pkn globalisasi read

27
 1 Proses d an As pek Globalisas i * Issu globalisasi kian hari semakin menggem a ke seluruh pelosok dunia yan g pengar uhnya terhadap keadaan setiap negara dan bangsa tidak bisa dihindari, baik pengaruh  (dampak)'  yang positif maupun negatif. Di satu pihak, bagi negara-negara maju penuh dengan rasa optimis dan antusias, sedangkan di lain pihak bagi negara-negara berkembang  (lebih-lebih bagi negara yang beru merdeka terbelakang)  penuh dengan rasa pesimis dan bimbang dengan berbagai pertanyaan, apakah siap dan mampu menerima atau mengimbangi keadaan seperti itu. a. Pengertian Globalisasi Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan pola kehidupan manusia yang disertai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi  (iptek), tantangan yang dihadapi ju ga se makin kompetitif   (bersaing). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila timbul suatu paradigma (pemikiran baru) bagi semua pihak untuk mencari peluang dalam mengembangkan berbagai potensi sampai ke pelosok dunia. Pengembangan berbagai potensi lintas bangsa yang didukung oleh Cepatnya kemajuan iptek di bidang informasi, dan komunikasi serta tranportasi, dunia semakin Cepat terbuka bagi siapa saja yang mau dan mampu bersaing. Dari pemahaman tersebut lahirlah suatu proses yang dikenal dengan sebutan  "globalisasi" yang berasal dari kata "global"  secara umum dan menyeluruh meliputi seluruh dunia, yaitu suatu proses terciptanya situasi dan kondisi dunia yang terbuka bagi semua bangsa untuk melakukan aktivitas di negara mana saja. Untuk lebih je la s memaha mi istilah globalisasi, kita sima k beberapa definisi berikut ini: 7) Kamus Besar Bahasa Indonesia-Edisi Ketiga,  menyatakan bahwa globalisasi ialah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. 2) Try Sulrisno,  berpendapat bahwa globalisasi dapat'didefinisikan sebagai suatu rangkaian proses penyatuan dunia di bawah suatu atap tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi sebuah negara, melalui proses ini dunia akhirnya tidak lagi memiliki batas. 3) AG. Mc. Grew, berpendapat bahwa globalisasi adalah suatu proses dimana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi

Upload: muhammad-mufid

Post on 21-Jul-2015

857 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Proses dan Aspek Globalisasi

* Issu globalisasi kian hari semakin menggema ke seluruh pelosok dunia yang pengaruhnya terhadap keadaan setiap negara dan bangsa tidak bisa dihindari, baik pengaruh (dampak)' yang positif maupun negatif. Di satu pihak, bagi negara-negara maju penuh dengan rasa optimis dan antusias, sedangkan di lain pihak bagi negara-negara berkembang (lebih-lebih bagi negara yang beru merdeka terbelakang) penuh dengan rasa pesimis dan bimbang dengan berbagai pertanyaan, apakah siap dan mampu menerima atau mengimbangi keadaan seperti itu.a. Pengertian Globalisasi

Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan pola kehidupan manusia yang disertai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), tantangan yang dihadapi juga semakin kompetitif (bersaing). Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila timbul suatu paradigma (pemikiran baru) bagi semua pihak untuk mencari peluang dalam mengembangkan berbagai potensi sampai ke pelosok dunia. Pengembangan berbagai potensi lintas bangsa yang didukung oleh Cepatnya kemajuan iptek di bidang informasi, dan komunikasi serta tranportasi, dunia semakin Cepat terbuka bagi siapa saja yang mau dan mampu bersaing. Dari pemahaman tersebut lahirlah suatu proses yang dikenal dengan sebutan "globalisasi" yang berasal dari kata "global" secara umum dan menyeluruh meliputi seluruh dunia, yaitu suatu proses terciptanya situasi dan kondisi dunia yang terbuka bagi semua bangsa untuk melakukan aktivitas di negara mana saja. Untuk lebih jelas memahami istilah globalisasi, kita simak beberapa definisi berikut ini: 7) Kamus Besar Bahasa Indonesia-Edisi Ketiga, menyatakan bahwa globalisasi ialah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.

2) Try Sulrisno, berpendapat bahwa globalisasi dapat'didefinisikan sebagai suatu rangkaian proses penyatuan dunia di bawah suatu atap tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi sebuah negara, melalui proses ini dunia akhirnya tidak lagi memiliki batas. 3) AG. Mc. Grew, berpendapat bahwa globalisasi adalah suatu proses dimana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi

penting bagi berbagai individu dan masyarakat dari belahan dunia yang lain. 4) Akbar S. Ahmed dan Hastings Donnan, berpendapat bahwa globalisasi pada prinsipnya mengacu pada perkembangan yang cepat di bidang teknologi, komunikasi, transformasi, dan informasi yang dapat membawa bagian-bagian dunia yang jauh menjadi hal-hal yang dapat dijangkau dengan mudah.

Dengan menganalisis beberapa pendapat tersebut jelaslah bahwa globalisasi itu dapat diartikan sebagai suatu fenomena dunia baru yang menjadikan negara-negara (bangsa-bangsa) semakin lebih dekat dan dunia semakin kecil. Di lain pihak, melalui globalisasi pula suatu proses kehidupan manusia semakin jauh dan luas yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti aspek politik, sosial, ekonomi, dan berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya.b. Proses Globalisasi

Menurut para ahli sejarah bahwa sesunguhnya proses globalisasi itu mulai ada sejak negara-negara (bangsa-bangsa) menjalin hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, yaitu sejak berlakunya dus Intergentium (intergental) sekitar tahun 242 SM yaitu suatu ketentuan di Romawi Kuno yang memberlakukan hubungan dengan bangsa (gentium) lain di luar bangsa Romawi. Dalam perkembangannya, jus intergentium tersebut melibatkan banyak negara (bangsa) sehingga semakin lama sampailah ke masa sekarang melalui proses globalisasi. Menurut Try Sutrisno bahwa globalisasi telah bergulir dan terus berproses, yaitu proses menyatunya dunia ke arah yang satu, sebenarnya sudah berlangsung selama berabad-abad secara alami. Namun terminologi (istilah) globalisasi yang mulai bergulir sekitar tahun 1980-an terkesan bermuatan globalisasi yang cenderung terlampau berkiblat ke barat, dan sesungguhnya sengaja diciptakan oleh kekuatan-kekuatan besar dunia (the major powersj. Perguliran isu globalisasi tersebut, di satu sisi digunakan oleh "the major power" untuk mempertahankan dominasi (kekuasaan) dan hegemoninya (pengaruhnya) dalam percaturan politik dan ekonomi global. Sedangkan di sisi lain, diarahkan agar gerak laju negara-negara berkembang (terutama bidang ekonomi) dapat dikendalikan secara terukur sesuai dengan tingkat kepentingan mereka. Ada suatu wancana yang dihasilkan oleh suatu badan nasional bidang study sosial yaitu "National Council for The Social Studies" mengenai beberapa gejala atau fenomena dalam proses globalisasi, yaitu: 1) Adanya evolusi (perubahan berangsur) sistem komunikasi dan transportasi global. 2) Penggabungan perekonomian lokal, regional, dan nasional menjadi perekonomian global. 3) Meningkatnya intensitas interaksi antara masyarakat yang menciptakan budaya global sebagai panduan dari budaya lokal, regional, dan rasional yang beragam. 4) Munculnya sistem internasional yang mengikis batas tradisi politik internasional dan politik nasional. 5) Meningkatnya dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem bumi. 6) Meningkatnya kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan kedudukan manusia di bumi sebagai anggota dari sesama manusia dan mahluk lainnya sebagai penduduk bumi dalam sistem global. Di abad sekarang ini, kehidupan antar bangsa semakin kuat diwarnai oleh suasana globalisasi yang dirasakan oleh negara-negara terbelakang atau sedang berkembang sehingga terasa sangat mencekam. Hal tersebut merupakan suatu dampak dari proses globalisasi yang disosialisasikan oleh negara-negara maju, sehingga bagi negara-negara berkembang harus menerimanya dengan suasana ketidakpastian. Proses globalisasi yang kian hari semakin terasa dampaknya itu terus

bergulir tanpa ada kesempatan untuk tawar-menawar lagi karena beberapa "faktor utama terjadinya proses globalisasi" yaitu: 1) Faktor kekuatan ekonomi negara-negara maju Menurut pendapat Wayne Ellwoodbahwa proses globalisasi ekonomi sudah mulai sejak lima abad yang lalu dengan dimulainya era kolonialisme Eropa. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada pertegahan abad ke 18 lahir revolusi industri di Inggris, sehingga barang-barang y a n g diproduksi disamping jumlahnya Cukup besar juga dalam relatif waktu yang Cepat. Oleh karena itu, sesuai dengan pendapat /Idam Smith mengenai perdagangan bebas, bahwa produsen-produsen Eropa mencari peluang pemasaran ke berbagai negara menuju globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi yang secara garis besar meliputi globalisasi industri dan perdangangan bebas, kemudian berkembang pula di belahan dunia yang lain seperti Amerika, Afrika, Asia, dan Australia. Namun dalam propaganda liberalisasi (globalisasi) ekonomi dijumpai suatu tantangan, yaitu dengan ditetapkannya ideologi komunis yang menentang praktek-praktek seperti itu. Menurut paham komunis bahwa liberalisasi ekonomi dapat menimbulkan kepincangan kesejahteraan ekonomi rakyat, karena di satu pihak dengan kemajuan industri dan perdagangan menjadi begitu cepat di Eropa Barat, di pihak lain dapat melemahkan kaum buruh dengan upah yang rendah, atau disebut juga "golongan borjuis (kaya) mendominasi golongan proletar (miskin) ". Dalam perkembangannya, negara-negara maju terus berupaya untuk menguasai prinsip leberalisasi ekonomi dan perdangangan bebas dengan melalui berbagai upaya. Dalam rangka mempersiapkan supaya proses liberalisasi atau globalisasi itu tidak terlalu terasa berat terutama bagi negara-negara berkembang, maka dibentuk kesepakatan-kesepakatan dan organisasiorganisasi internasional, antara lain: a) GATT (General Agreement on Tarif and Trade), yaitu suatu kesepakatan umum tentang tarif dan perdangangan yang ditandatangani oleh 23 negara pada bulan Januari 1948 dan sampai sekarang sudah lebih dari 117 negara anggota. Ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan oleh anggota negara GATT, yaitu: (1) Prinsip resiprasitas (timbal balik), (2) Prinsip non diskriminasi (tidak membeda-bedakan), dan (3) Prinsip transparansi (keterbukaan). b) APEC (Asia Pacific Economic Coorporation), yaitu suatu kerjasama ekonomi antara negaranegara di kawasan Asia-Pasifik yang didirikan pada bulan November 1989 oleh 12 negara. dan sampai sekarang mencapai 21 negara anggota. Dengan dikeluarkannya "Deklarasi Bogor" pada bulan November 1994 menghasilkan 13 pernyataan bersama, diantaranya bahwa APEC: (1) Akan mempromosikan kerja sama ekonomi berdasarkan kemitraan y a n g sederajat, tanggung jawab bersama, saling menghormati kepentingan bersama dan keuntungan bersama. (2) Akan mempercepat usaha untuk menghilangkan proteksi. (3) Menyerukan seluruh anggota WTO yang non APEC untuk bekerja sama d e n g a n APEC menuju liberalisasi perdagangan multirateral y a n g lebih jauh. (4) Sepakat mengadopsi tujuan jangka panjang dan perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di Asia Pasifik. (5) Target wilayah yang ekonominya sudah mencapai tingkat industrislisasi, sasaran perdagangan dan investasi yang bebas d a n terbuka akan tercapai paling lama tahun 2010.

Sedangkan wilayah yang tingkat ekonominya sedang berkembang , sasaran perdangangan dan investasi yang bebas dan terbuka akan tercapai paling lama tahun 2020. (6) Mengharapkan para pemimpin negara anggota APEC membahas proposal pengaturan APEC tentang prinsip pabean, standar investasi, dan hambatan administratif untuk mengakses pasar. (7) Sepakat mencari jasa penegah perselisihan yang bersifat konsultatif untuk menambah mekanisme penyelesaian perselisihan dalam WTO, dan lain-lain. c) WTO (Word Trade Organization), yaitu suatu organisasi di bidang perdangangan dunia yang didirikan pada bulan Januari 1995. Organisasi ini antara lain berfungsi: (1) Memperlancar pelaksanaan administrasi dan operasional demi mewujudkan sasaran dari organisasi tersebut. (2) Menyediakan forum perundingan multirateral anggotanya. (3) Mengatur kesepakatan mengenai tata tertib, aturan dan prosedur penyelesaian sengketa. (4) Mengatur mekanisme pemantauan kebijaksanaan perdagangan serta bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia serta badan afiliasinya dalam rangka kebijaksanaan ekonomi global. Dengan melalui berbagai organisasi dan kerja sama internasional (multirateral maupun regional) di bidang ekonomi dan perdagangan seperti contoh di atas negara-negara anggota melalui pengalamnya diharapkan akan siap menghadapi era globalisasi, sehingga pada saatnya nanti akan menyatu (intergritas) dalam satu kondisi globalisasi yang seimbang dan bermanfaat. 2) Faktor pesatnya perkembangan berbagai macam teknologi Di abad yang serba modern seperti sekarang ini, kemajuan di berbagai bidang terasa terus meningkat baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Kemajuan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi iiptekj terutama di negaranegara yang sudah maju. Dengan mantapnya ilmu pengetahuan yang dikuasai, dan teknologi yang diciptakan oleh manusia juga semakin canggih mulai dari teknologi rumah tangga dan berniaga bahkan sampai teknologi peralatan untuk keperluan bernegara. Berbagai macam/jenis produk teknologi Canggih seperti teknologi elektronika, teknologi informatika, dan teknologi lainnya itu semua Cepat menyebar luas ke seluruh dunia melalui teknologi (sistem) marketing dan managemen yang Canggih dengan melalui berbagai jenis teknologi yang menembus pasaran dunia secara drastis dan meluas, bangsa dan negara menjadi sangat memerlukan alat-alat teknologi informasi, komunikasi dan transportasi serta berbagai macam teknologi industri yang memadai. Oleh'karena itu, kemajuan satu jenis teknologi saling mempengaruhi terhadap kemajuan jenis teknologi yang lainnya. Dan manakala proses itu saling mempengaruhi antara produsen dan kosumen berbagai macam produk teknologi, maka proses globalisasi semakin nampak terasa secara riil. Dewasa ini, sikap dan perilaku gaya hidup global telah merambah hingga jauh hampir ke seluruh pelosok dunia disebabkan oleh adanya faktor kemudahan arus informasi, dan teknologi Canggih. Bahkan bisa dikatakan bahwa kini sudah tidak ada lagi bangsa (negara) yang tak tersentuh oleh kemajuan teknologi komunikasi, informasi maupun transportasi. Akibatnya, terjadi suatu pergeseran beberapa nilai tradisional ke nilai-nilai modern-global walaupun pada awalnya dirasakan cukup berat. Oleh karena itu, berbagai komponen bangsa dituntut untuk dapat menyeleksi dan meningkatkan kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan mendayagunakan berbagai

macam informasi, komunikasi, transportasi, dan teknologi lainnya sehingga mewujudkan suatu produk barang maupun jasa yang bermanfaat bagi berbagai kehidupan, misalnya: a) Melalui teknologi komunikasi, pengusaha mengadakan pembicaraan maupun transaksi bisnis cukup hanya dengan memijit nomor telepon dari jauh. b) Melalui teknologi informasi, pengusaha secara cepat dan akurat memperoleh berita tentang peluang untuk mengadakan investasi cukup hanya dengan memijit tombol internet dari jauh. c) Melalui teknologi tranportasi, para eksportir secara cepat dapat mengirim barang-barang pesanan para importir baik melalui transportasi darat, laut, maupun udara. Disamping itu, masih banyak lagi produk-produk hasil pengembangan iptek yang menjadi faktor pendorong cepatnya laju proses globalisasi sehingga multi guna dan daya guna teknologi canggih menyebar ke berbagai bangsa dan negara. Selain adanya tuntutan bangsa untuk meningkatkan berbagai kemampuan, "sikap mental" bangsa harus disiapkan secara tangguh agar mampu menghadapi kehadiran berbagai teknologi bangsa-bangsa lain. Kesiapan mental bangsa dalam hal ini, berupa : a) b) c) d) peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi canggih, pengalaman melalui keterampilan, dan perluasan wawasan melalui pergaulan.

Dengan demikian, suatu bangsa dan negara tidak menjadi pesimis (kecil hati) dan mampu bersaing dalam menghadapi bangsa lain yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia untuk melakukan aktivitasnya dengan menggunakan alat-alat teknologi canggih dan sekaligus investasi di bidang teknologi. 3) Faktor Perubahan Politik Dunia Aktivitas dan kejadian-kejadian politik suatu negara terutama negara-negara besar atau negara maju dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan politik dunia. Menurut pendapat Antony Giddens, ada sejumlah pengaruh politik yang menjadi kekuatan penggerak di balik meningkatnya globalisasi, diantaranya: Pertama, dan yang paling menentukan, yaitu runtuhnya komunisme ala Soviet melalui serangkaian revolusi dramatis di Eropa Timur pada tahun 1989, yang berpuncak pada bubarnya Uni Soviet itu sendiri pada tahun 1991. Sejak jatuhnya komunisme, negara-negara di bekas blok Soviet, diantaranya Rusia, Ukrania. Polandia, Hungaria, Republik Cekd, negara-negara Baltik. negara-negara Kaukakus dan Asia Tengah, dan banyak lagi yang bergerak ke arah sistem ekonomi dan politik ala Barat. Pada saat yang sama negara komunis Cina mulai terbuka terhadap bisnis kapitalis. Negara-negara itu tidak lagi terisolasi dari masyarakat global (sebagaimana terjadi ketika mereka masih bergabung dalam Uni Soviet), tetapi menjadi menyatu (terintegrasi) di dalamnya. Runtuhnya komunisme memperkuat proses globalisasi, dan juga harus dilihat sebagai akibat dari proses globalisasi itu sendiri. Perekonomian komunis yang dirancang secara terpusat dan kontrol penguasa komunis yang sangat ketat terhadap aspek kehidupan warga negara tidak sanggup bertahan di era baru yang ditandai oleh perekonomian global yang terintegrasi. Kedua, munculnya mekanisme pemerintahan internasional dan regional, PBB dan Uni Eropa adalah dua contoh yang paling penting dari organisasi internasional yang menyatukan berbagai negara-bangsa (nation-state) ke dalam satu forum politik bersama. Kalau PBB merupakan .suatu asosiasi negara dan bangsa dimana masing-masing anggotanya tetap memiliki kedaulatan penuh, Uni Eropa merupakan bentuk pemerintahan transnasional, di dalamnya masing-masing negara anggota melepaskan kedaulatannya dalam tingkat tertentu. Pemerintah masing-masing negara

Eropa diikat oleh petunjuk, peraturan, dan hakim pengadilan dari badan-badan bersama Uni pa, tetapi juga memperoleh keuntungan ekonomi, sosial, dan politik dari partisipasi mereka im Uni Eropa itu. iga, munculnya berbagai organisasi antar pemerintahan (Intergovermental Organizationsh) dan organisasi non pemerintahan internasional (International Non-Govermental anization-INGOs). Organisasi antar pemerintahan adalah sebuah badan yang dibangun oleh terintah-pemerintah yang menjadi anggotanya dan bertanggung jawab untuk mengatur atau igawasi kegiatan tertentu yang lingkupnya internasional. Badan antar pemerintah yang ama kali dibentuk adalah "International Telegraph Union " (Serikat Telegraph International) g dibentuk pada tahun 1865. Sejak saat itu, banyak badan serupa yang dibentuk untuk igatur isu-isu yang berkisar dari penerbangan sipil, penyiaran, sampai pembuangan sampah lahaya. Pada tahun 1909, ada 37 INGOs, yang mengatur hubungan transnasional dan pada m 1996 sudah ada 260 INGOs. Berbeda dari organisasi antar pemerintahan, INGOs tidak bergabung (berafiliasi) dengan lerintah. Meski demikian, INGOs tetap bisa bekerja secara berdampingan dengan badanm pemerintah dalam membuat keputusan, kebijakan atau membahas isu-isu internasional bil tetap menjaga independensinya, seperti Palang Merah dan Amnesti International. Dari pendapat Anthony Giddens tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya ibahan-perubahan sistem pemerintahan yang berpola kepada negara tertentu, adanya asama antar pemerintah lintas negara (bangsa), dan menyemaraknya organisasi-organisasi masional (multilateral maupun regional) dunia semakin terbuka lebar secara global untuk ikukan berbagai kebijakan politik yang diterapkan di berbagai negara.

Dampak Positif dan Negatif dari GlobalisasiSebagaimana telah kita ketahui bahwa arus globalisasi yang prosesnya terus berlanjut dan merambah ke seluruh pelosok dunia (termasuk ke Indonesia) tidak mungkin untuk dihindari lagi. m keadaan yang demikian itu bangsa dan negara Indonesia harus menerimanya dengan la kesiapan serta harus menghormati berbagai dampak positif dan menghindari berbagai Dak negatif agar bisa memilih dan melakukannya.Dampak Positif dan Negatif Bidang Politik dari Globalisasi

Kini telah tiba saatnya, suka maupun tidak suka dan cepat maupun lambat bahwa bangsa dan ra Indonesia harus hidup berada diantara pusaran arus globalisasi. Secara sepintas, arus alisasi yang terasa semakin hari semakin deras cukup mengkhawatirkan bagi kelangsungan p berbangsa dan bernegara Indonesia. lawatiran tersebut disebabkan karena belum siap menghadapinya dan takut terkena

dampak negatifnya. Namun demikian, perlu disadari pula bahwa di balik kekhawatiran tersebut terdapat berbagai harapan karena terkandung dampak positif yang perlu dipetik dan dimanfaatkan sehingga akhirnya secara Cepat ataupun lambat akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dengan demikian, kita sebagai bangsa dan negara yang berkeinginan maju di masa mendatang jangan terlalu Cemas dan pesimis dalam menghadapi gelombang globalisasi, pandaipandailah memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negatif dari globalisasi baik di bidang politik maupun di bidang-bidang lainnya. Politik merupakan salah satu bidang yang tidak bisa dilepaskan dari satu kesatuan proses globalisasi yang secara positif memberikan suatu dinamika baru bagi perkembangan politik suatu bangsa dan negara termasuk Indonesia. Seperti telah kita ketahui bahwa propaganda politik bukanlah suatu proses yang melalui politik secara langsung, melainkan dapat melalui pengaruhpengaruh informasi yang diserap dari berbagai media massa yang berasal dari budaya politik bangsa dan negara asing. Globalisasi politik yang dapat memberikan "akses" (jalan masuk) terhadap situasi dan kondisi politik secara positif maupun negatif, dalam hal ini diartikan sebagai suatu keterlibatan rakyat dalam kegiatan kenegaraan atau pemerintahan yang dipengaruhi oleh proses globalisasi. Keterlibatan rakyat dimaksud lazimnya berupa kegiatan/pelaksanaan pemilihan umum (pemilu), penyampaian pendapat seperti melakukan demonstrasi atau unjuk rasa, mengkritik pemerintah, dan sebagainya. 1) Dampak positif bidang politik Suatu kenyataan yang harus diakui kebenaranya bahwa politik (demokrasi) yang berlaku di negara-negara maju sebagai aktor globalisasi jauh lebih mapan jika dibandingkan dengan negaranegara berkembang. Mereka mampu menerapkan sistem demokrasi liberal yang memberikan kebebasan secara lebih terbuka bagi warga negaranya untuk menggunakan hak-hak asasi politiknya. Dengan melalui liberalisasi politik tersebut dapat mempengaruhi para politisi yang memegang kekuasaan negara, sehingga menjadi berhati-hati dalam membuat dan melaksanakan berbagai kebijakan. Sistem dan aktivitas liberalisasi politik tersebut menyebar luas ke berbagai negara (bangsa) termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia melalui aneka ragam media massa (baik media cetak maupun elektronik) para pembaca media cetak dan pamiarsa media elektronik kemudian mencermati dan menerapkannya dalam kehidupan- politik di negara masing-masing. Dari sinilah dirasakan adanya dampak positif yang dengan semangat demokrasi rakyat mencobanya atau mencontohnya seperti "dampak positif bidang politik dari globalisasi, antara lain: a) b) c) d) e) rakyat menjadi tidak takut menyampaikan pendapat, rakyat lebih berani menegakkan kebenaran dan keadilan, rakyat merasa dilindungi hak-hak asasi politiknya, negara (pemerintah) lebih memperhatikan rakyatnya, dan negara (pemerintah) 4ebih berhati-hati dalam membuat kebijakan. bidang politik

2) Dampak negatif

Perlu diperhatikan pula bahwa globalisasi itu tidak selalu menjanjikan berbagai dampak positif saja, tidak sedikit suatu dampak negatif yang perlu diwaspadai akibat dari proses globalisasi. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua yang baik/benar bagi bangsa dan negara asing itu cocok untuk diterapkan di negara para pembaca media cetak dan pamiarsa media elektronik. Kita tahu bahwa di negara-negara yang menerapkan sistem politiknya berdasarkan kebebasan yang lebih terbuka (liberal) itu semua pihak sudah siap, mapan atau stabil, baik pihak

regara (pemerintah) maupun pihak rakyatnya. Bagi negara-negara berkembang, kehidupan berpolitik bangsa maupun negara masih diwarnai oleh kuatnya posisi dan kekuasaan para petinggi negara (pemerintah), dan di pihak lain rakyatnya banyak dilibatkan oleh ketatnya peraturan hak-hak asasi mengenai politik mereka. Disamping itu, terdapat faktor lain yang menjadi tidak tepatnya penerapan sistem liberalisasi aolitik di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, antara lain faktor: a) pendidikan, sosialisasi dan budaya politik yang belum merata, b) kematangan dan kesadaran berpolitik yang masih tergolong rendah, :) keteguhan masyarakat dalam mempertahankan tradisi lama sehingga menolak modernisasi, d) ketidaksiapan negara (pemerintah) untuk memenuhi tuntutan rakyatnya, dan 1) kecenderungan penguasa negara-pemerintah untuk tetap mempertahankan kekuasaanya. Berdasarkan beberapa faktor tersebut jelaslah bahwa mengkondisikan liberalisasi politik di negara-negara berkembang dapat melahirkan dampak negatif. Sebagai Contoh "dampak negatif dimaksud antara lain : a) b) :) d) 2) demokratisasi yang tidak terkontrol baik, keberanian penyampaian pendapat yang lebih bersifat emosional. banyaknya masalah politik y a n g sulit diselesaikan, melahirkan banyak konflik dan kekacauan, dan menimbulkan tindakan anarkis (antipemerintahan dengan cara kekerasan).

Oleh karena itu, khususnya bagi bangsa dan negara Indonesia yang sedang dalam proses demokratisasi harus mempertimbangkan secara cermat dalam menghadapi globalisasi (liberalisasi) politik. Bangsa dan negara Indonesia harus tetap konsukuen dan konsisten terhadap pengamalan Pancasila dan UUD 1945 dalam hal ini yang berkaitan dengan kehidupan berpolitik, yaitu demokrasi Pancasila yang selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,b. Dampak Positif dan Negatif Bidang Ekonomi dari Globalisasi

Bidang ekonomi adalah merupakan sasaran utama dalam kegiatan globalisasi melalui proses liberalisasi ekonomi dan perdangangan (pasar) bebas dengan jalur-jalur investasi mancanegara dan peningkatan kegiatan ekspor-impor dengan didukung oleh kecanggihan teknologi informasi, komunikasi, dan tranportasi sehingga proses globalisasi ekonomi semakin cepat mencapai sasaran. Proses globalisasi ekonomi dimaksud meliputi semua sektor seperti sektor industri, pertanian, pertambangan, keuangan, dan sektor lainnya sehingga setiap bangsa dan negara merasa seakan-akan globalisasi itu didominasi oleh bidang ekonomi. Dengan demikian, persiapan dan kesiapan bangsa dan negara di dunia sekarang lebih banyak memfokuskan diri dalam berbagai kegiatan ekonomi era globalisasi. Dalam situasi dan kondisi sikon) semacam ini, bangsa dan negara yang bijak dalam menyikapi proses globalisasi ekonomi akan selalu cermat dalam menganalisis dampak positif dan negatif sehingga dapat mengambil langkah nyata yang tepat bagi bangsa dan negaranya.{

/)

Dampak positif bidang ekonomi

Globalisasi ekonomi yang kian hari semakin terasa berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian nasional masing-masing negara, menjanjikan berbagai harapan yang cukup menggiurkan untuk kemajuan bidang ekonomi dimasa depan. Dengan melalui banyaknya investor asing yang menanamkan modalnya di berbagai negara akan melahirkan berbagai macam produktivitas yang mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, disamping itu dapat meningkatkan kegiatan ekspor-impor serta mempertinggi pendapatan negara melalui beacukai dan pajak.

Dengan globalisasi ekonomi akan melahirkan "wulti ployer", yaitu disamping dapat memenuhi kebutuhan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) juga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat pekerja. Jika penghasilan mereka meningkat disamping mengurangi jumlah (angka) pengangguran juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, dan lebih jauh dari itu warga masyarakat yang tidak bekerja di perusahaan-perusahaan akan bergairah untuk berwiraswasta/dagang yang mampu melayani kebutuhan perusahaan maupun kebutuhan para pekerja di perusahaan, baik kebutuhan sandang, pangan maupun papan (rumah). Proses globalisasi yang mampu menciptakan suasana perekonomian seperti itu, jelas merupakan aspek positif yang selalu diharapkan oleh setiap bangsa dan negara. Adapun "dampak positif" akibat proses globalisasi ekonomi tersebut, antara lain : a) b) c) d) e) 2) semakin berkurangnya angka penganguran, peluang untuk membuka lapangan kerja semakin luas, meningkatkan kesejahteraaan ekonomi rakyat, meningkatkan pendapatan negara untuk mengisi kas negara, dan meningkatnya pendapatan daerah untuk mengisi kas daerah. Dampak negatif bidang ekonomi

Globalisasi ekonomi yang secara idealis banyak menawarkan angin surga seperti diuraikan tersebut di atas. rupanya perlu diprediksikan (diperkirakan) secara seksama atas kemungkinankemungkinan terjadinya suatu dampak lain yang negatif. Artinya, bahwa negara-negara berkembang khususnya, jangan sampai terlalu terpesona dengan berbagai aspek-aspek positif akibat proses globalisasi ekonomi. Satu hal yang perlu diingat bahwa lazimnya setiap kebijakan baru disamping terdapat banyak kebaikan-kebaikan juga tidak terlepas dari adanya keburukankeburukan, terutama bagi bangsa dan negara yang belum siap untuk terlibat dalam proses globalisasi. Suatu hal lainnya yang perlu dipertimbangkan oleh bangsa dan negara-negara berkembang adalah "prinsip efesiensi" dalam ilmu ekonomi yaitu dengan biaya yang minimal dapat meraih hasil (keuntungan) yang maksimal Demikian juga para investor (asing maupun domestik), dalam upaya globalisasi ekonomi mereka berpegang teguh kepada prinsip tersebut yang kemungkinan besar sedapat mungkin melakukan suatu "ekploitasi" (pendayagunaan) yang berlebihan terhadap SDA (Sumber Daya Alam).maupun SDM (Sumber Daya Manusia) hanya untuk kepentingan mereka saja. Dalam keadaan demikian, para investor tersebut harus diwaspadai jangan sampai menggunakan kekayaan alam sebagai bahan baku produk secara maksimal sehingga terkuras hanya untuk keuntungan mereka saja, sedangkan bangsa dan negara tempat mereka berinvestasi benar-benar tidak diuntungkan. Demikian juga perlu kewaspadaan, jangan sampai para pekerja domestik (pribumi) hanya diperas tenaga dan pikirannya saja tanpa memperoleh penghasilan (saJ0 Y g memadai atau seimbang.a n

Dari uraian singkat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam poses globalisasi ekonomi itu, disamping terdapat berbagai dampak positif terdapat pula "dampak negatif", antara lain: a) b) c) d) e) terkurasnya sumber kekayaan alam, tercemarnya lingkungan oleh limbah industri, pemerasan terhadap tenaga kerja domestik, kesenjangan antara orang kaya dan yang miskin, dan mematikan kelompok usaha menengah dan kecil. Bagi bangsa dan negara Indonesia, kemungkinan-kemungkinan atas segala dampak negatif

seperti disebutkan di atas harus dapat diantisipasi sedini mungkin dengan melalui pemahaman dan penerapan ketentuan pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 (bacapasal tersebut).c. Dampak Positif dan Negatif Bidang Sosial-Budaya dari Globalisasi

Seperti telah kita ketahui bahwa dengan melalui globalisasi teknologi (informasi, komunikasi dan transportasi) sangat membantu Cepatnya globalisasi di bidang lainnya. Begitu pesatnya penyebaran berbagai macam teknologi tersebut ke pelosok dunia, ketika itu pula bangsa-bangsa di dunia sekarang ini mengetahui keanekaragaman kehidupan sosial dan budaya dari berbagai negara. Tidak sedikit orang yang mudah meniru atau terpengaruh oleh hal-hal baru yang menurutnya cukup memberikan kesenangan sehingga cepat disimpulkan bahwa hal-hal tersebut adalah baik atau benar. Pranata sosial, yaitu sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku yang sudah membudaya di masyarakat-bangsa dapat menjadi be ubah karena pengaruh dari arus globalisasi yang kuat. Perubahan tersebut dapat menjadi suatu aspek yang positif maupun yang negatif, walaupun ada sebagian masyarakat yang tetap mempertahankan pranata sosial yang sudah membudaya lama.r

1) Dampak positif bidang sosial budaya Globalisasi sosial budaya merupakan dampak (pengaruh) dari adanya proses globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), bukan semata-mata sebagai tujuan utama globalisasi. Namun demikian perlu disadari bahwa pengaruh globalisasi iptek sangat kuat dan mudah melekat pada kehidupan sosial budaya suatu bangsa karena secara mudah dan terus-menerus mereka menyaksikan dan membaca berbagai informasi dari produk iptek tersebut terutama melalui televisi, film.VCD, dan internet serta majalah dan koran. Kehidupan sosial budaya bangsa asing yang menjadi satu paket (kesatuan) globalisasi itu disajikan dalam berbagai media massa seperti tersebut di atas sangat beraneka ragam, mulai dari corak atau gaya kehidupan yang primitif sampai kehidupan sosial budaya yang modern. Terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial budaya asing yang modern, dapat memotivasi masyarakat-bangsa di negara-negara berkembang untuk membangkitkan semangat hidupnya agar lebih maju seperti yang dilakukan oleh bangsa yang asing yang modern. Sosial budaya (sosio kultural) bangsa asing itu bukan hanya dilihat dari segi sistem/pola kehidupan bermasyarakat (sosial) saja, melainkan- harus dicermati pula dari segi budaya mereka yang ternyata banyak mengalami kemajuan-kemajuan (modern). Mereka sudah banyak yang "berbudaya maju" (modern) dan membuka pikiran dan akal budi yang maju seperti budaya politik yang menghasilkan masyarakat politik, budaya belajar serius yang menghasilkan masyarakat pekerja, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa sosio kultural bangsa asing yang menjadi global tersebut, disamping terdapat berbagai dampak negatif terkandung pula beberapa "dampak positif antara lain: a) b) c) d) membangkitkan semangat untuk lebih maju lagi, menumbuhkan gairah untuk bersaing dengan bangsa lain di bidang budaya, menambah wawasan tentang kehidupan sosial budaya bangsa lain, dan menyadari adanya indentitas sosial budaya sendiri setelah membandingkanya dengan bangsa lain.

2) Dampak negatif bidang sosial budaya Dalam proses globalisasi, gebyarnya atau semaraknya informasi tentang kehidupan sosial budaya bangsa-bangsa sedunia lebih cepat jika dibandingkan dengan globalisasi bidang lainnya karena lebih banyak disaksikan oleh masyarakat luas melalui berbagai media massa. Bahkan

hanya melalui media massa saja, secara langsung bangsa asing yang berada di suatu bangsanegara tertentu dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosial budaya bangsa pribumi, baik sebagai turis asing maupun sebagai penduduk atau menjadi warga negara tersebut. Jika hal tersebut benar-benar terbukti, maka akan terasa sulit untuk menghalanginya atau menolaknya dan tidak bisa ditawar lagi. Dalam situasi dan kondisi (sikon) semacam itu tinggal tergantung kepada warga masyarakat-bangsa pribumi dalam menyikapinya, apakah selektif atau tidak dalam menerima pengaruh-pengaruh yang berasal dari kehidupan sosial budaya asing. Perlu diingat kembali bahwa disamping kehidupan kultur sosial bangsa asing itu banyak yang cocok (baik) sama dengan nilai-nilai sosial budaya sendiri, tidak sedikit pula aspek negatif yang bertentangan dengan kepribadian bangsa, oleh karena itu hindarilah dampak tersebut. Adapun dampak negatif bidang sosia! budaya akibat adanya globalisasi, antara lain: a) meniru kehidupan sosial budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsanya sendiri, b) memaksakan kehendak untuk meniru kehidupan social budaya asing' yang tidak sesuai dengan kemampuan, c) merusak pranata sosial yang sudah membudaya sebagai jati diri (ciri khas) bangsanya sendiri. dan d) menciptakan kecenderungan masyarakat untuk meninggalkan nilai dan norma kehidupan sosial budaya bangsanya sendiri. Bagi bangsa Indonesia beberapa dampak negatif tersebut (dari globalisasi sosial budaya/ walaupun agak sulit untuk mencegahnya harus tetap diupayakan agar difilter oleh nilai-nilai luhur Pancasila, ketentuan-ketentuan konstitusional (UUD 1945) dan peraturan perundang-undangan yang lainnya, serta kesadaran yang tinggi dari bangsa Indonesia.d. Dampak Pc ~itif dan Negatif Bidang Hankam dari Globalisasi

Bidang hankam (Pertahanan dan Keamanan) merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menghadapi proses globalisasi, karena tanpa hankam yang kondusif tujuan globalisasi di berbagai bidang tidak mungkin dapat tercapai. Oleh karena itu jangan sampai terlalu asik (sibuk) mempersiapkan dan beraktivitas dalam proses globalisasi 'di bidang-bidanj tertentu seperti bidang ekonomi dan teknologi, sedangkan dampak yang berpengaruh terhadap hankam diabaikan. Situasi dan kondisi (sikon) hankam yang kondusif juga harus diciptakan atau diwujudkan dalam rangka menyambut kehadiran prcces globalisasi agar aspek-aspek positif yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dengan suasana hankam yang kondusif, bangsa asing yang mau melakukan aktivitas globalisasi di suatu bangsa-negara lain akan lebih tertarik dan merasa nyaman sehingga dampak positif yang diharapkan oleh bangsa-negara tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Dampak positifbidang nankam Seperti telah kita ketahui bahwa proses globalisasi bidang apa saja seperti bidang iptek dan ekonomi, kesemuanya itu dapat memberikan dampak yang positif (disamping yang negatif) bagi bangsa negara lain yang menyangkut hankam. Banyak produk (hasil) iptek yang memberikan kontribusi terhadap kemajuan untuk meningkatkan kualitas bidang hankam seperti produk senjata perang yang canggih untuk keperluan pertahanan, produk untuk keperluan intelejen atau untuk melacak buronan polisi, dan sebagainya. Globalisasi bidang-bidang lainnya dapat pula melahirkan dampak yang memiliki aspek positif bagi hankam suatu bangsa atau negara lain selama masyarakat-bangsa yang bersangkutan mampu menyeleksi secara cermat. Misalnya kecermatan dalam menyikapi globalisasi politik. 1)

suatu bangsa atau negara yang mau menerapkan sistem politik (demokrasi) liberal ala Eropa Barat harus menyeleksi secara Cermat yang sesuai dengan nilai-nilai dan keadaan serta k e m a m p u a n bangsa dan n e g a r a - n y a s e h i n g g a akan m e n c i p t a k a n h a n k a m yang kondusif. Kewaspadaan tersebut bukan berarti bersiapsiap untuk melakukan perlawanan atas kehadiran globalisasi (masuknya aktivitasbangsa asing) ke w i l a y a h G a m b a r 4.1. Contoh globalisasi bidang

bangsa atau negara yang bersangkutan. Kewaspadaan dalam hal ini harus diartikan sebagai suatu sikap bangsa atau negara secara berhati-hati (cermat) atas kehadiran globalisasi, jangan sampai terkena pengaruh negatif dan jangan pula lengah atas kemungkinan-kemungkinan pihak asing yang beritikad buruk melalui jalur hankam. Berdasarkan hal tersebut jelaslah bahwa proses globalisasi itu memiliki beberapa "dampak positif terhadap hankam suatu bangsa-negara, antara lain : a) b) c) d) 2) lebih meningkatkan kesiapan terciptanya hankam. kemudahan teknis untuk memperoleh peralatan hankam, meningkatkan wawasan/pengalaman dalam menegakan hankam, dan kemudahan mendapatkan bantuan dari bangsa asing jika terpaksa untuk itu. Dampak negatif bidang hankam

Hankam adalah merupakan salah satu bidang kehidupan berbangsa dan bernegara yang c u k u p sensitif (peka) atas p e r k e m b a n g a n atau kejadian-kejadian baru, terutama yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan politik negara. Bangsa atau negara lain yang memasuki bangsa atau negara tertentu dalam era globalisasi dapat saja mempengaruhi sikon suatu bangsa atau negara, dalam waktu lama maupun cepat serta secara langsung maupun tidak langsung pengaruh tersebut akan semakin terasa. Proses globalisasi yang dapat mempengaruhi hankam dimaksud, selain bermuatan dampak positif dapat pula dengan melalui bentuk-bentuk dampak negatif yang perlu diperhatikan secara khusus. Hal tersebut dapat dimengerti karena dampak negatif bidang hankam sangat berpengaruh pula terhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Suatu bangsa-negara yang hankamnya stabil dan kondusif sangat m e n d u k u n g bagi kesuksesan pelaksanaan pembangunan nasional dan bagi ketenangan bangsa dalam melakukan berbagai aktivitas. Sebaliknya jika hankamnya kacau maka segala program negara (pemerintah) akan mengalami kegagalan, dan warga masyarakat bangsa menjadi tidak dapat melaksanakan aktivitasnya secara maksimal. Oleh karena itu, disamping harus menegakkan dan mempertahankan hankam yang sedang berlangsung, juga harus waspada terhadap "dampak negatif dari globalisasi, antara lain: a) terjadinya intervensi (campur tangan) urusan dalam negeri dari pihak asing, b) tindakan provokasi (ad domba) yang dapat memecah belah bangsa dan negara kesatuan, c) dukungan terhadap daerah untuk melakukan sparatis (memisahkan diri) dari negara kesatuan, dan

d)

berbagai tindakan Criminal secara langsung maupun tidak langsung (mempengaruhi penduduk pribumi).

Atas dasar itulah bangsa dan negara kesatuan RI harus mampu menangkal berbagai dampal negatif bidang hankam akibat dari adanya proses globalisasi pada khususnya dan dari adany; berbagai masalah dalam negeri pada umumnya. Hal tersebut harus disadari oleh segenap warga bangsa Indonesia yang secara politis bahwa membela negara dan usaha mempertahankai pertahanan serta menciptakan kejmanan itu merupakan suatu kewajiban sebagaimana ditentukai dan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya,e. Dampak Positif dan Negatif Bidang Iptek dari Globalisasi

Perkembangan bidang iptek yang sangat pesat dan cepat merambah ke seluruh pelosol negara-negara berkembang maupun negara-negara maju itu merupakan suatu bukti nyata bahw; globalisasi benar-benar sedang berproses. Berbagai macam produk hasil kemajuan iptek itulal yang sebenarnya sangat menentukan realita dari adanya proses globalisasi seperti produk berup; peralatan media cetak dan media elektronik, komputer, internet, dan sebagainya. Tanpa berbaga produk tersebut, proses globalisasi akan terhambat dan bahkan tidak mungkin dapat tercapa sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, proses globalisasi bidang apapun tidak bisa terlepas dari kemajuan duni; iptek, semakin maju bidang iptek semakin cepat pula proses globalisasi. Demikian jugl sebaliknya, kemajuan bidang iptek (produk teknologi) apapun tidak akan sukses pemasaranm, secara global tanpa adanya proses yang baik. Globalisasi bidang iptek berpotensi besar untul mempercepat proses globalisasi bidang-bidang lainnya seperti globalisasi bidang politik ekonomi, sosial budaya, dan bidang lainnya. Namun demikian, perlu, dicermati bahwa dalam proses globalisasi bidang iptek tersebu disamping terkandung dampak-dampak positif, dapat pula terkandung dampak-dampak negati yang haru:: dipilih dan dipilah oleh bangsa-negara yang mengalami proses globalisasi tersebut. 1) Dampak positif bidang iptek Di jaman modern (era globalisasi) seperti sekarang ini secara umum tidak ada negara tarip menggunakan peralatan hasil (produk) dari kemajuan iptek, baik negara-negara maju maupui negara-negara berkembang dan baik negara-negara industri maupun negara-negara agrarr Kebutuhan akan berbagai produk teknologi modern (canggih) tersebut sermakin meningkat dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan hal itu berarti semakin meningkat pul permintaan, dan dengan semakin meningkatnya permintaan berarti pula produktivitas bidan; teknologi terus bertambah sehingga persaingan terjadi semakin ketat pula. Dalam kondisi seperti itu, investasi di bidang teknologi tersebar bukan hanya di negara- g negara maju saja melainkan dapat S terjadi pula di negara-negara ber- | kembang sekalipun. Dengan demi- |. kian globalisasi bidang ini menga- 2 lami proses yang cepat meluas ke % berbagai mancanegara termasuk ke | negara Indonesia melalui para ^ investor asing yang disertai dengan | tenaga ahlinya. Penduduk pribumi y dapat pula melakukan alih teknolo- Igi dari bangsa asing tersebutw

Gambar 4.2 Contoh dampak positif dari globalisasi bidang iptet

sehingga dengan melalui pengalamannya mampu memproduk alat alat teknologi sendiri dan berani bersaing dengan bangsa asing. Dengan berlangsungnya proses tersebut semakin banyak bangsa-negara yang bukan hanya memanfaatkan produk teknologi hasil impor dari bangsa asing, melainkan juga dari bangsa sendiri. Atas dasar hal tersebut banyak dijumpai "dampak positif dari globalisasi bidang teknologi, antara lain: a) b) c) d) 2) menambah pengetahuan (wawasan) tentang teknologi, mempercepat proses berbagai macam produksi, memperlancar proses pembagunan nasional, dan mengejar ketinggalan dari negara-negara maju Dampak negatif bidang iptek

Makin semarak a'au memasyarakatnya iptek di perkotaan maupun di pedesaan, semakin banyak pula konsumen produk iptek maupun produsen iptek. Tidak sedikit konsumen produk iptek yang salah atau tidak tepat menggunakannya sehingga merugikan mereka seperti menonton acara TV yang mengalahkan waktu belajar, demikian juga banyak produsen iptek yang memproduk teknologi tetapi dapat merugikan atau membahayakan bagi para konsumen produk iptek seperti membuat bom yang digunakan untuk melakukan teror. Oleh karena itu, di era globalisasi sekarang ini setiap konsumen iptek harus tahu cara penggunaan dan manfaatnya agar iptek tersebut berdaya guna dan berhasil guna serta menghindari bahaya dan dampak negatif dari iptek. Bukan hanya konsumen, produsen iptek juga harus memproduksi teknologi yang benar-benar bermanfaat dan diperlukan oleh para konsumen, jangan memproduksi teknologi yang dapat membahayakan orang lain. Ada beberapa "dampak negatif " dari penyalahgunaan atau ketidaktepatan pembuatan manpun penggunaan teknologi, antara lain: a) menguranggi penyerapan jumlah tenaga kerja (bertambah pengangguran), b) banyaknya polusi (pencemaran) terhadap lingkungan hidup, C) terjadinya pemborosan (pemaksaan) anggaran belanja. d) rentangnya berbagai kecelakaan atau musibah. Timbulnya dampak positif maupun dampak negatif sepera contoh di atas bukan hanya dari pengaruh teknologi tertentu saja melainkan dari berbagai macam teknologi seperti teknologi industri, teknologi komunikasi, teknologi transportasi, dan teknologi lainnya.

*t

Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara

Proses globalisasi yang berlangsung secara terang-menerus tanpa ada yang bisa menghalanghalanginya membuat bangsa dan negara semakin harus cepat tanggap, membuka wawasan, meningkatkan kualitas SDM, dan selektif terhadap pengaruh (dampak) yang positif dengan menghindari pengaruh (dampak) yang negatif, baik dalam kehidupan berbangsa maupun dalam kehidupan bernegara. Seperti kita ketahui bahwa kehidupan berbangsa berbeda (secara definitif) dengan kehidupan bernegara (walaupun terdapat hubungan dengan bangsa). Dalam pengertian ini, kehidupan berbangsa adalah suatu kehidupan (cara/keadaan/hal hidup) individu (warga) dalam satu kesatuan bangsa tertentu. Sedangkan kehidupan bernegara artinya suatu kehidupan lembagalembaga negara dan warga negara dalam satu kesatuan negara sebagai organisasi.a. Pengaruh Globalisasi Terhadap Ideologi

Sesuai dengan hetorogenitas (keanekaragaman) suku, agama, ras, adat, dan perbedaan lainnya, kehidupan bangsa Indonesia agak lamban (sulit) untuk beradaptasi dengan proses globalisasi. Apalagi jika ditambah dengan adanya faktor belum siapnya menerima proses globalisasi "karena mayoritas warga Indonesia": 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) tingkat pendidikannya rendah, pengusaaan ipteknya rendah, analisis informasinya kurang, kurang memperhatikan kemajuan negara lain, fanatik terhadap beberapa kebiasaan, tingkat kesejahteraanya rendah, dan bertempat tinggal di daerah-daerah terpencil.

Namun demikian, karena proses globalisasi itu akan terus bergulir yang tidak mungkin untuk menghindarinya, globalisasi dapat juga mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia. Dalam waktu dekat maupun lambat dan secara terasa aaupun tidak terasa serta secara langsung dan tidak langsung, kehidupan bangsa Indonesia dapat terkena pengaruh globalisasi sesuai dengan tingkat dan Cara menyikapinya. Jika disikapi secara Cepat dan menyeluruh maka pengaruh tersebut akan Cepat dirasakan, dan jika sebaliknya pengaruh globalisasi tersebut akan lambat pula. . . . Terlepas dari hal tersebut, yang jelas sesuai dengan pendapat Try Sutrisno bahwa globalisasi dimaknai sebagai suatu proses kehidupan yang maha luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi, teknologi, bahasa, budaya, ideologi, serta segenap aspek kehidupan masyarakat lainnya. Bahkan hal yang baru bahwa bangsa dan negara Indonesia sudah memiliki suatu "ideologi" yaitu suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang1?7

memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup bangsa. Ideologi bangsa tersebut dikristalisasikan (dipadatkan/ diintisarikan) dalam lima dasar negara kesatuan Republik Indonesia yaitu "Pancasila," karenanya Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa Indonesia. Sejak dahulu sampai sekarang, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak luput dari tantangan bahkan berupa ancaman untuk diganti menjadi ideologi yang bernuansa komunis yang diperjuangkan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang sempat menjadi partai peserta pemilu tahun 1955. Kemudian, tantangan terhadap pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila ketika rezim Soeharto (mantan presiden RI. Ke 2) masa orde baru dengan terlanjur menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan status quo kekuasaanya, dan banyak tantangan lainnya dari segi pengamalan yang tidak konsekuen. Bukan itu saja, kini Pancasila dihadapkan kepada suatu tantangan yang Cukup berat dalam suasana proses globalisasi (termasuk dalam proses reformasi dan demokratisasi). Namun demikian. Prof. Dr. Azyumardi Azra menegaskan bahwa lebih jauh menurut hemat saya, Pancasila telah terbukti sebagai Common Platform Ideologis negara/bangsa Indonesia yang paling "feasible", dan sebab itu lebih "viable" (mampu hidup) bagi kehidupan bangsa hari ini dan masa datang. Sampai saat ini dan juga masa depan, saya belum melihat alternatif Common Platform Ideologis lain yang tidak hanya "akseptable" (pantas diterima) tetapi juga "viable" dalam perjalanan bangsa-negara Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut dalam menghadapi proses globalisasi, selanjutnya beliau menganjurkan agar diadakan "Rejuverasi Pancasila" yaitu meremajakan lagi semangat penghayatan dan pengamalan Pancasila. Pancasila harus dijadikan "Public Discourse " (wacana publik) sebagai tahap awal untuk pengembalian kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka yang dapat dimaknai secara terus-menerus sehingga tetap relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi (termasuk reformasi dan demokratisasi). Secara konstitusional (UUD 1945), negara kesatuan Republik Indonesia tetap konsekuen bahwa Pancasila selalu dijadikan sebagai ideologi dalam kegiatan kenegaraan sekalipun terjadi gelombang dahsyat di era (proses) globalisasi. Hal tersebut sebagaimana dibuktikan oleh MPR dalam mengamandemen UUD 1945, selain tetap mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara kesatuan RI (Pembukaan UUD 1945-paragraf 4) juga dipertegas dengan merumuskannya dalam pasal 36A UUD 1945 yang menyatakan bahwa "lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika " Untuk mencegah supaya bangsa (rakyat) Indonesia tidak terpengaruh oleh ideologi bangsa asing, sebaiknya pihak negara (lembagq-lembaga negara dan aparatur-pejabat negara) melakukan berbagai upaya agar tetap Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa-negara kesatuan RI. Menurut pendapat Prof. Dr. Azyumardi Azra, kini sudah waktunya para elit politik dan pemimpin nasional memberikan perhatian khusus kepada ideologi pemersatu ini jika kita betul-betul peduli pada integrasi negara-bangsa Indonesia. Berdasarkan uraian singkat di atas, jelaslah bahwa kehidupan berbangsa maupun kehidupan bernegara Indonesia berprinsip teguh untuk tidak terpengaruh oleh arus atau proses globalisasi dalam mempertahankan Pancasila sebagai suatu ideologib. Pengaruh Globalisasi Terhadap Politik

Politik bangsa yang di dalamnya terdiri dari susunan masyarakat politik dan insan politik terdapat kerawanan karena imbas dari arus globalisasi yang kian hari semakin menggelora. Globalisasi yang mengarah kepada serba keterbukaan dunia tanpa dinding pembatas yang jelas, memungkinkan pihak asing mempengaruhi suasana politik bangsa lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung, atau pihak lain itu sendiri yang secara disadari maupun tidak

disadari ter- pengaruh oleh perubahan-perubahan atau gejolak poh'ik bangsa asing. Dengan melalui informasi dan tayangan di berbagai media cetak maupun media elektronik yang berkaitan dengan kegiatan politik bangsa asing, bangsa kita sendiri juga kemungkinan dapat terpengaruh untuk mencoba meniru diterapkan di Indonesia. Misalnya keberanian secara terbuka dalam menyampaikan pendapat kepada pemerintah, berpolitik melalui partai politik dan pemilu secara radikal, dan menanggapi berbagai kebijakan politik pemerintah secara anarkis.

^

Gambar 4.3 Contoh Pengaruh Globalisasi terhadap politik

Politik bangsa asing secara garis besar ada yang berlandaskan pada "ideologi liberal" yain politik bangsa yang mengutamakan kebebasan individu dari pada kepentingan umum, dan ad; pula yang mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan individu warga negara \ ani berlandaskan pada "ideologi komunis," sedangkan politik bangsa Indonesia berlandaskai "ideologi Pancasila" yaitu politik bangsa yang memperhatikan hak kebebasan individu tanp. mengenyampingkan kepentingan umum. Sila keempat-Pancasila yaitu "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalai, permusyawaratan/pewakilan", dijadikan landasan idiil dalam kehidupan berpolitik bangs Indonesia. Artinya, bahwa politik bangsa Indonesia harus dipimpin oleh "hikmat kebijaksanaan yaitu suatu kebijaksanaan atas dasar pertimbangan hati yang bersih dan pikiran yang jernih uni u mengambil suatu keputusan. Dalam hal ini kehidupan politik bangsa Indonesia tidak terlalu beba seperti di negara-negara liberal, dan tidak pula terlalu ketat seperti di negara-negara komunis. Oleh karena itu. bangsa Indonesia harus waspada terhadap pengaruh-pengaruh politik bangs asing yang berhaluan liberal maupun komunis, terutama secara kebetulan di Indonesia sedan dalam proses reformasi dan demokratisasi. Jika dalam proses reformasi dan demokratisasi yan belum matang kemudian muncul proses globalisasi dalam kondisi tidak berprinsip teguh kepad "nilai-nilai demokrasi Pancasila", besar kemungkinan mudah merasuknya politik bangsa asin tersebut kepada sela-sela kehidupan politik bangsa Indonesia. Prinsip demokrasi (kedaulatan rakyat) yang menjadi sumber inspirasi bangsa unti. berkiprah dalam kegiatan politik dapat dijadikan alat propaganda bangsa asing untuk dikemudia hari terpengaruh terutama yang berideologi liberal. Apabila sudah terpengaruh, bangsa asin yang berkepentingan berpeluang besar untuk mempengaruhi bidang-bidang lainnya seper budaya, bisnis, dan sebagainya. Dengan demikian, cepat atau lambat akan tercipta suatu demokrasi global yang berbahay bagi kehidupan politik bangsa Indonesia karena sudah meninggalkan prinsip-prinsip (nilai-nila demokrasi Pancasila. Untuk menangkal pengaruh demokrasi global, bangsa Indonesia hari menggunakan hak politiknya yang tidak menyimpan atau bertentangan dengan prinsip-prinsi demokrasi Pancasila. Hak politik warga negara (bangsa) berupa hak berorganisasi da menyampaikan pendapat (pasal 28, ayat (3) UUD 1945), dalam bentuk usulan, kritik, da sebagainya jangan sampai bertentangan dengan prinsip demokrasi Pancasila (khususnya si keempat-Pancasila) atau berakibat kepada demokrasi liberal yang lebih mengutamakan hak-h;

ividu daripada kepentingan bangsa. Untuk itu, dalam rangka mengantisipasi pengaruh demokrasi (politik) global, bangsa anesia juga harus menggunakan hak politiknya yang sesuai dengan peraturan perundangangan seperti undang-undang tentang penyampaian pendapat di muka umum, tentang partai tik, tentang pemilihan umum, dan sebagainya (baca peraturan perundang-undangan ebut). Gelombang globalisasi bukan hanya dapat berpengaruh terhadap kehidupan politik bangsa, pi dapat berpengaruh juga terhadap kehidupan politik negara terutama bersamaan dengan ;es demokratisasi di Indonesia. Dewasa ini, berbagai "issu" (sesuatu dengan sengaja harluaskan) semakin meluas termasuk issu politik dunia seperti issu demokrasi dunia, issu nggaran HAM, (HakAsasi Manusia), isu terorisme, dan isu politik lainnya. Bagi negara (pemerintah) Indonesia terhadap berbagai issu politik dunia tersebut sudah tisipasi oleh berbagai peraturan perundang-undangan. Secara konstitusional (UUD 1945) ih diatur mengenai lembaga-lembaga negara dan pemerintahan, pemilihan umum, cara gambil keputusan, hak politik warga negara, dan sistem politik secara keseluruhan yang iasarkan ideologi Pancasila, Sekarang, tinggal tergantung kepada sikap para pelaku ;garaan Indonesia dalam menghadapi berbagai issu politik dunia yang melakukan ekstra hatiatau sangat waspada dan selektif. Termasuk di dalamnya mengenai pembuatan dan ksanaan berbagai perjanjian kerja sama dengan bangsa-bangsa lain yang benar-benar terlukan kecermatan.Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekonomi

Dewasa ini, liberalisasi ekonomi terasa semakin global terutama yang dipicu oleh sektor lomi industri dan perdagangan bebas sehingga terciptanya pasar bebas. Bagi negara industri i dengan teknologi canggihnya, dan negara-negara "kaya dengan investasinya memiliki ang besar untuk mampu bersaing di berbagai negara terutama di negara-negara berkembang, ik menjual hasil-hasil produksinya, para pengusaha besar melakukan perdagangan bebas ke agai manca negara sebagai pasar untuk meraih keuntungan sebesart-besarnya. Di balik itu semua, bagi negara-negara yang tergolong miskin atau sedang berkembang si semacam itu {globalisasi-liberalisasi ekonomi) sungguh sangat mengkhawatirkan atau sahkan. Kekhawatiran tersebut dapat berupa: nemaksakan diri ikut bersaing dengan mereka, akut hanya dijadikan objek bisnis mereka, lapat terjadi pemerasan tenaga kerja, dan ikut dilakukan eksploitasi sumber daya alam. Cekhawatiran-kekhawatiran tersebut lebih diperburuk lagi dengan semakin gencarnya iganda globalisasi bidang ekonomi (liberalisasi ekonomi dan perdagangan pasar bebas) di sisi, dan disisi lain ditambah lagi dengan lemahnya ekonomi rakyat dan ketidakberadayaan it untuk memperoleh pekerjaan (banyaknya angka pengangguran), lamun demikian kecenderungan bangsa semacam itu dapat diperkecil dengan berbagai i pemerintah yang tergolong negara miskin atau sedang berkembang termasuk Indonesia sa ini. Upaya dimaksud antara lain dengan membuat kebijakan-kebijakan perekonomian dan mengadakan hubungan-hubungan kerjasama dengan bangsa lain di bidang ekonomi berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi-organisasi internsional khususnya yang bungan dengan perekonomian. /IF (International Monetery Fund) pernah menawarkan suatu paket kebijakan perekonomian berstandar internasional, yaitu :

1) Mengembalikan mekanisme pasar bebas sebagai penentu pembentukan harga barang dan jasa, dan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber ekonomi ke tingkat yang optimal, atau disebut allocative efficiency. 2) Swastanisasi seluas-luasnya dalam ekonomi, ini berarti penguasaan pemerintah dalam aset ekonomi dan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi termasuk pembangunan prasarana publik akan diminimkan. 3) Pelaksanaan kebijakan moneter dan fiskal yang kontraktif dengan tujuan meningkatnya inflasi. Kebijakan moneter yang kontraktif berbentuk pengetatan kredit dan pengenaan tingkat bunga yang relatif tinggi sebagai akibat liberalisasi keuangan. Kebijakan fiskal yang kontraktif mengambil bentuk pengurangan atau penghapusan subsidi. 4) Segala bentuk proteksi dihapuskan dan liberalisasi impor dilaksanakan demi menimbulkan daya saing dan efisien unit-unit ekonomi domestik. Liberalisasi impor dilakukakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Putaran Uruguay (mengenaiperdagangan bebas). 5) Butir-butir lain, yang sudah lama direkomendasikan oleh orang Indonesia sendiri, seperti pembubaran BPPC (Badan Penyangga Pemasaran Cengkih), penghapusan.larangan membeli dan penghapusan monopoli BULOG (Badan Urusan Logistik) dalam komoditi-komoditi tertentu, penghapusan paksaan kepada petani untuk menanam tebu, pencabutan fasilitas pajak maupun jaminan kredit untuk proyek mobilisasi nasional dan penghapusan dukungan pemerintah untuk proyek IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Disamping itu, kita tahu bahwa pada mulanya konsep Adam Smith (fdusuf dari ekonom Skotlandia) mer.geuai kapitalisme dan perdagangan bebas bertujuan bukan hanya untuk orangorang yang memiliki modal kuat (kapitalis) melainkan juga untuk kepentingan semua orang. Supaya mampu bersaing di pasar bebas, bagi para pemilik modal harus mampu menekan biaya produksi yang dibarengi dengan harga jual rendah dengan demikian hasil produknya akan lebih banyak terjual 'di pasar dunia. Dalam kenyataannya, Gambar 4.4 Contoh Pengaruh globalisasi bidang ekonomi' idealisme ^dam Smith tidak tercapai terbukti dengan kapitalisme itu hanya menyuburkan para pemilik modal (pengusaha) besar, sedangkan bagi para pengusaha menengah ke bawah tidak berdaya lagi untuk berasaing sehingga tidak sedikit yang gulung tikar. Bukan hanya itu, bahkan bagi para buruh (pekerja) kecil tidak ubahnya bagaikan robot yang tidak boleh banyak menuntut dan bagaikan sapi perah yang tidak pernah menikmati segarnya air susu. Hal itu harus disikapi secara bijaksana oleh pemerintah (negara) Indonesia dalam rangka penyesuaian diri dengan proses globalisasi di bidang ekonomi. Sebab apabila segala sesuatu yang datangnya dari luar itu secara langsung diterima sepenuhnya dan tergesa-gesa khawatir dapat merugikan kepentingan bangsa dan negara Indonesia sendiri, terutama jika Indonesia belum siap segalanya.

Hal lain yang harus diwaspadai adalah pengaruh pasar bebas (yang melahirkan kelompok kapitalis) terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang secara konstitusional (UUD 1945) berdasar atas "asas kekeluargaan", dan diselenggarakan berdasar atas "demokrasi ekonomi" dengan berpegang teguh kepada "prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional" (bacapasal 33 ayat 1 dan ayat 4). Dengan demikian jelaslah bahwa semestinya paham kapitalis (maupun komunisme) tidak dapat mempengaruhi sistem perekonomian nasional Indonesia. Namun demikian, Indonesia tidak boleh lengah dengan kemungkinan besar arus gelombang globalisasi kapitalisme semakin kuat dan meluas yang dapat menembus ke seluruh belahan dunia termasuk Indonesia.d. Pengaruh Globalisasi Terhadap Sosial Budaya

Sosial budaya dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan masyarakat seperti kebiasaan (budaya) makanan, pakaian, pekerjaan, hiburan, bahasa, dan sebagainya. Sesuatu yang telah membudaya dalam kehidupan masyarakat akan melekat kuat karena berlangsung lama secara berturun-temurun. Namun demikian, pada suatu saat hal tersebut dapat terjadi adanya suatu perubahan atau perkembangan tertentu karena berbagai faktor terutama faktor pengaruh yang datangnya dari luar diri seseorang atau diluar masyarakat itu sendiri. Proses globalisasi yang sulit untuk dihindari itu merupakan faktor penentu atas terjadinya berbagai perubahan di bidang sosial budaya yang dipercepat dengan lengkapnya fasilitas teknologi informasi, komunikasi dan transportasi. Melalui berbagai sarana media massa (media cetak maupun media elektronik) masyarakat memperoleh banyak informasi atau tayangan yang cenderung untuk meniru/mencobanya. Sekian banyak orang mencoba (mengikuti) apa yang diterima dari informasi atau tayangan global, berimbas kepada anggota masyarakat lainnya sehingga semakin banyak orang yang terkena pengaruh. Dari sejumlah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa, yang mudah dan cepat melekat adalah pengaruh terhadap sosial budaya bangsa. Hal tersebut dapat dimengerti, karena dengan melalui interaksi (pergaulan) dan mencari kepuasan, mereka mudah untuk saling mempengaruhi terutama mengenai hal-hal yang baru ada dan dapat menyenangkan. Misalnya pengaruh : 1) Budaya makanan, dengan melalui globalisasi produk makanan tradisional seperti yang semula tidak mengenal Mc. Donald dan KFC (Kentucky Fried Chicken) akhirnya mereka menjadi konsumen produk makanan tersebut. 2) Budaya pakaian, dengan cara mengenal produk atau jenis kain dan model pakaian global, seperti yang dijual di berbagai toko swalayan dan dicontohkan di berbagai media massa masyarakat membeli dan memakainya. 3) Budaya pekerjaan, dengan meluasnya berbagai alat produksi global di satu sisi berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produk, tetapi di sisi lain disamping berpengaruh atas perampungan tenaga kerja juga berpengaruh atas perlunya keahlian tertentu dan kedisiplinan, seperti karena perusahaan multibasional biasanya bukan hanya memberdayakan tenaga kerja ahli dari satu negara saja. 4) Budaya hiburan, dengan berbagai macam jenis hiburan secara global dapat berpengaruh terhadap keanekaragaman hiburan lokal maupun tradisional, seperti semakin banyaknya penggemar musik-musik barat dan berbagai arena dan jenis hiburan yang bersumber dari negara-bangsa asing. 5) Budaya bahasa, dengan semakin menghangatnya proses globalisasi yang dipelopori oleh

bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa internasional khususnya bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional akhirnya menjadi suatu kebutuhan berbagai bangsa termasuk Indonesia, seperti diselenggarakan program English Day, kursus atau privat bahasa Inggris, dan sebagainya. 6) Budaya pergaulan, dengan semakin menguatnya berbagai pengaruh globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan semakin besar pula pengaruhnya terhadap pola pergaulan bangsa atau masyarakat yang dapat merusak keimanan seseorang dan moral bangsa, misalnya pergaulan bebas dan pergaulan yang meninggalkan tatanan nila-nilai moral (akhlak mulia). Atas berbagai pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya seperti disebutkan di atas, secara preventif (pencegahan) kita sebagai bangsa Indonesia yang beradab harus selalu waspada atas segala pengaruh yang dapat merusak tatanan sosial budaya yang sudah terpelihara sejak dahulu kala. Kita harus maju secara modern seirama dengan perkembangan proses globalisasi, tetapi jangan sampai terkondisikan oleh proses globalisasi-modernisasi yang berdampak (pengaruhi negatif. Sehubungan hal tersebut, secara konstitusional (UUD 1945) bahwa negara/pemerintah tetap mempertahankan nilai-nilai sosial budaya nasional dan menghormati identitas budaya dan hak masyarakat tradisional yang berada di tengah-tengah proses globalisasi-modernisasi (baca pasal 289 ayat (3) dan pasal 32 ayat (1-2) UUD 1945!)e. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pertahanan dan Keamanan-Ketertiban

Sisi lain yang harus diwaspadai di era globalisasi sekarang ini adalah suatu situasi dan kondisi (sikon) yang mempengaruhi pertahanan dan keamanan (Hankam). Kita semua tidak boleh lengah dari kemungkinan-kemungkinan atas dampak proses globalisasi yang dapat mengancam stabilitas Hankam, baik Hankam Negara (Hankamneg) maupun Hankam Nasional (Hankamnasj. Menurut ketentuan pasal 1 UU No. 1/2002 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) bahwa: 1) "Pertahanan Negara" adalah "Segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan'. " "Sistem Pertahanan Negara" adalah "Sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman. "

2)

Sedangkan mengenai "Keamanan dan Ketertiban masyarakat, " menurut ketentuan pasal 1 UU No. 2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah "suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. " Mengenai Hankam tersebut bukan hanya merupakan tugas aparat negara (TNI untuk pertahanan dan POLRI untuk keamanan), melainkan juga merupakan tugas semua rakyat Indonesia (To Total Defence and Security Concept). Kewaspadaan kita terhadap berbagai

nungkinan terjadinya suatu ancaman Hankam akibat gencarnya proses globalisasi, harus selalu i tingkatkan. Karena dengan kemajuan berbagai macam teknologi Canggih termasuk teknologi jata perang dan menyelimutnya berbagai macam kriminalitas (kejahatan) yang sumbernya i luar dapat mengancam stabilitas Hankam Negara Kesatuan. Khusus mengenai pengaruh globalisasi terhadap keamanan dan ketertiban, dewasa ini sudah iyak cara-cara untuk melakukan kejahatan (modus overandi) yang menirupelaku kriminal lgsa asing. Tidak sedikit prilaku kejahatan dengan menggunakan senjata api, terang-terangan igat sadis, dan cara-cara serta jenis kejahatan lainnya yang bukan hanya sekedar menakutkan lainkan j u g a sangat mengganggu keamanan dan meresahkan masyarakat. Lebih dari sekedar itu, dengan terlalu banyak bangsa asing yang melakukan berbagai aktifitas suatu bangsa atau negara (termasuk Indonesia), tidak tertutup kemungkinan mereka mpengaruhi warga bangsa setempat sehinggga bergabung melakukan suatu kejahatan maupun anggaran tertentu. Misalnya berupa:kasus pemalsuan uang.

perjudian secara bebas, narkotika dan obat terlarang (narkoba), tindakan provokasi (mengadudomba), dan bentuk sindikat (gabungan) kejahatan lainnya secara profesional.

yang lazimnya memiliki jaringan-jaringan

Kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi "pertahanan negara kesatuan RI" sebagai mpak dari proses globalisasi, dapat berupa: ancaman terhadap tegaknya kedaulatan negara, ancaman terhadap keutuhan wilayah negara kesatuan RI, dan ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Secara konstitsional, atas berbagai kemungkinan terjadinya pengaruh akibat proses Dbalisasi, UUD 1945 telah mengamanatkan kepada kita untuk berperan aktif dalam upaya smbela negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara kesatuan RI. Hal tersebut bagaimana ditentukan dalam UUD 1945: Pasal 27 ayat (3) menegaskan bahwa "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. " Pasal 30 ayat (1) menegaskan bahwa" "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. " Pasal 30 ayat (2) menegaskan bahwa "Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. " Dengan melalui pelaksanaan ketentuan tersebut secara konsekuen dapat mencegah dan enyelesaikan masalah Hankam akibat pengaruh globalisasi. Kerjasama y a n g baik antara pihak at negara dengan pihak seluruh rakyat Indonesia dalam upaya menegakkan Hankam benar:nar menjadi suatu kekuatan yang tangguh. Demikianlah yang dimaksud dengan usaha Hankam .gara y a n g dilaksanakan dengan "Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta" ishankamrata) dimana TNI dan POLRI merupakan "Kekuatan Utama ", dan rakyat merupakan kekuatan Pendukung."

y Contoh Pengaruh Negara Lain yang dirasakan oleh Bangsa Indonesia" Disadari ataupun tidak disadari dan langsung ataupun tidak langsung proses globalisasi-

yang terus bergulir, pengaruhnya terus menembus ke seiumh penjuru nusantara Indonesia, sebagaimana telah diungkapkan di atas bahwa pengaruh globalisasi itu ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif, sehingga dengan demikian bagi segenap bangsa Indonesia khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia khususnya genrasi muda sebagai penerus bangsa hendaknya disamping harus pandai memanfaatkan peluang juga harus Cermat memilih dan memilah berbagai dampak tersebut Modernisasi melalui globalisasi adalah baik, tetapi jangan sampai kehilangan identitas {jati dih) bangsa Indonesia sendiri yang nilai-nilainya sudah berakar kuat dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian jelaslah bahwa proses globalisasi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi itu jangan dijadikan sebagai semata yang merisaukan atau sebagai suatu masalah besar, melainkan harus dijadikan sebagai "suatu tantangan" bagi bangsa dan negara Indonesia. Hal tersebut sebagaimana diamandemenkan oleh MPR dalam ketetapannya yaitu Tap MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan (Tap MPR ini masih berlaku) Bab III mengenai Tantangan Menjelang Tahun 2020, yakni tantangan ketujuh-globalisasi baihwa: , "Tantangan menghadapi globalisasi adalah mempertahankan eksistensi dan integritas bangsa dan negara serta memanfaatkan peluang untuk kemajuan bangsa dan negara. Untuk menghadapi globalisasi diperlukan kemampuan daya manusia dan kelembagaan, baik sektor negara, maupun sektor swasta". Berdasarkan isi Tap MPR tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dari bangsa dan negara lain yang negatif maupun yang positif, bangsa dan negara Indonesia harus: a. tetap mempertahankan eksistensi {keberadaan) bangsa dan negara Indonesia, b. tetap mempertahankan integritas (persatuan) bangsa dan negara Indonesia, dan C. mampu memanfaatkan peluang untuk bersaing demi kemajuan bangsa dan negara tndonesia. Dalam rangka itulah bangsa dan negara Indonesia harus memiliki Sumber Daya Manusia {SDM) yang handal berupa Iman dan Takwa (Imtak), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta percaya diri berikut keterampilannya. SDM tersebut bukan hanya dimiliki oleh perorangan melainkan juga harus dimiliki oleh setiap orgaisasi kenegaraan dan organisasi lainnya seperti organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi sosial politik, organisasi perusahaan, dan organisasi serta kelembagaan lainnya. Pertanyaannya, sudah terasakah pengaruhnya? dan berikan contoh pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang dirasakan oleh bangsa mapun negara Indonesia ?

W''

mi.

m...

m

.

'>

-

SIKAP T E R H A D A P PENGARUH DAN IMPLIKASI GLOBALISASI T E R H A D A P BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

^MJt

V.T.

i;r.

Kompetensi Dasar:Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia

Indikator:

1, Menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi 2. Menunjukkan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi J

^ Menentukan Posisi Terhadap Implikasi GlobalisasiMenentukan kenyataan sekarang dapat dikatakan bahwa hampir semua bangsa dan negara secara disadari aitau tidak disadari, secara langsung atau tidak langsung, secara cepat atau lambat, dan secara menyeluruh atau sebgaian masyarakatnya terjadi adanya suatu "implikasi" (keterlibatan) dalam proses globalisasi. Situasi dan kondisi yang demikian itu tidak mungkin dapat dihindari lagi karena seakan-akan dunia ini menjadi terbuka tanpa dinding pemisah terutama melalui berbagai macam teknologi Canggih seperti telekomunikasi, transportasi dan internet yang menjadikan satu bangsa dan negara dengan yang lainnya semakin dekat. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya pengaruh dan berbagai dampak positif maupun yang negatif sangat besar bagi setiap bangsa dan negara terutama yang dirasakan oleh bangsa dan negara Indonesia. Dengan terjadinya suatu pengaruh dan berbagai dampak tersebut berarti senang atau tidak senang (mau atau tidak mau) bagi masing-masing bangsa dan negara terjadi pula suatu implikasi, baik implikasi secara langsung maupun implikasi secara tidak langsung. a. Implikasi globalisasi Proses globalisasi yang dari hari ke hari semakin terasa pengaruh dan dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara di satu sisi harus diterima sebagai sesuatu yang dapat bermanfaat tetapi di sisi lain harus diantisipasi sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan madarat (bahaya). Untuk dapat mengambil manfaat dan membuang madarat dari proses globalisasi, harus mengetahui perkembangan globalisasi dan untuk mengetahui perkembangan globalisasi harus ada implikasi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, implikasi dalam proses globalisasi merupakan suatu keharusan, jangan sampai terjebak dengan hal-hal yang madarat dan tidak mampu mengambil manfaat akibat tidak tahu dan tidak terlibat dalam proses globalisasi. Dalam hal ini, implikasi globalisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi implikasi langsung dan implikasi tidak langsung. 1) Implikasi langsung dalam proses globalisasi Suatu langkah yang terbaik dalam rangka pemanfaatan dan pengantisipasian proses globalisasi adalah melalui implikasi secara langsung terutama yang harus dilakukan oleh negara dan pemerintah pusat maupun daerah, dan dilakukan pula oleh lembaga negara, non kenegaraan serta masyarakat luas yang memiliki kewarganegaraan dan kemampuan dalam proses globalisasi. Negara (pemerintah) merupakan suatu organisasi yang memiliki kekuasaan strategis untuk membuat dan melaksanakan kebijakan politik, dalam hal ini yang berhubungan dengan urusan luar negeri-globalisasi. Artinya bahwa negara (pemerintah) harus terlibat dan sekaligus memiliki tanggung jawab secara langsung dalam menentukan suatu kebijakan politik dengan negara lain, terutama dalam mengadakan perjanjian-kerjasama internasional yang berpengaruh atas proses dan dampak globalisasi. Adapun yang dimaksud dengan negara (pemerintah) dan pihak lainnya yang harus melakukan implikasi langsung adalah :

a) DPR (Dewan Pewakilan Rakyat), bersama Presiden dalam membuat perjanjian - perjanj dengan negara lain. Undang - undang dan perjanjian - perjanjian yang berkaitan den^ dunia intenasional sebagai implikasi globalisasi langsung yang harus dilakukan oleh DI dan Presiden secara bijaksana, jangan sampai merugikan bangsa dab negara kesatuan RI. b) Presiden, dalam membuat Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang), (Peraturan Pemerintah), Perpes (Peraturan Presiden) dan kebijakan-kebijakan ya berkaitan dengan dunia intenasional sebagai implikasi globalisasi secara langsung hai berorientasi kepada kepentingan bangsa dan negara RI. c) Presiden, dalam melaksanakan Undang-undang dan amanat rakyat sebagai implik; globalisasi secara langsung harus cermat, jangan sampai merusak masa depan bangsa d negara kesatuan RI, d) Pejabat Penegak Hukum, seperti aparat kepolisian, kejaksaan dan hakim dalam hal ini ya menangani kasus akibat (dampak) negatif dari proses globalisasi harus benar-benar berpili pada kebenaran dan keadilan seperti kasus dampak negatif dari penyalahgunaan teknoli canggih, menggunakan ideologi di luar Pancasila, dan sebagainya. e) Organisasi (Lembaga) non kenegaraan-pemerintah, seperti organisasi sosial polii (orsospol), organisasi kemasyarakatan (ormas), organisasi perusahaan, dan sebagainya ya kegiatannya berhubungan langsung dengan proses globalisasi harus waspada terhad kemungkinan-kemungkinan masuknya dampak negatif. f) Individu warga negara RI, yang melakukan aktifitas berhubungan dengan proses globalisc secara langsung seperti pelajar ndcnesia yang menuntut ilmu atau bertugas di negara asil jangan sampai membawa hal-hal negatif yang diterapkan di Indonesia.T

g) Individu warga negara asing, yang masuk atau berada di Indonesia harus diwaspadai (buh fitnah) jangan sampai r. ?nyebarkan hal-hal negatif yang dapat mempengaruh' nilai-nil budaya, sikap dan perilaku (ahklakmoral) bangsa Indonesia. Itulah beberapa contoh para pihak yang terlibat (implikasi) langsung dalam prose globalisasi yang harus pandai memanfaatkan peluang baik, dan sebaliknya jangan samp menimbulkan dampak negatif yang dapat merusak tatanan kenegaraan - pemerintah maupi tatanan sosial budaya Indonesia. 2) Implikasi tidak langsung dalam proses globalisasi Yang dimaksud dengan implikasi tidak langsung dalam proses globalisasi adalah keterlibat; para pihak secara tidak langsung dalam proses globalisasi, mereka tidak ikut menentuk; kebijakan atau memberi pengaruh secara langsung, melainkan hanya sebagai konsumen yai menikmati atau terkena dampak negatif akibat proses globalisasi. Dengan demikian dap dikatakan bahwa para pihak yang telibat secara tida langsung dalam proses globalisasi adai; warga masyarakat (bangsa) sebagai pemakai atau konsumen hasil proses globalisasi. Dikatakan demikian bahwa mereka terlibat (implikasi), karena tanpa warga -masyarak (bangsa) suatu proses globalisasi tidak mungkin dapat berlangasung atau terwujud. Oleh karei itu, bagi para pihak yang terlibat langsung dalam membuat keputusan berbagai, bidang yar berkenaan dengan proses globalisasi, jangan sampai menimbulkan, dampak negatif baj kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.b. Menentukan posisi yang tepat

Di alam yang dalam kehidupan di berbagai bidang serba global seperti sekarang ini, bangsa dan negara berbagai belahan dunia ada yang sudah siap dan ada pula yang nampaknya belum siap menghadapi perubahan - perubahan akibat proses globalisasi. Bagi bangsa dan negai

ap mental dan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk sementara waktu sekarang. Sikap mental manusia Indonesia banyak yang belum siap menerima proses globalisasi secara at seperti kurang peduli terhadap berbagai perkembangan (modernisasi), lebih senang kepada -hal yang bersifat tradisional, tidak selektif terhadap pengaruh dan dampak globalisasi, terlalu Jt terhadap hal-hal baru, dan sebagainya. Sikap mental seperti ini bukan hanya terdapat di syarakat pedesaan (terpencil) melainkan juga di kota-kota besar terutama bagi mereka yang ;kat pendidikannya rendah, mereka tergolong masyarakat awam atau mereka yang ehariannya hidup terlalu bebas (asal senang) sehingga tidak selektif terhadap pengaruhDalisasi.

Ketidaksiapan lain atau belum siapnya menerima proses globalisasi di Indonesia adalah ma SDM yang belum merata dan belum berkualitas tinggi, baik SDM berupa iptek (ilmu getahuan dan teknologi) termasuk keterampilan maupun imtak (iman dan takwa) termasuk alitas atau akhlak mulia. Tidak sedikit orang Indonesia yang menguasai iptek dan igamalkan imtak, tetapi lebih banyak lagi yang tidak tahu apa sebenarnya iptek itu dan yang ya hapal di bibir saja tentang imtak. Jika seperti ini terjadi, mustahil proses globalisasi akan yak dirasakan manfaatnya. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam rangka menerima proses globalisasi, yaitu sisi wilayah Indonesia " yang di satu sisi dapat menguntungkan dan di sisi lain dapat pula jadi rawan di berbagai segi akibat keluar-masuknya bangsa asing. Kemungkinanungkinan tersebut dapat terjadi karena Indonesia adalah negara kepulauan dan posisinya da di antara dua benua dan dua samudera vang sering disebut dengan istilah "posisi ig". Bukan itu saja, Indonesia juga memiliki kekayaan atau Sumber Daya Alam (SDA) yang ip melimpah dan kemampuan penduduk yang potensial jika dikembangkan. Kesemuanya ini it merangsang bangsa asing untuk melakukan aktifitas di Indonesia jika didukung oleh sistem kondisi keamanan, politik, dan prosedural administrasi y a n g kondusif sehingga proses alisasi akan cepat masuk ke wilayah nusantara Indonesia. Dalam keadaan posisi geografis Indonesia yang strategis tersebut dan dalam rangka hadapi berbagai dampak positif maupun negatif, bangsa dan negara kesatuan RI harus ipu "memposisikan diri secara tepat" di tengah-tengah proses globalisasi. Ketepatan .posisikan diri, dimaksudkan .agar bangsa dan negara kesatuan RI di satu sisi mampu anfaatkan peluang untuk meraih berbagai prestasi dan di sisi lain mampu menghindari atau ak-tidaknya dapat mengurangi berbagai pengaruh dan dampak yang negatif. Untuk itu, lukan strategi penempatan posisi yang tepat melalui "cara menentukan posisi terhadap kasi globalisasi", yaitu :r

ang dilakukan oleh negara- pemerintah, antara lain : ) menempatkan pejabat dan aparat negara-pemerintah yang profesional, i) menciptakan situasi dan kondisi politik dan keamanan yang kendusif, ) cermat dalam membuat kebijakan khususnya yang berhubungan dengan negara lain, ) berhati-hati dalam menyikapi setiap hal-hal baru yang datang dari negara lain, ) menegakkan hukum dan keadilan terutama menindak kejahatan akibat globalisasi, menentukan program (langkah) yang matang untuk menghadapi globalisasi, dan ) mempersiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk memperlancar proses globalisasi. ang dilakukan oleh masyarakat dan bangsa, antara lain: i jangan terlalu takut dan berprasangka buruk terhadap proses globalisasi, I menyambut baik (positif) terhadap arus globalisasi yang bermanfaat, selektif dalam menerima berbagai hal yang berhubungan denganglobalisasi,

d) menciptakan suasana yang ramah dan aman terhadap bangsa asing yang beritikad baik, e) mempertahankan nilai, budaya dan norma-norma masyarakat yang baik, f) jangan mudah terpengaruh nilai, budaya dan norma-norma bangsa asing yang tidak cocok di Indonesia, g) pandai memanfaatkan peluang, sehingga dengan melalui globalisasi menjadi berprestasi, dan h) meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. Itulah beberapa cara yang harus dilakukan oleh bangsa dan negara-pemerintah Indonesia dalam rangka menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi yang tidak mungkin dapat menolaknya. Dengan demikian bangsa dan negara kesatuan RI mampu menempatkan posisi yang layak dan tidak dijajah atau tidak diperbudak oleh bangsa dan negara asing. Bangsa Indonesia harus mempertahankan prinsip, yaitu bangsa yang memiliki harkat, martabat dan peluang serta kemampuan yang sama dengan bangsa-bangsa lain bahkan mau menjadi bangsa dan negara yang maju tanpa kehilangan jati diri bangsa dan negara kesatuan RI.

r\ Menunjukkan Sikap Selektif Terhadap Pengaruh GlobalisasiSebagaimana telah diungkapkan dalam uraian yang lalu bahwa pengaruh globalisasi itu ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif bagi masyarakat, bangsa maupun negara kesatuan RI. Disadari ataupun tidak disadari bahwa pengaruh yang memberikan dampak positif maupun negatif terus merasuk ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kesatuan RI. Sesuatu hal yang sangat membahayakan adalah tidak disadarinya atas pengaruh yang berdampak negatif karena semata-mata terperd;.ya ulen kesenangan, kemewahan dan kepuasan atau karena ikut-ikutan belaka tanpa berfikir jauh ke depan atas dampak negatif yang dapat menimpa generasi penerus bangsa. Suatu kenyataan yang sulit dihindari bahwa secara sosiologis maupun secara psikologis, lingkungan atau pergaulan, dan suatu kebiasaan yang turun-menurun serta denga datangnya halhal baru yang menyenangkan semua itu sangat mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang, kelompok masyarakat bahkan bangsa secara keseluruhan. Pengaruh yang disengaja ditularkan kepada pihak lain (individu atau kelompok) secara positif akan membentuk seseorang atau kelompok orang yang bermanfaat, sebaliknya jika penularannya itu secara negatif akan membentuk mereka menjadi rusak. Oleh karena itu, sehubungan dengan pengaruh-pengaruh dari proses globalisasi bagi yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi atau terkena pengaruh bangsa asing harus selalu "bersikap selektif", yaitu pandai memilah dan memilih hal yang baik, benar dan bermanfaat. Dengan sendirinya berarti mampu menghindari bahkan membenci hal-hal yang buruk, salah dan tidak bermanfaat bahkan hal-hal yang dapat merugikan bagi individu, masyarakat, bangsa dan negara kesatuan RI. Sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi tersebut harus ditunjukkan oleh pihak negara-pemerintah maupun oleh masyarakat-bangsa Indonesia.a. Sikap selektif yang dilakukan oleh negara-pemerintah Indonesia

"Menunjukkan sikap selektif tersebut mengandung arti bahwa sikap selektif dimaksud harus disertai dengan adanya prilaku atau tindakan nyata dalam menerima atau menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan pengaruh globalisasi, baik yang dilakukan oleh negara-pemerintah maupun oleh masyarakat-bangsa. Negara-pemerintah yang menduduki posisi strategis memiliki kekuasaan atau peranan utama dalam bersikap dan berprilaku atas pengaruh-pengaruh globalisasi melalui berbagai kebijakan dan pelaksanaan. Adapun "langkah-langkah" untuk menunjukkan sikap positif terhadap pengaruh globalisasi yang harus dilakukan oleh negara-pemerintah Indonesia, antara lain: