALO. Hasil dari

pengolahan data tersebut kemudian dilakukan analisis data.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan beberapa cara, untuk

perhitungan tingkat pengetahuan tentang keselamatan menggunakan analisis

Skala Guttman, sebelumnya melakukan perhitungan skoring terlebih dahulu.

Untuk jawaban benar diberikan skor 1 sedangkan untuk jawaban salah dan tidak

tahu diberikan skor 0. Rumus yang cocok untuk uji validitas dengan Skala

Guttman yaitu rumus koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.

Langkah-langkahnya adalah hitung koefisien reprodusibilitasnya dulu baru

selanjutnya hitung koefisien skalabilitasnya.

Rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility ):

CR = 1 - (TE / PE)

Setelah itu, langkah selanjutnya hitung koefisien skalabilitas, perinciannya

sebagai berikut:

Rumus Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability ) :

CS = 1 - (TE / (0,5 x PE)

Setelah melakukan uji validitas data kemudian melakukan perhitungan

total skor dengan menjumlahkan skor jawaban benar dan jawaban salah kemudian

melakukan persentase data, setelah melakukan persentase data kemudian

Page 193: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 184

melakukan penentuan skoring pada kriteria objektif dengan menggunakan rumus

umum dan kemudian memasukan kedalam tabel interpretasi. Berikut perhitungan

rumus umum.

a. Jumlah pilihan jawaban ada 2 sedangkan jumlah pertanyaan 16

b. Skoring terendah = 0 (jawaban salah)

c. Skoring tertinggi = 1 (jawaban benar)

d. Jumlah skor terendah = 0 x 100 = 0 > (0%)

e. Jumlah skor tertinggi = 1 x 100 = 100 > (100%)

f. Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)

g. Range (R) = Skor tertinggi – Skor Terendah

= 100% - 0% = 100%

Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif

suatu variabel, Kategori yaitu Tinggi dan Rendah

a. Interval (I) = 100 / 2 = 50 > (50%)

b. Rendah = Jika skor < 50

c. Tinggi = Jika skor > 50

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diperoleh interpretasi nilai sebagai berikut.

Tabel 2. Interpretasi nilai

Sumber : Hasil analisis, 2016

Page 194: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 185

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

Penulis membagikan kuesioner kepada pelajar SMP Negeri di Kota Tegal

secara insidental. Kuesioner yang dibagikan berjumlah 100. Di dalam kuesioner

penulis mencantumkan jenis kelamin, usia, kelas, transportasi ketika berangkat ke

sekolah, jarak ke sekolah dan kepemilikan Surat Izin Mengemudi. Penulis

mengasumsikan bahwa nilai tersebut sama dalam artian termasuk data nominal

yang hanya digunakan sebagai analisis tambahan atau penguat data ordinal.

Gambar 2. Pengisian kuesioner pelajar smp

Dari hasil analisis rata-rata usia mereka adalah 15 tahun. Menurut Desmita

(2010: 36) usia tersebut termasuk usia peralihan dari masa anak-anak menuju ke

masa remaja. Sehingga emosi mereka masih labil, mudah terpengaruh, ikut-

ikutan, mulai mencari teman, ingin hidup bersama dengan lingkungan. Sedangkan

berdasarkan jenis kelamin dari kuesioner yang dibagikan memperoleh hasil 70

Page 195: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 186

anak laki-laki dan 30 anak perempuan. Dari 100 responden, 100 % pelajar bisa

mengendarai sepeda motor, selain itu untuk kepunyaan Surat Izin Mengemudi

100% anak tidak mempunyai SIM. Memang benar diusia kurang dari 17 tahun

mereka masih belum boleh mempunyai SIM namun seharusnya mereka juga

masih belum boleh mengendarai sepeda motor.

Dari hasil kuesioner rata–rata jarak anak SMP berangkat ke sekolah adalah

3 km, sedangkan jarak terjauh adalah 7 km untuk jarak paling dekat 1 km. Mereka

berangkat ke sekolah menggunakan transportasi umum sebesar 37%, sepeda

motor 34%, diantar orang tua sebesar 16% sedangkan untuk naik sepeda sebesar

13%. Dari hasil analisis tersebut, penggunaan sepeda motor menduduki peringkat

kedua setelah angkutan umum padahal seharusnya pelajar SMP masih belum

boleh menggunakan sepeda motor dan kebanyakan dari mereka masih belum

mempunyai SIM namun mereka masih banyak yang berangkat ke sekolah dengan

menggunakan sepeda motor.

Gambar 3. Transportasi pelajar smp berangkat sekolah

4.2 Materi Tentang Keselamatan Jalan di Sekolah Menengah Pertama

Di kota Tegal, Jawa Tengah terdapat 19 Sekolah Menengah Negeri

Pertama, dimana sekolah tersebut sebagian besar masih menggunakan kurikulum

KTSP, Hanya Sekolah Menengah Negeri Pertama 1, 2, 3 ,7 ,10, 14, 15 dan 17

yang menggunakan kurikulum 2013. Integrasi materi tentang keselamatan jalan

pada kurikulum 2013 sudah diadakan / dicantumkan untuk penyampaiannya pada

mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, namun dalam penyampaiannya bisa

Page 196: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 187

dikatakan belum maksimal, karena dalam Sistem Kredit Semester (SKS) belum

ditetapkan materi pendidikan keselamatan jalan secara pasti. Selain itu dalam

Lembar Kerja Siswa (LKS) atau buku pedoman lainnya juga belum terdapat

materi tentang keselamatan jalan, Sehingga hanya guru SMP dengan mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan tanggung jawab untuk

menyampaikan pendidikan tentang keselamatan jalan dengan cara menyisipkan

saat pembelajaran. Sedangkan pada kurikulum KTSP masih belum ada materi

pendidikan tentang keselamatan jalan.

4.3 Validitas dan Reliabilitas Data

1. Skala Guttman

a. Validitas Data

Perhitungan tingkat pengetahuan tentang keselamatan, rumus yang

digunakan untuk uji validitas dengan skala Guttman yaitu menggunakan rumus

koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas. Untuk memudahkan

proses analisis peneliti menggunakan aplikasi SKALO. Berdasarkan input data

kuesioner diperoleh output seperti pada dibawah ini.

Gambar 4. Output uji validitas data

Dari hasil output diatas diketahui bahwa jumlah butir soal 16, jumlah

sampel 100. Untuk jumlah potensi error 1600, jumlah error 130 dan hasil dari

koefisien reprodusibilitas 0.919, hasil koefisien skalabilitas 0.838. Dari hasil

tersebut koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas telah memenuhi

Page 197: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 188

syarat ketentuan. Sehingga data yang kita peroleh bisa kita jadikan sebagai bahan

penelitian karena telah lulus uji validitas data.

4.4 Analisis Hasil Kuesioner

1. Persentase hasil kuesioner tingkat pengetahuan

Gambar 5. Hasil jawaban responden

Untuk mengetahui presentasi jawaban “Benar” yang diperoleh dari

kuesioer, maka dihitung terlebih dahulu kemudian ditempatkan dalam rentang

skala presentase sebagai berikut :

a. Nilai jawaban “benar” : 1

b. Nilai jawaban “salah” : 0

c. Nilai Tidak Tahu : 0

Dikonversikan dalam presentase :

a. Jawaban “benar” 1 100%

b. Jawaban “salah” 0 x 100% (sehingga tidak perlu dihitung)

c. Nilai Tidak Tahu : 0 x 100% (sehingga tidak perlu dihitung)

Perhitungan :

Jawaban “benar”: rata-rata : 726/1600 x 100% = 45,4 %

Page 198: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 189

Gambar 6. Persentase jawaban kuesioner

Tabel 3. Interpretasi nilai kuesioner

Berdasarkan tabel interpretasi nilai diatas, hasil kuesioner yangdiperoleh

sebesar 45,4%. Jadi masuk ke dalam kategori mendekati rendah. Jadi data yang

kami peroleh adalah pengetahuan tentang keselamatan anak SMP mendekati

rendah.

2. Analisis hasil kuesioner tentang pengetahuan keselamatan

a. Soal nomor 1

Rambu dilarang parkir, dari hasil analisis sebanyak 97% responden

menjawab benar. Hal ini sudah umum karena sering dijumpainya rambu

Page 199: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 190

dilarang parkir disetiap ruas jalan dan desain rambu yang mudah untuk

dipahami.

b. Soal nomor 2

Rambu prioritas, meskipun sudah banyak dipasang disetiap kaki

persimpangan prioritas namun masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui maksud daripada rambu prioritas tersebut. Dari hasil analisis

sebanyak 38% responden menjawab benar dan 62% menjawab salah. Hal ini

dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pihak instansi terkait dengan desain

rambu yang digunakan.

c. Soal nomor 3

Rambu Berhenti, dari hasil analisis sebanyak 87% responden menjawab

benar. Hal ini sudah umum karena sering dijumpainya rambu dilarang parkir

disetiap ruas jalan dan desain rambu yang mudah untuk dipahami.

d. Soal nomor 4

Rambu putar balik/u turn, dari hasil analisis sebanyak 92% responden

menjawab benar. Hal ini sudah umum karena sering dijumpainya rambu

dilarang parkir disetiap ruas jalan dan desain rambu yang mudah untuk

dipahami.

e. Soal nomor 5

Marka lurus/tanpa putus, dari hasil analisis sebanyak 78% responden

menjawab salah, anak SMP banyak yang belum paham maksud dari marka

lurus apakah diperbolehkan menyalip atau tidak. Hal ini dikarenakan

kurangnya penyampaian/sosialisasi tentang kegunaan/fungsi daripada marka

tersebut.

f. Soal nomor 6

Batas kecepatan di zona selamat sekolah, meskipun sudah terdapat rambu

batas kecepatan maksimal, namun masih banyak yang belum tahu maksud dan

Page 200: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 191

tujuan pemasangan zona selamat sekolah. dari hasil analisis 69 % anak SMP

menjawab salah. Hal ini ikarenakan kurangnya penyampaian / sosialisasi

tentang kegunaan/fungsi daripada zona selamat sekolah.

g. Soal nomor 7

Fungsi dan tujuan marka kuning zig-zag (dilarang parkir), dari hasil

analisis 81% responden menjawab salah atau tidak tahu. Hal ini dikarenakan

kurangnya penyampaian/sosialisasi tentang kegunaan/fungsi daripada marka

kuning zig-zag/dilarang parkir.

h. Soal nomor 8

Marka terputus, dari hasil analisis 78 % menjawab salah atau tidak tahu,

meskipun sering dijumpai namun anak SMP belum mengetahui secara pasti

fungsi dan kegunaan marka dengan desain terputus tersebut.

i. Soal nomor 9

Zabra Cross, dari hasil analisis 78% anak SMP menjawab salah, anak

SMP banyak yang tahu kegunaan marka zebra cross yaitu untuk menyeberang

namun mereka berasumsi boleh kendaraan berhenti di marka zebra cross.

Sehingga perlu dilakukan penyampaian yang lebih jelas tentang fungsi dan

manfaat marka zebra cross tersebut.

j. Soal nomor 10

Batas kecepatan perkotaan, sebanyak 70% responden menjawab salah atau

tidak tahu. Hal ini karena tidak adanya sosialisasi tentang batas kecepatan yang

ditetapkan.

k. Soal nomor 11

Jalan Arteri, sebanyak 83 % responden menjawab salah, karena belum

paham tentang fungsi dan pengertian Jalan Arteri.

Page 201: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 192

l. Soal nomor 12

Batas kecepatan jalan lokal, sebanyak 76 % responden menjawab salah

atau tidak tahu. Hal ini karena tidak adanya sosialisasi tentang batas kecepatan

yang ditetapkan.

m. Soal nomor 13

Surat-surat kendaraan, sebanyak 95% anak menjawab benar. Anak SMP

sudah banyak yang paham tentang tujuan dan manfaat suratsurat kendaraan.

n. Soal nomor 14

Kegunaan Spion, sebanyak 96% anak menjawab benar. Anak SMP sudah

banyak yang paham tentang tujuan dan manfaat penggunaan Spion.

o. Soal nomor 15

Penggunaan Jaket, Sebanyak 88% anak SMP menjawab salah atau tidak

tahu. Banyak diantara mereka menganggap penggunaan jaket saat berkendara

adalah wajib.

p. Soal nomor 16

Fungsi penggunaan helm. Sebanyak 78 % responden menjawab salah,

karena anak SMP masih banyak yang berpola-pikir bahwa menggunakan helm

hanya bertujuan agar tidak ditangkap/dihukum oleh polisi / petugas.

Page 202: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 193

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Membangun Integrasi materi tentang keselamatan jalan sudah ada pada

kurikulum 2013 yaitu pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

namun belum maksimal karena dalam Sistem Kredit Semester (SKS) belum

ditetapkan secara pasti materi pendidikan keselamatan jalan yang akan

disampaikan, selain itu dalam buku pedoman Pendidikan Kewarganegaraan

belum ada penyampaian materi tentang keselamatan jalan. Sedangkan dalam

kurikulum KTSP masih belum ada integrasi materi tentang keselamatan jalan.

2. Tingkat pengetahuan tentang keselamatan jalan anak Sekolah Menengah

Pertama Negeri di Kota Tegal mendekati rendah. Dengan persentase nilai skor

sebesar 45,4 %.

5.2 Saran

1. Untuk Perlu diberikan materi keselamatan jalan pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dan bagi yang sudah menjalankan kurikulum

2013 perlu ditingkatkan lagi materi keselamatan. Materi yang disampaikan bisa

berupa materi dasar seperti pengetahuan tentang rambu, marka, perlengkapan

jalan, perlengkapan berkendara dan materi bagaimana cara menjadi pengguna

jalan yang baik, ramah, sopan serta berkeselamatan.

2. Perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang keselamatan jalan anak SMP,

selain melalui pendidikan di sekolah juga bisa dilakukan melalui sosialisasi

keselamatan oleh pihak instansi terkait seperti Kepolisian, Dinas Perhubungan,

Dinas Kesehatan dsb. Selain itu perlu keterlibatan aktif pihak sekolah dalam

pengawasan murid terkait dengan penggunaan sepeda motor, mengingat pada

usia mereka belum saatnya menggunakan sepeda motor.

Page 203: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 194

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002, “The Contribution of Individual Factors to Driving Behaviour”,

Health and Safety Executive Books (HSE).

Anonim, 2012, “Panduan Penentuan Skoring Kriteria Kuesioner (Skala

Pengukuran). Diakses dari www.bukukerja.com/2012/10/panduan-

penentuanskoring-kriteria.html?m=1, pada tanggal 20 Desember 2015, jam

13.00 WIB.

Anonim, 2014, Karakteristik Sistem Lalu Lintas, Bahan Kuliah Politeknik

Keselamatan Transportasi Jalan 2014.

Anonim, 2015, Karakteristik Mengemudi, Bahan Kuliah Politeknik Keselamatan

Transportasi Jalan 2014.

Anonim, 2014, “Redesain Perlintasan Sebidang Tirus Kota Tegal dari Aspek

Perbedaan Tinggi Jalan dengan Rel”, Taruna/i PKTJ Jurusan Manajemen

Keselamatan Transportasi Jalan – PKTJ Tegal

Anna R., Dr. Dra. Ismaini Z., M.Si, “Analisis Pola Tingkah Laku Pengendara

Sepeda Motor di Kota Surabaya dengan Driver Behaviour Questionnaire

(DBQ)”, Mahasiswa ITS – Dosen Statistika ITS - Intitute Teknologi

Sepuluh Nopember, Surabaya.

Baso Intang, “ Pengkategorian Responden Berdasarkan Skor Total”, Dosen

FMIPA UNM Makasar.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Farida Agus, 2011, “Perbandingan Penskalaan Metode Interval Tampak Setara

(Tipe Thurstone) dan Summated Rating (Tipe Likert)”, Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Yogyakarta.

Gineung Cynthia U., 2009, “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan

Keterampilan Mengendara Mahasiswa Terhadap Perilaku Keselamatan

Berkendara”, Skripsi S1 Kesehatan Masyarakat – Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. (tidak dipublikasikan).

Page 204: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 195

Ihsan Fuad. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. PT RINEKA CIPTA.

Jakarta.

Lukman H., Fathul L. N. 2011,”Analisa Sikap Terhadap Aturan Lalu Lintas Pada

Komunitas Bermotor”, Jurnal Psikologi Indonesia, Malang : Fakultas

Psikologi UINMMI, Vol VIII, No. 2, 93-103.

Nur Setiaji P., “Mengenal Perilaku Pengendara Kendaraan Dalam Upaya

Mencegah Terjadinya Kecelakaan di Jalan Raya”, Jurusan Teknik Sipil –

Politerknik Negeri Semarang.

Notoatmodjo, Soekidjo, (1993), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku Kesehatan, Andi Offset : Yogyakarta.

Sulis W., 2012, “Perilaku Agresi Pengemudi Kendaraan Bermotor di Jakarta”,

Info Singkat Kesejahteraan Sosial, Vol. IV, No.13/I/P3DI/Juli/2012.

Syamsu Yusuf. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Tirtarahardja, U, La Sulo, S.L. (2005). Pengantar Pendidikan. Edisi Revisi.

Jakarta : Rineka Cipta

Veysel Yilmaz, H. Eray C., 2006, “Risky Driving Attitudes And Self – Reported

Traffic Violation Among Turkish Drivers”, Dogus Universitesi Dergisi, 7 (1)

2006, 127-138, Statistics Department.

Young - Jun K., Kara M. Kockelman, 2006, “Driver Attitudes and Choice : Speed

Limits, Seat Belt Use, and Drinking–and-Driving”, Journal of The

Transportation Research Forum 45 (3):39-56.

Page 205: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 196

PENGARUH PROGRAMMABLE PERIPHPERAL INTERFACE (PPI)

TERHADAP REKAYASA PROTOTIPE PEMBANGKIT GELOMBANG

SEBAGAI INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN MARITIM

Nora Hotija1)

, Rizal Eka Julianma1)

, Ikfan Harianto1)

dan M. Joko Wibowo2)

1Mahasiswa Energi Terbarukan, Teknik, Politeknik Negeri Jember

2Dosen Pembimbing, Politeknik Negeri Jember

Email: [email protected]

Abstrak

Peningkatan penggunaan listrik berbanding lurus dengan jumlah eksploitasi

sumber daya alam konvensional yang mengakibatkan krisis lingkungan.

Pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan pemanasan global yang berdampak

pada permasalahan bidang maritim di Indonesia khususnya kenaikan permukaan

laut dapat menyebabkan pulau kecil tenggelam. Luas perairan Indonesia adalah±

60% dari total luas wilayah 1.929.317 km. Potensi Indonesia dalam pemanfaatan

energi gelombang laut sangat besar. Penulis memanfaatkan pengaruh keperluan

antarmuka (interface) yaitu PPI 8255 terhadap rekayasa prototipe pembangkit

gelombang laut. Analisa data inovasi teknologi pengolahan maritim diharapkan

dapat menggantikan penggunaan energi listrik konvensional oleh masyarakat

kepulauan dan mencegah peningkatan suhu permukaan laut. Tujuan penelitian

adalah mengetahui pengaruh PPI 8255 terhadap rekayasa prototipe pembangkit

gelombang laut, tinggi dan panjang gelombang yang dihasilkan. Penulis

menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui cara kerja alat dan

hasil pengukuran dimasukkan ke dalam tabel. Uji coba dilakukan dengan dua

jenis pengujian, yaitu pengujian dengan power supply dan pengujian PPI 8255.

Pengujian dengan power supply dengan 2 variabel yaitu volume air 40% dari

aquarium 59.024cm3, volume air 60% dari aquarium 88.536cm

3 dan analisis

perbandingan volume air terhadap tegangan dapat di lihat berdasarkan tegangan

sumber yang diberikan oleh power supply yaitu 8,5v, 9v, 10v, 11v, 12v. Pengujian

dengan PPI 8255 dengan 2 variabel yaitu volume air 40% dan volume air 60%.

Interval yang dipilih adalah 15 dan 25. Hasil uji coba menunjukkan bahwa

rekayasa prototype pembangkit gelombag laut mengahasilkan gelombang ombak

buatan dengan delapan variasi gelombang pada setiap volume airnya. Sehingga

rekayasa prototipe Pembangkit Gelombang Laut dapat dijadikan pengembangan

PLTGL sebagai inovasi penyelesaian permasalahan maritim.

Kata Kunci: PPI 8255, Rekayasa prototype, Teknologi pengolahan maritim

Page 206: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 197

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan energi merupakan suatu

permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Mengingat produksi minyak bumi

menurun menyebabkan titik kesenjangan energi dan tidak menentunya harga

minyak di Pasar Internasional. Minyak bumi merupakan sumber energi primer.

Hasil dari penggunaan sumber energi tersebut adalah energi listrik yang

kehadirannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dunia modern. Seiring

dengan menigkatnya penggunaan listrik maka semakin banyak digunakan sumber

daya alam konvensional (tidak dapat diperbarui). Eksploitasi sumber daya alam

konvensional (tidak dapat diperbarui) dengan berlebihan mengakibatkan

pemanasan global yang berdampak pada permasalahan bidang maritim di

Indonesia khususnya kenaikan permukaan laut yang akan menyebabkan pulau

kecil akan tenggelam.

Selain permasalahan bidang maritim, krisis bahan bakar minyak

berpengaruh pada perekonomian bangsa Indonesia khususnya fluktuasi Bahan

Bakar Minyak (BBM) akibat menurunnya produksi minyak bumi. Berdasarkan

Skenario Dasar, pasokan minyak bumi masih tumbuh rata-rata 4,4%per tahun,

dari 422 juta SBM tahun 2010 menjadi 997 juta SBM tahun 2030. Peran minyak

bumi masa mendatang berangsur-angsur digantikan oleh jenis energi lainnya,

terutama batubara dan gas bumi sehingga pangsa minyak bumi diperkirakan akan

turun dari 39,1% pada 2010 menjadi 21,4% pada 2030. Berdasarkan hasil simulasi

Skenario Dasar, kilang baru yang harus dibangun untuk memenuhi kebutuhan

BBM dalam negeri adalah 3 unit dengan kapasitas masing-masing 300.000 barel

per hari, dibangun secara bertahap mulai 2016. Disamping kilang baru, perlu

dikembangkan juga pemanfaatan BBN dan bahan bakar batubara cair (BBBBC).

Menurut Skenario Dasar kebutuhan pasokan BBN akan mencapai sekitar 82 juta

barel di tahun 2030, sedangkan pasokan BBBBC akan mencapai 109 juta barel di

tahun 2030. Trend konsumsi, produksi,ekspor dan impor bahan bakar cair untuk

Skenario Dasar diperlihatkan pada Gambar 1.1

Page 207: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 198

Grafik 1.1 Ekspor, produksi dan impor bahan bakar cair (skenario dasar)

Permasalahan bidang maritim khususnya suhu permukaan laut meningkat

karena dampak eksploitasi sumber daya alam konvensional (tidak dapat

diperbarui), maka perlu diterapkan pemanfaatan sumber daya alam non

konvensional (dapat diperbarui). Energi yang berasal dari sumber daya alam non

konvensional (dapat diperbarui) adalah Energi baru dan terbarukan (EBT).

Indonesia mempunyai potensi bidang kemaritiman yang sangat besar. Luas

perairan Indonesia adalah ± 60% dari total luas wilayah 1.929.317km. Bentangan

barat ke timur sepanjang 5.150 km dan bentangan utara ke selatan 1.930 km telah

menjadikan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia.

Laut selain menjadi sumber pangan juga mengandung beraneka sumber daya

energi. Potensi Indonesia dalam pemanfaatan energi gelombang laut ini sangat

besar dibanding dengan negara lain.

Peran pemuda terhadap pembangunan berkelanjutan potensi Indonesia

menuju Indonesia mandiri 2045 melalui inovasi teknologi, sehingga Penulis

memilih pokok permasalahan karya tulis tentang pengaruh keperluan antarmuka

(interface) yaitu Programmable Periphperal Interface (PPI) 8255 terhadap

rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut yang dapat dijadikan sarana awal

sebagai inovasi teknologi pengolahan maritim khususnya pengembangan energi

baru dan terbarukan pada bidang energi gelombang laut. Sehingga dibutuhkan

Page 208: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 199

pembuatan keperluan antarmuka (interface) dan rekayasa prototipe pembangkit

gelombang laut. Analisa data dari pengaruh Programmable Periphperal Interface

(PPI) 8255 terhadap rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut sebagai

inovasi teknologi pengolahan maritim diharapkan dapat menggantikan

penggunaan energi listrik konvensinal oleh masyarakat kepulauan dan mencegah

peningkatan suhu permukaan laut. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada

bidang maritim, maka penulis mengangkat judul penelitian Sriwijaya Paper

Competition 2016 adalah “Pengaruh Programmable Periphperal Interface (PPI)

terhadap Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang sebagai Inovasi Teknologi

Pengolahan Maritim”.

1.2 Rumusan Masalah

Pembuatan Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang Laut diperlukan

pemahaman dasar dari komponen. Berdasarkan permasalahan yang telah diteliti,

maka pendekatan dan konsep adalah :

1. Bagaimana keadaan (tinggi, panjang dan variasi ) gelombang yang

dihasilkan pada rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut

menggunakan PPI 8255?

2. Bagaimana komponen rekayasa prototipe pembangkit gelombang

laut?

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan rekayasa prototipe

gelombang laut untuk ini adalah :

1. Mengetahui keadaan (tinggi, panjang dan variasi) gelombang yang

dihasilkan pada rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut

menggunakan PPI 8255

2. Mengetahui komponen rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut

Page 209: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 200

1.4. Manfaat Penulisan

Berdasarkan pengaruh Programmable Periphperal Interface (PPI) 8255

terhadap Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang Laut, maka manfaat yang

diharapkan dan ruang lingkup dari hasil penelitian ini adalah:

1. Penelitian lebih lanjut tentang inovasi teknologi pengolahan maritim.

2. Penelitian lebih lanjut tentang energi baru dan terbarukan melalu pengaruh

Programmable Periphperal Interface (PPI) 8255 terhadap rekayasa

prototipe pembangkit gelombang laut.

3. Penelitian lebih lanjut tentang keperluan antarmuka (interface) melalui

Programmable Periphperal Interface (PPI) 8255.

Page 210: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 201

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Definisi Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang14

.

2.1.2 Definisi Rekayasa

Rekayasa adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan

permasalahan manusia yang diselesaikan melalui pengetahuan, matematika dan

pengalaman praktis yang diterapkan15

.

2.1.3 Definisi Prototipe

Prototipe adalah bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah

entitas16

.

2.1.4 Definisi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian pembangkit adalah alat

untuk membangkitkan sesuatu17

. Pembangkit mempunyai beberapa komponen

utama dan komponen pembantu yang digunakan untuk menunjang sebuah proses.

Rekayasa Prototipe pembangkit gelombang laut (ombak) adalah suatu kegiatan

proses yang sistematis yang terdiri dari perencanaan, pembangunan, pemanfaatan

yang dibuat untuk mmebangkitkan gelombang laut atau ombak dengan skala

yamg lebih kecil. Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut adalah

suatu pembangkit yang memanfaatkan energi gelombang laut dan kemudian di

konversi menjadi energi listrik., Pergerakan gelombang laut

digunakan untuk memutar turbin. Putaran turbin ini digunakan untuk memutar

generator sehingga menghasilkan energi listrik18

.

14

www. KamusBesarBahasaIndonesia.org 15

Ibid 16

Ibid 17

Ibid 18

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/174958578?extension=pdf&ft=1388638684

Page 211: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 202

2.1.4.1 Pengertian Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu

gelombang akan mengikuti gerak sinusoide19

. Selain radiasi elektromagnetik, dan

radiasi gravitasional, yang dapat berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat

pada medium (karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan

yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari

satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara

permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Gelombang adalah suatu

fenomena perambatan gangguan (energi)20

. Pada penjalarannya memerlukan suatu

materi yang disebut medium. Pada gelombang yang merambat adalah

gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat

panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang

tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan

(gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh

oleh gelombang dalam waktu satu detik. Dengan rumus dasar gelombang:

2.1.4.2 Pengertian Getaran

Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala melalui suatu titik

keseimbangan dari keadaan 0 / netral (F=0). Pada umumnya setiap benda dapat

melakukan getaran. Suatu benda dikatakan bergetar apabila benda itu bergerak

bolak bolik secara berkala melalui titik keseimbangan.

&lt=1388642294&user_id=52519629&uahk=rIi4uONVAWJnB0yHndniXbtzet8 19

Kamajaya. Fisika. (Ganeca Exact Bandung) h.211 20

Ibid

Page 212: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 203

Sumber : www.vibrasi’sblog.com

Gambar 2.1 Pegas yang di beri Gaya (F)

Pegas tersebut tidak akan bergerak/ bergetar sebelum ada gaya yang diberikkan

terhadapnya. Setelah gaya tarik (F) dilepas mak pegas akan bergetar, bergerak

bolak-balik disekitar posisi netral.

2.1.4.3. Energi Gelombang Laut

Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan

gelombang laut yang menuju daratan dan sebaliknya. Total energi gelombang laut

dapat diketahui dengan menjumlahkan besarnya energi kinetik dan energi

potensial yang dihasilkan oleh gelombang laut tersebut. Energi potensial adalah

energi yang ditimbulkan oleh posisi relatif atau konfigurasi gelombang laut pada

suatu sistem fisik.

2.1.5. Koneversi Energi Gelombang Laut

Pemanfaatan gelombang laut umumnya terdapat emapat sistem dasar

untuk mengkonversi energi langsung menjadi pembangkit listrik maupun

ditransfer energi lainnya. Sistem tersebut adalah:

1. Oscillating water column

Oscillating water column beroperasi seperti turbin angin dengan prinsip

perbedaan tekanan udara akibat gelombang laut. Ruangan udara dipasang diatas

permukaan air laut mengubah batas permukaan dalam ruangan, dari perubahan

batas permukaan terhadap kenaikan dan penurunan tekanan udara dalam ruangan.

Diatas ruangan udara dipasang sebuah turbin yang dapat dilewati oleh udara, baik

udara keluar maupun udara masuk. Udara akan mengalir masuk ke dalam ruangan

selama gelombang diluar turun dan udara akan keluar pada saat gelombang akan

naik. Terdapat dua arah aliran udara, untuk menjaga arah yang sama, maka turbin

Page 213: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 204

didesain agar berputar pada satu arah putaran saja agar tidak terpengaruh oleh

arah aliran udara.

(Sumber :http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energigelombang-laut/)

Gambar 2.2 Teknologi oscillating water column (owc)

2. Pembangkit Listrik Tenaga OWC

OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang mengubah energi

gelombang laut menjadi energilistrik dengan menggunakan kolom isolasi21

.

Oscillating Water Column (OWC) adalah teknologi pembangkit listrik yang

menggunakan tenaga gelombang laut sebagai penggerak turbinnya. Pada OWC,

Kekuatan tekanan udara tidak bisa diubah, tetapi dampak yang mungkin

ditimbulkan terhadap tingkat elevasi air bisa diubah. Hanya dengan mengubah

dimensi chamber OWC hal tersebut bisa dicapai.

21

8http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energi-gelombang-laut/

Page 214: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 205

Sumber : http://www.plengdut.com/2012/10/mengenalteknologioscillating-

water.html

Gambar 2.3 Sketsa owc tampak samping

Prinsip kerja alat OWC ini adalah mengubah energi ombak menjadi energi

listrik berdasarkan prinsip kerja kolom isolasi. Perhatikan gambar sketsa OWC

tampak samping di atas. Gelombang yang datang dari arah laut akan menabrak

bangunan OWC ini dimana pada bagian bawah bangunan ini terdapat kolom

tebuka untuk masuknya air laut yg akan berisolasi naik dan turun sehingga

menimbulkan peristiwa sedot dan hisap pada kolom udara di atasnya (prinsip

kerja pompa).

2.1.6 Drive Motor

Motor DC adalah suatu piranti elektronik yang befungsi untuk mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik. Kecepatan yang dihasilkan oleh motor DC

berbanding lurus dengan potensial yang diberikan. Motor DC tidak dapat

dikendalikan secara langsung oleh mikrokontroler, karena kebutuhan arus listrik

yang besar pada motor DC sedangkan arus keluaran pada mikro sangat kecil.

Driver motor merupakan pilihan alternatif yang harus digunakan untuk

mengendalikan motor DC.

2.1.7 PPI (Programmable Periperal Interface) 8255

Programmable Periphperal Interface (PPI) adalah suatu komponen Paralel

Input atau Paralel Output Port dalam suatu chip serbaguna yang dapat diprogram

fungsi input / outputnya PPI 8255 dibuat oleh Intel Co yang digunakan untuk

Page 215: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 206

bersama mikroprosesor buatan Intel. PPI (Programmable periperal interface) 8255

itu sendiri adalah chip yang dirancang khusus untuk keperluan antarmuka

(interface) pada sistem komputer yang menggunakan mikroprosesor intel. Chip

PPI 8255 memiliki 40 buah pin, yang konfigurasi pin-pinnya diperlihatkan pada

gambar diatas. PPI 8255 (perhatikan gambar 2.12 ) memiliki 3 buah port (port

A,B dan C) dan sebuah bus data 8-bit. Bus data adalah penghubung antara

mikroprosesor dengan PPI 8255, sedangkan port A,B dan C adalah penghubung

antara PPI 8255 dengan rangkaian kendali/piranti luar. B us data pada PPI 8255

hanya satu buah sedangkan port PPI ada 3 buah, bus data tidak dapat terhubung

dengan ketiga port pada waktu yang bersamaan. Sehingga untuk menghubungkan

bus data dengan salah satu port dapat dilakukan dengan memberikan kombinasi

data tertentu pada pin A0 dan A1.

Sumber : http://aank123.wordpress.com/pendidikan/materi-elektronika/program

mableperipheral-interface

Gambar 2.4 Mikroprosesor, ppi 8255, dan piranti luar

2.2 Ulasan Penelitian Terkait

Sistem kerja pembangkit gelombang laut (ombak) pada penelitian ini

sangat bergantung pada motor dc. Proses untuk memaksimalkan variasi

gelombang yang dihasilkan, maka dibuatlah variabel - variabel tegangan yang

memungkinan terjadinya gelombang yang ideal. Energi listrik memiliki peran

peting dalam kebutuhan hidup manusia, berbagai aktifitas kehidupan dengan

berkembangnya teknologi yang ada energi listrik menjadi sumber energi utama

sebagai sumber tenaga. Sehingga penulis memanfaatkan pengaruh Programmable

Page 216: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 207

Periphperal Interface (PPI) 8255 terhadap Rekayasa Prototipe Pembangkit

Gelombang Laut sebagai Inovasi Teknologi Pengolahan Maritim.

Page 217: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 208

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitina dilakukan di Laboratorium Teknik Energi Terbarukan,

Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Jember yang beralamat di jalan Mastrip,

Kabupaten Jember pada bulan Juli 2016.

3.2. Prosedur Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang Laut (Ombak)

Pada prosedur ini dibahas langkah-langkah yang dilakukan dalam

pembuatan rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut (ombak) dnegan

menggunakan diagram blok yang dapat menganalisa langkah-langkah dalam

pembuatan alat cara kerja rangkaian dan merancanng hardware yang akan dibuat

secara umum. Diagram blok merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari

satu atau lebih komponen yang memiliki satu kesatuan kerja tersendiri.

3.2.1. Diagrami Pembuatan Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang Laut

Diagram blok pada gambar dibawah ini akan menjelaskan secara rinci dari

tahap awal hingga akhir pembuatan rekayasa prototipe. Langkah-langkah sesuai

pada diagram dibawah ini:

Page 218: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 209

Keterangan:

Tahap pertama yang dilakukan dalam pembatan rekayasa prototipe

pembangkit gelombang lau tersebut adalah studi literatur, dalam studi literatur ini

mencari data-data dari buku, browsing, paten, dan jurnal skripsi. Kemudian

melakukan perancangan system, dimana pada tahap ini, memilih komponen alat

yang digunakan dan membuat alur Rekayasa Prototipe serta membuat rancang

bangun prototipe. Setelah itu, melakukan analisis rancangan sistem, yaitu

dilakukan analisis tiap komponen yang sesuai, dan menganalisis cara kerja

sehingga rekayasa prototipe dapat berjalan sesuai dengan sistim kerja.

Selanjutnya simulasi rancangan sistem,dalam tahap ini mencoba

mensimulasikan rancangan sistem yang telah di buat sesuai dengan analisis

rancangan. Lalu melakukan pembuatan rekayasa prototipe dengan menggunakan

komponen yang telah ditentukan, Dalam pembuatan rekayasa prototipe

pembangkit gelombang laut harus sesuai dengan analisis rancangan. Setelah

rekayasa prototipe maka dilakukan uji coba rekayasa prototipe per unit, yaitu

setiap komponen alat di uji terlebih dahulu satu per satu. Selanjutnya uji coba

keseluruhan alat sesuai dengan simulasi rekayasa prototipe. Selanjutnya adalah

menganalisis rekayasa prototipe, di dalam menganalisis rekayasa prototipe maka

diperlukan pengamatan, pendataan uji coba alat secara keseluruhan dan

mengambil kesimpulan terhadap hasil percobaan yang telah di analisis.

3.2.2 Diagram Kerja Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang (Ombak)

Diagram diatas menggambarkan rancangan cara kerja rekayasa prototipe

pembangkit gelombang laut (Ombak).

Page 219: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 210

3.2.3 Rancangan Alat dan Bahan Pembuatan rekayasa prototipe Pembangkit

gelombang laut (ombak)

1. Kolam Ombak

Kolam ombak ini dibuat sebagai rekayasa prototipe pembangkit

gelombang laut, seolah-olah sperti lautan yang dalam dan semakin dangkal

menuju tepi pantai.

Gambar 3.1 Sketsa rancangan kolam ombak

2. Alat Pembuat Ombak

Pada dasarnya rekayasa prototipe omabk buatan diasumsikan sebagai

ombak lautan. Sementara alat pembuat ombak iini berbentuk limas segitiga yang

terbuat dari akrilik dengan mengambil konsep cara kerja piston pada kendaraan

bermotor. Alat ini menggunakan motor dc 24 volt yang menggerakkan beban

naik-turunnya air didalam kolam sehigga terbentuklah gelombag laut buatan

(ombak) menuju tepi pantai. Dibawah ini adalah gambar alat pembuat gelombang

beserta ukurannya.

Page 220: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 211

Gambar 3.2. Sketsa perancangan alat pembuat ombak

Gambar 3.3 Perancangan crank arm

Page 221: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 212

Gambar 3.4 Perancangan pelampung pembuat ombak

3.3 Teknik Analisa Data

Kriteria pengujian pada alat yang disimulasikan yaitu tahap pertama

dengan mengamati tegangan pada motor dc, kecepatan motor dan ombak yang di

hasilkan. Untuk mendapatkan gelombang yang bervariasi ada dua jenis percobaan

disini, yang pertama percobaan dengan power supply. Disini uji coba di mulai

berdasarkan volume air. Sedangkan yang kedua percobaan dengan serial PPI 8255

dengan program pwm. Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui cara kerja alat, mengambil data dan

hasil pengukuran dimasukkan ke dalam tabel. Adapun tahap pengujian di uraikan

pada tabel;

3.3.1 Pengujian dengan power supply

Pada pengujian ini dibagi menjadi 2 variasi volume air yaitu 40% dan 60%.

Berikut ini data tabel yang dibuat.

Page 222: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 213

1. Volume air 40%

Tabel 3.1 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 40%

Tabel 3.2 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 60%

3.3.2 Pengujian dengan PPI 8255

Pada pengujian dengan PPI 8255 menampilkan tabel dengan dua variasi

volume air dari aquarium gelombang laut (ombak). Yaitu volume air 40% dan

60%. Berikut tabel yang akan dibuat untuk ujicoba hasil gelombang laut (ombak).

Page 223: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 214

1. Volume air 40% dengan PPI 8255

Tabel 3.3 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 40% dengan program

ppi 8255

2. Volume air 60% dengan PPI 8255

Tabel 3.4 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 60% dengan program ppi

8255

Page 224: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 215

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Keadaan (Tinggi, Panjang dan Variasi) Gelombang Menggunakan PPI

4.1.1 Hasil Pengukuran dengan Power Supply

Pada pembahasan penelitian telah didapatkan beberapa variasi gelombang

laut (ombak). Variasi gelombang laut (ombak) didapat dari variasi sumber

tegangan yang mempengaruhi kecepatan motor. Pada grafik dibawah ini akan di

bahas hasil gelombang laut (ombak):

1. Volume air 40% dari aquarium

2. Pada volume air diisi 40% dari volume akuarium yaitu dengan volume air pada

tabe 4.1 sebesar 59.024 cm3, dan volume udara pada akrilik pembuat ombak

sebesar 13.182 cm3 akan didapatkan grafik:

Grafik 4.1. Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada volume

40%

Pada volume air 40% panjang gelombang mengalami penurunan pada

setiap tegangan sumbernya. Panjang gelolmbang terpanjang di dapat pada

tegangan 10v. Sedangkan panjang gelombang terpendek didapati pada tegangan

12v. Sementara tinggi gelombang laut (ombak) yang didapat pada volume 40% ini

mengalami kenaikan pada setiap tegangan yang diberikan.

Page 225: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 216

2. Volume air 60% dari aquarium

Pada volume air 60% dari volume akuarium dengan volume sebesar

88.536cm3, didapatkan hasil grafik:

Grafik 4.2 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada volume

60%

Pada saat volume air diisi 60% dari volume akuarium, akan didapatkan

gelombang laut (ombak) dengan kecepatan tinggi, dengan panjang gelombang

yang panjang dan tinggi gelombang yang tinggi seiring dengan kecepatan motor

dan tegangan sumber. Pada penguijan volume 60% ini tetap dibatasi pada

tegangan maksimal 12 v, dkarenakan pada tegangan yang melebihi tegangan

maksimal tersebut akan mengakibatkan bentuk gelombang yang tidak beraturan

dan tumpahnya air dari aquarium karena kecepatan ombak tersebut. Analisis

perbandingan volume air terhadap tegangan dapat di lihat berdasarkan tegangan

sumber yang diberikan oleh power supply. Yakni 10v, 11v, dan 12v.

Grafik 4.3 Hasil data tegangan terhadap gelombang pada tegangan 10v

Page 226: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 217

Tegangan 10v terhadap gelombang yang dihasilkan membentuk suatu

panjang gelombang dan tinggi gelombang laut (ombak) yang dihasilkan

cenderung mengalami kenaikan pada setiap volumenya. Pada periode gelombang

tertinggi terjadi pada volume air 40%. Sedangkan pada volume lainnya

mendapatkan periode yang sama dan kecepatan gelombang mengalami kenaikan

setiap volumenya.

Grafik 4.4 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada

tegangan 11v

Pada hasil data tegangan 11v terhadap gelombang yang dihasilkan

membentuk suatu panjang gelombang, tinggi gelombang dan kecepatan

gelombang laut (ombak) yang dihasilkan mengalami kenaikan setiap volumenya.

Grafik 4.5. Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada

tegangan 12v

Pada hasil data tegangan 12v terhadap gelombang yang dihasilkan

membentuk panjang gelombang bervariasi setiap volume air. Tinggi gelombang

mengalami kenaikan grafik pada setiap volumenya. Periode pada volume air 40%

Page 227: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 218

mendapat 1s. Volume air 60% seimbang, yakni 0,05s. Pada kecepatan mengalami

grafik kenaikan pada setiap volumenya.Sehingga tegangan sangat berpengaruh

terhadap kecepatan yang dihasilkan.

4.1.2. Hasil Pengukuran dengan Serial PPI 8255

1. Volume air 40% pada PPI 8255

Grafik 4.6 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 pada tegangan 10v

dengan volume ar 40%

Pada hasil volume air 40% dengan tegangan 10v panjang gelombang dan

kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara tinggi

sama yaitu 0,5cm. Hal ini disebabkan karena rendahnya volume air yang hanya

40%.

Grafik 4.7 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 pada tegangan 11v

dengan volume air 40%

Page 228: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 219

Pada hasil volume air 40% dengan tegangan 11v panjang gelombang dan

kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara tinggi

sama yaitu 0,5cm karena rendahnya volume air.

Grafik 4.8 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 pada tegangan 12v

dengan volume air 40%

Pada hasil dengan tegangan 12v volume air 40% panjang gelombang dan

kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara tinggi

sama yaitu 0,5 cm. Hal ini disebabkan karena rendahnya volume air yang hanya

40%. Dari hasi pengamatan ketiga tegangan yang di ujicoba didapatkan panjang

gelombang, periode, dan kecepatan gelombabng setiap interval naik pada setiap

tegangan yang di ujicoba, dan tinggi tetap yakni 0,5 cm yang disebabkan volume

air yang rendah.

2. Volume air 60% pada PPI 8255

Pada pengamatan dengan volume air 60% merupakan batas volume air

maksimal. Dikatakan maksimal karena apabila volume di tambah lebih dari 60%,

yang terjadi tidak beraturan (sinusoidal) dan air bisa melebihi kapasitas aquarium

pada saat terjadi gelombang (tumpah).

Page 229: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 220

Grafik 4.9 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 10v dengan

volume air 60%

Pada hasil pengamatan volume air 60% dari akuarium ombak dengan

tegangan 10v panjang gelombang, periode gelombang laut (ombak) naik pada

setiap intervalnya. Tinggi gelombang sama pada ketinggian sekitar 1,5 cm dan

kecepatan yang sama yakni sekitar 18cm/s. Tegangan yang sebenarnya diberikan

ke motor adalah bukan 10 v, dikarenakan menggunakan PWM sehingga tegangan

yang sebenarnya adalah 2,6v. Sedangkan interval 25 pada tegangan 10v tegangan

rata – ratanya adalah 3,7v.

Grafik 4.10. Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 11 v

dengan volume air 60%

Pada hasil pengamatan volume air 60% dari akuarium ombak dengan

tegangan 11v panjang gelombang, periode gelombang laut (ombak) naik pada

Page 230: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 221

setiap intervalnya. Tinggi gelombang sama pada ketinggian sekitar 1,5 cm dan

kecepatan naik 1cm/s pada setiap interval. Tegangan sebenarnya diberikan ke

motor adalah bukan 11 v dikarenakan menggunakan program PWM sehingga

tegangan sebenarnya untuk interval 15 pada tegangan rata- rata adalah 2,8v.

Sedangkan interval 25 pada tegangan 11v tegangan rata – ratanya adalah 4,1v.

Grafik 4.11 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 12v dengan

volume air 60%

Pada pengamatan volume air 60% dari akuarium ombak dengan tegangan

12v panjang gelombang, periode gelombang laut (ombak) naik pada setiap

intervalnya. Tinggi gelombang sama pada ketinggian sekitar 0,5cm dan kecepatan

naik 1cm/s pada setiap interval. Tegangan yang sebenarnya di berikan ke motor

adalah bukan 12v, dikarenakan menggunakan program PWM sehingga tegangan

yang sebenarnya untuk interval 15 pada tegangan rata-ratanya adalah 3,1v.

Sedangkan interval 25 pada tegangan 12v tegangan rata–ratanya adalah 4,4v.

3. Interval volume air 40% dan 60%.

Pada pengamatan interval volume air 40 % dan 60%, maka dibedakan

menjadi interval 15 dan 25.

Page 231: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 222

Grafik 4.12. Hasil data perbandingan hasil interval 15 pada setiap tegangan

dengan volume air 40%

Pada hasil volume air 40% dengan interval gelombang,tinggi gelombang,

dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap tegangan yang diberikan.

Sementara periode sama yaitu 0,5s. Jadi pada interval 15 dengan volume air 40%

memiliki periode stabil yakni 0,5 s.

Grafik 4.13. Hasil data perbandingan hasil interval 25 pada setiap tegangan

dengan volume air 40%

Pada hasil volume air 40% dengan interval 25 panjang gelombang, tinggi

gelombang, dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap tegangan

yang diberikan. Sementara periode sama yaitu 1s. Jadi interval 25 dengan volume

air 40% memiliki periode yang stabil yakni 1s.

Page 232: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 223

Grafik 4.14. Hasil data perbandingan hasil interval 15 pada setiap tegangan

dengan volume air 60%

Pada hasil volume air 60% dengan interval 15 panjang gelombang dan

kecepatan gelombang laut (ombak) naik setiap intervalnya. Sementara tinggi

gelombang pada 10 v, 11 v dan 12 v mendapatkan tinggi yang sama, yakni 1,5

cm. Sementara periode yang didapat pada ketiga variasi tegangan mendapatkan

periode yang sama, yakni 0,5cm/s.

Grafik 4.15. Hasil data perbandingan hasil interval 25 pada setiap tegangan

dengan volume air 60%

Pada hasil volume air 60% dengan interval 25 panjang gelombang dan

kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara tinggi

gelombang pada 10 v dan 11v mendapatkan tinggi yang sama, yakni sekitar

1,5cm. Dan 2 cm untuk tinggi gelombang pada tegangan 12 v. Sementara periode

yang didapat pada ketiga variasi tegangan mendapatkan periode yang sama,

yakni1cm/s. Hasil grafik diatas disimpulkan bahwa interval 15 memiliki periode

rata- rata 0,5cm/s dan interval 25 memiliki periode rata-rata 1 cm/s. Panjang,

Page 233: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 224

tinggi dan kecepatan pada setiap interval akan bertambah seiring naiknya

tegangan.

4.2 Komponen Rekayasa Prototipe Pembangkit Gelombang Laut (ombak)

Pada bab ini membahas hasil tentang rekayasa prototipe pembangkit

gelombang laut (ombak) yang berguna untuk pengembangan Pembangkit Listrik

Tenaga Gelombang Laut. Tujuan dari pembuatan rekayasa prototipe adalah

pengembangn awal untuk memfasilitasi pembuatan pembangkit listrik

menggunakan energi gelombang laut untuk krisis energi yang berkepanjangan.

Komponen yang dibahas adalah kecepatan putaran motor yang dapat

mengerakkan alat pembuat ombak yang nantinya akan menghasilkan gelombang

laut (ombak) yang bervariasi.

2.1 Komponen Rekayasa prototipe Gelombang Laut (ombak)

1. Kolam Ombak

Kolam ombak yang telah ada dibuat sesuai dengan rancangan bangun,

pada gambar di bawa ini kolam ombak yang sudah terisi air sebagai rekayasa

prototipe laut terbuat dari akuarium.

Sumber : Dokumentasi

Gambar 4.1 Kolam ombak

Pada kolam ombak diatas akan di uji dengan volume air 40% dan 60%

dari volume kolam ombak yang ada, volume air tersebut akan dijelaskan pada

table di bawah ini:

Page 234: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 225

Tabel 4.1 Kapasitas volume air :

2. Alat pembuat Ombak

Alat pembuat ombak ini terbuat dari akrilik yang berbentuk prisma tegak

siku-siku, dimana sudut kemiringan segitiganya berfungsi untuk membuat bentuk

gelombang. Volume udara yang terdapat pada akrilik pembuat ombak tersebut

sebesar 13.182 cm3. Penggeraknya menggunakan motor dc dengan gearbox

24volt,berfungsi untuk menggerakkan naik-turun alat pembuat ombak yang

terbuat dari akrilik. Dudukan motor dc 24 volt terbuat dari kayu

.

Sumber : Dokumentasi

Gambar 4.2 Alat pembuat ombak

3. Serial PPI 8255

Alat ini berguna untuk menambah variasi gelombang laut yang diciptakan

melalui alat pembuat gelombang dengan cara mengadopsi cara kerja dari mesin

jahit.

Page 235: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 226

Sumber : Dokumentasi

Gambar 4.3 Modul serial ppi 8255

PPI 8255 untuk menampikan gelombang yang didapat ke computer dalam

program delphi. Untuk perantaranya modul serial ini menggunakan kabel serial

RS232 dan tegangan input sebesar 12 vdc. Pada program ini menggunakan teknik

PWM. Berikut ini tabel interval yang akan di ujicoba untuk membuat gelombang :

Tabel 4.2 Interval pada program serial ppi 8255

Interval tabel diatas berdasarkan program interface yang di buat pada

modul serial PPI 8255, yakni rumus 500-(2*interval) pada timer on, dan rumus

10+(10*interval).

4.2.2 Cara Pengukuran Rekayasa prototipe Pembangkit gelombang laut (ombak)

Untuk mendapatkan variasi gelombang maka pada pengukuran ini dibagi

menjadi 2teknik pengukuran, pengukuran dengan power supply secara langsung

dan pengukuran dengan menggunakan modul serial ppi 8255 yang telah

diprogram dengan program PWM (pulse withmodulation).

Page 236: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 227

4.1.2.1 Cara pengukuran dengan power supply

Pada penelitian alat ini dibutuhkan ketelitian yang sangat cermat serta

pengukuran yang akurat, pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan data

sebagai berikut :

1. Menentukan tegangan yang akan di supply ke motor dc

Langkah awal dalam pengukuran alat adalah menentukan tegangan power

supply. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putaran motor tersebut

adalah tacometer. Tujuan dari langkah tersebut adalah agar mendapatkan variasi

gelombang yang dihasilkan. Dari tegangan yang telah di supply ke motor dc maka

didapat rpm motor rata – rata sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rerata kecepatan motor berdasarkan tegangan supply

2. Mengukur gelombang laut (ombak) yang dihasilkan

Untuk mengetahui panjang gelombang dan tinggi gelombang yang di

hasilkan oleh datangnya ombak, yaitu dengan cara meneliti pergerakan

gelombang yang ada menggunakan meteran berskala (cm).

(Sumber : Dokumentasi)

Gambar 4.4 Mengukur kecepatan gelombang

Page 237: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 228

4.1.2.2 Cara pengukuran menggunakan PPI 8255

Pada dasarnya pengukuran menggunakan serial PPI 8255 ini sama dengan

pengukuran menggunakan power supply secara langsung. Akan tetapi pada

penelitian ini penggunaan PPI 8255 mencoba menampilkan gelombang yang telah

didapat pada aquarium gelombang laut (ombak) pada komputer dengan skala yang

lebih kecil.

Sumber : Dokumentasi

Gambar 4.5 Contoh program interface pada ppi 8255

4.2.3 Hasil Pengukuran Rekayasa prototipe Pembangkit Gelombang laut

(ombak)

4.1.3.1. Pengujian dengan power supply.

Pada pengujian ini di bagi menjadi 2 variasi volume air yaitu 40% dan

60%. Hasil pengamatan serta pengujian yang di dapat dari penelitian Rancang

Bangun Rekayasa prototipe Pembangkit Gelombang laut (ombak) yang telah

diukur akan dimasukkan pada tabel dibawah ini:

1. Volume air 40% dari aquarium ombak

Tabel 4.4 Data pengukuran pada volume air 40%

Page 238: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 229

2. Volume air 60% dari aquarium ombak

Tabel 4.5 Data pengukuran pada volume air 60%

4.1.3.2. Pada pengujian dengan PPI 8255

Pada pengujian ini menampilkan tabel dengan dua variasi volume air dari

aquarium gelombang laut (ombak). Yaitu volume air 40% dan 60% dari aquarium

gelombang laut (ombak). Interval didapat berdasarkan program interface yang di

buat pada modul serial PPI 8255, yakni rumus 500-(2*interval) pada timer on, dan

rumus 10+(10*interval).

Page 239: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 230

1. Volume air 40% dengan PPI 8255

Tabel 4.6 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 40% dengan

program ppi 8255

2. Volume air 60% dengan PPI 8255

Pada saat volume air diisi 60% dari volume akuarium dengan volume

sebesar 88.536 cm3, dengan akan di dapatkan hasil sesuai pada grafik dibawah

ini:

Tabel 4.7 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 60% dengan program

ppi 8255

Page 240: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 231

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Tinggi, panjang dan variasi gelombang yang dihasilkan pada Rekayasa :

Menghasilkan 4 variasi gelombang yaitu 0,5 s, 1 s, 1,5 s, dan 2 s.

2. Gambaran Komponen rekayasa prototipe pembangkit gelombang laut :

Kolam Ombak

Alat pembuat Ombak

Serial PPI 8255

5.2 Saran

Pada penelitian lebih lanjut sebaiknya kolam aquarium dibuat lebih

panjang dengan lebar yang lebih kecil, sehingga lebih teliti dalam menentukan

nilai panjang dan tinggi gelombang serta kecepatangelombang.

Page 241: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 232

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed ke-

3. Jakarta :BalaiPustaka.

Kamajaya.dan Linggih, Suardhana. 1987. Fisika, GBPP 1987. Bandung Ganeca

Exact.

Mangunwiyoto, Widagdo.dan Harjono. 2004. Fisika SMP. Jakarta : Erlangga.

http://adharikunae.blogspot.com/2009/08/gelombang-laut.html (Diunduh 11 Juli

2016)

http://atsariam.blogspot.com/2011/10/wave-energy-energi-gelombanglaut.html

(Diunduh 11 Juli 2016)

https://listrikman.wordpress.com/2010/05/21/pengertian-umumpembangkit-listrik/

(Diunduh 20 Juli 2016)

http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energi-gelombang-laut/

(Diunduh 20 Juli 2016)

http://www.kamusq.com/2012/09/pembangkit-listrik-pengertian-dan.html

(Diunduh 30 Juli 2016)

http://www.plengdut.com/2012/10/mengenal-teknologi-oscillatingwater.html.

Diunduh 31 Juli 2016)

Page 242: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 233

PEMANFAATAN BIJI MANGGA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

ITIK TEGAL UNTUK MENINGKATKAN BOBOT BADAN

Norman Billi1)

, Abdurohman Roja1)

, Agung Permana1)

, dan Iman Hernaman2)

1Mahasiswa Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

2Dosen Pembimbing, Universitas Padjadjaran

Email: [email protected]

Abstrak

Biji mangga merupakan limbah pertanian yang dihasilkan dari buah mangga

(Mangifera indicia) yang memiliki bagian 15% dari berat buahnya. Biji mangga

dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif untuk itik Tegal, karena di dalam biji

mangga terkandung BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) 80,6%. Proses

penelitian yang dilakukan adalah dengan mencari dan membandingkan data-data

sekunder yang di dapat dari jurnal, textbook dan artikel yang terpercaya akan

relevansinya. Berdasarkan review yang telah dilakukan pada biji mangga

terkandung berbagai macam zat nutrisi salah satunya adalah BETN 80,6%.

Komponen yang terkandung dalam BETN salah satunya adalah karbohidrat non

struktural yang terdiri atas glukosa, sukrosa, dan pati, apabila dihitung memiliki

energi metabolisme 3220-4220 kkal/kg/bahan kering. Kebutuhan energi

metablisme pada itik Tegal usia 8 minggu untuk mencapai bobot badan sebesar

1,2 kg adalah 3100 kkal/kg, maka selisih antara energi yang dihasilkan dari

kandungan BETN pada biji mangga dengan kebutuhan energi pada itik Tegal usia

8 minggu dapat disimpan dalam bentuk lemak yang akan menyebabkan bobot

badan dari itik Tegal akan bertambah,sehingga dapat disimpulkan bahwa biji

mangga dapat meningkatkan bobot badan itik Tegal karena mengandung BETN

80,8%.

Kata Kunci: Biji mangga, BETN, Bobot badan, Itik Tegal

Page 243: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 234

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris dengan sebagian besar penduduknya

bermata pencarian di bidang pertanian sehingga banyak produk-produk pertanian

dan perkebunan yang dihasilkan. Sektor pertanian ini memberikan kontribusi

26.05 % terhadap pendapatan nasional di tahun 2009. Salah satu produk yang

dihasilkan dari sektor pertanian dan perkebunan dan diproduksi dalam jumlah

besar yaitu buah mangga (Magisfera indica L).

Produksi buah mangga di Indonesia di tahun 2014 yaitu sebesar 2.431.330

ton atau sekitar 12.28 % dari total produksi buah nasional. Sentra produksi

mangga di Indonesia adalah pulau jawa dengan total produksi sebesar 1.813.281

ton atau sekitar 74,58 % dari total produksi mangga nasional. Besarnya produksi

mangga tersebut akan menghasilkan limbah berupa biji dalam jumlah yang sangat

besar. Jumlah biji mangga di lingkungan masyarakat cukup melimpah. Masih

banyak dijumpai biji mangga yang hanya dibiarkan begitu saja, sehingga akan

menjadi limbah yang mengotori lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan adanya

sebuah inovasi untuk mengolah biji mangga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan

bernilai.

Berdasarkan permasalahan diatas, biji mangga merupakan limbah dari

buah mangga yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pakan alternatif itik

Tegal. Itik Tegal merupakan ternak unggas lokal dari Jawa tengah yang memiliki

keunggulan salah satunya produksi telur yang tinggi . Pemanfaatan biji mangga

sebagai pakan alternatif itik Tegal dapat memberikan dampak yang positif

terhadap pertambahan bobot badan itik Tegal.

Berdasarkan uraian diatas, karya tulis ilmiah ini mengkaji mengenai

“Pemanfaatan Biji Mangga sebagai Pakan Alternatif Itik Tegal untuk

Meningkatkan Bobot Badan”.

Page 244: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 235

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan tepung biji mangga?.

2. Bagaimana persentase tepung biji mangga dalam ransum?.

3. Bagaimana mekanisme kerja kandungan BETN pada tepung biji mangga

terhadap peningkatan bobot badan itik Tegal?.

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proses pembuatan tepung biji mangga

2. Mengetahui persentase tepung biji mangga dalam ransum

3. Mengetahui mekanisme kerja kandungan BETN pada biji manga terhadap

peningkatan bobot badan itik Tegal

1.4. Manfaat Penulisan

Berdasarkan hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diperoleh gagasan

tertulis mengenai pakan alternatif biji mangga untuk meningkatkan bobot badan

itik Tegal.

Page 245: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 236

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tumbuhan Mangga

Mangga adalah tanaman buah asli dari India. Kini, tanaman ini tersebar di

berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Tanaman Mangga dapat tumbuh

dengan baik di dataran rendah dan berhawa panas. Akan tetapi, ada juga yang

dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian hingga 600 meter di atas

permukaan laut. Batang pohon Mangga tegak, bercabang agak kuat. Kulit tebal

dan kasar dengan banyak celah celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun.

Warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabuan sampai hitam. Pohon

Mangga yang berasal dari biji pada umumnya tegak, kuat dan tinggi sedangkan

yang berasal dari sambungan atau tempel lebih pendek dan cabang membentang.

Daun yang masih muda biasanya berwarna kemerahan, keunguan, atau

kekuningan yang kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah

atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwara hijau

muda.Bunga Mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai

panjang, dan berbau harum seperti bunga lili. Kelopak bunga biasanya bertaju 5

(Rukmana, 1997).

Buah Mangga termasuk buah batu yang berdaging, dengan ukuran dan

bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat,

bulat telur, hingga lonjong memanjang. Panjang buah kira-kira 2.5 -3.0 cm. Kulit

buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan atau kemerahan bila

masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning, berserabut atau

tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji

berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokrap yang tebal, mengayu dan

berserat. Biji ini terdiri dari, ada yang monoembrional dan ada pula yang

poliembrional (Rukmana,1997).

Page 246: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 237

Gambar 1. Buah mangga

2.1.2. Taksonomi Tumbuhan Mangga

Sistematika Tumbuhan Mangga adalah sebagai berikut :

kingdom : Plantae

devisi : Spermatophyta

kelas : Dicotylendonae

ordo : Anarcardiales

famili : Anarcardiaceae

genus : Mangifera

spesies : Mangifera indica L.

2.1.3 Pertambahan Bobot Badan

Kata pertumbuhan dapat diterapkan pada suatu sel, organ, jaringan, seekor

ternak maupun populasi ternak. Pertumbuhan menurut Campble.,dkk (1977),

adalah perubahan bentuk atau ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan

panjang, volume ataupun massa. Menurut Swatland (1984) dan Aberle.,dkk

(2001), pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran

lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi

pakan, minum dan mendapat tempat berlindung yang layak. Peningkatan sedikit

saja ukuran tubuh akan menyebabkan peningkatan yang proporsional dari bobot

tubuh, karena bobot tubuh merupakan fungsi dari volume. Pertumbuhan

mempunyai dua aspek yaitu: menyangkut peningkatan massa persatuan waktu,

dan pertumbuhan yang meliputi perubahan bentuk dan komposisi sebagai akibat

dari pertumbuhan diferensial komponen-komponen tubuh.

Page 247: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 238

Pertumbuhan ternak menunjukkan peningkatan ukuran linear, bobot,

akumulasi jaringan lemak dan retensi nitrogen dan air. Terdapat tiga hal penting

dalam pertumbuhan seekor ternak, yaitu: proses-proses dasar pertumbuhan sel,

diferensiasi sel-sel induk menjadi ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan

mekanisme pengendalian pertumbuhan dan diferensiasi. Pertumbuhan sel meliputi

perbanyakan sel, pembesaran sel dan akumulasi substansi ekstraseluler atau

material-material non protoplasma. Pertumbuhan dimulai sejak terjadinya

pembuahan, dan berakhir pada saat dicapainya kedewasaan. Pertumbuhan ternak

dapat dibedakan menjadi pertumbuhan sebelum kelahiran (prenatal) dan

pertumbuhan setelah terjadi kelahiran (postnatal).

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan

Siregar (1990) melaporkan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh zat-zat

makanan, genetik, jenis kelamin dan hormon, selanjutnya Tomaszeweska (1993),

menyatakan laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan

dan genetik dimana bobot badan awal fase penggemukan berhubungan dengan

bobot badan dewasa. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sitem manajemen

yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Pertumbuhan

dapat dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan, yaitu dengan

penimbangan berulang-ulang dan dibuat dalam pertambahan bobot badan harian,

mingguan atau per satuan waktu lain (Tillman, 1991). Ditambahkan Siregar

(1990), bahwa pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia

penyapihan dan puberitas, namun setelah usia puberitas hingga usia dewasa, laju

pertumbuhan mulai menurun dan akan terus menurun hingga usia dewasa.

2.1.5 Itik

Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes,

family Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica. Proses

domestikasi membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan

warna bulu. Perubahan ini diperkirakan akibat campur tangan manusia untuk

mengembangkan ternak itik dengan tujuan khusus dan juga karena jauhnya jarak

waktu domestikasi dengan waktu pengembangan (Chaves dan Lasmini, 1978).

Page 248: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 239

2.1.6 Taksonomi Itik

Menurut Srigandono (1997) itik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

kingdom : Animalia

filum : Vetebrata

kelas : Aves

ordo : Anseriformes

famili : Anatidae

genus : Anas

spesies : Anas platyhyncos

Itik asli Indonesia termasuk jenis Indian Runner (Anas plathyryncos).

Secara morfologis Indonesia memiliki beberapa jenis itik lokal berdasarkan

tempat berkembangnya (Srigandono,1997). Bangsa itik domestikasi dibedakan 6

menjadi tiga yaitu: pedaging, petelur dan hiasan. Itik-itik yang ada sekarang

merupakan keturunan dari Mallard berkepala hijau (Anas plathyrhynchos

plathyrhynchos).

2.1.7 Itik Tegal

Populasi itik secara nasional cukup tinggi, terbukti menempati urutan

ketiga dunia setelah Cina dan Vietnam. Pada tahun 2010 populasi itik nasional

mencapai 44.301.804 ekor. Apabila dilihat dari populasi nasional, Jawa Tengah

menempati urutan kedua setelah Jawa Barat. Pada tahun 2010 populasi itik di

Jawa Tengah mencapai 4.848.263 ekor dan terus meningkat yakni mencapai

5.006.163 ekor pada tahun 2011 (BPS dan Bappeda Jawa Tengah, 2012).

Adasekitar 15 bangsa itik lokal di wilayah Indonesia, dua diantaranya berasal dari

Jawa Tengah. Kedua bangsa itik lokal Jawa Tengah tesebut salah satunya itik

Tegal (Anasplantyhynchos javanicus). Sesuai dengan namanya itik Tegal

berkembang di Kabupaten Tegal, tepatnya di Karesidenan Pekalongan mulai dari

Kabupaten Batang sampai di Kabupaten Brebes, bahkan telah berkembang sampai

di Kabupaten Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat.

Laporan diskripsi tentang itik lokal di Indonesia, itik Tegal termasuk

dalam itik yang populasinya masih cukup banyak (Susanti dan Prasetyo, 2005).

Page 249: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 240

Hal ini didasarkan penyebaran itik tersebut yang tidak hanya di Jawa tapi sampai

ke Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Menurut Srigandono (1997), bangsa-bangsa itik yang termasuk golongan

tipe pedaging mempunyai sifat-sifat pertumbuhan serta struktur perdagingan yang

baik, sedangkan bangsa-bangsa itik yang tergolong petelur memiliki badan relatif

lebih kecil dibandingkan dengan tipe pedaging. Salah satu itik lokal yang banyak

dipelihara adalah itik Tegal. Seleksi bibit itik yang dilakukan oleh peternak

sampai sekarang masih berdasarkan pada karakteristik bentuk tubuh atau

morfologi tubuh dan produksi telur.

Menurut Srigandono (1997), itik Tegal memiliki ciri-ciri fisik yang

membedakannya dengan itik lainya yaitu :

a. Bentuk badan langsing dengan postur tegak lurus menyerupai botol.

b. Warna bulu merah tua bertotol coklat (branjangan).

c. Paruh panjang dan lebar.

d. Warna kaki hitam.

e. Bentuk kepala kecil dengan mata merah.

Gambar 2. Itik tegal

2.2 Ulasan Penelitian terkait

Penelitian mengenai inovasi pengolahan biji mangga sudah dilakukan oleh

Murni dkk. (2008) dimana dalam penelitianya menyatakan bahwa biji mangga

memiliki proporsi sebanyak 15% dari berat buahnya. Namun terdapat faktor

pembatas pada biji mangga untuk dijadikan sebagai pakan ternak yaitu adanya

kandungan zat antinutrisi berupa tanin dan HCN. Menurut Murni.,dkk (2008),

dalam penelitianya kandungan tanin dan HCN dapat ditekan dengan beberapa

Page 250: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 241

perlakuan yaitu dengan perebusan biji mangga, perendaman biji mangga,

penambahan zat asam berupa HCL atau basa berupa NaOH pada biji mangga dan

pemanasan dengan menggunakan mesin autocalving. Masing-masing perlakuan

tersebut dapat menekan kadar tanin dan HCN yang berbeda seperti pada tabel

berikut :

Tabel 1. Penekanan kadar tanin dam hcn dengan berbagai perlakuan

Sumber : Murni dkk. (2008)

Kandungan zat yang terkandun dalam biji mangga menurut Rusliati

(2012), dalam penelitiannya secara umum kandungan zat yang terkandung di

dalam biji mangga yaitu adanya karbohidrat, lemak, potein. Namun selain ketiga

zat tersebut di dalam biji mangga pun terdapat beberapa zat lain seperti abu dan

kadar air, berikut tabel yang menyediakan persentase ke lima zat tersebut.

Tabel 2. Kandungan zat nutrisi pada biji mangga

Sumber : Rusliati (2012)

Sedangkan menurut Murni dkk. (2008), dalam penelitiannya menyatakan

bahwa biji mangga yang sudah diolah terdapat beberapa kandungan zat-zat kimia

diantaranya disajikan dalam tabel berikut:

Page 251: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 242

Tabel 3. Kandungan Zat nutrisi pada biji mangga yang sudah diolah

Sumber: Murni dkk. (2008)

Jika dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa BETN (Bahan Ekstrak

Tanpa Nitrogen) adalah zat nutrisi dengan persentase kandungan zat tertinggi

pada biji mangga.

Gambar 3. Biji mangga

Page 252: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 243

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu

pengumpulan data sekunder atau studi kepustakaan yang diperoleh dari

jurnal,textbook dan artikel ilmiah yang terpecaya akan relevansinya. Data

diperoleh berdasarkan hasil penelitian orang lain. Kemudian data-data tersebut

dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan.

Gambar 4. Proses studi pustaka

3.2 Kerangka Berpikir

Biji mangga merupakan limbah dari buah mangga (Mangisfera indica L)

yang memiliki berat 15 % dari buahnya. Hingga saat ini pemanfaatan biji mangga

masih belum ada dan menjadi sumber limbah padat yang mencemari lingkungan.

Sehingga perlu adanya inovasi untuk mengolah biji mangga menjadi suatu barang

yang berguna salah satunya adalah dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif

itik Tegal.

Biji mangga memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik.Menurut

Rusliati (2008), kandungan nutrisi dalam biji mangga secara umum terdiri dari

karbohidrat 36.68%, protein 9.85 %. lemak 3.08 %, abu 2.23 % dan kadar air

sebesar 8.9%. Menurut .Murni.,dkk (2008), dalam penelitiannya kandungan

nutrisi dalam biji mangga yang sudah diolah terdiri dari air 6,35%, protein kasar

54,9%, serat kasar 2,37%, lemak kasar 1,15%, BETN 80,6%, dan abu 4,04%.

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kandungan nutisi tertinggi dalam biji

mangga adalah BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) yaitu 80,6%.

Itik tegal merupakan itik yang berasal dari kabupaten Tegal Jawa Tengah.

Itik Tegal banyak dipelihara oleh mayoritas penduduk pesisir utara untuk

Page 253: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 244

dimanfaatkan telurnya maupun dagingnya. Pemberian biji mangga sebagai pakan

alternatif dalam ransum itik Tegal diduga dapat meningkatkan bobot badan bagi

itik Tegal tersebut karena mengandung BETN yang dapat dijadikan sebagai

sumber energi yang melebihi kebutuhan energi bagi itik Tegal di usia 8 minggu.

Biji mangga diolah menjadi tepung biji mangga kemudian diberikan

kepada itik Tegal dalam bentuk ransum. BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen)

merupakan kandungan zat nutrisi tertinggi dalam biji mangga.Komponen BETN

terdiri dari karbohidrat non sturktural yaitu sukrosa, fruktosa, glukosa dan pati

(Anggorodi, 1979). Menurut Anggorodi (1979), BETN apabila dihitung memiliki

energi sebesar 3220-4220 kkal/kg/bahan kering. Kebutuhan energi pada itik tegal

diusia 8 minggu untuk mencapai bobot badan 1,2 kg adalah 3100 kkal/kg/bahan

kering. Apabila ternak diberikan pakan yang jumlah energinya melebihan

kebutuhan energi pada ternak tersebut maka kelebihan energi tersebut dapat

disimpan dalam bentuk lemak (Tilman,1991). Selisih energi yang dihasilkan dari

kandungan BETN dalam biji mangga dengan kebutuhan energi pada itik Tegal

usia 8 minggu dapat disimpan dalam bentuk lemak sehingga bobot badan itik

Tegal pun bertambah.

Gambar 5. Alur kerangka berpikir

Page 254: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 245

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.Proses Pembuatan Tepung Biji Mangga

Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses alternatif

produk setengah jadi. Dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur

(dibuat komposit), dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih cepat dimasak sesuai

tuntutan kehidupan modern yang serba praktis (Agus, 2004).

Proses pembuatan tepung biji mangga didasarkan pada proses pembuatan

tepung biji nangka. Menurut Achmad Fadillah (2008), proses pembuatannya

yaitu:

1. Biji dicuci dengan menggunakan air

2. Biji direbus dengan bersama arang batok kelapa untuk menghilangka bau

dengan suhu 110oC dengan waktu 30 menit

3. Biji dipisahkan dari sisa pulp yang menempel

4. Biji di iris-iris agar mudah dalam proses pengeringan

Proses pengeringan hingga menjadi tepung, dilakukan dengan beberapa

cara antara lain dengan cara membiarkan bahan pangan di bawah sinar matahari,

yang dikenal dengan istilah pengeringan secara alamiah atau dengan

menggunakan panas buatan dalam bentuk udara yang panas dari oven atau

konstruksi pada alat pengering yang khusus untuk pengering. Pengeringan di terik

matahari memang bisa efektif, oleh karena suhu yang di capai sekitar (35-45oC).

Iklim di wilayah tropis merupakan sumber energi yang sangat cukup potensial.

Selain itu juga dapat dikeringkan dengan mesin oven pengering Cabinet Dryer

dengan suhu 600oC selama 2 jam. Proses pengeringan ini bertujuan untuk

mengurangi kadar air dalam biji tersebut (Ishak dan Sarinah, 1995).

Tahap selanjutnya adalah menggiling potongan biji yang telah dikeringkan

sampai menjadi butiran-butiran halus, menggunakan blender kering ataupun alat

penggiling lain seperti mesin penepung beras. Butiran-butiran halus tersebut

kemudian diayak dengan saringan berukuran lubang 60 mesh dengan tiga kali

pengayakan sehingga menghasilkan tepung yang diinginkan.

Page 255: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 246

4.2 Persentase Tepung Biji Mangga dalam Ransum Itik Tegal

Ransum merupakan pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang

disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi).

Berdasarkan kebutuhan nutrisi dan energi yang diperlukan. Berdasarkan

bentuknya, ransum dibagi menjadi tiga jenis yaitu mash, pelet, dan crumble

(Alamsyah, 2005).

Prinsip penyusunan ransum untuk itik Tegal, yaitu membuat ransum

dengan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan zat gizi itik Tegal

tersebut,untuk memperoleh hasil (pertumbuhan, daging atau produksi telur) yang

dikehendaki. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kandungan gizi bahan

penyusun ransum clan pengetahuan tentang kebutuhan zat gizi itik Tegal sangat

penting dalam penyusunan ransum itik Tegal .

Tabel 4. Kebutuhan zat gizi itik pada berbagai umur

Sumber: NRC 1994

Pakan pada itik dapat diberikan dengan dua cara yaitu secara basah dan

kering. Rata-rata kebutuhan pakan untuk itik per ekor per hari disajikan dalam

table 5 berikut.

Page 256: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 247

Tabel 5. Rata-rata kebutuhan pakan itik per ekor per hari

Sumber : Supriadi, 2011

Formulasi pakan itik Tegal dalam fase grower (5-22 minggu) yaitu dengan

mengasumsikan bahwa jumlah pemberian pakan 65-110 gram/ekor/hari sesuai

dengan tingkatan umur sebagai patokan adalah jumlah Protein 14-16%, dan

Energi metabolis (EM) 2800 Kkal/kg (Supriadi 2011). Menurut Supriadi (2011),

formulasi pakan untuk itik Tegal sebagai bahan pakan sumber energi utama yaitu

menggunakan jagung dengan kisaran 20%-45%. Tepung biji mangga dapat

digunakan sebagai bahan pengganti bagi jagung karena dalam tepung biji mangga

terdapat BETN 80,6% dan apabila dihitung menghasilkan energi metabolisme

yang hampir sama dengan jagung yaitu 3220-4220 kkal/kg/bahan kering.

Sehingga didapatkan persentase tepung biji mangga dalam beberapa formulasi

ransum pakan itik Tegal fase grower (5-22 minggu) sebagai berikut :

1. Tepung Biji Mangga 20%, dedak 20%, menir 15%, kedelai 15%, bungkil

kelapa 5%, tepung ikan 10%, tepung darah 10% dan tepung tulang 5%

2. Tepung biji mangga atau dedak atau menir 50%, kacang tanah, bungkil

kelapa atau kacang kedelai 15%, cacahan ikan teri atau bekicot 25%,

mineral 5%, dan sisanya adalah campuran vit B12, premix dan daun

singkong

Page 257: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 248

3. Tepung biji mangga 45%, bekatul 15%, bungkil kelapa 5%, kedelai 15%,

tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10% rumput kering 2%, tepung

kerang 2%, tepung tulang 1% dan sedikir garam

4. Tepung biji mangga 20%, konsentrat 10%, bekatul 60%, dan eceng

gondok 10%

4.3 Mekanisme Kerja Kandungan BETN dalam Tepung Biji Mangga

Terhadap Peningkatan Bobot Badan Itik Tegal

BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) merupakan kandungan zat

tertinggi dalam biji mangga yaitu sebesar 80.6% (Murni.dkk, 2008) . Menurut

Anggorodi (1979), komponen BETN terdiri dari karbohidrat non stuktural seperti

sukrosa, fruktosa, glukosa dan pati. Menurut Tim Laboratorium Fakultas

Peternakan IPB (2001), menyatakan bahwa BETN merupakan Karbohidrat bukan

serat kasar. Dihitung sebagai selisih kandungan kerbohidrat dengan serat kasar.

Merupakan tolak ukur secara kasar kandungan karbohidrat pada suatu

pakan/ransum.

Komponen BETN yang tinggi pada biji mangga bisa dijadikan sebagai

sumber energi pada ternak salah satunya adalah itik Tegal. Hal ini dikarenan

komponen BETN yang terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna menurut

Anwar (2008), dalam penelitiannya menyatakan bahwa.Adanya penurunan

kandungan BETN disebabkan oleh penggunaan BETN sebagai sumber energi

oleh mikroba dalam proses fermentasi. Secara alamiah BETN lebih mudah

dicerna oleh mikroba.

Pemberian biji mangga yang diolah menjadi tepung biji mangga terhadap

itik Tegal diduga dapat meningkatkan bobot badan dari itik Tegal tersebut. Hal ini

dikarenakan kandungan BETN yang tinggi dalam biji apabila dihitung

menghasilkan energi yang melebihi kebutuhan energi itik Tegal di usia 8 minggu

untuk mencapai bobot badan 1,2 kg . BETN apabila dihitung menghasilkan energi

sebesar 3220-4220 kkal/kg/bahan kering (Angorodi, 1979), kebutuhan eneri itik

Tegal di usia 8 minggu 1,2 kg adalah 3100 kkal/kg maka selisih energi yang

dihasilkan dari kandungan BETN pada biji mangga dengan kebutuhan energi pada

itik Tegal usia 8 minggu akan disimpan dalam bentuk lemak. Hal ini sesuai

Page 258: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 249

dengan pernyataan Wahyu (2005) dalam bukunya yaitu Pakan dengan tingkat

energi yang tinggi akan menghasilkan daging yang penuh dengan lemak,

sementara pakan yang tingkat energinya rendah akan menghasilkan daging rendah

lemak. Kelebihan energi ini dapat diubah menjadi lemak tubuh, sehingga

menghasilkan kondisi akhir yang siap untuk dipanen.

Mekanisme perubahan sisa energi dari BETN menjadi lemak yaitu

komponen BETN yang terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna yaitu glukosa,

fruktosa, sukrosa dan pati ketika masuk kedalam tubuh akan dicerna dan diubah

menjadi energi melalui proses metabolisme.Kelebihan energi yang dihasilkan dari

kandungan BETN pada tepung biji mangga dalam ransum yang diberikan kepada

itik Tegal usia 8 minggu akan diubah menjadi lemak melalui proses lipogenesis

hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Insulin merupakan salah satu hormon

yang erat kaitannya dengan metabolisme karbohidrat.Insulin diproduksi oleh sel

beta yang terdapat dalam pankreas Hormon ini akan dikeluarkan (diekskresikan)

apabila ada peningkatan kadar gula darah. Ketika ternak memakan karbohidrat

secara berlebih, gula darah dalam tubuh ternak akan mengalami lonjakan sehingga

insulin akan diproduksi lebih banyak untuk menormalkannya.

Insulin bekerja dengan cara memindahkan gula darah ke dalam sel untuk

diubah menjadi energi dan glikogen (glikogen merupakan simpanan energi).

Apabila sel tersebut sudah penuh dengan glikogen, maka kelebihan gula darah

akan diubah menjadi lemak melalui proses yang disebut dengan lipogenesis.

Kelebihan gula akan diubah menjadi senyawa Acetyl-CoA terlebih dahulu.

Selanjutnya Acetyl-CoA tersebut akan diubah menjadi malonyl-CoA melalui

serangkaian proses. Malonyl-CoA yang sudah terbentuk akan diubah kembali

menjadi asam lemak bebas yang nantinya akan disimpan dalam bentuk trigliserida

dalam jaringan adipose. Berikut ini disajikan bagan atau diagram mengenai proses

koversi lemak dari karbohidrat.

Page 259: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 250

Sumber: Efendi YH. (2013)

Gambar 6. Diagram Proses Konversi Karbohidrat menjadi Lemak

Page 260: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 251

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Biji mangga diberikan kepada itik Tegal diolah terlebih dahulu menjadi tepung

biji mangga agar mudah diberikan kepada itik Tegal tersebut.

2. Tepung biji mangga merupakan pakan alternatif sumber energi, dalam ransum

pakan itik Tegal memiliki persentase bekisar antara 20%- 45%.

3. Kandungan BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitogen) yang terdapat dalam biji

mangga dapat menghasilkan energi yang melebihi kebutuhan energi itik Tegal

usia 8 minggu. Kelebihan energi tersebut kemudian diubah menjadi lemak

melalui proses lipogenesis. Lemak tersebut kemudian disimpan dalam jaringan

adiposa.

5.2 Saran

Penggunaan biji mangga sebagai pakan alternatif sumber energi pada

ransum itik Tegal memberikan dampak postif terhadap pertambahan bobot badan

itik Tegal. Hal ini disebabkan oleh kandungan BETN yang tinggi dalam biji

mangga menghasilkan energi yang melebihi kebutuhan energi itik Tegal usia 8

minggu. Keunggulan dari itik Tegal yaitu produksi telur yang tinggi, pemberian

tepung biji mangga dapat memaksimalkan pertambahan bobot badan itik Tegal

sehingga daging dari itik Tegal juga dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan

kebutuhan pangan hewani bagi masyarakat.

Page 261: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 252

DAFTAR PUSTAKA

Aberle, H.B., Forrest, J.C., E. D. Hendrick., M. D. Judge dan R.A. Merkel. 2001.

Principle of Meat Science. 4th edit. Kenda/ Hunt Publishing. Iowa.

Achmad Fadillah, dkk, 2008, Pengembangan Produk Turunan Nangka Melalui

Pemanfaatan Biji Nangka Sebagai Bahan Baku Varonyil (Variasi Roti

Unyil) Yang Sehat.Departemen Agribisnis.Bogor.

Agus Apriyantono, 1989, Analisis Pangan,.Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Alamsyah,R.2005.Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan secara Modern.Penebar

Swadaya.Jakarta.Hal 34,36.

Anggorodi. R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Dasar Umum. Gramedia. Jakarta.

Anwar,K. dkk., 2008. Kombinasi Limbah Pertanian dan Peternakan Sebagai

Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair Melalui Proses Fermentasi

Anaerob. Yogyakarta: UII ISBN:978-979-3980-15-7.

BPS dan Bappeda Jawa Tengah.2012.Jawa Tengah dalam angka 2012. Kerjasama

BPS dan Bappeda Jawa Tengah

Campbell, J.R. and Lasley, J.F., 1977. The Science of Animal that Serve

Mankind.2nd Edition. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited,

New Delhi.

Chavez, e.r. and A. Lasmini. 1978. Comparative performance of native

Indonesian egg-laying ducks. Centre report No.6:1-27. Centre for Animal

Research and Development, Bogor. Indonesia

Effendi YH. 2013.Patofisiologi gizi. IPB Press. Bogor.

Ishak, Elly dan Sarinah ,Amrullah. 1995. Ilmu dan Teknologi Pangan. Badan

Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur. Ujung Pandang

NRC. 1994. Nutrient Requirements for Poultry. National Research Council,

Washington D. C. USA.

Rukmana, R. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca panen. Kanisius. Yogyakarta.

Siregar, Soribasya, M.S. 1990. Sapi Perah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Supriadi, Ir, 2011. Panduan Lengkap Itik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 262: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 253

Susanti, T. dan L.H.Prasetyo.2007. Panduan Karakteristik Ternak Itik

Tegal.Prosiding Seminar Nasional Peternakan. Balai Penelitian Ternak.

Bogor.

Srigandono, 1997. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Swatland HJ. 1984. Structure and Development of Meat Animals. Prentice-Hall

Inc., Englewood Cliff. New Jersey.

R.Murni, Suparjo, Akmal, BL Ginting.2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan

Limbah untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Jambi. Jambi.

Rusliati.2012. Kandungan Gizi Biji Mangga Indramayu (Mangifera

indica).Universitas Negeri Jakarta.Jakarta.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S.

Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Tim Laboratorium Fakultas Peternakan Institute Pertanian Bogor. 2001.

Pengetahuan Bahan Makanan Ternak. Laboratorium Fakultas Peternakan

Institute Peternakan Bogor. Bogor.

Tomaszeweska, M.W.J., M. Mastika ., A. Djaya Negara., S. Gardiner dan T.R.

Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Universitas

11 Maret.Surabaya.

Wahyu.2005.Nutrisi Ternak dan Unggas Konseptual.Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Page 263: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 254

“RAPPLE BON” (RABBIT APPLE ABON) USAHA PANGAN

MENUJU MEA BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Rani Winardi Wulan Sari1)

, Aprilia Retno Anggraini1), Irma Hanifah

1), dan Purwadi

2)

1Mahasiswa Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

2Dosen Pembimbing, Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

Abstrak

Rapple Bon adalah salah satu panganan yang terbuat dari bahan dasar daging

kelinci dan buah apel. Daging kelinci merupakan terobosan baru sebagai bahan

dasar pembuatan olahan makanan abon, dan buah apel juga digunakan sebagai

bahan dasar olahan pangan ini. Hal ini dikarenakan biasanya abon dicampur

dengan buah nangka yang muda, dengan penggunaan apel ini, akan menambah

nilai nutrisi serta peningkatan pengolahan potensi daerah. Dilihat dari segi

peluang usaha produk Rapple Bon sangat potensial untuk dipasarkan didaerah

sentra wisata seperti Kota Malang dan Kota Batu. Pelaksanaan produksi dibagi

menjadi enam tahapan yaitu riset dan perencanaan pasar, pembelian alat-alat

produksi, pencarian bahan baku, pelaksanaan produksi, pengujian produk dan

pemasaran. Tahap riset pasar dilaksanakan dilaksanakan di Kota Wisata Batu

dengan koresponden berbagai macam konsumen yang membeli produk abon, dan

selanjutnya akan dipasarkan di Kota Batu yang merupakan kota dengan banyak

pusat buah tangan di dalamnya. Tahap pengujian produk dilaksanakan di

laboratorium Teknologi Hasil Ternak di Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Rapple Bon merupakan inovasi bisnis bernilai nutrisi tinggi dan

kandungan antioksidan tinggi yang belum pernah ada sebelumnya serta nilai gizi

yang lebih banyak, lebih sehat, harga dapat bersaing dengan pasar dan inovasi

abon pertama dilakukan di Indonesia di bidang peternakan yang prospektif dan

berkelanjutan, sehingga mampu menjawab keluhan masyarakat dalam upaya

mengatasi tantangan pasar MEA. Diharapkan pula akan tercipta Brand Image

yang baik dan mendukung produk Rapple Bon sehingga diharapkan dapat

meningkatkan eksistensi kemandirian pemuda sehingga berpotensi untuk di

komersilkan di Indonesia.

Kata Kunci: Abon kelinci apel, MEA, Pangan, Rapple Bon

Page 264: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 255

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan program negara-negara

ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka

meningkatkan daya saing ekonomi kawasan dengan menjadikan ASEAN sebagai

basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta

penduduknya (Wangke, 2015). Dengan arti lain MEA adalah bentuk integrasi

ekonomi ASEAN dengan adanya sistem perdagangan bebas antara negara-negara

ASEAN. Terkait hal ini, MEA akan menjadi kesempatan baik bagi Indonesia

karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang. Di sisi lain, Indonesia

sendiri belum mampu menghadapi pasar bebas tersebut karena sumber daya

manusia dan pendidikan dinilai masih kurang serta masih terbatasnya produk

lokal yang mampu bersaing di kancah ASEAN.

Indonesia sebenarnya mempunyai produk-produk lokal yang variatif dan

inovatif, namun disisi lain masyarakat kurang begitu antusias untuk menggunakan

produk lokal karena masyarakat cenderung memilih barang impor yang lebih

banyak pilihan dan murah serta mudah didapatkan sebab saat ini barang-barang

impor banyak membanjiri pasar dalam negeri yang akan mengancam industri

lokal dalam persaingan dengan produk-produk luar negeri. Dengan melihat

keadaan yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini, perlu diadakannya promosi

dan edukasi terhadap produk-produk lokal berdasarkan potensi dari daerah

masing- masing penghasil produk. Sehingga produk lokal akan semakin dikenal

dan tidak diragukan lagi kualitasnya.

Malang merupakan kota terbesar ke dua di Jawa Timur yang memiliki

banyak potensi, baik potensi dari segi pertanian maupun peternakan. Dari segi

pertanian Malang terkenal dengan buah apel. Apel memiliki kandungan zat yang

berguna bagi tubuh berupa pektin ( sejenis serat), quercetin ( bahan anti kanker

dan anti radang) serta vitamin C yang tinggi sehingga ahli gizi sangat

menganjurkan masyarakat untuk mengkonsumsi buah apel. Beberapa persoalan

kesehatan seperti susah buang air besar, obesitas, kolesterol tinggi, arthritis dan

Page 265: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 256

lainnya dapat diatasi dengan terapi buah apel. Kandungan anti oksidan yang tinggi

juga menjadi alasan tingginya konsumsi buah apel oleh masyarakat sebagai upaya

pencegahan terhadap penyakit dan disfungsi kesehatan tubuh lainnya. Sedangkan

dari segi peternakan, di daerah Bumiaji, Batu berpotensi dalam pengembangan

ternak kelinci untuk diambil dagingnya. Saat ini, daging kelinci hanya di olah

menjadi sate, bakso dan nugget. Apabila dilihat dari nilai gunanya daging kelinci

dapat diolah menjadi produk lain yang mampu bersaing di pasaran.

Dari pemaparan di atas kami menawarkan sebuah produk baru Rapple Bon

yaitu usaha pangan bergizi tinggi menuju MEA yang berbasis kearifan lokal. Hal

yang mendukung dalam pembuatan produk ini adalah inovasi produk abon dari

daging kelinci yang rendah kolesterol serta dipadukan dengan buah khas Kota

Malang yaitu apel dan merupakan satu-satunya abon yang terbuat dari daging

kelinci. Selain itu peluang usaha produk Rapple Bon pemasaran dapat dilakukan

di sentra pariwisata yang ada di daerah Malang dan Batu sebagai sarana promosi

produk serta mengangkat potensi Kota Malang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menciptakan produk pangan bergizi

tinggi yang mampu bersaing di kawasan ASEAN dengan memanfaatkan potensi

daerah lokal. 2. Bagaimana cara membuat produk pangan Rapple Bon (Rabbit

Apple Abon) sebagai produk unggulan yang mampu bersaing di masyarakat

Ekonomi ASEAN.

1.3. Tujuan

Tujuan dari program kreativitas ini adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan produk pangan yang mampu bersaing di kawasan ASEAN serta

meningkatkan produk lokal yang berbasis peternakan dan pertanian.

2. Mampu mencitrakan Rapple Bon sebagai produk pangan bergizi tinggi dan

produk unggulan pertama di Indonesia.

Page 266: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 257

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya usaha ini adalah :

a. Menyelesaikan masalah dengan adanya produk pangan yang berbasis lokal

sebagai produk unggulan untuk menghadapi MEA

b. Terciptanya usaha baru di bidang pangan dengan potensi lokal yang siap

bersaing dengan produk luar.

Page 267: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 258

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelinci

Sumber : http://tabosrabbit.blogspot.co.id

Gambar 1. Hewan kelinci (Oryctolagus C.)

Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil

daging yang baik. Hewan ini merupakan herbivora non ruminansia yang

mempunyai sistem lambung sederhana (tunggal) dengan perkembangan sekum

seperti alat pencernaan ruminansia, sehingga hewan ini dapat disebut ruminansia

semu (pseudoruminant) (Setiawan,2009).

Klasifikasi kelinci secara ilmiah sebagai berikut (Damron, 2003):

kingdom : Animalia (hewan)

filum : Chordata (mempunyai notochord)

subfilum : Vertebrata (bertulang belakang)

kelas : Mammalia (memiliki kelenjar air susu)

ordo : Lagomorpha (memiliki 2 pasang gigi seri di rahang atas)

famili : Leporidae (rumus gigi 8 pasang di atas dan 6 pasang di bawah)

genus : Oryctolagus (morfologi yang sama)

species : Cuniculus forma domestica (nama spesies)

Hewan ini dapat mencerna serat kasar, terutama selulosa, dengan bantuan

bakteri yang hidup di dalam sekumnya (Farrel dan Raharjo, 1984). Kelinci banyak

digunakan sebagai hewan peliharaan, penghasil kulit bulu (fur) dan penghasil

daging (fryer). Kelinci mampu mengubah hijauan berprotein rendah, yang berasal

dari bahan makanan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan

Page 268: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 259

makanan, menjadi protein hewani yang benilai tinggi. Hewan ini mampu

mengembalikan 20% protein dikonsumsi menjadi daging (Lebas et al, 1986).

Selain itu, ternak ini mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi,

cepat berkembangbiak, interval kelahiran yang pendek dan tidak membutuhkan

lahan luas dalam pemeliharaannya (Templeton, 1968). Farrel dan Raharjo (1984)

menyatakan bahwa secara teori seekor induk kelinci dengan bobot tiga hingga

empat kilogram, dapat menghasilkan 80 kg karkas per tahun.

Seratus gram daging kelinci mengandung kadar air 67,9 g; protein 20,8 g

dan lemak 10,2 g. Kandungan asam lemak jenuh pada daging kelinci lebih kecil

(38%) dari pada daging kambing (61%) dan daging sapi (50%). Daging kelinci

bisa menurunkan resiko kolesterol dan penyakit jantung karena memiliki

kandungan kolesterol dan natrium yang rendah. Daging kelinci berwarna agak

putih dan berserat halus, sehingga dapat dikelompokkan dalam golongan daging

putih seperti daging ayam yang memiliki kadar lemak rendah dan glikogen tinggi.

Daging kelinci mempunyai komposisi kimia yaitu protein 20,8%; lemak

10,2%; air 67,9% dan kalori 7,3 MJ/kg (Bosco, Castellini and Bernardini, 2001).

Oleh karena itu agar daging kelinci dapat lebih diterima lagi oleh berbagai lapisan

masyarakat perlu dikembangkan teknologi pengolahan daging lainnya, khususnya

produk olahan daging yang disukai masyarkat, sehingga dapat meningkatkan

kuantitas dan kualitas protein yang dikonsumsi. (Arnyke, 2014)

2.2 Apel

Sumber : http://www.indonesiakaya.com

Gambar 2. Apel malang (Malus sylvestris Mill)

Page 269: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 260

Apel termasuk dalam family rosaceae. Tanaman apel tumbuh di daerah

dengan ketinggian 700 – 1200 meter diatas permukaan laut, suasana kering atau

basah asal tidak banyak turun kabut. Di Indonesia, salah satu pusat budidaya buah

apel terletak di Malang (Batu dan Poncokusumo). Apel malang (Malus sylvestris

Mill) terdapat dalam berbagai varietas unggulan yang memiliki karakteristik dan

kekhasan tersendiri seperti Rome Beauty, Manalagi, Anna, dan Wangling. Jenis

manalagi berasal dari Desa Gandon, Kota Batu yang merupakan pusat apel di

Indonesia.

Menurut Herbarium Medanense (2012), klasifikasi apel adalah sebagai

berikut :

kingdom : Plantae

divisio : Spermatophyta

kelas : Dicotyledoneae

ordo : Rosales

famili : Rosaceae

genus : Pyrus

spesies : Pyrus malus L

Menurut (Sufrida, dkk., 2004) Apel Manalagi adalah Apel yang memiliki

rasa manis walaupun masih muda dan aromanya harum. Diameter buah ini

berkisar antara 5-7 cm dengan berat 75-160 gram per buahnya. Daging buahnya

berawarna putih, kadar airnya hanya 84,05%. Bentuk bijinya bulat dengan ujung

tumpul dan berwarna cokelat tua. Kandungan gizi dalam apel beragam. Dalam

100 gram buah terkandung antara lain: Energi 58,00 kal; Karbohidrat 14,90 gam;

Kalsium 6,00 mgram; Fosfor 10,00 mg; Besi 1,30 mg, Serat 0,70 mg; Vitamin A

24,00 rpe dan lainnya (Bambang, 1997; Wirakusumah, 1995; Margantan, 2001).

Buah apel mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai penurun

kolesterol dalam darah, penurun tekanan darah, penstabil gula darah, agen anti

kanker, dan buah andalan bagi yang sedang menjalankan diet menurunkan berat

badan. Selain itu, apel juga mengandung quercetin dalam jumlah tinggi. Dalam

100 gram buah apel, terkandung sekitar 4,42 mg aglikon quercetin dan 13,2 mg

glikosida quercetin. Quercetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari beberapa

jenis penyakit degeneratif dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi

Page 270: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 261

lemak. Quercetin memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi LDL

dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi

(Cempaka,2014). Beberapa jenis buah-buahan yang mengandung pektin antara

lain jeruk, apel, mangga jambu biji, lobi-lobi, nanas, mannelade dan arbei. Pektin

bermanfaat bagi industri farmasi dan pengobatan. Pada industri farmasi sebagai

pengganti plasma darah,pengental zat pengelmusi dan pensuspensi. Sedangkan

dibidang pengobatan antara lain untuk perbaikan otot pencernaan, menurunkan

kolesterol dan trigleserida (penyebab penyakit jantung), menghentikan

pendarahan internal (diminum) maupun eksternal (dikompres), juga menyerap

kelebihan air dalam usus serta mengikat dan menghilangkan racun dalam usus

pada penyakit diare (Subagyo, 2010).

Page 271: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 262

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Sifat Penulisan

Karya tulis ini berfokus pada studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan

mengambil studi kasus terhadap kebutuan daging sapi dengan harga yang mahal

untuk dijadikan makanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan olahan daging di masyarakat yaitu dengan mengganti penggunaan

daging sapi untuk olahan makanan terutama pembuatan abon. Prinsip dari

penggunaan daging kelinci sebagai abon yaitu untuk menekan pengeluaran

masyarakat, namun kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi dengan harga yang

terjangkau.

Penulisan deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara

fenomena yang diselidiki. Pendekatan karya tulis ini yaitu pendekatan secara

kualitatif, melalui pendekatan ini didapatkan prosedur yang menghasilkan usulan

penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data

sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non

perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola

salju dan story (Musianto, 2002). Menurut Sudikin (2002) penulisan dengan

pendekatan kualitas adaah penulisan yang bertujuan mendapatkan pemahaman

tentang kenyataan atau kejadian melalui proses berfikir induktif. Penulisan karya

tulis ini merupakan penulisan deskriptif yang memberikan gambaran dan

penjelasan mengenai pembuatan Rapple Bon yang terdiri dari bahan dasar daging

kelinci yang rendah kolesterol dan daging apel yang kaya akan antioksidan.

3.2 Sumber Data

Dalam metode pengumpulan data yaitu menggunakan studi dokumentasi

dan tabel untuk melengkapi, menyempurnakan, dan memperkuat data yang telah

diperoleh dari hasil telaah pustaka. Penulis juga menggunakan studi dokumentasi

atau menggunakan bahan pustaka yang berkaitan dengan subtansi penulisan

dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari beberapa dokumen baik

Page 272: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 263

yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Penulis juga menggunakan bahan

pustaka dari study literature yang berkaitan dengan substansi materi penelitian

dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari beberapa dokumen tertulis

seperti buku panduan, jurnal, hasil skripsi dan hasil penelitian. Study secara lisan

atau tidak tertulis dilakukan dengan mengumpulkan materi yang diberikan dosen

pembimbing pada saat proses penyempurnaan karya tulis. Dalam observasi

langsung yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan dan Jenis Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka (library

research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain studi

literatur. Sumber studi pustaka yang didapatkan dari membaca, menganalisis dan

mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang diangkat. Studi

pustaka ini meliputi buku, dan jurnal penelitian yang dianggap relevan. Jenis data

yang digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder atau data pendukung

yang merupakan data penelitian dan observasi yang diperoleh secara tidak

langsung atau melalui media perantara.

3.4 Teknik Analisa Data

Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang kemudian

dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi

silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang

relevan. Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian diolah menjadi

beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan

rekomendasi yang terkait.

Page 273: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 264

3.5 Kerangka Berpikir

Realita Masalah

Potensi

OUTPUT

Multifier Effect yang Ditimbulkan

Kandungan nutrisi

dan harga abon sapi

Subtitusi bahan baku dengan

daging kelinci dan apel

Teknologi tepat guna

Inovasi olahan abon yang sehat,

terjangkau, dan berciri khas

Meningkatkan nilai

Ekonomi produk

Kota Batu

Pengurangan

ketergantungan

penggunaan daging sapi

Tercipta produk diversifikasi

olahan pangan yang mampu

bersaing di ASEAN

Page 274: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 265

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Rapple Bon

Rapple Bon merupakan satu-satunya inovasi produk abon dengan bahan

baku daging kelinci yang ditambah dengan buah apel khas Kota Batu. Abon

dengan substitusi daging kelinci yang rendah kolesterol dan ditambah dengan

buah apel yang dapat menjadi penstabil gula darah menjadikan produk ini sangat

inovatif dengan beragam manfaat yang terkandung di dalamnya. Produk ini

merupakan kombinasi sempurna antara daging kelinci yang lembut dengan rasa

apel yang asam manis dan dikemas dalam produk Rapple Bon yang kaya akan

nilai gizi. Rapple Bon dapat dijadikan sebagai varian baru produk abon yang

berada di pasaran sekarang dan juga sebagai alternatif pilihan makanan yang lezat

dan bergizi.

4.2. Potensi Kandungan Daging Kelinci Sebagai Bahan Baku Rapple Bon

Salah satu keuntungan daging kelinci adalah tinggi protein, rendah

kolesterol, rendah lemak jenuh dan rendah kadar sodium (garam). Perbandingan

kandungan daging kelinci dibandingkan dengan daging lainnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Namun sampai saat ini pemanfaatan daging kelinci masih rendah, hanya

terbatas pada untuk pembuatan sate, digoreng dan dibuat sop. Terlebih untuk

beberapa masyarakat tertentu, terdapat kesan “psikis” negatif, karena kelinci

dianggap sebagai ternak yang lucu seperti kucing atau tikus sehingga

menimbulkan kesan tidak layak dimakan (Sente, 2013).

Sufrida dkk. (2004), menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan yang

makan satu apel setiap harinya beresiko lebih rendah terkena stroke daripada

mereka yang jarang mengkonsumsi apel. Mereka menyatakan penalitian yang

Page 275: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 266

pernah dilakukan terhadap lebih dari 9000 orang sehat, baik pria maupun wanita

yang berumur 15 tahun, menunjukkan pria yang makan lebih dari 54 g apel per

hari dan wanita yang makan apel 71 g apel per hari beresiko lebih rendah terkena

stroke dibandingkan mereka yang sedikit makan apel.

Pencegahan terhadap stroke ini dilakukan oleh kandungan asam fenolik

yang terdapat dalam apel yang berfungsi memperlancar peredaran darah ke otak.

Asam fenolik inilah yang berfungsi menghilangkan radikal bebas dalam darah dan

menghindari penyumbatan dalam pembuluh darah. Meskipun belum diketahui

secara pasti, tapi faktor gaya hidup sehat seperti diet yang baik, rutin berolahraga

ditambah dengan kebiasaan makan buah dan sayuran, dapat mencegah timbulnya

penyakit peredaran darah termaksud terkena stroke (Sufrida dkk., 2004).

4.3. Potensi Kandungan Apel Sebagai Bahan Baku Rapple Bon

Apel umumnya dikonsumsi sebagai buah segar. Komponen penting pada

buah apel adalah pektin, yaitu sekitar 24%. Kandungan pektin pada buah apel

terdapat pada sekitar biji, di bawah kulit dan hati. Pektin tersebut akan

membentuk gel apabila ditambah gula pada kisaran pH tertentu. Pektin memegang

peran penting dalam pembuatan jus (sari buah), jeli, selai, dan dodol. Buah apel

(Malus sylvestris mill) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga

mengandung zat gizi lain (Hapsari dan Estiasih, 2015).

Dengan mengetahui kandungan seperti diatas, tentunya daging kelinci

sangat layak untuk dijadikan olahan abon. Abon kelinci sangat baik untuk

dikonsumsi karena berbahan dasar daging kelinci yang rendah kolesterol dan juga

daitambah dengan buah apel yang kaya akan manfaat diantaranya yaitu

kandungan quercetin. Dimana quercetin sendiri dapat digunakan sebagai

penangkal radikal bebas. Dengan perpaduan antara kedua bahan tersebut maka

Page 276: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 267

Rapple Bon adalah makanan dengan nilai gizi tinggi dengan memanfaaatkan

potensi lokal yang ada di wilayah Malang, dengan produk berkualitas tinggi dan

pengemasan yang ekonomis akan menambah nilai dari Rapple Bon sehingga bisa

bersaing dengan produk lain di wilayah ASEAN.

4.4 Proses Pembuatan Raplle Bon

Prosedur pembuatan Rapple Bon yaitu

Gambar 3. Diagram alir pembuatan rapple bon

Prinsipnya cara membuat berbagai jenis abon sama. Prosedur umum

yangdilakukan dimulai dari penyiangan dan pencucian bahan, pengukusan atau

perebusan, pencabikan atau penghancuran, penggorengan, penirisan minyak atau

pres, dan pengemasan (Fachrudin, 1997). Perebusan pada abon bertujuan untuk

membuat tekstur bahan menjadi lebih empuk dan mudah dicabik-cabik menjadi

serat-serat yang halus. Lama perebusan dan tinggi suhu tidak boleh berlebihan

tetapi cukup mencapai titik didih saja. Suhu yang terlalu tinggi akan menurunkan

mutu rupa dan kualitas tekstur bahan.

Page 277: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 268

4.5 Keunggulan Olahan Abon

Produk olahan daging yang mempunyai daya simpan yang panjang yaitu

dendeng dan abon. Dendeng merupakan salah satu produk daging awet yang

dikelompokkan sebagai daging curing. Curing adalah penggunanaan garam nitrat

(sendawa) untuk mempertahankan warna daging, rasa yang khas dan

mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme. Terdapat dua macam dendeng,

yaitu dendeng dari sayatan tipis daging dan kedua dari daging yang digiling dan

dicetak Dendeng dan abon telah menjadi industri rumah tangga dengan harga

yang bervariasi tergantung sampai berapa jauh bahan bukan daging yang

dikandung dalam produk olahan daging tersebut.

Komoditas pertanian umumnya memiliki masa simpan yang singkat

karena mudah rusak (perisihable). Usaha memperpanjang umur simpan dan

meningkatkan cita rasa dapat dilakukan dengan pengolahan bahan pangan

tersebut. Dengan pengolahan, satu jenis bahan pangan dapat dibuat berbagai

macam produk dengan cita rasa berbeda. Salah satu hasil olahan tersebut adalah

abon (Fachruddin, 1997). Bagi masyarakat kita, abon bukan merupakan produk

yang asing. Abon dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan

pangan (Anonim, 2012). Abon dapat merupakan jenis lauk pauk kering berbentuk

khas dengan bahan baku pokok berupa daging atau ikan. Pengolahan abon

dilakukan dengan cara direbus, dicabik-cabik, dibumbui, digoreng, dipres. Bahan

campuran abon dapat menggunakan bahan nabati, misalnya keluwih atau jantung

pisang (Fachruddin, 1997).

Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh orang

banyak dan umumnya abon diolah dari daging sapi (Leksono dan Syahrul, 2001).

Menurut SNI (1992), definisi abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk

khas, dibuat dari daging, direbus, disayat-disayat, dibumbui, digoreng dan dipres.

Menurut Anonim (2007), abon daging merupakan makanan kering yang terbuat

dari daging yang disayat-sayat dan bumbu-bumbu. Abon merupakan daging

kering yang telah disayat-sayat menjadi serat-serat yang halus dan umumnya

dibuat dari daging sapi (Astawan dan Astawan, 2006).

Abon umumnya memiliki komposisi gizi yang cukup baik karena

umumnya terbuat dari daging. Manusia menemukan keseimbangan jumlah dan

Page 278: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 269

jenis zat yang diperlukan ada dalam daging daripada dalam bahan pangan nabati

(Desrosier, 1988). Abon daging yang diolah mempunyai tujuan menambah

keanekaragaman pangan, memperoleh pangan yang berkualitas tinggi, tahan

selama penyimpanan, meningkatkan nilai tukar, dan meningkatkan daya guna

bahan mentahnya. Abon sebagai salah satu bentuk olahan kering yang sudah

dikenal masyarakat luas karena harga yang cukup terjangkau dan lezat

(Fachruddin, 1997).

Abon memiliki prospek ekonomi yang baik karena konsumennya luas.

Kalangan masyarakat ekonomi bawah sampai kalangan masyarakat ekonomi

tinggi menyukai abon. Konsumen abon juga tidak hanya masyarakat kota saja,

tetapi masyarakat desa pun banyak yang menyukainya (Fachruddin, 1997). Abon

memiliki harga yang cukup beragam tergantung pada biaya produksi dan bahan

baku yang digunakan. Abon yang terbuat dari daging atau ikan biasanya memiliki

harga yang cukup tinggi. Walaupun harga abon dari bahan tertentu cukup tinggi,

namun peminatnya tetap banyak. Untuk menekan harga agar terjangkau oleh

masyarakat menengah ke bawah, maka produk abon dapat dibuat dari bahan

nabati yang dikombinasikan dengan bahan hewani (Fachruddin, 1997).

Maka tidak heran, dengan inovasi Rapple Bon, maka biaya produksi yang

tinggi dapat ditekan sehingga dapat menghasilkan makanan yang bergizi tinggi

namun dengan harga yang murah. Sehingga masyarakat dapat menikmati abon

dengan harga yang terjangkau.

Page 279: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 270

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kota Batu merupakan kota wisata yang memiliki produk unggulan hewan

kelinci dan buah apel yang merupakan cirikhas yang sudah terkenal dimana-

mana.

2. Rapple Bon merupakan produk olahan pangan sebagai perwujudan gagasan

kreatif dan inovatif pemuda untuk meningkatkan nilai jual dan nilai guna dari

potensi daerah yang ada di Indonesia.

3. Kandungan nutrisi pada daging kelinci dan apel merupakan perpaduan yang

baik untuk menjadi olahan abon yang dikemas dengan sedemikian rupa dengan

harga yang terjangkau.

5.2 Saran

1. Untuk inovasi selanjutnya dapat digunakan daging dari hewan-hewan lain

disesuaikan dengan keunggulan kandungan nutrisi yang dimiliki dan pasar

yang dituju.

2. Penggunaan bahan baku campuran dapat disesuaikan dengan selera konsumen

untuk menciptakan varian yang dapat menarik minat pembeli sehingga daya

jual juga akan naik.

Page 280: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 271

DAFTAR PUSTAKA

Arnyke, EV, Rosyidi D, dan Radiati LE. 2014. Peningkatan Potensi Pangan

Fungsional Naget Daging Kelinci Dengan Substitusi Wheat Bran, Pollard

dan Rumput Laut. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan . 24 (1): 56 – 71.

Cempaka, A.R,, Santoso S, Tanuwijaya, L.K. 2014. Pengaruh Metode Pengolahan

(Juicing Dan Blending) Terhadap Kandungan Quercetin Berbagai Varietas

Apel Lokal Dan Impor (Malus domestica) . Indonesian Journal of Human

Nutrition.Volume 1 Edisi 1 : 14 – 22.

Damron, M. 2003. Klasifikasi Makhluk Hidup: Mamalia. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Farrel, D. J. dan Y. C. Rahardjo. 1984. Potensi Ternak Kelinci Sebagai Penghasil

Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Hapsari, M.D. dan Estiasih, T. 2015. Variasi Proses Dan Grade Apel (Malus

Sylvestris Mill) Pada Pengolahan Minuman Sari Buah Apel: Kajian

Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3 No 3 p.939-949.

Lebas, F., P. Coudet, R. Rouvier dan H. de Rochambeau. 1986. The rabbit,

husbandry, health and production. FAO. Animal Production and Health

Series No. 21. Rome, Italy.

Musianto, Lukas S. 2002. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan

Kualitatif dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan4

(2): 123-136.

Sente, U. 2013. Pengolahan Daging Kelinci. Agroekologi.

Setiawan, M.A. 2009. Karakteristik Karkas, Sifat Fisik dan Kimia Daging Kelinci

Rex dan Kelinci Lokal (Oryctolagus cuniculus). Skripsi. Program Studi

Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Subagyo,P dan Achmad,Z. 2010. Pemungutan Pektin dari Kulit dan Ampas Apel

Secara Ekstraksi. EKSERGI. Vol X Nomor 2.

Templeton, G. S. 1968. Domestic Rabbit Production. Fourth Edition. The

Interstate Printers and Publisher, Inc. Danville, Illionis. USA.

Page 281: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 272

PLAY SMART (PEMBELAJARAN ASIK YANG SIMPEL, TERTIB

DAN KREATIF): APLIKASI EDUKATIF UNTUK ANAK INDONESIA

Siti Maulida Hasanah1)

, Novita Lestari Payung1)

, Jihan Elena1)

dan Sigit Pancahayani2)

1Mahasiswa Matematika dan Teknik Elektro, Institut Teknologi Kalimantan

2Dosen Pembimbing, Institut Teknologi Kalimantan

Email: [email protected]

Abstrak

Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi "pertanyaan besar"

bagi kalangan pemerhati pendidikan mengingat masih rendahnya mutu pendidikan

kita dibanding dengan negara-negara berkembang lainnya, seperti Malaysia dan

Singapura. Saat ini pendidikandi Indonesia tengah menghadapi tantangan besar,

terlebih saat ini Indonesia masuk sebagai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Hal ini menuntut pendidikan nasional untuk mempersiapkan sumber daya

manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Namun

kenyataannya, hal ini belum sesuai dengan harapan pendidikan nasional. Salah

satu kelemahan yang menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia ialah pada

proses belajar mengajar dan output yang dihasilkan. Dengan kemajuan teknologi

saat ini sudah seharusnya kita dapat memajukan sistem pendidikan kita.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan atau disebut e-learning merupakan cara

baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik

khususnya internet. Anak-anak jaman sekarang lebih senang duduk dengan gadget

ketimbang melakukan aktivitas lainnya, yang akhirnya menimbulkan sifat anti

sosial terhadap lingkungan sekitar. Untuk itu perlu adanya suatu media atau

sistem yang membantu komunikasi yang baik antara siswa, guru dan orang tua.

Dengan kerjasama yang baik akan menciptakan kondisi belajar yang sehat. Oleh

karena itu, untuk memudahkan pemahaman siswa perlu adanya metode baru

dalam mengajar, dengan metode learn and play TAP to TAP yang dikembangkan

dalam suatu aplikasi PLAY SMART yang dapat diaskes secara online dan offline

akan membantu siswa dalam mengasah kreativitas dan kepercayaan diri serta

memudahkan siswa memahami pesan yang ingin disampaikan. Metode ini juga

membantu guru dalam mengelompokkan siswa berdasarkan minat dan bakat yang

dimiliki dan memudahkan orang tua dalam mengawasi perkembangan anak.

Kata Kunci: Pendidikan, Anak, Teknologi, E-learning

Page 282: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 273

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi "pertanyaan

besar" bagi kalangan pemerhati pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari masih

rendahnya mutu pendidikan kita disbanding dengan negara-negara berkembang

lainnya. Tingkat pemerataan mutu pendidikan antara sekolah di kota besar dengan

sekolah yang berada dipedesaan juga memperlihatkan perbedaannya yang cukup

tajam.

Munurut analisis Sandiyawan Sumardi, pada akhir dasawarsa ini,

pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai

akibat krisis ekonomi, pendidikan nasional dituntut untuk dapat mempertahankan

hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua untuk

mengantisipasi era globalisasi, pendidikan nasional dituntut untuk mempersiapkan

sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja

global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan

perubahan dan penyesuaian system pendidikan nasional sehingga dapat

mewujudkan pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman

kebutuhan, keadaan daerah, dan peserta didik, serta mendorong partisipasi

masyarakat.

Pemerintah belum memihak kepada rakyat di sector pendidikan. Pada saat

yang bersamaan pula, dunia pendidikan nasioanal juga masih dihadapkan pada

beberapa permasalahan mendasar yaitu masih rendahnya pemerataan, kualitas dan

manajemen pendidikan. Selain itu, masalah lainnya belum terwujudnya

kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi dikalangan

akademis. Padahal, insan akademis merupakan penentu utama dalam keberhasilan

pendidikan.

Dari beberapa masalah tersebut dapat dilihat bahwa kualitas pendidikan di

Indonesia masih memprihatinkan. Oleh karena itu kami membuat sebuah konsep

Pembelajaran Asik yang Simpel, Tertib, dan Kreatif (PLAYSMART), agar

masalah-masalah yang telah disebutkan di atas dapat teratasi.

Page 283: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 274

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana menciptakan sebuah aplikasi PLAY SMART untuk anak-anak

agar mereka mampu menyerap ilmu dan belajar dengan cara yang asik dan simpel,

serta orangtua dan guru dapat mudah mengontrol proses belajar anak dengan

menggunakan smartphone ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan diciptakannya aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membantu guru dalam mengelompokkan minat dan bakat siswa.

2. Untuk membantu orang tua dalam mengontrol tugas dan kemampuan anak di

sekolah.

3. Menumbuhkan ketertarikan anak untuk belajar.

4. Menjalin komunikasi yang baik antara orang tua siswa dan guru.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat aplikasi PLAY SMART ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai solusi alternatif dalam masalah motivasi anak dalam belajar.

2. Sebagai sarana guru dalam menyampaikan materi yang sudah diberikan serta

memberikan soal tanya jawab kepada siswa lewat smartphone untuk

mengetahui seberapa paham siswa akan materi yang diberikan.

3. Mempermudah siswa dalam belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR)

lewat smartphone.

4. Sebagai sarana komunikasi yang baik antara guru, orangtua dan siswa .

Page 284: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 275

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan

Berdasarkan UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa”. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) perlu adanya

pembelajaran yang efektif, simpel, dan disukai oleh para pelajar khususnya anak-

anak.Efektif dalam artian tercapainya hasil belajar sesuai dengan tolak ukurnya

(Ermiyati, 2015).

Faktor-faktor dalam pencapaian hasil belajar yang optimal dari proses

belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Contoh

faktor internal adalah dari motivasi belajar. Menurut Sardiman (2007: 75) bahwa

dalam kegiatan pembelajaran, motivasi dapat dikatakan keseluruhan daya

penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar.

(Ermiyati, 2015). Selain itu cara belajar juga mempengaruhi siswa dalam

menyerap ilmu yang diberikan. Menurut pendapat Slameto (2003: 30) yang

menyatakan bahwa faktor cara belajaryang buruk merupakan penyebab masih

cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang

tidak lebih baik dari siswa yang sebenarmya kurang pandai tetapi mapu meraih

hasil belajar yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik (Basuki, 2015).

Faktor ekstern berasal dari luar diri siswa seperti sarana belajar yang

meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium serta

lingkungan sekolah yang semuanya saling berkaitan dalam menunjang pencapaian

prestasi siswa (Basuki, 2015).Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ibu Ermiyati dkk, ternyata disiplin belajar berpengaruh terhadap hasil belajar

ekonomi. Hal ini disebabkan karena disiplin belajar adalah suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang

Page 285: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 276

menunjukkan nilai-nillai. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2002: 12)

yang mengemukakan “disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur

tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin belajar yang tinggi

akanmendorong siswa untuk mendapatkan nilai yang baik diperlukan peraturan tat

tertib yang menunjang proses belajar siswa.

2.2 Pembelajaran

2.2.1 Jam Belajar yang baik

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.Untuk bisa pandai

pastinya harus giat dan tekun belajar. Bagaimana cara belajar yang baik efektif

dan tepat untuk siswa/mahasiswa.

Kapan waktu yang tepat agar hasilnya juga maksimal.Setiap orang bisa

menentukan sendiri kapan waktu yang tepat untuk belajar.Apakah memilih pagi,

sore atau malam hari.Semua sesuai dengan kondisi yang ada. Sebaiknya cara

belajar yang baik dilakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama.

Misalnya 1 atau 2 jam setiap hari. Waktu yang paling tepat untuk belajar bisa

disesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita.Tidak harus setiap malam. Kalu

kita jam 8 atau jam 9 malam sudah merasa mengantuk bisa memilih waktu sore

atau sehabis maghrib. Jadi waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama, yang

penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir belajar hingga larut malam

karena biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal.

2.2.2 Gaya Belajar

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan

pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta menghantarkan

mereka ke tujuan yang dicapai secara optimal.Hal ini dapat dicapai dengan

melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

pembelajaran.Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara

aktif, karena merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan

kompetensi.Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang

disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat

Page 286: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 277

dalam pelaksanaannya. Hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi dan

perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi

standar.

Pembelajaran yang baik dapat dihasilkan dari gaya belajar yang sesuai.

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi.Gaya belajar bukan hanya berupa

aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata

tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri

dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan

belajar (diserap secara abstrak dan konkret).

Terdapat tiga tipe gaya belajar yaitu visual (cenderung belajar melalui apa

yang mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan

kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Prestasi belajar masih tetap

menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses

belajar. Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang baik

karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang terbaik bagi dirinya

akan membantu siswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan

maksimal (Hasrul, 2009).

2.3 Smartphone

Menurut Gary B, Thomas J & Misty E, 2007, smartphone adalah telepon

yang internet enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital

Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator,

dan catatan. Smartphone pertama dinamakan Simon; dirancang oleh IBM pada

1992 dan dipamerkan sebagai produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah

pameran komputer di Las Vegas, Nevada.Ponsel cerdas tersebut dipasarkan ke

publik pada tahun 1993 dan dijual oleh BellSouth.Pertumbuhan permintaan

termasuk Indonesia smartphone ini membuat kemajuan besar dalam pemroses,

ngingatan, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak

beberapa tahun ini.Sistem operasi yang dapat ditemukan di ponsel cerdas adalah

Symbian OS, iOS, RIM BlackBerry, Windows Mobile, Linux, Palm, WebOS dan

Android.

Page 287: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 278

Smartphone dapat digunakan untuk menjadi asisten pribadi, karena alat ini

dapat menyimpan data-data penting untuk perihal bisnis maupun menjadi sebagai

pengingat apa yang harus dilakukan selanjutnya oleh si penggunanya. Dengan

kemajuan teknologi ini, pola hidup manusia dalam mendapatkan informasi

terpengaruh.Perubahan teknologi komunikasi ini juga memberi dampak terhadap

kehidupan masyarakat. Dampak positif yang sangat nyata di lini bisnis, pekerja,

bahkan murid-murid sekolah hingga mahasiswa yang sangat bergantung dengan

kecepatan bertukar informasi satu dengan yang lain. Dampak negatif yang juga

dapat terjadi dalam kehidupan manusia adalah mudahnya informasi mengenai

pronografi tersebar melalui jaringan internet pada smartphone.

2.4 Android

Android (/ˈæn.drɔɪd/; an-droyd) adalah sistem operasi berbasis Linux yang

dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan

komputer tablet. Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi

pihak ketiga, baik yang diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon

Appstore, ataupun dengan mengunduh dan memasang berkas APK dari situs

pihak ketiga. Di Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan

memperbarui aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak

ketiga, sesuai dengan persyaratan kompatibilitas Google. Pada bulan September

2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk Android, dan perkiraan

jumlah aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25 miliar.

Page 288: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 279

BAB III

METODE PENULISAN

Metode penulisan yang kami lakukan dalam membuat aplikasi tersebut

adalah sebagai berikut :

Sebelum merancang aplikasi ini, pertama-tama dilakukan analisa masalah

mengenai pendidikan di Indonesia saat ini khusunya terhadap motivasi belajar

siswa yang semakin menurun, terlebih dengan kemajuan teknologi saat ini telah

banyak aplikasi-aplikasi yang membantu orang agar lebih mudah dalam hal

komunikasi dan lainnya. Masih kurangnya komunikasi antara orangtua dan guru,

sehingga sering terjadinya miss komunikasi antara kedua belah pihak.

Setelah menganalisa masalah yang ada, dilakukan perencanaan dan

pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa hasil survey yang telah

dilakukan beberapa lembaga mengenai tingkat kebutuhan dan motivasi belajar

anak, serta seberapa kendala yang menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan.

Perencanaan yang dilakukan ialah sebagai solusi dalam permasalahan diatas,

dengan merancang suatu aplikasi.

Selanjutnya ialah pada tahap perancangan aplikasi, dilihat dari analisa

masalah diatas, maka diperlukan adanya suatu aplikasi yang membantu siswa

dalam meningkatkan motivasi belajar menggunakan smartphone dengan cara

yang asik dan simpel.

Page 289: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 280

Berikut ini adalah contoh tampilan aplikasi PLAY SMART

Gambar 3.1a Tampilan awal aplikasi mulai tersambung dengan server

Gambar 3.1b Tampilan pilihan akun yang disesuaikan dengan pengguna aplikasi

Page 290: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 281

Gambar 3.1c Tampilan saat log in

Gambar 3.1d Tampilan utama aplikasi setelah log in

Page 291: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 282

BAB IV

PEMBAHASAN

Media pembelajaran Aplikasi PLAY SMART dikembangkan berbasis

aplikasi Android. Sehingga, aplikasi ini dapat dikembangkan dan dijalankan

dimana saja dan kapan saja. PLAY SMART bisa dimiliki dengan mengunduh dari

toko aplikasi yaitu Google Play. Di Google Play, pengguna bisa menjelajah,

mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang diterbitkan oleh Google dan

pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan kompatibilitas Google.

Kondisi bangsa Indonesia dalam kalangan pelajar masih sangat kurang,

sedangkan perkembangan teknologi sudah sangat cepat. Maka menurut survey

yang dilakukan, target pengguna aplikasi PLAY SMART ini adalah siswa sekolah

dasar (SD) kelas 3-5, orangtua siswa, dan guru. Adapun penentuan pengguna

didasarkan pada rentan umur yang termasuk kategori anak yang cenderung masih

bisa diatur, tertarik dengan hal baru, belum sangat mengenal luas cara mengakses

internet, dan mudah ditanamkan budaya. Oleh karena itu, aplikasi ini disesuaikan

dengan psikologi umum anak pada rentang umur tersebut.

Tampilan aplikasi dibuat sesuai design yang menarik pada anak-anak.

Tampilan awal aplikasi adalah register yang hanya bisa dilakukan oleh guru serta

log in untuk guru dan siswa. Tampilan selanjutnya berisi beberapa tombol button

seperti mata pelajaran, materi, jalan pintas, Q & A, games, pengaturan. Tombol

button mata pelajaran berisi mata pelajaran semester yang ditempuh. Tombol

button materi berisi materi-materi yang sudah diberikan serta dilengkapi dengan

alarm otomatis yang akan muncul setiap jam 7 malam, berisi review materi hari

tersebut dan materi selanjutnya. Tombol button jalan pintas berisi cara mudah

menghapalkan materi. Tombol Q & A berisi pertanyaan yang dilengkapi dengan

jawaban serta pembahasan dengan syarat 75% soal yang dikerjakan benar dan jika

tidak mencapai 75% maka soal akan diulang kembali dengan pengacakan nomor

soal. Tombol games berisi beberapa permainan menarik yang menghibur dan

mengasah kemampuan otak. Tombol setting berisi pilihan nada alarm yang

diinginkan, pilihan tema yang diinginkan, dan pengaturan font.

Page 292: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 283

Aplikasi yang dikembangkan pada penelitian ini tidak dapat dijalankan

pada semua jenis perangkat smartphone mengingat aplikasi ini hanya dapat

dijalankan pada perangkat smartphone berbasis Android. Oleh karena itu,

diharapkan dapat dilakukan pengembangan aplikasi sejenis yang dapat dijalankan

pada perangkat dengan sistem operasi yang berbeda dan pada materi yang

berbeda. Dengan adanya pengembangan aplikasi-aplikasi pembelajaran pada

perangkat smartphone diharapkan dapat meningkatkan manfaat perangkat

smartphone dalam bidang pendidikan dan memberikan motivasi belajar siswa.

Selain itu, adanya aplikasi-aplikasi seperti ini dapat memberikan pengalaman

belajar yang menarik dan baru bagi siswa.

Page 293: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 284

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Aplikasi PLAY SMART merupakan aplikasi khusus untuk anak-anak

yang dilengkapi dengan fitur yang mudah dimengerti, asik dan simpel. Media

pembelajaran dalam bentuk aplikasi ini memiliki beberapa keunggulan dan

kelemahan. Keunggulannya yaitu aplikasi ini dapat diakses siswa dengan mudah,

dilengkapi dengan fitur-fitur yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat

membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Tidak hanya untuk siswa, namun

aplikasi ini juga tersambung dengan guru dan orangtua, sehingga orangtua dapat

dengan mudah mengontrol anak-anaknya, serta guru dapat dengan mudah

menyampaikan materi.

Namun aplikasi ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti aplikasi ini

harus tersambung dengan jaringan internet. Jika tidak tersambung, maka tidak

dapat dijalankan. Selain itu, karena aplikasi ini menggunakan sistem Android,

maka belum bisa diakses melalui komputer dan iphone.

5.2 Saran

Dalam pengembangan aplikasi selanjutnya, diharapkan adanya beberapa

fitur tambahan yang disesuaikan dengan kondisi agar siswa menjadi semakin

tertarik untuk menuntut ilmu. Tidak hanya mengasah kemampuan hardskill

namun juga kemampuan softskill seperti berani mengungkapkan pendapat dan

sebagainya.

Page 294: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 285

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Imam. 2015. Hubungan Antara Cara Belajar dan Aktivitas Belajar

Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi.Pendidikan EkonomiFakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Ermiyati, I Komang Winatha, dan Tedi Rusman. 2015. Pengaruh Disiplin,

Motivasi dan Ketersediaan Sarana Belajar di Sekolah Terhadap Hasil

Belajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi P.IPS FKIP Unila.

Hasrul. 2009. Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal MEDTEK 1(2).

https://baturajahebat.wordpress.com/smartphone/. Diakses pada tanggal 11

Agustus 2016 pukul 21.37 WITA.

https://id.wikipedia.org/wiki/Android_(sistem_operasi)#Aplikasi. Diakses pada

tanggal 11 Agustus 2016 pukul 20.48 WITA.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dampak_smartphone_terhadap_kehidupan_manus

ia. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2016 pukul 21.15 WITA.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pons. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2016

pukul 21.51 WITA.

Page 295: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 286

“BIOPONIC” INOVASI BIOAKTIVATOR ORGANIK BERBASIS

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK SEBAGAI ADDED VALUE

PEMBUATAN KOMPOS UNTUK MEWUJUDKAN

INDONESIA MANDIRI

Uzwajul Mutoharoh1)

Muji Astutik1)

, Aprilia Retno Anggraini1)

dan Endang Setyowati2)

1Mahasiswa Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

2Dosen Pembimbing, Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

Abstrak

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang menjadikan pertanian sebagai

sektor utama perekonomian masyarakatnya, dan salah satu subsektor dalam

pertanian adalah peternakan. Peternakan menjadi suatu hal yang diminati oleh

masyarakat Indonesia karena memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Di Indonesia sendiri jumlah populasi ternak ruminansia (sapi potong, sapi perah,

kerbau, domba dan kambing) cukup banyak, antara lain: sapi perah 525.17, sapi

potong 15.494.29, kerbau 1.381.33, domba 16.509.33, dan kambing 18.879.60.

Banyaknya populasi ternak ruminansia tersebut mengakibatkan limbah berupa

feses dan urine yang dihasilkan juga banyak, jika tidak dimanfaatkan dengan

optimal akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Disamping itu, limbah

sayuran segar di pasar juga sangat banyak dan kurang termanfaatkan, padahal

limbah pasar sayur berpotensi sebagai pengawet maupun starter fermentasi karena

memiliki kandungan asam tinggi dan mikrobia yang menguntungkan. limbah

pasar sayur hasil fermentasi jika dipadukan dengan rempah-rempah dan molasses

akan mampu menjadi bioaktivator dalam pembuatan pupuk organik khususnya

pupuk kompos. Pada dasarnya feses ternak akan mengalami dekomposisi alami

sehingga menjadi pupuk kompos, tetapi proses tersebut membutuhkan waktu yang

lama, berkisar 4-6 bulan, sehingga diperlukan suatu bioaktivator berbasis organik.

Mikroba di dalam bioaktivator akan membantu memecah ikatan-ikatan kimia

kompleks menjadi sederhana, sehingga mampu mempercepat pembuatan pupuk

kompos. Campuran dari bahan tersebut akan dihaluskan menjadi bentuk cair dan

dapat digunakan dengan cara disiramkan ke feses, selanjutnya disimpan dengan

kondisi anaerob supaya fermentasi berlangsung dengan sempurna. Tujuan dari

pembuatan bioaktivator tersebut selain untuk mempercepat pembuatan pupuk

kompos juga sebagai upaya optimalisasi limbah pertanian demi mewujudkan

Indonesia mandiri.

Kata Kunci: Bioaktivator, Limbah sayur, Pupuk kompos, Rempah-rempah

Page 296: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 287

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang menjadikan pertanian

sebagai sektor utama perekonomian masyarakatnya, dan salah satu subsektor

dalam pertanian adalah peternakan. Peternakan merupakan sektor yang berpotensi

untuk di kembangkan di Indonesia. Peternakan terdiri dari berbagai macam

komoditi ternak yang di bagi menjadi 2 jenis, yaitu ternak ruminansia dan ternak

unggas. Pada tahun 2014 secara nasional populasi ternak besar mengalami

peningkatan jumlah populasi bila dibandingkan dengan populasi pada tahun 2013

dengan rincian sebagai berikut: sapi potong 14,73 juta ekor (peningkatan 16,09

persen), sapi perah 0,50 juta ekor (peningkatan 13,11 persen), kerbau 1,34 juta

ekor (peningkatan 20,32 persen) dan kuda 0,43 juta ekor (penurunan 1,42 persen)

(Dirjen Pet Kesmawan, 2015).

Tingginya jumlah ternak yang dimiliki tidak diimbangi dengan pengolahan

limbah ternak yang juga banyak dihasilkan. Limbah yang banyak dihasilkan

dalam usaha peternakan sapi yaitu limbah feses dan urine. Setiap ekor ternak

perharinya dapat menghasilkan kotoran (feses) sekitar 8-10 kg atau 2,6 – 3,6 ton

per tahun (Kasworo dkk, 2013). Banyaknya limbah feses yang dihasilkan akan

berpengaruh terhadap lingkungan sekitar, melihat dari banyaknya jumlah ternak

yang ada. Dampak dari sektor peternakan pada pencemaran lingkungan (amonia,

gas rumah kaca dan patogen), mengevaluasi risiko kesehatan terkait dan menilai

potensi peranan sistem pengolahan limbah dalam pelemahan isu-isu lingkungan

dan kesehatan (Martinez, dkk, 2009).

Disisi lain, Kotoran sapi merupakan salah satu bahan potensial untuk

membuat pupuk organik (kasworo dkk, 2013). Setiap ekor ternak pertahunnya

dapat menghasilkan 1,5-2 ton pupuk organik sehingga akan mengurangi

penggunaan pupuk anorganik dan mempercepat proses perbaikan lahan(Kasworo

dkk, 2013).Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat

dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme

hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material

Page 297: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 288

organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa

mikroorganisme ataupun makroorganisme. Dengan mengolah limbah menjadi

pupuk, maka peternak dapat menambahan penghasilan selain dari hasil utama

juga berasal dari hasil samping peternakannya.

Pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan banyak limbah organik yang

berupa sampah. Sumber sampah yang terbanyak dari pasar tradisional. Sampah

pasar seperti sayur mayur, buah-buahan, ikan dan lainnya sebagian besar 95%

berupa sampah organik sahingga lebih mudah untuk ditangani dan bisa diuraikan

oleh mikroba(Natalia dan Nugrahini, 2014). Limbah sayuran segar di pasar juga

sangat banyak dan kurang termanfaatkan, padahal limbah pasar sayur berpotensi

sebagai pengawet maupun starter fermentasi karena memiliki kandungan asam

tinggi dan mikrobia yang menguntungkan. Limbah pasar sayur hasil fermentasi

jika dipadukan dengan rempah-rempah dan molasses akan mampu menjadi

bioaktivator dalam pembuatan pupuk organik khususnya pupuk kompos.

Bioaktivator merupakan larutan yang mengandung berbagai macam

mikroorganisme. Bioaktivator memiliki kelebihan, diantaranya mempercepat

pengomposan, menghilangkan bauh dari sampah, menyuburkan tanah, stater

untuk membuat pupuk cair (Allo, 2014). Pemanfaatan limbah sayuran di pasar

yang dapat melimpah digunakan untuk pembuatan bioaktivator yang dapat

digunakan sebagai pengomposan limbah kotoran sapi. Hal ini dapat digunakan

sebagai salah satu alternatif mengurangi limbah yang ada di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan sebuah teknologi

yang dapat membuat bioaktivator dari limbah sayuran pasar, sehingga mampu

membantu mangatasi permasalahan dari limbah peternakan dan limbah pasar.

Oleh itu penulis mengembangkan sebuah inovasi : “BIOPONIC” Inovasi

Bioaktivator Organik Berbasis Pemanfaatan Limbah Organik Sebagai Added

Value Pembuatan Kompos untuk Mewujudkan Indonesia Mandiri.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang

dapat dirumuskan yaitu apakah limbah sayur yang dipadukan dengan limbah

Page 298: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 289

pembuatan gula dan rempah-rempah bisa menjadi suatu bioaktivator yang dapat

mempercepat proses pembuatan pupuk kompos?.

1.3. Tujuan

Menciptakan suatu bioaktivator organik untuk mempercepat pembentukan

kompos yang terbuat dari bahan-bahan limbah sayur yang dipadukan dengan

limbah pembuatan gula (molases) dan rempah-rempah sehingga dapat

menciptakan Indonsia mandiri.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari karya tulis ini adalah:

1. Sebagai sumbangsih ilmu di bidang peternakan dan lingkungan.

2. Sebagai informasi pengolahan limbah sehingga memiliki nilai ekonomis.

3. Mengoptimalkan sumber daya lokal terutama limbah sayur untuk dijadikan

suatu bioaktivator organik.

4. Sebagai informasi yang dapat dipublikasikan secara luas untuk meminimalisir

pencemaran lingkungan.

Page 299: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 290

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi Limbah Kotoran Ternak

Indonesia mempunyai potensi ternak yang cukup banyak antara lain

hewan besar seperti sapi potong dan sapi perah pada tahun 2011 populasinya

mencapai 15.421.586 ekor (Statistik Peternakan, 2012). Mengingat ternak tersebut

per ekor setiap hari dapat menghasilkan kotoran ternak sampai lebih dari 10 kg.

Apabila rata-rata per ekor mengeluarkan kotoran sebanyak 10 kg /hari maka di

negara kita dihasilkan 154215,860 ton kotoran sapi setiap hari. Kotoran ternak

mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman

melalui suatu proses perombakan (dekomposisasi). Proses perombakan terjadi

secara bertahap dan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk

pertumbuhan tanaman (Relawati dan Ariadi, 2014).

Gambar 1. Tumpukan kotoran ternak

2.2 Potensi Limbah Sayuran

Data volume sampah untuk kota-kota besar di Indonesia menunjukkan

bahwa sampah organik mencapai 73,35%, dari total volume sampah sebanyak

53,3% sampah kota tidak dapat tertangani dengan baik. Penelitian mengenai

sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik

dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali

(Allo, 2014).

Page 300: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 291

Gambar 2. Limbah sayuran

Menurut Badan Pusat Statistik, dari 1976 unit pasar yang menghasilkan

limbah pasar sebanyak 1.300.000 ton per hari dalam bentuk segar, dan sebagian

besar (60%) merupakan limbah sampah organik sehingga berpotensi untuk

dijadikan sebagai starter fermentasi. Limbah pasar sayur merupakan kumpulan

dari berbagai macam sayuran setelah disortir karena tidak layak jual. Daur ulang

dengan cara yang ramah lingkungan, mudah dan murah memerlukan upaya yang

tepat untuk mengatasi persoalan limbah tersebut. Limbah pasar sayur berpotensi

sebagai pengawet maupun sebagai starter fermentasi karena memiliki kandungan

asam tinggi dan mikrobia yang menguntungkan. Asam pada limbah pasar sayur

diduga berupa asam laktat sebagai hasil metabolisme bakteri asam laktat.

Pemanfaatan ekstrak limbah pasar sayur hasil fermentasi yaitu berupa asam

organik, dapat digunakan sebagai pengawetan secara biologi maupun sebagai

starter untuk fermentasi pakan.

Pengolahan yang dirasa efisien, mudah, murah, ramah lingkungan dan

menghasilkan pendapatan tambahan adalah dengan menjadikan starter fermentasi

yang berisikan mikroorganisme aktif asli dari bahan tersebut dengan

menfermentasikannya dalam suasana anaerob fakultatif. Pembuatan Starter yaitu

dengan cara memotong-motong limbah pasar sayur kemudian ditambahkan

mollases setelah itu diperam selama 5 hari kemudian disaring dan larutan siap

digunakan. Hampir semua sayuran dapat mengalami fermentasi bertipe asam

laktat, yang biasanya dilakukan oleh berbagai jenis Streptococcus,

Leuconostoc,Lactobacillus, serta Pediococcus. Organisme ini mengubah gula

yang terdapat pada sayuran terutama menjadi asam laktat yang membatasi

pertumbuhan organisme lain (Utama, 2009). Pada buah-buahan mengandung zat

Page 301: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 292

seperti asam askorbat, asam sitrat dan NADH (kimia yang menghasilkan energi

sel), yang dalam kondisi tertentu bahan kimia tersebut bertindak sebagai elektrolit.

Begitu juga dengan sayur-sayuran yang memiliki kandungan seperti asam, basa

dan air (Lindstrom, tanpa tahun). Menurut Wira, ketika buah dan sayuran mulai

membusuk akan terjadi proses kimia yang dikenal sebagai fermentasi

(Jauharah, 2013).

2.3 Bioaktivator

Bioaktivator adalah agen aktivasi yang berupa makhluk hidup (jasad

renik) dan berperan mengawali proses perubahan baik aspek fisika maupun kimia

suatu bahan orgaik menjadi produk yang berbeda sifatnya. Proses perubahan

fisiko-kimia bahan tersebut hingga menjadi molekul-molekul berukuran lebih

kecil bahkan menjadi komponen-komponen dan unsur-unsurnya disebut dengan

dekomposisi. Proses dekomposisi bahan organik secara alami dilakukan oleh

jasad renik termasuk bakteri, khamir dan kapang yang berperan sebagai agen bio-

aktivator. Aktivator mikroba biasa digunakan dalam proses fermentasi bahan

organik. Fungsi utama aktivator ini adalah mempercepat proses dekomposisi

bahan organik dan meningkatkan kualitas bahan. Prinsip pembuatan pupuk cair

organik adalah pencampuran bahan organik khususnya limbah sayuran dengan

mikroorganisme sebagai bioaktivator (Rinanto, 2005).

2.4 Kompos

Kompos berasal dari sisa bahan organik, baik dari tanaman, hewan,

maupun limbah organik yang telah mengalami dekomposisi atau fermentasi. Jenis

tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya adalah jerami, sekam

padi, pelepah pisah, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa.

Sementara itu, bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di

antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas

(Hadisuwito, 2008). Proses pengomposan memerlukan aktivator sebagai

dekomposer dalam proses dekomposisi bahan organik kompleks yang dilakukan

oleh mikroorganisme sehingga menjadi bahan organik sederhana yang kemudian

mengalami mineralisasi sehingga menjadi tersedia dalam bentuk mineral yang

Page 302: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 293

dapat diserap oleh tanaman atau organisme lain. Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh aktifitas bioaktivator MOL asal sayuran yang banyak mengandung bakteri

yang mampu mensintesis senyawa nitrogen, gula dan substrat bioaktif lainnya

(Indriani, 2003). Bakteri tersebut juga mampu membentuk zat-zat yang

bermanfaat antara lain asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif dan gula. Asam

amino tersebut merupakan salah satu sumber nitrogen bagi tanah (Palupi, 2015).

Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas

biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk

pertumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani masih tergantung pada

pupuk anorganik karena mengandung beberapa unsur hara dalam jumlah yang

banyak, padahal jika pupuk anorganik digunakan secara terus-menerus akan

menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah (Indriani, 2004. Tanaman

juga memiliki batas tertentu untuk mengabsorbsi hara yang diterimanya. Rasyid

(2010) mengatakan bahwa tingkat kepekatan dapat mempengaruhi permeabilitas

sel daun dan menentukan banyaknya hara yang dapat diserap pada proses

pemupukan tersebut. Konsentrasi pupuk yang terlalu tinggi juga menghambat

penyerapan hara lain sehingga menyebabkan kekahatan unsur. Novizan (2005)

mengatakan bahwa jika tanaman kelebihan K maka akan menekan penyerapan

Mg. Penggunaan pupuk organik akan memperbaiki struktur dan komposisi hara

tanah . Tanah olahan yang diberi kompos, pada umumnya lebih gembur,

mengandung cukup hara dan mampu mengikat dan menyimpan air. Dampak

positif lain yang diakibatkan oleh pupuk kandang adalah meningkatnya sifat fisik

clan kimia tanah terutama dalam hal kemampuan menyerap clan mengikat air

tanah.

Besar kecilnya nilai C/N rasio sangat bergantung pada besarnya aktivitas

mikroorganisme di dalam tanah. Pada proses pelapukan yang intensif, terjadi

perubahan yang terjadi secara cepat di dalam tanah. Flora heterotropik-bakteri,

jamur dan actinomycetes, menjadi aktif dan berkembang biak dengan pesat dan

menghasilkan banyak CO2. Dalam keadaaan demikian, nitrat menghilang dari

tanah disebabkan perkembangan jasad nitro menkonsumsi banyak nitrogen untuk

pembentukan tubuhnya. Keadaan tersebut di atas menjelaskan bahwa semakin

rendah C/N rasio berarti semakin intensif terjadi pelapukan (Rahmah, 2014).

Page 303: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 294

Ulasan penelitian terkait, uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah

dilakukan.

Page 304: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 295

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sifat Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan teknik penulisan deskriptif yaitu

dengan menguraikan, menjabarkan dan merangkai variabel-variabel yang diteliti

menjadi sebuah pembahasan yang runtut dan sistematis. Studi kajian deskriptif ini

dilakukan dengan mengambil studi kasus terhadap permasalahan banyaknya

limbah kotoran ternak dan limbah sayuran pasar yang belum banyak

dimanfaatkan. Sehingga diperlukan suatu inovasi untuk memanfaatkan limbah

sayur untuk pembuatan bioaktivator pupuk kompos dari kotoran ternak.

Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini yaitu

pendekatan secara kualitatif, melalui pendekatan ini didapatkan prosedur yang

menghasilkan usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data

dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek

kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview

mendalam, analisis isi, bola salju dan story (Musianto, 2002). Pendekatan

kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan atau

kejadian melalui proses berfikir induktif (logico indicative abstraktif). Penulisan

karya tulis ini merupakan penulisan deskriptif yang memberikan gambaran dan

penjelasan mengenai pembuatan bioaktivator dari limbah sayur dengan

memanfaatkan proses fermentasi sehingga dapat mempercepat proses

dekomposisi.

3.2 Metode Perumusan Masalah

Rumusan masalah disusun secara sistematis dari kumpulan masalah yang

ada pada latar belakangdengan tujuan memudahkan penulisan. Penyusunan

rumusan masalah, penulis menggunakan metode analisa manfaat limbah sayur

yang dapat dijadikan sebagai bioaktivator untuk pembuatan kompos kotoran

ternak.

Page 305: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 296

3.3 Metode Pengumpulan dan Jenis Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka (library

research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain studi

literatur. Sumber studi pustaka yang didapatkan dari membaca, menganalisis dan

mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang diangkat. Studi

pustaka ini meliputi buku, dan jurnal penelitian yang dianggap relevan dengan

pembahasan.

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder atau

data pendukung yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung atau melalui media perantara.

3.4 Teknik Analisa Data

Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang kemudian

dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi

silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang

relevan. Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian diolah menjadi

beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan

rekomendasi yang terkait.

Page 306: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 297

3.5. Kerangka Berpikir

Gambar 3. Kerangka berpikir

Page 307: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 298

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Konsep Dasar Bioponic

Bioponic merupakan suatu bioaktivator untuk mempercepat proses

pembentukan feses ternak menjadi kompos. Pembuatan Bioponic memanfaatkan

bahan limbah sayur sebagai media tumbuh mikroorganisme dan molasses yang

berasal dari limbah pembuatan gula tebu sebagai makanan dari mikroorganisme

yang tumbuh serta ditambah dengan berbagai macam rempah-rempah untuk

menghilangkan bau sehingga dapat meningkatkan kualitas Bioponic. Bioponic

sebagai bioaktivator alami memiliki manfaat selain untuk mengurangi volume

limbah sayur juga berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan pupuk,

meningkatkan kandungan bahan organic tanah, serta menekan pertumbuhan spora

jamur, hama, gulma dan patogen. Bioponic berperan sebagai Added value yang

dapat meningkatkan kualitas pupuk kandang.

4.2. Proses Pembuatan Bioponic

Peralatan dan Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat Bioponic terdiri dari berbagai

macam limbah sayur, limbah pembuatan gula (molasses) dan rempah-

rempah.Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan Bioponic antara lain

alat penggiling untuk menghancurkan limbah sayur dan rempah-rempah, silo

sebagai tempat fermentasi, botol untuk wadah molases sebelum dicampur dengan

limbah sayur.

Cara Pembuatan

Sebelum pembuatan Bioponic, limbah sayur harus diangin-anginkan

terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air, kemudian dicampur dengan rempah-

rempah. Campuran limbah sayur dengan rempah-rempah tersebut kemudian

dihancurkan dengan menggunakan alat penghancur. Ditambah dengan molasses

dan difermentasi selama 14 hari untuk mendapatkan jumlah mikroba yang

optimal. Mikroba yang tumbuh terdiri dari bakteri Lactobacillus sp.. yang berguna

Page 308: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 299

dalam dekomposisi bahan organik, Rhizobium sp., Proteolitik, dan bakteri

menguntungkan lainnya. Pada saat difermentasi dengan kondisi anaerob mikroba

patogen tidak dapat tumbuh karena selain tidak adanya Oksigen juga diakibatkan

oleh kondisi asam. Bioponic berbentuk cairan kental yang dapat digunakan

dengan cara menyiramkan atau mencampurkan dengan feses ternak yang ingin

dijadikan kompos.

Berikut adalah tabel alur pembuatan bioponic

Gambar 4. Alur pembuatan bioponic

4.3. Keunggulan Bioponic

Keunggulan Bioponic daripada produk komersil yaitu pembuatan

Bioponic tidak memerlukan biaya yang mahal karena memanfaatkan sumber daya

yang ada, mengoptimalkan penggunaan limbah sayur sehingga memiliki nilai

ekonomis, masyarakat khususnya peternak dapat membuat Bioponic sendiri

karena cara pembuatannya yang cukup mudah, ramah lingkungan karena dapat

mengurang volume limbah di lingkungan.

Page 309: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 300

4.4. Aplikasi

Adapun aplikasi dari Bioponic adalah sebagai berikut:

a. Survey Lokasi

Kegiatan ini ditujukan untuk pengamatan kondisi dan potensi daerah

peternakan dan daerah yang berpotensi memiliki banyak limbah sayuran untuk

diadakan penyuluhan dan pelatihan pembuatan Bioponic.

b. Konsolidasi dengan pihak terkait

Pihak-pihak yang terkait pada program pembuatan Bioponic ini antara

lain:

1. Pemerintah desa: sebagai penanggung jawab dan permohonan izin pelaksanaan

program.

2. Pedagang sayur atau petani: supplier limbah sayur sebagai bahan utama

pembuatan Bioponic

3. Masyarakat: khususnya peternak dan petani sebagai target utama penyuluhan

dan penerapan program.

Kegiatan ini merupakan pengenalandan konsolidasi kepada pihak-pihak terkait

untuk menjalin interaksi yang kuat guna pelaksanaan program bisa dilangsungkan.

c. Pelatihan pembuatan Bioponic

Sebelum dilakukan penyuluhan, tim Bioponic akan memproduksi

Bioponic yang kemudian akan dijadikan sampel pada saat penyuluhan.

1. Persiapan Teknis

Pada kegiatan ini akan disiapkan peralatan dan bahan-bahan yang

diperlukan untuk proses pembuatan Bioponic.

2. Penyuluhan Program Bioponic

Kegiatan ini akan dilakukan setelah konsolidasi dengan pihak-pihak terkait

dan telah mendapat persetujuan bersama. Penyuluhan dilakukan dengan

memberikan pemahaman dan informasi terkait pentingnya pemanfaatan limbah

sayur dan campuran bahan lain sebagai bioaktivator organik yang dapat

Page 310: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 301

mempercepat proses pembuatan pupuk kompos serta ramah lingkungan karena

dapat mengurangi voluelimbah sayur dan limbah peternakan berupa feses ternak.

3. Pelatihan Pembuatan Bioponic

Pada tahap ini akan dilakukan pelatihan pembuatan Bioponic kepada

masyarakat khususnya peternak dan petani yang dilakukan secara langsung oleh

tim Bioponic, disini akan dijelaskan pula terkait konsentrasi penggunaan

Bioaktivator organik ini. Masyarakat akan diajari hingga benar-benar paham dan

mendetail.

Page 311: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 302

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari karya tulis ini adalah:

1. Tata cara pembuatan Bioponic adalah dengan mencampurkan antara limbah

sayur dengan rempah-rempah, kemudian dihancurkan dan dimasukkan ke

dalam silo untuk difermentasi dengan molasses selama 14 hari untuk

mendapatkan pertumbuhan mikroorganisme yang optimal. Bioponic berbentuk

cairan kental sehingga dalam penggunaannya bisa dengan cara disiramkan

pada feses ternak yang ingin dijadikan kompos.

2. Keunggulan Bioponic daripada bioaktivator komersial lainnya adalah lebih

murah, dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat.

3. Aplikasi Bioponic di masyarakat khususnya peternak dan petani adalah dengan

cara membuat Bioponic terlebih dahulu dan diujicobakan pada feses ternak.

seteah diketahui hasilnya maka selanjutnya akan dijadikan sampel untuk

sosialisasi kepada masyarakat untuk produksi Bioponic secara masal beserta

aplikasinya.

5.2 Saran

Adapun saran untuk kesempurnaan pembuatan Bioaktivator organik ini

adalah dengan diujikan ke berbagai jenis feses ternak seperti sapi, kambing,

domba dan jenis bangsa yang berbeda untuk mengetahui kadar yang optimal

untuk pembentukan kompos masing-masing komoditi.

Page 312: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 303

DAFTAR PUSTAKA

Allo,M.P.R., Fahruddin, dan Johanes, E. 2014. Pengaruh Jenis Bioaktivator Pada

Laju Dekomposisi Sampah Daun Ki Hujan Samanea Saman Dari Wilayah

Kampus Unhas.

Anonymous. 2015. Statistika Peternakan dan Kesehatan Hewan.

http://dirjennak.pertanian.go.id.

Kasworo,A., Munifatul Izzati dan Kismartini. 2013. Daur Ulang Kotoran Ternak

sebagai Upaya Mndukung Peternakan Sapi Potong Yang Berkelanjutan di

Desa Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Prosiding

Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Martinez dan Jose, Patrick Dabert, Suzelle Barirngton, dan Colin Burton. 2009.

“Livestock Waste Treatment Systems for Enviromental Quality, Food Safety

and Sutainability.” Jurnal Science Direct Bioresource Technology 100

(2009) 5527 – 5536.

Musianto, Lukas S. 2002. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan

Kualitatif dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan 4

(2): 123-136.

Natalia, M., Panca Nugrahini.2014. Pengolahan Sampah Organik (Sayur –

Sayuran) Pasar Tugu Menjadi Biogas Dengan Menggunakan Starter

Kotoran Sapi Dan Pengaruh Penambahan Urea Secara Anaerobik Pada

Reaktor Batch. Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas

Trisakti.

Palupi, N.P. 2015.Karakter Kimia Kompos Dengan Dekomposer Mikroorganisme

Lokal Asal Limbah Sayuran.Ziraa’ah. Volume 40 Nomor 1, Halaman 54-60.

Rahmah,A., Izzati,M., Parman, S. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan

Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var. Saccharata).Buletin Anatomi

dan Fisiologi Volume XXII, Nomor 1.

Rinanto,Y., Sajidan, dan Fatmawati, U. 2015. Pemanfaatan Limbah Sisa Hasil

Panen Petani Sayuran di Boyolali sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk

Cair Organik menuju Pertanian Ramah Lingkungan.Seminar Nasional

Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

Utama, C.S dan Mulyanto, A. 2009. Potensi Limbah Pasar Saytir Menjadi Starter

Fermentasi. Jurnal Kesehatan.Vol.2, No. I.

Utama, C.S. dan Sumarsih,S. 2010. Pengaruh Penambahan Aras Ekstrak Kubis

Sortir dan Lama Pemeraman Terhadap Kandungan Nutrisi Silase Ikan .

Jurnal Kesehatan. Vol.3, No. I.

Page 313: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 304

Wira Dian Jauharah. 2013. Analisis Kelistrikan Yang Dihasilkan Limbah Buah

Dan Sayuran Sebagai Energi Alternatif Bio-Baterai. Skripsi. Universitas

Jember.

Zalizar, L., Relawati R., dan Ariadi, Y. 2014. Potensi Produksi Dan Ekonomi

Biogas Serta Implikasinya Pada Kesehatan Manusia, Ternak Dan

Lingkungan.Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 23 (3): 32 – 4.

Page 314: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 305

TRIGONOMEDIC SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN

TRIGONOMETRI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Yusti Qomah1)

, Wiliyanti1)

, Annisa Nur Fauza1)

dan Endro Setyo Cahyono2)

1Mahasiswa Matematika, FMIPA, Universitas Sriwijaya

2Dosen Pembimbing, Universitas Sriwijaya

Email: [email protected]

Abstrak

Sampai saat ini kebanyakan pelajar memiliki kesulitan dalam mata pelajaran

matematika, terlebih pada pembahasan trigonometri. Berbagai macam formulasi

identitas trigonometri yang tertulis di buku-buku pelajaran dibuat dalam

penjelasan yang umum dan singkat, sehingga sulit dipahami. Oleh karena itu,

dibutuhkan sebuah gagasan yang mampu mempermudah mereka untuk

mempelajari dan memahami trigonometri. Identitas-identitas trigonometri yang

diajarkan di sekolahsekolah menjadi dasar bagi mereka untuk melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi. Karya tulis ini ditulis untuk memberikan salah satu

solusi yang efektif untuk memudahkan siswa siswi dalam proses pembelajaran

trigonometri. Solusi tersebut berupa trigonomedic (trigonometri medical) yang

dibuat berdasarkan sistem periodik. Penelitian ini merupakan library research

(penilitian kepustakaan), teknik analisis data yang digunakan adalah metode

deskriptif-analisis. Dari penilitian kepustakaan yang dilakukan diketahui bahwa,

pertama, dasar dari trigonometri adalah konsep kesebangunan segitiga siku-siku

yang memiliki perbandingan yang sama sehingga dapat disusun berdasarkan besar

sudut. Kedua, benar bahwa pemahaman pelajar dalam proses pembelajaran

trigonometri belum memadai untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi

sehingga trigonomedic memang dibutuhkan sebagai solusi ketidakpahaman

mereka. Ketiga, trigonomedic sebagai alternatif pelajar dengan susunan yang

lebih teratur dan mudah diingat sangat efektif digunakan dalam pemahaman

konsep trigonometri.

Kata Kunci: Cosinus, Sinus, Sudut, Tangen, Trigonometri

Page 315: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 306

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika dalam kehidupan nyata terlihat sangat abstrak, namun

pelajaran matematika sendiri sangat berpengaruh dalam ilmu dan teknologi di

peradaban dunia. Dalam komisi nasional tentang keunggulan pada pendidikan,

Terrel Bell sekertaris pendidikan di USA mengungkapkan bahwa negara mereka

(USA) dalam keadaan berbahaya. Keunggulan yang tidak tertandingi dalam

bidang industri perdagangan, ilmu pengetahuan, dan inovasi teknologi sedang

dikalahkan oleh pesaing dunia. Landasan pendidikan masyarakat saat ini semakin

berkurang dikarenakan tingkat antusiasme yang rendah dan sangat mengancam

masa depan mereka sebagai bangsa dan warga negara22

.

Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat

perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu

pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu

perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa

henti. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu

pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di

segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di

tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa, 2006: 4).

Penjelasan yang terlalu umum dan singkat pada pelajaran Matematika,

khususnya Trigonometri mengakibatkan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA)

sulit memahaminya. SMA sebagai tempat belajar harusnya dapat mengatasi

kesulitan yang dihadapi pelajar tersebut. Namun, pemberian materi yang terbatas

dan soal yang hanya terfokus pada jenis soal yang sering diujikan malah membuat

wawasan dan kemampuan (skill) pelajar rendah. Pendidik di sekolah juga lebih

menuntut pelajar untuk menyelesaikan soal dengan rumus-rumus yang telah ada

22

David A Thomas, Teenagers, Theachers, and Mathematics, A Division of Simon &

Schuster,Inc, Massachusetts, 1992, hlm. 1.

Page 316: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 307

dengan metode yang monoton. Selain membosankan, hal ini juga dapat

menimbulkan paradigma negatif di kalangan pelajar. Sehingga semakin berkurang

minat mereka dalam pelajaran Matematika, khususnya Trigonometri.

Pelajaran Trigonometri terdiri atas identitas dasar, sudut rangkap, rumus

penjumlahan, hukum sinus-cosinus dan lain sebagainya di konsep dalam

formulasi yang cukup rumit, sehingga pelajar mendapatkan kesulitan pada

pengelompokan formulasi yang hampir mirip namun memiliki perbedaan yang

signifikan.

Beberapa alternatif sudah pernah dihadirkan untuk memudahkan pelajar

dalam belajar trigonometri. Alternatif yang pernah dihadirkan berupa penggunaan

kata-kata khusus sebagai kata yang mencirikan awalan yang serupa, ataupun

dengan daftar sudut istimewa dalam bentuk kuadran dan banyak lagi lainnya.

Akan tetapi, alternatif-alternatif yang pernah ditawarkan belum efektif. Sebagian

besar pelajar memiliki kecenderungan berfikir yang berbeda-beda. Kemampuan

verbal yang tinggi dapat membantu mereka dalam menghafal formulasi dengan

kata-kata. Namun, kemampuan verbal ini hanya dimiliki sedikit pelajar,

sedangkan pelajar yang memiliki kemampuan numerik justru menganggap metode

tersebut lebih rumit. Sehingga dibutuhkan alternatif yang bisa membantu pelajar

baik yang memiliki kemampuan verbal maupun numerik. Oleh karena itu, kami

memberikan sebuah representasi dalam ruang lingkup matematika dengan harapan

dapat meminimalisir tingkat kesukaran dalam penghafalan formulasi trigonometri.

Implementasi nyata yang kami berikan adalah tabel formulasi yang disebut

Trigonomedic (trigonometry medical).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran tentang masalah pembelajaran trigonometri di

sekolah di atas, maka pertanyaan pokok yang dapat diangkat dalam kajian ini

adalah :

1. Bagaimana urgensi pembelajaran trigonometri?.

2. Bagaimana relevansi antara metode yang sudah ada dengan kelangsungan

pembelajaran di Sekolah Menengah Atas?.

Page 317: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 308

3. Bagaimana inovasi efektif untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran

trigonometri?.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah:

1. Untuk mengetahui urgensi pembelajaran trigonometri.

2. Untuk mengetahui perkembangan dari alternatif yang pernah ada dengan

memperhatikan keberlangsungan pembelajaran trigonometri.

3. Untuk mempelajari alternatif yang tepat untuk mempermudah pelajar

memahami trigonometri.

1.4 Manfaat

Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:

1. Dapat digunakan sebagai inovasi dalam dunia matematika untuk mendukung

munculnya produk baru yang lebih menjanjikan.

2. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan referensi untuk membuat artikel ilmiah.

3. Digunakan sebagai alternatif bagi pendidik dalam memudahkan penyampaian

materi trigonometri di sekolah.

Page 318: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 309

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Matematika sebagai salah satu bidang dalam ilmu pengetahuan alam

memiliki banyak bahasan di dalamnya, salah satunya yang dibahas di karya tulis

ini, trigonometri. Kata matematika dalam bahasa Yunani berasal dari kata

mathema yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu yang ruang lingkupnya

menyangkut pengkajian matematika23

.

Trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan

sudut segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Arti

trigonometri dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata, trigonon dan metro.

Trigonon yang berarti tiga sudut dan metro yang bermakna mengukur. Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trigonometri sendiri diartikan sebagai

ilmu ukur mengenai sudut dan sempadan dengan segitiga (digunakan dalam

astronomi)24

.

Dalam Oxford Mini School Dictionary, trigonometri (trigonometry)

diartikan sebagai perhitungan jarak dan sudut berdasarkan segitiga. Kata

trigonometri, berdasarkan kata Yunani dalam pengukuran segitiga, pertama kali

digunakan sebagai judul untuk teks oleh matematikawan Jerman Pitiscus.

Pembelajaran trigonometri tidak lepas dari identitas. Identitas tersebut berupa

identitas dasar yang meliputi:

tan α sin α / cos α

cos2 α + sin2 α 1

Identitas jumlah dan selisih dua sudut yang meliputi:

sin (α ± β) sin α cos β ± cos α sin β cos (α ± β) cos α cos β ∓sin α sin β

tan (α ± β) (tan α ± tan β) / (1 ∓ tan α tan β)

23

Afidah dan Khairunnisa, Matematika Dasar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 9. 24

KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm.1072.

Page 319: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 310

Selanjutnya, identitas sudut rangkap seperti:

sin 2 α 2 sin α cos α

cos 2 α cos2 α – sin2 α

tan 2 α 2tan 1− 2

Kemudian formulasi penjumlahan antara lain:

sin + sin = 2 sin ½ ( + ) cos ½ ( - )

sin - sin = 2 cos ½ ( + )sin ½ ( - )

cos + cos = 2 cos ½ ( + )cos ½ ( - )

cos - cos = -2 sin ½ ( + )sin ½ ( - )

Formulasi penjumlahan sendiri dapat diturunkan menjadi formulasi perkalian

sehingga di dapat formulasi sebagai berikut :

2 cos cos = cos ( + ) + cos ( - )

2 cos sin = sin ( + ) - sin ( - )

2 sin cos = sin ( + ) + sin ( - )

-2 sin sin = cos ( + ) - cos ( - ) 25

2.2 Ulasan Penelitian Terkait

Menurut Abu Ahmadi kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana

siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar juga dapat

diartikan sebagai suatu gejala atau kondisi dalam proses belajar mengajar yang

ditandai oleh adanya hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai tujuan belajar

yang hendak dicapai. Salah satu indikator adanya kesulitan-kesulitan siswa yaitu

melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan26

.

Untuk mengurangi indikator tersebut, telah ada suatu perangkat

pembelajaran dalam bentuk buku yaitu LKS (Lembar Kerja Siswa) yang

merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan guru untuk

25

Paul T. Witzke dan Thomas J. Mc Hale, Applied Trigonometry, Addison-Wesley Publishing

Company Inc, 1984, hlm. 284. 26

Atin Supriatin, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, vol.1, no.1, 2007, hlm.3.

Page 320: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 311

membimbing siswa secara terstruktur melalui kegiatan-kegiatan yang dapat

memberikan motivasi siswa untuk mempelajari Matematika27

.

27

Yudha Prihadi, Jurnal Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kontekstual pada Pokok Bahasan Trigonometri untuk SMA Kelas X, 2014, hlm. 5.

Page 321: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 312

BAB III

METODE PENULISAN

Secara tipologis, penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library

research), karena seluruh data yang diambil dalam tulisan ini merupakan sumber

pustaka dari berbagai karya yang ada kaitannya dengan subject matter.

Sumber data dalam karya tulis ini dikempolokkan menjadi 2 jenis, yaitu

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan referensi utama

yang digunakan untuk mencari landasan teori dari segi kepustakaan dan

menjelaskan secara detail yang berkaitan dengan trigonometri. Sedangkan sumber

sekunder merupakan referensi yang mendukung sumber utama.

Sumber primer yang digunakan antara lain Precalculus A Graphing

Approach, Teenagers Teachers and Mathematics, dan Applied Triginometry.

Sumber sekunder yang mendukung sumber primer antara lain meliputi

Matematika Dasar, Mata Matika, College Algebra and Trigonometry, Applied

Exterior Calculus, jurnal Sejarah Trigonometri Matematika, dan jurnal

trigonometri dan penentuan arah kiblat.

Teknik pengumpulan data awal diperoleh dari buku-buku tentang

trigonometri. Selanjutnya, diambil beberapa sampel dari pelajar di Sekolah

Menengah Atas pada daerah-daerah tertentu.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang materi

trigonometri dengan metode deskriptif-analitis. Metode deskriptif digunakan

untuk menjelaskan secara rinci formula-formula yang ada pada trigonometri.

Kemudian menganalisa formula agar dapat dijadikan tabel alternatif dalam

pembelajaran trigonometri.

Page 322: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 313

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pentingnya Belajar Trigonometri

Wacana trigonometri memang sering menjadi fokus kajian yang terus-

menerus dikembangkan dengan berbagai cara dan perspektif. Mengingat

trigonometri merupakan salah satu hal vital yang sangat berpengaruh untuk bekal

menuju tingkatan yang lebih tinggi.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia (Peraturan Pemerintah Nomor 22, 2006).

Penguasaan matematika sejak dini sangat diperlukan dalam mempersiapkan

generasi penerus bangsa yang kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing tinggi.

Trigonometri yang merupakan salah satu pokok bahasan di dalamnya juga

mempunyai peran sentral yang mengiringi mereka dalam belajar matematika.

Trigonometri sendiri tidak lepas dari kejadian sehari-hari yang terjadi di

sekeliling kita. Banyak bidang keilmuan yang menerapkan konsep dasar

trigonometri seperti bidang astronomi, bidang komputasi, satelit komunikasi, dan

masih banyak lagi bidang lainnya. Dalam bidang astronomi atau ilmu falak, telah

ditemukan cara menentukan arah kiblat yang menggunakan teori trigonometri

bola (spherical trigonometry).

Dimana pengetahuan tentang bumi, matahari dan benda-benda langit

lainnya sebenarnya juga diawali dari pemahaman konsep tentang rasio (ratios)

pada segitiga. Sebagaimana contoh pada zaman dahulu, sebelum istilah

trigonometri populer, keliling bumi sudah bisa ditentukan dengan menggunakan

konsep segitiga siku-siku, meskipun hanya sebatas masih dalam perkiraan saja.

Saat itu keliling bumi diperkirakan mencapai 25.000 mil, sedangkan bila

menggunakan metode modern keliling bumi adalah 24.902 mil28

.

28

E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, dalam www.amscopub.com, hlm. 353. Diakses pada

09-02-2011.

Page 323: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 314

4.2 Alternatif yang Pernah Ada dalam Pembelajaran Trigonometri

Oleh karena trigonometri termasuk bahasan dalam ilmu matematika yang

cukup sulit dimengerti oleh sebagian pelajar, banyak cara yang pernah dilakukan

untuk membantu memudahkan pelajar dalam belajar trigonometri. Dari mulai

membuat alat peraga sampai mengelompokkan rumus-rumus ke jenis yang sama.

Alternatif lain yang pernah ditemukan adalah pengelompokan rumus sudut

istimewa berdasarkan letaknya pada kuadran seperti pada alat peraga susinometri

yang digunakan untuk menentukan besar sudut istimewa dan pengadaan Lembar

Kerja Siswa (LKS) yang meringkas semua materi ke dalam sebuah buku sehingga

lebih kompleks. Adapun cara yang pernah digunakan tersebut dan meliputi kupu-

kupu trigonometri, meja trigonometri, dan inovasi lainnya dalam dunia ruang

lingkup trigonometri masih belum bisa memberi efek baik bagi kemajuan dalam

pembelajaran trigonometri. Ini dikarenakan tidak teraplikasi dengan baik dan

kemonotonan alternatif yang telah ada. Beberapa peneliti menyatakan bahwa

terdapat kondisi yang berbeda pembelajaran ketika di lapangan, proses

pembelajaran sering didominasi oleh pembelajaran konvensional. Pembelajaran

konvensional lebih disukai guru dikarenakan tidak banyak memerlukan alat dan

bahan praktik, guru cukup menjelaskan konsep-konsep yang terdapat pada buku

ajar atau referensi lain. Sehingga menimbulkan tidak teraplikasinya dengan baik

alternatif yang telah ada. Salah satu alternatif lain yang juga dapat membantu

siswa untuk melakukan banyak eksplorasi dalam waktu yang terbatas adalah

dengan menggunakan bantuan komputer dengan berbagai software yang

relevan29

.

4.3 Inovasi Efektif dalam Pembelajaran Trigonometri

Dalam pembelajaran Trigonometri di Sekolah Menengah Atas, untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan bukanlah perkara yang mudah,

banyak sekali kendala yang ditemui. Untuk mengatasi berbagai persoalan

tersebut, dibutuhkan inovasi ataupun solusi teoritis dan praktis dalam artian

memudahkan pelajar Sekolah Menengah Atas untuk mempelajari trigonometri.

Oleh karena itu, kami menuangkan gagasan kami dalam beberapa tabel yang

29

LPPM Universitas Mercu Buana, Jurnal AgriSains, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Vol.

5 No. 2., 2014, hlm. 194.

Page 324: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 315

diberi nama Trigonomedic (trigonometry medical). Indetitas yang digunakan

masih sama, terdiri atas identitas dasar, identitas sudut rangkap, identitas

penjumlahan, identitas perkalian, jumlah dan selisih dua sudut. Identitas-identitas

ini hanya dikumpulkan dalam sebuah tabel agar lebih ringkas dan memudahkan

pelajar dalam proses belajar.

Dalam matematika terdapat istilah representasi. Representasi merupakan

bentuk dari model atau diagram yang digunakan untuk mengilustrasikan konsep

matematika dan keterkaitanya. Menurut McCoy, Baker, & Little (1996) cara

terbaik untuk membantu siswa memahami matematika melalui representasi adalah

dengan mendorong mereka untuk menemukan atau membuat suatu representasi

sebagai alat atau cara berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematika.

Trigonomedic (trigonometry medical) ini adalah bentuk penerapan model

matematika representasi di atas. Dengan mengelompokkan setiap identitas ke

dalam warna yang berbeda sehingga mudah untuk membedakannya.

4.4 Penggunaan Trigonomedic

Tabel Trigonomedic I

Tabel Trigonomedic II

Page 325: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 316

Tabel Trigonomedic III

Tabel Trigonomedic terdiri dari tiga buah yang merupakan gabungan

formula identitas dasar, identitas sudut rangkap, identitas penjumlahan, jumlah

dan selisih dua sudut. Tabel pertama merupakan gabungan antara sudut rangkap,

jumlah dan selisih dua sudut dan identitas dasar. Tabel kedua berisi tabel untuk

identitas penjumlahan. Dan tabel ketiga dikhususkan untuk tan di identitas jumlah

dan selisih dua sudut dan sudut rangkap.

Tabel Trigonomedic pertama dibaca menyilang dari atas ke bawah, baik

itu dari atas ke kiri bawah atau dari atas ke kanan bawah. Trigonometri yang satu

dengan trigonometri yang lain dihubungkan oleh notasi aritmatika di tengah garis

penghubung, dengan operasinya searah tanda panah. Hasil dari pengoperasian

trigonometri ditulis tepat di bawah trigonometri yang telah dihubungkan oleh

trigonometri dari arah berlawanan di atasnya. Untuk membedakan

pengelompokan antar identitas, setiap tabel diwarnai sesuai identitas yang dimiliki

dengan warna tertentu. Identitas dasar diwarnai dengan warna oranye, identitas

sudut rangkap diwarnai dengan warna pink muda, identitas jumlah dan selisih dua

sudut diberi warna biru.

Tabel kedua dikhususkan untuk identitas penjumlahan dengan warna abu-

abu. Cara baca pada tabel kedua yaitu sisi kiri di kali sisi atas. Titik temunya

merupakan hasil perkalian dari dua sel antara sisi kiri dan sisi atas. Identitas pada

tabel ketiga yaitu sudut rangkap diwarnai pink mudan dan jumlah dan selisih dua

sudut yang diberi warana biru. Tabel ketiga ini dkhususkan untuk identitas tan.

Cara baca tabel ketiga pada baris pertama yaitu sisi kiri ditambah sisi atas yang

ditandai dengan warna hijau. Sedangkan baris kedua yaitu sisi kiri dikali sisi atas

Page 326: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 317

ditandai dengan warna kuning. Kolom dua baris satu dibagi kolom dua baris dua

merupakan hasil dari kolom dua baris tiga. Sedangkan kolom tiga baris satu

dibagi kolom tiga baris dua adalah hasil dari kolom tiga baris tiga.

Dalam pengaplikasiannya, Trigonomedic memiliki banyak keunggulan

yang membuatnya lebih efektif untuk digunakan. Selain penyusunan tabel yang

sederhana, pelajar juga lebih mudah dalam memahami identitas dari setiap

jenisnya. Karena setiap formulasi yang berbeda, diberikan warna yang berbeda

juga. Jadi, secara visual, Trigonomedic memiliki keunggulan dalam bentuk

tampilan. Sehingga pelajar dengan kemampuan verbal maupun numerik sama-

sama mudah menggunakannya.

Dilihat dari alternatif yang pernah ada, seperti halnya LKS (Lembar Kerja

Siswa) terbukti lebih monoton dan membosankan sehingga tidak mengundang

daya tarik terhadap pelajar dalam mempelajarinya. Selain itu, alternatif lain

seperti pengadaan software memiliki kekurangan dalam penerapannya di lapangan

karena tidak semua pelajaran dapat mengakses software yang tersedia, mengingat

letak geografis Indonesia yang tidak merata. Pelajar yang tinggal di perkotaan

akan lebih terbantu dengan adanya software tersebut. Namun, tidak demikian

untuk pelajar yang bermukim di pedesaan. Selain dua alternatif di atas, alternatif

lain yaitu tabel sudut istimewa dan tabel konversi sudut yang pernah diterapkan

kenyataannya tidak memberikan hasil yang signifikan. Dikarenakan pemakaian

sudut istimewa dan tabel konversi sudut merupakan hal yang lumrah dan tidak

kompleks. Oleh karena itu, Trigonomedic sangat baik diterapkan dalam dunia

pendidikan, terlebih dalam bidang matematika.

Page 327: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 318

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern. Penguasaan matematika sejak dini sangat diperlukan termasuk

pembelajaran trigonometri yang merupakan salah satu pokok bahasan di

dalamnya dan mempunyai peran sentral yang mengiringi mereka dalam belajar

matematika. Karena trigonometri termasuk bahasan yang cukup sulit dimengerti,

banyak cara yang pernah dilakukan untuk membantu memudahkan pelajar dalam

belajar trigonometri. Selain penyusunan tabel yang sederhana, setiap formulasi

yang berbeda memiliki karakteristik berbeda. Secara visual, Trigonomedic

memiliki keunggulan dalam bentuk tampilan. Sehingga pelajar dengan

kemampuan verbal maupun numerik sama-sama mudah menggunakannya.

5.2 Saran

Diharapkan Pendidik dapat lebih berperan aktif dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan trigonomedic sebagai alat bantu belajar, serta

pengaplikasian yang baik oleh pelajar agar alternatif ini lebih efektif sesuai

dengan apa yang diharapkan.

Page 328: Majalah Online U-Read Mahakarya Sriwijaya Paper ...u-read.unsri.ac.id/.../10/Majalah-Online-U-Read-Mahakarya-Sriwijaya...Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition

Majalah Online U-Read – “Mahakarya Sriwijaya Paper Competition 2016” 319

DAFTAR PUSTAKA

Afidah dan Khairunnisa. 2014. Matematika Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Byleen., Barnett dan Ziegler. 2000. Precalculus A Graphing Approach. USA: Mc

Graw-Hill Inc.

Edelen, Dominic G B. 1985. Applied Exterior Calculus. Canada: John Wiley and

Sons Inc.

Koshy, Thomas. 1986. College Algebra and Trigonometry with Applications.

USA: Mc Graw-Hill Inc.

LPPM Universitas Mercu Buana. 2014. Jurnal AgriSains Universitas Mercu

Buana Yogyakarta. Vol. 5 No. 2. hlm. 194.

McCoy, L.P., Baker, T.H., & Little, L.S. 1996. Using Multiple Representation to

Communicate: An Algebra Challenge. In P.C. Elliot & M.J. Kenney (Eds).

Communication in Mathematics, K-12 and Benyond (1996 Yearbook).

Virginia: NCTM.

Mulyasa. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nango, Falensius., Fransiskus Slamet Harjaya dan Reza A A Wattimena. 2014.

Mata Matika. Yogyakarta: PT Kanisius.

Prasetyaningrum , Ira.2012. Trigonometri. (online). (http://ira.lecturer.pens.ac.id/

matematika%201/trigonometri-1.pdf). Diakses pada tanggal 13 Agustus

2016, pukul 21:26.

Prihadi, Yudha. 2014. Jurnal Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan

Trigonometri untuk SMA Kelas X. hlm. 5.

Supriatin, Atin. 2007. Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal-Soal Limit Fungsi

Trigonometri pada Siswa Kelas II SMUN 4 Palangka Raya. Jurnal Studi

Agama dan Masyarakat. Vol 1. No.1. hlm.3.

Thomas, David A. 1992. Teenagers, Teachers, and Mathematics. Massachussets:

A division of Simon & Schuster Inc.

Witzke, Paul T dan Thomas J McHale. 1984. Applied Trigonometry. Canada:

Addison –Wesley Publishing Company Inc.